Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK)...

21
1 KERANGKA PEMIKIRAN Menopause adalah kondisi fisiologis pada wanita dimana terjadi penurunan fungsi ovarium yang mengakibatkan penurunan produksi hormon estrogen. Hal tersebut dapat mengakibatkan gangguan metabolisme lemak sehingga meningkatkan risiko terjadinya peroksidasi lipid yang dapat mengakibatkan risiko terjadinya PJK. Konsumsi antioksidan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya lipid peroksida. Antioksidan yang dimaksud dapat diperoleh dari luar tubuh (eksogen) seperti dari makanan (vit C, vit E, selenium, Zn, dan Cu) maupun antioksigen endogen atau yang terbentuk dari dalam tubuh (SOD, katalase dan glutation peroksidase). Antioksidan dari luar akan berpengaruh pada kerja antioksidan endogen. Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya kolesterol, LDL kolesterol, trigliserida dan turunnya HDL kolesterol. Faktor risiko yang kedua adalah faktor risiko non lipid yang terdiri dari merokok, hipertensi, aktifitas fisik, obesitas, diabetes mellitus, konsumsi lemak (SAFA, MUFA, PUFA), alkohol, stress dan konsumsi obat tertentu. Faktor risiko yang tidak bisa dihindari terdiri dari jenis kelamin, usia, keturunan, riwayat keluarga. Tahap awal perjalanan menuju PJK adalah konsumsi yang tidak seimbang (khususnya tinggi karbohidrat, lemak dan protein) yang mengakibatkan kegemukan ditandai dengan peningkatan IMT. Kegemukan akan menyebabkan penumpukan lemak visceral yang selanjutnya mengakibatkan disregulasi pengeluaran adipocytokin. Hal ini akan berisiko pada hipertensi, diabetes mellitus dan dislipidemia sehingga akan mempermudah terjadinya atherosklerosis dan PJK.

Transcript of Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK)...

Page 1: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

1

KERANGKA PEMIKIRAN

Menopause adalah kondisi fisiologis pada wanita dimana terjadi

penurunan fungsi ovarium yang mengakibatkan penurunan produksi hormon

estrogen. Hal tersebut dapat mengakibatkan gangguan metabolisme lemak

sehingga meningkatkan risiko terjadinya peroksidasi lipid yang dapat

mengakibatkan risiko terjadinya PJK. Konsumsi antioksidan dapat mengurangi

kemungkinan terjadinya lipid peroksida. Antioksidan yang dimaksud dapat

diperoleh dari luar tubuh (eksogen) seperti dari makanan (vit C, vit E, selenium,

Zn, dan Cu) maupun antioksigen endogen atau yang terbentuk dari dalam tubuh

(SOD, katalase dan glutation peroksidase). Antioksidan dari luar akan

berpengaruh pada kerja antioksidan endogen.

Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena

adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya kolesterol, LDL

kolesterol, trigliserida dan turunnya HDL kolesterol. Faktor risiko yang kedua

adalah faktor risiko non lipid yang terdiri dari merokok, hipertensi, aktifitas fisik,

obesitas, diabetes mellitus, konsumsi lemak (SAFA, MUFA, PUFA), alkohol,

stress dan konsumsi obat tertentu. Faktor risiko yang tidak bisa dihindari terdiri

dari jenis kelamin, usia, keturunan, riwayat keluarga.

Tahap awal perjalanan menuju PJK adalah konsumsi yang tidak seimbang

(khususnya tinggi karbohidrat, lemak dan protein) yang mengakibatkan

kegemukan ditandai dengan peningkatan IMT. Kegemukan akan menyebabkan

penumpukan lemak visceral yang selanjutnya mengakibatkan disregulasi

pengeluaran adipocytokin. Hal ini akan berisiko pada hipertensi, diabetes mellitus

dan dislipidemia sehingga akan mempermudah terjadinya atherosklerosis dan

PJK.

Page 2: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

2

Gambar 12 Kerangka Teoriris

Diteliti

Tidak diteliti

PJK

Atherosklerosis

IMT

Dislipidemia

Lipidperoksida

Kebiasaanmakan

Suku

IsoflavonVit CVit EZnCuSerat

EnergiKHLemak

Merokok

AktivitasFisik

Stress

Genetik

Obat

MENOPAUSE

Alkohol

O2 H2O2 H2O2SOD

katalase

GPx

MDA

Ox-LDL

Page 3: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

3

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Desain penelitian adalah 2x4 minggu cross-over paralel group, RCT

(randomized control triall) dengan washout. Cross-over merupakan suatu cara

untuk membandingkan beberapa perlakuan pada sampel yang sama di waktu yang

berbeda, sehingga akan diperoleh hasil yang lebih tepat dengan jumlah sampel

yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode paralell group trials (Hills &

Armitage 1979; Garcia et al. 2004). Untuk mengurangi carryover effect maka

diterapkan satu periode washout selama 4 minggu. Dalam pelaksanaan

penelitian, peneliti tidak mengetahui jenis perlakuan yang diterima oleh setiap

sampel, hanya petugas lapangan dan sampel yang mengetahui perlakuan apa yang

diberikan.

