Otitis Media Supuratif Akut

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otitis media supuratif akut (OMSA) adalah infeksi akut telinga tengah dalam waktu yang singkat. Otitis media (OM) ini merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai di seluruh dunia dengan angka kejadian yang bervariasi pada tiap- tiap negara. (Canter RJ) Otitis Media berdasarkan durasi penyakitnya dibagi atas akut (< 3minggu), subakut (3-12 minggu) dan kronis (>12 minggu). (Healy GB). Otitis media berdasarkan gejala klinisnya dibedakan atas 4 kelompok yaitu miringitis, otitis media supuratif akut (OMSA), otitis media sekretori (OMS) dan otitis media supuratif kronis (OMSK). (Canter RJ) Pada referat ini akan dibicarakan terapi otitis media supuratif akut. 1 Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukusa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah melalui tuba eustachius. Sebagai mana halnya dengan infeksi saluran napas atas (ISPA), otitis media juga merupakan sebuah penyakit

Transcript of Otitis Media Supuratif Akut

Page 1: Otitis Media Supuratif Akut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Otitis media supuratif akut (OMSA) adalah infeksi akut telinga

tengah dalam waktu yang singkat. Otitis media (OM) ini merupakan salah

satu penyakit yang sering dijumpai di seluruh dunia dengan angka kejadian

yang bervariasi pada tiap-tiap negara. (Canter RJ) Otitis Media berdasarkan

durasi penyakitnya dibagi atas akut (< 3minggu), subakut (3-12 minggu)

dan kronis (>12 minggu). (Healy GB). Otitis media berdasarkan gejala

klinisnya dibedakan atas 4 kelompok yaitu miringitis, otitis media supuratif

akut (OMSA), otitis media sekretori (OMS) dan otitis media supuratif

kronis (OMSK). (Canter RJ) Pada referat ini akan dibicarakan terapi otitis

media supuratif akut.1

Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukusa telinga

tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media

sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan

atau pilek yang menyebar ke telinga tengah melalui tuba eustachius. Sebagai

mana halnya dengan infeksi saluran napas atas (ISPA), otitis media juga

merupakan sebuah penyakit langganan anak-anak. Di Amerika Serikat,

diperkirakan sekitar 75% anak mengalami setidaknya satu episode otitis

media sebelum usia tiga tahun dan hamper dari setengah mereka mengalami

tiga kali atau lebih. Di Inggris, setidaknya 25% anak mengalami minimal

satu episode sebelum usia sepuluh tahun. Di negara tersebut otitis media

paling sering terjadi pada usia 3-6 tahun.2

Otitis media supuratif akut (OMSA) banyak terjadi pada anak karena

sumber infeksi dari tenggorok atau pilek yang terjadi terus menerus.

Penyebab (OMSA) dapat berupa virus atau bakteri. Pada 25% pasien, tidak

ditemukan mikroorganisme penyebabnya. Virus ditemukan pada 25% kasus

dan kadang menginfeksi telinga tengah bersama bakteri. Bakteri penyebab

OMSA tersering adalah Streptokokus pneumonia, diikuti oleh Haemopilus

influenzae dan Morexella Cattarhalis. Yang perlu diingat pada OMSA,

Page 2: Otitis Media Supuratif Akut

walaupun sebagian besar disebabkan oleh bakteri, hanya sedikit kasus yang

membutuhkan antibiotik. Hal ini dimungkinkan tanpa antibiotikpun saluran

Eustachius akan terbuka kembali sehingga bakteri akan tersingkir bersama

aliran lender.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan Umum : Memberikan gambaran umum tentang OMSA,

penyebab, diagnosa, terapi dan komplikasi dari Otitis

Media Supuratif Akut. Sehingga dapat dilakukan

tindakan pertolongan yang tepat oleh tenaga medis

untuk mencegah timbulnya komplikasi yang tidak

diinginkan.

Tujuan Khusus : Memberikan gambaran karakteristik OMSA bagi

mahasiswa kedokteran sebagai bahan studi untuk

meningkatkan pengetahuan dan penatalaksanaan

kesehatan terhadap OMSA.

