praktikum saponifikasi

24
I. Judul Praktikum : Bilangan Saponifikasi/Angka Penyabunan II. Prinsip Praktikum Saponifikasi adalah reaksi pembentukan sabun, yang terjadi ketika minyak/lemak di campur dengan larutan alkali (NaOH/KOH) III. Maksud dan Tujuan Mengetahui proses analisa bilangan penyabunan IV. Reaksi V. Teori A. Bahan Baku Minyak Tallow (Lemak Hewan) Tallow adalah lemak padat pada temperatur kamar dan merupakan hasil pencampuran Asam Oleat (0-40%), Palmitat (25-30%), stearat (15-20%). Sabun yang berasal dari Tallow digunakan dalam industri sutra dan industri sabun mandi. Pada indsutri sabun mandi, 1

description

laporan saponifikasi

Transcript of praktikum saponifikasi

I. Judul Praktikum : Bilangan Saponifikasi/Angka Penyabunan

II. Prinsip PraktikumSaponifikasi adalah reaksi pembentukan sabun, yang terjadi ketika minyak/lemak di campur dengan larutan alkali (NaOH/KOH)

III. Maksud dan TujuanMengetahui proses analisa bilangan penyabunan

IV. Reaksi

V. TeoriA. Bahan Baku Minyak Tallow (Lemak Hewan)Tallow adalah lemak padat pada temperatur kamar dan merupakan hasil pencampuran Asam Oleat (0-40%), Palmitat (25-30%), stearat (15-20%). Sabun yang berasal dari Tallow digunakan dalam industri sutra dan industri sabun mandi. Pada indsutri sabun mandi, tallow biasanya dicampurkan dengan minyak kelapa dengan perbandingan 80% tallow dan 20% minyak kelapa. Minyak KelapaMinyak kelapa merupakan komponen penting dalam pembuatan sabun, kerena harga minyak kelapa cukup mahal, maka tidak digunakan untuk membuat sabun cuci. Minyak kelapa ini berasal dari kopra yang berisikan lemak putih dan dileburkan pada suhu 15oC. Minyak Inti SawitMinyak inti sawit memiliki karekteristik umum, seperti minyak kelapa dan dapat dijadikan sebagai substituen dari minyak kelapa di dalam pembuatan sabun mandi. Dengan warna minyak yang terang, minyak inti sawit dapat digunakan langsung untuk membuat sabun tanpa perlakuan pendahuluan terlebih dahulu. Minyak Sawit (Palm Oil)Dalam pembuatan sabun, minyak sawit dapat digunakan dalam berbagai macam bentuk, seperti Crude Palm Oil, RBD Palm Oil (minyak sawit yang telah dibleaching dan dideorisasi), Crude Palm falty Acid dan asam lemak sawit yang telah didestilasi. Crude Plam Oil yang telah dibleaching digunakan untuk membuat sabun cuci dan sabun mandi, RBD Palm Oil dapat digunakan tanpa melalui Pre-Treatment terlebih dahulu. Minyak sawit yang dicampurkan dalam pembuatan sabun sekitar 50% atau lebih tergantung pada kegunaan sabun yang diproduksi. Marine OilMarine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut. Marine oil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi, sehingga harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan baku. Castor Oil (minyak jarak)Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan digunakan untuk membuat sabun transparan. Olive oil (minyak zaitun)Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi kulit. Campuran minyak dan lemakIndustri pembuat sabun umumnya membuat sabun yang berasal dari campuran minyak dan lemak yang berbeda. Minyak kelapa sering dicampur dengan tallow karena memiliki sifat yang saling melengkapi. Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi dan dapat membuat sabun mudah larut dan berbusa. Kandungan stearat dan dan palmitat yang tinggi dari tallow akan memperkeras struktur sabun.

NaOHSifat Fisika: NaOH merupakan zat padat higroktis basah leleh berwarna putih mudah larut dalam air dan gliserolSifat Kimia NaOH: Bereaksi dengan asam (HCL) membentuk garamNaOH + HCl NaCl + H2O merupakan elektrolit dan basa kuat menghasilkan panas bila dilarutkan dalam air (reaksi eksoterm) menyerap karbon dioksida dari udara bebasKegunaan NaOHNaOH pada pembuatan saponifikasi digunakan sebagai bahan baku. Garam alkali Na+ memjadikan sabun bersifat dapat mencuci kotoran.

