Preskas Jiwa 8
description
Transcript of Preskas Jiwa 8
NASKAH PRESENTASI KASUS PSIKIATRI
SKIZOFRENIA PARANOID
Disusun Oleh :
Indra Wijaya
I11108038
SMF PSIKIATRI RSK ALIANYANG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2012
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : PMH
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 51 tahun
Suku/Bangsa : Chinese/Indonesia
Agama : Katolik
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : tidak bekerja
Status pernikahan : belum menikah
Status (baru/ulangan) : Ulangan
Ruang : Melati
Masuk Pertama Kali :
Masuk RSK : 12 Januari 2012
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Pasien masuk ke Rumah Sakit Khusus Alianyang Pontianak diantar oleh adik
iparnya pada tanggal 12 Januari 2012.
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 20 Februari 2012. Alloanamnesis dengan
adik iparnya dilakukan pada tanggal 21 Februari 2012.
A. Keluhan Utama
1. Autoanamnesis : Sering memukul anak kecil.
2. Alloanamnesis : Memukul anak kecil dan takut ditinggal sendirian di rumah
tanpa pengawasan.
2
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Autoanamnesis
Pasien mengaku berusia 34 tahun dan dibawa oleh adik iparnya ke rumah sakit
khusus karena sering memukuli anak kecil. Pasien mengaku pernah dirawat di rumah
sakit khusus singkawang selama 7 tahun. Pasien mengaku pertama kali masuk rumah
sakit khusus 20 tahun yang lalu dikarenakan memukul ibunya. Pasien merasa tidak
aman dengan lingkungan sekitarnya, ia merasa bahwa ada orang yang mengejar dan
akan mencelakainya. Pasien mengaku bersekolah di SD Santa Maria dan SMP Santo
Petrus, pasien mengaku pendidikan terakhirnya adalah tamatan SMP.
Pasien mencurigai adik iparnya adalah orang arab yang menggunakan susuk dan
sulit bergaul. Namun kemudian pasien mengatakan bahwa adik iparnya seorang janda
yang mempunyai ilmu dan suka makan orang, pasien juga mnencurigai adik iparnya
akan memakan anaknya sendiri. Pasien kemudian mengatakan bahwa adik iparnya
adalah juga orang china daratan.
Pasien mangaku saat ini tinggal bersama adik, adik ipar, dan kedua anak
adiknya. Pasien mengatakan orang tuanya tinggal di Jakarta. Pasien merasa jika di
rumah, sering diawasi dan akan dicelakai oleh orang arab dan orang sarawak. Pasien
juga mengaku bahwa adik pasien yang bernama Afam, mengetahui keberadaan orang
arab dan orang sarawak tersebut, namun adik ipar pasien tidak mengetahui hal tersebut
karena menurut pasien adik ipar nya sendiri adalah orang arab tersebut.
Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mengamuk atau marah-marah.
Pasien mengaku sering memukuli anak kecil atau keponakanya dikarenakan pasien
takut anak tersebut akan dicelakakan dan dijadikan nasi atau makanan oleh orang-
orang yang ingin mencelakakannya. Tujuannya memukul anak-anak tersebut adalah
agar anak-anak tersebut dapat lari dan meninggalkan tempat tersebut sehingga tidak
menjadi korban orang-orang yang ingin mencelakakannya.
Pasien mengaku di rumah bekerja sebagai pembantu yang digaji Rp 50.000 per
minggu. Pekerjaan pasien di rumah yaitu menyapu dan bersih-bersih di rumah. Pasien
dapat makan dan mandi sendiri. Pasien mengaku tidak suka bergaul. Ia lebih senang
3
sendirian di rumah. Pasien sering menutup pintu rumah karena takut orang arab masuk
ke rumahnya dan mencelakai dirinya. Pasien tidak suka menonton televisi karena
merasa sedih bila menonton acara televisi. Ketika ditanya kenapa pasien sedih, pasien
tidak dapat memberikan alasan. Ketika pemeriksa mencoba bertanya lebih lanjut,
pasien kembali bercerita tentang orang arab dan orang sarawak yang ingin mencelakai
dirinya.
