Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

36
Praktikum Kimia Fisika II Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat I. Judul Percobaan Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat II. Tanggal Percobaan Senin, 25 Maret 2013 pukul 11.00-13.15 WIB III. Tujuan Percobaan Setelah melakukan kegiatan praktikum diharapkan mahasiswa dapat: 1. Untuk memberikan gambaran bahwa reaksi penyabunan hidroksida adalah reaksi orde 2. 2. Menentukan konstanta kecepatan reaksi pada reaksi tersebut. IV. Dasar Teori Kinetika kimia merupakan bagian dari ilmu Kimia Fisika yang mempelajari tentang kecepatan reaksi-reaksi kimia dan mekanisme reaksi-reaksi yang bersangkutan.Tidak semua reaksi kimia dapat dipelajari secara kinetik.Reaksi-reaksi yang berjalan sangat cepat seperti reaksi-reaksi ion atau pembakaran dan reaksi-reaksi yang sangat lambat seperti pengkaratan, tidak dapat dipelajari secara kinetik.Diantara kedua jenis ini, banyak reaksi-reaksi yang kecepatannya dapat diukur. Ditinjau dari fase zat yang bereaksi, dikenal dua macam reaksi, yaitu : 1

Transcript of Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

I. Judul Percobaan

Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

II. Tanggal Percobaan

Senin, 25 Maret 2013 pukul 11.00-13.15 WIB

III. Tujuan Percobaan

Setelah melakukan kegiatan praktikum diharapkan mahasiswa dapat:

1. Untuk memberikan gambaran bahwa reaksi penyabunan hidroksida adalah reaksi

orde 2.

2. Menentukan konstanta kecepatan reaksi pada reaksi tersebut.

IV. Dasar Teori

Kinetika kimia merupakan bagian dari ilmu Kimia Fisika yang mempelajari

tentang kecepatan reaksi-reaksi kimia dan mekanisme reaksi-reaksi yang

bersangkutan.Tidak semua reaksi kimia dapat dipelajari secara kinetik.Reaksi-reaksi

yang berjalan sangat cepat seperti reaksi-reaksi ion atau pembakaran dan reaksi-reaksi

yang sangat lambat seperti pengkaratan, tidak dapat dipelajari secara kinetik.Diantara

kedua jenis ini, banyak reaksi-reaksi yang kecepatannya dapat diukur.

Ditinjau dari fase zat yang bereaksi, dikenal dua macam reaksi, yaitu :

a. Reaksi homogen, yaitu reaksi dimana tidak terjadi perubahan fase.

b. Reaksi heterogen, yaitu reaksi dimana terjadi perubahan fase.

Kecepatan reaksi adalah kecepatan perubahan konsentrasi terhadap waktu, jadi

−dcdt , tanda negatif menunjukkan bahwa konsentrasi berkurang bila waktu bertambah.

Laju reaksi merupakan laju berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya hasil

reaksi persatuan waktu. Bila laju reaksi dengan persamaan: aA + bB ↔ cC + dD.

Semakin besar konsentrasi zat-zat pereaksi cenderung akan mempercepat laju

reaksi, tetapi seberapa cepat menemukan orde reaksi merupakan salah satu cara

memperkirakan sejauh mana konsentrasi zat pereaksi mempengaruhi laju reaksi tertentu.

1

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

Orde reaksi adalah jumlah pangkat faktor konsentrasi dalam hukum laju bentuk

diferensial. Orde reaksi adalah ukuran konstribusi setiap konsentrasi pereaksi atau zat

yang berperan dalam laju reaksi. Pada umunya orde reaksi merupakan bilangan bulat

dan kecil namun dalam beberapa hal pecahan atau nol. Penentuan orde reaksi adalah hal

yang essensial daripada penelitian-penelitian terhadap proses kimia yang menyangkut

analisis hubungan konsentrasi dan waktu.

