Presentasi amenore

74
Amenore Amenore Oleh : Crystalia Suliarta (07120100010) Pembimbing : dr. Bambang Fadjar Nurtjahjono, SpOG dr. Arie Widiyasa, SpOG dr. Komang Arianto, SpOG dr. Achmad Irawan, SpOG

description

amenore

Transcript of Presentasi amenore

  • AmenoreOleh : Crystalia Suliarta (07120100010)

    Pembimbing :dr. Bambang Fadjar Nurtjahjono, SpOGdr. Arie Widiyasa, SpOGdr. Komang Arianto, SpOGdr. Achmad Irawan, SpOG

  • DefinisiAmenore primerbelum haid sampai berumur 15 tahunbelum haid lebih dari 3 tahun sejak berkembangnya payudarabelum haid sampai berumur 13 tahun dan tidak memiliki tanda-tanda skunder seksual (tumbuhnya rambut ketiak dan kemaluan, berkembangya payudara)

  • belum haid sampai berumur 14 tahun dengan kecenderungan memiliki gangguan makan atau olahraga yang berlebihan atau dengan tanda-tanda hirtutisme, atau adanya obstruksi liang genital

    Amenore sekunder :berhentinya menstruasi selama lebih dari 3 bulan setelah menarche1

  • Fisiologi Menstruasisekresi hormon gonadotropin (GnRH) oleh kelenjar hipofisis di otakGnRH memicu disekresikannya Follicle-Stimulating Hormone (FSH) yang berfungsi untuk mematangkan folikel yang mensekresikan hormon estrogenHormon estrogen ini akan menjadi positive feedback dan negative feedback bagi GnRHGnRH akan terus diproduksi sampai terjadi LH surge -> ovulasi

  • Saat ovulasi, korpus luteum akan menghasilkan progesterone untuk mempersiapkan endometrium dalam menerima implantasi zigotJika dalam 14 hari tidak terjadi implantasi, maka corpus luteum akan berubah menjadi korpus albikans dan tidak memproduksi homon progesterone. Akibatnya, endometrium luruh dan pada saat inilah menstruasi terjadi.

  • HPO axis

  • Etiologi Amenore PrimerKelainan Gonad : gagalnya pembelahan gonad atau pertumbuhan gonad yang tidak sempurna pada saat janin berkembang.Gonadal dysgenesis (Turner Syndrome)Pure Gonadal dysgenesisXY gonad dysgenesis (Swyers Syndrome)Mixed gonadal dysgenesisOvarian insensitivity Syndrome (Savages Syndrome)17 a-hydroxylase deficiency

  • Kelainan Ekstragonad : gonad yang terbentuk baik tetapi tidak berfungsi dengan baik karena kurangnya stimulasiCacat bawaan uterus dan vaginaMale hermaphroditismFemale hermaphroditismGangguan fungsi hipothalamic-pituitary

  • Etiologi Amenore SekunderAmenore dengan Fungsi Ovarium yang NormalAshermans syndromeKerusakan endometrium

    Amenore dengan Menurunnya Fungsi OvariumGonadotropin tinggi :Premature ovarian failureSurgical castrationRadiation castration

  • Gonadotropin rendah atau normalGangguan fungsi aksis hypothalamic-pituitary :PsikogenikNutrisi (kelaparan, anorexia nervosa)Exercise-inducedPseudocyesisLesi sistem saraf pusatGangguan endokrinObat-obatanPenyakit kronis dan infeksi sistemikIdiopatikNeoplasma, vascular, atau penyakit sistem saraf pusat traumaticFeminizing ovarian tumors

  • Amenore dengan Meningkatnya Sekresi AndrogenPolycystic ovary syndrome (PCOS)Masculinizing ovarian tumors

  • Gangguang dari Aksis HipotalamusImaturitas HOP axis : jarang terjadiKetidakseimbangan energi dalam tubuh yang mempengaruhi leptinLeptin berperan dalam kematangan seksual dan fungsi reproduksi, yaitu mempengaruhi sekresi dan fungsi GnRHKetidakseimbangan energi contohnya adalah gangguan makan, olahraga berat, obat-obatan, stress, penyakit kronik

  • Gangguan MakanSalah satu contoh gangguan makan yang paling banyak ditemukan pada wanita adalah anorexia nervosa. Pada penderita anorexia, keseimbangan energi dalam tubuh terganggu. Asupan kalori yang kurang dan olahraga yang terlalu berat merupakan gejala penderita anorexia karena tidak mau menjadi gemuk. Hal ini menyebabkan terganggunya leptin, sehingga sekresi GnRHpun terganggu.

