PRESKES BEDAH ANAK.docx
-
Upload
riza-deviana -
Category
Documents
-
view
113 -
download
7
Transcript of PRESKES BEDAH ANAK.docx
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KISTA GANGLION
A. Pendahuluan
Kista ganglion merupakan nodul yang paling lazim ditemukan di
tangan. Lokasi khas di aspek dorsal pergelangan tangan, aspek volar radial
pergelangan tangan, aspek dorsal tangan, dan aspek palmar jari-jari di
dekat sendi Metakarpophalangeal. Jika kistanya kecil, aspirasi ini kista
dapat dilakukan dengan jarum ukuran 22-gauge dan penyuntikan steroid.
Namun, mungkin diperlukan aspirasi beberapa kali untuk penyembuhan.
Jika kista nyeri atau besar ata penyebabnya diragukan, harus diperkirakan
rujukan kebagian ortopedi untuk diangat secara bedah.
Kista Ganglion atau biasa disebut Ganglion merupakan kista yang
terbentuk dari kapsul suatu sendi atau sarung suatu tendo. Kista ini berisi
cairan kental jernih yang mirip dengan jelly yang kaya protein. Kista
merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering didapatkan pada
tangan. Ganglion biasanya melekat pada sarung tendon pada tangan atau
pergelangan tangan atau melekat pada suatu sendi; namun ada pula yang
tidak memiliki hubungan dengan struktur apapun. Kista ini juga dapat
ditemukan di kaki. Ukuran kista bervariasi, dapat bertambah besar atau
mengecil seiring berjalannya waktu dan bahkan menghilang. Selain itu
kadang dapat mengalami inflamasi jika teriritasi. Konsistensi dapat lunak
hingga keras seperti batu akibat tekanan tinggi cairan yang mengisi kista
sehingga kadang didiagnosis sebagai tonjolan tulang. Ganglion timbul
pada tempat-tempat berikut ini:1,3,5,7,9,10
Pergelangan tangan – punggung tangan ("dorsal wrist
ganglion"), pada telapak tangan ("volar wrist ganglion"),
atau kadang pada daerah ibu jari. Kista ini berasal dari salah
satu sendi pergelangan tangan, dan kadang diperberat oleh
cedera pada pergelangan tangan.
Telapak tangan pada dasar jari-jari ("flexor tendon sheath
cyst"). Kista ini berasal dari saluran yang menjaga tendon
jari pada tempatnya, dan kadang terjadi akibat iritasi pada
tendon - tendinitis.
Bagian belakang tepi sendi jari ("mucous cyst"), terletak di
sebelah dasar kuku. Kista ini dapat menyebabkan lekukan
pada kuku, dan dapat menjadi terinfeksi dan menyebabkan
infeksi sendi walaupun jarang. Hal ini biasanya disebabkan
arthritis atau taji tulang pada sendi.2
B. Anatomi
Ganglion terjadi pada sendi, oleh karena itu perlu diketahui
mengenai anatomi sendi. Ganglion ditemukan pada sendi diartrodial yang
merupakan jenis sendi yang dapat digerakkan dengan bebas dan ditemukan
paling sering pada wrist joint. Hal ini mungkin diakibatkan banyaknya
gerakan yang dilakukan oleh wrist joint sehingga banyak gesekan yang
terjadi antar struktur di daerah tersebut sehingga memungkinkan terjadinya
reaksi inflamasi dan pada akhirnya mengakibatkan timbulnya ganglion.
Selain itu wrist joint merupakan sendi yang kompleks karena terdiri dari
beberapa tulang sehingga kemungkinan timbulnya iritasi atau trauma
jaringan lebih besar.
