Otitis Media Akut(Lapkas)

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otitis Media Akut (OMA) adalah peradangan pada sebagian atau seluruh dari selaput permukaan telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid yang berlangsung kuarang dari 3 minggu. 1,2 Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. 1 Di RSUD Cianjur, OMA menduduki peringkat pertama dalam 10 penyakit terbanyak pada tahun 2010. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka mahasiswa kedokteran dituntut dapat mengetahui dan memperdalam masalah penyakit tersebut berdasarkan: teori, anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaannya. Berikut ini, disusun laporan kasus pada pasien dengan Otitis Media Akut yang berobat di Poli THT RSUD Cianjur pada tanggal 21 April tahun 2011. B. Tujuan 1

description

OMA

Transcript of Otitis Media Akut(Lapkas)

Page 1: Otitis Media Akut(Lapkas)

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Otitis Media Akut (OMA) adalah peradangan pada sebagian atau seluruh

dari selaput permukaan telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan

sel-sel mastoid yang berlangsung kuarang dari 3 minggu.1,2

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti

radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran

Eustachius.1 

Di RSUD Cianjur, OMA menduduki peringkat pertama dalam 10 penyakit

terbanyak pada tahun 2010. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka mahasiswa

kedokteran dituntut dapat mengetahui dan memperdalam masalah penyakit

tersebut berdasarkan: teori, anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

penunjang dan penatalaksanaannya.

Berikut ini, disusun laporan kasus pada pasien dengan Otitis Media Akut

yang berobat di Poli THT RSUD Cianjur pada tanggal 21 April tahun 2011.

B. Tujuan

Memperoleh pengalaman dalam anamnesis, pemeriksaan fisik dan

penatalaksanaan kasus Otitis Media Akut (OMA).

1

Page 2: Otitis Media Akut(Lapkas)

BAB IISTATUS PASIEN

I. IDENTITAS

Nama : Tn. YM

Umur : 48 tahun

Alamat : Parungkuda

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

Tanggal MRS : 9 September

II. ANAMNESIS (autoanamnesis)

Keluhan Utama

Telinga kiri terasa tersumbat sejak kurang-lebih 1 minggu yang lalu.

Keluhan Tambahan

Pendengaran pada telinga kiri dirasakan menurun.

Riwayat Penyakit Sekarang

1 minggu sebelum masuk rumah sakit, telinga kiri os kemasukan air.

Kemudian os mengorek-ngoreknya dengan cotton bud. Selanjutnya telinga

kiri dirasakan tersumbat dan pendengaran berkurang. Riwayat batuk–filek

sebelumnya disangkal. Os pernah berobat terkait keluhannya saat ini,

tetapi belum ada perubahan.

Riwayat Penyakit Dahulu

Os belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Os mempunyai

riwayat hipertensi kurang-lebih sejak 8 tahun yang lalu. Riwayat penyakit

diabetes disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat keluhan yang serupa dengan os pada keluarga disangkal.

2

Page 3: Otitis Media Akut(Lapkas)

Riwayat Kehidupan Sosial

Os saat ini bekerja sebagai tenaga admistrasi pada sebuah perusahaan

swasta. Menurut os, lingkungan tempat ia bekerja tidak bising.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Composmentis

Tanda Vital : TD = 145 mmHg Nafas = 20x/mnt

N = 90x/mnt Suhu = afebris

Status Generalis

Kepala: Normocephal

Mata:

Konjungtiva anemis (-), ikterik (-)

Telinga : Lihat status lokalis

Hidung : Lihat status lokalis

Mulut : Lihat status lokalis

Leher : Lihat status lokalis

Thorax:

Jantung : Bj I & II normal, murmur (-), Gallops (-)

Paru : Vesikuler, ronki (-), whezeeng (-)

Abdomen : Pembesaran hepar dan lien (-)

Ekstr. Atas : Edema (-), RCT; < 2 detik

Ekstr. Bawah : Edema (-)

Status Lokalis THT

1. Telinga

Aurikel: Normotia, lesi (-)

Preaurikel

- Abses : (-) (-)

- Appendik : (-) (-)

3

Page 4: Otitis Media Akut(Lapkas)

- NT tragus : (-) (-)

KAE

- Serumen : (-) (-)

- Sekret : (-) (-)

- Hiperemis : (-) (-)

MT

- Hiperemis : (-) (±)

