Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
-
Upload
nurul-fatimah -
Category
Documents
-
view
740 -
download
38
Transcript of Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
I. Judul Percobaan
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
II. Tanggal Percobaan
Senin, 25 Maret 2013 pukul 11.00-13.15 WIB
III. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan kegiatan praktikum diharapkan mahasiswa dapat:
1. Untuk memberikan gambaran bahwa reaksi penyabunan hidroksida adalah reaksi
orde 2.
2. Menentukan konstanta kecepatan reaksi pada reaksi tersebut.
IV. Dasar Teori
Kinetika kimia merupakan bagian dari ilmu Kimia Fisika yang mempelajari
tentang kecepatan reaksi-reaksi kimia dan mekanisme reaksi-reaksi yang
bersangkutan.Tidak semua reaksi kimia dapat dipelajari secara kinetik.Reaksi-reaksi
yang berjalan sangat cepat seperti reaksi-reaksi ion atau pembakaran dan reaksi-reaksi
yang sangat lambat seperti pengkaratan, tidak dapat dipelajari secara kinetik.Diantara
kedua jenis ini, banyak reaksi-reaksi yang kecepatannya dapat diukur.
Ditinjau dari fase zat yang bereaksi, dikenal dua macam reaksi, yaitu :
a. Reaksi homogen, yaitu reaksi dimana tidak terjadi perubahan fase.
b. Reaksi heterogen, yaitu reaksi dimana terjadi perubahan fase.
Kecepatan reaksi adalah kecepatan perubahan konsentrasi terhadap waktu, jadi
−dcdt , tanda negatif menunjukkan bahwa konsentrasi berkurang bila waktu bertambah.
Laju reaksi merupakan laju berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya hasil
reaksi persatuan waktu. Bila laju reaksi dengan persamaan: aA + bB ↔ cC + dD.
Semakin besar konsentrasi zat-zat pereaksi cenderung akan mempercepat laju
reaksi, tetapi seberapa cepat menemukan orde reaksi merupakan salah satu cara
memperkirakan sejauh mana konsentrasi zat pereaksi mempengaruhi laju reaksi tertentu.
1
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
Orde reaksi adalah jumlah pangkat faktor konsentrasi dalam hukum laju bentuk
diferensial. Orde reaksi adalah ukuran konstribusi setiap konsentrasi pereaksi atau zat
yang berperan dalam laju reaksi. Pada umunya orde reaksi merupakan bilangan bulat
dan kecil namun dalam beberapa hal pecahan atau nol. Penentuan orde reaksi adalah hal
yang essensial daripada penelitian-penelitian terhadap proses kimia yang menyangkut
analisis hubungan konsentrasi dan waktu.
Menurut Hukum Kegiatan Massa, kecepatan reaksi pada temperatur tetap,
berbanding lurus dengan konsentrasi pengikut-pengikutnya dan masing-masing
berpangkat sebanyak molekul dalam persamaan reaksi.
Orde reaksi 1 :
A → hasil
Rate = k1.CA.
Orde reaksi 2 :
2A → hasil
Rate = k2. C2A.
A + B → hasil
Rate = k2.CA.CB
Orde reaksi 3 :
A + 2B → hasil
Rate = k3.CA.C2B.
2A + B → hasil
Rate = k3.C2A.CB.
2
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
Untuk memberikan gambaran bahwa reaksi penyabunan etilasetat oleh ion
hidroksi adalah orde dua yaitu reaksi dibawah ini :
CH3COOC2H5 + OH- CH3COO- + C2H5OH
t = 0 A b - -
X x X X
t = t (a-x) (b-x) X X
Reaksi bimolekuler tingkat dua dapat dinyatakan sebagai berikut :
A + B Hasil
t = 0 A b -
t = t a-x b-x X
dxdt
= k2 ( a−x ) (b−x )
Dimana :
a = konsentrasi awal ester (mol/L)
b = konsentrasi awal ion OH- (mol/L)
x = jumlah mol/L ester atau basa yang telah bereaksi
k2 = tetapan laju reaksi (mmol-1.menit-1)
Intregasi :
k 2 = 1t (a−b )
lnb ( a−x )a (b−x )
k 2 = 2,303t (a−b )
logb ( a−x )a ( b−x )
Untuk dapat menentukan apakah suatu reaksi orde dua atau bukan dapat diselidiki
seperti pada reaksi tingkat satu yaitu :
1. Dengan memasukkan harga a, b, t dan x pada persamaan :
k 2=1
t (a−b)ln
b ( a−x )a (b−x )
Bila harga-harga k2 tetap maka reaksi orde dua.
