Presentasi PPHI

26
PRESENTASI PRESENTASI Praktek Penyelesaian Praktek Penyelesaian Perselisihan Hubungan Perselisihan Hubungan Industrial Industrial

description

Modul Perkuliahan

Transcript of Presentasi PPHI

Page 1: Presentasi PPHI

PRESENTASIPRESENTASIPraktek Penyelesaian Perselisihan Praktek Penyelesaian Perselisihan

Hubungan IndustrialHubungan Industrial

Page 2: Presentasi PPHI

UU No. 2 Tahun 2004 UU No. 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Tentang Penyelesaian Perselisihan

Hubungan IndustrialHubungan Industrial

Page 3: Presentasi PPHI

Undang-undang Yang Terkait Dengan Ketenagakerjaan

• Undang-Undang Nomor 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh;

• Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

• Undang-Undang Nomor 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial;

• Undang-Undang Nomor 39 tahun 2004 tentang Perlindungan dan Pembinaan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

Page 4: Presentasi PPHI

SISTEMATIKA UU NO. 2 TAHUN 2004

UU No. 2 Tahun 2004 terdiri dari 8 Bab, yaitu:

1. Bab I (Pasal 1 – 5) tentang Ketentuan Umum (Definisi, dan Ruang Lingkup secara Umum);

2. Bab II (Pasal 6 – 54) tentang Tata Cara Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (Penyelesaian Bipatrit, Konsiliasi, Mediasi, dan Arbitrase);

3. Bab III (Pasal 55 -80) tentang Pengadilan Hubungan Industrial (Ruang Lingkup PHI; Hakim, Panitera, Panitera Pengganti PHI secara Umum);

4. …

Page 5: Presentasi PPHI

5. Bab V (Pasal 116 – 122) tentang Sanksi Administrasi dan Ketentuan Pidana (bagi Mediator, Panitera, Konsiliator, Arbiter);

6. Bab VI (Pasal 123) tentang Ketentuan Lain-lain;

4. Bab IV (Pasal 81 – 115) tentang Penyelesaian Perselisihan Melalui PHI (Hukum Acara dalam PHI, Pengambilan Putusan, dan Upaya Hukum Kasasi);

7. Bab VII (Pasal 124) tentang Ketentuan Peralihan;8. Bab VIII (Pasal 125 - 126) tentang Ketentuan

Penutup (Tidak Berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan, dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan Kerja Di Perusahaan Swasta);

Page 6: Presentasi PPHI

JENIS-JENIS PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

• Perselisihan Hak;Perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama;

Definisi Perselisihan Hubungan Industrial:Adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan PHK dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.

Perselisihan Kepentingan;

Page 7: Presentasi PPHI

• Perselisihan Antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh;Perselisihan antara SP/SB dengan SP/SB lain hanya dalam satu perusahaan, karena tidak adanya persesuaian paham mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak, dan kewajiban keserikatpekerjaan.

• Perselisihan PHK;Perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai PHK, yang dilakukan oleh salah satu pihak;

• Perselisihan Kepentingan;Perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan dan/atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam Perjanjian Kerja, atau Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama;

Page 8: Presentasi PPHI

ALUR PPHI DALAM UU NO. 2 TAHUN 20041. Perundingan Bipatrit – Perjanjian Bersama;2. Mediasi/Instansi Pemerintah:

– Perselisihan Hak;– Perselisihan Kepentingan;– Perselisihan PHK;– Perselisihan antar SP/SB dalam satu perusahaan.

3. Konsiliasi:– Perselisihan Kepentingan;– Perselisihan PHK, dan;– Perselisihan antar SP/SB dalam satu perusahaan;

4. Arbitrase– Perselisihan Kepentingan;– Perselisihan antar SP/SB dalam satu perusahaan;

5. Pengadilan Hubungan Industrial

Page 9: Presentasi PPHI

KEMUNGKINAN KENDALA-KENDALA PELAKSANAAN UU NO. 2 TAHUN 2004

Pencabutan Pasal 158 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Kesalahan Berat untuk PHK akan memperlama proses penyelesaian;

SDM: Hakim Ad Hoc Tidak Harus berlatar Belakang Hukum, hanya 21 hari dalam pelatihan dan pendidikan bagi Hakim Ad Hoc;

Sarana dan Prasarana: 33 gedung Pengadilan untuk PHI, 3 di PN, sisanya gedung bekas P4D dan P4P;

Perselisihan Mengenai PHK dan Perselisihan Mengenai Hak tidak dapat diselesaikan di Arbitrase;

