Praktikum Protein Dan Lipid Pada Telur
-
Upload
shabrina-hibatul-wafi -
Category
Documents
-
view
81 -
download
8
Transcript of Praktikum Protein Dan Lipid Pada Telur
A. Topik: Analisis kandungan telur
B. Tujuan
1. Mengenal unsur-unsur penyusun protein pada telur
2. Mengetahui kelarutan protein telur
3. Menguji keberadaan protein atau asam amino pada telur secara kualitatif
4. Mengetahui penyebab denaturasi protein pada telur
5. Mendapatkan lipid dari telur dengan cara ekstraksi
6. Mendapatkan atau memisahkan lesitin dari larutan lipid
7. Menunjukkan adanya gliserol yang terdapat di dalam lesitin
8. Menunjukkan proses hidrolisis lemak
9. Memperoleh kolesterol dengan ekstraksi bertingkat serta mengamati bentuk kristal
kolesterol
C. Alat dan Bahan
1. Alat : beaker glass 100 ml dan 250 ml, tabung reaksi besar dan kecil, penjepit
tabung reaksi, bunsen, rak tabung reaksi, adjustable pipette 2 ml dan 5 ml, pipet
tetes, serbet, plastik 2 kg, vortex, waterbath, penyangga kaki tiga, kasa asbes, korek
api, mikroskop, kaca benda, dan kaca penutup.
2. Bahan : telur, kertas lakmus merah dan biru, tisu, aquades, larutan 0,2%
NaOH, larutan 1% NaOH, larutan 10% NaOH, larutan NaOH pekat, larutan 10%
KOH dalam etanol, larutan 0,2% NaCO3, larutan 0,2% HCl, larutan 0,2 M HgCl2,
larutan 0,2 M Pb-Asetat, larutan 0,01 M CuSO4, reagen Millon, reagen Ninhidrin,
larutan HNO3 pekat, etanol 96%, etanol absolut, diethil ether, kertas saring, aseton,
dan KHSO4 padat.
D. Prosedur
1. Memecah cangkang telur dan memisahkan bagian putih dan kuningnya pada dua beaker
glass yang berbeda.
2. Putih telur dilakukan uji sebagai berikut:
a. Mengenal unsur-unsur dalam protein
1 ml albumin dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 2 ml larutan 0,2%
NaOH. Cek pH menggunakan kertas lakmus merah dan biru. Kemudian, panaskan
dengan melewatkan di atas bunsen. Amati hasil yang nampak dan cium bau yang
dihasilkan dari larutan tersebut. Jika tercium bau rambut terbakar berarti terdapat
kandungan nitrogen, jika terbentuk arang berarti terdapat kandungan karbon, dan jika
terbentuk uap air maka terdapat kandungan hidrogen.
b. Kelarutan albumin
1 ml albumin masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan beri tanda A
hingga D. Tabung A ditambah dengan 1 ml aquades, tabung B ditambah dengan 1 ml
larutan 0,2% NaCO3, tabung C ditambah dengan 1 ml larutan 0,2% NaOH, sedangkan
tabung D ditambah dengan 1 ml larutan 0,2% HCl. Keempat tabung reaksi tersebut
divortex selama 1-2 menit dan amati apakah albumin terlarut atau tidak.
c. Pengendapan protein dengan logam berat
1 ml albumin masing-masing dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi. Tabung pertama
ditambah dengan 5 tetes 0,2 M HgCl2 sedangkan tabung kedua ditambahkan dengan 5
tetes 0,2 M Pb-Asetat. Amati apakah terbentuk gumpalan atau tidak.
d. Uji biuret
1 ml albumin dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan dengan 1 ml larutan
10% NaOH dan di vortex. Kemudian ditambahkan 2 tetes CuSO4 dan aduk. Amati
apakah terbentuk warna ungu, merah muda atau tidak terjadi perubahan warna.