Pasien mengatakan bahwa ia pernah dimakan oleh orang, namun kemudian ia
hidup lagi. Pasien juga mengatakan bahwa keluarga pasien yaitu adik dan adik iparnya
takut kepada pasien karena sering melihat wajah pasien di loteng dan jendela rumah.
Pasien juga mengatakan sekitar 4 tahun yang lalu pasien mendengar suara-suara
bisikan, sehingga pasien mulai sering berbicara sendiri. Namun ketika ditanya lebih
lanjut oleh pemeriksa, pasien menyangkal adanya suara – suara bisikan.
Pasien mengatakan mengerti apa yang pemeriksa katakan, namun pasien
mengatakan bahwa sebenarnya dia tidak memiliki telinga, namun pasien kemudian
mengatakan bahwa ia punya telinga tetapi tidak bisa mendengar.
Pasien juga mengatakan bahwa sebenarnya ia tidak memiliki otak, otaknya saat
ini sedang berada di laboratorium untuk penelitian. Pasien juga mengatakan bahwa ia
tidak bisa berpikir karena tidak mempunyai otak.
Pasien mengaku menderita sakit jiwa sejak kecil, dan hingga saat in masih sakit
jiwa. Namun ketika ditanya lebih jauh mengenai masa kecilnya, pasien mengatakan
bahwa ia lupa akan masa kecilnya.
Pasien mengatakan bahwa ia dulu telah mati dan dimakan oleh orang sebagai
nasi dan sekarang hidup lagi, pasien sempat mengatakan bahwa dirinya bukanlah
dirinya yang dulu, tetapi dirinya yang sekarang adalah orang lain, namun ketika
pemeriksa bertanya kembali, pasien mengatakan bahwa dirinya yang sekarang tetap
dirinya yang dulu yang telah bangkit kembali.
Alloanamnesis
Menurut keterangan adik ipar pasien, pasien berusia 51 tahun, diantar ke rumah
sakit karena suka memukul anak kecil dan takut ditinggalkan di rumah sendirian.
4
Pasien juga takut jika melihat adik iparnya memegang benda tajam, pasien merasa
bahwa ia seperti akan dibunuh oleh adik iparnya.
Adik ipar pasien mengatakan bahwa kegiatan pasien di rumah hanya bangun,
makan, dan tidur. Pasien dapat mandiri dan mngerjakan keperluan pribadi sendiri
seperti makan dan mandi, tetapi tidak mau membantu pekerjaan di rumah. Adik ipar
pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah digaji. Kadang pasien diberi uang
hanya untuk membeli barang di warung.
Adik ipar pasien juga mengatakan bahwa pasien tidak menyukai anak kecil dan
pasien telah sakit selama kurang lebih 20 tahun. Menurut adik ipar pasien, pasien
mengalami sakit jiwa dikarenakan hubungan pasien dan kekasihnya tidak direstui oleh
orang tua pasien, pasien diketahui telah hamil diluar nikah, kemudian pasien dikurung
dirumah. Semenjak saat itu, pasien mulai mengalami gangguan jiwa dan keluarga
pasien juga mengatakan bahwa menurut dukun dayak, pasien telah diguna-guna.
Menurut keluarga pasien, pasien dulu sering mengamuk dan tidak patuh minum
obat, pasien juga sering sulit tidur di malam hari dan sering mengeluh sakit kepala.
Orang tua pasien saat ini telah meninggal, hal ini berbeda dengan apa yang
disampaikan oleh pasien, yang mana pasien mengatakan bahwa orang tuanya masih
hidup dan berada di jakarta.
Saat ditanya mengenai seberapa lama pasien pernah dirawat di Rumah Sakit
Khusus Singkawang, adik ipar pasien mengatakan bahwa pasien dirawat selama 3
tahun, hal ini juga berbeda dengan apa yang disampaikan oleh pasien, pasien
mengatakan telah dirawat selama 7 tahun.