B. Bahan Tambahan Etanol TeknisSifat Fisika: Titik didih 78,3 oC Berupa cairan Tidak berwarna Mudah menguapSifat Kimia: Mudah terbakar Bersifat polar karena memiliki gugus OHKegunaan Etanol sering digunakan untuk membuat minuman keras Dalam praktikum saponifikasi ini, etanol digunakan untuk meningkatkan kemurnian pada sabun dan sebagai zat yang menfasilitasi reaksi NaOH dengan asam lemak (minyak) agar dapat larut dalam etanol meskipun tingkat kelarutannya rendah karena umumnya asam lemak dan larutan alkali tidak dapat bersatu karena memiliki perbedaan kepolaran yang sangat jauh.

Indikator PPKegunaanSebagai zat yang digunakan untuk mengetahui titik ekivalen titrasi. Titik ekivalen terjadi dengan adanya perubahan warna.

Dalam titrasi asam basa, titik akhir umumnya dideteksi dengan indicator yang peka PH. Pada titrasi EDTA, suatu indicator yang peka ion logam (disingkat indicator-logam atau indicator-ion logam) sering digunakan untuk mendeteksi perubahan-perubahan PH. Indicator demikian (yang mengandung jenis-jenis gugusan-gugusan sempit dan umumnya memiliki system resonasi yang khas pada zat warna) membentuk kompleks dengan ion-ion logam khusus. Kompleks-kompleks ini berbeda warnanya dari indicator yang bebas dan akibatnya terjadilah perubahan warna yang mendadak pada titik ekuivalen. Titik akhir titrasi dapat juga dievaluasi dengan lain-lain metode yang meliputi teknik-teknik potensiometri, amperometri, konduktometri, dan spektrofotometri. Keberhasilan suatu titrasi EDTA bergantung pada penetapan titik-akhir secara cermat. Prosedur-prosedur yang paling umum mempergunakan indicator ion logam. Persyaratan bagi sebuah indicator ion logam untuk digunakan pada pendeteksian visual dari titik-titik akhir meliputi:a. Reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua ion logam telah berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat.b. Reaksi warna itu haruslah spesifik(khusus) atau sedikitnya selektifc. Kompleks-indikator logam itu harus memiliki kestabilan yang cukup kalau tidak karena disosiasi, tak akan diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun, kompleks indicator logam itu harus stabil disbanding kompleks logam EDTA untuk menjamin agar pada titik akhir, EDTA memindahkan ion-ion logam dari kompleks indicator logam itu. Perubahan dalam kesetimbangan dari kompleks indicator logam ke kompleks logam EDTA harus tajam dan cepat.d. Kontras warna antara indicator bebas dan kompleks indicator loga harus sedemikian sehingga mudah diamatie. Indicator harus sangat peka terhadap ion logam (yaitu terhadap pM) sehingga perubahan warna terjadi sedikit mungkin dengan titik equivalen.f. Persyaratan di atas harus dipenuhi dalam jangkau PH pada mana titrasi dilakukan.

HClSifat Fisika: Titik leleh -1010oC Massa atom 36,45 Kalor jenis 0,115 kal/g oC Berwarna beningSifat Kimia: Merupakan asam kuat Gasnya berwarna kuning kehijauan dan berbau merangsang Dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform, dan eter Merupakan oksidator kuat Racun bagi pernapasanKegunaanDalam praktikum bilangan saponifikasi ini, HCl digunakan sebagai zat titer (titrasi asidimetri).

C. Produk SabunSifat Fisika: ViskositasSetelah minyak atau lemak disaponifikasi dengan alkali, maka akan dihasilkan sabun yang memiliki viskositas yang lebih besar dari pada minyak atau alkali. Pada suhu di atas 75oC viskositas sabun tidak dapat meningkat secara signifikan, tapi di bawah suhu 75oC viskositasnya dapat meningkatkan secara cepat. Viskositas sabun tergantung pada temperature sabun dan komposisi lemak atau minyak yang dicampurkan. Panas jenis sabun adalah 0,56 Kal/g. Densitas sabun murni berada pada range 0,96g/ml 0,99g/ml