Jenis sendi diartrodial mempunyai unsur-unsur seperti rongga sendi
dan kapsul sendi. Kapsul sendi terdiri dari selaput penutup fibrosa padat
serta sinovium yang membentuk suatu kantung yang melapisi seluruh
sendi dan membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi. Sinovium
tidak terlalu meluas melampaui permukaan sendi tetapi terlipat sehingga
memungkinkan gerakan sendi secara penuh. Lapisan-lapisan bursa di
seluruh persendian membentuk sinovium. Sinovium menghasilkan cairan
yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi. Cairan sinovial
normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna. Jumlah yang
ditemukan pada tiap sendi relatif sedikit (1-3 ml). Asam hialuronidase
adalah senyawa yang bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial
dan disintesis oleh sel-sel pembungkus sinovial. Bagian cair dari cairan
sinovial diperkirakan berasal dari transudat plasma. Cairan sinovial juga
bertindak sebagai sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi.1,8
C. Epidemiologi
Kista ganglion merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering
ditemukan pada tangan dan pergelangan tangan. Kista ini dapat terjadi
pada berbagai usia termasuk anak-anak; kurang lebih 15% terjadi pada
usia di bawah 21 tahun. Tujuhpuluh persen terjadi pada dekade kedua dan
keempat kehidupan. Perempuan tiga kali lebih banyak menderita
dibandingkan laki-laki. Tidak ditemukan predileksi antara tangan kanan
dan kiri, dan tampaknya pekerjaan tidak meningkatkan resiko timbulnya
ganglion, namun referensi lain menyebutkan bahwa ganglion banyak
ditemukan pada pesenam dimana terjadi tekanan yang besar pada
pergelangan tangan.4,5,6
D. Etiologi
Penjelasan yang paling sering digunakan untuk mengungkapkan
pembentukan kista hingga degenerasi mukoid dari kolagen dan jaringan
ikat. Teori ini menunjukkan bahwa sebuah ganglion mewakili struktur
degeneratif yang melingkupi perubahan miksoid dari jaringan ikat. Teori
yang lebih baru, yang dipostulasikan oleh Angelides pada 1999,
menjelaskan bahwa kista terbentuk akibat trauma jaringan atau iritasi
struktur sendi yang menstimulasi produksi asam hialuronik. Proses ini
bermula di pertemuan sinovial-kapsular. Musin yang terbentuk membelah
sepanjang ligamentum sendi serta kapsul yang melekat untuk kemudian
membentuk duktus kapsular dan kista utama. Duktus pada akhirnya akan
bergabung menjadi kista ganglion soliter yang besar.
Seperti yang telah disebutkan, penyebab ganglion tidak
sepenuhnya diketahui, namun ganglion dapat terjadi akibat robekan kecil
pada ligamentum yang melewati selubung tendon atau kapsul sendi baik
akibat cedera, proses degeneratif atau abnormalitas kecil yang tidak
diketahui sebelumnya.5,7,9,10
E. Patofisiologi Kista Ganglion
Kista ganglion dapat berupa kista tunggal ataupun berlobus.
Biasanya memiliki dinding yang mulus, jernih dan berwarna putih. Isi
kista merupakan musin yang jernih dan terdiri dari asam hialuronik,
albumin, globulin dan glukosamin. Dinding kista terbuat dari serat
kolagen. Kista dengan banyak lobus dapat saling berhubungan melalui
jaringan duktus. Tidak terdapat nekrosis dinding atau selularitas epitel atau
sinovia yang terjadi.5
Normalnya, sendi dan tendon dilumasi oleh cairan khusus yang
terkunci di dalam sebuah kompartemen kecil. Kadang, akibat
arthritis, cedera atau tanpa sebab yang jelas, terjadi kebocoran dari
kompartemen tersebut. Cairan tersebut kental seperti madu, dan
jika kebocoran tersebut kecil maka akan seperti lubang jarum pada
pasta gigi –jika pasta gigi ditekan, walaupun lubangnya kecil dan
pasta di dalamnya kental, maka akan mengalir keluar- dan begitu
keluar, tidak dapat masuk kembali. Hal ini bekerja hampir seperti
katup satu arah, dan akan mengisi ruang di luar area lubang. Ketika
kita menggunakan tangan kita untuk bekerja, sendi akan meremas
dan menyebabkan tekanan yang besar pada kompartemen yang
berisi cairan tersebut- ini dapat menyebabkan benjolan dengan
tekanan yang besar sehingga sekeras tulang.
Cairan pelumas mengandung protein khusus yang
menyebabkannya kental dan pekat dan menyulitkan tubuh untuk
me-reabsorbsi jika terjadi kebocoran. Tubuh akan mencoba untuk
menyerap kembali cairan tersebut, tapi hanya sanggup menyerap
air yang terkandung di dalamnya sehingga membuatnya lebih
kental lagi. Biasanya, pada saat benjolan cukup besar untuk dilihat,
cairan tersebut telah menjadi sekental jelly.2
Kadang disebutkan bahwa ganglion berasal dari protrusi dari
membran sinovial sendi atau dari selubung suatu tendo. Namun, kami
tidak dapat memperlihatkan adanya hubungan antara rongga kista dengan
selubung tendon atau sendi yang berhubungan. Namun, terdapat
kemungkinan bahwa kista berasal dari bagian kecil membran sinovia yang
mengalami protrusi dan kemudian terjadi strangulasi sehingga terpisah
dari tempat asalnya; bagian ini kemudian berdegenerasi dan terisi oleh
materi koloid yang berakumulasi dan membentuk kista.
