Preskas hemoptysis

16
LAPORAN PRESENTASI KASUS KOASS INTERNA (Periode 31 Maret – 7 Juni 2014) HEMOPTYSIS Disusun oleh : FENIA INDAH RAINIR 1102010099 Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo Pembimbing : Dr. Syafrizal. Sp.P SMF ILMU PENYAKIT PARU RSUD PASAR REBO JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 0

description

file

Transcript of Preskas hemoptysis

LAPORAN PRESENTASI KASUS KOASS INTERNA(Periode 31 Maret 7 Juni 2014)HEMOPTYSIS

Disusun oleh :FENIA INDAH RAINIR1102010099Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo

Pembimbing :Dr. Syafrizal. Sp.P

SMF ILMU PENYAKIT PARURSUD PASAR REBO JAKARTAFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS YARSIApril 2014

LAPORAN PRESENTASI KASUS KOASS INTERNA(Periode 31 Maret 7 Juni 2014)

STATUS PASIENIdentitas PasienNama : Ny.ASUsia: 35 tahun 5 bulanPekerjaan : Ibu Rumah TanggaJenis Kelamin : WanitaAlamat : Jl. Hasan Kelapa Dua No. 60No RM : 2010-215471Ruang Rawat : Ruang MelatiTanggal pemeriksaan : 10-04-2014

ANAMNESAAnamnesa dilakukan dengan autoanamnesis terhadap pasienKeluhan utama:Batuk darah sebanyak kurang lebih 150 cc dua kali di pagi hariKeluhan tambahan :Mual, batuk berdahak sebelum timbulnya batuk darah, pusing dan badan terasa lemas, dan sesak napas. Keluhan demam, muntah, nyeri dada disangkal.Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke IGD RSUD Pasar Rebo dengan keluhan batuk darah pada pagi hari SMRS. Darah yang dikeluarkan pada saat batuk sebanyak kurang lebih 150 cc. Pasien juga mengeluhkan mual tanpa disertai muntah, badan terasa lemas dan sesak napas.Dua minggu SMRS pasien mengeluhkan batuk berdahak sebelum timbulnya batuk berdarah. Pasien mengatakan sudah lebih dari 4 kali mengalami batuk darah sejak tahun 2010 setelah melakukan pengobatan TB selama enam bulan. Pasien menyangkal riwayat kecelakaan dan pemakaian obat-obatan sebelumnya. Pasien menyangkal adanya riwayat mimisan, bintik merah di kulit ataupun lebam. Riwayat terpapar zat radiasi dalam waktu lama disangkal.

Riwayat penyakit dahulu1. Pasien mengaku memiliki riwayat pengobatan TB selama 6 bulan.2. Riwayat alergi obat (-).3. Riwayat konsumsi alkohol (-).

Riwayat Penyakit keluargaPasien mengaku tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama

STATUS GENERALIS1. Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang2. Kesadaran: Compos mentis3. Tekanan darah: 100/70 mmHg4. Nadi: 104x/menit teraba kuat, frekuensi teratur5. Suhu: 36, C6. Pernapasan: 32x/menit teratur7. Berat badan : 55 kg

ASPEK KEJIWAAN1. Tingkah laku: dalam batas normal2. Proses piker: dalam batas normal3. Kecerdasan: dalam batas normal

PEMERIKSAAN FISIKKepala 1. Bentuk: normochepal2. Posisi: simetrisMata1. Exophthalmus: Tidak ada2. Enopthalmus: Tidak ada3. Edema kelopak : Tidak ada4. Konjungtiva anemi: -/-5. Sklera ikterik: -/-Telinga1. Pendengaran: Baik2. Darah & cairan: Tidak ditemukanMulut1. Trismus : Tidak ada2. Faring: Dalam batas normal3. Lidah:Dalam batas normal4. Uvula: Letak ditengah, tidak deviasi5. Tonsil: T1-T1Leher1. Trakea: Tidak deviasi2. Kelenjar tiroid: Tidak ada pembesaran3. Kelenjar limfe: Tidak ada pembesaran

Paru-paru1. Inspeksi: Pergerakan dinding dada statis dan dinamis kanan kiri, tidak terlihat luka, kulit kemerahan atau penonjolan1. Palpasi: Tidak teraba kelainan dan masa pada seluruh lapang paru. Fremitus taktil dan vocal statis dan dinamis kanan kiri.1. Perkusi: Terdengar sonor pada seluruh lapang paru1. Auskultasi: Suara dasar napas vesicular +/+, terdapat suara tambahan ronkhi +/+.

