Preskas Jiwa 8

24
NASKAH PRESENTASI KASUS PSIKIATRI SKIZOFRENIA PARANOID Disusun Oleh : Indra Wijaya I11108038 SMF PSIKIATRI RSK ALIANYANG FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

description

jiwa

Transcript of Preskas Jiwa 8

Page 1: Preskas Jiwa 8

NASKAH PRESENTASI KASUS PSIKIATRI

SKIZOFRENIA PARANOID

Disusun Oleh :

Indra Wijaya

I11108038

SMF PSIKIATRI RSK ALIANYANG

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2012

Page 2: Preskas Jiwa 8

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : PMH

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 51 tahun

Suku/Bangsa : Chinese/Indonesia

Agama : Katolik

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : tidak bekerja

Status pernikahan : belum menikah

Status (baru/ulangan) : Ulangan

Ruang : Melati

Masuk Pertama Kali :

Masuk RSK : 12 Januari 2012

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Pasien masuk ke Rumah Sakit Khusus Alianyang Pontianak diantar oleh adik

iparnya pada tanggal 12 Januari 2012.

Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 20 Februari 2012. Alloanamnesis dengan

adik iparnya dilakukan pada tanggal 21 Februari 2012.

A. Keluhan Utama

1. Autoanamnesis : Sering memukul anak kecil.

2. Alloanamnesis : Memukul anak kecil dan takut ditinggal sendirian di rumah

tanpa pengawasan.

2

Page 3: Preskas Jiwa 8

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Autoanamnesis

Pasien mengaku berusia 34 tahun dan dibawa oleh adik iparnya ke rumah sakit

khusus karena sering memukuli anak kecil. Pasien mengaku pernah dirawat di rumah

sakit khusus singkawang selama 7 tahun. Pasien mengaku pertama kali masuk rumah

sakit khusus 20 tahun yang lalu dikarenakan memukul ibunya. Pasien merasa tidak

aman dengan lingkungan sekitarnya, ia merasa bahwa ada orang yang mengejar dan

akan mencelakainya. Pasien mengaku bersekolah di SD Santa Maria dan SMP Santo

Petrus, pasien mengaku pendidikan terakhirnya adalah tamatan SMP.

Pasien mencurigai adik iparnya adalah orang arab yang menggunakan susuk dan

sulit bergaul. Namun kemudian pasien mengatakan bahwa adik iparnya seorang janda

yang mempunyai ilmu dan suka makan orang, pasien juga mnencurigai adik iparnya

akan memakan anaknya sendiri. Pasien kemudian mengatakan bahwa adik iparnya

adalah juga orang china daratan.

Pasien mangaku saat ini tinggal bersama adik, adik ipar, dan kedua anak

adiknya. Pasien mengatakan orang tuanya tinggal di Jakarta. Pasien merasa jika di

rumah, sering diawasi dan akan dicelakai oleh orang arab dan orang sarawak. Pasien

juga mengaku bahwa adik pasien yang bernama Afam, mengetahui keberadaan orang

arab dan orang sarawak tersebut, namun adik ipar pasien tidak mengetahui hal tersebut

karena menurut pasien adik ipar nya sendiri adalah orang arab tersebut.

Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mengamuk atau marah-marah.

Pasien mengaku sering memukuli anak kecil atau keponakanya dikarenakan pasien

takut anak tersebut akan dicelakakan dan dijadikan nasi atau makanan oleh orang-

orang yang ingin mencelakakannya. Tujuannya memukul anak-anak tersebut adalah

agar anak-anak tersebut dapat lari dan meninggalkan tempat tersebut sehingga tidak

menjadi korban orang-orang yang ingin mencelakakannya.

Pasien mengaku di rumah bekerja sebagai pembantu yang digaji Rp 50.000 per

minggu. Pekerjaan pasien di rumah yaitu menyapu dan bersih-bersih di rumah. Pasien

dapat makan dan mandi sendiri. Pasien mengaku tidak suka bergaul. Ia lebih senang

3

Page 4: Preskas Jiwa 8

sendirian di rumah. Pasien sering menutup pintu rumah karena takut orang arab masuk

ke rumahnya dan mencelakai dirinya. Pasien tidak suka menonton televisi karena

merasa sedih bila menonton acara televisi. Ketika ditanya kenapa pasien sedih, pasien

tidak dapat memberikan alasan. Ketika pemeriksa mencoba bertanya lebih lanjut,

pasien kembali bercerita tentang orang arab dan orang sarawak yang ingin mencelakai

dirinya.

