Preskas Jiwa - f41.2

25
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA NO.RM : -- ANAMNESIS Nama : Ny. SW Ruang : Poliklinik Jiwa Umur : 52 Tahun Kelas : - I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. SW Jenis Kelamin : Perempuan Tempat/Tanggal lahir (Usia): 6 Juni 1962 (52 Tahun) Pendidikan terakhir : SD Pekerjaan : Pengangguran Status pernikahan : Cerai mati Alamat : Pangenrejo RT 01/ RW 05 Purworejo Agama : Islam Tanggal periksa : 9 Januari 2015 Dokter yang merawat: dr. Y. Kristianto, Sp.KJ Co-assisten: Wiki Lestari, S.Ked II. ANAMNESIS A. Sumber Anamnesis - Autoanamnesis pada tanggal 9 dan 11 Januari 2015. - Alloanamnesis pada tanggal 11 Januari 2015. Sumber Alloanamnesis Nama Ny. SN Nn.S Umur (Tahun) 62 tahun 15 tahun Jenis kelamin Perempuan Perempuan Pendidikan terakhir SMA Kelas 1 SMA RM.01.

description

presentasi kasus

Transcript of Preskas Jiwa - f41.2

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA

NO.RM : ((-((-((

ANAMNESISNama : Ny. SWRuang : Poliklinik Jiwa

Umur : 52 TahunKelas : -

I. IDENTITAS PASIENNama

: Ny. SWJenis Kelamin

: PerempuanTempat/Tanggal lahir (Usia): 6 Juni 1962 (52 Tahun)Pendidikan terakhir

: SDPekerjaan

: PengangguranStatus pernikahan

: Cerai matiAlamat

: Pangenrejo RT 01/ RW 05 PurworejoAgama

: IslamTanggal periksa

: 9 Januari 2015 Dokter yang merawat: dr. Y. Kristianto, Sp.KJ Co-assisten: Wiki Lestari, S.KedII. ANAMNESISA. Sumber Anamnesis

- Autoanamnesis pada tanggal 9 dan 11 Januari 2015.- Alloanamnesis pada tanggal 11 Januari 2015.Sumber Alloanamnesis

NamaNy. SNNn.S

Umur (Tahun)62 tahun15 tahun

Jenis kelaminPerempuanPerempuan

Pendidikan terakhirSMAKelas 1 SMA

Status pernikahanCerai matiBelum menikah

AgamaIslamIslam

PekerjaanIbu Rumah TanggaPelajar

Hubungan dengan pasienKakak kandung pasienKeponakan pasien

AlamatPangenrejo RT 01/ RW 05 PurworejoBoro Kulon, Purworejo

B. Keluhan UtamaKontrol pengobatan rutinC. Riwayat Perjalanan Penyakit : Pada tahun 2009, pasien kehilangan suaminya yang meninggal dunia karena sakit liver. Saat itu pasien masih tinggal di kontrakan Bekasi, karena suaminya sejak menikah bekerja sebagai buruh pabrik di Bekasi. Kejadian itu membuat pasien sedih dan bingung, karena harus menjadi tulang punggung keluarga dan membiayai anak keduanya yang masih sekolah SMK. Satu bulan setelah kematian suaminya, anak pertama pasien memutuskan bekerja menjadi buruh pabrik untuk biaya membayar kontrakan dan biaya sekolah adiknya. Sedangkan pasien menjadi ibu rumah tangga, tetapi kadang-kadang sesekali mengerjakan pekerjaan yang diminta tetangganya seperti mencuci baju dan membersihkan rumah.

Pada tahun 2010, anak kedua pasien lulus sekolah SMK dan memutuskan untuk bekerja sebagai buruh pabrik bersama kakaknya. Pasien merasa kesepian jika kedua anaknya bekerja, apalagi ditambah tidak ada pekerjaan yang bisa pasien lakukan. Pasien juga semakin lama merasa tidak betah tinggal di kontrakan yang sempit dan sering teringat almarhum suaminya. Akhirnya pasien memutuskan untuk kembali ke Purworejo dan tinggal bersama kakak perempuan kandung pertamanya yang juga hidup sendiri.

Pada tahun 2010-2011, pasien mulai bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Pasien biasanya bekerja dari jam 06.00-15.00 setiap harinya. Setelah 6 bulan bekerja, pasien merasa capek dan bosan dengan pekerjaannya dan akhirnya berhenti bekerja dan menganggur.