Page 3: Otitis Media Supuratif Akut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Otitis media supuratif akut (OMSA) adalah infeksi akut telinga

tengah dalam waktu yang singkat yang berlangsung selama 3 minggu atau

kurang karena infeksi bakteri piogenik dan mengeluarkan nanah. Bakteri

piogenik sebagai penyebabnya yang tersering yaitu Streptokokus

hemolitikus, Stafilokokus aureus, dan Pneumokokus. Kadang-kadang

bakteri penyebabnya yaitu Hemofilus influenza, Escheria colli,

Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris, Pseudomonas aerugenosa.

Hemofilus influenza merupakan bakteri yang paling sering kita temukan

pada pasien anak berumur di bawah 5 tahun.1,2,4

2.2 Anatomi Telinga

Gambar 2.1 Anatomi Telinga5

Page 4: Otitis Media Supuratif Akut

Telinga terdiri dari bagian luar, tengah dan dalam. Telinga bagian luar

terdiri dari aurikula, meatus acusticus externus dan dan membran timpani

bagian luar. Telinga tengah terdiri dari membran timpani bagian dalam,

cavitas timpani yang berisi ossicula auditiva, muskulus, cellulae mastoid;

aditus ad antrum dan tuba auditiva. Telinga dalam terdiri dari labirintus

osseus dan labirintus membranaceus. Labirintus osseus yaitu koklea dan

labirintus membranacea terbagi menjadi labirintus vestibularis (sakulus,

utrikilus, canalis semisirkularis), duktus koklearis (skala vestibule, skala

media, skala timpani), sakus duktus endolimpatikus.1,3,4,10

A. Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai

membran timpani. Daun telinga terdiri dari daun telinga dan liang

telinga sampai membran timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan

elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang

rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam

rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 ± 3 cm.

Pada sepertiga bagian luar kulit telinga terdapat banyak kelenjar

serumen dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh liang

telinga.Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar

serumen.

B. Telinga Tengah (Moore, 1989)

Telinga tengah terdiri dari membrane timpani bagian dalam, cavitas

timpani yang berisi ossikula auditiva, muskulus, celulae mastoid; aditus

ad antrum dan tuba auditiva, telinga tengah berbentuk kubus, dengan:

- Batas luar : membran timpani.

- Batas depan : tuba eustachius

- Batas bawah : vena jugularis

- Batas belakang : aditus ad antrum

- Batas atas : tegmen tympani (meningen/otak).

- Batas dalam : berturut-turut dari atas kebawah (kanalis

semisirkularis horizontal, kanalis fasialis, oval

window dan antrum promontorium.

Page 5: Otitis Media Supuratif Akut

Cavitas tympani berisi osikula auditiva, muskulus, celulae mastoid;

aditus ad antrum dan tuba auditiva.

1. Osikula auditiva

2. Berfungsi untuk menghantarkan suara dari udara ke koklea

Terdiri dari maleus, incus dan stapes

3. Muskulus

Terdiri dari m. tensor tympani dan m. stapedius, diinervasi oleh N.

facialis dan N. trigeminus dimana berfungsi untuk membatasi gerak

dari tulang auditiva.

Perlekatan dari m. tensor tympani dan pars ossea tuba auditiva

menuju kolum mallei, berfungsi untuk mengatur keseimbangan

tekanan udara antara cavum tympani dengan dunia luar.

4. Perlekatan dari m.stapedius dari piramida menuju ke collom

stapedius, berfungsi untuk meredam suara yang keras, frekwensi

rendah dan amplitude yang tinggi.

5. Celulae mastoid.

6. Aditus ad antrum.

Merupakan muara atau lubang yang menghubungkan cavum

tympani dengan antrum mastoid.

7. Tuba auditiva

Tuba auditiva adalah saluran yang menghubungkan rongga

telinga tengah dengan nasofaring.