Pasien mengatakan bahwa ia pernah dimakan oleh orang, namun kemudian ia

hidup lagi. Pasien juga mengatakan bahwa keluarga pasien yaitu adik dan adik iparnya

takut kepada pasien karena sering melihat wajah pasien di loteng dan jendela rumah.

Pasien juga mengatakan sekitar 4 tahun yang lalu pasien mendengar suara-suara

bisikan, sehingga pasien mulai sering berbicara sendiri. Namun ketika ditanya lebih

lanjut oleh pemeriksa, pasien menyangkal adanya suara – suara bisikan.

Pasien mengatakan mengerti apa yang pemeriksa katakan, namun pasien

mengatakan bahwa sebenarnya dia tidak memiliki telinga, namun pasien kemudian

mengatakan bahwa ia punya telinga tetapi tidak bisa mendengar.

Pasien juga mengatakan bahwa sebenarnya ia tidak memiliki otak, otaknya saat

ini sedang berada di laboratorium untuk penelitian. Pasien juga mengatakan bahwa ia

tidak bisa berpikir karena tidak mempunyai otak.

Pasien mengaku menderita sakit jiwa sejak kecil, dan hingga saat in masih sakit

jiwa. Namun ketika ditanya lebih jauh mengenai masa kecilnya, pasien mengatakan

bahwa ia lupa akan masa kecilnya.

Pasien mengatakan bahwa ia dulu telah mati dan dimakan oleh orang sebagai

nasi dan sekarang hidup lagi, pasien sempat mengatakan bahwa dirinya bukanlah

dirinya yang dulu, tetapi dirinya yang sekarang adalah orang lain, namun ketika

pemeriksa bertanya kembali, pasien mengatakan bahwa dirinya yang sekarang tetap

dirinya yang dulu yang telah bangkit kembali.

Alloanamnesis

Menurut keterangan adik ipar pasien, pasien berusia 51 tahun, diantar ke rumah

sakit karena suka memukul anak kecil dan takut ditinggalkan di rumah sendirian.

4

Page 5: Preskas Jiwa 8

Pasien juga takut jika melihat adik iparnya memegang benda tajam, pasien merasa

bahwa ia seperti akan dibunuh oleh adik iparnya.

Adik ipar pasien mengatakan bahwa kegiatan pasien di rumah hanya bangun,

makan, dan tidur. Pasien dapat mandiri dan mngerjakan keperluan pribadi sendiri

seperti makan dan mandi, tetapi tidak mau membantu pekerjaan di rumah. Adik ipar

pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah digaji. Kadang pasien diberi uang

hanya untuk membeli barang di warung.

Adik ipar pasien juga mengatakan bahwa pasien tidak menyukai anak kecil dan

pasien telah sakit selama kurang lebih 20 tahun. Menurut adik ipar pasien, pasien

mengalami sakit jiwa dikarenakan hubungan pasien dan kekasihnya tidak direstui oleh

orang tua pasien, pasien diketahui telah hamil diluar nikah, kemudian pasien dikurung

dirumah. Semenjak saat itu, pasien mulai mengalami gangguan jiwa dan keluarga

pasien juga mengatakan bahwa menurut dukun dayak, pasien telah diguna-guna.

Menurut keluarga pasien, pasien dulu sering mengamuk dan tidak patuh minum

obat, pasien juga sering sulit tidur di malam hari dan sering mengeluh sakit kepala.

Orang tua pasien saat ini telah meninggal, hal ini berbeda dengan apa yang

disampaikan oleh pasien, yang mana pasien mengatakan bahwa orang tuanya masih

hidup dan berada di jakarta.

Saat ditanya mengenai seberapa lama pasien pernah dirawat di Rumah Sakit

Khusus Singkawang, adik ipar pasien mengatakan bahwa pasien dirawat selama 3

tahun, hal ini juga berbeda dengan apa yang disampaikan oleh pasien, pasien

mengatakan telah dirawat selama 7 tahun.