Sifat Kimia: Sabun bersifat basa. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.CH3(CH2)16COONa + H2O CH3(CH2)16COOH + NaOH Sabun menghasilkan buih atau busa. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap.CH3(CH2)16COONa + CaSO4 Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2 Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar. Molekul sabun mempunyai rantai hydrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organic sedangkan COONa+ sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air.Molekul-molekul sabun terdiri dari rantai hidrokarbon yang panjang dengan satu gugus ionik yang sangat polar pada salah satu ujungnya. Ujung ini bersifat hidrofilik (tertarik atau larut dalam air) dan ujung rantai hidrokarbon bersifat lipofilik (tertarik atau larut dalam minyak dan lemak). Pengotor umumnya melekat pada pakaian atau badan dalam bentuk lapisan minyak yang sangat tipis. Jika lapisan minyak ini dapat dibuang, partikel-partikel pengotor dikatakan telah tercuci. Dalam proses pencucian, lapisan minyak sebagai pengotor akan tertarik oleh ujung lipofilik sabun, kemudian kotoran yang telah terikat dalam air pencuci karena ujung yang lain (hidrofilik) dari sabun larut dalam air.KegunaanSebagai zat pembersih (minyak, lemak, dan kuman pada antibakterial) tangan, tubuh serta perabotan rumah tangga. GliserolSifat Fisika: Memiliki nama baku 1,2,3-propanatriol Berwujud cair Tidak berwarna Titik didihnya 290Oc Bobot molekulnya 92,09 g/molSifat Kimia: Merupakan senyawa alcohol yang memiliki tiga gugus hidroksil Memiliki ikatan hydrogen yang sangat kuat antar molekul gliserol Merupakan bahan baku pembentuk trigliserida yang dapat membentuk ikatan ester dengan asam lemakKegunaan Digunakan sebagai body agent, emollient, humectant, solven Biasanya digunakan untuk skin cream dan lotion Membuat nitrogliserin sebagai bahan dasar peledak