3
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
2. Secara grafik
t=2,303k2 (a−b )
logb (a−x )a (b−x )
+2,303k2 (a−b )
logba
Bila reaksi orde dua maka grafik t terhadap log
(a−x )(b−x ) merupakan garis lurus tangen
atau slope :
slope=2,303k2 (a−b )
k 2=2,303slope (a−b )
Untuk konsentrasi sama :
k 2=1a−x
=1a
t=1k 2 (a−b )
−1k2a
Jadi grafik
1a−x harus lurus bila reaksi orde dua.
3. Half life period tidak dapat dipakai untuk menyelidiki tingkat reaksi, dimana
konsentrasi A dan B berbeda, karena A dan B akan mempunyai waktu berbeda untuk
bereaksinya setengah jumlah zat tersebut.
Reaksi-reaksi orde I adalah reaksi-reaksi yang lajunya berbanding langsung
dengan konsentrasi reaktan, yaitu:
−d [C ]dt
= k [C ]
yang pada integrasi memberikan
ln [C] = ln [C]0 – kt
atau [C] = [C]0 e-kt
atau k =
1t
ln[ C ]0[C ]
4
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
[C]0 adalah konsentrasi reaktan pada t = 0. Untuk reaksi-reaksi orde I, plot ln [C] (atau
log [C]) terhadap t merupakan suatu baris lurus. Intersep memberikan konsentrasi pada t
= 0 dan k dapat dihitung dari kemiripan tersebut.
Dalam reaksi orde II, laju reaksi berbanding langsung dengan kuadrat konsentrasi
dari satu reaktan atau dengan hasil kali konsentrasi yang meningkat sampai pangkat satu
atau dua
1. Kasus I
2A → Produk
−d [ A ]dt
= k [ A ]2
yang pada integrasi memberikan
1[ A ]
= 1
[ A ]0+ kt
dimana [A]0 adalah konsentrasi reaktan pada t=0.
2. Kasus II
aA + bB → Produk
dimana a ≠ b dan [A]0 ≠ [B]0, persamaan laju diferentsial adalah
-1a
d [ A ]dt
= - 1b
d [ B ]dt
= k [ A ] [ B ]
dan persamaan laju yang diintegrasi adalah
1b [ A ]0 - a [ B ]0
ln ( [ B ]0 [ A ][ B ] [ A ]0 )= kt
Jika a = b = 1, persamaan diatas menjadi
1[ A ]0 - [ B ]0
ln ( [ B ]0 [ A ][ B ] [ A ]0)= kt
Plot kiri dari persamaan diatas terhadap t akan merupakan garis lurus. Konstanta laju
dapat dihitung dari kemiripan dan konsentrasi awal reaktan dari intersep tersebut.
Saponifikasi adalah suatu reaksi yang menghasilkan sabun dan gliserol, dengan
menghidrolisa dengan basa, suatu lemak atau minyak.Sabun merupakan garam logam
alkali dengan rantai asam monocarboxylic yang panjang.Larutan Alkali yang digunakan
5
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun tersebut.Larutan alkali yang
biasanya digunakan pada sabun keras adalah natrium hidroksida dan alkali yang
biasanya digunakan pada sabun lunak adalah kalium hidroksida.
Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran – kotoran berupa minyak ataupun zat
pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan
larutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupa
lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut.
