Presentasi Draft Final

12
KAJIAN KONSERVASI LINGKUNGAN KAWASAN KARST DI KABUPATEN FAKFAK – PROVINSI PAPUA BARAT 2012 DINAS ESDM PROV.PAPUA BARAT PT.CAKRA BUANA

Transcript of Presentasi Draft Final

KAJIAN KONSERVASI LINGKUNGAN KAWASAN KARST

DI KABUPATEN FAKFAK – PROVINSI PAPUA BARAT 2012

DINAS ESDM PROV.PAPUA BARATPT.CAKRA BUANA

LATAR BELAKANG STUDY

• Kawasan batukapur/ batugamping yang terdapat di Kabupaten Fakfak mengandung nilai keanekaragaman hayati dan non Hayati serta mempunyai nilai-nilai ilmiah, ekonomi dan kemanusiaan, Dan merupakan salah satu kekayaan sumberdaya.

• Potensi bahan galian industri yang sangat potensial.• Belum adanya aturan-aturan yang Dibuat

pemerintah daerah untuk menetapkan wilayah yang merupakan konservasi kawasan karst dan wilayah kawasan layak tambang

MAKSUD DAN TUJUAN

• Maksud dan tujuan dilakukan kajian ini diketahui bahwa pekerjaan ini adalahuntuk menghasilkan data atau informasi yang tepat dan akurat, dalam rangka melindungi keanekaragaman bumi (Geodiversity). Dilain pihak berkaitan dengan potensi bahan galian industri yang sangat potensial wilayah tersebut maka diharapkan pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan dan keberlangsungan lingkungan di Kabupaten Fakfak

• Tujuan dilaksanakan Konservasi Lingkungan Kawasan Karst di Kabupaten Fakfak adalah untuk menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan kebijakan, konsep dan strategi Penataan Lingkungan Kawasan Karst di Kabupaten Fakfak

Lokasi Kegiatan• Lokasi kegiatan

adalah di Kampung Goras , Kec.Kokas, Kabupaten Fak fak

• Goras secara administratif merupakan wilayah bagian daripada Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Secara astronomis Kabupaten Fakfak berada pada posisi 2025’ hingga 4000’ LS serta antara 131030’ hingga 133040’ BT

KONDISI UMUM KAB.FAKFAKNo Uraian Satuan Nilai

1 Luas Km2 14.32

2 Suhu Minimum oC 22.4 – 24.1

3 Suhu maksimum oC 29.0 – 31.6

4 Kecepatan Angin m/s 9 – 25

5 Kelembaban % 80.5 – 88.5

6 Hari Hujan Hari 227

7 Curah Hujan Mm 3.530,2

8 Tekanan Udara Mbs 990.9 – 994.4

9 Penyinaran Matahari % 99.0 – 193.2

10 Kampung di pesisir kampung 67

11 Kampung bukan pesisir kampung 58

12 Kampung di Lembah DAS kampung 5

13 Kampung di lereng kampung 33

14 Kampung di dataran kampung 20

Tektonik di Wilayah Papua Barat• Unsur tektonika yang terdapat diwilayah blok timur Kepala Burung yaitu :

• Bongkah Kemum, berkembang dari barat - sesar Ransiki, diselatan cekungan Bintuni, tersusun atas batuan malih berderajat rendah, hingga tinggi. Bongkah ini berlanjut ke Teminabuan Mar dan Manokwari. Umur Silur – Karbon.

• Bongkah Arfak; terbatas pada Ransiki bagian timurlaut. Bongkah Arfak dibatasi oleh system Sesar Ransiki. Batuan penyusun dominan adalah batuan vulkanik, yang telah terepidotkan, terkloritkan dan terserisitkan.

• Mandala Leher Burung / Lajur Lipatan Lengguru. berupa lajur berbentuk bulat sabit lipatan dan sesar rumit mencakup bagian yang lebih besar dari leher burung terbentang dari Teluk Etna hingga Peg Misumna.

• Sistem Sesar Ransiki, adalah suatu ketidaksinambungan struktur utama yang berarah utara-baratlaut selebar 100 meter, memisahkan bongka Kemum dari Bongkah Arfak. Sistim sesar ini bersambung dengan Sasar Sorong di bagian utaranya.

• Kondisi tektonik Wilayah Indonesia Bagian Timur ( J. A. Katili , 1978)Cekungan Bintuni, Cekungan yang terbentuk di wialayah selatan sistim tektonik. Perkembangan cekungan berlangsung sejaman dengan luluhnya dan kemudian terangkatnya Bongkah Kemem, diperkirakan terjadi pada Miosen Akhir

Geologi (Stratigrafi) Regional• Formasi Baham (Tpb), menempati singkapan kecil di ujung timur Semenanjung Onin, terdiri dari

biomikrit dan biokalkarenit mengandung glokonit, batupasir glokonitan dan serpih hijau tua, diduga di bawah permukaan selarat menutupi Batugamping Facet. Diperkirakan berumur Paleosen.