  • Olahraga BerlebihanSeorang atlet wanita sering mempunyai keluhan tidak menstruasi atau menstruasi tidak teratur. Hal ini disebabkan oleh terhambatnya sekresi GnRH. Ada 2 hipotesis yang dapat menjelaskan hal ini. Hipotesis pertama adalah komposisi tubuh dan yang ke-2 adalah hipotesis stress olahraga. Pada hipotesis pertama, seorang atlet sangat ketat dalam memilih makanan. Mereka melakukan diet kalori ketat. Hal ini akan menyebabkan tubuh kekurangan kalori dalam jangka waktu yang lama. Seperi yang sudah dijelaskan diatas, maka ketidakseimbangan energi yang negaif ini memberikan pengaruh kepada leptin.

  • Pada hipotesis ke-2, seorang atlet akan lebih mementingkan kekuatan daripada berat badan ideal. Pada kelompok atlet ini, lebih banyak ditemukan meningkatnya kada androgen, LH atau rasio LH/FSH. Belum ada yang dapat memastikan bagaimana hormon-hormon ini terstimulasi pada seorang atlet, tetapi dapat dibuktikan bahwa terlalu tingginya kadar androgen dapat menyebabkan gangguan berkembangya folikel sehingga tidak terjadi ovulasi dan menstruasi.

  • Obat-obatananti-psikotik : memblok dopamine. Berkurangnya sekresi dopamine menyebabkan sekresi prolactin bertambah. Bertambahnya sekresi prolactin menghambat sekresi GnRH dengan cara menghambat positive feedback dari estrogen di hipotalamus.Obat-obatan serotonergik seperti anti-depresan juga menyebabkan hiperprolaktinemia, sehingga GnRH terhambat. Obat kontrasepsi injeksi juga dapat menyebabkan amenore.

  • Stress Sebagai Pemicu AmenorePada saat stress, pituitary akan mensekresi banyak corticotropin-releasing hormone (CRH). Peningkatan sekresi CRH menghambat sekresi GnRHhormone glukokortikoid dan stimulant sistem saraf pusat seperti efinefrin dan norefinefrin (opioid endogen) juga menghambat aksis HPO. Opioid endogen menghambat GnRH secara langsung, sedangkan gluokortikoid menghambat sekresi LH.

  • Penyakit KronisPenyakit kronis meningkatkan kebutuhan kalori sehingga dapat menganggu HPO axis. Malnutrisi dapat terjadi karena gangguan penyerapan makanan pada penyakit gastrointestinal kronis, pembuangan protein berlebihan pada juvenile arthritis, peningkatan kebutuhan energi jantung pada cacat jantung bawaan. Selain itu malnutrisi juga dapat terjadi pada saat kebutuhan kalori meningkat tetapi asupan makanan dibatasi seperti pada penderita diabetes mellitus. Adapun penyakit yang mempengaruhi langsung yaitu ditemukanya autoantibodi ovarium pada penderita diabetes mellitus tipe 1.

  • Kallman SyndromeKallman syndrome merupakan cacat bawaan yang disebabkan mutasi gen KAL pada X22,3. Pada saat proses organogenesis, migrasi neuron GnRh dan olfaktorius ke hipotalamus terganggu. Sindrom ini berhubungan dengan hypogonadotropic hypogonadism dan anosmia. Kallman syndrome menyebabkan amenore primer.

  • Gangguan dari PitutaryHiperprolaktinemia

    Tingginya sekresi prolaktin menghambat sekresi GnRH sehingga estrogen juga tidak dapat diproduksi. Hiperprolaktinemia disebabkan oleh banyak faktor, yaitu kehamilan dan laktasi, obat-obatan tertentu, endokrinopati seperti hipotiroid primer dan PCOS, penyakit sistemik seperti lupus (SLE) atau RA, dan gagal ginjal kronis. Selain itu, tumor pada kelenjar pituitary dan organ lain dapat menyebabkan hyperprolaktinemia.