Tuba auditiva memiliki arti klinis karena nasofaring memiliki

banyak flora normal, sehingga jika tekanan cavum tympani lebih

rendah maka udara akan masuk dari nasofaring ke cavum tympani

sehingga flora normal akan ikut masuk, hail ini dapat memicu

infeksi diauris media.

Tuba auditiva dibagi menjadi 2 bagian:

- 1/3 bagian superior, tersusun oleh tulang.

- 2/3 bagian inferior, tersusun oleh kartilago yang berbentuk

huruf U.

Fungsi dari Tuba auditiva.

Page 6: Otitis Media Supuratif Akut

- Drainase, berdasarkan gerakan membuka tuba dan gerakan

silia di mukosa tuba dimana gerakan silia seperti lecutan

cambuk yang bergerak dari arah cavum tympani ke

nasofaring sehingga menghambat pergerakan kuman yang

akan masuk ke auris media. Juga untuk mengeluarkan produk

atau kotoran dari auris media.

- Proteksi, dilakukan oleh jaringan limpoid dan sel goblet dari

mukosa tuba, sel goblet menghasilkan lisosom yang bersifat

bakterisid.

- Aerasi, yaitu menjaga keseimbangan tekanan udara dalam

telinga terhadap dunia luar melalui proses membuka-menutup

tuba, sebagai contoh saat menelan tuba akan membuka.9

C. Telinga dalam terdiri dari:

a) Labirin osseus: koklea atau rumah siput, yang berupa setengah

lingkaran.

b) Labirin membranaseus, terdiri dari:

1. Labirin Vestibuler, yang terdiri dari saculus, utrikulus dan 3

buah kanalis semisirkularis.

2. Duktus koklearis, yang terdiri dari skala vestibule (berisi

perilimfe), skala media (berisi endolimpe dan terdapat bagian

yang berbentuk lidah yang disebut membrane tektoria, dan

pada membrane basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel

rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis korti, yang

membentuk organ korti)dan sekala tympani (berisi perilimfe)

3. Saccus dan ductus endolimfaticus

2.3 Epidemiologi

60-80% bayi memiliki paling sedikit satu episode OMSA, dan 90%

terjadi pada usia 2-3 tahun. Di Amerika Serikat angka kejadian tertinggi dari

OMSA terjadi pada usia 6-24 bulan, frekwensi OMSA terjadi pada masa

anak-anak, remaja dan dewasa, biasanya anak laki-laki lebih sedikit

dibandingkan dengan anak perempuan. Secara langsung atau tidak langsung

Page 7: Otitis Media Supuratif Akut

kerugian akibat OMSA untuk biaya pengobatan dan waktu yang hilang

untuk sekolah dan bekerja mendekati angka tiga milyar pada tahun 1995.

2.4 Etiologi

Kuman penyebab utama pada OMSA adalah bakteri pyogenik, seperti

Streptokokus haemolitikus, stafilakokus aureus, Pneumokokus. Selain itu

juga kadang-kadang ditemukan juga Haemopilus influenza, Esherichia colli,

streptokokus anhemolitikus, proteus vulgaris dan pseudomonas auregenosa.

Hemofilus influenza sering ditemukan pada anak yang berusia 5 tahun.

(Canter RJ).

2.5 Patofisiologi

Telinga tengah biasanya steril, suatu hal yang mengagumkan

menimbang banyaknya flora organisme yang terdapat di dalam nasopharing

dan faring. Gabungan aksi fisiologis silia, enzim penghasil mucus (misalnya

muramidase) dan antibodi berfungsi sebagai mekanisme petahanan bila

telinga terpapar dengan mikroba kontaminan ini saat menelan. Otitis media

akut terjadi bila mekanisme fisiologis ini terganggu. Sebagai mekanisme

pelengkap pertahanan di permukaan, suatu anyaman kapiler sub epitel yang

penting menyediakan pula faktor–faktor humoral, leukosit polimorfonuklear

dan sel fagosit lainnya. Obstruksi tuba eustachius merupakan suatu faktor

penyebab dasar pada otitis media akut.