Protokol pelaksanaan penelitian sudah mendapatkan Persetujuan Etik dari

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik

Indonesia No: LB.03.04/KE/6693/2009.

Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada di Kota Bogor. Sampel yang diambil berasal dari

beberapa posbindu yang menjadi binaan Dinkes Kota Bogor. Dasar pemilihan

lokasi adalah keaktifan posbindu sehingga mempermudah operasional penelitian

di lapangan. Lokasi penelitian terpilih berasal dari Kelurahan Tanah Sareal,

Pondok Rumput, Ciwaringin, Ciomas dan Sindang Sari.

Penapisan sampel mulai dilakukan sejak bulan Maret hingga April 2009,

sedangkan intervensi dilakukan mulai Mei hingga Agustus 2009. Penelitian ini

dibagi menjadi 2 fase, dimana fase I pengambilan darah dilakukan pada 26 Mei

2009 (sebelum intervensi) dan 24 Juni 2009 (setelah intervensi), sedangkan fase II

dilakukan pada 22 Juli 2009 (sebelum intervesi) dan 20 Agustus 2009 (setelah

intervensi). Selanjutnya analisis serum darah dilakukan sejak April 2009 hingga

Januari 2010.

Page 4: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

4

Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Target

Target populasi pada penelitian ini adalah wanita yang telah menopause

antara 1 hingga 5 tahun dan tinggal di wilayah Kota Bogor. Populasi studi adalah

wanita menopause antara 1 hingga 5 tahun yang menjadi binaan posbindu terpilih.

Selanjutnya populasi tersebut harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang

telah ditetapkan.

2. Sampel

Sampel harus memenuhi kriteria penerimaan melalui anamnesis,

pemeriksaan fisik, antropometri, dan hasil penapisan pemeriksaan darah.

Berdasar hasil penapisan terpilih sampel yang selanjutnya akan dijelaskan tujuan

penelitian, perlakuan penelitian yang akan dilakukan, manfaat dan kerugian

menjadi sampel penelitian. Jika sampel bersedia, maka akan menandatangani

formulir persetujuan tertulis terhadap tindakan media yang dilakukan.

3. Penentuan Jumlah Sampel

Penelitian ini menggunakan rumus sampel desain cross over

SdN = 10.5 -----2

D

10.5 = 90%, P 0,05Sd = standar deviasi kolesterol total = 34.6 mm/dL (Alrasyid 2007)D = perbedaan atau efek yang diharapkan =19.6 mm/dL (Alrasyid

2007)N = 33

Banyaknya sampel yang diperlukan dengan power 90% dan p 0,05

berdasar hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Alrasyid (2007 ) minimal

dibutuhkan 33 sampel. Mengingat waktu penelitian yang relatif lama (3.5 bulan)

dan untuk mengantisipasi drop out selama penelitian, maka jumlah minimal

sampel ditambah 100%, sehingga jumlah sampel di awal penelitian diambil

sebanyak 67 sampel.

Page 5: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

5

Sampel terpilih akan dibagi secara random untuk menentukan kelompok

perlakuan. Random dilakukan menggunakan tabel acak. Proporsi jumlah sampel

terbagi rata pada 2 kelompok perlakuan. Pengacakan dilakukan oleh personil

yang tidak turut dalam kegiatan penelitian dan tidak disaksikan sampel dan

peneliti (peneliti tidak mengetahui sampel terpilih untuk masing-masing

perlakuan).

Kriteria Inklusi, Eksklusi dan Pengeluaran

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi sampel adalah.

Kriteria Inklusi

- Wanita menopause, masa menopause antara 1 tahun hingga 5 tahun

- Menopause terjadi secara alami

- Bersedia menjadi responden dan mematuhi peraturan yang dibuat selama

penelitian dengan mengisi surat pernyataan

- Salah satu profil lipid darah tidak normal (kolesterol > 200 mg/dL,

kolesterol-LDL > 130 mg/dL trigliserida > 150 mg/dL, kolesterol-HDL <

40 mg/dL) atau mengalami hipertensi (sistolik > 140 mmHg dan atau

diastolik > 90 mmHg)

Kriteria eksklusi

- Mempunyai riwayat atau sedang mengalami penyakit hati, ginjal,

gangguan tiroid, kanker, PJK, stroke, diabetes mellitus dan penyakit

lainnya

- Rutin mengkonsumsi suplemen

- Rutin mengkonsumsi obat hipoglikemi, fitofarmaka, hipolipid.

- Penganut vegetarian

- Menggunakan terapi estrogen

Kriteria Pengeluaran

- Pada saat masuk dalam fase perlakuan, sampel tidak mengonsumsi tempe

selama 3 hari berturut-turut

- Indikasi kriteria eksklusi ditemukan pada sampel sewaktu penelitian

berlangsung

- Sampel tidak menjalani pemeriksaan darah secara lengkap

Page 6: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

6

Alur Penelitian

Setelah ditentukan sampel yang memenuhi kriteria inklusi maka penelitian

dapat dilaksanakan. Penelitian ini di bagi menjadi empat fase, dimulai dari fase

run-in, dan selanjutnya diikuti dengan fase 1 dan fase 2 yang diselingi dengan fase

washout.

