Makalah Otitis Media Akut

21
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Teori Terkait Untuk memberikan arahan dalam penelitian ini, peneliti akan menguraikan landasan teori atau konsep terkait serta penelitian terkait tentang Gambaran Kejadian Gangguan Pendengaran : Otitis Media Pada Anak Usia 5-12 Tahun di Poli THT RS Dr Mintohardjo Jakarta Pusat Tahun 2010. 1. Otitis Media a. Pengertian Radang telinga atau otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius (saluran yang menghubungkan telinga tengah dan rongga mulut), antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Hampir 70 % anak-anak pernah mengalami radang telinga dan tidak sedikit yang mengalami gangguan pendengaran akibat penanganan yang terlambat atau kronis. Gambar 2.1 Otitis media Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, 7

description

Sebuah Makalah mengenai OMA

Transcript of Makalah Otitis Media Akut

Page 1: Makalah Otitis Media Akut

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Teori Terkait

Untuk memberikan arahan dalam penelitian ini, peneliti akan menguraikan

landasan teori atau konsep terkait serta penelitian terkait tentang Gambaran Kejadian

Gangguan Pendengaran : Otitis Media Pada Anak Usia 5-12 Tahun di Poli THT RS Dr

Mintohardjo Jakarta Pusat Tahun 2010.

1. Otitis Media

a. Pengertian

Radang telinga atau otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh

mukosa telinga tengah, tuba eustachius (saluran yang menghubungkan telinga

tengah dan rongga mulut), antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Hampir 70 %

anak-anak pernah mengalami radang telinga dan tidak sedikit yang mengalami

gangguan pendengaran akibat penanganan yang terlambat atau kronis.

Gambar 2.1 Otitis media

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti

radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran

Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan

infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, 7

Page 2: Makalah Otitis Media Akut

tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri.

Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka

sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu

pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang

dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu

karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga

dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas.

Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan

halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan

pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga

juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut

akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.

b. Jenis Otitis Media

1) Otitis Media Akut

a). Pengertian

Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh

periosteum telinga tengah. Otitis media akut ádalah keadaan terdapatnya

cairan didalam telinga tengah dengan tanda dan gejala infeksi, dan dapat

disebabkan berbagai patogen. Termasuk streptococcus pneumoniae,

Haemophilus influenzae, streptoccocus pyogenes, moraxella

Page 3: Makalah Otitis Media Akut

cataralis,virus dan anaerob tertentu. Pada neonatos organisme enterik

gram negatif dapat pula menjadi organisme penyebab.

Gambar 2.2 Otitis media akut

b). Etiologi

Bakteri piogenik streptococcus hemolyticus, staphyis, lococcus aureus,

influenzae, e.coli, sanhemolyticus, p.vulgaris, dan p.aeruginosa.

c). Patofisiologi

Terjadi akibat terganggunya factor pertahanan tubuh yang bertugas

menjaga keseterilan telingah tengah. Factor penyebab utama adalah

sumbatan tuba Eustachius sehingga pencegahan invasi kuman

terganggu. Pencetusnya adalah infeksi saluran nafas atas. Penyakit ini

mudah terjadi pada bayi karena tuba Eustachiusnya pendek, lebar, dan

letaknya agak horizontal.

Page 4: Makalah Otitis Media Akut

Gambar 2.3 Peradangan pada rongga telinga tengah

d). Manifestasi klinis

Gejala klinis OMA tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien.

Stadium OMA berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah.

i). Stadium oklusi tuba Eustacchius

Terdapat gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif

didalam telingah tengah. Kadang berwarna normal atau keruh pucat.

Efusi tidak dapat dideteksi. Sukar dibedakan dengan otitis media

serosa akibat virus atau alergi.

ii). Stadium Supurasi

Membran timpani menonjol kearah telingah luar akibat edema yang

hebat pada mukosa telingah tengah dan hancurnya sel epitel

superfisial, serta terbentuknya eksudat purulen dikavum tertimpani.

iii). Stadium Perforasi

Karena pemberian antibiotik yang terlambat atau virulensi kuman

yang tinggi, dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar

mengalir dari telingah tengah ke telingah luar.