Penyakit ini mudah terjadi pada bayi karena tuba eustachiusnya

pendek, lebar dan letaknya agak horizontal. Normalnya lapisan mukosa

pada telinga tengah menyerap udara pada telinga tengah, namun jika udara

tidak dapat dialirkan karena adanya obstruksi relatif tuba eusthachius maka

akan terjadi tekana negative dan menimbulkan effuse serosa. Efusi ini pada

telinga tengah merupakan media yang fertile untuk perkembangbiakan

mikroorganisme dan dengan adanya infeksi saluran napas atas dapat terjadi

invasi virus dan bakteri ke telinga tengah, berkolonisasi dan menyerang

jaringan dan menimbulkan infeksi. Meskipun infeksi saluran napas terutama

disebabkan oleh virus namun sebagian besar infeksi otitis media akut

Page 8: Otitis Media Supuratif Akut

disebabkan oleh bakteri piogenik. Bakteri yang sering ditemukan antara lain

Streptococcus pneumoniae, Haemophillius influenza dan Sterptococcus beta

hemolitikus. Sejauh ini Streptococcus pneumoniae merupakan organisme

penyebab tersering pada semua kelompok umur . Hemophilus influenza

adalah patogen yang sering ditemukan pada anak di bawah usia lima tahun,

meskipun juga merupakan patogen pada orang dewasa. Gejala klasik otitis

media akut antara lain berupa nyeri, demam, malaise dan kadang – kadang

nyeri kepala di samping nyeri telinga; khusus pada anak – anak dapat terjadi

anoreksia, mual dan muntah. Demam dapat tinggi pada anak kecil namun

dapat pula tidak ditemukan pada 30% kasus. Seluruh atau sebagian

membrane timpani secara khas menjadi merah dan menonjol dan pembuluh

– pembuluh darah di atas membrane timpani dan tangkai maleus berdilatasi

dan menjadi menonjol. Secara singkatnya dapat dikatakan terdapat abses

telinga tengah.

Genetik, infeksi, imunologi dan lingkungan merupakan factor

presdiposisi pada anak-anak untuk terkena infeksi telinga. Pada banyak

kasus pencetus OMA disebabkan oleh infeksi saluran nafas atas yang

mengakibatkan kongesti, bengkak dari mukosa nasalis, nasopharynx dan

tuba eustachius. Sumbatan dari isthmus tuba auditiva akibat dari

penimbunan secret dari telinga tengah: hasil perlawanan tubuh terhadap

bakteri atau virus yang berupa nanah sebagai penyebab utama OMA.

Perluasan radang atau infeksi dari hidung atau nasopharinx kedalam cavum

tympani dimungkinkan akibat ada hubungan langsung hidung dan cavum

tympani melalui tuba eustachius serta persamaan jenis mukosa antara kedua

tempat tersebut.

Pembengkakan pada jaringan sekitar saluran tuba eustachius dapat

menyebabkan lender yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah berkumpul di

belakang gendang telinga. Jika lender dan nanah bertambah banyak,

pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang

kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga

dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami

sekitar 24 db (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat

Page 9: Otitis Media Supuratif Akut

menyebabkan gangguan pendengaran hingaa 45 db (kisaran pembicaraan

normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat,

cairan yang banyak tersebut dapat merobek gendang telinga karena

tekanannya.

Pada anak lebih mudah terserang OMSA disbanding orang dewasa

karena beberapa hal :

System kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.

Saluran Eustachius pada anak masih lebih lurus secara horizontal dan

lebih pendek bila dibandingkan dengan orang dewasa sehingga ISPA

lebih mudah menyebar ke telinga tengah.

Adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas berperan

dalam kekebalan tubuh) pada anak relative lebih besar disbanding orang

dewasa. Posisi adenoid berdekatan dengan muara eustachius sehingga

adenoid yang besar mengganggu terbukanya saluran eustachius. Selain

itu saluran eustachius sendiri dapat terinfeksi dimana infeksi tersebut

kemudian menyebar ketelinga tengah lewat saluran eustachius.