- Refleks cahaya : (-) (±)

- Perforasi : (-) (-)

- Bulging : (-) (-)

Retroaurikel

- Abses : (-) (-)

- NT mastoid : (-) (-)

2. Kavum Nasi

- Septum nasi : Tidak deviasi, abses (-), hematom (-)

- Mukosa hipermis : (-) (-)

- Konka : eutrofi eutrofi

- Sekret : (-) (-)

- Polip nasi : (-) (-)

- Pasase udara : (+) (+)

3. Faring

Nasofaring

- Orifisium tuba : -

- Konka superior : -

- Fossa Rosenmuller : -

- Plika salpingofaringeal : -

Orofaring

- Mukosa hiperemis : (-)

- Granul : (-)

- Tonsil : T1 T1

- Detritus : (-)

4

Page 5: Otitis Media Akut(Lapkas)

Laringofaring

- Epiglotis : -

- Plika ariepiglotis : -

- Plika ventrikularis : -

- Plika vokalis : -

- Rima glotis : -

4. Maksilofasial

N I : Normosmia

N VII :

- Mengangkat alis : (+) (+)

- Plika nasolabalis : (+) (+)

N VIII :

- Tes Rinne : (+) (-)

- Tes Weber : Lateralisasi ke kiri

- Tes Swabach : N Memanjang

5. Leher : Struma (-), pembesaran KGB (-)

IV. DIAGNOSA BANDING

1. Otitis Media Akut AS

2. Otitis Eksterna AS

3. Otosklerosis

V. DIAGNOSIS KERJA

Otitis Media Akut AS

VI. RENCANA TERAPI

1. Antibiotik

2. Mukolitik

3. Dekongestan

4. Antihipertensi

5

Page 6: Otitis Media Akut(Lapkas)

BAB IIITINAJUAN TEORI

(OTITIS MEDIA AKUT)

A. DEFINISI

Otitis media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh dari selaput

permukaan telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel

mastoid.1,2

B. ANATOMI

Telinga sendiri terbagi menjadi tiga bagian: telinga luar, telinga tengah,

dan telinga dalam. Telinga tengah adalah daerah yang dibatasi dengan dunia

luar oleh gendang telinga. Daerah ini menghubungkan suara dengan alat

pendengaran di telinga dalam. Selain itu di daerah ini terdapat saluran

Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga hidung

belakang dan tenggorokan bagian atas. Guna saluran ini adalah:

menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan

menyesuaikannya dengan tekanan udara di dunia luar.

mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga

tengah ke bagian belakang hidung.

Gambar 1. Telinga Bagian Tengah

C. PATOFISOLOGI 

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti

radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran

6

Page 7: Otitis Media Akut(Lapkas)

Eustachius.1 Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat

menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di

sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk

melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan

mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah

dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran

Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah

terkumpul di belakang gendang telinga.

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu

karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga

dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas.

Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan

halus).2Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan

pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu

telinga juga akan terasa nyeri.1 Dan yang paling berat, cairan yang terlalu

banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.

Sebagaimana halnya dengan kejadian infeksi saluran pernapasan atas

(ISPA), otitis media juga merupakan salah satu penyakit langganan anak. Di

Amerika Serikat,  diperkirakan 75% anak mengalami setidaknya satu episode

otitis media sebelum usia tiga tahun dan hampir setengah dari mereka

mengalaminya tiga kali atau lebih. Di Inggris, setidaknya 25% anak

mengalami minimal satu episode sebelum usia sepuluh tahun.4 Di negara

tersebut otitis media paling sering terjadi pada usia 3-6 tahun.

D. ETIOLOGI

Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun

bakteri.4,5 Pada 25% pasien, tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya.

Virus ditemukan pada 25% kasus dan kadang menginfeksi telinga tengah

bersama bakteri. Bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus

pneumoniae, diikuti oleh Haemophilus influenzae dan Moraxella cattarhalis.

Yang perlu diingat pada OMA, walaupun sebagian besar kasus disebabkan

7

Page 8: Otitis Media Akut(Lapkas)

oleh bakteri, hanya sedikit kasus yang membutuhkan antibiotik. Hal ini

dimungkinkan karena tanpa antibiotik pun saluran Eustachius akan terbuka

kembali sehingga bakteri akan tersingkir bersama aliran lendir.   

