PRAKTIKUM I (Cold Pressure Test)

17
PRAKTIKUM I COLD PRESSURE TEST (KENAIKAN TEKANAN DARAH DENGAN PENDINGINAN) A. TUJUAN Mendemonstasikan reaksi tekanan darah terhadap perubahan suhu B. ALAT DAN BAHAN 1. Sfigmomanometer dan stetoskop 2. Ember kecil berisi air kecil C. LANDASAN TEORI Prinsip-prinsip Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan fisik dilakukan ketika menyapa pasien dam memulai untuk mewawancarainya. Perhatikanlah bagaimana penampilannya, jabatan tangannya teraba seperti apa, sikap dan habitus umumnya, dan cara berbicaranya; periksalah keadaan fifiologis pasien secara keseluruhan. Kita juga akan belajar memperhatikan adanya kelainan sistem tertentu. Para ahli jiwa mengatakan bahwa pendekatan fisik ke seseorang dengan jarak kurang dari dua kaki selalu 1

description

cpt

Transcript of PRAKTIKUM I (Cold Pressure Test)

Page 1: PRAKTIKUM I (Cold Pressure Test)

PRAKTIKUM I

COLD PRESSURE TEST

(KENAIKAN TEKANAN DARAH DENGAN PENDINGINAN)

A. TUJUAN

Mendemonstasikan reaksi tekanan darah terhadap perubahan suhu

B. ALAT DAN BAHAN

1. Sfigmomanometer dan stetoskop

2. Ember kecil berisi air kecil

C. LANDASAN TEORI

Prinsip-prinsip Pemeriksaan Fisik:

Pemeriksaan fisik dilakukan ketika menyapa pasien dam memulai

untuk mewawancarainya. Perhatikanlah bagaimana penampilannya, jabatan

tangannya teraba seperti apa, sikap dan habitus umumnya, dan cara

berbicaranya; periksalah keadaan fifiologis pasien secara keseluruhan. Kita

juga akan belajar memperhatikan adanya kelainan sistem tertentu.

Para ahli jiwa mengatakan bahwa pendekatan fisik ke seseorang dengan jarak

kurang dari dua kaki selalu diinterupsikan dalam alam sadar sebagai “invasif”

dan mempertinggi kesadaran dan ketakutan pasien. Intruksi yang disampaikan

kepada pasien dengan hati-hati akan menghilangkan ketakutan pasien.

Lakukanlah pemeriksaan secara sistemik untuk menghindari kesalahan karena

kelalaian. Anamnesis memberikan perkiraan pertama tentang sifat penyakit.

Kadang-kadang kita perlu langsung memeriksa daerah yang kemungkinan

besar sakit. Tetapi, pendekatan secara sistematis lebih efektif pada

kebanyakan pemeriksaan. Pemeriksaan sistematis pada tiap-tiap sistem organ

secara rutin meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

1

Page 2: PRAKTIKUM I (Cold Pressure Test)

Inspeksi

Buka bagian yang akan di inspeksi dan gunakan cahaya yang baik.

Warna sklera kuning samar-samar (ikterus) sukar dilihat denggan

cahay lampu.neon. sianosis, warna kebiruan pada kulit, sukar dilihat

bila cahaya lampu remanng-remang. Sudut pencahayaan dapat

membantu pemeriksaan. Cahaya tidak langsung menimbulkan

bayangan yang menonjolkan perbedaan-perbedaan kecil dalam garis

bentuk dan dapat memperlihatkan perubahan-perubahan fungsional.

Warna, garis bentuk, simetri atau asimetris, dan kejadian-kejadian lain

dapat dilihat dan digolongkan. Pakailah penggaris, lebih baik yang

terbuat dari logam atau plastik dan sebuah pita pengukur yang lembut.

Jika mungkin, ukurlah observasi anda tersebut.

Palpasi

Palpasi adalah tindakan meraba dengan satu atau dua tangan. Palpasi

menegaskan apa yang kita lihat dan mengungkapkan hal-hal yang

tidak terlihat. Palpasi membedakan tekstur, dimensi, konsistensi, suhu,

dan kejadian-kejadian lain. Bagian tangan yang berbeda-beda paling

baik untuk bermacam-macam tugas.

Tekstur yang paling baik dideteksi dengan ujung jari. Kemampuan

untuk membedakan dua titik sebagai titik-titik terpisah, meskipun

letaknya sangat berdekatan, paling maksimal pada ujung jari.