F. Gejala Kista Ganglion
Meskipun kista ganglion umumnya asimtomatik, gejala yang
muncul dapat berupa keterbatasan gerak, parestesia dan kelemahan. Kista
ganglion umumnya soliter, dan jarang berdiameter di atas 2 cm. Dapat
melibatkan hampir semua sendi pada tangan dan pergelangan tangan.
Dorsal wrist, volar wrist, volar retinakular dan distal interfalangeal
merupakan kista ganglion yang paling sering ditemukan pada tangan dan
pergelangan tangan. Ganglion terbesar terletak di belakang lutut dan biasa
disebut Kista Baker.5
Ahli bedah tangan yang berpengalaman juga dapat mengenali
ganglion dorsal okulta (tersembunyi), yang dapat timbul dengan tekanan
lembut pada regio fossa scapholunate. Nyeri terjadi dengan gerakan
pergelangan tangan yang ekstrim. Temuan radiografik biasanya normal,
dan MRI berguna dalam mengkonfirmasi diagnosis. Eksisi bedah pada
ganglion okulta dapat menghilangkan nyeri dan gejala pada sebagian besar
kasus. Sebagian pasien mengeluhkan benjolan di bawah kulit yang
sebagian besar terletak pada bagian belakang pergelangan tangan, sisi
telapak pada pergelangan tangan, di atas tendon pada dasar jari pada sisi
telapak tangan, atau pada sendi jari terdekat ke ujung jari. Ganglion
umumnya tidak nyeri; namun dapat menyebabkan nyeri ketika digerakkan
atau menyebabkan masalah mekanis (terbatasnya ruang gerak) tergantung
dari lokasi ganglion tersebut. Kista ganglion memiliki kecenderungan
untuk membesar dan mengecil, kemungkinan karena cairan yang terdapat
dalam kista terserap kembali ke dalam sendi atau tendon untuk kemudian
diproduksi kembali. Masalah terbesar dengan ganglion adalah ketakutan
pasien bahwa benjolan tersebut merupakan sesuatu yang gawat. Diagnosis
didasarkan atas riwayat penyakit, pemeriksaan fisis, dan kemungkinan foto
sinar x polos atau USG. Kista dapat dibedakan dari tumor padat melalui
transiluminasi (berkas sinar akan melewati cairan yang memenuhi
ganglion, tapi tidak jika merupakan massa tumor yang padat). Pencitraan
USG juga telah digunakan untuk membedakan massa padat dan kistik di
tangan.1,3,5,9,10
Ada beberapa kasus kista ganglion yang tidak timbul benjolan,
sehingga hanya dapat dilihat dan dideteksi dengan menggunakan MRI atau
USG. Pada jenis ini, kista ganglion disebut dengan hidden ganglion cysts
(occult ganglions) yang pada umumnya menimbulkan rasa sakit.
G. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis
dan kadang melalui pemeriksaan radiologik. Dari anamesis bisa
didapatkan benjolan yang tidak bergejala namun kadang ditemukan nyeri
serta riwayat penggunaan lengan yang berlebihan. Pada pemeriksaan fisis
ditemukan benjolan lunak yang tidak nyeri tekan. Melalui transiluminasi
diketahui bahwa isi benjolan bukan merupakan massa padat tapi
merupakan cairan. Pada aspirasi diperoleh cairan dengan viskositas yang
tinggi dan jernih. Sering juga ditemukan adanya gangguan pergerakan dan
parestesia dan kelemahan pada pergelangan tangan ataupun lengan.3
H. Diagnosis Banding
Ganglion dapat didiagnosis banding dengan benjolan lain yang
mungkin didapatkan di tangan seperti lipoma, kista sebasea dan nodul
rheumatoid arthritis.
I. Penatalaksanaan
Terdapat tiga pilihan utama penatalaksanaan ganglion.
Pertama, membiarkan ganglion tersebut jika tidak menimbulkan
keluhan apapun. Setelah diagnosis ditegakkan dan pasien
diyakinkan bahwa massa tersebut bukanlah kanker atau hal lain
yang memerlukan pengobatan segera, pasien diminta untuk
membiarkan dan menunggu saja.
Jika ganglion menimbulkan gejala dan ketidaknyamanan
ataupun masalah mekanis, terdapat dua pilihan penatalaksanaan:
aspirasi (mengeluarkan isi kista dengan menggunakan jarum) dan
pengangkatan kista secara bedah.
