Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

40

Click here to load reader

Transcript of Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Page 1: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Dr. Triyanti K. Ananta PutriFakultas Kedokteran

UNSWAGATICIREBON

Page 2: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Pencernaan atau digesti adalah pemecahan makromolekul yang berasal dari makanan (bentuk kompleks) menjadi bentuk yang monomer atau molekul yang lebih kecil sehingga dapat diabsorbsi atau diasimilasi. Proses pencernaan ini dibantu oleh enzim hidrolase (hidrolisis enzimatik).

Page 3: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Makanan yang berbentuk karbohidrat (pati) akan dipecah menjadi bentuk monosakarida dengan bantuan enzim glikosidase (pemecahan ikatan glikosidik). Protein akan dipecah menjadi asam amino dengan bantuan enzim peptidase atau protease (pemecahan ikatan peptida) sedangkan lemak (triasilgliserol) dipecah menjadi monoasilgliserol, gliserol, dan asam lemak dengan bantuan enzim lipase (pemecahan ikatan ester gliserol dan asam lemak).

Page 4: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Bahan makanan terdiri dari makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien terbanyak yang adadalam bahan makanan adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Bahan makanan yang masuk akan mengalami beberapa proses dalam saluran gastrointestinal. Proses yang pertama adalah proses ingesti (memasukan makanan dan minuman kedalam mulut/ makan), sekresi (pengeluaran berbagaicairan yang mengandung air, asam, buffer san enzim), mix propultion (dilakukan oleh gerakankontraksi-relaksasi otot polos), digesti (proses pemecahan bahan makanan menjadi senyawa yangkebih sederhana secara mekanis dan kimiawi), absorpsi (masuknya cairan, ion, produk digestimemasuki epitel kemudian masuk ke pembuluh darah maupun limfe dan mengalami sirkulasi), dandefekasi (sisa metabolisme, makanan yang tidak tercerna, bakteri, pengelupasan sel pada GIT danhasil digesti yang tidak terserap keluar melalui anus

Page 5: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Proses absorpsi 90% dilakukan di usus halus, terutama pada jejunum. Sisa bahan makanan yang telah melewati usus halus akan  melintas ke usus besar dan mengalami peningkatan absorpsi air sehingga menjadi lebih padat.

Absorpsi terjadi melalui dua mekanisme yaitu transpor aktif dan transpor pasif. Disebut transpor aktif karena  membutuhkan energi (ATP) untuk melawan gradien konsentrasi sedangkan pada transpor pasif tidak membutuhkan energi (ATP) karena searah gradien konsentrasi. 

Page 6: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Setelah diserap dan ditranspor di dalam usus, zat-zat makanan tersebut akan masuk ke dua lintasan yaitu sistem portal hepatik, yang berjalan langsung menuju hati berlanjut ke sirkulasi untuk nutrien larut-air, serta pembuluh limfe, yang menuju pembuluh darah melalui duktus torasikus dan mengangkut nutrien yang larut lemak.

Page 7: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Pencernaan dan Absorpsi Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam makanan terdapat dalam bentuk pati (amilum), glikogen, sukrosa, laktosa, fruktosa, dan glukosa.

Pencernaan diawali di dalam rongga mulut dengan bantuan sekresi liur. Liur mengandung suatu glikoprotein, musin, yang bekerja sebagai suatu pelumas pada waktu mengunyah dan menelan makanan.

Page 8: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

α-amilase liur mampu membuat pati dan glikogen terhidrolisis menjadi maltosa dan oligosakarida (α-desktrin / maltosa, isomaltosa, maltotriosa) dengan menyerang ikatan glikosidat α(1→4) (bersifat endoglikosidase).

Page 9: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Isi lambung, atau kimus (chyme), dimasukkan secara terputus-putus melalui katup pilorus ke dalam duodenum selama proses pencernaan. Duodenum memiliki muara dari pankreas dan biliaris (empedu) yang alkalis untuk menetralkan kimus yang asam agar enzim dari getah pankreas dan usus dapat bekerja. Getah pankreas adalah suatu cairan encer (non-viskos) seperti air yang menyerupai liur dalam hal kandungan airnya dan mengandung beberapa protein serta senyawa organik dan anorganik lain – terutama Na+, K+, HCO3-, serta Cl-, tetapi pH getah pankreas jelas alkalis, dengan pH 7,5-8,0 atau lebih. 