Pada tahun 2011, pasien mencoba bekerja lagi sebagai tukang masak di sebuah catering. Pasien hanya bertahan bekerja selama 3 bulan disana. Alasan pasien berhenti bekerja karena menganggap majikannya telah menyinggungnya secara tidak langsung untuk berhenti kerja. Pernyataan majikannya berupa , Ibu kalau butuh uang lebih banyak, jangan kerja disini. Pernyataan itu membuat pasien menyimpulkan kalau majikannya tidak membutuhkan dia lagi, padahal pasien mengaku kalau dia tidak mempermasalahkan gaji yang diberikan majikannya.

Pada tahun 2012, pasien menganggur dan hanya melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci dan membersihkan rumah. Pasien merasa malas untuk mencari pekerjaan lagi. Pasien mulai merasa putus asa dan kadang-kadang cemas memikirkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Padahal kedua anaknya rutin mengirim uang ke pasien, tapi uang yang dikirim belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien.

Pada bulan April 2013, kakak kandung pasien mengeluh telinganya terdengar nguing, nguing. Pasien penasaran kenapa tiba-tiba kakak kandungnya seperti itu dan akhirnya membuka buku primbon. Setelah membaca buku primbon, pasien menyimpulkan bahwa jika telinga terdengar bunyi seperti itu, bakal mendapat kesulitan. 2 hari setelahnya, tiba-tiba ada tetangga pasien yang meninggal dunia secara mendadak dan tidak tahu penyebabnya. Kejadian itu membuat pasien merasa cemas, khawatir dan kepikiran jika meninggal dunia. Perasaan cemas dan khawatir mendera pasien dan pasien mengalami kesulitan untuk tidur selama kurang lebih satu bulan, serta mengeluh tungkuk nyeri dan nyeri kepala. Pasien akhirnya periksa ke dokter umum karena keluhan nyeri tungkuk dan nyeri kepalanya dan pasien mengaku diberi obat untuk keluhannya itu. Setelah beberapa hari, pasien semakin merasa cemas dan khawatir karena nyeri tungkuk, nyeri kepalanya tidak hilang dan masih belum bisa tidur. Kemudian pasien periksa ke dokter spesialis saraf, dan diberi obat untuk keluhannya itu. Setelah minum obat dari dokter spesialis saraf, keluhan nyeri tengkuk dan kepala berkurang, tetapi pasien masih merasa cemas dan khawatir dengan yang terjadi kepadanya. Bulan Juli 2013, paman pasien menyuruh pasien untuk periksa ke Poli Jiwa, karena ada tetangga pamannya yang juga mengeluh keluhan yang sama dengan pasien dan sembuh dengan periksa rutin ke Poli Jiwa. Akhirnya pasien periksa ke Poli Jiwa RSUD Saras Husada untuk pertama kalinya. Setelah periksa dan diberi obat, pasien mengaku keluhan seperti nyeri tungkuk, nyeri kepala, sulit tidur mulai hilang, tetapi perasaan cemas dan khawatir kadang-kadang masih dirasakan pasien.

Tahun 2014 sekarang, pasien rutin periksa ke Poli Jiwa setiap bulannya. Selama minum obat rutin, pasien kadang-kadang masih merasa cemas dan khawatir akan terjadi sesuatu padanya dan keluarganya seperti kalau sedang menyikat kamar mandi takut kepleset, takut kalau anaknya diberhentikan kerja. Pasien juga mulai merasa berat dengan biaya berobat, karena pasien tidak menggunakan jaminan kesehatan dan hanya mengandalkan uang kiriman kedua anaknya. Apalagi selama ini pasien tidak bekerja dan hanya di rumah saja. Aktifitas sehari-hari hanya mencuci pakaiannya sendiri, kadang-kadang membersihkan rumah, sisanya hanya duduk, nonton televisi, dan tidur di kamar. Karena kalau melakukan aktifitas seperti membersihkan rumah, pasien merasa mudah capek. Pasien tidak berusaha mencari pekerjaan lagi karena mengaku malas dan susah mencari pekerjaan sekarang. 3 bulan ini, pasien juga mulai merasa putus asa karena penyakitnya tidak sembuh-sembuh, karena nyeri kepala dan nyeri tungkuknya sering kambuh. Pasien merasa khawatir dan cemas tentang biaya untuk berobat dan biaya sehari-harinya. Pasien juga merasa malas untuk melakukan aktifitas apapun dan rasa percaya dirinya berkurang karena merasa tidak punya apa-apa. Sosialisasi dengan tetanggapun berkurang karena pasien malas keluar rumah dan tidak ada tetangga juga yang bisa diajak ngobrol karena sibuk bekerja. Pasien mengaku juga ibadahnya bolong-bolong karena sering ketiduran. Akhir-akhir ini, tidur pasien kadang-kadang tidak nyenyak dan nafsu makan berkurang walaupun sudah minum obat dari Poli Jiwa.GRAFIK PERJALANAN PENYAKITGejala klinis