• Anggota Batugamping Rumbati (Tmr), menempati baratlaut Semenanjung Onin, terdiri dari batugamping dolomitan berbutir halus berwarna coklat dan kelabu mengandung pirit secara terpencar. Anggota menjemari dari batugamping Onin; menjemari dengan anggota Batunapal Tawar. Diperkiran berumur Miosen Tengah – Akhir.

• Batugamping Onin (Temo), batugamping berbutir halus, berlapis baik, beberapa batugamping lempungan menghampar berwarna kelabu kekuningan tua dengan rentakan konkoidal dan sisipan tipis batunapal, langka mikrokristalin, dan butiran dan dolomitan. Diperkirakan berumur Miosen Tengah – Akhir.

• Batugamping Ogar (Temog), terdapat di timurlaut Semenanjung Onin. Berupa batugamping terumbu pejal, biasanya berwarna putih kelabu, setempat dolomitan, kesarangan bergerohong; sebagian kapuran dan berselipan serpih tipis. Menjemari dengan batugamping Onin. Diperkirakan berumur Eosen – Miosen Akhir.

• Formasi Steenkool (TQs, TQsm), terdiri dari batulumpur, batupasir, batulanau dan sedikit konglomerat; lapisan lignit; sedikit pirit. TQs kebanyakan batupasir (kelihatan terdapat di bagian atas); TQsm kebanyakan batulumpur. Meliputi hampir seluruh daerah, kecuali semenanjung Onin. Diperkirakan berumur Miosen Akhir – Plistosen.

• Aluvium, termampatkan (Qt), kerikil, pasir, lumpur dan gambut. Tidak selaras di atas formasi yang lebih tua. Diperkirakan berumur Kuarter.

• Aluvium, tidak terpisahkan (Qa), kerikil, pasir, lumpur dan gambut. Tidak selaras di atas formasi yang lebih tua, berasal dari fluvial dan litoral (kuala, delta kecil, pantai). Diperkirakan berumur Kuarter.

Satuan Batugamping di Wilayah Kabupaten Fakfak

• Batugamping Bogal (Rub) yang terdiri dari batugamping pejal yang berumur Trias hingga Jura Bawah.• Kelompok Fageo (Jf) yang terdiri dari serpih lanauan, sedikit gampingan dan lignitan setempat, batupasir

gampingan, batubara setempat; sedikit batugamping yang berumur Jura.• Batugamping Facet (JKf) yang terdiri dari batugamping silikaan microkristal sampai lembek kapuran,

rijang setempat, berselingan dengan serpih gampingan lembek; batugamping dolomitan di bagian bawah; batupasir gampingan lembek berbutir halus pada alasnya yang berumur Jura Akhir – Kapur.

• Formasi Jaas (Kj) yang terdiri dari batupasir gampingan dan tidak gampingan, batulumpur, batulanau; sedikit batunapal, kalsilutit, kalkarenit pasiran, konglomerat.

• Kelompok Besar Batugamping New Guinea (KTmm) yang terdiri dari batugamping mikrokristal, berbutir halus dan padat; sedikit batulanau di dekat puncak yang berumur Kapur hingga Tersier (Miosen Atas).

• Batugamping Onin (Temo) yang terdiri dari batugamping berlapis baik berbutir halus; sedikit sisipan batugamping lempungan dan batunapal tipis yang berumur Tersier pada kala Eosen Bawah hingga Miosen Atas.

• Batugamping Ogar (Temog) yang terdiri dari batugamping terumbu pejal; sedikit sisipan kapur dan serpih tipis yang berumur Tersier pada Kala Eosen Tengah hingga Miosen Atas.

• Batugamping Kumawa – Anggota Koral (Temke) yang terdiri dari batugamping pejal lempungan sampai terhablur halus; sedikit batugamping kapuran dan sisipan batulempung gampingan; setempat batugamping dolomitan yang berumur Tersier pada Kala Eosen Atas hingga Miosen Atas.

• Batugamping Kumawa – Anggota Berlapis (Temkb) yang terdiri dari kalkarenit, batugamping terhablur halus; setempat kapuran sedikit pirit dan sedikit lempung yang berumur Tersier pada Kala Oligosen Bawah hingga Miosen Atas

Karakteristik Pantai

Berdasarkan karakteristik pantai berupa kenampakan bentuk, lereng, batuan penyusun, relif dan proses-proses geodinamis yang terjadi, pantai Fakfak dibagi menjadi:• Pantai Berpasir; dicirikan dengan relif rendah,

melengkung halus, pasir halus hingga kasar, pecahan cangkang kerang, karbonat, berwarna putih, ditumbuhi terumbu karang, dan proses sedimentasi yang dominan. Tipe pantai ini ditemukan di Goras distrik Kokas.