Page 10: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Enzim getah pankreas untuk karbohidrat adalah α-amilase pankreas. Kerja enzim ini serupa dengan amilase liur, menghidrolisis pati dan glikogen menjadi maltosa, maltotriosa (tiga residu α-glukosa yang dihubungkan melalui ikatan α1→4), dan campuran senyawa oligosakarida bercabang (1→6) (dekstrin α-limit), oligisakarida tak bercabang, serta beberapa glukosa. 

Page 11: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Getah usus yang disekresikan oleh kelenjar Brunner (di duodenum) dan Lieberkuhn mengandung sejumlah enzim pencernaan (khusus untuk karbohidrat) yaitu disakaridase dan oligosakaridase spesifik. Enzim ini dapat ditemukan di permukaan mikrovili atau brush border sel enterosit. 

Page 12: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

(1) enzim maltase (α-glukosidase) yang membuang residu glukosa tunggal dari oligosakarida dan disakarida berikatan α(1→4) atau maltosa, bermula dari ujung bukan-pereduksi (bersifat eksoglukosidase); 

(2) kompleks sukrase-isomaltase, yang ditemukan sebagai proenzim pada satu rantai polipeptida, tetapi sebagai enzim aktif pada polipeptida-polipeptida terpisah dan menghidrolisis sukrosa serta ikatan 1→6 dalam dekstrin α-limit. Kompleks enzim ini bekerja untuk substrat sukrosa, isomaltosa, maltosa, dan maltotriosa; 

Page 13: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

3) laktase (β-glikosidase), untuk mengeluarkan galaktosa dari laktosa (β 1,4) tetapi juga menyerang selobiosa serta β-glikosida lain dan di samping itu memiliki tapak kalatitik sekunder yang memecah glikosilseramida (glikolipid). Kerusakan mukosa usus dapat menyebabkan defisiensi laktase; 

(4) trehalase untuk menghidrolisis trehalosa. Hasil akhir pencernaan berupa monosakarida yaitu glukosa, galaktosa, dan fruktosa. 

Page 14: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Absorpsi monosokarida dilakukan di dalam jejunum ke dalam darah sistem vena porta, terutama untuk heksosa (glukosa, galaktosa, manosa, dan fruktosa) dan sebagai gula pentosa (ribosa). Mekanisme absorpsi monosakarida yaitu transpor aktif untuk glukosa dan galaktosa serta difusi fasilitasi untuk fruktosa yang absorpsinya lebih lambat dari glukosa dan galaktosa. Difusi fasilitasi ini menggunakan bantuan dari transporter fasilitatif bergantung natrium (GLUT 5). Transporter ini juga dapat digunakan oleh glukosa dan galaktosa jika gradien konsentrasi mendukung.

Page 15: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Sebuah transporter glukosa bergantung-natrium (SGLT 1) mengikat glukosa sekaligus Na+ pada tapak-tapak terpisah, dan mengangkut keduanya melalui membran plasma sel usus. Glukosa beserta Na+ dilepas ke dalam sitosol sehingga memungkinkan transporter tersebut membawa lebih banyak lagi “kargo”. Ion Na+ diangkut menuruni gradien konsentrasinya dan pada saat yang sama menyebabkan transporter mengangkut glukosa melawan gradien konsentrasinya. Energi bebas yang diperlukan bagi transport aktif ini diperoleh dari hidrolisis ATP yang terhubung dengan sebuah pompa natrium yang melepas Na+ dari sel, bertukar dgn K+.

Page 16: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Transport aktif glukosa dihambat oleh ouabain (preparat glikosida jantung), suatu inhibitor pompa natrium, dan oleh florhizin, suatu inhibitor yang diketahui menghambat reabsorspi glukosa di tubulus ginjal. Di samping itu, terdapat transporter glukosa yang tidak bergantung-natrium, GLUT 2, yang memfasilitasi transpor gula keluar sel menuju darah kapiler (kontralumen/tunika serosa). GLUT 2 digunakan untuk glukosa, galakatosa, dan fruktosa yang selanjutnya diteruskan ke vena porta menuju hati dan sirkulasi sistemik. Berikut gambar mekanisme transpor glukosa, fruktosa, dan galaktosa.

Page 17: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Absorpsi untuk monosakarida tidak akan terjadi jika polisakarida atau disakarida tidak mengalami pencernaan dan akhirnya akan mengalami fermentasi oleh bakteri usus di usus besar yang dapat menghasilkan berbagai jenis gas, seperti CO2, metana, hidrogen, nitrogen, dan hidrogen sulfida (H2S) serta asam lemak rantai pendek (asam asetat, laktat, propionat, dan butirat). Dalam usus besar juga terjadi retensi air dan peningkatan peristaltik usus yang bisa menyebabkan diare, yang salah satu penyebabnya bisa karena defisiensi disakaridase.