Menurut Hukum Kegiatan Massa, kecepatan reaksi pada temperatur tetap,

berbanding lurus dengan konsentrasi pengikut-pengikutnya dan masing-masing

berpangkat sebanyak molekul dalam persamaan reaksi.

Orde reaksi 1 :

A → hasil

Rate = k1.CA.

Orde reaksi 2 :

2A → hasil

Rate = k2. C2A.

A + B → hasil

Rate = k2.CA.CB

Orde reaksi 3 :

A + 2B → hasil

Rate = k3.CA.C2B.

2A + B → hasil

Rate = k3.C2A.CB.

2

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

Untuk memberikan gambaran bahwa reaksi penyabunan etilasetat oleh ion

hidroksi adalah orde dua yaitu reaksi dibawah ini :

CH3COOC2H5 + OH- CH3COO- + C2H5OH

t = 0 A b - -

X x X X

t = t (a-x) (b-x) X X

Reaksi bimolekuler tingkat dua dapat dinyatakan sebagai berikut :

A + B Hasil

t = 0 A b -

t = t a-x b-x X

dxdt

= k2 ( a−x ) (b−x )

Dimana :

a = konsentrasi awal ester (mol/L)

b = konsentrasi awal ion OH- (mol/L)

x = jumlah mol/L ester atau basa yang telah bereaksi

k2 = tetapan laju reaksi (mmol-1.menit-1)

Intregasi :

k 2 = 1t (a−b )

lnb ( a−x )a (b−x )

k 2 = 2,303t (a−b )

logb ( a−x )a ( b−x )

Untuk dapat menentukan apakah suatu reaksi orde dua atau bukan dapat diselidiki

seperti pada reaksi tingkat satu yaitu :

1. Dengan memasukkan harga a, b, t dan x pada persamaan :

k 2=1

t (a−b)ln

b ( a−x )a (b−x )

Bila harga-harga k2 tetap maka reaksi orde dua.

3

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

2. Secara grafik

t=2,303k2 (a−b )

logb (a−x )a (b−x )

+2,303k2 (a−b )

logba

Bila reaksi orde dua maka grafik t terhadap log

(a−x )(b−x ) merupakan garis lurus tangen

atau slope :

slope=2,303k2 (a−b )

k 2=2,303slope (a−b )

Untuk konsentrasi sama :

k 2=1a−x

=1a

t=1k 2 (a−b )

−1k2a

Jadi grafik

1a−x harus lurus bila reaksi orde dua.

3. Half life period tidak dapat dipakai untuk menyelidiki tingkat reaksi, dimana

konsentrasi A dan B berbeda, karena A dan B akan mempunyai waktu berbeda untuk

bereaksinya setengah jumlah zat tersebut.

Reaksi-reaksi orde I adalah reaksi-reaksi yang lajunya berbanding langsung

dengan konsentrasi reaktan, yaitu:

−d [C ]dt

= k [C ]

yang pada integrasi memberikan

ln [C] = ln [C]0 – kt

atau [C] = [C]0 e-kt

atau k =

1t

ln[ C ]0[C ]

4

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

[C]0 adalah konsentrasi reaktan pada t = 0. Untuk reaksi-reaksi orde I, plot ln [C] (atau

log [C]) terhadap t merupakan suatu baris lurus. Intersep memberikan konsentrasi pada t

= 0 dan k dapat dihitung dari kemiripan tersebut.

Dalam reaksi orde II, laju reaksi berbanding langsung dengan kuadrat konsentrasi

dari satu reaktan atau dengan hasil kali konsentrasi yang meningkat sampai pangkat satu

atau dua

1. Kasus I

2A → Produk

−d [ A ]dt

= k [ A ]2

yang pada integrasi memberikan

1[ A ]

= 1

[ A ]0+ kt

dimana [A]0 adalah konsentrasi reaktan pada t=0.