D. Metode ProsesMetode proses yang dipakai pada praktikum angka penyabunan atau bilangan saponifikasi ini adalah titrasi asidimetri. Titrasi adalah salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya. Analisis semacam ini yang menggunakan pengukuran volume larutam pereaksi disebut analisis volumetri. Pada suatu titrasi, salah satu larutan yang mengandung suatu pereaksi dimasukan ke dalam buret, suatu lempeng gelas yang salah satu ujungnya mempunyai keran dan diberi tanda tera dalam milliliter. Larutan dalam buret disebut pentitrasi dan selama titrasi, larutan ini diteteskan secara perlahan melalui kran ke dalam labu Erlenmeyer yang mengandung larutan pereaksi lain. Larutan pentitrasi ditambahkan sampai seluruh reaksi selesai yang dinyatakan dengan berubahnya warna indikator, suatu zat yang umumnya ditambahkan ke dalam larutan dalam bejana penerima dan yang mengalami suatu macam perubahan warna. Perubahan ini menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi, diberi nama demikian karena pada titik ini, penetesan larutan pentitrasi dihentikan dan volumenya dicatat.Reaksi penetralan dalam analisis titrimetri lebih dikenal sebagai reaksi asam basa. Reaksi ini menghasilkan larutan dengan pH lebih netral.aA + Tt produkdimana a molekul analit A bereaksi dengan t molekul pereaksi T untuk menghasilkan produk yang sifat pH-nya netral. Dalam reaksi tersebut salah satu larutan (larutan standar) konsentrasi dan pH-nya telah diketahui. Saat equivalen mol titran sama dengan mol analitnya. Begitu pula mol equivalennya juga berlaku sama.ntitran = nanalitneq titran = neq analitdengan demikian secara stoikiometri dapat ditentukan konsentrasi larutan ke dua. Dalam analisis titrimetri, sebuah reaksi harus memenuhi bebereapa persyaratan sebelum reaksi tersebut dapat dipergunakan, diantaranya:1. Reaksi itu sebaiknya diproses sesuai persamaan kimiawi tertentu dan tidak adanya reaksi sampingan2. Reaksi itu sebaiknya diproses sampai benar-benar selesai pada titik equivalensi. Dengan kata lain, konstanta kesetimbangan dari reaksi tersebut haruslah amat besar. Maka dari itu dapat terjadi perubahan yang besar dalam konsentrasi analit(atau titran) pada titik akivalensi.3. Diharapkan tersedia beberapa metode untuk menentukan kapan titik ekivalen tercapai. Dan diharapkan pula beberapa indicator atau metode instrumental agar analis dapat menghentikan penambahan titran.4. Diharapkan reaksi tersebut berjalan sangat cepat, sehingga titrasi dapat dilakukan hanya beberapa menit.Dalam praktik di laboratorium umumnya digunakan larutan dari asam dan basa dengan konsentrasi yang diinginkan kemudian distandardisasi dengan larutan standar primer. Reaksi antara zat yang dipilih sebagai standar utama dan asam atau basa harus memenuhi syarat-syarat untuk analisis titrimetri. Selain itu, standar utama harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:1. Tersedia dalam bentuk murni atau dalam keadaan yang diketahui kemurniannnya. Umumnya jumlah total pengotor tidak melebihi 0,01 sampai 0,02%, dan diuji adanya pengotor dengan uji kualitatif yang diketahui kepekatannya.2. Zat tersebut mudah mongering dan tidak terlalu higroskopis, hal itu mengakibatkan air akan ikut saat penimbangan. Zat itu tidak boleh kehilangan berat saat terpapar di udara. Pada umumnya hidrat-hidrat tidak digunakan sebagai standar utama3. Standar utama sebaiknya memiliki berat ekivalen tinggi, bertujuan untuk meminimalkan akibat-akibat dari kesalahan saat penimbangan4. Asam basa itu cenderung kuat, yakni sangat terdisosiasi. Namun, asam basa lemah dapat sebagai standar utama, tampa kerugian yang berarti khususnya ketika larutan standar itu akan digunakan untuk menganalisis sampel dari asam atau basa lemahAsidimetri adalah anasis secara volumetric dengan larutan standar basa.Penggolongan teknik titrasi:1. Titrasi langsung (direct titration) : larutan contoh langsung dititrasi dengan larutan standar, misalnya titrasi antara NaOH dengan HCl2. Titrasi tidak langsung (back titration) : cara ini digunakan jika zat berada di dalam contoh tidak bereaksi dengan larutan baku atau bereaksinya sangat lamban. Dalam kasus ini harus ditambahkan ke dalam larutan contoh sejumlah tertentu zat ketiga yang berlebihan kemudian kelebihan zat ketiga dititrasi dengan larutan baku3. Titrasi Penggantian (displacement titration) Cara ini dilakukan bila ion yang ditetapkan :a. tidak bereaksi langsung dengan larutan bakub. tidak bereaksi secara stooikoimetri dengan larutan bakuc. tidak saling mempengarihu (not interact) dengan larutan penunjukMetode titrasi asidimetri dilakukan setelah proses penyabunan selesai. Titrasi asidimetri digunakan untuk mengidentifikasi bilangan penyabunan dengan cara merefluks sampuran lemak/minyak dengan larutan alkali berlebih (NaOH) dan mentitrasinya dengan HCl 0,5 N.E. Kelebihan dan Kekurangan Metode Proses Kelebihan: cukup mudah dilakukan dan efisien waktuKekurangan: Tidak begitu akurat karana titik akhir titrasi dapat terlewat bila tidak teliti dan berhati-hati Sulit untuk menjaga suhu untuk tetap konstan yaitu 60 70C saat dipanaskan.

F. Diagram Alir ProsesTimbang minyak sebanyak 2 gramBuat blanko (NaOH 0,5 N 25 ml dipanaskan di atas bunzen hingga temperature mencapai 70oC)Tambahkan etanol teknis 5 ml ke dalam NaOH yang sudah mencapai 70oC (panaskan 30 menit dengan menjaga temperature 60oC 70oC)Setelah 30 menit campuran tersebut didinginkan dan kemudian diberi indicator PPLakukan titrasi dengan HCl 0,5 ml hingga warna larutan menjadi merah muda seulasBuat sample (minyak + NaOH 0,5 N 25 ml) dipanaskan di atas bunzen hingga temperature mencapai 70oCTambahkan etanol teknis 5 ml ke dalam sample yang sudah mencapai 70oC (panaskan 30 menit dengan menjaga temperature 60oC 70oC)

Setelah 30 menit campuran tersebut didinginkan dan kemudian diberi indicator PP

Lakukan titrasi dengan HCl 0,5 ml hingga warna larutan menjadi merah muda seulas (warna seperti blanko)

Catat ml HCl yang digunakan dalam titrasi baik pada blanko maupun sampleHitung angka penyabunan

VI. Alat dan BahanA. Alat 16

Bunzen Statif dan Klem Kaki tiga Termometer Beaker glass Erlenmeyer Corong glass pipet Spatel BuretB. C. Bahan Minyak NaOH Etanol teknis Indikator PP HCl