Penurunan FungsiD. Riwayat Keluarga :1. Pola Asuh Keluarga

Pasien merupakan anak terakhir dari 6 bersaudara, pasien tinggal dan dirawat oleh ibu dan ayahnya. Pola asuh yang diberikan keluarga kepada pasien adalah mendidiknya untuk mandiri. Ibu pasien sosok yang sifatnya baik, selalu memberikan contoh kepada anak-anaknya untuk selalu bekerja keras dan adil terhadap semua anaknya. Ayah pasien sosok pendiam, penyabar dan penyayang terhadap keluarga. Tidak ada riwayat gangguan jiwa pada anggota keluarga pasien generasi pertama dan generasi kedua.2. Hubungan Keluarga

Suami pasien selama hidup adalah sosok yang keras, tegas, dan penyayang. Hubungan pasien dengan suami, orang tua dan mertua selama hidup baik. Hubungan pasien dengan keluarga juga tidak ada masalah.3. Silsilah Keluarga

Keterangan : Laki laki tanpa gangguan jiwa Perempuan tanpa gangguan jiwa

Perempuan dengan gangguan jiwa/pasien

Anggota keluarga yang meninggalE. Riwayat Pribadi :a. Riwayat Prenatal dan PerinatalRiwayat kehamilan dan persalinan pasien tidak ada kelainan. Kehamilan pasien dikehendaki. Riwayat persalinan normal dengan bantuan dukun desa.b. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)Pasien diasuh oleh orangtuanya sendiri dan pemberian ASI eksklusif diakui terpenuhi. Perkembangan pasien pada masa ini cukup baik sesuai dengan perkembangan anak seusianya dan mendapat kasih sayang yang cukup dari orangtuanya. Tidak ditemukan kelainan fisik, psikis, dan maupun perilaku.c. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)Pasien masuk SD pada usia 7 tahun. Pasien merasa senang bersekolah dan mempunyai banyak teman di sekolah. Selama di sekolah pasien tidak pernah tinggal kelas. Selama sekolah pasien tidak pernah mendapat masalah yang berat dan pasien bukan termasuk anak yang nakal.d. Masa Kanak Akhir (Pubertas-Remaja)Setelah lulus SD, pasien tidak melanjutkan pendidikannya, pasien bekerja sebagai pembantu. Sosialisasi pasien dengan tetangga dan teman-teman sebayanya baik. e. Masa Dewasa1. Riwayat PendidikanPasien adalah seorang lulusan SD dan tidak melanjutkan pendidikannya karena masalah ekonomi. Pasien selama ini tidak pernah mengalami kesulitan yang bermakna. Prestasi pasien biasa-biasa saja dan tidak pernah tertinggal soal pelajaran.2. Riwayat PekerjaanPasien setelah lulus SD, bekerja membantu orang tuanya di sawah. Pekerjaan ini dilakukan sampai pasien menikah. Setelah menikah, pasien tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga. Tahun 2009, setelah suaminya meninggal, pasien menjadi pengangguran. Tahun 2010-2011, pasien bekerja sebagai pembantu rumah tangga, setelah 6 bulan bekerja, pasien berhenti kerja karena bosan dan capek. Tahun 2011, pasien bekerja lagi sebagai tukang masak di catering, 3 bulan setelahnya berhenti lagi karena menganggap majikannya memecatnya. Setelah itu, pasien tidak bekerja lagi sampai sekarang.3. Riwayat PernikahanPasien menikah sejak tahun 1985. Satu bulan setelah pernikahannya, pasien hamil dan dikaruniai seorang anak laki-laki. Dan 5 tahun kemudian dikaruniai anak kedua, seorang anak perempuan. Dan tahun 2009, suami pasien meninggal dunia.4. Riwayat Hukum dan MiliterTidak ada riwayat hukum dan militer yang pernah dialami oleh pasien dan keluarga pasien.5. Riwayat KeagamaanPasien beragama Islam. Pasien rajin menjalankan ibadah dan mengaji sejak kecil. Namun sejak pasien sakit, pasien kadang bolong menjalankan ibadah karena malas.6. Aktivitas SosialPra morbid: Pasien kadang-kadang mengikuti kegiatan-kegiatan rutin di masyarakat seperti arisan, pengajian. Hubungan dengan tetangga juga baik dan tidak pernah berselisih paham.