Page 10: Presentasi PPHI

PENYELESAIAN PERSELISIHAN DENGAN MUSYAWARAH BIPATRIT

PENGUSAHAPEKERJA /

SERIKAT PEKERJA PERSELISIHAN

BIPATRIT

Max. 30 Hari (Ps. 3 (2))SEPAKAT TIDAK SEPAKAT

PERJANJIAN BERSAMA

Didaftarkan ke PHI pada PN setempat

Akta Bukti Pendaftaran

Perjanjian Bersama

RISALAH PERUNDINGAN

RISALAH PERUNDINGAN

Page 11: Presentasi PPHI

ALUR PENYELESAIAN MEDIASI

Instansi Ketenagakerjaan

Setempat

2 Pilihan Penyelesaian akan ditawarkan

Konsiliasi Arbitrase

Jika TidakMemilih

Mediasi

Paling lama 30 hari Mediator akan mengeluarkan Anjuran

(Pasal 15)

SepakatTidak Sepakat

PHIPERJANJIAN BERSAMA

Akta Bukti Pendaftaran

Perjanjian Bersama

Didaftarkan ke PHI pada PN setempat

Page 12: Presentasi PPHI

ALUR PENYELESAIAN KONSILIASI

PERJANJIAN BERSAMA

Akta Bukti Pendaftaran Perjanjian Bersama

Didaftarkan ke PHI pada PN setempat

Konsiliasi

Paling lama 30 hari Konsiliator akan

mengeluarkan Anjuran(Pasal 25)

SepakatTidak Sepakat

PHI

Instansi Ketenagakerjaan

Setempat

2 Pilihan Penyelesaian akan ditawarkan

Arbitrase

Jika TidakMemilih

Mediasi

Page 13: Presentasi PPHI

ALUR PENYELESAIAN ARBITRASE

Tidak Sepakat

Instansi Ketenagakerjaan

Setempat

2 Pilihan Penyelesaian akan

ditawarkan

Konsiliasi ArbitraseJika Tidak Memilih

Mediasi Paling lama 30 hari Arbiter akan mengeluarkan

Anjuran(Pasal 40)

Sepakat

MAPERJANJIAN BERSAMA

Akta Bukti Pendaftaran

Perjanjian Bersama

Didaftarkan ke PHI pada PN setempat

Page 14: Presentasi PPHI

UPAYA HUKUM TERHADAP PUTUSAN ARBITRASESalah satu atau kedua belah pihak dapat mengajukan permohonan pembatalan putusan Arbitrase dalam hal:

1. Surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah putusan dijatuhkan, diakui atau dinyatakan palsu;

2. Setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat menentukan, yang disembunyikan oleh pihak lawan;

3. Putusan diambil dari tipu muslihat yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam pemeriksaan perselisihan;

4. Putusan melampaui kekuasaan arbiter hubungan industrial; atau

5. Putusan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Page 15: Presentasi PPHI

KEKUASAAN KEHAKIMAN INDONESIA

PERADILANMILITER

PERADILANAGAMA

PERADILANUMUM

PERADILANTUN

MAHKAMAH AGUNG

PENGADILANPAJAK

PENGADILANANAK

PENGADILANHUBUNGANINDUSTRIAL

PENGADILANKORUPSI

PENGADILANHAM

PENGADILANNIAGA

MAHKAMAH KONSTITUSI

Page 16: Presentasi PPHI

PENYELESAIAN PERSELISIHAN MELALUIPENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PHI bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus:

a. Tingkat pertama mengenai perselisihan hak;b. Tingkat pertama dan terakhir mengenai

perselisihan kepentingan;c. Tingkat pertama mengenai perselisihan

PHK;d. Tingkat pertama dan terakhir mengenai

perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.

Page 17: Presentasi PPHI

Putusan PHI mengenai Perselisihan Hak dan PHK dapat diajukan ke MA melalui Upaya Hukum Permohonan Kasasi paling lama 14 hari setelah putusan dibacakan, atau menerima pemberitahuan putusan.

Ketentuan Beracara dalam PHI tidak berbeda seperti Hukum Acara Perdata; Kecuali hal-hal yang diatur secara khusus dalam UU No. 2 Tahun 2004 (Pasal 81 – Pasal 115).

HUKUM ACARA PHI

Page 18: Presentasi PPHI

SUSUNAN PHI• Pada PN terdiri dari: Hakim,

Hakim Ad-Hoc; Panitera Muda dan Panitera Pengganti.

• Sedangkan susunan PHI pada MA terdiri dari: Hakim Agung; Hakim Ad-Hoc pada MA dan Panitera.

Page 19: Presentasi PPHI

PENYELESAIAN MELALUI PHI

• Pengajuan gugatan• Pemeriksaan dengan acara

cepat• Penyelesaian oleh Hakim Kasasi

Page 20: Presentasi PPHI

PENGAJUAN GUGATAN• Gugatan perselisihan hubungan

industrial diajukan kepada PHI pada PN yang daerah hukumnya meliputi tempat pekerja/buruh bekerja.

• Gugatan oleh pekerja/buruh atas pemutusan hubungan kerja dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 1 tahun sejak diterimanya atau diberitahukannya keputusan dari pihak pengusaha.

