Prakt 4.

18
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Fisiologi mempelajari fungsi organ – organ tubuh atau fungsi keseluruhan organisme. Organ artinya alat – alat tubuh seperti hati, paru – paru, insang, jantung, ginjal yang merupakan bagian tubuh hewan sedangkan pada tumbuhan oragn antara lain meliputi akar, batang, daun, bunga. Organ – organ tersebut menyusun suatu organisme yaitu makhluk hidup baik yang makroskopik (berukuran besar, dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat) maupun yang mikroskopis (berukuran kecil, tidak dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat). Fisiologi mencakup pembahasan tentang apa yang dilakukan oleh makhluk hidup dan bagaimana mereka melakukan agar mereka lulus hidup dan dapat mengatasi berbagai tantangan dari lingkungan hidupnya sehingga mereka dapat beradaptasi dan memppertahankan eksistensinya. (Fujaya, 2004) Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi mencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabel lingkungan yang 1

Transcript of Prakt 4.

Page 1: Prakt 4.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Fisiologi mempelajari fungsi organ – organ tubuh atau fungsi keseluruhan

organisme. Organ artinya alat – alat tubuh seperti hati, paru – paru, insang,

jantung, ginjal yang merupakan bagian tubuh hewan sedangkan pada tumbuhan

oragn antara lain meliputi akar, batang, daun, bunga. Organ – organ tersebut

menyusun suatu organisme yaitu makhluk hidup baik yang makroskopik

(berukuran besar, dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat) maupun

yang mikroskopis (berukuran kecil, tidak dapat dilihat dengan mata manusia tanpa

bantuan alat). Fisiologi mencakup pembahasan tentang apa yang dilakukan oleh

makhluk hidup dan bagaimana mereka melakukan agar mereka lulus hidup dan

dapat mengatasi berbagai tantangan dari lingkungan hidupnya sehingga mereka

dapat beradaptasi dan memppertahankan eksistensinya. (Fujaya, 2004)

Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi

mencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabel

lingkungan yang dihadapi organisme tersebut. Artinya bahwa setiap organisme

harus mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungannya. Adaptasi

tersebut berupa respon morfologi, fisiologis dan tingkah laku. Pada lingkungan

perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan

homeostatis yang diperlukan bagi pertumbuhan dan reproduksi biota perairan

(Campbell, 2004).

Dewasa ini telah terjadi penurunan mutu sumber daya air, baik perairan

tawar, perairan payau maupun perairan laut. Sebagai contoh adalah penurunan

mutu air sungai. Sungai yang dulu berfungsi untuk mengalirkan air dari hulu ke

1

Page 2: Prakt 4.

hilir atau menyalurkan air hujan yang jatuh di daratan ke lautan, sekarang berubah

fungsi menjadi tempat pembuangan berbagai macam sampah dan bahan

pencemar. Sampah dan bahan pencemar yang masuk ke sungai berasal dari

limbah yang dihasilkan oleh berbagai jenis industri yang umumnya berlokasi di

sepanjang aliran sungai. Limbah ini dapat berasal dari industri pertanian, rumah

tangga, dan lain sebagainya (Kanisus, 2002).

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan praktikum Pengamatan Menentukan Laju Pernafasan, Melihat

Morfologi Insang Dan Jantung Ikan Beberapa Menit Setelah Mati Karena

Pencemaran serta Menentukan Laju Denyut Jantung Pada Ikan ini adalah untuk

menentukan berapa laju pernafasan dan laju denyut jantung ikan, serta mengamati

pergerakan ikan pada saat terjadi pencemaran dan melihat morfologi insang dan

jantung setelah terjadi pencemaran.

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah mengetahui bagaimana laju

pernafasan dan laju denyut jantung serta dapat melihat morfologi insang &

Jantung pada ikan.

.

2

Page 3: Prakt 4.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Lele termasuk dalam jenis ikan air tawar dengan ciri – ciri tubuh

yang memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak memiliki sisik, mulut besar,

warna kelabu sampai hitam. Di sekitar mulut terdapat bagian nasal, maksila,

mandibula luar dan mandibula dalam, masing-masing terdapat sepasang kumis.

Hanya kumis bagian mandibula yang dapat digerakkan untuk meraba

makanannya. Kulit lele dumbo berlendir tidak bersisik, berwarna hitam pada

bagian punggung (dorsal) dan bagian samping (lateral). Sirip punggung, sirip

ekor, dan sirip dubur merupakan sirip tunggal, sedangkan sirip perut dan sirip

dada merupakan sirip ganda. Pada sirip dada terdapat duri yang keras dan runcing

yang disebut patil. Patil lele dumbo tidak beracun (Suyanto 2007).

Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) termasuk kedalam Phylum:

Chordata, Kelas: Pisces, Sub Kelas: Teleoistei, Ordo: Ostariophysi, Sub Ordo:

Siluroidae, Family: Claridae, Genus: Clarias, Spesies: Clarias gariepinus. Pada

mulanya nama ilmiah ikan Lele Dumbo adalah Clarias fuscus dan kemudian

diganti menjadi Clarias gariepinus. Pengganti nama ini berdasarkan atas sifat-

sifat induk jantan yang dominan diturunkan kepada anaknya. Dari hasil

penyilangan itu ternyata keturunan ikan Lele yang dihasilkan mempunyai sifat-

sifat yang unggul (Kurniawan, 2009).