Page 18: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi
Page 19: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Defisiensi yang paling sering ialah defisiensi laktase mengakibatkan intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa (gula susu) tidak sama dengan intoleransi susu yang terjadi akibat kepekaan seseorang terhadap protein susu, biasanya terhadap β-laktoglobulin. Tanda dan gejala intoleransi laktosa juga sama, tanpa mempedulikan penyebabnya: kram perut, diare, dan flatulensi. Tanda dan gejala ini diakibatkan adanya penumpukan laktosa yang tidak tercerna dan akibat kerja fermentasi bakteri usus yang menghasilkan gas (metana dan hidrogen), asam laktat, serta produk-produk lain yang bersifat iritan bagi usus. Produk tersebut dapat bersifat osmotik pada usus yang berakibat perut kembung dan buang gas (flatus) serta terjadi retensi air dan peningkatan peristaltik dan kemudian terjadilah diare.

Page 20: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Terdapat 3 tipe defisiensi laktase (hipolaktasia):Defisiensi laktase herediter: sindrom ini jarang terjadi,

diterapkan diet bebas laktosa dan konsumsi yogurt membantu untuk menyediakan enzim laktase (β-galaktosidase) serta energi dan kalsium sebagai pengganti susu.

Aktivitas laktase rendah primer: sindrom yang relatif sering ditemukan, terutama di kulit orang berwarna. Mengingat intoleransi laktosa bukanlah merupakan tampilan pada masa awal kehidupan orang dewasa penderita gangguan tersebut, intoleransi laktosa dianggap merupakan representasi dari suatu penurunan aktivitas laktase berangsur-angsur pada individu yang rentan, akibat reduksi ekspresi enzim tersebut. Meskipun demikian, keadaan ini bukan karena kurangnya laktase mRNA, tetapi karena kegagalan translasi enzim ini.

Aktivitas laktase rendah sekunder: penurunan laktase karena mengalami penyakit usus, contohnya penyakit sprue tropis atau nontropis (seliak), kwashiorkor, kolitis, dan gastroenteritis. 

Page 21: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Pencernaan dan Absorpsi Lipid

Lipid utama dalam makanan yaitu triasilgliserol (ester alkohol gliserol dengan asam lemak) dan mengandung sejumlah kecil fosfolipid, kolesterol, kolesterol ester, dan vitamin larut lemak.

Page 22: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Lipase lingual dan gastrik memulai pencernaan lemak dengan menghidrolisis triasilgliserol yang mengandung asam lemak rantai-pendek, -sedang, dan umumnya asam lemak tak jenuh rantai-panjang, untuk membentuk terutama asam lemak bebas serta 1,2 diasilgliserol, dengan ikatan sn-3 ester sebagai tempat hidrolisis utamanya. Lipase praduodenal penting selama periode neonatal, yaitu saat aktivitas lipase pankreas masih rendah sementara lemak susu harus dicerna. Lemak susu mengandung asam lemak rantai-sedang dan -pendek yang cenderung mengalami esterifikasi pada posisi sn-3. Asam lemak hidrofilik rantai pendek dan rantai sedang yang dilepas, akan diserap melalui dinding lambung dan masuk ke dalam vena porta melalui hati dan dilanjutkan ke sirkulasi sistemik, sementara asam lemak rantai panjang larut dalam droplet lemak dan terus melintas ke duodenum.

Page 23: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Selama pencernaan, kandung empedu akan berkontraksi dan mengalirkan getah empedu secara cepat ke dalam duodenum melalui duktus koledokus. Getah pankreas bercampur dengan getah empedu karena keduanya mengalir dalam duktus koledokus sesaat sebelum memasuki duodenum. Getah empedu memiliki fungsi sebagai berikut:

1.Netralisasi asam: getah empedu dengan pH sedikit di atas 7,0 dapat menetralkan kimus asam dari lambung.

2.Ekskresi: getah empedu merupakan vehikulum penting bagi ekskresi asam empedu dan kolesterol, tetapi juga mengeluarkan sebagian besar obat, toksin, pigmen empedu, dan berbagai substansi anorganik, seperti tembaga, seng, dan air raksa.