  • ProlaktinomaTumor pada pituitary anterior yang disebut adenoma adalah penyebab utama disfungsi pituitary pada wanita dengan hiperprolaktinemia. Prolaktinoma menyebabkan sekresi GnRH terhambat sehingga sekresi LH dan FSH berkurang, begitu juga dengan estrogen.

  • Isolated Gonadotropin DeficiencyPada isolated gonadotropin deficiency semua anatomi dan fungsi dasar tidak ada gangguan, tetapi terdapat mutasi pada reseptor GnRH, sehingga tidak ada atau hanya sebagian yang dapat memicu sekresi GnRH.

  • Kraniofaringioma

    Kraniofarngioma merupakan tumor sel epitel yang berasal dari saluran kraniofaringeal yang berada di sellar atau parasellar. Berdasarkan anatomi pituitary berada di atas sella turcica, sehingga tumor disekitar sella turcica dapat mengganggu fungsi dari pituitary.

  • Gangguan dari TiroidHipotiroidisme

    Keadaan hipotiroid dalam tubuh menimbulkan umpan positif terhadap Thyroid Stimulating Hormone (TSH). Sekresi TSH akan memicu sekresi dari prolaktin juga. Seperti yang sudah dijelaskan, sekresi prolaktin dapat menghambat sekresi GnRH sehingga secara tidak langsung keadaan hipotiroid menyebabkan oligomenore bahkan amenore.

  • HipertiroidismeAmenore pada keadaan hipertiroidisme blom pasti diketahui, tetapi teori mengatakan hipertiroidisme menyebabkan amenore karena perubahan metabolisme tubuh mencakup hormonal, nutrisi, dan emosi.Pada keadaan hipertiroid, sex hormone-binding globulin meningkat sehingga estrogen dalam plasma juga meningkat. Sirkulasi androgen juga meningkat, khususnya testosteron dan androsrenedion bersamaan dengan meningkatnya produksi estrogen. LH pada penderita hipertiroid juga lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal, sehingga puncak kadar LH tidak pernah tercapai pada wanita dengan amenore.

  • Gangguan dari AdrenalCongenital Adrenal Hyperplasia (CAH)

    Pada CAH, banyak enzim yang berperan dalam pembentukan cortisol mengalami defek. Sebagai contoh, enzim 21-hydroxylase yang berperan mengubah progesterone menjadi deoxycorticosterone dan mengubah 17-OH progesterone menjadi 11-deoxycortisol. Produksi glukokotikoid dan mineralokotikoid terganggu, sehingga semua progesterone diubah menjadi androgen. Kurangnya kadar kortisol dalam tubuh memberikan umpan positif kepada ACTH sehingga androgen lebih banyak diproduksi. Oleh karena kadar androgen tinggi, maka fungsi HPO axis terganggu.

  • Cushing SyndromePada Cushing Syndrome, tubuh banyak memproduksi hormone cortisol. Beberapa penyebabnya yaitu tumor adrenal atau karsinoma paru yang mengeluarkan hormone coticotropin (CRH) yang merangsang kelenjar adrenal untuk membentuk cortisol. Namun, kelenjar adrenal tidak hanya berperan dalam produksi kortisol tetapi berperan juga dalam pembentukan androgen. Selain itu, microadenoma hipofisis juga merangsang hipofisis untuk mengeluarkan CRH, sehingga kelenjar adrenal akan memproduksi cortisol dan androgen. Androgen yang diproduksi menghambat sistem HPO axis.

  • Gangguan dari OvariumPolicystic Ovarian Syndrome (PCOS)

    Penyebab pasti dari PCOS belum diketahui, tetapi kemungkinan ada hubungan antara resistensi insulin dengan hipersensitivitas ovarium dan/adrenal. Dalam keadaan hiperinsulinemia, reseptor insulin pada ovarium teraktivasi, sehingga mengurangi kadar sex hormone-binding globulin (SHBG) yang berfungsi untuk mengikat testosteron dalam darah. Jika SHBG berkurang, maka kadar testosterone bebas dalam darah akan meningkat. Meningkatnya kadar testosteron mempengaruhi fungsi dari ovarium dan steroidogenesis.

