Preskes Tennis Elbow

27
PRESENTASI KASUS SEORANG WANITA 60 TAHUN DENGAN TENNIS ELBOW DEXTRA Disusun oleh: Mega Astriningrum G 9911112095 Pembimbing: DR. dr. Hj. Noer Rachma, Sp KFR dr. Titi Lastiti, Sp KFR dr. Desy K. Tandiyo, Sp KFR

Transcript of Preskes Tennis Elbow

Page 1: Preskes Tennis Elbow

PRESENTASI KASUS

SEORANG WANITA 60 TAHUN DENGAN

TENNIS ELBOW DEXTRA

Disusun oleh:

Mega Astriningrum

G 9911112095

Pembimbing:

DR. dr. Hj. Noer Rachma, Sp KFR

dr. Titi Lastiti, Sp KFR

dr. Desy K. Tandiyo, Sp KFR

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN REHABILITASI MEDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RSUD DR. MOEWARDI

2013

Page 2: Preskes Tennis Elbow

STATUS PASIEN

I. ANAMNESIS

1. Identitas Pasien

Nama : Ny. S

Umur : 60 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Griyan RT. 08/ 10 Pajang

Status Perkawinan : Menikah

Tanggal Periksa : 22 Januari 2013

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan utama : nyeri pada siku sebelah kanan

Onset dan kronologis :

Pasien mengeluh nyeri pada siku tangan sebelah kanan sejak + 1

bulan yang lalu. Nyeri dirasakan tiba-tiba saat pasien mengangkat

sebuah ember berisi air. Selain nyeri, pasien juga merasakan ngilu dan

pegal di tangan kanan. Nyeri dirasakan menjalar sampai ke pergelangan

tangan. Pasien merasakan nyeri bertambah berat apabila digunakan

untuk mengangkat benda yang berat, cuaca dingin, atau saat pasien lama

diam/istirahat kemudian tiba-tiba digunakan untuk bergerak. Jika terasa

nyeri, pasien biasa memberi “salonpas” dan terasa sedikit membaik.

Selama 1 bulan ini pasien belum pernah sama sekali minum obat

penghilang nyeri. Kesemutan (-), rasa tebal (-). Karena dirasa makin

lama nyeri makin bertambah berat, akhirnya pasien memeriksakan diri

ke RSU Dr. Moewardi Surakarta

2

Page 3: Preskes Tennis Elbow

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat trauma/jatuh : disangkal

Riwayat tekanan darah tinggi : (+) 3 tahun yang lalu, tidak

terkontrol

Riwayat diabetes mellitus : (+) 3 tahun yang lalu, OAD rutin

Riwayat penyakit jantung : disangkal

Riwayat alergi : disangkal

Riwayat mondok dan operasi : disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat sakit serupa : disangkal

Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal

Riwayat diabetes mellitus : (+) kedua orangtua

Riwayat penyakit jantung : disangkal

5. Riwayat Kebiasaan

Riwayat merokok : disangkal

Riwayat minum alkohol : disangkal

Riwayat olahraga : jarang

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Penderita adalah seorang istri yang tinggal bersama suami, ketiga anak.

Suaminya adalah seorang PNS dan pasien merupakan seorang ibu rumah

tangga. Saat ini pasien mondok di RSU Dr. Moewardi dengan

menggunakan menggunakan Askes PNS.

II. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

1. Kesan Umum : sedang, kompos mentis, gizi kesan cukup

2. Tanda Vital : Tensi : 130/80 mmHg

Nadi : 88 x/menit

3

Page 4: Preskes Tennis Elbow

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,2 ºC

3. Status Gizi : BB : 50 Kg

TB : 155 cm

BMI : 20,81 Kg/m2

4. Kepala : bentuk mesocephal, simetris, jejas (-)

5. Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikteri (-/-),

reflek cahaya (+/+), isokor 3mm/3mm, secret (-/-).

6. Telinga : sekret/darah (-/-), deformitas (-/-).

7. Hidung : nafas cuping hidung (-), sekret (-),

epistaksis (-).