Run in phase Fase 1 Washout Fase 22 mgg 4 mgg 4 mgg 4 mgg

Darah 1 Darah2 Darah 3 Darah 4 Darah 5(penapisan)

Gambar 13 Alur penelitian.

Run-in phase :

- 2 minggu

- home diet (mengonsumsi makanan dari rumah seperti biasa)

- Record konsumsi (2 hari) untuk mengetahui pola konsumsi (base line).

- Responden tidak diperbolehkan mengonsumsi kedelai dan hasil olahnya

- Responden tidak diperkenankan konsumsi semua jenis suplemen dan obat

Treatment tempe

- 4 minggu

- Home diet + tempe 160 g tempe/hr

- Tempe diberikan 6 hr/mgg.

Kontrol

- 4 minggu

- Home diet

- Responden tidak mengonsumsi kedelai dan hasil olahnya

Washout

- 4 minggu

- Home diet

- Responden tidak mengkonsumsi kedelai dan hasil olahnya

Tempe Kontrol

Kontrol Tempe

Page 7: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

7

Responden mempersiapkan seluruh kebutuhan makannya sendiri kecuali

tempe yang disiapkan oleh peneliti.

Tahap pertama penapisan adalah mendaftar semua ibu menopause dengan

masa menopause 12 bln – 59 bln. Calon sampel diundang untuk mendapat

penjelasan tentang penelitian meliputi tahapan penelitian serta kerugian dan

keuntungan menjadi sampel. Calon sampel yang bersedia mengikuti tahapan

penelitian diwajibnya mengisi form persetujuan. Form persetujuan merupakan

dasar untuk dimulainya penelitian yaitu tahap run in.

Sebelum run in, dilakukan pemeriksaan spesimen darah dan antropometri

sebagai pengukuran dasar (base line) untuk penapisan sampel. Calon sampel

wajib puasa sekitar 10-12 jam sebelum dilakukan pengambilan darah.

Pengambilan darah serentak dilakukan pada hari yang sama dimulai jam 6.30

WIB hingga jam 9.00 WIB, selanjutnya darah di bawa ke laboratorium untuk

dipisahkan serum nya dan serum disimpan dalam suhu -200C sebelum dilakukan

pemeriksaan laboratorium. Parameter yang diukur pada tahap tersebut meliputi:

kolesterol total, K-LDL, K-HDL, trigliserida dan tekanan darah. Individu yang

memenuhi kriteria inklusi akan dimasukkan sebagai sampel penelitian.

Sampel terpilih akan menjalani run in phase, dimana mereka mulai

menghindari konsumsi tempe, produk kedelai, maupun suplement yang biasa

dikonsumsi selama minimal 2 minggu. Fase run in dilakukan selama 2 minggu

untuk membersihkan kadar isoflavon dalam darah sampel dan merupakan tahap

sosialisasi sebelum masuk pada tahap intervensi.

Setelah run in selesai atau sebelum fase 1 dimulai, maka dilakukan

pengambilan darah ke 2. Selanjutnya secara random, sampel dibagi menjadi 2

kelompok yaitu kelompok perlakuan (intervensi tempe) dan kelompok kontrol.

Diakhir fase 1 dilakukan kembali pengambilan darah (yang ke 3), diikuti dengan

washout selama 4 minggu. Selesai washout kemudian dilakukan pengambilan

darah ke 4, setelah itu masuk fase 2 yaitu fase cross over, dimana sampel yang

pada fase 1 masuk pada kelompok intervensi, maka pada fase ke 2 masuk ke

kelompok plasebo, begitu juga sebaliknya. Fase 2 juga dilakukan selama 4

minggu. Setelah 4 minggu fase 2 berakhir, maka dilakukan pengambilan darah

terakhir (ke 5).

Page 8: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

8

Fase Intervensi diberikan selama 4 minggu berdasar hasil berbagai

penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa minimal intervensi protein kedelai

maupun isoflavon dilakukan selama 2 minggu, dan dalam selang waktu tersebut

dapat dilihat perubahan pada parameter yang diukur. Penelitian terdahulu yang

memberikan protein kedelai maupun isoflavon terhadap profil lipid juga

menunjukkan hasil bahwa perubahan dapat dilihat setelah pemberian selama 2

minggu. Besarnya perubahan parameter sangat tergantung dari besarnya dosis,

bentuk intervensi, lama intervensi dilakukan, serta kondisi pre test sampel

perlakuan. Adapun wash out diberlakukan selama 4 minggu dengan alasan untuk

memberikan kesamaan waktu antara intervensi dan wash out, dan dari penelitian

yang pernah dilakukan bahwa kadar isoflavon akan bersih dalam darah setelah 2

minggu fase wash out serta untuk menghilangkan pengaruh intervensi yang telah

diterima sampel sebelumnya. Jumlah sampel dari awal hingga akhir penelitian

disajikan dalam Gambar 14.