  • Selain itu, ada peningkatan respon 17-OHP pada ovarium sehingga androgen diproduksi lebih banyak. Pada kelenjar adrenal juga terdapat respon berlebihan dari CRH sehingga ada penambahan produksi 17-OHP dan androstenedion. Oleh karena tingginya kadar androgen, estrogen dan progesteron gagal memberikan umpan negatif kepada hipothalamus. Hal ini menyebabkan tingginya sekresi GnRH, sehingga kadar LH berlebihan dan rasio LH/FSH abnormal.

  • Gonadal DysgenesisKelainan pembelahan gonad yang biasanya terdapat pada Turner Syndrome dan Swyer syndrome memiliki gejala amenore. Contoh lainnya adalah kelainan mosaic dengan kariotipe 45,X atau 45,XX sering kali memiliki gejala terlambatnya pubertas dan amenore primer. Pada umumnya, penderita gonadal dysgenesis ini memiliki kadar estrogen yang rendah, tetapi kadar LH dan FSH tinggi.

  • Gagal Ovarium Prematur (Premature Ovarian Insufficiency)Pada keadaan ini, fungsi ovarium menurun sebelum waktunya. Dapat dikatakan sebagai menopause premature. Ciri khas dari gagal ovarium premature adalah rendahnya kadar estrogen dan tingginya kadar gonadotropinPenyebab : autoimun, ovaritis, kemoterapi, radiasi, galaktosemia, trisomy 21, wanita pembawa gen fragile X, dan sarcoidosis.

  • Pada keadaan galaktosemia, mekanismenya belum pasti diketahui, tetapi sepertinya galaktosa 1-fosfat dapat menjadi toksik bagi ovarium sehingga ovarium mengalami atrofi.Pada ovaritis yang disebabkan oleh autoimun dapat berhubungan juga dengan penyakit autoimun lain yaitu, Addisons disease, hipotiroidisme, diabetes mellitus, myasthenia gravis, dan vitiligo. Awalnya dapat ditandai dengan kadar gonadotropin dan estrogen yang fluktuasi, tetapi pada akhirnya akan terlihat kemunduran yang progresif.

  • Gangguan dari UterusInsensitivitas Androgen (Testicular Feminization Syndrome)

    Penderita insensitivitas androgen memiliki penampakan wanita, tetapi mempunyai gen XY. Pertumbuhan seksual sekunder juga normal, tetapi tidak mempunyai serviks dan uterus. Perempuan dengan kelainan ini mempunyai testis tetapi tidak menonjol keluar dan tidak ada proses spermatogenesis di dalamnya. Biasanya gejala tidak timbul sampai terdiagnosa amenore primer.

  • Adesi Uterin (Asherman Syndrome)Adesi uterin merupakan penyebab amenore sekunder yang sering ditemukan. Adesi uterin menjadi penyumbat keluarnya menstruasi. Hal ini disebabkan adanya sinekia (perlengketan) atau jaringan sikatrik yang biasanya berasal dari infeksi atau hasil kuret.

  • Mullerian AgenesisMullerian agenesis adalah cacat bawaan yang menyebabkan tidak terbentuknya uterus atau kelainan uterus dan tidak terbentuknya vagina, tetapi ovarium terbentuk secara normal. Kelainan ini disebut juga dengan Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser Syndrome. Pada perempuan yang memiliki kelainan ini biasanya memliki tanda seksual sekunder yang normal dengan amenore primer.Penyebabnya masih belum diketahui, tetapi ada hipotesis yang mengatakan bahwa ada aktivasi hormone anti-mullerian atau reseptor anti-mullerian melalui mutasi genetic yang menyebabkan regresi dari saluran Mullerian.

  • Cervical AgenesisTidak terbentuknya serviks dengan normal uterus seringkali dijumpai. Biasanya pasien datang dengan keluhan amenore, nyeri abdomen berulang, dan distensi uterus pada pemeriksaan fisik. Kegagalan terbentuknya serviks menyumbat aliran menstruasi sehingga seringkali menimbulkan hematiosalpinx dan endometriosis.

  • Gangguan dari VaginaHimen Imperforata

    Himen imperforate adalah keadaan dimana tidak adanya lubang pada himen sehingga aliran menstruasi tersumbat. Pada umumnya pasien datang dengan ekluhan nyeri abdomen berulang dan amenore primer. Pada pemeriksaan fisik ditemukan himen bengkak, berwarna kebiruan, dan hematocolpos (massa berupa darah pada vagina). Jika massa bertambah, dapat menyebabkan retensi urin akut.

