preskes anak gk

download preskes anak gk

of 31

Transcript of preskes anak gk

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    1/31

    Presentasi Kasus

    SEORANG ANAK PEREMPUAN USIA 2 TAHUN DENGAN

    DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG

    Oleh:

    Gunalan Krishnan G0007513/F.04.2013

    Pembimbing:

    Prof. Dr. B.Soebagyo, dr., Sp.A (K)

    KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN ANAK

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI

    SURAKARTA

    2013

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    2/31

    1

    HALAMAN PENGESAHAN

    Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik

    Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD DR

    Moewardi Surakarta. Presentasi kasus dengan judul :

    SEORANG ANAK PEREMPUAN USIA 2 TAHUN DENGAN

    DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG

    Hari/tanggal : Jumaat / 28 Juni 2013

    Oleh:

    Gunalan Krishnan G00075134/F.04.2013

    Mengetahui dan menyetujui,

    Pembimbing Presentasi Kasus

    Prof. DR. B.Soebagyo, dr., Sp.A (K)

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    3/31

    2

    BAB I

    STATUS PASIEN

    I. IDENTITAS PASIENNama : An. M

    Umur : 2 Tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Nama Ayah : Tn. W

    Pekerjaan Ayah : Swasta

    Nama Ibu : Ny. S

    Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

    Agama : Islam

    Alamat : Banjarsari, Surakarta

    Tanggal Masuk : 23 Mei 2013

    Tanggal Pemeriksaan : 23 Mei 2013

    II. ANAMNESISAlloanamnesis diperoleh dari ibu kandung penderita tanggal 23 Mei 2013.

    A. Keluhan Utama : MencretB. Riwayat Penyakit Sekarang :

    Kurang lebih 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mulai

    mengalami mencret, muncul saat sedang beraktivitas seperti biasa

    awalnya terlihat di popok pasien. Mencret sebanyak 5 kali sehari,

    sekali BAB kurang lebih sebanyak gelas belimbing, tidak

    menyembur, tidak ada lendir, tidak ada darah, warna kuning

    kecoklatan, dan berampas (air lebih banyak dari ampas). BAK 4-5 kali

    sehari warna kuning jernih, banyak tidak berkurang jumlahnya, darah

    (-).

    Dua hari SMRS pasien mulai demam. Demam cukup tinggi dengan

    perabaan tangan, tidak disertai kejang. Batuk (-), pilek (-), keluar

    cairan dari telinga (-), tidak ada mimisan, gusi berdarah maupun bintik

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    4/31

    3

    merah-merah pada tubuh. Pasien kemudian dibawa ke Puskesmas

    dekat rumahnya dan diberi obat demam. Pasien muntah tiap kali diberi

    makan dan minum, muntah isi air becampur makanan, darah (-).Berat

    badan sebelum 11kg sebelum sakit.

    Tiga jam sebelum masuk rumah sakit pasien masih muntah,

    mencret masih tetap dan demam tidak berkurang. Karena dirasa makin

    lemas dibawa ke IGD RSDM. Pasien terlihat rewel, menangis banyak

    mengeluarkan air mata. Pasien tampak sedikit lemas dan tidak ceria

    seperti biasanya. Makan minum menurun, dan pasien terlihat

    kehausan.

    C. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat penyakit serupa : (+) diare saat usis 3,5 bulan, dan

    berobat ke dokter

    Riwayat alergi obat/makanan : disangkal

    Riwayat mondok sebelumnya : disangkal

    Riwayat Nutrisi : ASI (+) s/d sekarang, nasi lauk

    D. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat penyakit serupa : disangkal

    Riwayat alergi obat/makanan : disangkal

    E. Riwayat Penyakit yang Pernah DideritaFaringitis (-)

    Bronkitis (-)

    Morbili (-)

    Pertusis (-)

    Difteri (-)

    Varicella (-)

    Malaria (-)

    Polio (-)

    Thypus abdominalis (-)

    Cacingan (-)

    Gegar otak (-)

    Fraktur (-)

    Kolera (-)

    TB paru (-)

    DBD (-)

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    5/31

    4

    F. Riwayat Kehamilan dan PrenatalPemeriksaan rutin : Bidan

    Frekuensi : Trimester I : 1x/ bulan

    Trimester II : 2x/ bulan

    Trimester III : 3x/ bulan

    Tidak ada keluhan selama kehamilan. Obat-obatan yang diminum

    selama kehamilan : vitamin dan pil penambah darah dari bidan.

    G. Riwayat KelahiranPasien lahir di rumah sakit, lahir spontan, langsung menangis kuat,

    gerak aktif, usia kehamilan 38 minggu, berat badan lahir 3100 gram,

    panjang badan 49 cm.

    H. Riwayat PostnatalRutin ke puskesmas untuk menimbang berat badan dan mendapat

    imunisasi.

    I. Riwayat ImunisasiStatus Imunisasi

    Jenis 0 I II III IV

    Hepatitis B 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan

    Polio 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan

    BCG 1 bulan

    DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan

    Campak 9 bulan

    Kesan : imunisasi dasar lengkap sesuai dengan KMS, sesuai dengan

    IDAI 2011.