2. Kasus II

aA + bB → Produk

dimana a ≠ b dan [A]0 ≠ [B]0, persamaan laju diferentsial adalah

-1a

d [ A ]dt

= - 1b

d [ B ]dt

= k [ A ] [ B ]

dan persamaan laju yang diintegrasi adalah

1b [ A ]0 - a [ B ]0

ln ( [ B ]0 [ A ][ B ] [ A ]0 )= kt

Jika a = b = 1, persamaan diatas menjadi

1[ A ]0 - [ B ]0

ln ( [ B ]0 [ A ][ B ] [ A ]0)= kt

Plot kiri dari persamaan diatas terhadap t akan merupakan garis lurus. Konstanta laju

dapat dihitung dari kemiripan dan konsentrasi awal reaktan dari intersep tersebut.

Saponifikasi adalah suatu reaksi yang menghasilkan sabun dan gliserol, dengan

menghidrolisa dengan basa, suatu lemak atau minyak.Sabun merupakan garam logam

alkali dengan rantai asam monocarboxylic yang panjang.Larutan Alkali yang digunakan

5

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun tersebut.Larutan alkali yang

biasanya digunakan pada sabun keras adalah natrium hidroksida dan alkali yang

biasanya digunakan pada sabun lunak adalah kalium hidroksida.

Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran – kotoran berupa minyak ataupun zat

pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan

larutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupa

lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut.

V. Alat dan Bahan

V.1. Alat

Corong kaca

Stopwatch

Gelas kimia

Erlenmeyer

Buret

Statif dan klem

Gelas ukur

Thermometer

Pipet tets

V.2. Bahan

Larutan etil asetat 0.02 N

Indikator PP

Larutan NaOH 0.02 N

Aquades

Larutan HCl 0.02 N

6

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

VI. Diagram Alir

7

Masing-masing dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berbeda

Diletakkan di dalam thermostat (sampai suhu keduanya sama)

Campuran Larutan

125 mL etil asetat 0.02 N dicampurkan dengan cepat ke dalam larutan 100 mL NaOH 0.02 NDikocok dengan baikDijalankan stopwatch pada saat kedua larutan bercampur

Campuran Larutan

Setelah 3 menit dipipet 5 mL dan dimasukkan ke Erlenmeyer yang bersi dengan 10 mL HCl 0.02 NDiulangi pengambilan pada menit 8, 15, 25, 40, dan 65Diaduk dengan baikDitambah indicator PPDititrasi dengan NaOH 0.02 N

V NaOH

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

VII. Hasil Pengamatan

No ALUR KERJA HASIL AWAL HASIL AKHIR DUGAAN (REAKSI) KESIMPULAN

125 mL Etil Asetat 0.02N =

larutan jernih tak berwarna

100 mL NaOH 0.02N =larutan jernih tak berwarna

10 mL HCl 0.02 N =larutan jernih tak berwarna

Indicator PP =larutan jernih tak berwarna

NaOH 0.02 N =larutan jernih tak berwarna

125 mL Etil Asetat 0.02N + 100 mL NaOH 0.02N =larutan jernih tak berwarna, terbentuk endapan putih

125 mL Etil Asetat 0.02N + 100 mL NaOH 0.02N + 10 mL HCl 0.02 N =larutan jernih tak berwarna

125 mL Etil Asetat 0.02N + 100 mL NaOH 0.02N + 10 mL HCl 0.02 N + Indikator PP =larutan jernih tak berwarna

Dititrasi dengan NaOH=larutan merah muda

Volume NaOH :a. t=3’ → V= 8,1 mlb. t=8’ → V= 8,5 mlc. t=15’ → V= 8,6 mld. t=25’ → V= 8,8 mle. t=40’ → V= 9,1 mlf. t=65’ → V= 9,4 ml

CH3COOC2H5 + NaOH CH3COONa + C2H5OH

Reaksi berorde dua

k=1t

.1

(a−b)ln

b(a−x)a(b−x)