Morbid: Pada tahun 2013, pasien tidak pernah ikut kegiatan masyarakat karena malas.7. Situasi Kehidupan SekarangPasien sekarang tinggal bersama kakak kandung pertamanya. Keadaan ekonomi pasien termasuk ekonomi menengah ke bawah. Pasien kadang masih memikirkan keadaan ekonominya yang serba terbatas. F. Kehidupan Emosional :Pasien orang dengan kepribadian cenderung terbuka. Senang menceritakan masalah-masalahnya pada kakak kandungnya, sehingga jarang memendam masalah yang dia punya. III. RESUME ANAMNESISa. Seorang pasien perempuan, usia 52 tahun, beragama Islam, status pernikahan cerai mati, pengangguran, tinggal bersama kakak kandungnya dengan alamat Pangenrejo RT 01/ RW 05 Purworejo. Pasien anak terakhir dari 6 bersaudara, pendidikan terakhir SD.b. Keluhan utama : kontrol pengobatan rutinc. Gejala-gejala yang timbul : Pada tahun 2009, suami pasien meninggal dunia. Pasien sedih dan bingung, karena harus menjadi tulang punggung keluarga. Pada tahun 2012, pasien tidak bekerja dan menganggur. Pasien mulai merasa putus asa dan kadang-kadang cemas memikirkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Pada bulan April 2013, kakak kandung pasien mengeluh telinganya terdengar nguing, nguing. Setelah pasien membaca buku primbon, ternyata pertanda bakal mendapat kesulitan. 2 hari setelahnya, tiba-tiba ada tetangga pasien meninggal dunia secara mendadak dan tidak tahu penyebabnya. Kejadian itu membuat pasien merasa cemas, khawatir dan kepikiran jika meninggal dunia. Perasaan cemas dan khawatir mendera pasien dan pasien mengalami kesulitan untuk tidur selama kurang lebih satu bulan, serta mengeluh tungkuk nyeri dan nyeri kepala. Pasien akhirnya periksa ke dokter umum dan dokter spesialis saraf, diberi obat, tetapi tidak ada perubahan.

Bulan Juli 2013, akhirnya pasien periksa ke Poli Jiwa RSUD Saras Husada untuk pertama kalinya. Setelah periksa dan diberi obat, pasien mengaku keluhan seperti nyeri tungkuk, nyeri kepala, sulit tidur mulai hilang, tetapi perasaan cemas dan khawatir kadang-kadang masih dirasakan pasien.

Tahun 2014 sekarang, pasien rutin periksa ke Poli Jiwa setiap bulannya. Selama minum obat rutin, pasien kadang-kadang masih merasa cemas dan khawatir akan terjadi sesuatu padanya dan keluarganya Pasien juga mulai merasa berat dengan biaya berobat, karena pasien tidak menggunakan jaminan kesehatan.

3 bulan ini, pasien juga mulai merasa putus asa karena penyakitnya tidak sembuh-sembuh, karena nyeri kepala dan nyeri tungkuknya sering kambuh. Pasien merasa khawatir dan cemas tentang biaya untuk berobat dan biaya sehari-harinya. Pasien juga merasa malas untuk melakukan aktifitas apapun dan rasa percaya dirinya berkurang karena merasa tidak punya apa-apa. Sosialisasi dengan tetanggapun berkurang karena pasien malas keluar rumah. Akhir-akhir ini, tidur pasien kadang-kadang tidak nyenyak dan nafsu makan berkurang walaupun sudah minum obat dari Poli Jiwa.d. Faktor predisposisi : cenderung tidak pekerja kerase. Faktor presipitasi : suami pasien meninggal, berhenti bekerja, meninggalnya tetangga secara mendadak setelah membuka buku primbon yang menyatakan bakal mendapat kesulitanf. Faktor psikososial : keadaan ekonomi yang serba terbatasPEMERIKSAAN JASMANINama : Ny. SWRuang : Poliklinik Jiwa