iv). Stadium Resolusi

Page 5: Makalah Otitis Media Akut

Bila membran timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal

kembali. Bila terjadi perforasi, maka sekret maka akan berkurang dan

mengering. Bila daya tahan tubuh baik dan virulensi kuman rendah,

maka resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan. OMA berubah menjadi

otitis media supuratif subakut bila perforasi menetap dengn sekrt yang

keluar terus menerus atau hilang timbul lebih dari 3 minggu disebut

otitis media supuratif kronik. Pada anak keluhan utama adalah rasa

nyeri didalam telinga dan suhu tubuh yang tinggi.Biasanya terdapat

riwayat batuk pilek sebelumnya. Pada bayi dan anak-anak kecil gejala

khas OMA adalah suhu tubuh yang tinggi (39,5oC), gelisah, sulit

tidur, tiba – tiba menjerit saat tidur, diare, kejang, dan kadang –

kadang memegang telinga yang sakit. Setelah terjadi ruptur membran

tympani, suhu tubuh akan turun, dan anak tertidur.

e). Komplikasi

Sebelum adanya antibiotik, OMA dapat menimbulkan komplikasi mulai

dari abses subperiostal sampai abses otak dan meningitis. Sekarang

semua jenis komplikasi tersebut biasanya didapat pada OMSK.

f). Penatalaksanaan

Hasil penatalaksanaan otitis media bergantung pada evektivitas terapi

(misalnya dosis antibiotika oral yang diresepkan dan durasi

terapi),virulensi bakteri,dan status fisik pasien. Dengan terapi antibiotika

spektrum luas yang tepat dan awal, otitis media dapat hilang tanpa gejala

sisa yang serius. Bila terjadi pengeluaran , biasanya perlu diresepkan

preparat otik antibiotika. Kondisi bisa berkembang menjadi subakut

(misalnya. Berlangsung 3 minggu sampai 3 bulan), dengan pengeluaran

Page 6: Makalah Otitis Media Akut

cairan purulen menetap dari telinga. Jarang sekali terjadi kehilangan

pendengaran permanen. Komplikasi sekunder mengenai mastoid dan

komplikasi intrakranial serius, seperti meningitis atau abses otak dapat

terjadi meskipun jarang.

Gambar 2.4 Penarikan serumen dengan otoskop

Gambar 2.5 Terapi Ear Candle

2) Otitis media Supuratif Kronik

Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah infeksi kronik telinga tengah

dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga

tengah secara terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer

atau kental, bening, atau nanah. Biasanya disertai gangguan pendengaran.

Page 7: Makalah Otitis Media Akut

Gambar 2.6 Otitis media Supuratif Kronik

a). Etiologi

Sebagian besar OMSK merupakan kelanjutan OMA yang prosesnya

sudah berjalan lebih dari 2 bulan. Beberapa faktor penyebab adalah

terapi yang terlambat, terapi tidak adekuat, virulensi kuman tinggi,

daya tahan tubuh rendah, atau kebersihan buruk. Bila kurang dari 2

bulan disebut subakut. Sebagian kecil perforasi membran timpani

terjadi akibat trauma telinga tengah. Kuman penyebab biasanya Gram

positif aerob, sedangkan pada infeksi yang telah berlangsung lama

sering juga terdapat sering juga terdapat kuman Gram negatif dan

anaerob.

b). Patofisiologi

OMSK dibagi dalam 2 jenis, yaitu benigna atau tipe mukosa, dan

maligna atau tipe tulang. Berdasarkan sekret yang keluar dari kavum

timpani secara aktif juga dikenal tipe aktif dan tipe tenang. Pada

OMSK benigna peradangan terbatas pada mukosa saja, tidak

mengenai tulang. Perforasi terletak disentral. Jarang menimbulkan

komplikasi berbahaya dan tidak terdapat kolesteatong. OMSK tipe

maligna disertai dengan kolesteatom. Perforasi terletak marginal,

Page 8: Makalah Otitis Media Akut

subtotal, atau diatik. Sering menimbulkan komplikasi yang berbahaya

atau fatal.

Gambar 2.7 Perforasi gendang telinga

c). Manifestasi Klinis

Pasien mengeluh otore, vertigo, tinitus, rasa penuh ditelinga, atau

gangguan pendengaran. Mengingat bahaya komplikasi, OMSK

malligna harus dideteksi sejak dini. Diagnosis pasti ditegakkan pada

penemuan dikamar operasi. Beberapa tanda klinis sebagai pedoman

adalah perporasi pada marginal atau atik, abses atau

fistelretroaurikuler, polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar

yang berasal dari telingah tengah, kolesteatom pada telinga tengah,

sekret berbentuk nanah dan berbau khas.