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    6/31

    5

    J. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangana. Motorik Kasar

    Mengangkat kepala : 3 bulan

    Tengkurap kepala tegak : 4 bulan

    Duduk sendiri : 6 bulan

    Bangkit terus duduk : 9 bulan

    Berdiri sendiri : 12 bulan

    Berjalan dengan dipegangi : 15 bulan

    Lari : 18 bulan

    Melompat : 24 bulan

    Melompat jauh : -

    b. Bahasa

    Bersuara aah/ooh : 2 bulan

    Berkata (tidak spesifik) : 7 bulan

    Berkata (spesifik) : 11 bulan

    Kombinasi kata : 18 bulan

    Menyebut 4 gambar : 24 bulan

    Bicara semua dimengerti : -

    c. Motorik halus

    Memegang benda : 3,5 bulan

    Meraih : 6 bulan

    Mengambil benda : 9 bulan

    Mencoret-coret : 15 bulan

    Bermain menara 6 kubus : 24 bulan

    Mencontoh : -

    d. Personal sosial

    Tersenyum : 2 bulan

    Mulai makan : 6 bulan

    Tepuk tangan : 9 bulan

    Menirukan kegiatan : 12 bulan

    Cuci tangan + gosok gigi dengan bantuan : 24 bulan

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    7/31

    6

    Berpakaian tanpa bantuan : -

    Kesan : pertumbuhan dan perkembangan baik

    K. Riwayat Nutrisi dan Kebiasaan Makan Anak- Usia 0-3 bulan : ASI saja, frekuensi minum ASI tiap kali bayi

    menangis atau minta minum, sehari biasanya lebih dari 8 kali dan

    lama menyusui 10 menit, bergantian kiri kanan. Sesudah menyusui

    anak tidak menangis. Kemudian ASI dihentikan karena

    produksinya kurang.

    - Usia 3 bulan-sekarang : awalnya pada usia 3 bulan ASI diganti

    dengan susu formula. Namun, karena menurut orang tua pasien

    tinja pasien berbau tidak enak setelah minum susu tersebut, maka

    susu diganti dengan susu formula merk lain dari usia 9 bulan

    hingga saat ini dengan frekuensi pemberian 5 kali sehari.

    - Sejak usia 4 bulan-9 bulan : susu formula 5x@120 ml, pasien

    diberikan makanan berupa tim, tahu dan tempe yang dihaluskan

    sebanyak 3 kali sehari. Pasien juga diberikan pisang dan bayam.

    - Sejak usia 12 bulan-sekarang : susu formula 3x@120 ml, nasi

    sayur lauk (tahu-tempe-telur-ikan-daging) 3x1/2 piring, ditambah

    buah dan kue, selalu habis.

    L. Riwayat Keluarga Berencana :Ibu pasien menggunakan program KB suntik.

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    8/31

    7

    M. Pohon Keluarga

    Generasi I

    Generasi II

    Generasi III

    III. PEMERIKSAAN FISISa. Pemeriksaan Fisis

    KU : lemah, rewel, gizi kesan kurang, tampak kehausan

    VS : HR : 120x/menit, regular, isi tegangan cukup, simetris

    RR : 24x/menit, tipe thorakoabdominal

    t : 38,3C (per axiller)

    Kulit : warna sawo matang, kelembaban baik, ujud kelainan

    kulit (-)

    Kepala : mesocephal, UUB sudah menutup, rambut hitam tidak

    mudah rontok dan sukar dicabut.

    Mata : reflek cahaya (+/+), pupil isokor (2mm/2mm),

    konjunctiva anemis (-/-), mata cekung (+/+), air mata

    (+/+) berkurang

    Hidung : nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)

    Telinga : sekret (-/-)

    Mulut : sianosis (-), mukosa basah (+), uvula di tengah, tonsil

    T1T1, faring hiperemis (-)

    Leher : trachea di tengah, KGB tidak membesar

    Thorax : normochest, retraksi (-)

    An. M

    2 Tahun

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    9/31

    8

    Pulmo : I = pengembangan dada kanan sama dengan kiri

    P = fremitus raba dada kanan sama dengan kiri

    P = sonor/sonor

    A = SDV (+/+), ST (-/-)

    Cor : I = ictus cordis tidak tampak

    P = ictus cordis tidak kuat angkat

    P = batas jantung kesan tidak melebar

    A = BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

    Abdomen : I = dinding perut sejajar dinding dada

    A = bising usus (+) meningkat

    P = timpani

    P = supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba,

    turgor kembali lambat

    Urogenital : OUE hiperemis (-)