Dulu pasien sangat cantik dan berprofesi sebagai seorang model, pasien banyak
memenangkan lomba dan sering jalan-jalan keluar negeri. Keluarga pasien
mengatakan pendidikan terkahir pasien adalah tamatan SMA, hal ini juga berbeda
dengan apa yang disampaikan oleh pasien.
Pasien sering kambuh jika melihat orang ramai. Jika adik pasien masak, pasien
mengatakan bahwa yang dimasak dan yang dimakan tersebut adalah daging dari badan
pasien.
5
Menurut adik ipar pasien, pasien pernah melahirkan 1 orang anak, tetapi anak
tersebut diadopsi oleh orang lain dan pasien tidak mengetahui hal ini. Pasien sering
mengobrol dengan tetangga dan tidak pernah membuat keributan.
C. Riwayat Gangguan Terdahulu
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Menurut adik ipar pasien, pasien telah berulang kali masuk rumah sakit
khusus, namun adik ipar pasien tidak mengetahui secara pasti kapan pertama kali
pasien masuk ke rumah sakit. Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit Bodok
selama 3 tahun. Kondisi saat pulang dari RS Bodok pasien terlihat kurus dan
gejala gangguan jiwa semakin memburuk. Selama dirawat di RS Khusus
Alianyang pasien terlihat lebih gemuk dan gejalanya lebih membaik. Setiap kali
pulang dari RS Khusus, pasien dalam keadaan tenang. Tetapi setelah beberapa
lama di rumah, gejala gangguan jiwa timbul seperti marah-marah dan memukul
anak kecil. Menurut adik ipar pasien, hal ini disebabkan karena pasien tidak rutin
minum obat sewaktu di rumah.
2. Kondisi Medis Umum
Selama 10 tahun terakhir pasien tidak pernah sakit berat seperti demam
tifoid, malaria, atau pun trauma.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Keluarga menuturkan pasien tidak pernah menggunakan narkoba ataupun
minum-minuman keras.
D. Riwayat Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pemeriksa tidak mendapatkan informasi tentang hal ini dikarenakan
keluarga pasien yang saat ini mengaku tidak mengetahui hal ini. Sementara orang
yang mengetahui hal ini (orang tua pasien telah meninggal dunia)
6
2. Riwayat Masa Kanak Awal (1-3 tahun)
Pemeriksa tidak mendapatkan informasi tentang hal ini dikarenakan
keluarga pasien yang saat ini mengaku tidak mengetahui hal ini. Sementara orang
yang mengetahui hal ini (orang tua pasien telah meninggal dunia)
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pemeriksa tidak mendapatkan informasi tentang hal ini dikarenakan
keluarga pasien yang saat ini mengaku tidak mengetahui hal ini. Sementara orang
yang mengetahui hal ini (orang tua pasien telah meninggal dunia)
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja
Pemeriksa tidak mendapatkan informasi tentang hal ini dikarenakan
keluarga pasien yang saat ini mengaku tidak mengetahui hal ini. Sementara orang
yang mengetahui hal ini (orang tua pasien telah meninggal dunia)
E. Riwayat Masa Dewasa
1. Riwayat Pendidikan
Pasien mengaku dirinya tamat SMP, sedangkan berdasarkan keterangan dari
adik iparnya, pasien tamatan SMA.
2. Riwayat Pekerjaan
Pasien mengaku tidak pernah bekerja, tetapi berdasarkan keterangan dari
adik iparnya, pasien dulu berprofesi sebagai model, sering ikut kontes kecantikan
hingga ke luar negeri, dan beberapa kali memenangkannya.
3. Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah.
4. Riwayat Agama
Pasien beragama katolik, menurut adik ipar pasien, pasien dulu rajin
beribadah.
5. Riwayat Aktivitas Sosial
Menurut keluarga pasien, sebelum sakit, pasien adalah orang yang terkenal
dan memiliki banyak teman. Menurut pasien sendiri, dulu pasien memiliki banyak
7
teman dan merupakan orang yang mudah bergaul. Namun, semenjak sakit, pasien
menutup diri di rumah.
6. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien menjalani perawatan di rumah sakit khusus Alianyang Pontinak.
Sebelum masuk rumah sakit, pasien tingal bersama adik, adik ipar dan kedua anak
dari adiknya. Untuk makan, pasien mendapat dari adik dan adik iparnya yang
bekerja. Orang tua pasien telah meninggal dunia, ayahnya meninggal karena
stroke, ibunya meninggal karena kanker otak, keluarga lainya telah menikah dan
tinggal terpisah dari pasien.
7. Riwayat Militer
Tidak pernah ikut dalam kegiatan kemiliteran.
8. Riwayat Pelanggaran Hukum
Tidak pernah ada pelanggaran hukum.
9. Riwayat Psikoseksual
Menurut adik ipar pasien, pasien pernah melakukan hubungan dengan
seorang pria dan memiliki 1 orang anak, namun pasien tidak menikah karena tidak
direstui oleh orang tua pasien.
F. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ke-2 dari 5 bersaudara. Orang tua pasien sudah meninggal
akibat sakit sewaktu pasien menjalani perawatan. Pasien dulunya tinggal bersama
keduanya orang tuanya. Namun dikarenakan kedua orang tuanya telah meninggal,
pasien kini tingal bersama adik dan adik iparnya, saudara pasien yang lainya telah
berkeluarga dan tinggal terpisah.
Menurut adik ipar pasien, pasien tidak pernah bertengkar dengan anggota
keluarganya. Pada keluarga tidak ada yang menderita sakit yang sama seperti pasien.
8
GENOGRAM
Keterangan:
= laki-laki
= perempuan
= pasien
= tinggal serumah
= sudah meninggal
G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupanya, harapan, nilai-nilai hidup
Pasien menyadari bahwa dirinya menderita gangguan jiwa, pasien tidak ingin
pulang karena merasa akan dicelakai jika pulang ke rumah, pasien merasa nyaman
dengan lingkungan nya saat ini.
H. Persepsi Keluarga terhadap Pasien
Menurut adik ipar pasien,pasien mengalami sakit jiwa dikarenakan hubungan
pasien dan kekasihnya tidak direstui oleh orang tua pasien, kemudian pasien dikurung
9
dirumah. Semenjak saat itu, pasien mulai mengalami gangguan jiwa dan keluarga
pasien juga mengatakan bahwa menurut dukun dayak, pasien telah diguna-guna.
Pasien sebelumnya adalah orang yang sangat cantik, berprestasi dan ceria. Adik
ipar pasien berharap pasien dapat sembuh, namun disisi lain, adik ipar pasien juga
merasa pasrah dengan keadaan pasien saat ini.
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Hasil pemeriksaan ini didasarkan pada pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal
20 Februari 2012
A. Deskripsi Umum.
1. Penampilan : Rapi, mengenakan kaos berkerah lengan pendek dan celana panjang,
tidak sesuai umur, pasien tampak lebih muda dari seharusnya, kulit putih, rambut
hitam, pendek, lebat, dan rapi. Gemuk, tampak sehat, pasien memiliki tato
disekitar kelopak mata.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Pasien terlihat tenang, psikomotor dalam batas
normal, kontak mata (+)
3. Pembicaraan: verbal positif, aktif, volume cukup, intonasi normal, artikulasi jelas,
relevan.
4. Sikap terhadap pemeriksa : pasien kooperatif dan sopan.
B. Mood/Afek, Emosi dan Keserasian
1. Mood : eutimik
2. Afek/Emosi : Tumpul
3. Keserasian : Tidak serasi, tetap tumpul ketika ditanya hal-hal yang senang
maupun sedih.
C. Proses Pikir
Bentuk pikir : Non-realistik
Arus pikir : Perseverasi, circumstansial, tangensial
10
Isi pikiran : waham curiga, waham somatik, waham nihilistik, illogical thought
D. Persepsi
Halusinasi auditorik disangkal, depersonalisasi
E. Sensorium dan Kognisi
1. Taraf Kesadaran : kuantitas : kompos mentis
Kualitas : kesadaran berubah
2. Orientasi
Waktu : Baik, pasien tahu bahwa pemeriksaan dilakukakan
sore hari dan pasien dapat menyebutkan tanggal
pemeriksaan.