Dulu pasien sangat cantik dan berprofesi sebagai seorang model, pasien banyak

memenangkan lomba dan sering jalan-jalan keluar negeri. Keluarga pasien

mengatakan pendidikan terkahir pasien adalah tamatan SMA, hal ini juga berbeda

dengan apa yang disampaikan oleh pasien.

Pasien sering kambuh jika melihat orang ramai. Jika adik pasien masak, pasien

mengatakan bahwa yang dimasak dan yang dimakan tersebut adalah daging dari badan

pasien.

5

Page 6: Preskas Jiwa 8

Menurut adik ipar pasien, pasien pernah melahirkan 1 orang anak, tetapi anak

tersebut diadopsi oleh orang lain dan pasien tidak mengetahui hal ini. Pasien sering

mengobrol dengan tetangga dan tidak pernah membuat keributan.

C. Riwayat Gangguan Terdahulu

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Menurut adik ipar pasien, pasien telah berulang kali masuk rumah sakit

khusus, namun adik ipar pasien tidak mengetahui secara pasti kapan pertama kali

pasien masuk ke rumah sakit. Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit Bodok

selama 3 tahun. Kondisi saat pulang dari RS Bodok pasien terlihat kurus dan

gejala gangguan jiwa semakin memburuk. Selama dirawat di RS Khusus

Alianyang pasien terlihat lebih gemuk dan gejalanya lebih membaik. Setiap kali

pulang dari RS Khusus, pasien dalam keadaan tenang. Tetapi setelah beberapa

lama di rumah, gejala gangguan jiwa timbul seperti marah-marah dan memukul

anak kecil. Menurut adik ipar pasien, hal ini disebabkan karena pasien tidak rutin

minum obat sewaktu di rumah.

2. Kondisi Medis Umum

Selama 10 tahun terakhir pasien tidak pernah sakit berat seperti demam

tifoid, malaria, atau pun trauma.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Keluarga menuturkan pasien tidak pernah menggunakan narkoba ataupun

minum-minuman keras.

D. Riwayat Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pemeriksa tidak mendapatkan informasi tentang hal ini dikarenakan

keluarga pasien yang saat ini mengaku tidak mengetahui hal ini. Sementara orang

yang mengetahui hal ini (orang tua pasien telah meninggal dunia)

6

Page 7: Preskas Jiwa 8

2. Riwayat Masa Kanak Awal (1-3 tahun)

Pemeriksa tidak mendapatkan informasi tentang hal ini dikarenakan

keluarga pasien yang saat ini mengaku tidak mengetahui hal ini. Sementara orang

yang mengetahui hal ini (orang tua pasien telah meninggal dunia)

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Pemeriksa tidak mendapatkan informasi tentang hal ini dikarenakan

keluarga pasien yang saat ini mengaku tidak mengetahui hal ini. Sementara orang

yang mengetahui hal ini (orang tua pasien telah meninggal dunia)

4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja

Pemeriksa tidak mendapatkan informasi tentang hal ini dikarenakan

keluarga pasien yang saat ini mengaku tidak mengetahui hal ini. Sementara orang

yang mengetahui hal ini (orang tua pasien telah meninggal dunia)

E. Riwayat Masa Dewasa

1. Riwayat Pendidikan

Pasien mengaku dirinya tamat SMP, sedangkan berdasarkan keterangan dari

adik iparnya, pasien tamatan SMA.

2. Riwayat Pekerjaan

Pasien mengaku tidak pernah bekerja, tetapi berdasarkan keterangan dari

adik iparnya, pasien dulu berprofesi sebagai model, sering ikut kontes kecantikan

hingga ke luar negeri, dan beberapa kali memenangkannya.

3. Riwayat Perkawinan

Pasien belum menikah.

4. Riwayat Agama

Pasien beragama katolik, menurut adik ipar pasien, pasien dulu rajin

beribadah.

5. Riwayat Aktivitas Sosial

Menurut keluarga pasien, sebelum sakit, pasien adalah orang yang terkenal

dan memiliki banyak teman. Menurut pasien sendiri, dulu pasien memiliki banyak

7

Page 8: Preskas Jiwa 8

teman dan merupakan orang yang mudah bergaul. Namun, semenjak sakit, pasien

menutup diri di rumah.