Gambar 14 Jumlah sampel dari awal hingga akhir penelitian.

123 orangPenapisan

Sampel

Fase I

67 orang

30 orang 30 orang

Pos-test 29 orang 30 orang

29 orang 27 orang

27 orang 26 orangPos-test

Pre-test

Pre-test

Fase II

440 orang

Page 9: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

9

Sampel total terpilih sebanyak 67 orang, namun yang hadir pada saat

pengambilan darah pre-test hanya 60 orang. Sebanyak 7 orang tidak hadir karena

bekerja di tempat yang jauh sehingga tidak memungkinkan untuk diberi

intervensi. Dari 60 orang yang mengikuti awal intervensi, terdapat 53 orang yang

mengikuti semua prosedur penelitian secara lengkap. Terjadi drop out sebanyak

7 orang disebabkan karena 1 orang sakit (tetanus), 1 orang tidak hadir saat

pengambilan darah terakhir, dan 5 orang tidak bersedia melanjutkan intervensi

dengan alasan non medis.

Untuk setiap pengambilan darah ke 1 hingga ke 5 dilakukan prosedur yang

sama, diawali dengan puasa selama 10-12 jam sebelumnya dan pengambilan

darah dilakukan serentak pada hari yang sama dimulai pukul 6.30 hingga selesai.

Darah selanjutnya dibawa ke laboratorium dan dipisahkan serumnya, dibagi ke

dalam beberapa cuvet kecil dengan volume sesuai dengan jenis pemeriksaan.

Serum disimpan pada suhu -200C sebelum didistribusikan ke laboratorium yang

akan melakukan analisis lebih lanjut.

Intervensi

Tempe yang digunakan sebagai bahan intervensi berasal dari satu

produsen tempe yang ada di Kota Bogor, hal tersebut untuk menjamin

keseimbangan kandungan isoflavon yang dihasilkan karena menggunakan

prosedur yang selalu sama saat pembuatannya. Kedelai sebagai bahan dasar

pembuatan tempe adalah merek Americana, sedangkan ragi yang digunakan

diproduksi oleh PT. Aneka Fermentasi Industri, Bandung (BPOM RI. MD

262628001051).

Teori yang ada menunjukkan bahwa kandungan isoflavon tempe akan

lebih tinggi pada tempe yang mengalami 2 kali perebusan. Berdasar hal tersebut,

peneliti menunjuk satu produsen dengan proses pembuatan melalui perebusan 2

kali. Sebelum ditentukan produsen tempe yang akan diambil sebagai pemasok,

dilakukan analisa isoflavon pada 2 tempat pembuatan tempe, dimana kedua

tempat tersebut mengerjakan pembuatan tempe dengan proses yang berbeda.

Hasil analisis yang dilakukan sebanyak 3 kali uji isoflavon menunjukkan

bahwa 160 g tempe mentah basah mengandung rata-rata 49.3 mg isoflavon.

Page 10: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

10

Kandungan protein dalam 160 gr tempe mentah 26.4 g yang masih dianggap aman

untuk diberikan setiap harinya.

Intervensi tempe yang diberikan sebanyak 160 g per hari, 6 hari dalam

seminggu selama 4 minggu. Selama fase intervensi, setiap hari jam 06.00 WIB

produsen tempe mengantar tempe mentah ke peneliti. Proses pemasakan

membutuhkan waktu sekitar 1 jam dan proses pengemasan membutuhkan waktu

sekitar 30 menit. Sekitar jam 09.00 WIB tempe matang yang telah dikemas siap

didistribusikan ke sampel, dan tiba dirumah sampel sekitar pukul 09.30 WIB

hingga 11.00 WIB. Tempe tidak harus dihabiskan pada satu saat tertentu, namun

diminta untuk dihabiskan dalam satu hari. Untuk mengontrol kepatuhan

konsumsi tempe, maka setiap hari petugas pengantar tempe menanyakan

konsumsi tempe sehari sebelumnya.

Tempe diberikan sebanyak 160 g atau setara dengan 4 potong tempe

ukuran sedang. Menu tempe yang diberikan diganti setiap hari dengan ragam

jenis masakan :

1. Panggang rempah

2. Oseng

3. Bumbu kencur

4. Panggang opor

5. Sukiyaki

6. Semur

7. Bumbu kacang

8. Kari kemangi

9. Bacem

10. Sambal kencur

11. Botok

Instrumen Penelitian

Formulir yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Formulir karakteristik sampel (usia, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran,

suku, lama menopause, kebiasaan Olah Raga dan merokok)

2. Formulir pengetahuan gizi

3. Formulir pemeriksaan darah

Page 11: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

11

4. Formulir IMT

5. Formulir antropometri (BB, TB)

6. Formulir kesehatan (tekanan darah, status kesehatan saat pemeriksaan)

7. Formulir konsumsi : Food Frequency Quesioner (FFQ) dan food record.

Peralatan dan Bahan

Peralatan dan bahan yang digunakan meliputi

1. Timbangan BB merek seca dengan ketelitian 0,1 kilogram

2. Pengukur TB microtoise dengan ketelitian 0,1 centimeter

3. Pengukur tekanan darah sphygmomanometer dengan ketelitian 1,0 mmHg

4. Peralatan pengambil darah: syringe 10cc, kapas, alkohol, plester, tabung

5. Peralatan laboratorium: tube, sentrifuse, freezer, lemari es, shaker, printer,

spectrophotometer UV-1601 dengan panjang gelombang 200-800 nm (untuk

pemeriksaan MDA) , ELISA reader (untuk pemeriksaan SOD dan OxLDL),

Hitachi 902 analyzer (enzymatic colorimetric test untuk pemeriksaan profil

lipid), AAS (untuk pemeriksaan Zn).