    Anorektal : dalam batas normal

    Ekstremitas: akral dingin edema

    CRT < 2 detik ADP teraba kuat

    Status Neurologi

    Kesadaran : kompos mentis

    Reflek cahaya : +/+

    Pupil Isokor : 2mm/2mm

    Meningeal sign

    o

    Kaku kuduk : -

    o Brudzinsky I : -

    o Brudzinsky II : -

    o Kernig Sign : -

    Reflek Fisiologis

    o R. Biceps : +/+

    o R. Triceps : +/+

    o

    R. Pattela : +/+

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    10/31

    9

    o R. Achilles : +/+

    Refleks Patologis

    o R. Babinsky : -/-

    o R. Oppenheim : -/-

    o R. Chaddock : -/-

    o R. Gordon : -/-

    Kekuatan Motorik : :

    b. Pemeriksaan Status GiziSecara Antropometris

    - Umur : 2 tahun

    - Berat badan : 9,5 kg

    - Tinggi badan : 85 cm

    - Lingkar Kepala : 45 cm

    -

    Lingkar Lengan Atas : 14 cm

    Antropometri

    U

    BB=

    5.11

    5,9x100 % = 82,60 % -2 SD < Z-Score < 0 SD

    U

    TB=

    86

    85x 100 % = 98,83 % -2 SD < Z-Score < 0 SD

    TB

    BB=

    11

    5,9x 100 % = 86.36 % -2 SD < Z-Score < -1 SD

    Simpulan : gizi baik secara antropometri

    Kebutuhan kalori perhari : 9,5 x 100 = 950 kal/hari

    +5 +5

    +5 +5

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    11/31

    10

    c. Pemeriksaan Penunjang1) Pemeriksaan Laboratorium tanggal 23 Mei 2013

    Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

    Darah Lengkap

    Hemoglobin 10.7 10.8-12.8 g/dl

    Hematokrit 32 33-41 %

    Leukosit 9800 5500-17000 /ul

    Trombosit 262 150-450 103/ul

    Eritrosit 4.33 4.1-5.3 10 ul

    Hitung Jenis

    Eosinofil 0.90 1.00-2.00 %

    Basofil 0.20 0-1.00 %

    Netrofil Batang 0 %

    Netrofil Segmen 78.00 29.00-72.00 %

    Limfosit 13.90 60.00-66.00 %

    Monosit 7.00 0.00-6.00 %

    Protein Plasma - 6-8 g/dl

    MCV 74.6 80.0-96.0 fL

    MCH 24.7 28-33 Pg

    MCHC 33.1 33-36 g/dl

    RDW 12.9 11.6-14.6 %

    GDS - 33-111 mg/dL

    Natrium - 135-155 mmol/L

    Kalium - 3.6-5.5 mmol/L

    Klorida - 98-109 mmol/L

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    12/31

    11

    IV. RESUMEAnamnesa: Anak perempuan usia 2 tahun datang dengan keluhan

    mencret sejak 1 hari SMRS. Mencret sebanyak 5 kali sehari, sekali

    BAB kurang lebih sebanyak gelas belimbing, tidak menyembur,

    tidak ada lendir, tidak ada darah, warna kuning kecoklatan, dan

    berampas (air lebih banyak dari ampas). BAK 4-5 kali sehari warna

    kuning jernih, banyak tidak berkurang jumlahnya, darah (-).

    Dua hari SMRS pasien mulai demam. Demam cukup tinggi dengan

    perabaan tangan, tidak disertai kejang. Batuk (-), pilek (-), keluar

    cairan dari telinga (-), tidak ada mimisan, gusi berdarah maupun bintik

    merah-merah pada tubuh. Pasien kemudian dibawa ke Puskesmas

    dekat rumahnya dan diberi obat demam. Pasien muntah tiap kali diberi

    makan dan minum, muntah isi air becampur makanan. Berat badan

    sebelum 11kg sebelum sakit.

    Tiga jam sebelum masuk rumah sakit pasien masih muntah, mencret

    masih tetap dan demam tidak berkurang. Karena dirasa makin lemas

    dibawa ke IGD RSDM. Pasien terlihat rewel, menangis banyak

    mengeluarkan air mata. Pasien tampak sedikit lemas dan tidak ceria

    seperti biasanya. Makan minum menurun, dan pasien terlihat

    kehausan.

    Pemeriksaan fisis: Keadaan umum rewel, kompos mentis, gizi baik

    (antropometri), suhu 38,3C. Pemeriksaan mata cekung (+), air mata

    (+/+) berkurang, pemeriksaan abdomen bising usus (+) meningkat dan

    turgor kulit kembali lambat. Pemeriksaan penunjang Hb dan Hct

    rendah, Netrofil meningkat, Limfosit, Monosit dan Eosinofil menurun,

    AL, AT, dan AE dalam batas normal.

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    13/31

    12

    V. DAFTAR MASALAH1. Mencret (BAB cair)

    2. Muntah

    3. Demam

    4.Nafsu makan turun

    5. Turgor kulit menurun

    6. Mata cekung

    VI. DIAGNOSIS BANDING1. Diare akut dehidrasi sedang

    2. Gizi baik (antropometri)

    VII. DIAGNOSIS KERJA1. Diare akut dehidrasi sedang

    2. Gizi Baik (antropometri)

    VIII. PENATALAKSANAANa. Diet nasi lauk 1200 kal/hari

    b. Rehidrasi Asering (200 cc/kgBB/hari) = 1900 cc/hari = 79 cc/jam.

    c. Zinc 1 x 20 mg per oral selama 10 hari.

    d. Probiotik 2 x 1 sachet per oral.

    e. Oralit 100 cc tiap diare, 80 cc tiap muntah

    f. Parasetamol 3 x cth I per oral.