e. Uji millon
1 ml albumin dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 5 tetes reagen
Millon, kocok dan lewatkan di atas pembakar bunsen. Amati apakah terbentuk warna
merah atau tidak.
f. Uji ninhidrin
1 ml albumin dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 5 tetes reagen
Ninhidrin, kocok dan lewatkan di atas pembakar bunsen hingga mendidih setelah itu
dinginkan pada suhu ruang. Amati apakah terbentuk warna biru atau tidak.
g. Uji xanthoprotein
1 ml albumin dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 ml HNO3 pekat,
kocok dan lewatkan di atas pembakar bunsen. Setelah itu dinginkan dengan
menggunakan air kran lalu ditambah dengan (maksimal 20 tetes) larutan 1% NaOH
hingga terjadi perubahan warna menjadi kuning. Amati apakah terbentuk warna merah
atau tidak.
h. Tes Belerang
1 ml albumin dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan 1 ml larutan NaOH
pekat. Amati apakah terbentuk gas atau tidak.
i. Pengendapan dengan larutan organik
1 ml albumin dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan dengan 10 ml
alkohol 70% lalu aduk. Jika terbentuk endapan, ambil sedikit dan uji kelarutannya di
dalam air.
3. Kuning telur dilakukan uji sebagai berikut:
a. Ekstraksi lipid dari telur
Kuning telur dimasukkan ke dalam beaker glass 250 ml dan ditambahkan dengan 50 ml
alkohol 96% dan 25 ml diethil ether kemudian diaduk selama 10 menit. Campuran
tersebut disaring menggunakan kertas saring tebal dan filtrat diuapkan menggunakan
waterbath (suhu 50ᵒC) hingga terbentuk zat padat. Zat padat yang dihasilkan sebagian
digunakan untuk uji kelarutan dalam air, dan sebagian lagi digunakan untuk topik
pemisahan lesitin.
b. Pemisahan lesitin
Zat padat dari topik ekstraksi lipid dari telur dimasukkan dalam beaker glass 100 ml dan
ditambahkan dengan 10 ml diethil ether, campur lalu tambahkan 30 ml aseton dan aduk
hingga tercampur. Campuran tersebut disaring sehingga diperoleh filtrat dan endapan.
Filtrat dan endapan tersebut diletakkan di tempat terpisah. Filtratnya akan digunakan
untuk topik penyabunan lemak sedangkan endapannya akan digunakan untuk topik uji
acrolein.
c. Uji acrolein
Endapan dari topik pemisahan lesitin dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambah
dengan sedikit KHSO4 padat. Tabung reaksi dilewatkan di atas pembakar bunsen dan
dicium bau yang muncul.
d. Penyabunan lemak
Filtrat dari topik pemisahan lesitin diuapkan menggunakan waterbath hingga terbentuk
pasta. Setelah itu, pasta dibiarkan hingga dingin lalu ditambah dengan 15 ml larutan 10%
KOH dalam etanol dan aduk hingga tercampur. Campuran tersebut dipanaskan
menggunakan penangas atau waterbath selama 30 menit. Setelah 30, campuran tersebut
dibiarkan hingga dingin kemudian ditambahkan dengan 40 ml diethil ether. Campuran
tersebut disaring, endapay yang diperoleh diuji kelarutannya dalam air dan filtratnya
digunakan untuk uji topik pemisahan kolesterol dan pengamatan kristal kolesterol.
e. Pemisahan kolesterol dan pengamatan kristal kolesterol
Filtrat dari topik penyabunan lemak diuapkan hingga kering menggunakan penangas
atau waterbath. Zat padat yang terbentuk ditambahkan dengan 10 ml alkohol 98% dan
disaring. Filtrat yang terbentuk diuapkan menggunakan penangas atau waterbath hingga
volumenya tersisa menjadi setengahnya. Kemudian ditambahkan akuades hingga tidak
terlihat adanya endapan putih. Dari larutan tersebut dilakukan pengamatan menggunakan
mikroskop untuk mengamati hablur (kristal) kolesterol.