Perbedaan kecil dapat diketahui dengan menggerakan ujung jari di atas

daerah yang dicurigai. Lukiskan tekstur kulit kering, kasar, atau halus,

lesi-lesi lain sebagai halus, berkelompok, tunggal, nodular, dan

sebagainnya.

Dimensi atau garis bentuk adalah tekstur dalam skala yang lebih luas.

Beberapa jari, satu atau dua tangan diperlukan tergantung pada luas

daerah yang akan diperiksa. Seperti halnya inspelsi, pengukuran

adalah penting. Balo temen dengan menggnakan dua tangan untuk

2

Page 3: PRAKTIKUM I (Cold Pressure Test)

mendeteksi struktur yang letaknya dalam. Satu tangan dengan tiba-tiba

mendorong dan tangan tersebut atau tangan lainnya berusaha meraba

struktur yang bergerak menjauhi tangan yang mendorongnya. Teknik

ini efektif bila struktur tersebut dikelilingi oleh cairan.

Konsistesi tergantung pada densitas benda padat atau ketegangan

dinding organ tubuh yang berongga. Konsistensi paling baik diraba

dengan ujung jari. Strukturnya dapat dideskripsikan sebagai lunak,

kenyal seperti karet, atau keras seperti batu.

Suhu tubuh tidak dapat ditentukan dengan tepat dengan palpasi. Tetapi

punggung ujung jari paling sesuai untuk mengidentifikasikan adanya

perubahan suhu dari satu tempat ketempat lain. Kulit disini tipis dan

terdapat banyak saraf. Dengan menggerakan punggung jari tangan di

atas kulit, dapat mengetahui daerah yang lebih hangat karena inflamasi

dan daerah yang lebih dingi karena berkurangnya aliran darah.

Perkusi

Perkusi adalah mengetuk dengan tangan atau dengan suatu alat pada

bagian tubuh. Ini menimbulkan getaran dan bunyi. Tujuannya adalah

untuk mengetahui apa yang terjadi pada bunyi itu. Ketuklah dua kali

dan dengarkan dengan cepat. Jangan melakukan perkusi dalam satu

tempat berulang-ulang tanpa memperhatikan bunyi yang

ditimbulkannya.

Perjalanan gelombang suara ditentukan oleh kepadatan media yang

dilalui gelombang tersebut dan jumlah antar permukaan antara media

yang berbeda-beda kepadatannya. Derajata penyebaran bunyi disebut

resonansi. Makin sedikit jumlah antar permukaan, makin baik

penghataran bunyi tersebut. Bunyi yang harus melewati kulit, otot,

lemak, tulang, cairan, dan udara akan dijalarkan tidak sebaik bunyi

yang hanyya melewati satu jaringan.

3

Page 4: PRAKTIKUM I (Cold Pressure Test)

Auskultasi

Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang berasal dari dalam tubuh.

Penilaian bunyi meliputi frekuensi, intensitas, durasi, dan kualitas.

Frekuensi adalah ukuran jumlah getaran sebagai siklus per menit.

Siklus yang banya per detik, atau frekuensi tinggi, sedangkan siklus

yang rendah per detik menghasilkan bunyi nada rendah. Intensitas

adalah ukuran kerasnya bunyi dalam desible (ekuivalen energinya

adalah dine per centimeter per segi). Lama bunyi tersebut terdebgar

adalah durasi. Kualitas bunyi kadanng-kadang dilukiskan sebagai

warna nada yang ditentukan oleh harmonics yang dihasilkan, atau

variasi dari kelipatan frekuensi dasar.

Tekanan darah dapat diukur dengan cara:

Palpasi untuk mencegah kesalahan ukur akibat menghilangnya bunyi

pada auskultasi (ausculcatory gap)

Auskultasi (cara yang paling sering dipakai).

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah:

Lebar manset. Lebar manset pada untuk orang dewasa kira-kira 12 cm.

Sikap penderita: berbaring, berdiri, dan emosi.

Teknik mengukur tekanan darah:

Dibiasakan mengukur tekanan darah pada lengan kanan.