Tempat : Baik, pasien tahu bahwa ia sedang berada di rumah
sakit khusus alianyang
Orang : Baik, pasien dapat mengenali pemeriksa dan beberapa
orang temannya.
3. Daya Ingat
Daya ingat jangka panjang : Baik. Pasien dapat mengingat alamat rumahnya
dengan jelas.
Daya ingat jangka sedang : Baik. pasien dapat mengingat siapa yang
mengantarnya ke rumah sakit khusus Alianyang.
Daya ingat jangka pendek : Baik. pasien dapat mengingat menu makan siangnya.
Daya ingat jangka segera : Baik. pasien dapat mengulang angka “25671”
4. Konsentrasi dan Perhatian
Konsentrasi kurang baik, pasien dapat menjawab 100 dikurangi 7 hasilnya
93,86,79 namun ketika diteruskan, pasien menjawab pusing dan tidak tau.
Perhatian pasien kurang baik, ketika wawancara pasien mudah teralih melihat
ke arah lain yang memecah perhatiannya (hipervigilitas), namun pasien dapat
menjaga kontak mata dengan pemeriksa.
11
5. Kemampuan Membaca dan Menulis
Pasien dapat menulis dengan baik,mudah terbaca dan rapi. Pasien dapat
membaca tulisan yang telah ditulisnya sendiri dan tulisan yang disodorkan oleh
pemeriksa..
6. Kemampuan Visuospasial
Baik, pasien dapat menggambar rumah dan bunga ketika disuruh.
7. Bakat
Pasien mengaku tidak mempunyai bakat.
8. Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Baik. Pasien dapat makan, minum, dan mandi sendiri tanpa dibantu.
F. Kemampuan Pengendalian Impuls
Cukup baik, pasien tenang dan tidak melakukan sesuatu yang dapat
membahayakan dirinya ataupun orang lain. Pasien juga dapat menjaga kontak mata
dengan pemeriksa
G. Daya Nilai dan Tilikan
1. Daya Nilai Sosial
Kurang baik. Saat ditanya jika pasien melihat seseorang yang kesulitan
menyeberang jalan, pasien mengatakan akan membiarkannya saja, menurut pasien
jika mengalami hal seperti itu, lebih baik tidak usah keluar rumah.
2. Penilaian Realita
Terganggu, karena bentuk pikir pasien yang non-realistik.
3. Tilikan
4 : menyadari keadaan sakitnya disebabkan karena sesuatu yang tidak
diketahui dalam diri pasien.
H. Taraf dapat dipercaya
Secara keseluruhan informasi yang didapat dari pasien sangat kurang dapat
dipercaya, mengingat adanya informasi yang tidak sesuai dengan yang didapatkan ari
hasil alloanmanesis dengan keluarga pasien.
12
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT
Pemeriksaan fisik pada pasien dilakukan pada tanggal 16 Februari 2011.
Pemeriksaan Tanda Vital
Keadaan umum : Tidak tampak sakit
Kesadaran : Kompos mentis
Tekananan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi pernafasan : 16 x / menit
Frekuensi nadi : 90 x / menit
Status Generalis
Kulit : Putih
Kepala : Deformitas (-)
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut, lebat.
Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
THT : Deviasi septum (-)
Gigi dan mulut : Oral higiene baik
Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : Sonor, vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : piknikus, lemas, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal
Alat Kelamin : Tidak diperiksa
Anus : Tidak diperiksa
Status Neurologi
Glasgow Coma Scale (GCS) : E4M6V5 = 15
- Refleks fisiologis : bisep (+/+)
trisep (+/+)
radius (+/+)
patella (+/+)
achilles (+/+)
- Refleks patologis : Hoffman-Trommer (-/-)
Babinsky (-/-)
- Kaku kuduk (-)
13
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Telah diperiksa seorang wanita, usia 51 tahun, agama katolik, belum menikah,
pendidikan terakhir SMA, saat ini tidak bekerja. Datang ke RSK Alianyang Pontianak pada
tanggal 12 Januari 2012. Dari anamnesis didapatkan pasien dibawa ke RSK oleh adik ipar
nya karena memukul anak-anak dan keluarga merasa tidak tenang meninggalkan pasien
dirumah sendirian. Pasien merupakan pasien ulangan dan susah masuk untuk yang
kesekian kalinya.