Umur : 52 TahunKelas : -

IV. PEMERIKSAANKesan umum

: baikKesadaran

: Compos mentis, E4V5M6Tekanan Darah: 120/80 mmHgNadi

: 80 x/menit, isi dan tegangan: kuat dan teratur

Pernafasan

: 21 x/menit, reguler, simetrisSuhu

: afebrisV. PEMERIKSAAN STATUS MENTALA. Subyektif: Pasien masih sulit tidur jika tidak minum obat, merasa malas melakukan aktifitas, mudah capek, nafsu makan berkurang, kadang-kadang nyeri kepala dan nyeri tungkuk, merasa khawatir dan cemas tentang penyakitnya yang tidak sembuh sembuh dan biaya berobat. Aktifitas sehari-hari pasien bangun jam 05.00, lalu mencuci pakaian sendiri, kadang-kadang membersihkan rumah, biasanya selesai jam 08.00, setelahnya pasien tidak ada kerjaan, dan hanya duduk-duduk, nonton televisi, tiduran dan kadang-kadang ngobrol dengan kakak kandungnya.B. ObyektifNo.Pemeriksaan Status MentalHasilKeterangan

1.Kesan UmumTampak seorang perempuan, sesuai umur, merawat tubuh dengan baik.Pasien terlihat rapi dan bersih.

2.Kesadaran Kuantitatif : GCS 15 (E4V5M6)

Kualitatif : CMSadar penuh tanpa rangsang apapun, dapat berkomunikasi dengan baik.

3.Pembicaraan Kuantitas : cukup Kualitas : relevan Kecepatan produksi : spontanSaat diwawancarai pasien menjawab secara spontan apa yang ditanyakan. Pembicaraan sesuai apa yang ditanyakan.

4.Sikap/Tingkah laku Sikap : kooperatif Perilaku : normoaktifSaat diwawancarai pasien mudah diajak kerjasama, jika diajak bicara memperlihatkan sikap yang fokus.

5.Afek Kualitatif : Appropriate

Kuantitatif : normal Ekspresi wajah pasien sesuai dengan apa yang dirasakan pasien

6.Mood Eutimik

Merasakan kegembiraan dan kecemasan secara wajar

7.Proses Pikir

A. Bentuk PikirRealistikJawaban pasien berdasar dengan realita

B. Isi PikirWaham curiga (-)

Waham kejar (-)

Waham kebesaran (-)

Waham bersalah (-)

Waham cemburu (-)

Waham bizarre:

Siar pikir (-)

Sedot pikir (-)

Kendali pikir (-)

Sisip pikir (-)-

8.Persepsi Halusinasi auditorik (-)

Halusinasi visual (-)Ilusi (-)-

9.Hubungan jiwaMudahMudah dibina hubungannya dengan pemeriksa

10.Perhatian Mudah ditarik, mudah dicantumkanPasien mudah diajak bicara dan mudah difokuskan pada pembicaraan

11.Orientasi O : baikMengetahui dirinya sendiri, orang lain, dan pemeriksa.

W: baikDapat membedakan waktu pagi, siang, sore, malam.

T : baikDapat menyebutkan alamat rumah, mengetahui di mana dirinya sekarang

S : baikDapat membedakan situasi yang ramai dan sepi

12.InsightBaikPasien merasa masih butuh pengobatan untuk penyakitnya

C. SINDROM YANG DIDAPAT Sindrom DepresiPada pasien ini merasa malas untuk melakukan aktifitas dan merasa mudah lelah dan capek kalau melakukan aktifitas, nafsu makan terganggu, tidur terganggu dan kadang-kadang merasa putus asa dan tidak percaya diri. Sindrom CemasPasien merasa cemas dan khawatir jika terjadi sesuatu padanya dan keluarganya, sering nyeri kepala dan nyeri tungkuk.DIAGNOSIS &

RENCANA TERAPINama : Ny. SWRuang : Poliklinik Jiwa

Umur : 52 TahunKelas : -

D. DIAGNOSA BANDING :

F 41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi F 41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh F 32.1 Episode Depresif SedangE. PEDOMAN DIAGNOSIS :F 41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan DepresiNo.Kriteria DiagnosisPada PasienTerpenuhi / Tidak

1.Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan. Gejala depresi: Pada pasien ini merasa malas, mudah lelah dan capek kalau, nafsu makan berkurang, tidur terganggu dan kadang- tidak percaya diri.