V. Alat dan Bahan
V.1. Alat
Corong kaca
Stopwatch
Gelas kimia
Erlenmeyer
Buret
Statif dan klem
Gelas ukur
Thermometer
Pipet tets
V.2. Bahan
Larutan etil asetat 0.02 N
Indikator PP
Larutan NaOH 0.02 N
Aquades
Larutan HCl 0.02 N
6
Masing-masing dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berbeda
Diletakkan di dalam thermostat (sampai suhu keduanya sama)
Campuran Larutan
125 mL etil asetat 0.02 N dicampurkan dengan cepat ke dalam larutan 100 mL NaOH 0.02 NDikocok dengan baikDijalankan stopwatch pada saat kedua larutan bercampur
Campuran Larutan
Setelah 3 menit dipipet 5 mL dan dimasukkan ke Erlenmeyer yang bersi dengan 10 mL HCl 0.02 NDiulangi pengambilan pada menit 8, 15, 25, 40, dan 65Diaduk dengan baikDitambah indicator PPDititrasi dengan NaOH 0.02 N
V NaOH
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
VII. Hasil Pengamatan
No ALUR KERJA HASIL AWAL HASIL AKHIR DUGAAN (REAKSI) KESIMPULAN
125 mL Etil Asetat 0.02N =
larutan jernih tak berwarna
100 mL NaOH 0.02N =larutan jernih tak berwarna
10 mL HCl 0.02 N =larutan jernih tak berwarna
Indicator PP =larutan jernih tak berwarna
NaOH 0.02 N =larutan jernih tak berwarna
125 mL Etil Asetat 0.02N + 100 mL NaOH 0.02N =larutan jernih tak berwarna, terbentuk endapan putih
125 mL Etil Asetat 0.02N + 100 mL NaOH 0.02N + 10 mL HCl 0.02 N =larutan jernih tak berwarna
125 mL Etil Asetat 0.02N + 100 mL NaOH 0.02N + 10 mL HCl 0.02 N + Indikator PP =larutan jernih tak berwarna
Dititrasi dengan NaOH=larutan merah muda
Volume NaOH :a. t=3’ → V= 8,1 mlb. t=8’ → V= 8,5 mlc. t=15’ → V= 8,6 mld. t=25’ → V= 8,8 mle. t=40’ → V= 9,1 mlf. t=65’ → V= 9,4 ml
CH3COOC2H5 + NaOH CH3COONa + C2H5OH
Reaksi berorde dua
k=1t
.1
(a−b)ln
b(a−x)a(b−x)
Reaksi saponifikasi etil asetat merupakan reaksi berorde dua
8
125 mL etil asetat
0,02 N
100 mL NaOH 0,02 N
Kedua Suhu Larutan Sama
Campuran Larutan
Disimpan 2 hariDipanskanDidinginkanDipipet 5 mL dan dimasukkan ke Erlenmeyer yang bersi dengan 10 mL HCl 0.02 NDiaduk dengan baikDitambah indicator PPDititrasi dengan NaOH 0.02 N
V NaOH
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
No ALUR KERJA HASIL AWAL HASIL AKHIR DUGAAN (REAKSI) KESIMPULAN
Campuran larutan yang disimpan selama 2 hari=larutan keruh
Setelah dipanaskan =larutan jernih tak berwarna
Setelah didingnkan=larutan jernih tak berwarna
Campuran + 10 mL HCl 0.02 N =larutan jernih tak berwarna
Ditambah indicator PP =larutan jernih tak berwarna
Dititrasi dengan NaOH=larutan merah muda
V NaOH= 9,6 ml
9
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
VIII.Analisis dan Pembahasan
Percobaan mengenai kinetika reaksi saponifikasi etil asetat yang bertujuan untuk
memberikan gambaran bahwa reaksi penyabunan hidroksida adalah reaksi orde 2, dan
menentukan konstanta kecepatan reaksi pada reaksi tersebut. Langkah pertama adalah
menyiapkan 125 mL etil asetat 0.02 N dan 100 mL NaOH 0.02 N, keduanya berupa
larutan jernih tak berwarna. Selanjutnya 125 mL etil asetat 0.02 N dicampurkan dengan
cepat ke dalam larutan 100 mL NaOH 0.02 N, reaksi yang dihasilkan adalah berupa
larutan jernih tak berwarna dan terbentuk endapan putih. Persamaan reaksi dari kedua
larutan tersebut adalah:
CH3COOC2H5(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + C2H5OH(aq)
Campuran larutan dikocok dengan baik selama selang waktu yang berbeda. Selang
waktu pertama campuran larutan dikocok dengan baik selama 3 menit, kemudian
diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan jernih tak
berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10 mL HCl
0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang
signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang
dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan
jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk
perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan
larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,
titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH
yang didapatkan, yaitu sebesar 8.1 mL.
Selang waktu kedua campuran larutan dikocok dengan baik selama 8 menit,
kemudian diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan
jernih tak berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10
mL HCl 0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang
signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang
dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan
jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk
perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan
larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,
10
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH
yang didapatkan, yaitu sebesar 8.5 mL.