Jantung1. Inspeksi: Iktus cordis tidak terlihat1. Palpasi: Iktus cordis teraba1. Perkusi: Batas jantung normal1. Auskultasi: Bunyi jantung I-II regular, gallop (-) murmur (-)

Abdomen1. Inspeksi: Datar1. Auskultasi: Bising usus (+) normal 1. Perkus: Timpani pada empat kuadran.1. Palpasi: Nyeri tekan ulu hati (+), hepar tidak teraba membesar, lien tidak teraba membesar.

Ekstremitas0. Akral hangat pada ekstremitas atas dan bawah kanan kiri0. Udem negative pada ekstremitas atas dan bawah kanan kiri

Pemeriksaan penunjangLaboratorium (09-04-2014)Hematologi

Hemoglobin12,8 g/dL

Hematokrit38 %

Leukosit10.170 L

Trombosit228.000 L

Kimia Klinik

SGOT ( AST)H 16 U/L

SGPT (ALT)H 10 U/L

Ureum Darah17 mg/dL

Kreatin Darah0,56 mg/dL

eGFR130,2 mL/min/1,73m2

GDS110 mg/dL

DIAGNOSIS KERJA1. Hemoptisis2. Bekas TB

DIAGNOSIS BANDING1. Karsinoma Paru2. TB Paru

PEMERIKSAAN ANJURAN 1. EKG 2. Pemeriksaan Sputum

TATALAKSANAPenatalaksanaan di IGD1. Injeksi Transamin 1 amp2. Injeksi Vitamin K 1 amp3. Injeksi Vitamin C 1 amp4. Infus KaEn 3B / 8 jam5. Injeksi Ranitidin1 amp6. OBH 3x1

Penatalaksanaan di Bangsal:1. Injeksi Cefoperazon 1 g2. Injeksi Transamin 250 mg3. Injeksi Vitamin K 10 mg4. Injeksi Panso 40 mg5. Terapi oral Codiprant 3x16. Terapi oral Meloxicam 1x1,57. Terapi OBH 3x18. Infus KaEn 3B

PROGNOSIS1. Ad vitam : ad bonam2. Ad functionam : dubia ad bonam3. Ad sanationam : dubia ad bonam

Hemoptysis

DefinisiHemoptysis merupakan salah satu gejala yang paling penting pada penyakit paru, pertama karena merupakan bahaya potensial adanya perdarahan yang gawat yang memerlukan tindakan segera dan intensif, dimana batuk darah masif yang tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Kedua karena batuk darah hampir selalu disebabkan penyakit bronkopulmonal.Hemoptysis adalah ekspektorasi (batuk) darah atau mucus yang berdarah, yang terjadi harus berasal dari saluran napas bagian bawah (dari glottis ke bawah), bukan berasal dari bagian atas atau saluran pencernaan.

EtiologiBerdasarkan penyebab batuk darah, Ingbar (1999) membagi sebagai berikut:

Tabel 1. Penyebab batuk darahKELAINAN HEMOSTASIS SISTEMIK Terapi antikoagulan Disseminate intravasculaer coagulationTrombositopenia

KELAINAN VASKULER Aneurisma aortaGagal jantung kongestif Mitral stenosis Pulmonary arteriovenous malformation Emboli paru Schistosomiasis

PENYAKIT SALURAN NAPASAdenoma bronkus Aspirasi benda asing Bronkiektasis Bronkogenik karsinoma Bronkiolitiasis Bronchitis kronik Kistik fibrosisMetastasis endobronkial TB endobronkial Trakeobronkitis akut Trauma trakeobronkial

PENYAKIT PARENKIM PARUAspergiloma Pneumonia lupus akut Pneumonia bakterialis Pneumonia fungusSindroma goodpastur Idiopatic pulmonary hemosiderosis Abses paru Kontusio paru Metastasis kanker TB paru Pneumonia virusGranulomatosis wageners

Tabel 2. Etiologi batuk darah menurut kekerapanSERING ( 5 % )Tuberkulosis Bronkogenik karsinoma Bronkiektasis Bronkitis Pneumonia Bakterialis

JARANG ( 1-4%) Neoplasma paru lainnya Metastasis Mycetoma Abses paru Embolis paru Gagal jantung kiri Traumatik atau iatrogenik Trauma torak Bronkoskopi Biopsi paru Cateterisasi arteri pulmonal Thoracostomy tube insertion

SANGAT JARANG ( 1 %) Pneumonia fungal atau parasit Benda asing Sarcoidosis Mitral stenosis Endometriosis Penyakit vaskuler sistemik Akibat pengaruh obat

PatogenesisBatuk darah pada tuberculosis umumnya terjadi karena rupture aneurisma arteri pulmoner atau percabangan arteri bronkialis yang terdapat pada dinding kavitas. Pada penderita TB yang telah sembuh (bekas TB paru) batuk darah bisa terjadi apabila disertai kelainan atau masalah pada paru misalnya bronkiektasis atau jamur.Adapula teori yang mengatakan bahwa batuk darah dapat terjadi karena adanya kekurangan prototrombin yang disebabkan oleh toksemia dari basil tuberkulosa yang menginfeksi parenkim.