E. PENYEBAB ANAK LEBIH MUDAH TERSERANG OMA

Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena

beberapa hal.1

Sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.

Saluran Eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih

pendek sehingga ISPA lebih mudah menyebar ke telinga tengah.

Adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang

berperan dalam kekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding

orang dewasa. Posisi adenoid berdekatan dengan muara saluran Eustachius

sehingga adenoid yang besar dapat mengganggu terbukanya saluran

Eustachius. Selain itu adenoid sendiri dapat terinfeksi di mana infeksi

tersebut kemudian menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.

F. STADIUM OMA

1. Stadium penyumbatan tuba eustachius, tanda yang khas pada stadium ini

adalah penarikan membran timpani pada telinga ke arah dalam akibat

tekanan negatif yang ditimbulkan oleh sumbatan.

2. Stadium Hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran

timbani atau seluruh membran timpani.

3. Stadium Supurasi, bengkak yang hebat pada selaput permukaan telinga

tengah dan hancurnya sel-sel di dalam telinga tengah menyebabkan cairan

yang kental tertimbun di telinga tengah

4. Stadium Perforasi, pecahnya membrane timpani, dan keluar cairan putih

5. Stadium Resolusi, perlahan-lahan membrane timpani akan menyembuh

jika robekan tidak terlalu lebar, tetapi jika robekan lebar, stadium perforasi

dapat menetap dan berubah menjadi Otitis Media Supuratif Kronik.

8

Page 9: Otitis Media Akut(Lapkas)

G. KRITERIA DIAGNOSIS

Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut.6

1. Penyakitnya muncul mendadak (akut)

2. Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga

tubuh) di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di

antara tanda berikut:

a. Menggembungnya gendang telinga

b. Terbatas/tidak adanya gerakan gendang telinga

c. Adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga

d. Cairan yang keluar dari telinga

3. Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan

adanya salah satu diantara tanda berikut:

a. Kemerahan pada gendang telinga

b. Nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal 

Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat menarik-

narik daun telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga, berkurangnya

pendengaran, demam, sulit makan, mual dan muntah, serta rewel.4,6,7 Namun

gejala-gejala ini (kecuali keluarnya cairan dari telinga) tidak spesifik untuk

OMA sehingga diagnosis OMA tidak dapat didasarkan pada riwayat semata.6

Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop (alat untuk memeriksa liang

dan gendang telinga dengan jelas).4 Dengan otoskop dapat dilihat adanya

gendang telinga yang menggembung, perubahan warna gendang telinga

menjadi kemerahan atau agak kuning dan suram, serta cairan di liang telinga.

Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi

pneumatik (pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang

telinga yang dilengkapi dengan pompa udara kecil untuk menilai respon

gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara).6 Gerakan gendang

telinga yang berkurang atau tidak ada sama sekali dapat dilihat dengan

pemeriksaan ini. Pemeriksaan ini meningkatkan sensitivitas diagnosis OMA.

Namun umumnya diagnosis OMA dapat ditegakkan dengan otoskop biasa.4

9

Page 10: Otitis Media Akut(Lapkas)

Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis

(penusukan terhadap gendang telinga).6 Namun timpanosentesis tidak

dilakukan pada sembarang anak. Indikasi perlunya timpanosentesis antara

lain adalah OMA pada bayi di bawah usia enam minggu dengan riwayat

perawatan intensif di rumah sakit, anak dengan gangguan kekebalan tubuh,

anak yang tidak memberi respon pada beberapa pemberian antibiotik, atau

dengan gejala sangat berat dan komplikasi.8

OMA harus dibedakan dari otitis media dengan efusi yang dapat menyerupai

OMA. Untuk membedakannya dapat diperhatikan hal-hal berikut.4

Gejala dan tanda OMA Otitis media dengan

efusi

Nyeri telinga, demam, rewel + -

Efusi telinga tengah + +

Gendang telinga suram + +/-

Gendang yang menggembung +/- -

Gerakan gendang berkurang + +

Berkurangnya pendengaran + +

H. PENATALAKSANAAN

Terapi bergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada stadium

awal ditujukan untuk mengobati infeksi saluran napas, dengan pemberian

antibiotik, dekongestan lokal atau sistemik, dan antipiretik.