    IX. PLANNINGA. Penegakkan Diagnosis

    Urine dan feses rutin

    B. Monitoring

    1. Status hidrasi tiap jam selama rehidrasi.

    2. Keadaan umum dan tanda vital tiap 8 jam.

    3.

    Balance cairan dan diuresis tiap 8 jam.

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    14/31

    13

    C. Edukasi

    1. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit, kondisi pasien saat

    ini dan terapinya.

    2. Pertahankan intake makanan minuman.

    3. Menjaga kebersihan diri, makanan, minuman dan lingkungan.

    4. Kompres hangat bila demam.

    X. PROGNOSISAd vitam : bonam

    Ad sanam : bonam

    Ad fungsionam : bonam

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    15/31

    14

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. DIARE AKUT1. Definisi

    Diare akut didefinisikan adanya buang air besar (BAB) pada bayi

    atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja

    menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang

    dari 7 hari, berlangsung secara mendadak. Perubahan konsistensi terjadi

    karena peningkatan volume air di dalam tinja akibat ketidakseimbangan

    antara absorbsi dan sekresi intestinal. Diare paling lama berlangsung

    kurang dari 14 hari. 1

    Diare akut pada anak adalah diare yang terjadi secara mendadak

    dan berlangsung kurang dari 14 hari (kebanyakan kurang dari 7 hari) pada

    bayi atau anak yang sebelumnya.2 Ada juga yang memberi batasan diare

    akut pada anak yaitu buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan

    konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu.3

    Untuk bayi yang minum ASI secara eksklusif, diare didefinisikan

    sebagai peningkatan frekuensi BAB atau perubahan konsistensi tinja

    menjadi cair yang menurut ibunya abnormal atau tidak seperti biasanya. 1

    2. Anatomi dan Fisiologi

    Usus halus

    Memanjang dari pylorus hingga cecum. Pada neonates memiliki

    panjang 275 cm dantumbuh mencapai 5-6 meter pada dewasa. Epitel usus

    halus tersusun atas lapisan tunggal selkolumnar disebut enterosit.

    Permukaan epitel ini menjadi 300 kali lebih luas dengan adanyavilus dan

    kripta. Vilus berbeda dalam bentuk dan densitas pada masing-masing

    region usushalus. Di duodenum vilus tersebut lebih pendek, lebih lebar

    dan lebih sedikit, menyerupai bentuk jari dan lebih tinggi pada jejunum

    serta menjadi lebih kecil dan lebih meruncing diileum. Densitas terbesat

    didapatkan di jejunum Di antara vilus tersebut terdapat kripta Lieberkuhn

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    16/31

    15

    yang merupakan tempat proliferasi enterosit dan pembaharuan epitel.

    Terdapat permeabilitas epitel dengan melakukan control terhadap aliran air

    dan solut paraseluler.8

    Sel goblet

    Merupakan sel penghasil mukus yang terpolarisasi. Mukus yang

    disekresi sel gobletmenghampar di atas glikokaliks berupa lapisan yang

    kontinyu, membentuk barier fisikokimia, memberi perlindungan pada

    epitel permukaan. Mukus ini paling banyak didapatkan pada gaster dan

    duodenum.8

    Sel Kripta

    Sel kripta yang tidak berdiferensiasi merupakan tipe sel yang

    paling banyak terdapatdi kripta Lieberkuhn. Merupakan prekursos sel

    penyerap vilus, sel paneth, sel enteroendokrin,sel goblet, dan mungkin

    juga sel M. Sel kripta yang tidak berdiferensiasi ini mensintesis

    danmengekspresikan komponen sekretori pada membran basolateral, di

    mana molekul ini bertindak sebagai reseptor untuk sintesis IgA oleh

    lamina propria sel plasma.8

    Sel Paneth

    Terdapat di basis kripte. Memiliki granula eosinophilic sitoplasma

    dan basophil.Granula lisosom dan zymogen didapatkan juga pada

    sitoplasma, meskipun fungsi sekretorisel panet belum diketahui. Diduga

    berperan dalam membunuh bakteri dengan lisosom danimmunoglobulin

    intrasel, serta menjaga keseimbangan flora normal usus.8

    Sel enteroendokrin

    Merupakan sekumpulan sel khusus neurosekretori, sel

    enteroendokrin terdapat dimukosa saluran cerna, melapisi kelenjar gaster,

    vilus dan kripta usus. Sel enteroendokrinmendekresi neuropeptide seperti

    gastrin, sekretin, motilin, neurotensin, glucagon,enteroglukagon, VIP, GIP,

    neurotensin, cholesistokinin dan somatostatin.8

    Sel M

    Merupakan sel epitel khusus yang melapisi folikel limfoid.8

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    17/31

    16

    Usus besar

    Terdiri atas sekum, appendik, kolon, rectum, dan anus. Mukosa

    usus besar bertambahdengan adanya plika semilunar yang irregular dan

    adanya kripta tubuler8

    Lieberkuhn.