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan selama penelitian meliputi karakterisik responden

yang terdiri dari: nama, tanggal lahir, menstruasi terakhir, lama menopause, suku

bangsa, status pernikahan, frekuensi kehamilan, jumlah anak, keikutsertaan KB,

jenis KB yang digunakan. Identitas responden dikumpulkan di awal tahap

penelitian. Data sosial ekonomi meliputi : pendidikan, pekerjaan, pendapatan,

pengeluaran, jumlah anggota keluarga dalam satu rumah. Data aktivitas fisik

meliputi aktivitas di rumah dan olah raga (lama, jenis, dan frekuensi).

Data status kesehatan yang dikumpulkan meliputi riwayat penyakit,

konsumsi obat, kebiasaan konsumsi suplement. Pemeriksaan kesehatan dilakukan

oleh dokter yang meliputi pemeriksaan fisik, anamnesa, keluhan dan riwayat

penyakit. Pemeriksaan kesehatan dilakukan setiap kali akan dilakukan

pengambilan darah.

Data antropometri meliputi: BB dan TB. Pengukuran TB dilakukan di

awal penelitian sedangkan pengukuran BB dilakukan bersamaan dengan setiap

Page 12: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

12

kali dilakukan pengambilan darah. Pengukuran TB menggunakan Microtoise

dengan ketelitian 0.1 cm, pengukuran BB menggunakan timbangan injak merek

seca ketelitian 0.1 kg, dan pengukuran tekanan darah menggunakan alat ukur

tekanan darah tensimeter raksa.

Tabel 9 Variabel penelitian

Variabel Sebelumrun-in

Sebelumfase 1

Setelahfase 1

Sebelumfase 2

Setelahfase 2

Karakteristik sampel

Sosial Ekonomi

Profil Lipid

-Total kolesterol -Kolesterol-HDL -Kolesterol-LDL -Trigrliserida

SOD

Zn

Ox-LDL

MDA

Pemeriksaan Kesehatan

Tekanan Darah

-Sistolik

-Diastolik

Sindrom Menopause

BB

TB

Record (1x/mg)

FFQ (1x/bl)

Data biokimia darah meliputi: profil lipid, SOD, Zn, OxLDL, MDA.

Pengambilan darah dilakukan sebanyak 5 kali. Data konsumsi meliputi :

pencatatan konsumsi makanan (food record) dan FFQ. Food record dilakukan 1

minggu sekali, sehingga total selama penelitian diperoleh 14 food record untuk

setiap sampel, sedangkan FFQ diambil sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan saat

Page 13: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

13

penelitian untuk melihat perubahan frekuensi konsumsi. Dari hasil food record

dianalisis konsumsi energi, karbohidrat, lemak, kolesterol, PUFA, MUFA, SAFA,

protein, vitamin E, Se, Zn, Cu dan Fe serta serat. Kepatuhan konsumsi tempe

ditanyakan setiap hari (pada keesokan harinya, bersamaan dengan pemberian

tempe pada sampel).

Tabel 10 Indikator dan metode pengumpulan data

Variabel Indikator Kunci Metode

Karakteristik

responden

Umur, lama menopause, frekuensi

kehamilan, alat KB yang pernah

digunakan

Wawancara berdasar kuesioner

Sosial ekonomi Pengeluaran per kapita/bulan

Pekerjaan

Pendidikan

Wawancara berdasar kuesioner

Status kesehatan Pernah/tidak pernah sakit, kebiasaan

minum obat, pemeriksaan fisik

kesehatan

Pemeriksaan dan Wawancara

Riwayat penyakit Jenis penyakit yang pernah diderita Wawancara berdasar kuesioner

Konsumsi

Food record

FFQ

Konsumsi per hari

Frekuensi dalam 1 bulan terakhir

Pengisian formulir food record

Wawancara berdasar kuesioner

Antropometri BB, TB Pengukuran BB dan TB

Biokimia darah Kolesterol totalK-LDLK-HDLTrigliseridaSODMDAOx-LDLZn

Analisis laboratorium

Zat gizi dan non gizi

pada tempe

Protein dan Asam amino

Lemak dan asam lemak

Zn, Fe, Cu

Isoflavon

Analisis laboratorium

Kepatuhan Jumlah tempe yang dimakan per hari Wawancara

Page 14: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

14

Pengambilan sampel darah dilakukan 5 kali (1 kali penapisan dan 4 kali

saat perlakuan). Sampel darah diambil sebanyak 8 ml dimasukkan dalam tabung

tanpa koagulan dan kemudian diputar dengan sentrifuse untuk diambil serumnya.