8. Mulut : gusi berdarah (-), bibir kering (-), pucat (-),

lidah

kotor (-), papil lidah atrofi (-), lidah tremor (-).

9. Leher : JVP tidak meningkat, limfonodi dan

kelenjar tiroid

tidak membesar.

10. Thorax : retraksi (-)

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi: BJ I-II intensitas normal, regular, bising (-).

Paru

Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri

Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri

Perkusi : Sonor / Sonor

Auskultasi: Suara dasar vesikuler (+/+), Suara tambahan (-/-)

11. Abdomen

Inspeksi : Dinding perut sejajar dinding dada

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)

4

Page 5: Preskes Tennis Elbow

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Peristaltik (+) normal

12. Ektremitas

Oedem Akral dingin

13. Range of Motion

Neck Aktif Pasif

Extensi-0-Flexi 40-0-40o 40-0-40o

Laterofleksi D-S 45-0-45o 45-0-45o

Rotasi D-S 50-0-50o 50-0-50o

Extremitas SuperiorDextra Sinistra

Aktif Pasif Aktif Pasif

Shoulder Ekstensi-0-

Fleksi

450-0-1800 450-0-1800 450-0-1800 450-0-1800

Abduksi-0-

Adduksi

1800-0-450 1800-0-450 1800-0-450 1800-0-450

Eksorotasi-0-

Endorotasi

450-0-900 450-0-900 450-0-900 450-0-900

Elbow Ekstensi-0-

Fleksi

0-0-1350 0-0-1350 0-0-1350 0-0-1350

Supinasi-0-

Pronasi

900-0-900 900-0-800 900-0-900 900-0-900

Wrist Ekstensi-0-

Fleksi

700-0-800 700-0-800 700-0-800 700-0-800

Abduksi-0-

Adduksi

200-0-450 200-0-450 200-0-450 200-0-450

Finger MCP I

Ekstensi-0-

Fleksi

00-0-500 00-0-500 00-0-500 00-0-500

IP I Ekstensi- 200-0-900 200-0-900 200-0-900 200-0-900

5

- -

- -

- -

- -

Page 6: Preskes Tennis Elbow

0-Fleksi

MCP II – V

Ekstensi-0-

Fleksi

300-0-900 300-0-900 300-0-900 300-0-900

DIP II – V

Ekstensi-0-

Fleksi

200-0-900 200-0-900 200-0-900 200-0-900

PIP II - V

Ekstensi-0-

Fleksi

0-0-100o 0-0-100o 0-0-100o 0-0-100o

Trunk ROM pasif ROM aktif

Ekstensi-0-Fleksi 300-0-900 300-0-900

Laterofleksi D-S 300-0-300 300-0-300

Rotasi D-S 450-0-450 450-0-450

Extremitas Inferior Dextra Sinistra

Aktif Pasif Aktif Pasif

Hip Ekstensi-0-Fleksi 100-0-1250 100-0-1250 100-0-1250 100-0-1250

Abduksi-0-

Adduksi

450-0-400 450-0-400 450-0-400 450-0-400

Ekso-0-Endo 400-0-400 400-0-400 400-0-400 400-0-400

Knee Ekst-0-Fleksi 00-0-1300 00-0-1300 00-0-1300 00-0-1300

Ekso-0-Endorotasi 100-0-100 100-0-100 100-0-100 100-0-100

Ankle Dorso-0-

plantarfleksi

200-0-500 200-0-500 200-0-500 200-0-500

Inversi-0-eversi 50-0-50 50-0-50 50-0-50 50-0-50

Kesimpulan: ROM dalam batas normal, meskipun ada nyeri ketika fleksi

dan ekstensi elbow.