Reaksi saponifikasi etil asetat merupakan reaksi berorde dua

8

125 mL etil asetat

0,02 N

100 mL NaOH 0,02 N

Kedua Suhu Larutan Sama

Campuran Larutan

Disimpan 2 hariDipanskanDidinginkanDipipet 5 mL dan dimasukkan ke Erlenmeyer yang bersi dengan 10 mL HCl 0.02 NDiaduk dengan baikDitambah indicator PPDititrasi dengan NaOH 0.02 N

V NaOH

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

No ALUR KERJA HASIL AWAL HASIL AKHIR DUGAAN (REAKSI) KESIMPULAN

Campuran larutan yang disimpan selama 2 hari=larutan keruh

Setelah dipanaskan =larutan jernih tak berwarna

Setelah didingnkan=larutan jernih tak berwarna

Campuran + 10 mL HCl 0.02 N =larutan jernih tak berwarna

Ditambah indicator PP =larutan jernih tak berwarna

Dititrasi dengan NaOH=larutan merah muda

V NaOH= 9,6 ml

9

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

VIII.Analisis dan Pembahasan

Percobaan mengenai kinetika reaksi saponifikasi etil asetat yang bertujuan untuk

memberikan gambaran bahwa reaksi penyabunan hidroksida adalah reaksi orde 2, dan

menentukan konstanta kecepatan reaksi pada reaksi tersebut. Langkah pertama adalah

menyiapkan 125 mL etil asetat 0.02 N dan 100 mL NaOH 0.02 N, keduanya berupa

larutan jernih tak berwarna. Selanjutnya 125 mL etil asetat 0.02 N dicampurkan dengan

cepat ke dalam larutan 100 mL NaOH 0.02 N, reaksi yang dihasilkan adalah berupa

larutan jernih tak berwarna dan terbentuk endapan putih. Persamaan reaksi dari kedua

larutan tersebut adalah:

CH3COOC2H5(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + C2H5OH(aq)

Campuran larutan dikocok dengan baik selama selang waktu yang berbeda. Selang

waktu pertama campuran larutan dikocok dengan baik selama 3 menit, kemudian

diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan jernih tak

berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10 mL HCl

0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang

signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang

dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan

jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk

perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan

larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,

titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH

yang didapatkan, yaitu sebesar 8.1 mL.

Selang waktu kedua campuran larutan dikocok dengan baik selama 8 menit,

kemudian diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan

jernih tak berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10

mL HCl 0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang

signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang

dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan

jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk

perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan

larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,

10

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH

yang didapatkan, yaitu sebesar 8.5 mL.

Selang waktu ketiga campuran larutan dikocok dengan baik selama 15 menit,

kemudian diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan

jernih tak berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10

mL HCl 0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang

signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang

dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan

jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk

perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan

larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,

titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH

yang didapatkan, yaitu sebesar 8.6 mL.

Selang waktu kedua campuran larutan dikocok dengan baik selama 25 menit,

kemudian diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan

jernih tak berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10

mL HCl 0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang

signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang

dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan

jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk

perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan

larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,

titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH

yang didapatkan, yaitu sebesar 8.8 mL.

Selang waktu kedua campuran larutan dikocok dengan baik selama 40 menit,

kemudian diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan

jernih tak berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10

mL HCl 0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang

signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang

dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan

jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk

11

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan

larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,

titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH

yang didapatkan, yaitu sebesar 9.1 mL.

Selang waktu kedua campuran larutan dikocok dengan baik selama 65 menit,

kemudian diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan

jernih tak berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10

mL HCl 0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang

signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang

dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan

jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk

perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan

larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,

titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH

yang didapatkan, yaitu sebesar 9.4 mL.

Selang waktu kedua campuran larutan dikocok dengan baik selama 2 hari

menghasilkan larutan keruh, kemudian campuran larutan dipanaskan untuk

menghasilkan larutan jernih tak berwarna, setelah larutan didinginkan selanjutnya

diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan jernih tak

berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10 mL HCl

0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang

signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang

dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan

jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk

perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan

larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,

titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH

yang didapatkan, yaitu sebesar 9.6 mL.