Serum di bagi menjadi 7 (5 untuk variabel dan 2 cadangan). Serum disimpan

dalam freezer -200C sebelum dilakukan analisis. Kandungan gizi dan non gizi

tempe yang dianalisis adalah : protein, asam amino, lemak, asam lemak, Zn, Cu,

dan isoflavon total.

Pengendalian Kualitas Data

Tim peneliti direkruit dengan seleksi sehingga memenuhi kriteria tertentu

dengan tujuan agar penelitian menghasilkan data yang berkualitas. Kriteria

petugas lapangan adalah sebagai berikut:

- perempuan

- lulusan S-1 gizi

- mempunyai pengalaman dalam mewawancarai responden

- mempunyai pengalaman di lapangan

- dapat berkomunikasi dengan baik

- tertarik dengan penelitian ini

- disiplin

- mempunyai komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan

- mempunyai kapasitas untuk membuat laporan kegiatan lapangan

- mampu bekerja sendiri maupun sebagai tim

Semua calon petugas lapangan/pewawancara dilatih selama 1 hari di

dalam ruangan dan 1 hari di lapangan. Materi yang diberikan selama pelatihan

adalah latar belakang dan tujuan penelitian survei, desain penelitian, metode

pemilihan sampel, bagaimana menghadapi responden, penguasaan kuesioner,

proses wawancara, teknik wawancara (pendekatan, pelaksanaan, probing),

penyelesaian masalah dan simulasi (praktek di kelas). Hari kedua akan dilakukan

ujicoba wawancara di lapangan dengan kriteria responden mirip dengan

responden penelitian. Setelah pelatihan maka modifikasi/perbaikan manual

dilakukan sesuai dengan pengalaman saat uji coba di lapangan.

Uji coba kuesioner dilaksanakan untuk mencatat berapa lama waktu

dibutuhkan untuk wawancara, menilai alur pertanyaan dan format kuesioner serta

Page 15: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

15

jawaban yang kemungkinan belum tercantum sebagai pilihan di kuesioner. Selain

itu juga untuk memastikan bahwa kuesioner telah dipahami dengan baik oleh

pewawancara dan menghindari aspek sensitif.

Reliabilitas pertanyaan dikendalikan untuk menjaga konsistensi

pertanyaan yang diberikan oleh pewawancara. Hal ini dilakukan terhadap sub

sampel dari setiap pewawancara dengan cara wawancara ulang yang dilakukan

oleh peneliti dan dibandingkan dengan jawaban responden sebelumnya.

Pertemuan rutin petugas dilakukan untuk memastikan data telah terkumpul

dengan baik dan untuk mengetahui masalah serta penyelesaiannya di lapangan.

Petugas lapangan secara rutin dikumpulkan bersama-sama setiap hari untuk

mendiskusikan hal tersebut. Hasil wawancara akan diperiksa oleh pewawancara

lain dan di periksa kembali oleh peneliti, hal tersebut untuk memastikan semua

kuesioner sudah dijawab dengan lengkap oleh sampel.

Pemilihan tempat analisis serum berdasarkan kemampuan peralatan dan

tenaga laboratorium yang berpengalaman mengalanisis parameter tertentu. Hal

tersebut menyebabkan analisis tidak dapat dilakukan di satu laboratorium namun

menyebar menjadi beberapa tempat. Tabel berikut berisi tempat analisis serum

dilakukan,.

Tabel 11 Laboratorium analisis biokimia darah

No. Jenis pemeriksaan Tempat pemeriksaan

1. Profil lipid Lab. Patologi Klinik FK – UI

2. SOD Lab. Biokimia FMIPA Universitas Brawijaya

3. MDA Lab. Biokimia FMIPA Universitas Brawijaya

4. Ox-LDL Lab. Biokimia FMIPA Universitas Brawijaya

5. Zn Lab. Biokimia Puslibang Gizi dan Makanan

Kemenkes RI

6. Isoflavon tempe Lab. Bioprospeksi Bidang Mikrobiologi LIPI

7. Protein & asam amino tempe Lab. Terpadu IPB

8. Lemak & asam lemak tempe Lab. Terpadu IPB

9. Zn, Cu dan Fe tempe Lab. Terpadu IPB

Page 16: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

16

Penilaian terhadap proses pengumpulan data dilakukan di lapangan oleh

supervisor untuk memeriksa apakah pewawancara mengumpulkan data dengan

tepat. Selain itu juga untuk mengetahui masalah yang ditemukan di lapangan.

Penilaian kualitas data entry dilakukan minimal 10% dari total data. Entry ulang

akan dilakukan jika terdapat inkonsistensi. Pengukuran antropometri dilakukan

oleh tenaga terlatih dan alat ukur yang digunakan (timbangan, microtoise) telah

dikalibrasi sebelum digunakan.

