Prakt 4.
-
Upload
atika-mansur -
Category
Documents
-
view
88 -
download
22
Transcript of Prakt 4.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Fisiologi mempelajari fungsi organ – organ tubuh atau fungsi keseluruhan
organisme. Organ artinya alat – alat tubuh seperti hati, paru – paru, insang,
jantung, ginjal yang merupakan bagian tubuh hewan sedangkan pada tumbuhan
oragn antara lain meliputi akar, batang, daun, bunga. Organ – organ tersebut
menyusun suatu organisme yaitu makhluk hidup baik yang makroskopik
(berukuran besar, dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat) maupun
yang mikroskopis (berukuran kecil, tidak dapat dilihat dengan mata manusia tanpa
bantuan alat). Fisiologi mencakup pembahasan tentang apa yang dilakukan oleh
makhluk hidup dan bagaimana mereka melakukan agar mereka lulus hidup dan
dapat mengatasi berbagai tantangan dari lingkungan hidupnya sehingga mereka
dapat beradaptasi dan memppertahankan eksistensinya. (Fujaya, 2004)
Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi
mencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabel
lingkungan yang dihadapi organisme tersebut. Artinya bahwa setiap organisme
harus mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungannya. Adaptasi
tersebut berupa respon morfologi, fisiologis dan tingkah laku. Pada lingkungan
perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan
homeostatis yang diperlukan bagi pertumbuhan dan reproduksi biota perairan
(Campbell, 2004).
Dewasa ini telah terjadi penurunan mutu sumber daya air, baik perairan
tawar, perairan payau maupun perairan laut. Sebagai contoh adalah penurunan
mutu air sungai. Sungai yang dulu berfungsi untuk mengalirkan air dari hulu ke
1
hilir atau menyalurkan air hujan yang jatuh di daratan ke lautan, sekarang berubah
fungsi menjadi tempat pembuangan berbagai macam sampah dan bahan
pencemar. Sampah dan bahan pencemar yang masuk ke sungai berasal dari
limbah yang dihasilkan oleh berbagai jenis industri yang umumnya berlokasi di
sepanjang aliran sungai. Limbah ini dapat berasal dari industri pertanian, rumah
tangga, dan lain sebagainya (Kanisus, 2002).
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum Pengamatan Menentukan Laju Pernafasan, Melihat
Morfologi Insang Dan Jantung Ikan Beberapa Menit Setelah Mati Karena
Pencemaran serta Menentukan Laju Denyut Jantung Pada Ikan ini adalah untuk
menentukan berapa laju pernafasan dan laju denyut jantung ikan, serta mengamati
pergerakan ikan pada saat terjadi pencemaran dan melihat morfologi insang dan
jantung setelah terjadi pencemaran.
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah mengetahui bagaimana laju
pernafasan dan laju denyut jantung serta dapat melihat morfologi insang &
Jantung pada ikan.
.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Lele termasuk dalam jenis ikan air tawar dengan ciri – ciri tubuh
yang memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak memiliki sisik, mulut besar,
warna kelabu sampai hitam. Di sekitar mulut terdapat bagian nasal, maksila,
mandibula luar dan mandibula dalam, masing-masing terdapat sepasang kumis.
Hanya kumis bagian mandibula yang dapat digerakkan untuk meraba
makanannya. Kulit lele dumbo berlendir tidak bersisik, berwarna hitam pada
bagian punggung (dorsal) dan bagian samping (lateral). Sirip punggung, sirip
ekor, dan sirip dubur merupakan sirip tunggal, sedangkan sirip perut dan sirip
dada merupakan sirip ganda. Pada sirip dada terdapat duri yang keras dan runcing
yang disebut patil. Patil lele dumbo tidak beracun (Suyanto 2007).
Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) termasuk kedalam Phylum:
Chordata, Kelas: Pisces, Sub Kelas: Teleoistei, Ordo: Ostariophysi, Sub Ordo:
Siluroidae, Family: Claridae, Genus: Clarias, Spesies: Clarias gariepinus. Pada
mulanya nama ilmiah ikan Lele Dumbo adalah Clarias fuscus dan kemudian
diganti menjadi Clarias gariepinus. Pengganti nama ini berdasarkan atas sifat-
sifat induk jantan yang dominan diturunkan kepada anaknya. Dari hasil
penyilangan itu ternyata keturunan ikan Lele yang dihasilkan mempunyai sifat-
sifat yang unggul (Kurniawan, 2009).
Menurut Darmadi (2009) Sistem pernapasan adalah proses pengikatan
oksigen (O2) dan pengeluaran karbon dioksida (CO2) oleh darah melalui
permukaan alat pernapasan. Oksigen sebagai bahan pernapasan dibutuhkan oleh
sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Oleh karena itu, kelangsungan hidup ikan
3
sangat ditentukan oleh kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup dari
lingkungannya.
Ikan lele mempunyai alat pernapasan berupa insang serta labirin sebagai
alat pernapasan tambahannya. Alat pernapasan lele terletak di kepala bagian
belakang. Insang pada ikan merupakan komponen penting dalam pertukaran gas.
Insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras dengan beberapa
filamen insang di dalamnya. Setiap filamen insang terdiri atas banyak lamela yang
merupakan tempat pertukaran gas ( Kurniawan, 2009)
Bentuk alat pernapasan tambahan (labirin) ikan lele seperti rimbunan
dedaunan. Labirin berwarna kemerahan yang terletak di bagian atas lengkung
insang kedua dan keempat. Fungsi labirin ini mengambil oksigen dari atas
permukaan air sehingga dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara.