Pasien/penderita harus duduk atau berbaring dengan tenang dan santai. Tidak

diperbolehkan terdapat pakaian sempit yang melingkari lengan yang akan

diperiksa. Tempat pada lengan yang diperiksa setinggi jantung. Manset cukup

dilingkarkan dengan rapat tanpa menyebabkan nyeri pada lengan atas dalam

sikap setengah abduksi lebih kurang 1 ½ di atas fossa antecubiti. Tekanan

diukur selang beberapa waktu (10-15 menit). Tekanan dinaikkan sampai lebih

kurang 20 mmHg di atas tekanan sistolik dengan dugaan sambil palpasi pada

4

Page 5: PRAKTIKUM I (Cold Pressure Test)

arteri radialis. Cara ini harus selalu dipergunakan lebih dahulu sebagai

orientasi dan sebagai pengawasan untuk metode berikutnya (auskultasi).

Dengan stetoskop pada fossa antecubiti di atas arteri brachialis kita

mendengarkan bunyi nadi Korotkof pada waktu tekanan dalam manset dengan

perlahan-lahan diturunkan (dengan kecepatan 2-3 mmHg untuk tiap satu

denyut nadi).

Yang disebut dengan tekanan sistole adalah bunyi pertama yang terdengar

teratur. Sedangkan tekanan diastole adalah bunyi yang mulai hilang.

Perbedaan antara tekanan sistole dengan tekanan diastole disebut tekanan nadi

(pulse pressure). Jika ditemukan hipertensi (tekanan sistole di atas 140 mmHg

dan diastole lebih dari 90 mmHg) harus diukur juga tensi pada seluruh

ekstremitas.

Tekanan darah pada tungkai bawah diukur dengan manset dibagian distal

tungkai atas dengan stetoskop di arteri poplitea. Biasanya terlebih dahulu

meraba arteri femoralis atau arteri dorsalis pedis untuk kemungkinan adanya:

Coarctatio aorta

Tekanan atau obstruksi aorta (arteri iliaca, arteri femoralis) oleh

aneurysma tumor dan thrombus.

5

Page 6: PRAKTIKUM I (Cold Pressure Test)

Untuk dapat mengikuti praktikum, peserta harus dapat menjawab pertanyaan

berikut :

1. Terangkan respon tubuh terhadap stres?

Pada saat stress terjadi sebagian besar daerah saraf simpatis melepaskan

impuls pada saat yang bersamaan, maka dengan berbagai cara keadaan ini

akan meninngkkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas otot yang

besar. Sehingga timbul berbagai efek seperti di bawah ini:

Peningkatan tekanan arteri

Peningkatan aliran darah untuk mengaktifkan otot-otot bersamaan

dengan penurunan aliran darah ke organ-organ, seperti traktus

gastrointestinal dan ginjal yang tidak diperlikan untuk aktivitas

motorik yang cepat

Peningkatan metabolisme sel di seluruh tubuh

Peningkatan konsentrasi gula darah

Peningkatan proses glikolisis di hati dan otot

Peningkatan kekuatan otot

Peningkatan akktivitas mental

Peningkatan kecepatan proses koagulasi darah.

Sistem simpatis terutama teraktivasi kuat pada berbagai keadaan emosi,

misalnya marah. Perangsangan ditimbulkan oleh hipotalamus, sinyal-

sinyalnya dijalarkan ke bawah melalui formasioretikularis otak dan kemudian

masuk ke medula spinalis menyebabkan pelepasan impuls saraf simpatis yang

masif. Keadaan ini disebut reeaksi alarm ari serat simpatis atau reaksi fight

and flight (menghadapi atau menghindari). Efek di atas menyebabkan orang

tersebut dapat melaksanakan aktivitas fisik yang jauh lebih besar daripada jika

tidak ada efek tersebut. Oleh karena itu stress fisik atau mental akan

menggiatkan sistem simpatis yang bertujuan untuk menyediakan aktivitas

tambahan tubuh pada saat stress.

6

Page 7: PRAKTIKUM I (Cold Pressure Test)

2. Terangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah!

Curah jantung, yaitu jumlah darah yang dipompa ke dalam aorta oleh

janting setiap menit. Jumlah ini adalah juga jumlah darah yang

mengalir melalui sirkulasi. Oleh karena itu, jika terjadi peningkatan

curah jantung maka tekanan darah pun akan meningkat

Tahanan pembuluh darah perifer

Tahanan pembuluh darah perifer ini berpengaruh pada curah jantung.

Apabila tahanan pembuluh darah tepi (perifer) meningkat, maka akan

menurunkan tekanan darah. Begitu pula sebaliknya

Volume darah total

Apabial terjadi kehilangan darah (volume darah menurun) maka akan

menyebabkan curah jantung menurun pula, sehingga tekanan darah

juga ikut menurun

Aktivitas fisik

Aktivitas fisik akan meningkatkan tekanan darah karena adanya

vasodilatasi lokal pada vaskularisasi otot yang disebabkan oleh

peningkatan metabolisme sel-sel otot

Nyeri yang berlebihan

Marah, dan

Takut.