14. Manual Muscle Testing (MMT)

Ektremitas Superior Dekstra Sinistra

Shoulder Fleksor M. Deltoideus anterior 5 5

M. Bisepss anterior 5 5

6

Page 7: Preskes Tennis Elbow

EkstensorM. Deltoideu 5 5

M. Teres Mayor 5 5

AbduktorM. Deltoideus 5 5

M. Biseps 5 5

AdduktorM. Latissimus dorsi 5 5

M. Pectoralis mayor 5 5

Internal RotasiM. Latissimus dorsi 5 5

M. Pectoralis mayor 5 5

Eksternal

Rotasi

M. Teres mayor 5 5

M. Infra supinatus 5 5

Elbow

FleksorM. Biseps 5 5

M. Brachilais 5 5

Eksternsor M. Triseps 5 5

Supinator M. Supinatus 5 5

Pronator M. Pronator teres 5 5

Wrist

Fleksor M. Fleksor carpi radialis 5 5

Ekstensor M. Ekstensor digitorum 5 5

Abduktor M. Ekstensor carpi radialis 5 5

Adduktor M. Ekstensor carpi ulnaris 5 5

FingerFleksor M. Fleksor digitorum 5 5

Ekstensor M. Ekstensor digitorum 5 5

Ektremitas Inferior Dekstra Sinistra

Hip Fleksor M. Psoas mayor 5 5

Ekstensor M. Gluteus maksimus 5 5

Abduktor M. Gluteus medius 5 5

Adduktor M. Adduktor longus 5 5

Knee Fleksor Hamstring muscle 5 5

Ekstensor Quadriceps femoris 5 5

Ankle Fleksor M. Tibialis 5 5

Ekstensor M. Soleus 5 5

7

Page 8: Preskes Tennis Elbow

B. Status Lokalis

Regio Elbow Dextra

Inspeksi : edema (+), merah (+), luka (-), deformitas (-)

Palpasi : nyeri tekan (+), suhu lebih hangat daripada sekitar

C. Status Neurologis

a. Kesadaran : kompos mentis, GCS E4V5M6

b. Fungsi luhur : dalam batas normal

c. Fungsi vegetatif : dalam batas normal

d. Fungsi sensorik :

Rasa eksteroseptik Rasa propioseptik

e. Fungsi motorik :

Kekuatan : MMT nilai 5

Reflek fisiologis :

Tonus

Reflek Patologis

f. Pemeriksaan nervus cranialis

N. III : Reflek Cahaya (+/+), Pupil Isokor (3 mm/ 3mm)

N. VII : dalam batas normal

N. XII : dalam batas normal

8

N N

N N

+ +

+ +

+2 +2

+2 +2

N N

N N

- -

- -

Page 9: Preskes Tennis Elbow

C. Satus Psikiatrik

a. Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup

b. Kesadaran: : compos mentis

c. Afek : appropriate

d. Psikomotor : normoaktif

e. Proses pikir : Bentuk : realistik

Isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)

Arus : koheren

f. Insight : baik

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Laboratorium Darah

Tanggal 2 Juli 2012

Kolesterol : 228 mg/dl

Tanggal 16 Januari 2013

GDP : 136 mg/dl

GD2PP : 203 mg/dl

IV. ASSESMENT

Tennis Elbow, Diabetes Mellitus Type 2

V. DAFTAR MASALAH

Masalah Medis :

Tennis Elbow

Diabetes Mellitus Type 2

Masalah Rehabilitasi Medik

1. Fisioterapi : pasien merasa tidak nyaman karena nyeri pada siku

tangan sebelah kanan

2. Speech Terapi : (-)

3. Okupasi Terapi : gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari

(ADL) karena kesulitan untuk bergerak bebas.

9

Page 10: Preskes Tennis Elbow

4. Sosiomedik : nyeri pada siku tangan, memerlukan bantuan untuk

mengangkat benda berat

5. Ortesa-protesa : (-)

6. Psikologi : (-)

VI. PENATALAKSANAAN

a. Terapi Medikamentosa

Meloxicam 1 x 15 mg

Lodem 3 x 30 mg

Diaversa 1 x 2 mg

Eclid 2 x 50 mg

Sohobion 1 x 1

b. Terapi non-Medikamentosa

Fisioterapi:

Terapi panas berupa Ultrasound Diathermy

TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation): untuk

mengurangi rasa nyeri, baik akut maupun kronis

Occupational therapy

Strengthening exercises (latihan penguatan) untuk sistem muskular,

serta berlatih dalam melakukan kegiatan sehari-hari

Sosiomedik

Mengevaluasi kegiatan sehari-hari pasien di rumah agar tidak

memaksakan mengangkat benda yang berat karena dapat memperberat

nyeri.