Aspirasi melibatkan pemasukan jarum ke dalam kista dan
mengeluarkan isinya setelah mematirasakan daerah sekitar kista
dengan anestesi lokal. Karena diperkirakan bahwa inflamasi
berperan dalam produksi dan akumulasi cairan di dalam kista, obat
anti inflamasi (steroid) kadang diinjeksikan ke dalam kista sebagai
usaha untuk mengurangi inflamasi serta mencegah kista tersebut
terisi kembali oleh cairan kista. Penelitian terbaru menunjukkan
bahwa menggunakan substansi lain seperti hialuronidase bersama
dengan steroid setelah aspirasi meningkatkan angka kesembuhan
dari 57% (aspirasi dan steroid) menjadi 89% dengan substansi
tambahan.
Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, masalah mekanis dan
komplikasi saraf (hilangnya fungsi motorik dan sensorik akibat
tekanan ganglion pada saraf) atau timbul kembali setelah aspirasi,
maka eksisi bedah dianjurkan. Hal ini melibatkan insisi di atas
kista, identifikasi kista, dan mengangkatnya bersama dengan
sebagian selubung tendo atau kapsul sendi dari mana kista tersebut
berasal. Lengan kemudian dibalut selama 7-10 hari. Eksisi kista ini
biasanya merupakan prosedur minor, tapi dapat menjadi rumit
tergantung pada lokasi kista dan apakah kista tersebut melekat pada
struktur lain seperti pembuluh darah, saraf atau tendon.1,3,7,9,10
J. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada lokasi dan
ukuran ganglion. Komplikasi utama adalah keterbatasan gerak pada sendi
dimana terdapat ganglion. Tidak seperti tumor lain, ganglion tidak pernah
berubah menjadi ganas.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat prosedur bedah yang
dilakukan berupa rekurensi walaupun kemungkinannya tidak besar. Selain
itu juga terdapat resiko infeksi, keterbatasan gerak, kerusakan serabut saraf
atau pembuluh darah.5
K. Prognosis
Prognosis penyakit tergantung dari beberapa hal:
Kista yang berasal dari selaput tendon lebih mudah sembuh dengan
suntikan kortikosteroid dbandingkan dengan yang berasal dari
sendi
Kista dari pergelangan tangan bagian depan (volar wrist ganglion)
akan lebih mudah kembali setelah pembedahan dibandingkan kista
pada bagian dorsal.
Tingkat rekurensi setelah penanganan nonoperatif mencapai 30-
60% dibandingkan dengan yang dioperasi (5-15%). Total ganglionektomi
menghasilkan angka kesembuhan 85-95% jika kista dan akar diangkat
bersamaan dengan pemotongan sedikit dari kapsul tendo. Rekurensi
setelah operasi biasanya diakibatkan oleh pengangkatan kapsul atau
membrane sinovial yang tidak lengkap.2,5
BAB I
STATUS PASIEN
I. ANAMNESIS
A. Identitas Pasien
Nama : An. O
Umur : 7 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Serengan-Surakarta
Suku : Jawa
Agama : Islam
No. RM : 00-96-72-03
Tanggal masuk RS : 19 Agustus 2013
Tanggal pemeriksaan : 19 Agustus 2013
B. Keluhan Utama
Benjolan di belakang lutut kiri.
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga pasien mengeluhkan adanya benjolan pada daerah
belakang lutut kiri pasien. Benjolan berukuran sebesar telur ayam
kampung. Keluarga pasien baru menyadari adanya benjolan tersebut
sekitar satu minggu SMRS. Sejak disadari adanya benjolan di belakang
lutut kiri pasien sampai sekarang, benjolan tidak menunjukkan adanya
perubahan ukuran.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat alergi : disangkal
2. Riwayat asma : disangkal
3. Riwayat penyakit yang sama : disangkal
E. Riwayat Penyakit Keluarga
1. Riwayat asma : disangkal
2. Riwayat alergi : disangkal
3. Riwayat tumor/ keganasan : disangkal
II. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : baik
Derajat kesadaran : composmentis
Derajat gizi : cukup, BB: 23 kg
Vital Sign : TD 90/70 N 80x/ m RR 20 x/m suhu 370C
1. Kepala
Mesocephal, rambut warna hitam, mudah rontok (-), luka (-)
2. Mata
Mata cekung (-/-), konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-).
3. Telinga
Membran timpani intak, sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-), nyeri
tekan tragus (-), gangguan fungsi pendengaran (-).
4. Hidung
Deviasi septum nasi (-), darah kering (+/+), nafas cuping hidung (-).