    Tidak terdapat vilus pada usus besar. Baik permukaan mukosa dan

    kripta dilapisi oleh sel epitelkolumnar (kolonosit) dan sel goblet yang

    membatasi dari jaringan mesenkim lamina propia.Kolonosit memiliki

    mikrovilus lebih sedikit dan lebih pendek daripada usus halus.

    Epitel bagian bawah kripta terdiri atas proliferasi sel kolumnar yang tidak

    berdiferensiasi, sel goblet,dan sediket sel endokrin. Morfologi sel goblet

    dan sel endokrin mirip seperti pada usus halus.Sel kolumnar penyerap

    berasal dari sel imatur dari bagian bawah kripta yang berdiferensiasi dan

    bermigrasi ke bagian atas kripta, akhirnya akan dilepaskan dari permukaan

    mukosa ke dalam lumen. Proses siklus pembaharuan sel ini berlangsung 3-

    8 hari pada manusia. Kripta dikelilingi oleh sarung fibroblas dalam lamina

    propia, mengalami proliferasi dan migrasi secara sinkron dengan migrasi

    sel epitel. Jumlah total sel terbanyak pada kripta kolon desenden, menurun

    secara progresif di sepanjang kolon transversum dankolon desenden dan

    meningkat lagi pada sekum8

    3. Epidemiologi

    Diare akut merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan

    mortalitas anak-anak di berbagai negara berkembang termasuk di

    Indonesia. Terdapat 60 juta episode diare akut setiap tahunnya di

    Indonesia dimana 1-5% daripadanya akan menjadi diare kronik dan bila

    sampai terjadi dehidrasi berat yang tidak segera ditolong, 50-60%

    diantaranya dapat meninggal dunia. 2

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    18/31

    17

    4. Etiologi

    Penyebab diare akut antara lain yaitu virus, bakteri, parasit, alergi

    susu sapi, lactose defisiensi primer dan obat-obatan tertentu. Penyebab

    utama oleh virus adalah Rotavirus (40-60%), Astrovirus, Calcivirus,

    Coronavirus, Minirotavirus dan virus bulat kecil.

    Bakteri-bakteri yang dapt menyebabkan diare adalah Aeromonas

    hydrophyla, Eschericia coli enteroaggregatife, E. coli enteroinvansife, E.

    coli halemortagik, Plesiomonas shigelloides, Vibrio cholerae non-01, V.

    Parahemolyticus, Yersina enetrocolotica.

    Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah Giardia lamblia,

    Entamoeba histolytica, Isospora belli, Balantidium coli, Cryptosporodium,

    Capillaria philipinensis, Fasiolopsis buski, Sarcocystis suihominis,

    Strongiloides stercoralis, dan Trichuris trichiura.2

    Beberapa macam obat terutama antibiotika dapat juga menjadi

    penyebab diare. Antibiotika agaknya membunuh flora normal usus

    sehingga organisme yang tidak biasa atau yang kebal terhadap antibiotik

    itu sendiri akan berkembang bebas. Disamping itu sifat farmakokinetika

    dari antibiotik itu sendiri juga memegang peran penting.

    5.PatogenesisTerjadinya diare bisa disebabkan oleh salah satu mekanisme di

    bawah ini:

    a. Diare osmotik:

    Substansi hipertonik nonabsorbsi peningkatan tekanan osmotik

    intralumen usus cairan masuk ke dalam lumen diare.

    Diare osmotik terjadi karena:

    1) Pasien memakan substansi non absorbsi antara lain laksan magnesium

    sulfat atau antasida mengandung magnesium.

    2) pasien mengalami malabsorbsi generalisata sehingga cairan tinggi

    konsentrasi seperti glukosa tetap berada di lumen usus.

    3) pasien dengan defek absorbtif, misalnya defisiensi disakaride atau

    malasorbsi glukosa-galaktosa.

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    19/31

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    20/31

    19

    diri dari penyapuan. Penempelan terjadi melalui antigen yang

    menyerupai rambut getar, disebut fimbria, yang melekat pada

    reseptor di permukaan usus. Pada beberapa keadaan,

    penempela di mukosa dihubungkan dengan perubahan epitel

    usus yang menyebabkan pengurangan kapasitas penyerapan

    atau menyebabkan sekresi cairan.

    Toksin yang menyebabkan sekresi.

    Toksin akan mengurangi absorbsi natrium melalui vili

    dan mungkin meningkatkan sekresi chlorida dari kripta yang

    menyebabkan sekresi air dan elektrolit. Penyembuhan terjadi

    jika sel yang sakit diganti dengan sel yang sehat setelah 2-4

    hari.

    Invasi mukosa.

    Invasi sering terjadi di kolon dan distal dari ileum.

    Invasi mungkin diikuti pembentukan mikroabses dan ulkus

    superfisialis yang menyebabkan adanya sel darah merah dan

    sel darah putih atau terlihat adanya darah dalam tinja.