Psikoterapi

Memberikan support mental dan psikoterapi pada pasien, karena

pengobatan tennis elbow harus dilakukan perlahan dan bertahap, selain

itu rasa nyeri dapat timbul berulang apabila tangan digunakan untuk

aktivitas yang berat atau posisi tangan yang salah saat istirahat.

10

Page 11: Preskes Tennis Elbow

VII. IMPAIRMENT, DISABILITAS, dan HANDICAP

1. Impairment : Tennis Elbow

2. Disabilitas : Nyeri siku tangan kanan menjalar ke pergelangan tangan

3. Handicap : Keterbatasan aktivitas sehari-hari karena rasa nyeri

VIII. GOAL

1. Mengurangi rasa nyeri

2. Perbaikan keadaan umum sehingga mempersingkat lama perawatan

3. Memelihara dan meningkatkan luas gerak sendi dan kekuatan otot

4. Minimalisasi impairment, disabilitas, dan handicap pada pasien

5. Mencegah terjadinya komplikasi yang dapat memperburuk keadaan

penderita

6. Mengembalikan semangat pasien untuk sembuh dari penyakitnya.

IX. PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad sanam : dubia ad bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam

11

Page 12: Preskes Tennis Elbow

TINJAUAN PUSTAKA

A. TENNIS ELBOW

1. Definisi

Tennis Elbow atau juga dikenal dengan lateral epicondylitis atau

lateral epicondylalgia adalah sebuah kondisi dimana regio elbow atau siku

bagian luar menjadi nyeri dan bengkak. Tennis elbow disebabkan cidera

yang terus-menerus terjadi pada regio elbow lateral yang secara spesifik

hal ini terjadi pada tendon extensor yang berada di epicondyle lateral. Rasa

nyeri yang dirasakan seseorang dengan Tennis Elbow biasanya terjadi

ketika mengekstensikan siku tangannya. Penyebab Tennis Elbow yang

paling sering adalah terlalu banyak digunakan dan berulang-ulang dalam

posisi yang sama dan tennis elbow ini paling sering terjadi di tangan

kanan.

2. Etiologi dan Epidemiologi

Tennis Elbow memang paling sering terjadi pada atlit terutama pemain

tenis lapangan. Sekitar 39,7% pemain tenis lapangan dilaporkan memiliki

keluhan di siku tangannya. Dimana 24% atlit di bawah 50 tahun dan 42%

di atas 50 tahun mengeluhkan gejala yang berat dan sangat menganggu.

Tennis Elbow lebih sering terjadi pada individu yang berusia lebih dari 40

tahun. Tennis Elbow dapat menyerang kedua jenis kelamin baik itu laki-

laki maupun wanita dan lebih banyak menyerang pada laki-laki

dibandingkan wanita.

Penyebab Tennis Elbow sering disebabkan penggunaan yang

berlebihan dan terus menerus siku tangannya. Selain itu, trauma langsung

pada epicondyle lateral atau ekstensi yang berlebihan pada siku tangan

juga bisa menyebabkan keluhan ini.

3. Gejala dan Tanda

Gejala yang sering dirasakan pada Tennis Elbow adalah:

Rasa nyeri di siku bagian luar

Adanya bengkak di bagian lateral dari elbow

12

Page 13: Preskes Tennis Elbow

Rasa nyeri ketika memegang benda atau digunakan untuk

bergerak, terutama saat ekstensi atau saat mengangkat benda berat

Kekakuan sendi di pagi hari

4. Pencegahan

Pada pasien dengan tennis elbow perlu diperhatikan beberapa aktivitas

atau gerakan yang dapat mencederai tangan. Hal-hal yang perlu

diperhatikan untuk mencegah terjadinya rasa nyeri yang berlebihan pada

tennis elbow adalah sebagai berikut:

Mengurangi aktivitas-aktivitas yang berat yang menyebabkan

gerakan siku terlalu banyak

Memposisikan tangan dalam posisi yang benar

Memperkuat otot-otot tangan bagian depan (pronator quadratus,

pronator teres, dan supinator), otot-otot lengan atas (biceps, triceps,

deltoid), otot bahu, dan muskulus trapezius.