Pengambilan darah dilakukan oleh tenaga ahli sedangkan analisis sampel

darah dilakukan di beberapa laboratorium yang sudah terstandarisasi.

Pengambilan darah selalu dilakukan serentak mulai jam 6.30 WIB hingga 9.00

WIB. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan variasi hari dan cuaca serta

kondisi lain yang dikhawatir mempengaruhi spesimen darah.

Metode Pemeriksaan Laboratorium

Secara rinci prosedur kerja analisis spesimen darah dimuat dalam

lampiran. Berikut secara ringkas adalah reagent yang digunakan dalam analisis

tersebut.

1. Profil lipid

- Kolesterol total: diperiksa dengan metode enzymatic colorimetric test

“cholesterol CHOD-PAP (Roche, 2007). No Katalog 11489232-216

- Trigliserida: diperiksa dengan metode enzymatic colorimetric test

“triglycerides GPO-PAP (Roche, 2007). No Katalog 11488872-216

- Kolesterol-LDL: diperiksa dengan metode enzymatic colorimetric test

“LDL-cholesterol CHOD-PAP (Roche, 2007).

- Kolesterol-HDL diperiksa dengan metode enzymatic colorimetric test

“HDL-cholesterol CHOD-PAP (Roche, 2007). No Katalog 04713184-190

2. Aktifitas SOD diperiksa dengan metode activity assay menggunakan reagent

merk Northwest (NWK-SOD02)

3. OxLDL diperiksa dengan metode enzyme immunoassay menggunakan reagent

merk Mercodia, Swedia

4. MDA diperiksa dengan spektrofotometer, bahan yang digunakan antara lain

TCA, Na Thio, dan HCl

5. Zn diperiksa dengan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)

Page 17: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

17

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara bertahap, dimulai dari data yang

terkumpul di lapangan hingga data siap dianalisis. Data yang terkumpul di

lapangan akan diperiksa oleh peneliti, jika terdapat kekurangan data pewawancara

akan melengkapi dengan wawancara ulang kepada sampel. Jawaban pertanyaan

dikoding oleh pewawancara sehingga mempermudah proses input data.

Selanjutnya data diinput ke komputer. Jika proses input data telah selesai,

dilakukan proses pembersihan data dengan cara melihat sebaran data setiap

variabel. Data ekstrim akan dicek kembali ke kuesioner. Data yang telah

dibersihkan selanjutnya dianalisis secara diskriptif dan statistik menggunakan soft

ware statistik. Sebelum dilakukan uji statistik lanjut semua data disajikan dalam

bentuk statistik elementer (minimal, maksimal, rata-rata dan standar deviasi).

Data kuantitatif konsumsi pangan (food record) yang diambil 1x/mgg

direkapitulasi untuk mengetahui berbagai jenis pangan dan ukuran (gram) yang

dikonsumsi sampel. Untuk bahan makanan khususnya jajanan yang tidak lazim,

peneliti membeli bahan makanan tersebut di warung sekitar tempat tinggal

responden. Terindikasi ada sekitar 20 jenis jajanan yang dibeli dan digunakan

untuk mengetahui bahan asal dan berat makanan. Daftar ini digunakan sebagai

panduan dalam memasukkan jenis makanan ke dalam soft ware. Semua jenis

makanan dan berat makanan kemudian dimasukkan dalam soft ware Nutrisurvey

untuk dihitung energi, karbohidrat, protein, lemak, kolesterol, MUFA, SAFA,

PUFA, serat, vitamin E, Seng dan Cu. Hasil tersebut kemudian dibandingkan

dengan AKG (WKNPG 2004) untuk mengetahui kecukupan zat gizi setiap

sampel. Data kualitatif konsumsi pangan (FFQ) merupakan data pendukung

kuantitatif di ambil 1x/bln direkapitulasi dan dikonversi dalam hari atau minggu

untuk menggambarkan frekuensi konsumsi responden.

Analisis data yang pertama dilakukan adalah pengukuran diskriptif

terhadap beberapa parameter seperti karakteristik individu dan sosial ekonomi.

Beberapa ukuran yang dianalisis antara lain: mean (rata-rata), median, standar

deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimal. Uji statistik parameter biokimia

darah dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah menguji

distribusi sebaran normalitas data dengan menggunakan Uji Kosmogorov-

Page 18: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

18

Smirnov dan Uji homogenitas varian menggunakan Lavena test. Jika p>0.05

maka sebaran data tergolong terdistribusi normal dan varians data tergolong

homogen. Untuk mengetahui perubahan kadar parameter biokimia darah

sebelum dan setelah intervensi serta membandingkan antara kelompok perlakuan

dan kontrol (K-T, K-LDL, K-HDL, trigliserida, SOD, Zn, Ox-LDL dan MDA)

digunakan Anova design repeated measurement atau GLMRM (general linier

model repeated measurement).

Untuk mengetahui hubungan masing-masing konsumsi zat gizi terhadap

perubahan kadar setiap parameter biokimia darah dilakukan uji bivariat dengan uji

pearson jika data terdistribusi normal dan uji sperman jika data tidak terdistribusi

normal. Selanjutnya analisis regresi linier multivariat digunakan untuk

mengetahui faktor (konsumsi zat gizi) yang paling mempengaruhi perubahan

parameter darah setelah perlakuan.