    - Protozoa

    Penempelan mukosa (Giardia lamblia dan Cryptosporidium)

    Menempel pada epitel usus halus dan menyebabkan

    pemendekan vili yang kemungkinan menyebabkan diare

    Invasi mukosa (Entamoeba histolitica).2

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    21/31

    20

    6. Manifestasi KlinisGejala khas diare oleh berbagai penyebab1:

    GEJALA

    KLINIK

    VIRUS

    ROTA

    SHIGELLA SALMONELLA ETEC EIEC KOLERA

    Masa tunas 17-72

    jam

    24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48-72 jam

    Panas + ++ ++ - ++ -

    Enek dan

    muntah

    Sering Jarang Sering - - Sering

    Nyeri perut Tenesmus Tenesmus,

    kram perut

    Tenesmus, kolik + Tenesmus,

    kram

    perut

    Kram

    Nyeri

    kepala

    - + + - - -

    Lamanya

    sakit

    5-7 hari > 7 hari 3-7 hari 2-3 hari Variasi 3 hari

    Sifat tinja

    Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak

    Frekuensi 5-10x/hr >10x/hari Sering Sering Sering Terus-

    menerus

    Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair

    Lendir

    darah

    - Sering Kadang-kadang - + -

    Bau - Merah-hijau Busuk + Tidak Amis khas

    seperti

    cucian

    beras

    Warna Kuning-

    hijau

    + Kehijauan Tak

    berwarna

    Merah-

    hijau

    Leukosit - Kejang + - -

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    22/31

    21

    Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung

    sejumlah ion natrium, klorida dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit

    akan bertambah pada keadaan muntah sedangkan kehilangan air

    meningkat bila terdapat panas. Keadaan tersebut berakibat dehidrasi,

    asidosis metabolik dan hipokalemia. Keadaan paling berbahaya adalah

    dehidrasi karena dapat menimbulkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler

    dan kematian bila tidak diobati dengan tepat.

    Penilaian derajat dehidrasi menurut IDAI (2004) dilakukan sesuai

    dengan kriteria berikut :

    1) Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan < 5% berat badan)

    - Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan

    - Keadaan umum baik dan sadar

    - Tanda vital dalam batas normal

    - Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada,

    mukosa mulut dan bibir basah

    - Turgor abdomen baik, bising usus normal

    - Akral hangat

    2)Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan)

    - Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih

    tanda tambahan

    - Keadaan umum gelisah dan cengeng

    - Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata

    kurang, mukosa mulut dan bibir kering

    - Turgor kurang

    - Akral hangat

    - Pasien harus rawat inap

    3)Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10% berat badan)

    - Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih

    tanda tambahan

    - Keadaan umum lemah, letargi atau koma

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    23/31

    22

    - Ubun-ubun besar sangat cekung, mata sangat cekung, air mata

    tidak ada, mukosa mulut dan bibir sangat kering

    - Turgor buruk

    - Akral dingin

    - Pasien harus rawat inap

    7. Penegakkan Diagnosis

    a. Anamnesa

    Pertanyaan yang diperlukan pada anamnesa adalah lama diare, frekuensi,

    volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada/tidak lendir dan darah. Bila

    disertai muntah tanyakan volume dan frekuensinya. Tanyakan jumlah

    kencing apakah biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 6-8 jam

    terakhir. Makanan dan minuman yang diberikan selama diare. Adakah panas

    atau penyakit lain yang menyertai seperti batuk, pilek, otitis media, dan

    campak. Perlu juga ditanyakan tindakan yang telah dilakukan ibu selama

    anak diare seperti memberi oralit, membawa berobat ke puskesmas atau ke

    Rumah Sakit dan obat-obatan yang diberikan serta riwayat imunisasi.

    Penting untuk ditanyakan juga, apakah anak masih munim ASI, karena

    pemberian ASI umumnya tidak memberikan dampak diare yang terlalu

    berat. 1

    b. Pemeriksaan fisik

    Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa berat badan, suhu tubuh,

    frekuensi denyut jantung dan pernafasan serta tekanan darah. Selain iu

    diperiksa juga 3 tanda utama dehidrasi yang perlu dicari, yaitu: kesadaran,

    rasa haus dan turgor kulit abdomen. Sedangkan tanda-tanda tambshan lain

    adalah: ubun-ubun besar cekung/tidak, mata cekung/tidak, ada atau tidaknya

    air mata, serta bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah. Pernafasan

    yang cepat dan dalam (adanya asidosis metabolik), adanya hipokalemia

    (ditandai bising usus yang lemah atau tidak ada). Pemeriksaan perfusi dan

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    24/31

    23

    capillary reffil pada ekstremitas dapat menentukan derajat dehidrasi yang

    terjadi.

    c. Laboratorium

    Pemeriksaan labopratorium yang diperlukan pada diare akut meliputi

    darah, urin dan tinja. Pemeriksaan darah yang diperlukan yaitu darah

    lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan tes

    kepekaan terhadap antibiotika. Pemeriksaan urin meliputi urin lengkap,

    kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika. Sedangkan tinja terdiri dari

    pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik. 1

    8. Penatalaksaan Diare

    Selama anak diare, terjadi peningkatan hilangnya cairan dan

    elektrolit yangterkandung dalam tinja cair anak. Dehidrasi terjadi bila

    hilangnya cairan dan elektrolit initidak diganti secara adekuat, sehingga

    timbullah kekurangan cairan dan elektrolit. Derajat dehidrasi

    diklasifikasikan sesuai dengan gejala dan tanda yang mencerminkan jumlah

    cairanyang hilang. Rejimen rehidrasi dipilih sesuai dengan derajat dehidrasi

    yang ada.