VII. Prosedur Timbang minyak sebanyak 2 gram Sampel minyak menggunakan pelarut NaOH 0,5 N 25 ml yang telah dilarutkan dengan air . Panaskan sampel hingga suhu mencapai 70OC, setelah mendidih tambahkan etanol teknis sebanyak 5 ml secara perlahan (sedikit demi sedikit), panaskan campuran tersebut sampai 30 menit dengan range suhu 60 70 Dinginkan sampel dan berikan sedikit serbuk PP,lalu titrasi dengan HCl 0,5 N Buat blanko, NaOH 0,5 N di panaskan hingga mendidih setelah mendidih tambahkan etanol teknis sebanyak 5 mL secara perlahan (sedikit demi sedikit) , panaskan campuran tersebut sampai 30 menit dengan range suhu 60 70 . Dinginkan sampel dan berikan sedikit serbuk PP,lalu titrasi dengan HCl 0,5 N Hitung angka penyabunan dengan rumusBilangan penyabunan = Keterangan:A= Jumlah mL HCl 0,5 N untuk titrasi blankoB= Jumlah mL HCl 0,5 N untuk titrasi sampleC= bobot alkali yang digunakanG= Bobot contoh minyak / margarine (gram)

VIII. Rangkaian Alat

Keterangan:1. Statif2. Klem3. Heater4. Labu alas bulat5. Gabus6. Termometer7. Penusuk kaca8. Pendingin tegak

IX. Data Pengamatan dan PerhitunganA= volume titrasi HCl 0,5 N blanko = 5,7 mlB= volume titrasi HCl 0,5N sample = 0,5 mlG= berat sample minyak = 2 gramBE NaOH = 40C= BE NaOH = x 40 = 20

Pembuatan NaOH 0,5 N dalam 50 ml: Massa = liter x N x BE = 0,05 x 0,5 x 40 = 1 gramErlenmeyer kosong = 69,64 gramErlenmyer + NaOH = 70,64 gram

Bilangan Penyabunan = = = 52 X. Pembahasan Pada praktikum angka penyabunan digunakan asam lemak dari minyak goreng 2 gram dan larutan alkali NaOH 0,5 N sebanyak 25 ml. NaOH dibuat dengan melarutkan padatan sebanyak 1 gram dalam 50 ml (untuk sample dan blanko). Angka tersebut didapatkan dari perhitungan:Massa = liter x N x BE = 0,05 x 0,5 x 40 = 1 gramGaram alkali pada NaOH adalah Na+ yang mana berfungsi sebagai pencuci kotoran ketika sudah menjadi produk utama (sabun). Dibuat 2 larutan yaitu blanko (tanpa minyak, NaOH saja) dan sample (NaOH + minyak). Blanko digunakan sebagai perbandingan untuk menentukan titik ekivalen titrasi. Kedua larutan tersebut memiliki perlakuan yang sama yaitu dipanaskan di atas bunzen hingga mencapai temperature 70C dan kemudian ditambahkan etanol teknis (masih mengandung air) 5 ml. penambahan etanol bertujuan untuk menambah kemurnian dari sabun dan memfasilitasi reaksi antara minyak dan NaOH karena adanya perbedaan kepolaran yang jauh hingga sulit untuk saling larut.Panaskan campuran yang telah ditambahkan etanol teknis selama 30 menit dengan dipertahankan suhunya antara 60 70C. Maksud dari mempertahankan suhu pemanasan adalah karena viskositas sabun akan meningkat signifikan pada temperaatur 60 70C. bila temperature terlalu tinggi justru kenaikan viskositas sabun berjalan lambat.Setelah 30 menit, kedua larutan berbeda ini didinginkan. Ditambahkan indicator PP barulah dilakukan titrasi. Pertama lakukan titrasi pada blanko sebagai acuan dan barulah sample. Di titrasi hingga warna merah muda seulas, dan catat volume HCl 0,5 N (sebagai titer) yang diperlukan hingga titik ekivalen titrasi tercapai. Ini termasuk titrasi asidimetri. Lalu hitung angka penyabunan.