2.6 Manifestasi Klinis

Perubahan mukosa tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi

menjadi 5 stadium:

A. Stadium Oklusi Tuba Eustachius.

Tanda adanya oklusi tuba eustachius ialah gambaran retraksi

membrane tympani akibat terjadinya tekanan negative dalam telinga

tengah, akibat absorbsi udara, hal ini diakibatkan oleh adanya radang di

mukosa hidung dan nasofaring karena infeksi saluran nafas atas berlanjut

ke mukosa tuba eustachius. Keadaan ini mengakibatkan fungsi tuba

eustachius dan mukosa cavum tympani. Akibatnya mukosa tuba

eustachius mengalami edema yang akan menyempitkan lumen tuba

eustachius. Keadaan ini mengakibatkan fungsi tuba eustachius terganggu

(fungsi ventilasi dan drainase). Gangguan fungsi ini antara lain

menyebabkan berkurangnya pemberian oksigen kedalam cavum tympani

berkurang (hipotensi), menjadi kurang dari 1 atm dan disebut vacum.

Page 10: Otitis Media Supuratif Akut

Kondisi vakum selanjutnya akan menyebabkan terjadinya perubahan pada

mukosa tympani, berupa:

Peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan limfe.

Peningkatan permeabilitas dinding sel.

Terjadinya proliferasi sel kelenjar mukosa.

Perubahan yang terjadi pada mukosa cavum tympani tersebut,

mengakibatkan terjadinya perembesan cairan kedalam cavum tympani

(transudasi). Keadaan ini disebut sebagai Hidrops ex vacuo. Kadang-

kadang membrane tympani tampak normal (tidak ada kelainan) atau

berwarna keruh pucat. Dimana gangguan telinga yang dirasakan

akibatnya vacuum hydrops ex vacuo. Keluhan yang dirasakan: telinga

terasa penuh (seperti kemasukan air), pendengaran terganggu, nyeri pada

telinga (otalgia), tinnitus.

Pada pemeriksaan otoskopi didapat gambaran membrane tympani

berubah menjadi retraksi/tertarik ke medial (dengan tanda-tanda) lebih

cekung, brevis lebih menonjol, manubrium mallei lebih horizontal dan

lebih pendek, plika anterior tidak tampak lagi dan refleks cahaya hilang

atau berubah

B. Stadium Hiperemis.

Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di

membrane tympani atau seluruh membrane tympani tampak hiperemis

serta edema secret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat

yang serousa sehingga masih sukar terlihat.

C. Stadium Supurasi (Bombans).

Edeme yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel

epitel superficial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di cavum

tympani, menyebabkan membrane tympani menonjol (bulging) kearah

liang telinga luar. Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan

suhu meningkat, seerta rasa nyeri di telinga bertambah hebat.

Apabila tekanan nanah di cavum tympani tidak berkurang, maka terjadi

iskemia, akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis

pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan sub mukosa. Nekrosisi ini

Page 11: Otitis Media Supuratif Akut

pada membrane tympani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan

kekuningan. Ditempat ini akan terjadi rupture.

Pada orang dewasa biasanya datang dengan keluhan otalgia hebat,

pada penderita bayi dan anak rewel dan gelisah, demam tinggi dan ISPA

yang disertai biasanya masih ada. Pada pemeriksaan otoskopi: pada

meatus akustikus externus tidak didapatkan secret, membrane timpani

tampak hiperemi, cembung kea rah lateral (bombans), Terkadang tampak

adanya pulsasi (keluar nanah dari lubang perforasi sesuai dengan

denyutan nadi.

D. Stadium Perforasi.

Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotic

atau virulensi kuman yang tinggi, maka terjadi rupture membrane

tympani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga

luar, akibatnya nyeri yang dirasakan penderita berkurang. Selain itu

disebabkan oleh tekanan yang tinggi pada cavum tympani akibat

kumpulan mucous, ahkirnya menimbulkan perforasi pada membrane

tympani.