• Pantai Bertebing; dicirikan dengan relif sedang - tinggi, batugamping putih, batuan beku basal, masif dan keras. Tinggi tebing dimulai dari 2 m hingga 6 m dengan kemiringan 20% hingga terjal. Proses geodinamis yang terjadi adalah pengangkatan, patahan, karstifikasi dan abrasi

Geologi Daerah Goras

• Morfologi dan Pola Aliran• Berdasarkan bentuk dan proses yang mempengaruhi topografi maka daerah kegiatan

dapat dipisahkan menjadi 2 satuan morfologi yaitu morfologi dataran pantai dan satuan morfologi perbukitan. Satuan morfologi ini dicirikan selain oleh bentuk morfologi, jenis batuan juga oleh pola aliran, dengan menganalisa bentuk pola aliran ini maka secara umum dapat membantu membedakan sebaran batuan penyusunnya. Masing-masing satuan morfologi tersebut akan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut.

– Satuan Morfologi Dataran Pantai• Satuan morfologi ini menempati di bagian utara dan timur daripada lokasi

penyelidikan, melampar cukup hiss memanjang mengikuti garis pantai, dengan lebar berkisar antara 25 – 150 meter, tersusun oleh endapan aluvial pantai, seperti pasir, kerikil dan lumpur serta pelapukan batugamping.

• Dari keberadaan sumur tempat mata air di dekat pantai menunjukkan bahwa lapisan aluvial yang terdiri atas pasir lempungan, lanau pasiran dan pasir mencapai ketebalan >3 meter, umumnya bersifat lepas. Semakin ke arah pantai dan ke arah perbukitan semakin menipis karena sampai pada dasar sebaran batugamping. Penggunaan lahan selain untuk pemukiman, saat ini juga digunakan untuk tempat pemotongan kayu.

– Satuan Morfologi Perbukitan• Morfologi ini mencakup sekitar 80% daerah penyelidikan yang tersusun oleh

batugamping pejal dan batugamping pasiran, membentuk perbukitan yang berarah Baratlaut – Tenggara, tidak ditemukan adanya aliran sungai permukaan

Batuan dan Tanah Pelapukan• Daerah penyelidikan yakni daerah Goras dan sekitarnya tersusun oleh

batugamping terumbu, batugamping pasiran dan napalan, menurut M. Suparman (GRDC) dan G.P. Robinson (BMR), 1990; batugamping ini dapat disamakan dengan Formasi Batugamping Ogar dan Formasi Batugamping Onin pada Peta Geologi Regional Lembar Fakfak, Irian Jaya berumur Eosen Awal — Miosen Atas. Formasi Batugamping Ogar tersusun oleh batugamping terumbu pejal, sedikit sisipan kapur dan serpih tipis, batugamping terumbu berwarna putih kelabu, mengandung fosil ganggang dan moluska, umumnya berlapis tebal. Formasi Batugamping Onin tersusun oleh batugamping berlapis baik berbutir halus; sedikit sisipan batugamping lempungan dan batunapal tipis, batugamping pasiran, berwarna putih kelabu, memiliki besar butir sangat halus – halus, karbonatan.

• Sebaran bahan permukaan adalah tanah lapukan yang menutupi batuan dasar, berasal dari proses pelapukan batuan induknya (residual soil) atau tanah penutup bahan-bahan hasil permindahan (transportasi) dari tempat lain (transported soil). Tanah penutup sebagai basil pelapukan batuan dasar secara kimia dan fisika pada batugamping umumnya relatif tipis. Tanah pelapukan umumnya terdapat pada cekungan atau lembah bukit dengan ketebalan sangat bervariasi, pada lembah yang lebar dan dalam biasanya ketebalan mencapai > 3 meter, tetapi pada lekukan di punggungan bukit umumnya < 1 meter

Sumberdaya Air

• Air Permukaan, kegiatan penyelidikan berjalan tidak ditemukan adanya kemunculan air permukaan kecuali adanya genangan air, yang dicurigai merupakan air hujan, yang terdapat di beberapa tempat.

• Mataair, Pada Lokasi Penyelidikan tidak di temui kedua jenis tipe mata air tersebut. Mataair yang di selama ini di gunakan oleh masyarakat atau tempat penumpukan kayu (wood lodging Pond)