Page 9: Makalah Otitis Media Akut

Gambar 2.8 Pengobatan otitis media akut dengan cara pencangkokan

d). Komplikasi

Paralisis nervus fasialis, fistula labirin, labirititis, labirintitis supuratif,

petrositis, tromboflebitis sinus lateral, abses subdural, meningitis,

abses otak, dan hidrosefalus otitis.

Otitis media kronis mengakibatkan defisit pendengaran konduktif yang

di sebabkan oleh gangguan kompleks timpano-okular. Namun bila

infeksi terjadi pada telinga tengah juga, kita dapat menemukan semua

komplikasi yang telah diuraikan pada otitis media akut. Infeksi

berulang dengan perforasi menetap juga dikaitkan dengan kehilangan

pendengaran sensorineural progresif.

2. Cairan Serumen

Serumen adalah hasil dari produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa yang

terdapat dibagian kartilago liang telinga luar dan epitel kulit yang terlepas dan

pertikel debu, yang berguna untuk melicinkan dinding liang telinga dan mencegah

masuknya serangga kecil kedalam liang telinga. Dalam keadaan normal serumen

terdapat disepertiga luar liang telinga karena kelenjar tersebut hanya ditemukan

didaerah ini dan keluar dengan sendirinya dari liang telinga akibat migrasi epitel

kulit yang bergerak dari arah membrane timpani menuju keluar serta dibantu oleh

gerakan rahang sewaktu mengunyah.

Page 10: Makalah Otitis Media Akut

Gambar 2.9 Cairan serumaen yang keluar pada telinga.

Faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang telinga

sehingga menyumbat, antara lain:

a). Dermatitis kronik liang telinga luar

b). Liang telinga sempit

c). Produksi serumen banyak dan kental

d). Adanya benda asing di liang telinga

e). Adanya eksostosis liang telinga

f). Serumen terdorong oleh jari tangan atau ujung handuk setelah mandi atau

kebiasaan mengorek telinga.

Gejala yang timbul akibat sumbatan serumen adalah pendengaran berkurang.

Rasa nyeri timbul apabila serumen keras membatu dan menekan dinding liang

telinga. Telinga berdengung (tinitus), pusing (vertigo) bila serumen telah menekan

membrane timpani, kadang-kadang disertai batuk oleh karena rangsangan nervus

vagus melalui cabang aurikuler.

Penatalaksanaan disesuaikan dengan konsistensi serumen. Jika serumen

lembek hanya dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada aplikator. Serumen

yang sudah keras dikeluarkan dengan cara dikait dengan alat pengait. Serumen yang

terlalu dalam (mendekati membrane timpani), dikeluarkan dengan cara mengirigasi

Page 11: Makalah Otitis Media Akut

liang telinga. Pada serumen yang keras membatu sebelum dikeluarkan harus

dilembekkan terlebih dahulu dengan karbol gliserin 10% tiga kali tiga tetes sehari,

selama tiga sampai lima hari, setelah itu dikait dengan alat pengait atau diirigasi jika

serumen telah terdorong jauh kedalam liang telinga.

3. Gangguan Pendengaran

a). Fisiologi pendengaran

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun

telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke

koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani, diteruskan ketelinga

tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran

melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas

membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah di amplikasi ini

akan diteruskan kestapes yang menggerakan tingkap lonjong, sehingga perlimfa

pada sekala vestibuli bergerak. Getaran diteruskan melalui membran Reissner

yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara

membran besalis dan membran tektoria. Peroses ini merupakan rangsang mekanik

yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal

ion bernuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi

sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter kedalam sinapsis yang akan

menimbulkan potensial aksi oada saraf auditorius, lalu dilanjutkan kenukleus

auditorius sampai kekorteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.

b). Pengertian

Gangguan pendengaran adalah istilah umum yang menandakan

ketidakmampuan dengan keparahan dari ringan sampai sangat berat dan sebagian

dan kesulitan mendengar. Tuli merujuk pada seorang yang ketidakmampuan

Page 12: Makalah Otitis Media Akut

pendengarannya mencegah keberhasilan memproses informasi bahasa melalui

pendengaran, dengan atau tanpa alat bantu pendengaran. Kesulit, memiliki sisa

pendengaran yang cukup memungkinkan memproses informasi bahasa dengan

sukses melalui pendengaran. Gangguan pendengaran dapat diklasifikasikan

berdasarkan etiologi, patologi, atau keparahan gejala. Setiap klasifikasi ini penting

dalam hal pengobatan, kemungkinan pencegahan, dan rehabilitas.