12

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

Dari data hasil pengamatan yang didapatkan, selanjutnya akan didistribusikan

dalam sebuah table sebagai berikut:

waktu (s)n HCl sisa

(mmol)

n HCl bereaksi

(mmol)(a-x) mmol (b-x) mmol

180 0.162 1.962 0.538 1.962

480 0.17 1.970 0.503 1.970

900 0.172 1.972 0.528 1.972

1500 0.176 1.976 0.524 1.976

2400 0.182 1.982 0.518 1.982

3900 0.188 1.988 0.512 1.988

172800 0.192 0.008 0.508 1.992

Sehingga di dapat nilai ln (a-x) / (b-x) sebagai berikut :

t (menit) ln (a-x) / (b-x)

3 0,22700967

8 0,22618461

15 0,22597928

25 0,22556976

40 0,22495825

65 0,22435007

2880 0,22394644

Grafik yang didapatkan:

13

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

1 10 100 1000 100000

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

f(x) = 0.000374583429628714 x + 3.08811726993398R² = 0.560579750331101

Kurva Metode Grafik Integral Orde 2

ln (a-x) / (b-x)Linear (ln (a-x) / (b-x))

t (menit)

Ln (

a-x)

/(b-

x)

Dari grafik diatas, maka dapat diketahui bahwa reaksi memiliki orde dua, dimana

ciri dari reaksi berorde dua ini adalah dapat dilihat dari grafiknya yang mirirng keatas.

IX. Kesimpulan

Reaksi saponifikasi merupakan reaksi berorde dua dengan nilai laju reaksi pada :

t 3 menit adalah 0,1258 t 8 menit adalah 0,0559 t 15 menit adalah 0,0335 t 25 menit adalah 0,0233 t 40 menit adalah 0,01919 t 65 menit adalah 0,0175 t 2880 menit adalah 0,0014

X. Jawaban Pertanyaan

1. Kenyataan apakah yang membuktikan bahwa reaksi penyabunan etil asetat ini

adalah reaksi orde dua?

Jawab:

Yang membuktikan bahwa reaksi penyabunan etil asetat memiliki orde duayaitu

dapat dilihat dari grafik di bawah ini:

2. Apakah perbedaan antara orde reaksi dengan kemolekulan reaksi?

14

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

Jawab:

a. Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang

mempengaruhi kecepatan reaksi.

b. Kemolekulan reaksi merupakan banyaknya molekul zat pereaksi (reaktan)

dalam sebuah persamaan stoikiometri reaksi yang sederhana. Kemolekulan

reaksi selalu berupa bilangan bulat positif.

Contoh:

Reaksi: a A + b B c C + d D

Kemolekulan reaksinya = a + b

Reaksi: 2 A + B 3 C + 2 D

Kemolekulan reaksinya = 2 + 1 = 3

3. Apakah yang mempengaruhi laju reaksi? Jelaskan!

Jawab:

Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Luas permukaan sentuh

Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam jumlah

yang besar, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga

sebaliknya, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin

kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin

kecil.

b. Suhu

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada

suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin

aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan

laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel

semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.

c. Katalis

15

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu,

tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis

berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis

memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada

suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis

menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.

Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.

d. Molaritas

Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut.

Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu

zat, maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada

molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas

yang tinggi.

e. Konsentrasi

Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrasi reaktan

maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya

semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia

dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga

sehingga kecepatan reaksi meningkat.

4. Apakah yang dimaksud dengan tetapan laju reaksi?

Jawab:

Tetapan laju reaksi (k) adalah perbandingan antara laju reaksi dengan konsentrasi

reaktan. Nilai k akan semakin besar jika reaksi berlangsung cepat, walaupun dengan

konsentrasi reaktan dalam jumlah kecil. Nilai k hanya dapat diperoleh melalui

analisis data eksperimen, tidak berdasarkan stoikiometri maupun koefisien reaksi.