Stadium Oklusi

Terapi ditujukan untuk membuka kembali tuba Eustachius sehingga

tekanan negatif di telinga tengah hilang. Diberikan obat tetes hidung HCl

efedrin 0,25 % untuk anak < 12 tahun atau HCl efedrin 0,5 % dalam larutan

fisiologis untuk anak diatas 12 tahun dan dewasa. Sumber infeksi lokal harus

diobati. Antibiotik diberikan bila penyebabnya kuman14.

Stadium Presupurasi

10

Page 11: Otitis Media Akut(Lapkas)

Diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan analgesik. Bila membran

timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi.

Dianjurkan pemberian antibiotik golongan penisilin atau eritromisin. Jika

terjadi resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavulanat atau

sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin intramuskular agar

konsentrasinya adekuat di dalam darah sehingga tidak terjadi mastoiditis

terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan.

Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari14.

Stadium Supurasi

Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk melakukan miringotomi bila

membran timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan tidak terjadi

ruptur14.

Stadium Perforasi

Terlihat sekret banyak keluar, kadang secara berdenyut. Diberikan obat

cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3

minggu. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi akan menutup sendiri

dalam 7-10 hari14.

Stadium Resolusi

Membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi, dan

perforasi menutup. Bila tidak, antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu.

Bila tetap, mungkin telah terjadi mastoiditis14.

Kombinasi obat yang dipakai adalah :

1. ANTIBIOTIKA

OMA umumnya adalah penyakit yang akan sembuh dengan

sendirinya.4 Sekitar 80% OMA sembuh dalam 3 hari tanpa antibiotik.

Penggunaan antibiotik tidak mengurangi komplikasi yang dapat terjadi,

termasuk berkurangnya pendengaran.4,9 Observasi dapat dilakukan pada

sebagian besar kasus. Jika gejala tidak membaik dalam 48-72 jam atau ada

perburukan gejala, antibiotik diberikan.4,6 American Academy of

11

Page 12: Otitis Media Akut(Lapkas)

Pediatrics (AAP) mengkategorikan OMA yang dapat diobservasi dan yang

harus segera diterapi dengan antibiotik sebagai berikut:6

Usia Diagnosis pasti Diagnosis meragukan

< 6 bln Antibiotik Antibiotik

6 bln – 2 th Antibiotik Antibiotik jika gejala berat; observasi jika

gejala ringan

 2 thn Antibiotik jika gejala

berat; observasi jika

gejala ringan

Observasi

Yang dimaksud dengan gejala ringan adalah nyeri telinga ringan

dan demam <39°C dalam 24 jam terakhir. Sedangkan gejala berat adalah

nyeri telinga sedang – berat atau demam  39°C.

Pilihan observasi selama 48-72 jam hanya dapat dilakukan pada

anak usia enam bulan – dua tahun dengan gejala ringan saat pemeriksaan,

atau diagnosis meragukan pada anak di atas dua tahun. Untuk dapat

memilih observasi, follow-up harus dipastikan dapat terlaksana. Analgesia

tetap diberikan pada masa observasi.

British Medical Journal memberikan kriteria yang sedikit berbeda

untuk menerapkan observasi ini.10Menurut BMJ, pilihan observasi dapat

dilakukan terutama pada anak tanpa gejala umum seperti demam dan

muntah.

Jika diputuskan untuk memberikan antibiotik, pilihan pertama

untuk sebagian besar anak adalah amoxicillin.4,6,7

Sumber seperti AAFP (American Academy of Family Physician)

menganjurkan pemberian 40 mg/kg berat badan/hari pada anak dengan

risiko rendah dan 80 mg/kg berat badan/hari untuk anak dengan risiko

tinggi.7,11 Risiko tinggi yang dimaksud antara lain adalah usia kurang dari

dua tahun, dirawat sehari-hari di daycare, dan ada riwayat pemberian

antibiotik dalam tiga bulan terakhir.

12

Page 13: Otitis Media Akut(Lapkas)

WHO menganjurkan 15 mg/kg berat badan/pemberian dengan

maksimumnya 500 mg.5 

AAP menganjurkan dosis 80-90 mg/kg berat badan/hari.6 Dosis ini terkait

dengan meningkatnya persentase bakteri yang tidak dapat diatasi dengan

dosis standar di Amerika Serikat. Sampai saat ini di Indonesia tidak ada

data yang mengemukakan hal serupa, sehingga pilihan yang bijak adalah

menggunakan dosis 40 mg/kg/hari. Dokumentasi adanya bakteri yang

resisten terhadap dosis standar harus didasari hasil kultur dan tes resistensi

terhadap antibiotik.