Gejala anxietas:

Pasien merasa cemas dan khawatir jika terjadi sesuatu padanya dan keluarganya, sering nyeri kepala dan nyeri tungkuk.Terpenuhi

2.Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus dipertimbangkan katagori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik. Tidak ditemukan rasa cemas yang berat, seperti pasien tidak menunjukkan kecemasannya setiap hariTerpenuhi

3.Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan masing-masing diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakanPasien mengalami gangguan depresi dan anxietas yang ringan. Tidak ada ide bunuh diri pada pasien, dan juga gejala cemasnya tidak selalu muncul setiap hariTerpenuhi

4.Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaianTidak berkaitan dengan stress kehidupan yang jelasTerpenuhi

F 41.1 Gangguan Cemas MenyeluruhNo.Kriteria DiagnosisPada PasienTerpenuhi / Tidak

1.Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang)Pasien tidak mengeluhkan rasa cemasnya setiap hari dan keluhan malas dan mudah lelah kadang-kadang menjadi keluhan utamaTidak terpenuhi

2.Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsure-unsur berikut:(a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb)

(b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan

(c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb.)Pasien mengalami gejala kecemasan seperti (a) khawatir akan meninggal dunia (b) nyeri kepalaTerpenuhi

3. Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatic berulang yang menonjol--

3.Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32.-), gangguan anxietas fobik (F40.-), gangguan panic (F41.0), atau gangguan obsesif-kompulsif (F42.-)Gejala depresi pada pasien sudah berlangsung beberapa bulan.Tidak terpenuhi

F 32.1 Episode Depresif SedangNo.Kriteria DiagnosisPada PasienTerpenuhi / Tidak

1.Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode depresi ringan.Pasien merasa mudah lelah dan capek melakukan aktifitas.Tidak terpenuhi

2.Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnyaPasien mengalami kepercayaan diri yang berkurang, tidur terganggu dan nafsu makan berkurang,Terpenuhi

3.Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 mingguSudah berlangsung beberapa bulanTerpenuhi

4.Mengalami kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tanggaPasien malas melakukan aktifitas urusan rumah tangga dan malas bersosialisaiTerpenuhi

F. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis 1: F 41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi

Aksis 2: Kepribadian cenderung ekstrovertAksis 3: Belum ditemukan diagnosis

Aksis 4: Tidak ada aktifitas Aksis 5: GAF 70-61 Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,

secara umum baikG. TERAPI1. Psikofarmaka

Antianxietas: Klobazam 10 mg 1x 1 (sore) Antidepresan: Fluxetin 20 mg 1 x 1 (pagi) 2. Non psikofarmakaa. Psikoterapi bertujuan untuk menguatkan daya tahan mental yang ada, mempertahankan kontrol diri, mengembalikan keseimbangan adaptif supaya dapat menyesuaikan diri.Pada pasien ini dipilih psikoterapi supportif antara lain:

Ventilasi: membiarkan pasien mengeluarkan isi hati, kekecewaan, harapan dan impian serta keluhan fisiknya. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan empati. Konseling: membantu pasien mengenali dirinya sendiri secara lebih baik, agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri. Sugesti: menyakinkan pasien bahwa gejala-gejalanya akan hilangb. Edukasi Keluarga Menyampaikan informasi kepada keluarga mengenai berbagai kemungkinan penyebab penyakit, perjalanan penyakit, dan pengobatan serta mengenali gejala-gejala. Memberikan pengertian kepada keluarga akan pentingnya peran keluaga pada perjalanan penyakit sehingga dapat mendukung ke arah kesembuhan. Mendorong pasien untuk melakukan aktifitas dan bersosialisasi.H. PROGNOSISIndikatorPada pasienPrognosis

Premorbid

1. Riwayat Pendidikan 2. Faktor Genetik 3. Pola asuh keluarga4. Ciri kepribadian5. Stressor Psikososial 6. Sosial Ekonomi 7. Status Perkawinan 8. Kegiatan SpiritualTamat SDTidak ada

Mendidik untuk mandiriEkstrovertAda

Ekonomi kurangCerai matiRajinbaikbaik

baik baikburukburukburukbaik

IndikatorPada pasienPrognosis

Morbid

1. Onset

2. Jenis penyakit3. Kronologis perjalanan penyakit

4. Faktor organik5. Respon terapi

6. Beraktivitas sosial7. Dukungan keluargaUsia dewasaGangguan campuran anxietas depresiKronis

Tidak ada

MembaikJarang Baik baikbaikburukbaikbaik burukbaik

Prognosis : Dubia ad bonam.Faktor presipitasi

2015

2013

2012

2011

2009

Tinggal satu rumah

2014

2010

Faktor presipitasi

PAGE RM.04.

_1476723334.doc