D dZ Æ & o] W l lK PÇv^ Z ]rZ...

5
i Meet The Expert Ferlitas & Prakk Obgyn Sehari-hari

Transcript of D dZ Æ & o] W l lK PÇv^ Z ]rZ...

iMeet The Expert Fertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari

ii Meet The Expert Fertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari

KONTRIBUTOR

Dr. Nanang W. Astarto, dr., Sp.OG(K), MARS

Dr. Wiryawan Permadi, dr., Sp.OG(K)

Dr. Tita Husnitawati Madjid, dr., Sp.OG(K)

Dr. Tono Djuwantono, dr., Sp.OG(K), M.Kes

Dr. Ruswana Anwar, dr., Sp.OG(K), M.Kes

Hanom Husni Syam, dr., Sp.OG(K), M.Kes

Hartanto Bayuaji, dr., Sp.OG(K)

Anita Rachmawati, dr., Sp.OG(K)

Dian Tjahyadi, dr., Sp.OG(K), MMRS

Mulyanusa A. Ritonga, dr., Sp.OG(K), M.Kes

Edwin Kurniawan, dr., Sp.OG, M.Kes

Drs. Harris Harlianto, MSi

Ike Kristina, SSi

iiiMeet The Expert Fertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari

DAFTAR ISI1. STIMULASI OVARIUM DALAM INSEMINASI INTRAUTERIN ...................................................................... 1

2. PEMANTAUAN STIMULASI OVULASI DALAM INSEMINASI INTRAUTERIN ............................................................................................................................................................. 13

3. SELEKSI PASIEN DAN PERSIAPAN SPERMA PADA INSEMINASI INTRAUTERIN ............................................................................................................................................................. 21

4. TEKNIK INSEMINASI INTRAUTERIN DAN PEMANTAUAN PASCA INSEMINASI .................................................................................................................................................................. 29

5. LANGKAH PREPARASI SPERMA DALAM INSEMINASI INTRAUTERIN ............................................... 35

6. LAMPIRAN 1 PREPARASI SPERMA DENGAN TEKNIK SWIM UP ........................................................... 37

7. LAMPIRAN 2 PREPARASI SPERMA DENGAN DISCONTINUOUS GRADIENTS ................................................................................................................................................................... 38

8. LAMPIRAN 3 CARA MENGUMPULKAN SAMPEL SEMEN ......................................................................... 40

9. LAMPIRAN 4 PERALATAN DAN BARANG HABIS PAKAI ........................................................................... 41

iv Meet The Expert Fertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari

1Meet The Expert Fertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari

STIMULASI OVARIUM DALAM INSEMINASI INTRAUTERIN

PENDAHULUAN

Inseminasi intrauterin/intrauterine insemination (IUI) banyak digunakan untuk penanganan masalah infertilitas termasuk yang disebabkan oleh faktor serviks, anovulasi, endometrosis, imunologis, faktor pria dan infertilitas yang tidak diketahui sebabnya. IUI juga digunakan untuk mengatasi infertilitas karena masalah ejakulasi dan coitus. Beberapa peneliti mengemukakan bahwa IUI merupakan langkah lanjutan sebelum dilakukannya prosedur yang lebih rumit seperti fertilisasi invitro/in vitro fertilization (IVF).1,2

Inseminasi intra uterin dan induksi ovulasi (IO) sering digunakan bersama-sama untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan infertilitas. Alasan utamanya adalah untuk meningkatkan jumlah folikel preovulatoar. Namun tidak semua kasus infertilitas dapat ditangani dengan IUI dan IO, persyaratan utamanya adalah tidak boleh ada gangguan faktor tuba, selain itu masalah disfungsi ovulasi, insufisiensi fase luteal dan faktor sperma juga harus menjadi perhatian.1-3,14

Secara umum dapat digunakan obat oral yang memiliki efek antiestrogen seperti klomiphen sitrat/clomiphene citrate (CC), tamoxifen atau aromatase inhibitor untuk induksi ovulasi, sementara gonadotropin dipergunakan apabila ada pertimbangan khusus seperti pada kegagalan penggunaan klomiphen sitrat. Keuntungan dari obat-obatan oral dibandingkan dengan gonadotropin pada induksi ovulasi adalah komplikasi kehamilan multipel dan sindroma hiperstimulasi ovarium

(SHSO) yang lebih rendah, biayanya lebih murah dan pemantauannya lebih mudah dibandingkan dengan penggunaan gonadotropin. Namun oleh karena efek antiestrogen dari CC dapat merubah mukus serviks dan mengganggu reseptivitas endometrium, hal ini menjadi salah satu kendala penggunaan klomiphen sitrat. 1-3,14

Tamoxifen adalah suatu zat yang memiliki struktur mirip dengan selective estrogen receptor modulator (SERM) memiliki efek antiestrogenik yang lebih rendah pada serviks dan endometrium dibandingkan CC, sementara letrozole suatu aromatase inhibitor sering digunakan juga (meski sifatnya “off label”) untuk menggantikan CC. 1-3,14

Penggunaan gonadotropin dalam IO dan IUI dapat lebih meningkatkan angka kehamilan dibandingkan dengan siklus yang menggunakan IUI saja atau kombinasi dengan induksi CC. Namun sebagaimana telah disampaikan sebelumnya penggunaan gonadotropoin meningkatkan risiko kehamilan multipel dan SHSO. Oleh karena itu penggunaannya dibatasi pada penanganan wanita dengan amenore hipofisis atau hipotalamus yang tidak dapat dikoreksi dengan jenis pengobatan lainnya. Gonadotropin sebaiknya tidak digunakan pada penatalaksanaan pasien dengan infertilitas yang tidak diketahui sebabnya yang dapat berovulasi tetapi gagal hamil, setidaknya sampai tiga kali siklus CC dan IUI yang dicoba mengalami kegagalan. Risiko kehamilan multipel ini berkaitan dengan jumlah folikel preovulatoar yang biasanya lebih banyak jumlahnya, usia pasien, dosis obat dan waktu pemberian obat. Seorang wanita

1. PENDAHUKUAN hlm 12. MEKANISME KERJA

OBAT OBATAN YANG DIGUNAKAN DALAM INDUKSI OVULASI hlm 2

3. PROTOKOL IUI hlm 5 4. STIMULASI OVARIUM

DALAM IUI hlm 65. HASIL BEBERAPA

PROTOKOL STIMULASI OVARIUM

hlm 96. TERAPI AJUVAN PADA

INDUKSI OVULASI hlm 106. KESIMPULAN hlm 11