Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ...· Penyakit jantung koroner ......
date post
30-Jan-2018Category
Documents
view
216download
0
Embed Size (px)
Transcript of Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ...· Penyakit jantung koroner ......
1
KERANGKA PEMIKIRAN
Menopause adalah kondisi fisiologis pada wanita dimana terjadi
penurunan fungsi ovarium yang mengakibatkan penurunan produksi hormon
estrogen. Hal tersebut dapat mengakibatkan gangguan metabolisme lemak
sehingga meningkatkan risiko terjadinya peroksidasi lipid yang dapat
mengakibatkan risiko terjadinya PJK. Konsumsi antioksidan dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya lipid peroksida. Antioksidan yang dimaksud dapat
diperoleh dari luar tubuh (eksogen) seperti dari makanan (vit C, vit E, selenium,
Zn, dan Cu) maupun antioksigen endogen atau yang terbentuk dari dalam tubuh
(SOD, katalase dan glutation peroksidase). Antioksidan dari luar akan
berpengaruh pada kerja antioksidan endogen.
Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena
adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya kolesterol, LDL
kolesterol, trigliserida dan turunnya HDL kolesterol. Faktor risiko yang kedua
adalah faktor risiko non lipid yang terdiri dari merokok, hipertensi, aktifitas fisik,
obesitas, diabetes mellitus, konsumsi lemak (SAFA, MUFA, PUFA), alkohol,
stress dan konsumsi obat tertentu. Faktor risiko yang tidak bisa dihindari terdiri
dari jenis kelamin, usia, keturunan, riwayat keluarga.
Tahap awal perjalanan menuju PJK adalah konsumsi yang tidak seimbang
(khususnya tinggi karbohidrat, lemak dan protein) yang mengakibatkan
kegemukan ditandai dengan peningkatan IMT. Kegemukan akan menyebabkan
penumpukan lemak visceral yang selanjutnya mengakibatkan disregulasi
pengeluaran adipocytokin. Hal ini akan berisiko pada hipertensi, diabetes mellitus
dan dislipidemia sehingga akan mempermudah terjadinya atherosklerosis dan
PJK.
2
Gambar 12 Kerangka Teoriris
Diteliti
Tidak diteliti
PJK
Atherosklerosis
IMT
Dislipidemia
Lipidperoksida
Kebiasaanmakan
Suku
IsoflavonVit CVit EZnCuSerat
EnergiKHLemak
Merokok
AktivitasFisik
Stress
Genetik
Obat
MENOPAUSE
Alkohol
O2 H2O2 H2O2SOD
katalase
GPx
MDA
Ox-LDL
3
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian adalah 2x4 minggu cross-over paralel group, RCT
(randomized control triall) dengan washout. Cross-over merupakan suatu cara
untuk membandingkan beberapa perlakuan pada sampel yang sama di waktu yang
berbeda, sehingga akan diperoleh hasil yang lebih tepat dengan jumlah sampel
yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode paralell group trials (Hills &
Armitage 1979; Garcia et al. 2004). Untuk mengurangi carryover effect maka
diterapkan satu periode washout selama 4 minggu. Dalam pelaksanaan
penelitian, peneliti tidak mengetahui jenis perlakuan yang diterima oleh setiap
sampel, hanya petugas lapangan dan sampel yang mengetahui perlakuan apa yang
diberikan.
Protokol pelaksanaan penelitian sudah mendapatkan Persetujuan Etik dari
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia No: LB.03.04/KE/6693/2009.
Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian berada di Kota Bogor. Sampel yang diambil berasal dari
beberapa posbindu yang menjadi binaan Dinkes Kota Bogor. Dasar pemilihan
lokasi adalah keaktifan posbindu sehingga mempermudah operasional penelitian
di lapangan. Lokasi penelitian terpilih berasal dari Kelurahan Tanah Sareal,
Pondok Rumput, Ciwaringin, Ciomas dan Sindang Sari.
Penapisan sampel mulai dilakukan sejak bulan Maret hingga April 2009,
sedangkan intervensi dilakukan mulai Mei hingga Agustus 2009. Penelitian ini
dibagi menjadi 2 fase, dimana fase I pengambilan darah dilakukan pada 26 Mei
2009 (sebelum intervensi) dan 24 Juni 2009 (setelah intervensi), sedangkan fase II
dilakukan pada 22 Juli 2009 (sebelum intervesi) dan 20 Agustus 2009 (setelah
intervensi). Selanjutnya analisis serum darah dilakukan sejak April 2009 hingga
Januari 2010.
4
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Target
Target populasi pada penelitian ini adalah wanita yang telah menopause
antara 1 hingga 5 tahun dan tinggal di wilayah Kota Bogor. Populasi studi adalah
wanita menopause antara 1 hingga 5 tahun yang menjadi binaan posbindu terpilih.
Selanjutnya populasi tersebut harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang
telah ditetapkan.
2. Sampel
Sampel harus memenuhi kriteria penerimaan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, antropometri, dan hasil penapisan pemeriksaan darah.
Berdasar hasil penapisan terpilih sampel yang selanjutnya akan dijelaskan tujuan
penelitian, perlakuan penelitian yang akan dilakukan, manfaat dan kerugian
menjadi sampel penelitian. Jika sampel bersedia, maka akan menandatangani
formulir persetujuan tertulis terhadap tindakan media yang dilakukan.