Menurut Darmadi (2009) Sistem pernapasan adalah proses pengikatan

oksigen (O2) dan pengeluaran karbon dioksida (CO2) oleh darah melalui

permukaan alat pernapasan. Oksigen sebagai bahan pernapasan dibutuhkan oleh

sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Oleh karena itu, kelangsungan hidup ikan

3

Page 4: Prakt 4.

sangat ditentukan oleh kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup dari

lingkungannya.

Ikan lele mempunyai alat pernapasan berupa insang serta labirin sebagai

alat pernapasan tambahannya. Alat pernapasan lele terletak di kepala bagian

belakang. Insang pada ikan merupakan komponen penting dalam pertukaran gas.

Insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras dengan beberapa

filamen insang di dalamnya. Setiap filamen insang terdiri atas banyak lamela yang

merupakan tempat pertukaran gas ( Kurniawan, 2009)

Bentuk alat pernapasan tambahan (labirin) ikan lele seperti rimbunan

dedaunan. Labirin berwarna kemerahan yang terletak di bagian atas lengkung

insang kedua dan keempat. Fungsi labirin ini mengambil oksigen dari atas

permukaan air sehingga dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara.

Dengan alat pernapasan tambahan ini, ikan lele mampu bertahan hidup dalam

kondisi oksigen (O2) yang minimum (Suyanto, 2002).

4

Page 5: Prakt 4.

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan tempat

Praktikum Fisiologi Hewan Air dengan judul “Menentukan Laju

Pernapasan, Melihat Morfologi Insang dan Jantung Ikan Beberapa Menit Setelah

Mati Karena Pencemaran dan Menentukan Laju Denyut Jantung Pada Ikan” ini

dilaksanakan pada hari Jum’at, 11 Mei 2012, pukul 08.00 WIB s/d selesai yang

bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Universitas Riau

3.2. Bahan dan Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Wadah 3 Buah,

Gunting bedah, Stopwatch, Nampan, Serbet, Alat tulis lengkap: Pensil, Penggaris,

Penghapus, Buku penuntun praktikum dan Buku untuk menggambar hasil

pengamatan yang telah dilakukan, Sedangkan bahan-bahan yang digunakan

dalam praktikum ini adalah Ikan Lele (Clarias garipienus) yang berjumlah 25

Ekor dan Bayclin.

3.3. Metode Praktikum

Metode yang dipergunakan pada praktikum ini adalah metode langsung

dimana objek diteliti dan diamati secara langsung secara makroskopis dan

mikroskopis oleh praktikan guna diambil datanya sesuai dengan tuntunan yang

terdapat didalam buku penuntun praktikum.

3.4. Prosedur Pratikum

Ada 3 percobaan yang digunakan dalam praktikum keempat ini, prosedur

percobaan tersebut adalah sebagai berikut :

5

Page 6: Prakt 4.

Siapkan 4 buah Wadah ikan untuk masing-masing kelompok.

Larutkan bahan pencemar 1ml kedalam wadah A, 2ml kedalam wadah B dan 3

ml ke dalam wadah C dan wadah 1 nya lagi dijadikan Kontrol.

Masukkan ikan sample sebanyak 6 ekor kedalam masing-masing wadah

tersebut.

Aklimatisasi selama 10 menit pertama dan amati pergerakan ikan tersebut.

Setelah 10 menit pertama hitung berapa bukaan mulut dan operculum pada

masing-masing wadah

Lalu diambil ikannya lalu di bedah kemudian di amati denyut jantungnya,

amati juga morfologi insang dan jantungnya.

Begitu juga pada 10 menit kedua, 15 menit pertama dan 15 menit kedua

selanjutnya.

6

Page 7: Prakt 4.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan hasil pratikum mengenai “Pengamatan Pergerakan Sirip-

sirip Ikan dan Mekanisme Ikan Mengambil Makanan dan Laju Menghancur

Makanan di Dalam Lambung” diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut :

Tabel 1. Laju Pernafasan

waktu Kode ikan TL SL Bukaan Mulut

10 menit

pertama

A 1ml 80 mm 70 mm 3 kali

B 2ml 86 mm 75 mm 4 kali

C 3ml 95 mm 80 mm 30 kali

D kontrol 85 mm 71 mm -

10 menit kedua A 1ml 83 mm 70 mm 8 kali

B 2ml 86 mm 69 mm 2 kali

C 3ml 90 mm 80 mm 3 kali

D kontrol 78 mm 67 mm 2 kali

Tabel 2. Morfologi insang dan jantung serta denyut jantungKode Ikan TL SL Denyut Jantung

/menit

Morfolog

i Insang

Morfologi

Jantung

A 1ml 83 mm 70 mm 112 kali Merah

pucat

Merah

pudar

B 2ml 86 mm 69 mm 117 kali Merah

pucat

Merah hati

C 3ml 90 mm 80 mm 107 kali Merah

pucat

Merah

pudar

D kontrol 78 mm 67 mm 155 kali Merah Merah hati

7

Page 8: Prakt 4.

