PPT Otitis Media Supuratif Kronik OMSK

22
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)

Transcript of PPT Otitis Media Supuratif Kronik OMSK

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)

PendahuluanOtitis Media Supuratif Kronik (OMSK) ialah infeksi

kronik di telinga tengah dengan adanya perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul

OMSK di dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah congek, teleran atau telinga berair

OMSK di Indonesia adalah 3,8 % dan pasien OMSK merupakan 25% dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia

Kebanyakan  penderita OMSK menganggap penyakit ini merupakan penyakit yang biasa yang nantinya akan sembuh sendiri, namun mempunyai potensi untuk menjadi serius karena komplikasinya yang dapat mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan kematian

Anatomi Telinga bagian tengah terdiri dari :1. Membrana timpani

Bagian luar diliputi oleh epitel dari liang telinga dan bagian dalam diliputi oleh mukosa dari cavum timpani.

2. Cavum timpaniDisini terdapat tulang-tulang pendengaran (malleus, incus, stapes)

3. Processus mastoideus dengan cellulae mastoisea yang berhubungan dengan cavum timpani

4. Tuba eustachius yang menghubungkan cavum timpani dengan nafosaring.

Fisiologi Pendengaran

Getaran suara ditangkap oleh daun telinga

membran timpani

timpani bergetar

Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang pendengaran

Skala Vestibuli : Getaran perilimf

stapes menggerakkan tingkap lonjong (foramen ovale)

Membran reisner mendorong

endoplimf dan membran basal

ke bawah

Skala Timpani : perilimf

bergerak round window terdorong ke

arahluar

Pada waktu istirahat ujung sel rambut

berkelok-kelok, dan dengan berubahnya

membran basal ujung sel rambut menjadi

lurus

Membentuk aliran listrik cabang n.VII pusat sensorik pendengaran diotak ( area 39-40) pd lobus temporalis.

Otitis Media Supuratif KronisDefinisi

Otitis media supuratif kronik merupakan radang telinga tengah dengan perforasi membrana timpani disertai keluarnya sekret yang terus menerus atau hilang timbul, sekret mungkin encer, bening atau berupa nanah, dan biasanya dijumpai adanya gangguan pendengaran.

EpidemiologiInsiden OMSK ini bervariasi pada setiap negara.

Secara umum, insiden OMSK dipengaruhi oleh ras dan faktor sosio-ekonomi

Lebih dari 90% beban dunia akibat OMSK ini dipikul oleh negara-negara di Asia Tenggara, daerah Pasifik Barat, Afrika, dan beberapa daerah minoritas di Pasifik

Survei prevalensi di seluruh dunia, menunjukkan beban dunia akibat OMSK melibatkan 65–330 juta orang dengan telinga berair, 60% di antaranya (39–200 juta) menderita kurang pendengaran yang signifikan

Secara umum, prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8% dan pasien OMSK merupakan 25% dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia

EtiologiMukosa yang tidak normalPenyakit-penyakit telinga yang timbul

waktu masih bayiTuba yang tertutup.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya otitis media supuratif kronik :

1. Sifat dan hebatnya peradangan2. Keadaan tuba auditiva3. Infeksi sekunder melalui perforasi4. Daya tahan tubuh individu5. Adanya adenoid6. Bronkhitis kronik, sinusitis, rhinitis7. Palatoschisis juga faktor penting

mengapa penyakitnya menjadi kronik

Patogenesis

Klasifikasi OMSKOMSK tipe benigna/tipe aman

Proses peradangan terbatas pada mukosa sajaBiasanya tidak mengenai tulangPerforasi terletak di sentral Umumnya jarang menimbulkan komplikasi

yang berbahayaTidak terdapat kolesteatoma

OMSK tipe malignaDisertai kolesteatoma Letak perforasi di marginal atau di atikKadang-kadang terdapat juga kolesteatoma

pada OMSK dengan perforasi subtotal Sebagian besar komplikasi yang berbahaya

atau fatal

Kolesteatoma Kolesteatoma adalah suatu

kista epiterial yang berisi deskuamasi epitel (keratin). Deskuamasi terbentuk terus lalu menumpuk sehingga kolesteatomnya bertambah besar

JenisKolesteatoma kongenital Kolesteatoma akuisital

Kolesteatoma akuisital primer (Teori Invaginasi)

Kolesteatoma akuisital sekunder (Teori migrasi & Teori metaplasi)

Gejala KlinikOtorrhoe: mucous sampai purulen dan

berbau khas.Vertigo.Tinitus.Perforasi membrana timpani.Rasa penuh di telinga.Cholesteatoma.Fistel atau abses.Gangguan pendengaran

Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna

Adanya Abses atau fistel retroaurikular Jaringan granulasi atau polip diliang telinga

yang berasal dari kavum timpaniPus yang selalu aktif atau berbau busuk

( aroma kolesteatom)Foto rontgen mastoid adanya gambaran

kolesteatom

Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan AudiometriPemeriksaan RadiologiPemeriksaan Bakteriologi

DiagnosisDiagnosis otitis media supuratif kronik ditegakkan dari anamnesa, gejala dan hasil pemeriksaan klinik pada telinga dengan otoskop dan dibantu oleh pemeriksaan radiologi atau rontgen mastoid atau CT scan kepala dilakukan untuk mengetahui adanya penyebaran infeksi ke struktur di sekeliling telinga. Pemeriksaan bakteriologi dan tes pendengaran diperlukan untuk evaluasi

PenatalaksanaanPrinsip  pengobatan  tergantung  dari  jenis  penyakit

 dan  luasnya  infeksi,  dimana pengobatan dapat dibagi atas:KonservatifOperasi

OMSK beningna tenangtidak memerlukan pengobatan, Edukasi jangan mengorek telinga

air jangan masuk ke telinga segera berobat bila  menderita  infeksi  saluran

 nafas.fasilitas  memungkinkan Operasi rekonstruksi

(miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.

OMSK beningna aktif1. Membersihkan liang telinga dan kavum

timpani2. Pemberian antibiotika

TopikalSistemik

OMSK malignaPengobatan  yang  tepat  untuk  OMSK  maligna

 adalah  operasiPengobatan konservatif  dengan  medikamentosa

(terapi  sementara sebelum dilakukan pembedahan)

Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain:Mastoidektomi sederhana (simple mastoidectomy)Mastoidektomi radikalMastoidektomi radikal dengan modifikasiMiringoplastiTimpanoplastiPendekatan ganda timpanoplasti ( Combined approach

tympanoplasty)

KOMPLIKASI

1. Komplikasi ditelinga tengah :Perforasi persisten.Erosi tulang pendengaran.Paralisis nervus facialis.2. Komplikasi ditelinga dalam :Fistel labirin.Labirinitis.Tuli syaraf (sensorineural).3. Komplikasi di ekstradural :Abses ekstradural.Trombosis sinus lateralis.