c). Etiologi

Kehilangan pendengaran dapat disebabkan oleh sejumlah Kebisingan

lingkungan merupakan perhatian khusus. Bunyi yang cukup keras cukup

merusakan sel rambut telinga bagian dalam yang sensitif dapat menyebabkan

kehilangan pendengaran yang permanen. Bunyi singkat yang sangat keras, seperti

letusan senjata, dapat menyebabkan kehilangan pendengaran yang segera, berat

dan permanen., musik dapat juga menyebabkan kehilangan pendengaran (lepage

dan murray 1998:Roizen, 1999). Tingkat suara yang pastimenyebabkan

kehilangan pendengaran tidak diketahui.

d). Patologi

Gangguan pendengaran dibagi berdasarkan lokasi defek: Kehilangan

pendengaran telinga bagian tengah atau konduktif disebabkan karena

terganggunya transmisi suara ke telinga bagian tengah. Gangguan ini adalah yang

paling umum dari semua jenis kehilangan pendengaran dan yang paling sering

disebabkan oleh otitis media serosa. Gangguan pendengaran konduktif terutama

disebabkan oleh kekerasan suara. Kehilangan pendengaran sensorineural disebut

juga tuli saraf atau perseptif, melibatkan kerusakan pada struktur telinga bagian

dalam atau saraf auditorius (pendengaran) penyebab paling umum adalah defek

kongenital pada struktur telinga tengah bagian dalam atau akibat kondisi yang

Page 13: Makalah Otitis Media Akut

didapat, seperti kornikterus, infeksi, pemberian obat-obatan ototokik atau bunyi

berlebihan. Kehilangan pendengaran sensorineural menyebabkan distorsi suara

dan masalah dalam membedakan suara. Walaupun anak mendengar beberapa hal

yang berlangsung disekitarnya, namun suara tersebut terdistorsi, sehingga sangat

mempengaruhi pembedaan dan pemahaman.

Kehilangan pendengaran sensorineural konduktif campuaran disebabkan

karena gangguan transmisi suara pada telingah bagian tengah dan

disepanjangjaras neural sering diakibatkan oleh otitis media yang berulang dan

komplikasinya.

Gangguan persepsi pendengaran pusat/ sentral meliputi semua kehilangan

pendengaran yang tidak menunjukan defek pada struktur sensorineural atau

konduktif. Gangguan persepsi pendengaran sentaral dibagi dalam kehilangan

organik atau atau kehilangan fungsi. Pada tipe organik dalam gangguan persepsi

pendengaran sentarl, defek yang terjadi meliputi penerimaan stimulus

pendengaran sepanjang jalur sentral dan pengunkapan pesan kedalam komunikasi

yang bermakna, contohnya adlah afasia, ketidakmampuan untuk mengungkapkan

ide ke dalam bentuk apapun, baik tertilis maupun secara verbal.

Pada tipe kehilangan pendengaran fungsional, tidak ada lesi organik yang

menyebabkan kehilangan pendengaran sentral. Contoh kenilangan pendengaran

fungsional adalah histeria konversi(menarik diri secara tidak sadar dari

pendengaran untuk menghambat ingatan akan suatu kejadian traumatik), autisme

pada bayi, dan skizofrenia pada masa anak-anak.

4. Prinsip dan Konsep Tumbuh Kembang

a. Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak

Page 14: Makalah Otitis Media Akut

Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling

berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.

Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya,

sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan

perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak

memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi

yang dimiliki anak.

2) Pola perkembangan dapat diramalkan.

Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian

perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung

dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.

b. Konsep Tumbuh Kembang

Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat memeberikan pelayanan dari

mulai manusia sebelum lahir sampai dengan meninggal, dalam merawat kasus

yang samapun tindakan yang diberikan akan sangat berdeda karena setiap orang

adalah unik, sehingga seorang perawat dituntut untuk mengerti proses tumbuh

kembang.

Tumbuh kembang merupakan hasil dari 2 faktor yang berinteraksi yaitu

1) faktor herediter

2) faktor lingkungan.