Meningkatkan kekuatan otot tangan dapat meningkatkan kestabilan

gerak sendi seperti siku tangan.

5. Diagnosis

a. Anamnesa

Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam menganamnesa pasien

dengan kemungkinan diagnosa Tennis Elbow.

Adanya nyeri pada siku tangan ketika tangan di ekstensikan atau

ketika tangan mengangkat benda yang berat

Adanya keterbatasan gerak tangan akibat rasa nyeri

Adanya kekakuan di pagi hari atau jika terkena udara dingin

Riwayat trauma, mengangkat beban berat, aktivitas olahraga yang

berat atau sering dengan menggunakan tangan

b. Pemeriksaan fisik

Inspeksi : terdapat bengkak, kemerahan

Palpasi : suhu di daerah elbow/siku tangan lebih hangat

dibandingkan sekitar (terutama kondisi akut), nyeri tekan apabila

ditekan di daerah tulang di sekitar sendi elbow/siku

13

Page 14: Preskes Tennis Elbow

Pemeriksaan sensorik

ROM

c. Pemeriksaan Penunjang :

1. Plain: Foto X-ray dilakukan jika ada kecurigaan adanya arthtitis di

sendi elbow/siku tangan

2. Magnetic Resonance Imaging (MRI), dilakukan apabila terdapat

keluhan atau masalah di regio cervical, seperti kemungkinan adanya

herniasi diskus atau adanya arthtritis di regio cervical.

3. Electro Miography ( EMG ) / Nerve Conduction Study ( NCS ).

EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non invasif yang

digunakan untuk memeriksa adakah kompresi saraf di sekitar tangan

atau sendi elbow/siku tangan.

B. REHABILITASI MEDIK PADA KASUS TENNIS ELBOW

Fisioterapi

a. Terapi Dingin

Tujuan terapi ini adalah untuk mengurangi bengkak dan mengurangi rasa

nyeri. Terapi dingin diberikan pada kondisi akut, trauma akut (mengurangi

perdarahan), arthtritis akut, spasme otot dan spastisitas, dll.

Teknik pemberian terapi dingin bisa berupa:

Massage es

Kompres es

Inersi es

b. Terapi Panas

Tujuan terapi ini adalah untuk mengurangi rasa nyeri, memperlancar

peredaran darah, mengurangi pembengkakan, merangsang otot yang lemah.

Ada dua jenis terapi panas, yaitu:

- Terapi Panas Superficial, seperti kompres hangat, infrared radiation, dll.

- Deep Heating, seperti Short Wave Diathermy (SWD), Medium Wave

Diathermy (MWD), Terapi Ultrasound, dll

c. Elektro Stimulus

14

Page 15: Preskes Tennis Elbow

Terapi ini menggunakan stimulasi listrik untuk mengurangi rasa nyeri.

Penggunaannya biasanya dikombinasikan dengan terapi panas dalam,

sehingga memberi efek penurunan nyeri maksimal. Misalnya adalah Trans

Cutaneous Electrical Nerve Stimulation ( TENS )

Exercise

Latihan pada Tennis Elbow terutama adalah latihan penguatan atau

Strengthening exercises pada sistem muskular yang memiliki peranan penting

dalam pemulihan injury/cedera. Ada 2 tipe latihan lainnya yaitu strengthening

exercise eksentrik dan strengthening exercise isokinetik – kedua-duanya dapat

dibedakan. Strength (kekuatan) maksimum dari otot dapat dicapai dengan

menggunakan semua tipe latihan tersebut. Derajat, intensitas, durasi, dan

frekuensi dari ketegangan otot yang dihasilkan dapat menentukan peningkatan

strength (kekuatan) otot.