XI. Daftar Pustaka

Anonim. 2011. Saponifikasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Saponifikasi. (Diakses pada

hari Sabtu, Tanggal 30 Maret 2013, Pukul 13.00 WIB).

16

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

Azizah, Utiyah. 2004. LAJU REAKSI. Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah.

Daniel et at. 1970. Exsperiment Physical Chemistry, 7th Ed. New York: Mc. Graw Hill.

Endah. Soepi dan Suyono. 1990. Kinetika Kimia. Surabaya: University Press IKIP

Surabaya.

Findly. 1976. Pratical Physical Chemistry, 8th Ed.

Laidler, Keith. J and Meisle, John H. 1982. Physical Chemistry. California: The

Benjamin / Cuming Publithing Compay, Inc.

Sahrun.2010. Laporan Tetap Praktikum Kimia Fisika II. Mataram:Jurusan Kimia,

Fakultas MIPA, Universitas Mataram. (Diakses pada hari Sabtu, Tanggal 30 Maret

2013, Pukul 13.30 WIB).

Suyono dan Yonata, Bertha. 2011. Panduan Praktikum Kimia Fisika III. Surabaya:

Universitas Negeri Surabaya.

17

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Mol CH3COOC2H5 = M . V

= 0,02 M . 125 mL

= 2,5 mmol

Mol NaOH = M . V

= 0,02 M . 100 mL

= 2 mmol

CH3COOC2H5 + NaOH CH3COONa + C2H5OH

M 2,5 2

R x x x x

S (2,5-x) (2-x) x x

Mol HCl = M . V

= 0,02 M . 10 mL

= 0,2 mmol

HCl sisa

t = 3 menit

mmol HCl = mmol NaOH

= (0,02 N) (8,1 mL)

= 0,162 mmol

t = 8 menit

mmol HCl = mmol NaOH

= (0,02 N) (8,5 mL)

= 0,17 mmol

18

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

t = 15 menit

mmol HCl = mmol NaOH

= (0,02 N) (8,6 mL)

= 0,172 mmol

t = 25 menit

mmol HCl = mmol NaOH

= (0,02 N) (8,8 mL)

= 0,176 mmol

t = 40 menit

mmol HCl = mmol NaOH

= (0,02 N) (9,1 mL)

= 0,182 mmol

t = 65 menit

mmol HCl = mmol NaOH

= (0,02 N) (9,4 mL)

= 0,188 mmol

t = 2880 menit

mmol HCl = mmol NaOH

= (0,02 N) (9,6 mL)

= 0,192 mmol

mol NaOH sisa (b-x)

t = 3 menit 0,2 mmol – 0,162 mmol = 0,038 mmol

t = 8 menit 0,2 mmol – 0,17 mmol = 0,03 mmol

t = 15 menit 0,2 mmol – 0,172 mmol = 0,028 mmol

t = 25 menit 0,2 mmol – 0,176 mmol = 0,024 mmol

t = 40 menit 0,2 mmol – 0,182 mmol = 0,018 mmol

19

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

t = 65 menit 0,2 mmol – 0,188 mmol = 0,012 mmol

t = 2880 menit 0,2 mmol – 0,192 mmol = 0,008 mmol

mol HCl yang bereaksi (X) = mol NaOH (b-x)

t = 3 menit

b-x = 0,038 mmol

x = 2 mmol - 0,038 mmol

x = 1,962 mmol

t = 8 menit

b-x = 0,030 mmol

x = 2 mmol - 0,030 mmol

x = 1,970 mmol

t = 15 menit

b-x = 0,028 mmol

x = 2 mmol - 0,028 mmol

x = 1,972 mmol

t = 25 menit

b-x = 0,024 mmol

x = 2 mmol - 0,024 mmol

x = 1,976 mmol

t = 40 menit

b-x = 0,018 mmol

x = 2 mmol - 0,018 mmol

x = 1,982 mmol

20

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

t = 65 menit

b-x = 0,012 mmol

x = 2 mmol - 0,012 mmol

x = 1,988 mmol

t = 2880 menit

b-x = 0,008 mmol

x = 2 mmol - 0,008 mmol

x = 1,992 mmol

(a-x)