6. Situasi Kehidupan Sekarang

Pasien menjalani perawatan di rumah sakit khusus Alianyang Pontinak.

Sebelum masuk rumah sakit, pasien tingal bersama adik, adik ipar dan kedua anak

dari adiknya. Untuk makan, pasien mendapat dari adik dan adik iparnya yang

bekerja. Orang tua pasien telah meninggal dunia, ayahnya meninggal karena

stroke, ibunya meninggal karena kanker otak, keluarga lainya telah menikah dan

tinggal terpisah dari pasien.

7. Riwayat Militer

Tidak pernah ikut dalam kegiatan kemiliteran.

8. Riwayat Pelanggaran Hukum

Tidak pernah ada pelanggaran hukum.

9. Riwayat Psikoseksual

Menurut adik ipar pasien, pasien pernah melakukan hubungan dengan

seorang pria dan memiliki 1 orang anak, namun pasien tidak menikah karena tidak

direstui oleh orang tua pasien.

F. Riwayat Keluarga

Pasien adalah anak ke-2 dari 5 bersaudara. Orang tua pasien sudah meninggal

akibat sakit sewaktu pasien menjalani perawatan. Pasien dulunya tinggal bersama

keduanya orang tuanya. Namun dikarenakan kedua orang tuanya telah meninggal,

pasien kini tingal bersama adik dan adik iparnya, saudara pasien yang lainya telah

berkeluarga dan tinggal terpisah.

Menurut adik ipar pasien, pasien tidak pernah bertengkar dengan anggota

keluarganya. Pada keluarga tidak ada yang menderita sakit yang sama seperti pasien.

8

Page 9: Preskas Jiwa 8

GENOGRAM

Keterangan:

= laki-laki

= perempuan

= pasien

= tinggal serumah

= sudah meninggal

G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupanya, harapan, nilai-nilai hidup

Pasien menyadari bahwa dirinya menderita gangguan jiwa, pasien tidak ingin

pulang karena merasa akan dicelakai jika pulang ke rumah, pasien merasa nyaman

dengan lingkungan nya saat ini.

H. Persepsi Keluarga terhadap Pasien

Menurut adik ipar pasien,pasien mengalami sakit jiwa dikarenakan hubungan

pasien dan kekasihnya tidak direstui oleh orang tua pasien, kemudian pasien dikurung

9

Page 10: Preskas Jiwa 8

dirumah. Semenjak saat itu, pasien mulai mengalami gangguan jiwa dan keluarga

pasien juga mengatakan bahwa menurut dukun dayak, pasien telah diguna-guna.

Pasien sebelumnya adalah orang yang sangat cantik, berprestasi dan ceria. Adik

ipar pasien berharap pasien dapat sembuh, namun disisi lain, adik ipar pasien juga

merasa pasrah dengan keadaan pasien saat ini.

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

Hasil pemeriksaan ini didasarkan pada pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal

20 Februari 2012

A. Deskripsi Umum.

1. Penampilan : Rapi, mengenakan kaos berkerah lengan pendek dan celana panjang,

tidak sesuai umur, pasien tampak lebih muda dari seharusnya, kulit putih, rambut

hitam, pendek, lebat, dan rapi. Gemuk, tampak sehat, pasien memiliki tato

disekitar kelopak mata.

2. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Pasien terlihat tenang, psikomotor dalam batas

normal, kontak mata (+)

3. Pembicaraan: verbal positif, aktif, volume cukup, intonasi normal, artikulasi jelas,

relevan.

4. Sikap terhadap pemeriksa : pasien kooperatif dan sopan.

B. Mood/Afek, Emosi dan Keserasian

1. Mood : eutimik

2. Afek/Emosi : Tumpul

3. Keserasian : Tidak serasi, tetap tumpul ketika ditanya hal-hal yang senang

maupun sedih.

C. Proses Pikir

Bentuk pikir : Non-realistik

Arus pikir : Perseverasi, circumstansial, tangensial

10

Page 11: Preskas Jiwa 8

Isi pikiran : waham curiga, waham somatik, waham nihilistik, illogical thought

D. Persepsi

Halusinasi auditorik disangkal, depersonalisasi

E. Sensorium dan Kognisi

1. Taraf Kesadaran : kuantitas : kompos mentis

Kualitas : kesadaran berubah

2. Orientasi

Waktu : Baik, pasien tahu bahwa pemeriksaan dilakukakan

sore hari dan pasien dapat menyebutkan tanggal

pemeriksaan.