    Departemen Kesehatan mulai melakukan sosialisasi Panduan Tata

    LaksanaPengobatan Diare pada balita yang baru didukung oleh Ikatan

    Dokter Anak Indonesia,dengan merujuk pada panduan WHO. Tata laksana

    ini sudah mulai diterapkan di rumah sakit-rumah sakit. Rehidrasi bukan

    satu-satunya strategi dalam penatalaksanaan diare. Memperbaki kondisi

    usus dan menghentikan diare juga menjadi cara untuk mengobati pasien.

    Untuk itu, departemen kesehatan menetapkan lima pilar

    penatalaksanaan diare bagisemua kasus diare yang diderita anak balita

    baik yang dirawat dirumah maupun di rumahsakit, yaitu:

    1.Rehidrasi dengan oralit baru

    2.Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut

    3.ASI dan makanan tetap diteruskan

    4.Antibiotik selektif

    5.Nasihat pada orang tua

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    25/31

    24

    Infeksi usus pada umumnya self limited , tetapi terapi non spesifik

    dapat membantu penyembuhan pada sebagian pasien dan terapi spesifik,

    dapat memperpendek lamanya sakitdan memberantas organism

    penyebabnya. Dalam merawat penderita dengan diare dandehidrasi

    terdapat beberapa pertimbangan terapi:

    1. Terapi cairan dan elektrolit

    2. Terapi diet

    3. Terapi non spesifik dengan antidiare

    4. Terapi spesifik dengan antimikroba

    Atasi dehidrasi

    1) Tanpa dehidrasi

    Cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya, oralit diberikan

    sesuai usia setiap kali buang air besar atau muntah dengan dosis :

    -

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    26/31

    25

    - < 1 tahun 30 cc/kgBB dalam 1 jam pertama dilanjutkan 70

    cc/kgBB dalam 5 jam berikutnya.

    - 1 tahun : 30 cc/kgBB dalam jam pertama dilanjutkan 70

    cc/kgBB dalam 2 jam berikutnya.

    Minum diberikan jika pasien sudah mau minum 5 cc/kgBB

    selama proses rehidrasi.

    b. Pemakaian antibiotik

    Bila ada indikasi seperti pada Shigella dan Cholera. Antibiotik

    sesuai dengan hasil pemeriksaan penunjang. Sebagai pilihan adalah

    kotrimoksazol, amoksisilin dan atau sesuai hasil uji sensitivitas.

    c. Diet

    Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit

    tapi sering, rendah serat, buah-buahan diberikan terutama pisang.

    d. Jangan menggunakan spasmolitika

    e. Koreksi elektrolit : koreksi bila terjadi hipernatremia, hiponatremia,

    hiperkalemia atau hipokalemia.

    f. Probiotik

    g. Vitamin A

    - 6 bulan- 1 tahun : 100.000 IU

    - > 1 tahun : 200.000 IU

    h. Pendidikan orangtua : penyuluhan tentang penanganan diare dan cara-

    cara pencegahan diare.3

    Indikasi rawat inap :

    - Diare akut dengan dehidrasi berat

    - Diare akut dehidrasi ringan sedang dengan komplikasi

    - Usia < 6 bulan (usia yang mempunyai resiko tinggi mengalami

    dehidrasi), buang air besar cair > 8 kali dalam 24 jam dan muntah

    > dari 4 kali sehari.6

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    27/31

    26

    9. Komplikasi8

    a. Gangguan Elektrolit

    Hipernatremia

    Penderita diare dengan natrium plasma > 150 mmol/L memerlukan

    pemantauan berkala yang ketat. Tujuannya adalah menurunkan kadar

    natrium secara perlahan-lahan.Penurunan kadar natrium plasma yang

    cepat sangat berbahaya oleh karena dapatmenimbulkan edema otak.

    Rehidrasi oral atau nasogastrik menggunakan oralit adalah caraterbaik

    dan paling aman.

    Hiponatremia

    Anak dengan diare yang hanya minum air putih atau cairan yang hanya

    mengandungsedikit garam, dapat terjadi hipontremia (Na < 130

    mol/L).

    Hiperkalemia

    Disebut hiperkalemia jika K > 5 mEq/L, koreksi dilakukan dengan

    pemberian kalsiumglukonas 10% 0,5-1 ml/kgBB iv pelan-pelan dalam

    5-10 menut dengan monitor detak jantung.

    Hipokalemia

    Hipokalemi dapat menyebabkan kelemahan otot, paralitik ileus,

    gangguan fungsiginjal dan aritmia jantung. Hipokalemi dapat dicegah

    dan kekurangan kalium dapat dikoreksidengan menggunakan oralit dan

    memberikan makanan yang kaya kalium selama diare dansesudah

    diare berhenti.

    b.