3. Penentuan Jumlah Sampel
Penelitian ini menggunakan rumus sampel desain cross over
SdN = 10.5 -----2
D
10.5 = 90%, P 0,05Sd = standar deviasi kolesterol total = 34.6 mm/dL (Alrasyid 2007)D = perbedaan atau efek yang diharapkan =19.6 mm/dL (Alrasyid
2007)N = 33
Banyaknya sampel yang diperlukan dengan power 90% dan p 0,05
berdasar hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Alrasyid (2007 ) minimal
dibutuhkan 33 sampel. Mengingat waktu penelitian yang relatif lama (3.5 bulan)
dan untuk mengantisipasi drop out selama penelitian, maka jumlah minimal
sampel ditambah 100%, sehingga jumlah sampel di awal penelitian diambil
sebanyak 67 sampel.
5
Sampel terpilih akan dibagi secara random untuk menentukan kelompok
perlakuan. Random dilakukan menggunakan tabel acak. Proporsi jumlah sampel
terbagi rata pada 2 kelompok perlakuan. Pengacakan dilakukan oleh personil
yang tidak turut dalam kegiatan penelitian dan tidak disaksikan sampel dan
peneliti (peneliti tidak mengetahui sampel terpilih untuk masing-masing
perlakuan).
Kriteria Inklusi, Eksklusi dan Pengeluaran
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi sampel adalah.
Kriteria Inklusi
- Wanita menopause, masa menopause antara 1 tahun hingga 5 tahun
- Menopause terjadi secara alami
- Bersedia menjadi responden dan mematuhi peraturan yang dibuat selama
penelitian dengan mengisi surat pernyataan
- Salah satu profil lipid darah tidak normal (kolesterol > 200 mg/dL,
kolesterol-LDL > 130 mg/dL trigliserida > 150 mg/dL, kolesterol-HDL 140 mmHg dan atau
diastolik > 90 mmHg)
Kriteria eksklusi
- Mempunyai riwayat atau sedang mengalami penyakit hati, ginjal,
gangguan tiroid, kanker, PJK, stroke, diabetes mellitus dan penyakit
lainnya
- Rutin mengkonsumsi suplemen
- Rutin mengkonsumsi obat hipoglikemi, fitofarmaka, hipolipid.
- Penganut vegetarian
- Menggunakan terapi estrogen
Kriteria Pengeluaran
- Pada saat masuk dalam fase perlakuan, sampel tidak mengonsumsi tempe
selama 3 hari berturut-turut
- Indikasi kriteria eksklusi ditemukan pada sampel sewaktu penelitian
berlangsung
- Sampel tidak menjalani pemeriksaan darah secara lengkap
6
Alur Penelitian
Setelah ditentukan sampel yang memenuhi kriteria inklusi maka penelitian
dapat dilaksanakan. Penelitian ini di bagi menjadi empat fase, dimulai dari fase
run-in, dan selanjutnya diikuti dengan fase 1 dan fase 2 yang diselingi dengan fase
washout.
Run in phase Fase 1 Washout Fase 22 mgg 4 mgg 4 mgg 4 mgg
Darah 1 Darah2 Darah 3 Darah 4 Darah 5(penapisan)
Gambar 13 Alur penelitian.
Run-in phase :
- 2 minggu
- home diet (mengonsumsi makanan dari rumah seperti biasa)
- Record konsumsi (2 hari) untuk mengetahui pola konsumsi (base line).
- Responden tidak diperbolehkan mengonsumsi kedelai dan hasil olahnya
- Responden tidak diperkenankan konsumsi semua jenis suplemen dan obat
Treatment tempe
- 4 minggu
- Home diet + tempe 160 g tempe/hr
- Tempe diberikan 6 hr/mgg.
Kontrol
- 4 minggu
- Home diet
- Responden tidak mengonsumsi kedelai dan hasil olahnya
Washout
- 4 minggu
- Home diet
- Responden tidak mengkonsumsi kedelai dan hasil olahnya
Tempe Kontrol
Kontrol Tempe
7
Responden mempersiapkan seluruh kebutuhan makannya sendiri kecuali
tempe yang disiapkan oleh peneliti.
Tahap pertama penapisan adalah mendaftar semua ibu menopause dengan
masa menopause 12 bln 59 bln. Calon sampel diundang untuk mendapat
penjelasan tentang penelitian meliputi tahapan penelitian serta kerugian dan
keuntungan menjadi sampel. Calon sampel yang bersedia mengikuti tahapan
penelitian diwajibnya mengisi form persetujuan. Form persetujuan merupakan
dasar untuk dimulainya penelitian yaitu tahap run in.
Sebelum run in, dilakukan pemeriksaan spesimen darah dan antropometri
sebagai pengukuran dasar (base line) untuk penapisan sampel. Calon sampel
wajib puasa sekitar 10-12 jam sebelum dilakukan pengambilan darah.
Pengambilan darah serentak dilakukan pada hari yang sama dimulai jam 6.30
WIB hingga jam 9.00 WIB, selanjutnya darah di bawa ke laboratorium untuk
dipisahkan serum nya dan serum disimpan dalam suhu -200C sebelum dilakukan
pemeriksaan laboratorium. Parameter yang diukur pada tahap tersebut meliputi:
kolesterol total, K-LDL, K-HDL, trigliserida dan tekanan darah. Individu yang
memenuhi kriteria inklusi akan dimasukkan sebagai sampel penelitian.
Sampel terpilih akan menj
Recommended