Antibiotik pada OMA akan menghasilkan perbaikan gejala dalam

48-72 jam.6 Dalam 24 jam pertama terjadi stabilisasi, sedang dalam 24 jam

kedua mulai terjadi perbaikan. Jika pasien tidak membaik dalam 48-72

jam, kemungkinan ada penyakit lain atau pengobatan yang diberikan tidak

memadai.

Dalam kasus seperti ini dipertimbangkan pemberian antibiotik lini kedua.

Misalnya:

Pada pasien dengan gejala berat atau OMA yang kemungkinan

disebabkan Haemophilus influenzae dan Moraxella catarrhalis,

antibiotik yang kemudian dipilih adalah amoxicillin-

clavulanate.6 Sumber lain menyatakan pemberian amoxicillin-

clavulanate dilakukan jika gejala tidak membaik dalam tujuh

hari atau kembali muncul dalam 14 hari.4

Jika pasien alergi ringan terhadap amoxicillin, dapat diberikan

cephalosporin seperti cefdinir, cefpodoxime, atau cefuroxime.

Pada alergi berat terhadap amoxicillin, yang diberikan adalah

azithromycin atau clarithromycin.4,6

Pilihan lainnya adalah erythromycin-sulfisoxazole atau

sulfamethoxazole-trimethoprim.5,6 Namun kedua kombinasi ini

bukan pilihan pada OMA yang tidak membaik dengan

amoxicillin.4,6

13

Page 14: Otitis Media Akut(Lapkas)

Jika pemberian amoxicillin-clavulanate juga tidak memberikan

hasil, pilihan yang diambil adalah ceftriaxone selama tiga hari.6

Perlu diperhatikan bahwa cephalosporin yang digunakan pada OMA

umumnya merupakan generasi kedua atau generasi ketiga dengan

spektrum luas. Demikian juga azythromycin atau clarythromycin.

Antibiotik dengan spektrum luas, walaupun dapat membunuh lebih banyak

jenis bakteri, memiliki risiko yang lebih besar. Bakteri normal di tubuh

akan dapat terbunuh sehingga keseimbangan flora di tubuh terganggu.

Selain itu risiko terbentuknya bakteri yang resisten terhadap antibiotik

akan lebih besar. Karenanya, pilihan ini hanya digunakan pada kasus-

kasus dengan indikasi jelas penggunaan antibiotik lini kedua.  

Pemberian antibiotik pada otitis media dilakukan selama sepuluh hari pada

anak berusia di bawah dua tahun atau anak dengan gejala berat.6 Pada usia

enam tahun ke atas, pemberian antibiotik cukup 5-7 hari. Di Inggris,

anjuran pemberian antibiotik adalah 3-7 hari atau lima hari.4 Ulasan dari

Cochrane menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna antara

pemberian antibiotik dalam jangka waktu kurang dari tujuh hari

dibandingkan dengan pemberian lebih dari tujuh hari. Dan karena itu

pemberian antibiotik selama lima hari dianggap cukup pada otitis media.

Pemberian antibiotik dalam waktu yang lebih lama meningkatkan risiko

efek samping dan resistensi bakteri.

2. ANALGESIK

Selain antibiotik, penanganan OMA selayaknya disertai penghilang nyeri

(analgesia).4,6 Analgesia yang umumnya digunakan adalah analgesia

sederhana seperti paracetamol atau ibuprofen. Namun perlu diperhatikan

bahwa pada penggunaan ibuprofen, harus dipastikan bahwa anak tidak

mengalami gangguan pencernaan seperti muntah atau diare karena

ibuprofen dapat memperparah iritasi saluran cerna.  

3. OBAT LAIN

14

Page 15: Otitis Media Akut(Lapkas)

Pemberian obat-obatan lain seperti antihistamin (antialergi) atau

dekongestan tidak memberikan manfaat bagi anak.4

Pemberian kortikosteroid juga tidak dianjurkan.7  

4. MIRINGOTOMI

     Myringotomy (myringotomy: melubangi gendang telinga untuk

mengeluarkan cairan yang menumpuk di belakangnya) juga hanya

dilakukan pada kasus-kasus khusus di mana terjadi gejala yang sangat

berat atau ada komplikasi.4 Cairan yang keluar harus dikultur.