5. Mulut
Sianosis (-), papil lidah atrofi (-), gusi berdarah (-), malokluai (-)
6. Leher
step off (-)
7. Thoraks
Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostalis (-), pernafasan
thorakoabdominal, sela iga melebar (-),
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V pada 1 cm medial
linea midclavicularis sinistra, IC cordis tidak kuat
angkat, thrill (-)
Perkusi :
kiri atas : SIC II linea sternalis sinistra
kiri bawah : SIC V linea midclavicularis sinistra
kanan atas : SIC II linea sternalis dextra
kanan bawah : SIC IV linea sternalis dextra
konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : 86 kali/menit, bunyi jantung I-II intensitas normal,
regular, bising (-), gallop (-)
Pulmo :
Depan
Inspeksi :
Statis : normochest, simetris kanan-kiri, sela iga tak
melebar, retraksi (-), sela iga tidak mendatar
Dinamis : simetris, pengembangan dada kanan = kiri, sela iga
tak melebar, retraksi (-)
Palpasi :
Pengembangan paru kanan dan kiri simetris tidak ada
yang tertinggal, fremitus raba kanan = kiri
Perkusi :
Kanan : Sonor
Kiri : Sonor
Auskultasi :
Kanan : suara dasar vesikuler normal, ST (-)
Kiri : suara dasar vesikuler normal, ST (-)
Belakang
Inspeksi :
Statis : punggung kanan kiri simetris
Dinamis : pengembangan dada simetris
Palpasi :
Dinamis : pergerakan kanan = kiri,
fremitus raba kanan = kiri
Perkusi :
Kanan : sonor
Kiri : sonor
8. Punggung
kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-)
9. Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada, distended (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (-), pekak alih (-), liver span 10 cm
Palpasi : supel (+), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
10. Ekstremitas
Atas : oedem(-/+), akral dingin (-/-), luka (-/-), clubbing finger
(-/-), spoon nail (-/-)
Bawah : oedem (-/-), akral dingin (-/-), luka (-/-), clubbing finger
(-/-), spoon nail (-/-)
III. Status Lokalis
Regio : poplitea sinistra
Inspeksi : Benjolan dengan warna seperti kulit sekitar dan ukuran
4x3x1 cm
Palpasi : Terfiksir, nyeri tekan (-), kenyal padat
IV. Assesment I
Kista ganglion regio poplitea sinistra
V. Planning I
infus NaCl 20 tpm
cek lab darah rutin
1. Pemeriksaan Laboratorium
14 Juli 2013 Rujukan Satuan
DARAH RUTIN
Hemoglobin 12,7 13,5-17,5 g/dl
Hematokrit 38 33-45
Eritrosit 4,91 4,5-5,9 106/l
Leukosit 10,4 4,5-11 103/l
Trombosit 349 150-450 103/l
pT 13,6 10,0-15,0 detik
aPTT 30,6 20,0- 40,0 detik
VI. Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad sanam : bonam
Ad fungsionam : bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Dandy David J. & Dennis J. Edwards, Disorders of the Wrist and Hand in
Essential Orthopaedics and Trauma 4th edition, Churchill Livingstone, London,
2003.
2. Eaton Charles, Ganglion Cysts in www.e-hand.com accessed on June 21, 2007.
3. Andersson, Bruce Carl, Dorsal Ganglion in Office Orthopedics for Primary Care:
Treatment 3rd edition, Saunders Elsevier, Philadelphia, 2006.
4. Carr, Andrew J & William Hamilton, Hand and Wrist in Orthopaedics in Primary
Care 2nd edition, Elsevier, London, 2005.
5. Kouris George J, Ganglion Cyst in www.emedicine.com accessed on June 21,
2007.
6. Hochwald Neal L & Green Steven M in Tumors, Spivak Jeffrey M ed. et al in
Orthopaedics A Study Guide, McGraw-Hill, New York, 2002.
7. Sjamsuhidajat R, Jong WD (ed.), Kulit dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC,
Jakarta, 1997.
8. Carter A. Michael, Anatomi Tulang dan Sendi dalam Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit, editor Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, EGC,
Jakarta, 1995.
9. Canale S. Terry (Ed.), Tumors of Synovial Tissue in Campbell’s Operative
Orthopaedics Volume One, 10th edition, Mosby, Toronto, 2003.
10. Trumble Thomas E., Jeffrey E. Budoff & Roger Cornwall, Soft Tissue
Neoplasms: Benign and Malignant in Hand, Elbow & Shoulder: Core Knowledge
in Orthopaedics, Mosby, Philadelphia, 2006.
Presentasi Kasus
SEORANG ANAK LAKI-LAKI 7 TAHUN DENGAN KISTA
GANGLION REGIO POPLITEA SINISTRA
Oleh:
Riza Deviana G99122114
Pembimbing:
Suwardi, dr., Sp.B., Sp. BA
KEPANITERAAN KLINIK
SMF ILMU BEDAH ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
S U R A K A R T A
2013