Manusia dalam tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh kondisi:

1) Fisik

2) Kogniti

Page 15: Makalah Otitis Media Akut

3) Psikologis

4) Moral

5) Spiritual

Tumbuh kembang merupakan proses yang dinamis dan terus menerus.

c. Prinsip tumbuh kembang

1) tumbuh kembang terus menerus dan komplek

2) tumbuh kembang merupakan proses yang teratur dan dapat diprediksi

3) tumbuh kembang berbeda dan terintegrasi

4) setiap aspek tumbuh kembang berbeda dalah setiap tahapnya dan dapat

dimodifikasi

5) tahapan tumbang spesifik untuk setiap orang

Tumbuh kembang adalah Orderly (tertib) dan sequential tetapi juga terus menerus

dan komplek.

1) Setiap orang memiliki pengalam yang sama bentuknya

2) Setiap bentuk dan tingkat perkembangan adalah khas

Tumbuh kembang memiliki pola teratur dan dapat diprediksi;

1) Cephalocaudal (head to tail)

2) Proximaldistal

3) Symetrical

d. Tumbuh kembang berbeda dan terintegrasi

Perbedaan aspek dalam tumbuh kembang terjadi karena beda tahap, jumlah dan

dapat dimodifikasi.

1) tulang tumbuh cepat pada tahun pertama, selama tahun sebelum sekolah

pertumbuhan tulang melambat

2) bicara berkembang cepat pada usia 3 – 5 tahun

Page 16: Makalah Otitis Media Akut

Tahapan tumbuh kembang spesifik untuk setiap orang. Keterampilan dan

kematangan fisik dan psikologis berbeda dan khusus dari setiap orang.

Page 17: Makalah Otitis Media Akut

e. Teori tumbuh kembang

1) Psichososial dari Erik Erikson

Setiap tahap memiliki krisis personal yang melibatkan konflik utama

yang krisis pada saat itu. Perkembangan ego sangat dipengaruhi oleh pengaruh

sosial dan kultural dan kesuksesan dari setiap krisis yang melibatkan

perkembangan dari kebaikan yang khusus. Kesuksesan penguasaan pada

setiap konflik dibangun pada keberhasilan, penyelesaian pusat konflik

sebelumnya. Teori ini menunjukkan pentingnya hereditas dan lingkungan

yang memiliki dasar epigenetic. Perkembangan ditentukan oleh prinsip

genetik dan berlangsung terus-menerus sepenjang tahapan usia.

2) Perkembangan Kognitif dari Jean Piaget

Melihat perkembangan pikiran sebagai kejadian melalui adaptasi

terhadap lingkungan. Anak menyesuaikan (mengisi) informasi yang baru ke

dalam struktur pemikiran yang sudah ada (skema) dan mengakomodasi

(mengubah) skema tersebut untuk menerima informasi yang baru. Usaha

untuk keseimbangan (ekuilibrasi) terjadi melalui dua proses ini. Piaget yang

menyatukan prinsip epigenetic kedalam teorinya. Prinsip ini menyebutkan

bahwa perkembangan bergantung pada program genetic seseorang dan bahwa

setiap aspek atau bagian memiliki waktunya sendiri untuk berpengaruh.

Pengaruh genetic yang konstan, maturasi, pengalaman dan interaksi memberi

hasil dalam perkembangan kognitif. Teori ini menempatkan manusia dalam

peran belajar yang aktif dan adalah hal yang penting bagaimana anak belajar.

5. Tahap-Tahap Tumbuh Kembang Pada Anak Masa Sekolah

a. Masa usia sekolah (5-12 tahun)

Page 18: Makalah Otitis Media Akut

Pada usia ini anak disebut juga priode intelektual, karena merupakan tahap

pertama anak menggunakan sebagian waktunya untuk mengembangkan

kemampuan intelektualnya. Anak usia ini sedang belajar di sekolah dasar (SD)

dan mendapat pelajaran tentang Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan

Sosial. Perhatian anak sedang ditujukan kepada dunia pengetahuan tentang dunia

dan alam sekelilingnya serta senang sekali membaca tentang cerita petualangan

yang menambah pengalamannya. Pada usia ini terjadi perubahan-perubahan dari

usia sebelumnya diantaranya ialah :

b. Bermain

Dengan kemajuan usianya dan bertambah popularnya bentuk hiburan seperti

bacaan, film dan televisi maka kegiatan bermain menjadi berkurang.

c. Permasalahan

Dunianya makin luas demikian pula minatnya dengan pelajaran formal di sekolah,

pembahasan mengenai lingkungan meningkat.melalui kemampuan membaca anak

dapat bertukar pikiran dengan teman-teman sebayanya. Dengan demikian anak

mengembangkan sikap yang realistis mengenai hidup.