Page 24: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

3. Emulsifikasi: garam empedu mempunyai kemampuan cukup besar untuk menurunkan tegangan permukaan. Kemampuan ini membuat getah empedu mampu mengemulsikan lemak di dalam usus dan melarutkan asam lemak serta sabun yang tak larut air. Keberadaan getah empedu dalam usus merupakan faktor pelengkap penting dalam pencernaan lemak serta vitamin larut lemak. Jika pencernaan lemak terganggu bahan makanan lain akan kurang terserap karena lemak bertugas membungkus partikel makanan dan menghalangi kerja enzim pada partikel tersebut. Pada keadaan ini, bakteri usus akan menimbulkan putrefaksi (dekomposisi enzimatik) serta produksi gas yang cukup tinggi.

Page 25: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Enzim getah pankreas untuk lipid: (1) lipase pankreas bekerja pada interface air-minyak droplet lipid yang teremulsi halus dan terbentuk akibat gerak agitasi mekanik di dalam usus pada adanya produk hasil kerja lipase lingual dan gastrik, yaitu garam empedu, kolipase (protein di dalam getah pankreas), fosfolipid, dan fosfolipase A2 (juga terdapat di dalam getah pankreas). Fosfolipase A2 dan kolipase disekresikan dalam bentuk –pro dan membutuhkan pengaktifan ikatan peptida spesifik oleh hidrolisis triptik. Pengaktifan prolipase terjadi dengan pengeluaran pentapeptida dari ujung terminal amino. Pentapeptida ini bekerja sebagai sinyal rasa kenyang untuk lipid dan diberi nama enterostatin. Ca2+ diperlukan bagi kerja fosfolipase A2. Suatu hidrolisis terbatas terhadap ikatan ester pada posisi 2 molekul fosfolipid oleh fosfolipase A2 akan menghasilkan pengikatan lipase ke antarmuka substrat dan suatu laju hidrolisis triasilgliserol yang cepat. Jelas, lipase pankreas dihambat oleh garam empedu.

Page 26: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Fungsi kolipase adalah untuk mengatasi hambatan ini melalui pembentukan ikatan dengan lipase dengan rasio molar 1:1, serta juga dengan mengikat ke antar muka triasilgliserol yang tersalut garam empedu. Hidrolisis sempurna triasilgliserol menghasilkan gliserol dan asam lemak. Lipase pankreas pada hakekatnya bersifat spesifik bagi hidrolisis hubungan ester primer, yaitu pada posisi 1 dan 3 triasilgliserol. Karena sulitnya ikatan ester sekunder pada triasigliserol dihidrolisis oleh lipase pankreas, pencernaan triasilgliserol berlangsung dengan pengeluaran bagian terminal asam lemak untuk menghasilkan 2-monoasilgliserol. Agar terjadi hidrolisis sempurna, pengeluarannya membutuhkan reaksi isomerisasi menjadi ikatan ester primer.

Page 27: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Peristiwa ini merupakan proses yang berjalan relatif lambat; akibatnya 2-monoasilgliserol menjadi produk akhir utama pencernaan triasilglierol dan hanya kurang dari seperempat jumlah triasilgliserol yang dikonsumsi dipecah sempurna menjadi gliserol serta asam lemak.

(2) fosfolipase A2 menghidrolisis ikatan ester yang terdapat pada posisi 2 gliserofosfolipid, baik yang berasal dari sistem empedu maupun dari diet untuk membentuk lisofosfolipid yang membantu emulsifikasi dan pencernaan lemak.

(3) di dalam lumen usus, kolesterase (hidrolase ester kolesteril) mengatalisis senyawa ester kolesteril, yang dengan demikian diabsorbsi dari usus dalam bentuk bebas yang tidak teresterifikasi. Getah usus juga mengandung fosfolipase yang menyerang fosfolipid untuk menghasilkan gliserol, asam lemak, asam fosfat, serta basa misalnya kolin.

Page 28: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Absorpsi lipid senyawa 2-monoasilgliserol, asam lemak, dan sejumlah kecil senyawa 1-monoasilgliserol meninggalkan fase minyak pada emulsi lipid dan berdifusi ke dalam misel yang bercampur serta liposom yang terdiri atas garam empedu, fosfatidil kolin, dan kolesterol, dilapisi oleh getah empedu. Karena bersifat larut air, misel memungkinkan produk pencernaan diangkut melewati brush border mukosa usus. Garam empedu berlanjut menuju mengalir ke ileum, tempat sebagian besar darinya diserap ke dalam sirkulasi enterohepatik oleh suatu transpor aktif. Pecahan fosfolipid dan asam lemak juga diserap oleh misel. Kolesterol bebas, bersama dengan sebagian besar kolesterol sistem biliaris, diserap melalui brush border setelah transportasi di dalam misel.