Definisi Operasional

Definisi operasional berisi definisi dari setiap parameter atau variabel yang

diukur disertai dengan alat ukur yang digunakan, cara mengukur dan hasil

ukurnya. Selengkapnya disajikan pada Tabel 12 berikut.

Page 19: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

19

Tabel 12 Definisi operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur

Usia Usia dihitung sejak lahir

hingga ulang tahun terakhir

Kuesioner Wawancara < 50 thn

51 – 55 thn

>55 thn

Pendidikan Lama sekolah yang berhasil

diselesaikan responden

Kuesioner Wawancara Lulus SD

Lulus SMP

Lulus SMA

Lulus Akd/S-1

Pekerjaan Aktivitas di dalam atau

diluar rumah yang

menghasilkan uang

Kuesioner Wawancara Bekerja

Tidak bekerja

Pengeluaran Besarnya rupiah yang

dikeluarkan perkapita per

bulan

Kuesioner Wawancara < rata-rata

> rata-rata

Suku Asal daerah orang tua Kuesioner Wawancara Sunda

Jawa

Minang, dll

Lama menopause Dihitung sejak terakhir kali

menstruasi hingga saat

penelitian dimulai

Kuesioner Wawancara Lama nya

menopause

dalam tahun

Pengetahuan gizi Nilai yang diperoleh setelah

menjawab pertanyaan

tentang gizi

Kuesioner Wawancara Kurang

<60% benar

Sedang

60%-80% benar

Baik

>80% benar

Konsumsi Jumlah dan jenis makanan

yang dikonsumsi dalam satu

hari yang disajikan dalam

persentase total dari Angka

Kecukupan Gizi

Form food

record

Pengisian < AKG

> AKG

Status Gizi (IMT) Rasio antara berat badan

dalam kg dengan tinggi badan

dalam meter kuadrat. Rumus

: BB (kg)/TB2 (m)

Timbangan

BB SECA

dan pengukur

tinggi

microtoise

Menimbang BB

responden dengan

timbangan SECA

dan TB dengan

microtoise

Kurus: <18.5

Normal: 18.5 –

25

Gizi lebih: 25 –

27

Obesitas: >27

Page 20: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

20

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur

Tekanan darah Hasil pengukuran sistolik dan

diastolic yang dilakukan pada

posisi duduk setelah

beristirahat minimal 10 menit

Tensi meter Mengukur

tekanan darah

pada lengan

bagian atas

Hipertensi: sistolik

>140 mmHg dan atau

diastolik <90 mmHg

Non hipertensi:

sistolik <140 mmHg

dan diastolik < 90

mmHg

Genetik Penyakit yang diturunkan dari

salah satu orang tua atau

saudara yang lebih tua

Kuesioner Wawancara Ada: jika salah satu

keluarga yang lebih

tua mengalami salah

satu jenis pyk

degeneratif

Tidak ada: jika tidak

ada anggota keluarga

yang terkena pyk

degeneratif

Merokok Kebiasaan merokok yang

dilakukan sehari-hari

Kuesioner Wawancara Ya: jika saat

penelitian sampel

terbiasa merokok

Tidak: jika saat

penelitian sampel

tidak merokok

Aktivitas fisik Kegiatan olah raga yang

dilakukan secara rutin dalam

satu minggu

kuesioner Wawancara Jarang (<3x/mg)

Sering (>3x/mg)

K-Total Kadar kolesterol dalam serum

darah

Analisis

laboratorium

Pengambilan

darah lewat

vena dan

dianalisis di

Lab

Rasio

K-LDL Kadar LDL dalam

serum darah

Analisis

laboratorium

Pengambilan

darah lewat

vena dan

dianalisis di

Lab

Rasio

K-HDL Kadar HDL dalam

serum darah

Analisis

laboratorium

Pengambilan

darah lewat

vena dan

dianalisis di

Lab

Rasio

Page 21: Efek intervensi tempe terhadap profil lipid, superoksida ... · Penyakit jantung koroner (PJK) secara umum dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lipid yang terdiri dari meningkatnya

21

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur

Trigliserida Kadar trigliserida dalam

serum darah

Analisis

laboratorium

Pengambilan

darah lewat vena

dan dianalisis di

Lab

Rasio

SOD Kadar enzim superoksida

dismutase dalam serum darah

Analisis

laboratorium

Pengambilan darah

lewat vena dan

dianalisis di Lab

Rasio

Zinc Kadar Zn dalam serum darah Analisis

laboratorium

Pengambilan darah

lewat vena dan

dianalisis di Lab

Rasio

MDA Kadar MDA dalam

serum darah

Analisis

laboratorium

Pengambilan darah

lewat vena dan

dianalisis di Lab

Rasio

Oksidasi LDL Kadar oksidasi LDL dalam

serum darah

Analisis

laboratorium

Pengambilan darah

lewat vena dan

dianalisis di Lab

Rasio