d. Moral

Kontaknya anak dengan orang lain membuat pandangan atau konsepnya semakin

luas. Ia menemukan apa yang selama ini dianggap benar atau salah di rumah yang

tidak selamanya sesuai dengan di luar rumah. Sehingga ukuran-ukuran baru

mengenai moral anak tumbuh secara bertahap yang kadang-kadang bertentangan

dengan yang dianut orang tua. Anak mengemban rasa kejujuran dan keadil;an

yang tinggi dan ia tidak segan-segan memprotes bila ia diperlakukan tidak adil.

e. Hubungan Keluarga

Page 19: Makalah Otitis Media Akut

Walaupun lingkungan anak telah bertambah luas pengaruh orang tua

masih membekas dalam perkembangan kepribadiannya. Misalnya orang tua yang

berambisi, dapat mempengaruhi anak menjadi kurang tenang, tidak aman dan

tidak menerima bila gagal mencapai harapan-harapan orang tua.

f. Salah Didikan

Jika salah didikan akan timbul berbagai masalah prilaku seperti

mengompol, berbohong, suka berkelahi, nakal dan malas belajar, mengganggu

adik-adiknya, melancong, melamun, lari dari rumah, tidak naik kelas, merokok,

dsb. Untuk memperbaiki salah penyesuaiian diri perlu diteliti latar belakang

kehidupan anak, mengapa hal itu terjadi, sering ditemukan sebabnya, karena

kurang perhatian orang tua.

6. Macam-macam Penyakit pada Anak usia 5-12 tahun

a. Tuberkulosis (TB)

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang

paru - paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.

b. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

ISPA adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan atas maupun bawah

yang disebabkan oleh masuknya kuman mikroorganisme (bakteri dan virus) ke

dalam organ saluran pernafasan yang berlangsung selama 14 hari.

c. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

ISK sendiri adalah suatu keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan

perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih meliputi infeksi dari parenkim

ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang

bermakna.

Page 20: Makalah Otitis Media Akut

d. Diare

Perubahan dalam buang air besar dari biasanya, baik rekuensi/jumlah

buang air yang menjadi sering dan keluar alam konsistensi cair daripada padat,

maka itu adalah diare.

e. Konstipasi

Konstipasi adalah kondisi dimana feses memiliki konsistensi eras dan sulit

dikeluarkan. Masalah ini umum ditemui pada nak-anak. Buang air besar mungkin

disertai rasa sakit dan enjadi lebih jarang dari biasa.

f. Asma

Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas engalami penyempitan

karena hiperaktivitas terhadap angsangan tertentu, yang menyebabkan

peradangan.

g. Bronkitis

Secara harfiah, bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan

inflamasi bronkus. Secara klinis, para ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu

penyakit atau gangguan respiratorik dimana batuk merupakan gejala yang utama

dan dominan.

h. Otitis Media

Adalah radang telinga tengah, sering dipicu oleh infeksi-infeksi yang

menyebabkan sakit tenggorokan dan selesma-selesma atau persoalan-persoalan

pernapasan lainnya yang menyebar ke telinga tengah. Penyebabnya bisa virus atau

bakteri yang menjadi akut atau kronis.

i. Demam Berdarah

Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah

penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran

Page 21: Makalah Otitis Media Akut

geografis yang mirip dengan malaria. Demam berdarah disebarkan kepada

manusia oleh nyamuk Aedes aegypti

7. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Pasien otitis media dengan karakteristik : jenis kelamin, usia 5-12 tahun dengan riwayat otitis

media akut yaitu dapat diukur dari adanya cairan serumen yang berwarna kuning kecoklatan

dan suhu tubuh yang tinggi diatas 39,50C. Dan otitis media kronik yang ditandai dengan

cairan serumen yang berwarna kuning kecoklatan dan berbau,kemudian terasa perih ditelinga

dan terdapat benjolan di dalam teling. Hasilnya dapat dideskripsikan dalam bentuk gangguan

pendengaran yaitu terjadi dan tidak terjadi.

Pasien Poli THT

dengan karakteristik

responden :

- Usia 5-12 tahun

- Jenis Kelamin

Otitis Media

1. OMA :

- Cairan serumen

- Suhu tubuh tinggi (39,50C)

2. OMK :

- Cairan serumen yang

berbau

- Terasa perih di telinga.

- Terdapat benjolan dalam

telinga.

Gangguan

Pendengaran

- Terjadi

- Tidak Terjadi

OUTPUTPROSESINPUT