7

Page 8: PRAKTIKUM I (Cold Pressure Test)

3. Terangkan bagaimana pengaruh perubahan temperatur terhadap stres dan

tekanan darah!

↑ simpatis ↑ keringat

Menahan air dan NaCl

↑ temperatur ↑ tekanan osmotik

vasokonstriksi arteriole di GI tract, liver

Vasodilatasi arteriole di kulit dan otot

↑ frekuensi jantung ↑ heart rate

↓ stroke volume

↓ tekanan darah

↓ temperatur hipotalamus

↓ frekuensi jantung

Otot skeletal simpatis anterior pituitari

↑ stroke volume

↑ panas

↑ tekanan darah vasokonstriksi adrenal ACTH TSH

↑ SV medula

Adrenal tiroid

cortex

↑ tekanan darah

↑ glukosa ↑ laju metabolime

8

Page 9: PRAKTIKUM I (Cold Pressure Test)

D. CARA KERJA

1. Memasang manset sfigmomanometer pada lengan atas naracoba yang

telah beristirahat

2. Mengukur tekanan darah sampai mendapat nilai yang sama 3 kali

berturut-turut utnuk menentukan tekanan drah basal

3. Manset tetap terpasang tanpa tekanan, naracoba memasukan tangan

kirinya ke dalam ember berisi air es (4C) sampai pergelangan tangan

4. Menentukan tekanan sistol dan diastol pada detik ke-30 dan detik ke-60

pendinginan (usahakn mengukur tekanan darah secara tepat)

5. Setelah tekanan darah ditetapkan, segera mengangkat tangan dari es,

kemudian menemukan tekanan darah pasca pendinginan setiap 2 menit

sampai kembali ke tekanan basal.

Catatan :

Bila perubahan tekanan sistolik 20 mmHg dan diastolik 15 mmHg dari

keadaan basal, naracoba termasuk dalam kelompok hipereaktor, bila tekanan

basal lebih kecil di sebut hiporeaktor. Bila mengukur TD secara cepat sulit

dilakukan, percobaan dapat dilakukan 2 kali. Percobaan I hanya mengukur

tekanan sistole, percobaan II mengukur tekanan diastolik. Akan tetapi, antara

percobaan I dan II tekanan darah naracoba harus kembali ke tekanan darah basal.

E. HASIL PERCOBAAN

No. Naracoba TD Basal TD 30” TD 60” TD 2’I TD 2’II Kategori

1. Varaa 130/80 135/80 140/80 135/80 130/80 Hiporeaktor

2. Mariam 120/80 125/80 130/90 120/80 Hiporeaktor

3. Santhi 130/80 140/80 140/80 135/80 130/80 Hiporeaktor

4. Yokita 135/80 130/90 130/90 135/80 Hiporeaktor

05. Yudi 120/80 140/80 135/80 120/80 Hiporeaktor

9

Page 10: PRAKTIKUM I (Cold Pressure Test)

Pertanyaan:

1. Apakah dalam kelurga naracoba dalam satu garis keturunan (Ayah, ibu,

saudara) ada yang menderita hipertensi?

No. Naracoba Hipertensi dalam

Keluarga

Yang menderita hipertensi

1. Varaa

2. Mariam

3. Santhi

4. Yokita

5. Yudi

F. PEMBAHASAN

G. KESIMPULAN

10

Page 11: PRAKTIKUM I (Cold Pressure Test)

Dari hasil percobaan kami didapatkan bahwa hanya Nor Faz Azrin

yang mengalami hiporeaktor

Untuk menentukan hipereaktor atau hiporeaktor, dapat dihitung

melalui selisih antara tekanan darah puncak ( tekanan yang diukur saat

setelah melakukan cold presor test ) dengan tekanan darah basal

Dikatakan hipereaktor jika selisih tekanan sistolik ≥ 20 mmHg dan

selisih tekanan diastoliknya ≥15 mmHg. Dikatakan hiporeaktor jika

tekanan sistoliknya < 20 mmHg dan selisih tekanan diastoliknya

<15mmHg

Apabila hanya salah satu tekanan baik sistolik maupun diastolik yang

dinyatakan hipereaktor sedangkan yang lainnya hiporeaktor, maka

dikatakan orang tersebut mengalami hipereaktor

11