Presntasi Kasus Fikriah Rahmi

26
LAPORAN KASUS ILMU KESEHATAN ANAK KKS BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD. BANGKINANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB 2013 Oleh: FIKRIAH RAHMI

description

ppt

Transcript of Presntasi Kasus Fikriah Rahmi

Slide 1

LAPORAN KASUSILMU KESEHATAN ANAK

KKS BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD. BANGKINANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB2013

Oleh:FIKRIAH RAHMIDEFENISI

Diare adalah pengeluaran tinja yang cair dengan frekuensi 3x/hari disertai perubahan konsistensi tinja (lembek atau cair) dengan atau tanpa darah/lendir dalam tinja, disertai atau tanpa muntah.3 Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari disebut diare akut dan bila berlangsung lebih dari 14 hari disebut diare persisten.EPIDEMIOLOGI

Diare masih merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001 yang diselenggarakan Depkes RI diare menempati urutan ketiga (10%) dari 10 penyebab kematian Balita setelah gangguan perinatal (26%) dan penyakit saluran nafas (16%).2

ETIOLOGI

Menurut World Gastroenterology Organization global guidelines 2005, etiologi diare akut dibagi atas empat penyebab: Bakteri : Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio, Bacillus cereus, Clostridium perfringens, Stafilokokus aureus, Campylobacter aeromonas Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Coronavirus, Astrovirus Parasit : Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli, Trichuris trichiura, Cryptosporidium parvum, Strongyloides stercoralis Non infeksi : malabsorpsi, keracunan makanan, alergi, gangguan motilitas, imunodefisiensi, kesulitan makan, dll.4

PATOFISIOLOGI

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:5 Gangguan osmotik. Gangguan sekresi Gangguan motilitas.

Patogenesis diare berdasarkan infeksi bakteri/parasit terdiri dari :5Diare karena Bakteri/Parasit Invasive (Enterovasif)Diare Karena Bakteri Non-Invasif (Enterotoksigenik).

GEJALA KLINIS

Diare dengan dehidrasi beratJika terdapat dua atau lebih tanda berikut, berarti anak menderita dehidrasi berat:Letargis atau tidak sadarMata cekungCubitan kulit perut kembali sangat lambat ( 2 detik)Tidak bisa minum atau malas minum.7Diare dengan dehidrasi ringan/sedang

Gelisah/rewelHaus dan minum dengan lahapMata cekungCubitan kulit perut kembalinya lambatPerhatian: Jika anak hanya menderita salah satu dari tanda di atas dan salah satu tanda dehidrasi berat (misalnya: gelisah/rewel dan malas minum), berarti anak menderita dehidrasi sedang/ringan.Diare dengan tanpa dehidrasi

Gelisah/ rewelLetargis atau tidak sadarTidak bisa minum atau malas minumHaus atau minum dengan lahapMata cekungCubitan kulit perut kembalinya lambat atau sangat lambat (Turgor jelek).7

Anamnesis

Riwayat pemberian makan anak sangat penting dalam melakukan tatalaksana anak dengan diare. Tanyakan juga hal-hal berikut:Diarefrekuensi buang air besar (BAB) anaklamanya diare terjadi (berapa hari)apakah ada darah dalam tinjaapakah ada muntahLaporan setempat mengenai Kejadian Luar Biasa (KLB) koleraPengobatan antibiotik yang baru diminum anak atau pengobatan lainnyaGejala invaginasi (tangisan keras dan kepucatan pada bayi).

Pemeriksaan fisik

Tanda-tanda dehidrasi ringan atau dehidrasi berat:rewel atau gelisahletargis/kesadaran berkurangmata cekungcubitan kulit perut kembalinya lambat atau sangat lambathaus/minum dengan lahap, atau malas minum atau tidak bisa minum.Darah dalam tinjaTanda invaginasi (massa intra-abdominal, tinja hanya lendir dan darah)Tanda-tanda gizi burukPerut kembungTidak perlu dilakukan kultur tinja rutin pada anak dengan diare.tatalaksanaDiare Dengan Dehidrasi BeratMulai berikan cairan intravena segera. Pada saat infus disiapkan, beri larutan oralit jika anak bisa minumCatatan: larutan intravena terbaik adalah larutan Ringer LaktatBeri 100 ml/kg larutan yang dipilih dan dibagi sesuai Tabel berikut ini.

Pada 3 jam pertama, beri anak larutan oralit dengan perkiraan jumlah sesuai dengan berat badan anak satu sendok teh setiap 1 2 menit jika anak berumur di bawah 2 tahun; dan pada anak yang lebih besar, berikan minuman oralit lebih sering dengan menggunakan cangkir.Lakukan pemeriksaan rutin jika timbul masalah Jika anak muntah, tunggu selama 10 menit; lalu beri larutan oralit lebih lambat (misalnya 1 sendok setiap 2 3 menit)Jika kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan beri minum air matang atau ASI.Nasihati ibu untuk terus menyusui anak kapan pun anaknya mau.Jika ibu tidak dapat tinggal di klinik hingga 3 jam, tunjukkan pada ibu cara menyiapkan larutan oralit dan beri beberapa bungkus oralit secukupnya kepada ibu agar bisa menyelesaikan rehidrasi di rumah ditambah untuk rehidrasi dua hari berikutnya.Nilai kembali anak setelah 3 jam untuk memeriksa tanda dehidrasi yang terlihat sebelumnya

Diare Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

Jika anak masih mengalami dehidrasi sedang/ringan, ulangi pengobatan untuk 3 jam berikutnya dengan larutan oralit, seperti di atas dan mulai beri anak makanan, susu atau jus dan berikan ASI sesering mungkinMeskipun belum terjadi dehidrasi berat tetapi bila anak sama sekali tidak bisa minum oralit misalnya karena anak muntah profus, dapat diberikan infus dengan cara: beri cairan intravena secepatnya. Berikan 70 ml/kg BB cairan Ringer Laktat atau Ringer asetat (atau jika tak tersedia, gunakan larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut :

Periksa kembali anak setiap 1-2 jam.Juga beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum.Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam.Klasifikasikan Dehidrasi. Kemudian pilih rencana terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan penanganan

Diare Tanpa Dehidrasi

Anak dirawat jalanAjari ibu mengenai 4 aturan untuk perawatan di rumah:- beri cairan tambahan- beri tablet Zinc- lanjutkan pemberian makan

Status PasienIdentitas pasien:Nama: NaslaUmur: 2 tahunJenis Kelamin: Perempuan Nama ayah: ZulkarnainAlamat: jawi-jawiNo.MR: 092248Tanggal Masuk: 14 september 2013Berat Badan Masuk: 10 Kg

Alloanamnesis Diberikan oleh: orang tua

Keluhan Utama: muntah dan mencret

Riwayat Penyakit Sekarang: OS datang ke RSUD bangkinang dengan keluhan muntah-muntah sejak 1 hari yang lalu, muntah lebih 10 kali lebih kurang 10 cc, awalnya ada ampas tapi lama-lama Cuma air, tidak berdarah, tidak kehijauan. Anak juga mencret lebih kurang 5 kali, awalnya ada ampas lama-lama cair, ada lendir, darh tidak ada. Makan dan minum mau tapi tidak lama muntah

Riwayat Penyakit Dahulu: tidak ada sakit seperti ini sebelumnyaRiwayat Penyakit Keluarga: keluarga tidak ada sakit seperti ini

Riwayat Kalahiran :Cara lahir: Spontan pervaginamTanggal lahir: 26 April 2011Tempat lahir: Klinik BersalinDitolong oleh: DokterBB lahir: 3000 gPB lahir: 48 cmKeadaan saat lahir: langsung menangisRiwayat bersaudara : anak pertama

Riwayat Makanan0-6 bulan: ASI ekslusif semaunya6-10 bulan: PASI + Nasi tim10-12 bulan: PASI + menu keluarga

Riwayat ImunisasiBCG: 1 xDPT: 3 xPolio: 4 xHepatitis: 2 xCampak: 1 x

Tumbuh Kembang Anak0 bulan: langsung menangis0-3 bulan: melihat obyek yang ada disekitar3-6 bulan: memiringkan badan, memegang benda, tertawa dan mengenali orang disekitar6-8 bulan: mulai berteriak, tengkurap dan bermain9-11 bulan: mulai latihan berjalan.

Riwayat keluargaNama ayah: ZulkarnainUmur: -Agama: IslamPekerjaan : PetaniAlamat: Jawi-jawi

Pemeriksaan FisikKeadaan umum: tampak sakit sedang Tanda-tanda vitalNadi: 92 x/menitRespirasi: 20 x/menitSuhu: 35,50 CBB masuk: 10 KgAnemia: tidak adaDispneu: tidak adaEdema: tidak adaSianosis : tidak adaStatus GeneralisataKepalaRambut: Hitam, tidak mudah dicabut.Mata: Sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-), pupil isokor, cekung (+)Hidung: pernapasan cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-)Telinga: serumen (+), sekret (-)Mulut: sianosis (-), bibir kering (+) Tenggorokan : tonsil T1-1, hiperemis (-).Leher: pembesaran KGB (-)

ThoraksParu-paru:Inspeksi: gerakan pernafasan simetris kanan dan kiriPalpasi: stem fremitus sama kanan dan kiriPerkusi: sonor dikedua lapangan paruAuskultasi: suara nafas vesikuler kanan dan kiriJantungInspeksi: iktus kordis tidak terlihatPalpasi: iktus kordis tidak terabaPerkusi: redup pada bagian atas jantungAuskultasi: bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-)

AbdomenInspeksi: abdomen datar, tidak ada benjolan dan bekas lukaAuskultasi: bising usus (+) meningkatPerkusi : timpani pada semua kuadranPalpasi: nyeri tekan (+) perut kanan atas, nyeri lepas tekan (-), hepatomegali(-).turgor 10 g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam.Diare di sebabkan oleh Bakteri (Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio, Bacillus cereus, Clostridium perfringens, Stafilokokus aureus, Campylobacter aeromonas), Virus (Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Coronavirus, Astrovirus), Parasit (Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli, Trichuris trichiura, Cryptosporidium parvum, Strongyloides stercoralis) dan Non infeksi (malabsorpsi, keracunan makanan, alergi, gangguan motilitas, imunodefisiensi, kesulitan makan)

DAFTAR PUSTAKANoerasid H, Suratmadja S, Asnil PO. Gastroenteritis (diare) akut. Dalam: Suharyono, Boediarso A, Halimun EM, penyunting. Gastroenterologi anak praktis. Edisi ke-4. Jakarta: FK-UI;2003.h.51-76. Afifah T, Djaja S, Irianto J. Kecenderungan penyakit penyebab kematian bayi dan anak balita di indonesia: 1992-2001. Bul. Penelit. Kesehat. 2003;31:48-59)Shamir R, Makhoul IR, Etzioni A, Shehadeh N. Evaluation of a diet containing probiotics and zinc for the treatment of mild diarrheal illness in children younger than one year of age. J Am Coll Nutr. 2005;24:370-5. World Gastroenterology Organization global guideline,2005Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedika Jakarta; 2007.Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta: Ditjen PPM dan PL; 2005.Departemen Kesehatan RI Pedoman pelayanan kesehatan anak di rumah sakit rujukan tingkat pertama di kabupaten/kota. -- Jakarta : 2008