t = 3 menit 2,5 mmol – 1,962 mmol = 0,538 mmol

t = 8 menit 2,5 mmol – 1,970 mmol = 0,503 mmol

t = 15 menit 2,5 mmol – 1,972 mmol = 0,528 mmol

t = 25 menit 2,5 mmol – 1,976 mmol = 0,524 mmol

t = 40 menit 2,5 mmol – 1,982 mmol = 0,518 mmol

t = 65 menit 2,5 mmol – 1,988 mmol = 0,512 mmol

t = 2880 menit 2,5 mmol – 1,992 mmol = 0,508 mmol

a : mol CH3COOC2H5 mula-mula = 2,5 mmol

b : mol NaOH mula-mula = 2 mmol

x : mol yang bereaksi

k1 = 1t

.1

(a−b)ln

b(a−x )a(b−x )

= 1

180.

1(2,5−2)

ln2(0,538)

2,5(0,038)

= (1/90) . (11.3263)

= 0,1258

21

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

k2 = 1t

.1

(a−b)ln

b(a−x )a(b−x )

= 1

480.

1(2,5−2)

ln2(0,503)2,5(0,03)

= (1/240) . (13,4133)

= 0,0559

k3 = 1t

.1

(a−b)ln

b(a−x )a(b−x )

= 1

900.

1(2,5−2)

ln2 (0,528)

2,5 (0,028)

= (1/450) . (15,0857)

= 0,0335

k4 = 1t

.1

(a−b)ln

b(a−x )a(b−x )

= 1

1500.

1(2,5−2)

ln2(0,524)

2,5(0,024)

= (1/750) . (17,4667)

= 0,0233

k5 = 1t

.1

(a−b)ln

b(a−x )a(b−x )

= 1

2400.

1(2,5−2)

ln2(0,518)

2,5(0,018)

= (1/1200) . (23,0222)

= 0,01919

k6 = 1t

.1

(a−b)ln

b(a−x )a(b−x )

= 1

3900.

1(2,5−2)

ln2(0,512)

2,5(0,012)

= (1/1950) . (34,1333)

22

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

= 0,0175

k7 = 1t

.1

(a−b)ln

b(a−x )a(b−x )

= 1

72800.

1(2,5−2)

ln2(0,508)

2,5(0,008)

= (1/36400) . (50,8000)

= 0,0014

Grafik

t

(menit)

ln (a-x) /

(b-x)a-x b-x (a-x)/(b-x)

3 0,22700967 2,462 1,962 1,255

8 0,22618461 2,47 1,97 1,254

15 0,22597928 2,472 1,972 1,254

25 0,22556976 2,476 1,976 1,253

40 0,22495825 2,482 2 1,252

65 0,22435007 2,488 1,988 1,252

2880 0,22394644 2,492 1,992 1,251

23

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

1 10 100 1000 100000

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

f(x) = 0.000374583429628714 x + 3.08811726993398R² = 0.560579750331101

Kurva Metode Grafik Integral Orde 2

ln (a-x) / (b-x)Linear (ln (a-x) / (b-x))

t (menit)

Ln (

a-x)

/(b-

x)

24

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

LAMPIRAN DOKUMENTASI

25

HCl + NaOH + etil asetat + indikator PP

( sebelum dititrasi )

Menit k-3setelah titrasi

dengan NaOH 0,02 M

Menit k-8setelah titrasi

dengan NaOH 0,02 M

Menit k-15setelah titrasi

dengan NaOH 0,02 M

Praktikum Kimia Fisika IIKinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat

26

Menit k-25setelah titrasi

dengan NaOH 0,02 M

Menit k-40setelah titrasi

dengan NaOH 0,02 M

Menit k-65setelah titrasi

dengan NaOH 0,02 M