Selang waktu ketiga campuran larutan dikocok dengan baik selama 15 menit,
kemudian diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan
jernih tak berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10
mL HCl 0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang
signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang
dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan
jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk
perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan
larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,
titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH
yang didapatkan, yaitu sebesar 8.6 mL.
Selang waktu kedua campuran larutan dikocok dengan baik selama 25 menit,
kemudian diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan
jernih tak berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10
mL HCl 0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang
signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang
dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan
jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk
perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan
larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,
titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH
yang didapatkan, yaitu sebesar 8.8 mL.
Selang waktu kedua campuran larutan dikocok dengan baik selama 40 menit,
kemudian diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan
jernih tak berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10
mL HCl 0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang
signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang
dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan
jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk
11
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan
larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,
titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH
yang didapatkan, yaitu sebesar 9.1 mL.
Selang waktu kedua campuran larutan dikocok dengan baik selama 65 menit,
kemudian diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan
jernih tak berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10
mL HCl 0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang
signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang
dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan
jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk
perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan
larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,
titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH
yang didapatkan, yaitu sebesar 9.4 mL.
Selang waktu kedua campuran larutan dikocok dengan baik selama 2 hari
menghasilkan larutan keruh, kemudian campuran larutan dipanaskan untuk
menghasilkan larutan jernih tak berwarna, setelah larutan didinginkan selanjutnya
diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan jernih tak
berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10 mL HCl
0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang
signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang
dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan
jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk
perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan
larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,
titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH
yang didapatkan, yaitu sebesar 9.6 mL.
12
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
Dari data hasil pengamatan yang didapatkan, selanjutnya akan didistribusikan
dalam sebuah table sebagai berikut:
waktu (s)n HCl sisa
(mmol)
n HCl bereaksi
(mmol)(a-x) mmol (b-x) mmol
180 0.162 1.962 0.538 1.962
480 0.17 1.970 0.503 1.970
900 0.172 1.972 0.528 1.972
1500 0.176 1.976 0.524 1.976
2400 0.182 1.982 0.518 1.982
3900 0.188 1.988 0.512 1.988
172800 0.192 0.008 0.508 1.992
Sehingga di dapat nilai ln (a-x) / (b-x) sebagai berikut :
t (menit) ln (a-x) / (b-x)
3 0,22700967
8 0,22618461
15 0,22597928
25 0,22556976
40 0,22495825
65 0,22435007
2880 0,22394644
Grafik yang didapatkan:
13
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
1 10 100 1000 100000
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
f(x) = 0.000374583429628714 x + 3.08811726993398R² = 0.560579750331101
Kurva Metode Grafik Integral Orde 2
ln (a-x) / (b-x)Linear (ln (a-x) / (b-x))
t (menit)
Ln (
a-x)
/(b-
x)
Dari grafik diatas, maka dapat diketahui bahwa reaksi memiliki orde dua, dimana
ciri dari reaksi berorde dua ini adalah dapat dilihat dari grafiknya yang mirirng keatas.
IX. Kesimpulan
Reaksi saponifikasi merupakan reaksi berorde dua dengan nilai laju reaksi pada :
t 3 menit adalah 0,1258 t 8 menit adalah 0,0559 t 15 menit adalah 0,0335 t 25 menit adalah 0,0233 t 40 menit adalah 0,01919 t 65 menit adalah 0,0175 t 2880 menit adalah 0,0014
X. Jawaban Pertanyaan
1. Kenyataan apakah yang membuktikan bahwa reaksi penyabunan etil asetat ini
adalah reaksi orde dua?
Jawab:
Yang membuktikan bahwa reaksi penyabunan etil asetat memiliki orde duayaitu
dapat dilihat dari grafik di bawah ini:
2. Apakah perbedaan antara orde reaksi dengan kemolekulan reaksi?
14
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
Jawab:
a. Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi.
b. Kemolekulan reaksi merupakan banyaknya molekul zat pereaksi (reaktan)
dalam sebuah persamaan stoikiometri reaksi yang sederhana. Kemolekulan
reaksi selalu berupa bilangan bulat positif.