DiagnosisDiagnosis pada batuk darah meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan dahak, radiologik, bronkoskopi dan bronkografi.

AnamnesisAnamnesis meliputi:1. Membedakan batuk darah dan muntah darahBatuk DarahMuntah Darah

Rasa tidak enak di tenggorokan, ingin batuk Darah dibatukkan, dapat disertai batuk Merah Berbuih Merah terang Lekosit, mikroorganisme, makrofag, hemosiderin Alkalis (pH tinggi) Menderita kelainan paru Kadang kadang anemia Mual, stomach distress Darah dimuntahkan dapat disertai batuk Tidak berbuih Merah tua Sisa makanan Asam (pH rendah) Gangguan lambung, kelainan hepar Selalu anemia

2. Bagaimana batuk darahnya?Bila batuk darah tanpa pus dicurigai penyakit yang mendasari adalah tuberculosis, karsinoma atau infark paru.

3. Pola batuk darahPola batuk darah dapat membantu menentukan penyebab batuk darah. Misalnya, pasien dengan bronkitis atau bronkiektasis biasanya mengalami batuk darah berulang.

4. Anamnesis tentang gejala otolaring, jantung, dan paru yang dapat melokalisir sumber perdarahan.

5.Faktor risiko sebagai kondisi penyebab.

6. Gejala lain yang menyertaiBila terdapat gejala lain seperti penurunan keringat malam disertai batuk darah dicurigai sebagai tuberculosis.

Pemeriksaan Fisik1. Pemeriksaan tanda vital2. Pemeriksaan pada hidung, mulut, faring posterior dan laring termasuk pemeriksaan laringoskopi3. Pemeriksaan leher, dada, jantung dan paru.

Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan darah pada perarahan masif perlu evaluasi Hb dan faal hemostasis2. Pemeriksaan dahak penting diperiksa sputum penderita pada penderita tuberkulosis3. Pemeriksaan Radiologi

KomplikasiKomplikasi yang dapat mengancam jiwa penderita adalah asfiksia dan kegagalan sirkulasi akibat kehilangan banyak darah dalam waktu singkat. Komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah penyebaran penyakit ke sisi paru yang sehat dan atelektasis

Penatalaksanaan

A. Tatalaksana KonservatifTatalaksana ini bertujuan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi dan mengganti darah yang hilang dengan transfusi atau pemberian cairan pengganti. Hal-hal yang perlu dilakukan pada upaya konservatif antara lain:

Menenangkan penderita sehingga perdarahan lebih mudah berhenti. Penderita tidak perlu takut membatukkan darah yang ada di saluran napasnya

Penderita berbaring dengan posisi bagian yang sakit di bawah dan sedikit trendelenberg, terutama apabila reflex batuknya tidak adekuat

Jaga jalan napas tetap terbuka. Bila terdapat tanda-tanda sumbatan jalan napas perlu dilakukan pengisapan. Pengisapan dengan bronkoskop lebih baik namun perlu ketrampilan khusus. Bila perlu pasang pipa endotrakeal. Pemberian oksigen tidak selalu diperlukan dan hanya berarti bila jalan napas telah bebas hambatan atau sumbatan.

Pasang IV line untuk penggantian cairan maupun untuk pemberian obat parentral

Pemberian obat hemostatik belum jelas manfaatnya pada penderita hemoptisis. Meskipun demikian dapat diberikan asam traneksamat, karbazokrom, atau koagulan lain, vitamin K atau vitamin C baik secara bolus intravena maupun perdrip.

Obat sedasi ringan dapat diberikanbila penderita gelisah. Obat penekan reflex batuk hanya diberikan apabila terdapat batuk yang berlebihan dan merangsang timbulnya perdarahan lebih banyak, dianjurkan kodein-sulfat 10-20 mg peroral tiap 3-4 jam.

Transfusidarah diberikan bila hematokrit turun di bawah nilai 25-30% atau Hb di bawah 10 gr% sedang perdarahan masih berlangsung.

PrognosisPrognosis pada batuk darah tergantung dari jumlah batuk darah yang dikeluarkan dan kecepatan penatalaksanaan pada batuk darah masif.

0