  • Transverse Vaginal SeptumPada keadaan ini terjadi penyatuan antara saluran Mullerian vagina dengan komponen urogenital. Ketebalan dan tempat adanya septum bervariasi, di vagina bagian bawah, tengah, atau atas dengan genital eksterna yang normal. Pasien dapat datang dengan keluhan amenore primer atau hematocolpos. Pada kelainan ini dapat ditemukan juga kelainan lain pada traktus urogenital atau rektum.

  • Vaginal AgenesisJarang sekali ditemukan agenesis vagina dengan uterus yang normal. Biasanya agenesis vagina terjadi bersamaan dengan agenesis uterus.

  • DiagnosisRiwayat Penyakit Sekarang

    Untuk membedakan amenore primer dan sekunder, maka pertanyaan yang wajib untuk ditanyakan adalah kapan pertama kali menstruasi. Setelah itu, dapat ditanyakan pada umur berapa pertama kali menstrusasi terjadi (menarche). Riwayat menstruasi dari siklus, durasi, jumlah, nyeri saat menstruasi atau nyeri pada payudara juga harus ditanyakan. Perubahan mood pada saat menstruasi dan pertumbuhan seksual sekunder lain juga perlu ditanyakan.

  • Evaluasi Sistem TubuhPertanyaan mencakup galaktorea, sakit kepala, gangguan penglihatan (gangguan pituitary); cepat lelah, berat badan bertambah, kedinginan (hipotiroidisme); palpitasi, kecemasan, tremor, dan kepanasan (hipertiroidisme); jerawat, hirtutisme, suara bertambah berat (hiperandrogenisme).Pada pasien dengan amenore sekunder hal yang perlu ditanyakan adalah rasa panas dalam tubuh (hot flashes), keringnya vagina, gangguan tidur, fraktur patologis, menurunnya libido (defisiensi estrogen).

  • Pada pasien amenore primer hal yang perlu ditanyakan adalah tanda-tanda pubertas atau tanda-tanda seksual sekunder seperti pertumbuhan payudara dan rambut pada ketiak dan kemaluan. Hal ini perlu ditanyakan untuk menentukan apakah ovulasi sudah terjadi atau belum.

  • Riwayat Penyakit DahuluFaktor resiko : stress, penyakit kronis, obat yang baru saja dikonsumsi, perubahan berat badan, konsumsi makanan, intensitas olahraga yang merupakan faktor resiko anovulasi akibat fungsi hipotalamus yang terganggu.Faktor resiko amenore sekunder untuk Asherman syndrome seperti endometritis, luka obstetric, operasi rahim, dan endometrial ablation

  • Riwayat Konsumsi Obat-ObatanPenggunaan obat yang mempengaruhi dopamine seperti obat antipsikotik, opioid, dan antidepresanObat lain seperti busulfan, chlorambucil, cyclophosphamide yang merupakan kemoterapiObat-obatan yang mempengaruhi hormone seks seperti androgen, estrogen, progestin dosis tinggi, dan obat-obatan kontrasepsi

  • Riwayat KeluargaPerlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan amenore atau terlambat pubertas atau kelainan genetik lainnya.

  • Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik harus mencakup tanda-tanda vital, tinggi badan dan berat badan untuk menghitung index masa tubuh. Evaluasi tanda seksual sekunder seperti pertumbuhan payudara dan rambut kemaluan juga perlu dievaluasi menggunakan diagram Tanner. Jika rambut ketiak dan kemaluan sudah tumbuh maka ovulasi sudah terjadi.

  • Pemeriksaan lain yang diperlukan adalah pemeriksaan payudara. Harus dipastikan pada pasien galaktorea cairan yang keluar adalah susu. Hal ini dapat dipastikan dengan melihat cairan dibawah mikroskop. Pemeriksaan panggul dan alat genitalia juga sangat penting untuk mendeteksi adanya kelainan anatomis. Sebagai contoh adanya pembengkakan himen yang mungkin disebabkan oleh hematocolpos.

  • Pada pemeriksaan genital juga dapat menentukan kadar estrogen. Pada wanita post-pubertal, wanita kurus dengan mukosa vagina pucat tanpa rugae dan pH > 6.0 mengindikasikan defisiensi estrogen. Jika mucus serviks lengket dan dapat ditarik mengidikasikan jumlah estrogen cukup.