Keluhan yang di rasakan sudah banyak berkurang, karena tekanan di

cavum tympani sudah banyak berkurang, selain itu keluar cairan dari

telinga, penurunan pendengaran dan keluhan infeksi saluran nafas atas

masih di rasakan, pada pemeriksaan otoskopi meatus externus masih

didapati banyak mukopus dan setelah dibersihkan akan tampak

membrane tympani yang hiperemis dan perforasi paling sering terletak di

sentral

E. Stadium Resolusi

Bila membrane tympani tetap utuh, maka keadaan membrane tympani

berlahan-lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka

secret akan berkuran dan mongering. Bila daya tahan tubuh baik dan

virulensi kuman rendah maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa

pengobatan. Pada stadium ini kebanyakan yang masih dirasakan adanya

gangguan pendengaran, keluhan sebelumnya sudah tidak dirasakan lagi.

Pada pemeriksaan otoskopi meatus akustikus externus bersih dari secret,

Page 12: Otitis Media Supuratif Akut

membrane tympani tidak tampak lagi, warnanya sudah kembali lagi

seperti mutiara, yang masih tampak adalah perforasi pars tensa.

2.7 Gejala Klinis

Gejala klinik otitis media supuratif akut (OMSA) tergantung dari

stadium penyakit dan umur penderita. Gejala stadium supurasi berupa

demam tinggi dan suhu tubuh menurun pada stadium perforasi. Gejala

klinik otitis media supuratif akut (OMSA) berdasarkan umur penderita,

yaitu :

Bayi dan anak kecil.

Gejalanya : demam tinggi bisa sampai 390C (khas), sulit tidur, tiba-tiba

menjerit saat tidur, mencret, kejang-kejang, dan kadang-kadang

memegang telinga yang sakit. Anak yang sudah bisa bicara. Gejalanya :

biasanya rasa nyeri dalam telinga, suhu tubuh tinggi, dan riwayat batuk

pilek.

Anak lebih besar dan orang dewasa.

Gejalanya : rasa nyeri dan gangguan pendengaran (rasa penuh dan

pendengaran berkurang).

2.8 Diagnosis

Diagnosis OMSA harus memenuhi tiga hal berikut

A. Penyakitnya timbul mendadak (akut)

B. Ditemukanya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan disuatu rongga

tubuh) di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di

antara tanda berikut:

1. Menggembungnya gendang telinga.

2. Terbatas/tidak gerakan gendang telinga.

3. Adanya bayangan cairan dibelakang gendang telinga.

4. Cairan yang keluar dari telinga.

C. Adanya tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan

adanya salah satu tanda berikut:

1. Kemerahan pada gendang telinga

2. Nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal.

Page 13: Otitis Media Supuratif Akut

Anak dengan OMSA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat

menarik-narik daun telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga,

berkurangnya pendengaran, demam, sulit makan, mual dan muntah, serta

rewel. Namun gejala-gejala ini ( kecuali keluarnya cairan dari telinga) tidak

sepesifik untuk OMSA tidak dapat didasarkan pada riwayat semata.

Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop, dengan otoskop dapat

dilihat gendang telinga yang menggembung, perubahan warna gendang

telinga menjadi kemerahan atau agak kuning atau suram, serta cairan di liang

telinga.

Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan tympanosentesis

(penusukan terhadap gendang telinga). Namun tympanosintesis tidak

dilakukan pada sembarAng anak. Indikasi dilakukannya tympanosentesis

antara lain adalah OMA pada bayi di bawah usia 6 minggu dengan riwayat

perawatan intensif di rumah sakit anak dengan gangguan kekebalan tubuh,

anak yang tidak memberikan respon pada pemberian antibiotic atau dengan

gejala yang sangat berat dan komplikasi.

2.8 Penatalaksanaan

Pengobatan OMSA tergantung pada stadium penyakitnya.

A. Pada stadium oklusi tujuannya adalah mengembalikan fungsi tuba

eustachius secepatnya. Untuk itu digunakan tetes hidung yang berfungsi

sebagai vasokonstriktor untuk mengatasi penyempitan tuba akibat edema.