Pada pemeriksaan didapatkan seorang wanita, usia 51 tahun, gemuk,
berpenampilan tidak sesuai usia dan tampak lebih muda dari seharusnya, tampak sehat,
rapi, mengenakan kaos berkerah lengan pendek dan celana panjang. Kulit berwarna putih,
rambut hitam, pendek, lebat dan rapi. Perawatan diri cukup baik. Psikomotor dalam batas
normal. Hiperfigilitas, kontak mata (+). Mood/afek eutimik, emosi tumpul dan tidak
terdapat keserasian antara mood dan afek. Verbal (+), bicara aktif, kecepatan cukup,
intonasi sedang, volume cukup, artikulasi jelas, dan relevan. Terdapat gangguan persepsi
yaitu Halusinasi auditorik yang disangkal, depersonalisasi. Bentuk pikirnya non-realistik.
Arus pikirnya ada perseverasi, circumtansial, tangensial. Isi pikiran waham curiga, waham
somatik, waham nihilistik, dan illogical thought. Kesadaran secara kuantitatif kompos
mentis, kesadaran secara kualitatif berubah. Orientasi waktu baik, orientasi tempat baik
dan orientasi orang baik. Daya ingat jangka panjang baik, sedang baik, pendek dan segera
baik. Penilaian realita terganggu. Konsentrasi dan perhatian pasien kurang baik.
Kemampuan membaca dan menulis baik. Kemampuan visuospasial baik. Tilikan 4. Secara
keseluruhan pasien kurang dapat dipercaya. Dari pemeriksaan fisik tidak terdapat kelainan.
Status neurologis tidak terdapat kelainan. Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit selain
akibat gangguan jiwa dan pasien tidak pernah mengkonsumsi obat psikoaktif dan minuman
beralkohol.
14
VI. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F.20.0 Skizofrenia Paranoid
Aksis II : tidak ada diagnosa gangguan kepribadian
Aksis III : tidak ada diagnosis
Aksis IV : sering memukul anak kecil
Aksis V : GAF 50-41 Gejala berat (serious), disabilitas berat
VII. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik
Tidak ditemukan masalah organobiologik saat ini.
B. Psikologik/Prilaku
Afek tumpul, bentuk pikir non-realistik, arus pikir perseverasi, circumtansial,
tangensial, isi pikir waham curiga, waham somatik, waham nihilistik, illogical thought,
halusinasi auditorik disangkal, daya nilai realita terganggu.
C. Lingkungan dan Sosial Ekonomi
Masalah dengan keluarga pasien.
VIII. PENATALAKSANAAN
A. Hospitalisasi
Untuk kepentingan diagnostik, untuk stabilisasi pengobatan, demi keselamatan
pasien dari kemungkinan mengganggu lingkungan, untuk pengelolaan perilaku yang
terdisorganisasi termasuk kecurigaan dan tindakan melukai anak-anak.
B. Psikofarmaka
- Anti-psikosis : Risperidone 2x1 mg/hari
C. Psikoterapi
- Terapi suportif
Katarsis
- Edukasi Keluarga : dijelaskan tentang penyakit pasien, terapi yang dijalani,
penjelasan tentang obat-obat yang diberikan, dan faktor-faktor yang memicu
15
kekambuhan gangguan jiwa pada pasien. Termasuk juga penjelasan agar
memperlakukan pasien secara wajar sehingga pasien dapat berfungsi dengan baik.
IX. PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
Quo Ad Functionam : dubia ad malam
Quo Ad Sanactionam : dubia ad malam
16