Tempat : Baik, pasien tahu bahwa ia sedang berada di rumah

sakit khusus alianyang

Orang : Baik, pasien dapat mengenali pemeriksa dan beberapa

orang temannya.

3. Daya Ingat

Daya ingat jangka panjang : Baik. Pasien dapat mengingat alamat rumahnya

dengan jelas.

Daya ingat jangka sedang : Baik. pasien dapat mengingat siapa yang

mengantarnya ke rumah sakit khusus Alianyang.

Daya ingat jangka pendek : Baik. pasien dapat mengingat menu makan siangnya.

Daya ingat jangka segera : Baik. pasien dapat mengulang angka “25671”

4. Konsentrasi dan Perhatian

Konsentrasi kurang baik, pasien dapat menjawab 100 dikurangi 7 hasilnya

93,86,79 namun ketika diteruskan, pasien menjawab pusing dan tidak tau.

Perhatian pasien kurang baik, ketika wawancara pasien mudah teralih melihat

ke arah lain yang memecah perhatiannya (hipervigilitas), namun pasien dapat

menjaga kontak mata dengan pemeriksa.

11

Page 12: Preskas Jiwa 8

5. Kemampuan Membaca dan Menulis

Pasien dapat menulis dengan baik,mudah terbaca dan rapi. Pasien dapat

membaca tulisan yang telah ditulisnya sendiri dan tulisan yang disodorkan oleh

pemeriksa..

6. Kemampuan Visuospasial

Baik, pasien dapat menggambar rumah dan bunga ketika disuruh.

7. Bakat

Pasien mengaku tidak mempunyai bakat.

8. Kemampuan Menolong Diri Sendiri

Baik. Pasien dapat makan, minum, dan mandi sendiri tanpa dibantu.

F. Kemampuan Pengendalian Impuls

Cukup baik, pasien tenang dan tidak melakukan sesuatu yang dapat

membahayakan dirinya ataupun orang lain. Pasien juga dapat menjaga kontak mata

dengan pemeriksa

G. Daya Nilai dan Tilikan

1. Daya Nilai Sosial

Kurang baik. Saat ditanya jika pasien melihat seseorang yang kesulitan

menyeberang jalan, pasien mengatakan akan membiarkannya saja, menurut pasien

jika mengalami hal seperti itu, lebih baik tidak usah keluar rumah.

2. Penilaian Realita

Terganggu, karena bentuk pikir pasien yang non-realistik.

3. Tilikan

4 : menyadari keadaan sakitnya disebabkan karena sesuatu yang tidak

diketahui dalam diri pasien.

H. Taraf dapat dipercaya

Secara keseluruhan informasi yang didapat dari pasien sangat kurang dapat

dipercaya, mengingat adanya informasi yang tidak sesuai dengan yang didapatkan ari

hasil alloanmanesis dengan keluarga pasien.

12

Page 13: Preskas Jiwa 8

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT

Pemeriksaan fisik pada pasien dilakukan pada tanggal 16 Februari 2011.

Pemeriksaan Tanda Vital

Keadaan umum : Tidak tampak sakit

Kesadaran : Kompos mentis

Tekananan darah : 120/80 mmHg

Frekuensi pernafasan : 16 x / menit

Frekuensi nadi : 90 x / menit

Status Generalis

Kulit : Putih

Kepala : Deformitas (-)

Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut, lebat.

Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)

THT : Deviasi septum (-)

Gigi dan mulut : Oral higiene baik

Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru : Sonor, vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)

Abdomen : piknikus, lemas, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal

Alat Kelamin : Tidak diperiksa

Anus : Tidak diperiksa

Status Neurologi

Glasgow Coma Scale (GCS) : E4M6V5 = 15

- Refleks fisiologis : bisep (+/+)

trisep (+/+)

radius (+/+)

patella (+/+)

achilles (+/+)

- Refleks patologis : Hoffman-Trommer (-/-)

Babinsky (-/-)

- Kaku kuduk (-)

13

Page 14: Preskas Jiwa 8

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Telah diperiksa seorang wanita, usia 51 tahun, agama katolik, belum menikah,

pendidikan terakhir SMA, saat ini tidak bekerja. Datang ke RSK Alianyang Pontianak pada

tanggal 12 Januari 2012. Dari anamnesis didapatkan pasien dibawa ke RSK oleh adik ipar

nya karena memukul anak-anak dan keluarga merasa tidak tenang meninggalkan pasien

dirumah sendirian. Pasien merupakan pasien ulangan dan susah masuk untuk yang

kesekian kalinya.