Contoh:
Reaksi: a A + b B c C + d D
Kemolekulan reaksinya = a + b
Reaksi: 2 A + B 3 C + 2 D
Kemolekulan reaksinya = 2 + 1 = 3
3. Apakah yang mempengaruhi laju reaksi? Jelaskan!
Jawab:
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Luas permukaan sentuh
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam jumlah
yang besar, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga
sebaliknya, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin
kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin
kecil.
b. Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada
suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin
aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan
laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel
semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
c. Katalis
15
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu,
tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis
berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada
suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.
Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
d. Molaritas
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut.
Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu
zat, maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada
molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas
yang tinggi.
e. Konsentrasi
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrasi reaktan
maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya
semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia
dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga
sehingga kecepatan reaksi meningkat.
4. Apakah yang dimaksud dengan tetapan laju reaksi?
Jawab:
Tetapan laju reaksi (k) adalah perbandingan antara laju reaksi dengan konsentrasi
reaktan. Nilai k akan semakin besar jika reaksi berlangsung cepat, walaupun dengan
konsentrasi reaktan dalam jumlah kecil. Nilai k hanya dapat diperoleh melalui
analisis data eksperimen, tidak berdasarkan stoikiometri maupun koefisien reaksi.
XI. Daftar Pustaka
Anonim. 2011. Saponifikasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Saponifikasi. (Diakses pada
hari Sabtu, Tanggal 30 Maret 2013, Pukul 13.00 WIB).
16
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
Azizah, Utiyah. 2004. LAJU REAKSI. Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Daniel et at. 1970. Exsperiment Physical Chemistry, 7th Ed. New York: Mc. Graw Hill.
Endah. Soepi dan Suyono. 1990. Kinetika Kimia. Surabaya: University Press IKIP
Surabaya.
Findly. 1976. Pratical Physical Chemistry, 8th Ed.
Laidler, Keith. J and Meisle, John H. 1982. Physical Chemistry. California: The
Benjamin / Cuming Publithing Compay, Inc.
Sahrun.2010. Laporan Tetap Praktikum Kimia Fisika II. Mataram:Jurusan Kimia,
Fakultas MIPA, Universitas Mataram. (Diakses pada hari Sabtu, Tanggal 30 Maret
2013, Pukul 13.30 WIB).
Suyono dan Yonata, Bertha. 2011. Panduan Praktikum Kimia Fisika III. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
17
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Mol CH3COOC2H5 = M . V
= 0,02 M . 125 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = M . V
= 0,02 M . 100 mL
= 2 mmol
CH3COOC2H5 + NaOH CH3COONa + C2H5OH
M 2,5 2
R x x x x
S (2,5-x) (2-x) x x
Mol HCl = M . V
= 0,02 M . 10 mL
= 0,2 mmol
HCl sisa
t = 3 menit
mmol HCl = mmol NaOH
= (0,02 N) (8,1 mL)
= 0,162 mmol
t = 8 menit
mmol HCl = mmol NaOH
= (0,02 N) (8,5 mL)
= 0,17 mmol
18
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