  • Pemeriksaan umum fokus pada pertumbuhan seksual sekunder seperti kumis, jenggot, kebotakan, bulu dada, jerawat, kedalaman suara, otot-otot, klitoromegali, atau tanda-tanda defeminisasi seperti berkurangnya ukuran payudara dan atrofi vagina. Perubahan warna kulit seperti jaundice dan acanthosis nigricans juga harus diperhatikan.

  • Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan kehamilan tidak boleh diabaikan. Setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat menyingkirkan kemungkinan hamil, maka pemeriksaan penunjang selain pemeriksaan kehamilan boleh dilakukan.Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium. Kadar prolactin, estrogen, LH, FSH, dan GnRH dapat diukur untuk menentukan hipergonadisme atau hipogonadisme. Pemeriksaan lainnya yaitu, pelvic ultrasound untuk membuktikan ada atau tidaknya kelainan anatomi. MRI juga diperlukan jika ada indikasi tumor pada hipofisis atau tumor lainnya.

  • Interpretasi PemeriksaanPada amenore primer, kemunculan tanda sekusal sekunder biasanya menandakan fungsi hormone normal. Hal ini menunjukkan amenore disebabkan oleh obstruksi kelainan anatomi. Jika amenore disertai dengan tidak munculnya tanda seksual sekunder, maka amenore disebabkan oleh kelainan genetik.

  • Pada amenore sekunder biasanya gejala menunjukan mekanisme penyebabnya. Contohnya adalah galaktorea yang menunjukkan hiperprolaktinemiaJika ada keluhan gangguan penglihatan dan sakit kepala, maka harus dipertimbangkan adanya tumor pituitaryGejala pre-menopause seperti kepanasan, keringat malam, vagina kering yang merupakan gejala defisiensi estrogen maka harus dievaluasi ke arah gagal ovarium prematurJika gejala yang timbul adalah munculnya tanda seksual sekunder pria yang menunjukkan kelebihan androgen, maka kemungkinan penyebabnya adalah PCOS, tumor yang mensekresi androgen, Cushing syndrome, atau penggunaan obat-obatan tertentu.

  • Algoritma Amenore Primer

  • Algoritma Amenore Sekunder

  • Estrogen/Progesteron Challenge Test

  • PengobatanPada dasarnya pengobatan akan dilakukan sesuai dengan etiologinya. Tindakan operasi akan dilakukan pada amenore dengan etiologi obstruksi saluran dan kelainan anatomi lainnya. Khusus pada cacat bawaan yang disebabkan genetik akan dilakukan ovarektomi jika kromosomnya mengandung unsur Y. Hal ini disebabkan tingginya resiko perubahan fisik yang besar dan meningikatnya resiko keganasan sel germinal pada ovarium.

  • Pada kasus hiperprolaktinemia dapat diberikan dopamine agonis agar prolactin terhambat sehingga sistem HPO axis dapat kembali seperti semula.Terapi pengganti hormone dapat diberikan jika kadar estrogen dalam darah rendah untuk mencegah osteoporosis. Hormon lain yang dapat diberikan yaitu GnRH untuk memicu ovulasi pada kasus-kasus infertile.

  • Pencegahan OsteoporosisEstrogenVitamin D: Biasanya jumlah dari vitamin D kurang dari 30nmol/L. Pada kasus seperti ini pasien diberikan vitamin D dosis tingi yaitu 50.000 IU/minggu selama 8-12 minggu. Jika kadar 25-OH-D sudah lebih dari 30nmol/L maka vitamin D diberikan 1000 IU/hari.

  • PCOSPada PCOS, pasien dibuat menstruasi setiap bulannya. Hal ini dilakukan dengan memberikan memberikan progesteron selama 10-12 hari dan obat kontrasepsi agar menstruasi dapat terjadi. Obat kontrasepsi oral menurunkan sekresi LH, sehingga produksi androgen menurun. Menurunnya androgen memperbaiki gejala hirtutisme dan jerawat. Selain itu, obat kontrasepsi oral juga membuat dinding endometrium atrofi, sehingga menurukan resiko hyperplasia endometrium dan kanker endometrium.