Page 29: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Di dalam dinding usus, senyawa 1-monoasilgliserol lebih lanjut dihidrolisis hingga menghasilkan gliserol bebas dan asam lemak; proses hidrolisis ini tidak diperankan oleh lipase pankreas. Senyawa 2-monoasilgliserol akan diubah kembali menjadi triasilgliserol melalui lintasan monoasilgliserol. Triasilgliserol, setelah disintesis di dalam mukosa usus, sedikit pun tidak diangkut dalam darah vena porta. Sebaliknya, sebagian besar lipid yang diserap, termasuk fosfolipid, ester kolesteril, kolesterol, dan vitamin larut-lemak akan membentuk kilomikron yang membentuk cairan seperti susu, kilus (chyle), yang dikumpulkan oleh pembuluh limfe regio abdomen dan dilewatkan ke dalam darah sistemik melalui duktus torasikus.

Page 30: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Pencernaan dan Absorpsi ProteinProtein merupakan suatu bahan yang penting dalam tubuh karena fungsinya yang beragam, terutama sebagai struktural tubuh, katalitik, dan sinyal dalam jaras tubuh. Sumber C dan N dari protein dapat digunakan untuk sintesis protein dan asam amino baru serta rangka karbonnya sebagai senyawa antara dalam metabolisme karbohidrat dan lipid. Gugus NH2 dari asam amino akan masuk ke dalam sintesis urea (ureotelik). Enzim yang digunakan untuk memecah protein (protease/peptidase) disintesis dan disekresi dalam bentuk inaktif yang disebut proenzim atau zimogen.

Page 31: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Enzim getah lambung untuk protein adalah pepsin dan renin. Pepsin dihasilkan oleh chief cell atau sel zimogen sebagai zimogen yang inaktif, pepsinogen. Pepsinogen ini diaktifkan oleh H+ menjadi pepsin, yang memecah suatu polipeptida pelindung untuk memajan oleh pepsin aktif; dan oleh pepsin itu sendiri, yang secara cepat mengaktifkan molekul pepsinogen (autokatalisis). Pepsin memecah protein yang terdenaturasi menjadi derivat polipeptida berukuran besar. Pepsin merupakan enzim endopeptidase karena menghidrolisis ikatan peptida yang terletak di struktur polipeptida utama.

Page 32: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Alkalisasi urin terjadi setelah ingesti makanan (alkaline tide), akibat pembentukan bikarbonat dalam proses sekresi asam hidroklorida. Sekresi H+ ke dalam lumen lambung merupakan proses aktif yang digerakkan oleh enzim H+-K+ ATPase pada membran, yang berbeda dengan Na+-K+ ATPase, tidak peka terhadap ouabain. Penyekresian H+ terjadi melalui pembentukan H2CO3 dari H2O dan CO2 melalui katalisis karbonat anhidrase. Sel-sel parietal (oksintik) yang merupakan sumber HCl asam lambung mengandung banyak mitokondria yang diperlukan bagi pembentukan ATP untuk menggerakkan H+-K+ ATPase. HCO3- melintas ke dalam plasma melalui pertukaran dengan Cl-, yang dirangkaikan pada sekresi H+ ke dalam lumen. Sel-sel parietal juga menyekresikan faktor intrinsik, suatu glikoprotein untuk memfasilitasi absorpsi vitamin B12 dari ileum.

Page 33: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Renin memiliki peran penting pada proses pencernaan oleh bayi karena mencegah susu melintas cepat dari dalam lambung. Dengan adanya kalsium, renin mengubah kasein di dalam susu secara ireversibel menjadi parakasein. Pepsin kemudian bekerja pada parakasein ini setelah parakasein membentuk kompleks dengan ion kalsium dari susu membentuk Ca-parakaseinat untuk dipecah menjadi peptida. Renin tidak ditemukan pada orang dewasa.