t = 15 menit
mmol HCl = mmol NaOH
= (0,02 N) (8,6 mL)
= 0,172 mmol
t = 25 menit
mmol HCl = mmol NaOH
= (0,02 N) (8,8 mL)
= 0,176 mmol
t = 40 menit
mmol HCl = mmol NaOH
= (0,02 N) (9,1 mL)
= 0,182 mmol
t = 65 menit
mmol HCl = mmol NaOH
= (0,02 N) (9,4 mL)
= 0,188 mmol
t = 2880 menit
mmol HCl = mmol NaOH
= (0,02 N) (9,6 mL)
= 0,192 mmol
mol NaOH sisa (b-x)
t = 3 menit 0,2 mmol – 0,162 mmol = 0,038 mmol
t = 8 menit 0,2 mmol – 0,17 mmol = 0,03 mmol
t = 15 menit 0,2 mmol – 0,172 mmol = 0,028 mmol
t = 25 menit 0,2 mmol – 0,176 mmol = 0,024 mmol
t = 40 menit 0,2 mmol – 0,182 mmol = 0,018 mmol
19
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
t = 65 menit 0,2 mmol – 0,188 mmol = 0,012 mmol
t = 2880 menit 0,2 mmol – 0,192 mmol = 0,008 mmol
mol HCl yang bereaksi (X) = mol NaOH (b-x)
t = 3 menit
b-x = 0,038 mmol
x = 2 mmol - 0,038 mmol
x = 1,962 mmol
t = 8 menit
b-x = 0,030 mmol
x = 2 mmol - 0,030 mmol
x = 1,970 mmol
t = 15 menit
b-x = 0,028 mmol
x = 2 mmol - 0,028 mmol
x = 1,972 mmol
t = 25 menit
b-x = 0,024 mmol
x = 2 mmol - 0,024 mmol
x = 1,976 mmol
t = 40 menit
b-x = 0,018 mmol
x = 2 mmol - 0,018 mmol
x = 1,982 mmol
20
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
t = 65 menit
b-x = 0,012 mmol
x = 2 mmol - 0,012 mmol
x = 1,988 mmol
t = 2880 menit
b-x = 0,008 mmol
x = 2 mmol - 0,008 mmol
x = 1,992 mmol
(a-x)
t = 3 menit 2,5 mmol – 1,962 mmol = 0,538 mmol
t = 8 menit 2,5 mmol – 1,970 mmol = 0,503 mmol
t = 15 menit 2,5 mmol – 1,972 mmol = 0,528 mmol
t = 25 menit 2,5 mmol – 1,976 mmol = 0,524 mmol
t = 40 menit 2,5 mmol – 1,982 mmol = 0,518 mmol
t = 65 menit 2,5 mmol – 1,988 mmol = 0,512 mmol
t = 2880 menit 2,5 mmol – 1,992 mmol = 0,508 mmol
a : mol CH3COOC2H5 mula-mula = 2,5 mmol
b : mol NaOH mula-mula = 2 mmol
x : mol yang bereaksi
k1 = 1t
.1
(a−b)ln
b(a−x )a(b−x )
= 1
180.
1(2,5−2)
ln2(0,538)
2,5(0,038)
= (1/90) . (11.3263)
= 0,1258
21
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
k2 = 1t
.1
(a−b)ln
b(a−x )a(b−x )
= 1
480.
1(2,5−2)
ln2(0,503)2,5(0,03)
= (1/240) . (13,4133)
= 0,0559
k3 = 1t
.1
(a−b)ln
b(a−x )a(b−x )
= 1
900.
1(2,5−2)
ln2 (0,528)
2,5 (0,028)
= (1/450) . (15,0857)
= 0,0335
k4 = 1t
.1
(a−b)ln
b(a−x )a(b−x )
= 1
1500.
1(2,5−2)
ln2(0,524)
2,5(0,024)
= (1/750) . (17,4667)
= 0,0233
k5 = 1t
.1
(a−b)ln
b(a−x )a(b−x )
= 1
2400.
1(2,5−2)
ln2(0,518)
2,5(0,018)
= (1/1200) . (23,0222)
= 0,01919
k6 = 1t
.1
(a−b)ln
b(a−x )a(b−x )
= 1
3900.
1(2,5−2)
ln2(0,512)
2,5(0,012)
= (1/1950) . (34,1333)
22
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
= 0,0175
k7 = 1t
.1
(a−b)ln
b(a−x )a(b−x )
= 1
72800.
1(2,5−2)
ln2(0,508)
2,5(0,008)
= (1/36400) . (50,8000)
= 0,0014
Grafik
t
(menit)
ln (a-x) /
(b-x)a-x b-x (a-x)/(b-x)
3 0,22700967 2,462 1,962 1,255
8 0,22618461 2,47 1,97 1,254
15 0,22597928 2,472 1,972 1,254
25 0,22556976 2,476 1,976 1,253
40 0,22495825 2,482 2 1,252
65 0,22435007 2,488 1,988 1,252
2880 0,22394644 2,492 1,992 1,251
23
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
1 10 100 1000 100000
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
f(x) = 0.000374583429628714 x + 3.08811726993398R² = 0.560579750331101
Kurva Metode Grafik Integral Orde 2
ln (a-x) / (b-x)Linear (ln (a-x) / (b-x))
t (menit)
Ln (
a-x)
/(b-
x)
24
Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
LAMPIRAN DOKUMENTASI
25
HCl + NaOH + etil asetat + indikator PP
( sebelum dititrasi )
Menit k-3setelah titrasi
dengan NaOH 0,02 M
Menit k-8setelah titrasi
dengan NaOH 0,02 M
Menit k-15setelah titrasi
dengan NaOH 0,02 M