Obat yang dapat digunakan adalah solution efedrin 1% untuk orang

dewasa dan 0.25-0.5% untuk bayi danak-anak. Obat lain untuk mengatasi

ISPA misalnya golongan aspirin.

B. Pada stadium hiperemis, terapi yang di \berikan adalah antibiotic, obat

tetes hidung dan analgetik. Antibiotic yang dianjurkan adalah golongan

ampicillin dan penisilin. Terapi awal diberikan penisilin intramuscular

agar didapatkan kosentrasi yang lebih adekuat di dalam darah, pemberian

dianjurkan selama 7 hari. Pada anak ampisilin diberikan dengan dosis 50-

100 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 4 dosis.

Page 14: Otitis Media Supuratif Akut

C. Pada stadium supurasi, selain antibiotic, idealnya harus dilakukan

miringotomi, bila membrane masih utuh, sehingga rupture membrane

tympani dapat dihindari.

D. Pada stadium perforasi sering terlihat secret banyak keluar, pengobatan

yang dilakukan adalah obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta

antibiotic yang adekuat.

E. Pada stadium resolusi ini penderita sudah tidak memerlukan obat-obatan

lagi, karena ISPA juga sudah sembuh. Penderita disarankan untuk

menjaga kebersihan telinga, tidak boleh kemasukan air atau dikorek-korek

guna menghindari kekambuhan.

2.9 Komplikasi

Otitis media kronik ditandai dengan riwayat keluarnya cairan secara

kronik dari satu atau dua telinganya. Jika gendang telinga telah pecah lebih

dari 2 minggu, resiko infeksi menjadi sangat umum. Umumnya penanganan

yang dilakukan adalah mencuci telinga dan mengeringkannya selama

beberapa minggu hingga cairan tidak lagi keluar.

Otitis media yang tidak diobati dapat mnyebar ke jaringan sekitar

telinga tengah, termasuk otak. Namun umumnya komplikasi ini jarang

terjadi, salah satunya adalah mastoiditis pada 1 dari 1000 anak dengan

OMA yang tidak diobati.

Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan hilangnya

pendengaran permanent, cairan di telinga tengah dan otitis media kronik

dapat mngurangi pendengaran anak serta dapat menyebabkan masalah

dalam kemampuan bicara dan bahasa.

2.10 Prognosis

Prognosis pada OMA baik bila diberikan terapi yang adekuat (antibiotic

yang tepat dan dosis cukup).

Page 15: Otitis Media Supuratif Akut

DAFTAR PUSTAKA

1. Canter RJ. Acute suppurative otitis media. In : Kerr AG, ed. Scott Brown’s

Otolaryngology. Sixth edition. Vol. 3. Butterworth-Heinemann, London,

1997, 3/9/1-7.

2. Djaafar ZA. Kelainan telinga tengah. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed.

Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi

kelima. Jakarta: FKUI, 2001. h. 49-62

3. Healy GB. Rosbe KW. Otitis Media and Middle Ear Effusions. In:

Ballenger’s Otorhinolarygology Head and Neck Surgery. Sixteenth edition.

BC Decker Inc. Ontario, 2003, 249-59.

4. Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.

5. Anatomy of Inner Ear. 2010;

http://galileo.phys.virginia.edu/classes/304/pix.htm

6. D. Steward Rowe. Acute Suppurative Otitis Media. Pediatric 1975:56:285.

Available at

http://pediatrics.aappublications.org/content/56/2/285.full.pdf+html

7. Sosialisman & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5.

8. dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT & Prof. dr. H. Nurbaiti Iskandar,

Sp.THT (editor). Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.

9. Kumar S, 1996, Surgical anatomy and Physiology,’ In Fundamental of Ear

Nose and Throat Disease and Head Neck Surgery, Ed 6, Calcuta, 17-36

10. Moore GF, Ogren FP, Yonkers AJ, 1989,’ Anatomy and Embriology of the

Ear,’ In Lee KJ (Ed). Text Book of Otolaryngology and Head and Neck

Surgery, Elseiver, New York, 1-22