Page 21: Presentasi PPHI

• Pengajuan gugatan yang tidak dilampiri risalah penyelesaian melalui mediasi atau konsilisasi, maka hakim PHI wajib mengembalikan gugatan kepada penggugat. Hakim berkewajiban memeriksa isi gugatan dan bila terdapat kekurangan, hakim meminta penggugat untuk menyempurnakan gugatannya.

• Gugatan yang melibatkan lebih dari satu penggugat dapat diajukan secara kolektif dengan memberikan kuasa khusus.

• Penggugat dapat sewaktu-waktu mencabut gugatannya sebelum tergugat memberikan jawaban. Apabila tergugat sudah memberikan jawaban atas gugatan itu, pencabutan gugatan oleh penggugat akan dikabulkan oleh PHI hanya apabila disetujui tergugat.

Page 22: Presentasi PPHI

• Dalam hal perselisihan hak dan atau perselisihan kepentingan diikuti dengan perselisihan pemutusan hubungan kerja, maka PHI wajib memutus terlebih dahulu perkara perselisihan hak dan/atau perselisihan kepentingan.

• Serikat pekerja/serikat buruh dan organisasi pengusaha dapat bertindak sebagai kuasa hukum untuk beracara di PHI untuk mewakili anggotanya.

• Ketua PN dalam waktu selambat-lambatnya 7 hari kerja setelah menerima gugatan harus sudah menetapkan Majelis Hakim yang terdiri atas 1 orang Hakim sebagai Ketua Majelis dan 2 orang Hakim Ad-Hoc sebagai Anggota Majelis yang memeriksa dan memutus perselisihan.

Page 23: Presentasi PPHI

• Dalam waktu selambat-lambatnya 7 hari kerja sejak penetapan Majelis Hakim, maka Ketua Majelis Hakim harus sudah melakukan sidang pertama. Pemanggilan untuk datang ke sidang dilakukan secara sah apabila disampaikan dengan surat panggilan kepada para pihak di alamat tempat tinggalnya atau apabila tempat tinggalnya tidak diketahui disampaikan di tempat kediaman terakhir. Penerimaan surat panggilan oleh pihak yang dipanggil sendiri atau melalui orang lain dilakukan dengan tanda penerimaan. Apabila tempat tinggal maupun tempat kediaman terakhir tidak dikenal, maka surat panggilan ditempelkan pada tempat pengumuman di gedung Pengadilan Hubungan Industrial yang memeriksanya.

Page 24: Presentasi PPHI

• Sidang sah apabila dilakukan oleh Majelis Hakim. Dalam hal salah satu pihak tidak dapat menghadiri sidang tanpa alasan yang dapat dipertangungjawabkan, Ketua Majelis Hakim menetapkan hari sidang berikutnya. Hari sidang berikutnya ditetapkan dalam waktu selambat-lambatnya 7 hari kerja terhitung sejak tanggal penundaan. Penundaan sidang karena ketidakhadiran salah satu atau para pihak diberikan sebanyak-banyaknya 2 kali penundaan.

• Dalam hal penggugat atau kuasa hukumnya yang sah setelah dipanggil secara patut tidak datang menghadap Pengadilan pada sidang penundaan terakhir maka gugatannya dianggap gugur, akan tetapi penggugat berhak mengajukan gugatan sekali lagi. Dalam hal tergugat atau kuasa hukumnya yang sah setelah diapnggil secara patut tidak datang menghadap Pengadilan pada sidang penundaan terakhir maka Majelis Hakim dapat memeriksa dan memutus perselisihan tanpa dihadiri tergugat.

Page 25: Presentasi PPHI

• Sidang Majelis Hakim terbuka untuk umum, kecuali Majelis Hakim menetapkan lain. Setiap orang yang hadir dalam persidangan wajib menghormati tata tertib persidangan. Setiap orang yang tidak mentaati tata tertib persidangan setelah mendapat peringatan dari atau atas perintah Ketua Majelis Hakim, dapat dikeluarkan dari ruang sidang.

Page 26: Presentasi PPHI

• Apabila dalam sidang pertama secara nyata pihak pengusaha terbukti tidak melaksanakan kewajibannya Hakim Ketua Sidang harus segera menjatuhkan putusan sela berupa perintah kepada pengusaha untuk membayar upah berserta hak-hak lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh yang bersangkutan. Putusan sela dapat dijatuhkan pada hari persidangan itu juga atau pada hari persidangan kedua. Dalam hal selama pemeriksaan sengketa masih berlangsung dan putusan sela tidak juga dilaksanakan oleh pengusaha, Hakim Ketua Sidang memerintahkan Sita jaminan dalam sebuah Penetapan PHI. Putusan sela dan penetapan tidak dapat diajukan perlawanan dan/atau tidak dapat digunakan upaya hukum.

• Dalam putusan PHI ditetapkan kewajiban yang harus dilakukan dan/atau hak yang harus diterima oleh para pihak atau salah satu pihak atas setiap PPHI.