     Pemberian antibiotik sebagai profilaksis untuk mencegah berulangnya

OMA tidak memiliki bukti yang cukup.4

I. PENCEGAHAN OMA

Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:

pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak,

pemberian ASI minimal selama 6 bulan,

penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring,

dan penghindaran pajanan terhadap asap rokok.4,6

Berenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko OMA.4

J. KOMPLIKASI

Otitis media kronik ditandai dengan riwayat keluarnya cairan secara

kronik dari satu atau dua telinga.5Jika gendang telinga telah pecah lebih dari 2

minggu, risiko infeksi menjadi sangat umum. Umumnya penanganan yang

dilakukan adalah mencuci telinga dan mengeringkannya selama beberapa

minggu hingga cairan tidak lagi keluar.

Otitis media yang tidak diobati dapat menyebar ke jaringan sekitar telinga

tengah, termasuk otak.3Namun komplikasi ini umumnya jarang terjadi.4 Salah

satunya adalah mastoiditis pada 1 dari 1000 anak dengan OMA yangtidak

diobati.

15

Page 16: Otitis Media Akut(Lapkas)

Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan

pendengaran permanen.3 Cairan di telinga tengah dan otitis media kronik dapat

mengurangi pendengaran anak serta menyebabkan masalah dalam kemampuan

bicara dan bahasa.

Otitis media dengan efusi didiagnosis jika cairan bertahan dalam telinga

tengah selama 3 bulan atau lebih.4

Komplikasi yang serius adalah:

Infeksi pada tulang di sekitar telinga tengah (mastoiditis atau petrositis)

Labirintitis (infeksi pada kanalis semisirkuler)

Kelumpuhan pada wajah

Tuli

Peradangan pada selaput otak (meningitis)

Abses otak

K. RUJUKAN

Beberapa keadaan yang memerlukan rujukan pada ahli THT adalah;

Anak dengan episode OMA yang sering. Definisi “sering” adalah lebih

dari 4 episode dalam 6 bulan.4Sumber lain menyatakan “sering” adalah

lebih dari 3 kali dalam 6 bulan atau lebih dari 4 kali dalam satu tahun7 

Anak dengan efusi selama 3 bulan atau lebih, keluarnya cairan dari telinga,

atau berlubangnya gendang telinga4,7

Anak dengan kemungkinan komplikasi serius seperti kelumpuhan saraf

wajah atau mastoiditis (mastoiditis: peradangan bagian tulang tengkorak,

kurang lebih terletak pada tonjolan tulang di belakang telinga)7

Anak dengan kelainan kraniofasial (kraniofasial: kepala dan wajah),

sindrom Down, sumbing, atau dengan keterlambatan bicara7

OMA dengan gejala sedang-berat yang tidak memberi respon terhadap 2

antibiotik7  

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 17: Otitis Media Akut(Lapkas)

1. Otitis Media (Ear Infection). Available from

http://www.nidcd.nih.gov/health/hearing/otitism.asp

2. Chronic Otitis Media (Middle Ear Infection) and Hearing Loss. Available from

http://www.entnet.org/KidsENT/hearing_loss.cfm

4. Ear Anatomy Available from  

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepag es/1092.htm

5. Otitis media – acute. Available from 

http://www.prodigy.nhs.uk/guidance.asp?gt=Otitis%20media%20-%20acute

http://www.who.int/medicines/library/bacterial_model_pres/014to019.pdf.

6. Diagnosis and Management of Acute Otitis Media. PEDIATRICS Vol. 113

No. May 2004, pp. 1451-1465. available from 

http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics;113/5/1451

7. Glasziou PP, Del Mar CB, Sanders SL, Hayem M. Antibiotics for acute otitis

media in children (Cochrane Review) The Cochrane Library, Issue 2, 2005.

Available from

http://www.cochrane.org/cochrane/revabstr/AB000219.htm

8. Little P, et al. Predictors of poor outcome and benefits from antibiotics in

children with acute otitis media: pragmatic randomised trial. BMJ 2002;325:22

( 6 July ). Available from

http://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/325/7354/22?

ijkey=742c411e86bbfb31b1a51105ff9bfc95d8a31433

9. Wellbery C. Standard-Dose Amoxicillin for Acute Otitis Media. May 1 2005.

Available from http://www.aafp.org/afp/20050501/tips/18.html 

17