XI. KesimpulanDari hasil praktikum angka penyabunan dapat disimpulkan: Sabun dibuat dengan prinsip saponifikasi yaitu reaksi pembuatan sabun dengan mereaksikan trigliserida dengan larutan basa alkali Metode yang digunakan adalah titrasi asidimetri Pada praktikum ini, garam alkali didapatkan dari larutan NaOH Digunakan minyak sebagai trigliserida Etanol ditambahkan untuk menambah kemurnian sabun dan memfasilitasi rekasi antara minyak dan NaOH karena perbedaan kepolaran yang berbeda jauh Volume HCl 0,5 N yang dibutuhkan blanko 5,7 ml Volume HCl 0,5 N yang dibutuhkan sample 0,5 ml Angka penyabunan yang didapat 52

XII. Tugas1. Analisa kesalahan minimal 5! Temperature pemanasan yang sering lebih dari 70oC (temperature tidak stabil) Bobot minyak yang digunakan tidak akurat karena masih ada yang tersisa diwadah Indicator PP yang ditambahkan terlalu banyak Sebelum 30 menit larutan sudah sedikit (waktu pemanasan) Titik ekivalen titrasi terlewat

2. Pengertian lemak, gliserol, dan hidrolisa! Lemak adalah zat organic hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam air tetapi dapat larut dalam kloroform, eter, dan benzene. Molekul lemak terdiri dari empat bagian, yaitu satu molekul gliserol dan 3 molekul asam lemak. Berdasarkan komposisi kimianya, lemak terbagi atas 3 jenis yaitu: lemak sederhana, Lemak campuran, dan lemak asli. Gliserol (propane 1,2,3-triol) adalah komponen utama dari semua lemak dan minyak, dalam bentuk ester yang disebut gliserida. Hidrolisa adalah suatu penguraian garam menjadi asam dan basanya.

3. Jelaskan pengujian sifat-sifat lemak! (ada 4) Angka PenyabunanAngka yang menunjukan berapa mg larutan alkali yang dibutuhkan untuk membentuk 1 gram sabun secara sempurna. Teknik yang digunakan adalah titrasi asidimetri setelah proses penyabunan sempurna. Teknik untuk mengidentifikasi bilangan penyabunan sama seperti penentuan angka ester. Dengan cara merefluks sampuran lemak/minyakdengan larutan alkali berlebih dan mentitrasinya. Angka EsterAngka yang menyatakan berapa mg larutan alkali yang dibutuhkan untuk menyabunkan ester yang terdapat dalam 1 gram lemak/minyak. Jadi, angka ester merupakan ukuran kadar ester yang terdapat dalam minyak/lemak. Penetapan angka ester dapat terganggu jika dalam lemak terdapat suatu anhidrida atau suatu lakton. Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi angka ester adalah dengan cara merefluks campuran lemak/ minyak dengan larutan alkali berlebih, sampai terbentuk sabun. Kelebihan larutan alkali yang ditambahkan selanjutnya dititrasi. Angka IodinMerupakan bilangan yang menunjukan berapa mg halogen (dinyatakan sebagai iodin) yang dapat diikat oleh 100 mg lemak atau berapa persen halogen yang dapat diikat lemak.Senyawa halogen yang digunakan untuk penentuan bilangan iodin adalah senyawa antar halogen, yaitu iodobromida (IBr, senyawa hanus). Senyawa hanus bereaksi dengan lemak melalui reaksi adisi pada ikatan rangkap. Dengan demikian bilangan iodin merupakan ukuran banyaknya ikatan rangkap dalam asam lemak.Teknik yang digunakan adalah titrasi iodometri. Titrasi dilakukan setelah reaksi adisi berangsung secara sempurna. Angka Reichert MeisselAngka Reichert Meissel menunjukan jumlah asam-asam lemak yang dapat larut dalam air dan mudah menguap. Angka ini dinyatakan sebagai jumlah ml larutan alkalimetri yang digunakan dalam menetralkan asam lemak yang menguap dan larut dalam air.

4. Proses Industri minyak sawit (produksi)!

5. Fungsi Lemak! Sebagai pelindung tubuh dari suhu rendah Sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K Sebagai pelindung alat-alat tubuh vital, seperti jantung dan lambung (alat bantalan lemak) Sabagai penghasil energi tertinggi Penahan rasa lapar, karena adanya lemak akan memperlambat perncernaan. Bila pencernaan terlalu cepat maka akan cepat pula lapar Sebagai salah satu bahan penyusun hormone dan vitamin (khususnya untuk sterol) Sebagai salah satu bahan penyusun empedu, asam kholat (di dalam hati) dan hormone seks (khususnya untuk kolesterol) Pembawa zat-zat makan esensial