  • Obat lain yang digunakan untuk mengobati PCOS adalah metformin. Walaupun tidak ada bukti metformin dapat meningkatkan angka kelahiran, tetapi metformin dapat memicu ovulasi pada PCOS.Kedua obat diatas adalah lini pertama untuk mengontrol PCOS, tetapi pasien harus disiplin dalam menggunakan terapi tersebut. Pasien diminta untuk menjaga index masa tubuhnya tetap di batas normal dan olahraga teratur. Pasien yang mendapat terapi hormone harus kontol setiap 3-6 bulan selama 2 tahun pertama.

  • Amenore Akibat HipotalamusPada amenore yang disebabkan oleh anorexia, pasien diminta untuk menaikan berat badannya. Untuk mencapai hal itu dibutuhkan konsultasi nutrisi yang baik. Terapi hormone dilakukan untuk mencegah osteoporosis. Selain itu, terapi GnRH juga diperlukan.Amenore yang disebakan olaraga berat yang biasanya terjadi pada atlet diberikan estradiol dosis rendah. Namun hal ini paling sulit dilakukan karena sebagian besar atlet menolak untuk menstruasi dan sangat sulit mengubah pola hidupnya yang mementingkan olahraga.

  • Amenore yang disebabkan oleh stress hanya dapt diobati dengan mengubah cara hidup. Pemberian estradiol dosis rendah mungkin akan membantu, tetapi pada kenyataannya kenaikan index masa tubuh lebih membantu untuk jangka panjang.

  • HiperprolaktinemiaHiperprolaktinemia yang disebabkan oleh microadenoma atau macroadenoma harus dilakukan tindakan operasi. Untuk mengobat gejalanya dapat diberikan dopamine agonis yaitu, bromocriptin atau cabergolin. Namun, bromocriptin berkaitan dengan kelainan jantung sehingga tidak lagi digunakan.Selain tumor, hiperprolaktinemia dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu seperti obat antipsikotik. Jika, hiperprolaktinemia murni karena obat-obatan tersebut, maka pasien dianjurkan untuk berhenti mengkonsumsi obat tersebut atau menggantinya dengan obat lain jika memungkinkan.

  • Hipergonadotropin HipogonadismePada kasus ini penyebab terbanyak adalah kelainan kromosom yang tidak dapat dikoreksi dengan apapun. Penatalaksaan dari kelainan kromosom hanyalah mencegah komplikasinya. Pengobatan pertama adalah pencegahan tumor sel germinal dengan cara tindakan operasi, yaitu ovarektomi. Hal ini dilakukan jika gonad mengadung unsur Y. Pengobatan lain yaitu dengan terapi hormone estrogen untuk membantu pertumbuhan tanda sekunder dan perkembangan psikologis. Selain itu, pasien tetap harus dimonitor kepadatan tulangnya karena kurangnya estrogen dalam tubuh.

  • Hipotiroid dan HipertiroidPada kasus ini yang harus ditangani adalah kadar hormone tiroid dalam tubuh.

  • Daftar PustakaGolden NH, Carlson JL. The Pathophysiology of Amenorrhea in the adolescent. 2008 (1135): 163-178.Jewelewicz R, Gindoff PR. Amenorrhea [CD-ROM]. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2004. (diakses 15 Juni 2014). Available at https://www.glowm.com/resources/glowm/cd/pages/v5/v5c021.htmlStanczyk, FZ. Production, Clearance, and Measurement of Steroid Homones. The Global Library of Womens Medicine. 2009 (diakses 15 Juni 2014). Available at http://www.glowm.com/section_view/heading/Production,%20Clearance,%20and%20Measurement%20of%20Steroid%20Hormones/item/277

  • Pinkerton JV. Amenorrhea. Merck Manual. 2013 (diakses 17 Juni 2013). Available at http://www.merckmanuals.com/professional/gynecology_and_obstetrics/menstrual_abnormalities/amenorrhea.htmlHunter TM, Heiman DL. Amenorrhea : Evaluation and Treatment. American Physician Family. 2006 Apr 15; 73(8): 1374-1382. Available at http://www.aafp.org/afp/2006/0415/p1374.html#afp20060415p1374-t2Bielak KM. Amenorrhea Treament & Management. 5 Juni 2012. (diakses 17 Juni 2014). Available at http://emedicine.medscape.com/article/252928-treatment#aw2aab6b6b2

  • TERIMA KASIH