Page 34: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Kimus akan cepat dinetralisir oleh getah pankreas karena mengandung bikarbonat (HCO3-). Dalam getah pankreas terdapat beberapa enzim (khusus untuk protein) yang dilepaskan sebagai zimogen. Kerja pankreolitik yang dimiliki getah pankreas disebabkan oleh tiga buah enzim endopeptidase: tripsin, kimotripsin, dan elastase yang menyerang protein serta polipeptida yang dilepas dari lambung untuk membentuk senyawa-senyawa polipeptida, peptida, atau keduanya. Tripsin bersifat spesifik untuk ikatan peptida asam amino dasar dan kimotripsin bekerja spesifik untuk ikatan peptida yang mengandung residu asam amino tak bermuatan, seperti asam amino aromatik. Elastase mempunyai spesifisitas yang agak luas dalam menyerang ikatan di sebelah residu asam amino kecil, seperti glisin, alanin, serat serin. Ketiga enzim ini disekresikan sebagai zimogen.

Page 35: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Pengaktifan tripsinogen terjadi akibat enzim proteolitik lain, enteropeptidase (enterokinase), yang disekresikan oleh mukosa usus. Enzim enteropeptidase menghidrolisis ikatan peptida lisin di dalam zimogen, membebaskan sebuah polipeptida kecil yang memungkinkan molekul membuka lipatannya menjadi tripsin aktif. Begitu tripsin terbentuk, enzim ini bukan saja menyerang molekul tambahan tripsinogen, tetapi juga zimogen lain dalam getah pankreas yaitu kimotripsinogen, proelastase, dan prokarboksipeptidase, yang masing-masing secara berurutan membebaskan kimotripsin, elastase, dan karboksipeptidase. Karboksipeptidase merupakan eksopeptidase yang menyerang terminal ikatan peptida, membebaskan asam amino tunggal.

Page 36: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Getah usus memiliki (1) aminopeptidase yang merupakan eksopeptidase yang menyerang ikatan peptida di dekat terminal amino asam amino polipeptida serta oligopeptida dan (2) dipeptidase dengan beragam spesifisitas, yang sebagian diantaranya berada di sel epitel usus. Dipeptidase membentuk dipeptida menjadi asam amino bebas.

Page 37: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Absorpsi asam amino bentuk isomer L alami diangkut secara aktif melintasi usus dari tunika mukosa ke tunika serosa; vitamin B6 (piridoksal fosfat) terlibat dalam proses pemindahan ini. Asam amino diangkut melalui brush border oleh beragam unsur transporter yang banyak diantaranya mempunyai mekanisme bergantung-Na+ serupa dengan sistem transporter glukosa (transpor aktif). Di antara berbagai unsur pembawa yang bergantung Na+ tersebut, terdapat unsur pembawa asam amino netral, unsur pembawa fenilalanin dan metionin, serta sebuah unsur pembawa yang spesifik untuk asam amino, misalnya prolin dan hidroksiprolin. Mekanisme transpor pasif juga ada dalam transpor asam amino melalui difusi fasilitasi dengan berbagai protein transpor yang sudah disebutkan sebelumnya.

Page 38: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Dalam transpor asam amino ada yang membutuhkan siklus γ-glutamat untuk asam amino tertentu yang menandakan dibutuhkannya glutation (gabungan 3 asam amino: γ-glutamil, sisteinil, dan glisin). Dalam siklus ini dapat terjadi pada sel usus dan ginjal, asam amino dapat ditranspor melalui membran sel dengan mereaksikannya terhadap glutation dan bantuan enzim γ-glutamil transpeptidase sehingga membentuk sisteinilglisin (kompleks sisteinil dan glisin) dan asam amino γ-glutamil. Asam amino γ-glutamil dipecah oleh enzim 5-oxoprolinase menjadi asam amino dan 5-oxoprolin yang diubah menjadi glutamat dengan bantuan hidrolisis ATP. Asam amino dapat dilepaskan dalam sel dan glutation disintesis kembali.

Page 39: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

Absorpsi peptida dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi imunologik. Hal ini diakibatkan polipeptida yang tidak tercerna akibat defek sel mukosa usus berakibat dapat diserapnya fragmen protein dengan ukuran molekul lebih besar daripada asam amino yang diserap oleh usus ke dalam sirkulasi darah sehingga dapat memicu terbentuknya antibodi. Peptida tersebut diserap melalui jalur paraselular (persorpsi) atau melalui alur yang terdapat diantara sel enterosit.

Page 40: Pencernaan Dan Absorpsi Kh, Lipid, Protein Dan Kelainan Pencernaan Dan Absorbsi

KELAINAN PENCERNAAN DAN ABSORPSIKelainan organ secara anatomisDefisiensi enzimDefisiensi macro dan micronutrientDiet rendah seratAlergiInfeksiPuasa