Fase Pertama : selama immobilisasi pada Extremitas yang injury/cidera

Latihan isometrik dan isotonik pada extremitas yang sehat.

Latihan isometrik yang hati-hati pada extremitas yang injury/cidera.

Latihan isotonik dapat diberikan pada sendi didekat extremitas yang

injury/cidera. Latihan ini dimulai setelah nyeri hilang/menurun.

Latihan sirkulasi-respirasi-metabolik untuk memelihara fungsi sistem

tersebut selama immobilisasi.

Fase Kedua : setelah Gerakan diperbolehkan; Partial Stress

Latihan isometrik pada extremitas yang injury/cidera dan yang sehat.

Latihan isotonik melawan tahanan yang kuat untuk extremitas yang

sehat.

Isotonik training pada extremitas yang injury/cidera. Pertama dengan

tanpa beban, kemudian melawan berat tubuhnya sendiri, kemudian

melawan manual resistance

Latihan otot auxotonic, seperti latihan dalam air, remedial walking

(berjalan) didalam air, dan latihan yang menggunakan peralatan sling.

15

Page 16: Preskes Tennis Elbow

Latihan sirkulasi, latihan pernapasan dan latihan metabolik yang

ditingkatkan.

Fase Ketiga : setelah Full Stress diperbolehkan

Maximal stress dengan latihan isometrik dan isotonik pada kedua

extremitas, konsentrasi pada extremitas yang injury.

Latihan auxotonic training untuk kedua extremitas dengan konsentrasi

pada extremitas yang injury. Juga latihan dalam air dengan tahanan

melawan alat pelampung.

Latihan gerakan-gerakan kompleks 3-dimensi.

Latihan remedial dengan menggunakan alat-alat untuk injury pada

extremitas atas (seperti bola-bola dengan ukuran dan berat yang beragam,

palang, dumbbell, dan lain-lain). Universal Gym training untuk

meningkatkan elastisitas, arah gerakan dan skill-skill motorik yang halus.

Alat Bantu

Brace: dapat digunakan di bagian distal lengan bawah, dapat mengurangi rasa

nyeri pada siku dengan cara mengistirahatkan otot dan tendon tangan. Selain

itu brace ini juga bisa meningkatkan kekuatan otot tangan.

16

Page 17: Preskes Tennis Elbow

DAFTAR PUSTAKA

Bisset L, Paungmali A, Vicenzino B, Beller E. 2005. "A systematic review and

meta-analysis of clinical trials on physical interventions for lateral

epicondylalgia". British Journal of Sports Medicine 39 (7): 411–22;

discussion 411–22.

Kaminsky SB, Baker CL; Baker. 2003. "Lateral epicondylitis of the elbow".

Techniques in Hand & Upper Limb Surgery 7 (4): 179–89.

Kurppa, K., Waris, P. and Rokkanen, P. Tennis elbow: Lateral elbow pain

syndrome. Scand j. work environ. & health 5 (1979): suppl. 3, 15-18. A

review of the etiology, occurrence and pathogenesis of "tennis elbow" is

presented.

Owens, Brett D; Moriatis Wolf, Jennifer; Murphy, Kevin P. 2009. "Lateral

Epicondylitis: Workup". eMedicine Orthopedic Surgery.

Regan WD, Grondin PP, Morrey BF. 2009. Elbow and forearm. In: DeLee JC,

Drez D Jr., Miller MD, eds. DeLee and Drez's Orthopaedic Sports

Medicine. 3rd ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier: chap 19.

Schmidt MJ, Adams SL. 2009. Tendinopathy and bursitis. In: Marx JA, ed.

Rosen's Emergency Medicine: Concepts and Clinical Practice. 7th ed.

Philadelphia, Pa: Mosby Elsevier: chap 115.

Tyler, Timothy F., Thomas, Gregory C., Nicholas, Stephen J., McHuch, Malachy

P., "Addition of isolated wrist extensor eccentric exercise to standard

treatment for chronic lateral epicondylosis:a radomized trial", Journal of

Shoulder and Elbow Surgery, Volume 19, issue 6, pg 917-922.

17