    Kegagalan Upaya Rehidrasi Oral

    Kegagalan upaya rehidrasi oral dapat terjadi pada keadaan

    tertentu misalnya pengeluaran tinja cair yang sering dengan volume

    yang banyak, muntah yang menetap, tidak dapat minum, kembung dan

    ileus paralitik, serta malabsorbsi glukosa. Pada keadaan-

    keadaantersebut mungkin penderita harus diberikan cairan intravena.

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    28/31

    27

    c. Kejang

    Pada anak yang mengalami dehidrasi, walaupun tidak selalu,

    dapat terjadi kejangsebelum atau selama pengobatan rehidrasi. Kejang

    tersebut dapat disebabkan oleh karenahipoglikemi, kebanyakan terjadi

    pada bayi atau anak yang gizinya buruk, hiperpireksia,kejang terjadi

    bila panas tinggi, misalnya melebihi 400C, hipernatremi atau

    hiponatremi.

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    29/31

    28

    BAB III

    ANALISA KASUS

    Diagnosis diare akut dehidrasi sedang ditegakkan berdasarkan :

    A. Anamnesis didapatkan :

    1. Penderita mengalami mencret sebanyak 4-5 kali sehari, masing-masing

    sebanyak -1 gelas aqua sejak 1 hari SMRS.

    2. Konsistensi tinja cair, air > ampas, lendir (-), darah (-), berwarna kuning

    kecoklatan.

    3. Demam naik turun sejak 2 hari SMRS

    4. Muntah setelah diberi makan sejak 2 hari SMRS, isi makanan dan

    minuman, darah (-).

    5. Nafsu makan menurun, tampak kehausan.

    B. Pemeriksaan Fisik didapatkan

    1. Kesadaran : kompos mentis, rewel.

    2. Tanda vital didapatkan heart rate : 140 x/menit isi dan tegangan kuat, laju

    pernafasan : 28 x/menit kedalaman cukup ; Suhu tubuh : 38,3 0C per

    aksiler.

    3. Mata cekung (+/+), air mata (+/+) berkurang; Mulut : Mukosa basah (+);

    Abdomen : bising usus meningkat, turgor kembali lambat.

    Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisis, diare pada pasien ini adalah ke

    diare akut dehidrasi sedang. Pada penderita diare dengan dehidrasi sedang

    sebenarnya tidak memerlukan perawatan di RS, tetapi pada pasien ini

    dimondokkan karena adanya indikasi intake makanan yang kurang karena nafsu

    makan menurun dan adanya muntah.

    Prinsip pengobatan diare mengikuti 5 pilar utama penatalaksanaan diare

    menurut WHO meliputi mengatasi dehidrasi dulu dengan menggantikan cairan

    yang hilang lewat tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang

    mengandung elektrolit dan glukosa, pada kasus dehidrasi sedang diberikan cairan

    oralit 75 cc/kg BB 3 jam pertama dilanjutkan pemberian kehilangan cairan yang

    sedang berlangsung sesuai umur setiap kali buang air besar atau muntah. Cairan

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    30/31

    29

    rumah tangga dapat diberikan ASI/ASB, air putih, tetapi tidak boleh teh / kopi.

    Pada pasien diare tidak boleh dipuasakan, dianjurkan untuk banyak minum.

    Pasien diberikan diet bubur bayi sebagai tatalaksana untuk mempertahankan

    intake gizi. Pemberian zinc juga dilakukan pada pasien ini. Zinc berperan di

    dalam menjaga integritas mukosa usus dengan jalan regenerasi sel dan berperan

    dalam imunitas seluler maupun humoral. Pasien ini juga diberikan Paracetamol

    untuk menurunkan panas dan diberikan Probiotik untuk mengganti kuman

    komensal usus yang hilang karena diare.

  • 7/22/2019 preskes anak gk

    31/31

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Soebagyo B. 2008. Diare Akut Pada Anak. Sebelas Maret University Press.

    Surakarta, hal 2-72.

    2. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit

    Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman.1999. Buku Ajar Diare.

    Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

    3. IDAI, 2004. Standar Pelayanan Medis. Badan Penerbit IDAI. Jakarta, hal :

    49-52.

    4. Irwanto, 2002. Ilmu Penyakit Anak; Diagnosa dan Penatalaksanaan.

    Salemba Medika. Jakarta, hal : 7379

    5. Departemen Kesehatan RI. 2005. Muntah dan Diare Akut.

    www.pediatrik.com.

    6. Armon, 2001. An evidence and consensus based guideline for acute

    diarrhoea management. [email protected].

    7. Rusepno H dan Husein A. (1988). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Infomedika.

    Jakarta. Hal : 283-7.

    8. Subagyo B, Santoso NB. Diare Akut. Dalam: Juffrie M, Soenarto SSY,

    Oswari H,dkk. Buku Ajar Gastroenterologi-hepatologi. Jilid 1. Jakarta: Badan

    Penerbit IkatanDokter Anak Indonesia;2012. Bab VI. Diare Akut. Hlm.87-

    120

    http://www.pediatrik.com/mailto:[email protected]:[email protected]://www.pediatrik.com/