4.2. Pembahasan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa individu-individu ikan

sebelum mengalami kematian akibat terkena limbah atau bahan pencemar

biasanya akan memperlihatkan pergerakan atau tingkah laku yang berbeda ketika

lingkungan hidupnya tercemar. Gerakan renang selalu tidak beraturan dan arahnya

tidak menentu. Adakalanya pergerakan ikan itu akan membentur dinding stoples

atau tempat dimana ikan itu berada yang akan mengakibatkan timbul luka pada

permukaan tubuh sehinggga keadaan itu membantu mempercepat proses kematian

individu ikan didalam stoples, keramba atau jaring apung. Karena pada saat itu

kemampuan ikan untuk mengikat oksigen sudah semakin sulit dan sebagian bahan

pencemar sudah terbawa darah keotak dan sistem syaraf (Campbell, 2004).

Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan seekor ikan

adalah harus adanya suplay oksigen yang cukup didalam jaringan. Oksigen ini

diperlukan untuk melepas energi, melangsungkan oksidasi lemak dan gula. Energi

yang terlepaskan dipergunakan untuk kegitan tubuh di dalam menjalani

kehidupan, yang dikemukakan oleh Darmadi (2009).

Djamal (2002) menyatakan bahwa pertukaran antara oksigen yang masuk

kedalam darah dengan karbondioksida yang keluar dari darah terjadi dengan cara

difusi pada pembuluh darah pada insang. Peredaran darah dalam filamen insang

merupakan pertemuan anatara pembuluh darah yang berasal dari jantung yang

masih banyak mengandung karbondioksida dengan pembuluh darah yang akan

meninggalkan filamen insang yang kaya akan oksigen. Difusi oksigen pada

8

Page 9: Prakt 4.

filamen insang dibantu oleh tekanan air yang terdapat pada rongga mulut dan air

yang dipaksa keluar melalui insang (Soetjipta, 2003).

Detergen memiliki efek beracun dalam air, karena detergen akan

menghancurkan lapisan eksternal lendir yang melindungi ikan dari bakteri dan

parasit. Deterjen juga dapat menyebabkan kerusakan pada insang. Kebanyakan

ikan akan mati bila konsentrasi deterjen 15 bagian per juta. Deterjen dengan

konsentrasi rendah, sekitar 5 ppm tetap dapat membunuh telur ikan (Djamal,

2002).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

9

Page 10: Prakt 4.

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah Bahan pencemar yang

dimasukkan kedalam wadah mengakibatkan ikan mengalami gangguan pernafasan

dan ikan tidak tahan terhadap pengaruh bahan pencemar dan mengakibatkan ikan

mati. Semakin banyak bahan pencemar yang di masukkan ke dalam wadah maka

ikan akan semakin cepat mengalami kematian.

Morfologi insang dan jantung ikan yang telah terkena pengaruh polutan

warnanya menjadi sangat pucat, dan denyut jantung, Bukaan Mulut serta Bukaan

mulutnya mengalami perlambatan karena ikan sudah mulai stress.

5.2. Saran

Agar asisten lebih membimbing praktikan dengan sungguh-sungguh

supaya praktikan benar-benar memahami apa yang sedang dilakukan dan tujuan

dari praktikum itu tercapai. Dan mohon dilengkapi sarana dan prasarana

praktikum agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

10

Page 11: Prakt 4.

Affandi, R., dan Tang, U. 2002. Fisiologi Hewan Air.University Riau Press. Riau.217 p.

Campbell. 2004. Biologi, Edisi Kelima-Jilid 3. Jakarta. Penerbit Erlangga 

Darmadi. 2009. Laporan Praktikum Fisiologi Hewan (Operkulum Ikan). Bandung. Universitas Padjajaran. http://dharmadharma.wordpress.com/ diakses pada Kamis, 17 Mei 2012 pukul 16.10 WIB 

Djamal, Zoer’aini.2002.Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi. Jakarta. Penerbit P.T Bumi Aksara 

Fujaya, Yusinta. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. PT Rineka Cipta, Jakarta. 179 hal.

Kanisius. 2002. Polusi Air dan Udara. Yogjakarta. Penerbis Kanisius 

Kurniawan, Dolly. 2009. ’Studi Hematologi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Yang Terdedah Pestisida Diazinon’. Skripsi. Pekanbaru: FAPERIKA, Universitas Riau.

Soetjipta. 2003. Dasar-dasar Ekologi Hewan. Yogjakarta. Penerbit Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sugiri, 

Suyanto, S. R . 2002. Budidaya Ikan Lele. Jakarta: Penebar Swadaya. 100 halaman.

LAMPIRAN

1.Alat-alat Yang Digunakan Selama Praktikum

11

Page 12: Prakt 4.

Buku Penuntun Buku Gambar

Pensil pengapus

Nampan / Baki Serbet

Gunting bedah Stopwatch

2. Bahan-bahan yang dipratikumkan

12

Page 13: Prakt 4.

Ikan Lele (Clarias gariepinus) Bayclin

13