Pada pemeriksaan didapatkan seorang wanita, usia 51 tahun, gemuk,

berpenampilan tidak sesuai usia dan tampak lebih muda dari seharusnya, tampak sehat,

rapi, mengenakan kaos berkerah lengan pendek dan celana panjang. Kulit berwarna putih,

rambut hitam, pendek, lebat dan rapi. Perawatan diri cukup baik. Psikomotor dalam batas

normal. Hiperfigilitas, kontak mata (+). Mood/afek eutimik, emosi tumpul dan tidak

terdapat keserasian antara mood dan afek. Verbal (+), bicara aktif, kecepatan cukup,

intonasi sedang, volume cukup, artikulasi jelas, dan relevan. Terdapat gangguan persepsi

yaitu Halusinasi auditorik yang disangkal, depersonalisasi. Bentuk pikirnya non-realistik.

Arus pikirnya ada perseverasi, circumtansial, tangensial. Isi pikiran waham curiga, waham

somatik, waham nihilistik, dan illogical thought. Kesadaran secara kuantitatif kompos

mentis, kesadaran secara kualitatif berubah. Orientasi waktu baik, orientasi tempat baik

dan orientasi orang baik. Daya ingat jangka panjang baik, sedang baik, pendek dan segera

baik. Penilaian realita terganggu. Konsentrasi dan perhatian pasien kurang baik.

Kemampuan membaca dan menulis baik. Kemampuan visuospasial baik. Tilikan 4. Secara

keseluruhan pasien kurang dapat dipercaya. Dari pemeriksaan fisik tidak terdapat kelainan.

Status neurologis tidak terdapat kelainan. Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit selain

akibat gangguan jiwa dan pasien tidak pernah mengkonsumsi obat psikoaktif dan minuman

beralkohol.

14

Page 15: Preskas Jiwa 8

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : F.20.0 Skizofrenia Paranoid

Aksis II : tidak ada diagnosa gangguan kepribadian

Aksis III : tidak ada diagnosis

Aksis IV : sering memukul anak kecil

Aksis V : GAF 50-41 Gejala berat (serious), disabilitas berat

VII. DAFTAR MASALAH

A. Organobiologik

Tidak ditemukan masalah organobiologik saat ini.

B. Psikologik/Prilaku

Afek tumpul, bentuk pikir non-realistik, arus pikir perseverasi, circumtansial,

tangensial, isi pikir waham curiga, waham somatik, waham nihilistik, illogical thought,

halusinasi auditorik disangkal, daya nilai realita terganggu.

C. Lingkungan dan Sosial Ekonomi

Masalah dengan keluarga pasien.

VIII. PENATALAKSANAAN

A. Hospitalisasi

Untuk kepentingan diagnostik, untuk stabilisasi pengobatan, demi keselamatan

pasien dari kemungkinan mengganggu lingkungan, untuk pengelolaan perilaku yang

terdisorganisasi termasuk kecurigaan dan tindakan melukai anak-anak.

B. Psikofarmaka

- Anti-psikosis : Risperidone 2x1 mg/hari

C. Psikoterapi

- Terapi suportif

Katarsis

- Edukasi Keluarga : dijelaskan tentang penyakit pasien, terapi yang dijalani,

penjelasan tentang obat-obat yang diberikan, dan faktor-faktor yang memicu

15

Page 16: Preskas Jiwa 8

kekambuhan gangguan jiwa pada pasien. Termasuk juga penjelasan agar

memperlakukan pasien secara wajar sehingga pasien dapat berfungsi dengan baik.

IX. PROGNOSIS

Quo Ad Vitam : dubia ad bonam

Quo Ad Functionam : dubia ad malam

Quo Ad Sanactionam : dubia ad malam

16