Dengan alat pernapasan tambahan ini, ikan lele mampu bertahan hidup dalam
kondisi oksigen (O2) yang minimum (Suyanto, 2002).
4
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum Fisiologi Hewan Air dengan judul “Menentukan Laju
Pernapasan, Melihat Morfologi Insang dan Jantung Ikan Beberapa Menit Setelah
Mati Karena Pencemaran dan Menentukan Laju Denyut Jantung Pada Ikan” ini
dilaksanakan pada hari Jum’at, 11 Mei 2012, pukul 08.00 WIB s/d selesai yang
bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Riau
3.2. Bahan dan Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Wadah 3 Buah,
Gunting bedah, Stopwatch, Nampan, Serbet, Alat tulis lengkap: Pensil, Penggaris,
Penghapus, Buku penuntun praktikum dan Buku untuk menggambar hasil
pengamatan yang telah dilakukan, Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah Ikan Lele (Clarias garipienus) yang berjumlah 25
Ekor dan Bayclin.
3.3. Metode Praktikum
Metode yang dipergunakan pada praktikum ini adalah metode langsung
dimana objek diteliti dan diamati secara langsung secara makroskopis dan
mikroskopis oleh praktikan guna diambil datanya sesuai dengan tuntunan yang
terdapat didalam buku penuntun praktikum.
3.4. Prosedur Pratikum
Ada 3 percobaan yang digunakan dalam praktikum keempat ini, prosedur
percobaan tersebut adalah sebagai berikut :
5
Siapkan 4 buah Wadah ikan untuk masing-masing kelompok.
Larutkan bahan pencemar 1ml kedalam wadah A, 2ml kedalam wadah B dan 3
ml ke dalam wadah C dan wadah 1 nya lagi dijadikan Kontrol.
Masukkan ikan sample sebanyak 6 ekor kedalam masing-masing wadah
tersebut.
Aklimatisasi selama 10 menit pertama dan amati pergerakan ikan tersebut.
Setelah 10 menit pertama hitung berapa bukaan mulut dan operculum pada
masing-masing wadah
Lalu diambil ikannya lalu di bedah kemudian di amati denyut jantungnya,
amati juga morfologi insang dan jantungnya.
Begitu juga pada 10 menit kedua, 15 menit pertama dan 15 menit kedua
selanjutnya.
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil pratikum mengenai “Pengamatan Pergerakan Sirip-
sirip Ikan dan Mekanisme Ikan Mengambil Makanan dan Laju Menghancur
Makanan di Dalam Lambung” diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut :
Tabel 1. Laju Pernafasan
waktu Kode ikan TL SL Bukaan Mulut
10 menit
pertama
A 1ml 80 mm 70 mm 3 kali
B 2ml 86 mm 75 mm 4 kali
C 3ml 95 mm 80 mm 30 kali
D kontrol 85 mm 71 mm -
10 menit kedua A 1ml 83 mm 70 mm 8 kali
B 2ml 86 mm 69 mm 2 kali
C 3ml 90 mm 80 mm 3 kali
D kontrol 78 mm 67 mm 2 kali
Tabel 2. Morfologi insang dan jantung serta denyut jantungKode Ikan TL SL Denyut Jantung
/menit
Morfolog
i Insang
Morfologi
Jantung
A 1ml 83 mm 70 mm 112 kali Merah
pucat
Merah
pudar
B 2ml 86 mm 69 mm 117 kali Merah
pucat
Merah hati
C 3ml 90 mm 80 mm 107 kali Merah
pucat
Merah
pudar
D kontrol 78 mm 67 mm 155 kali Merah Merah hati
7
4.2. Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa individu-individu ikan
sebelum mengalami kematian akibat terkena limbah atau bahan pencemar
biasanya akan memperlihatkan pergerakan atau tingkah laku yang berbeda ketika
lingkungan hidupnya tercemar. Gerakan renang selalu tidak beraturan dan arahnya
tidak menentu. Adakalanya pergerakan ikan itu akan membentur dinding stoples
atau tempat dimana ikan itu berada yang akan mengakibatkan timbul luka pada
permukaan tubuh sehinggga keadaan itu membantu mempercepat proses kematian
individu ikan didalam stoples, keramba atau jaring apung. Karena pada saat itu
kemampuan ikan untuk mengikat oksigen sudah semakin sulit dan sebagian bahan
pencemar sudah terbawa darah keotak dan sistem syaraf (Campbell, 2004).
Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan seekor ikan
adalah harus adanya suplay oksigen yang cukup didalam jaringan. Oksigen ini
diperlukan untuk melepas energi, melangsungkan oksidasi lemak dan gula. Energi
yang terlepaskan dipergunakan untuk kegitan tubuh di dalam menjalani
kehidupan, yang dikemukakan oleh Darmadi (2009).
Djamal (2002) menyatakan bahwa pertukaran antara oksigen yang masuk
kedalam darah dengan karbondioksida yang keluar dari darah terjadi dengan cara
difusi pada pembuluh darah pada insang. Peredaran darah dalam filamen insang
merupakan pertemuan anatara pembuluh darah yang berasal dari jantung yang
masih banyak mengandung karbondioksida dengan pembuluh darah yang akan
meninggalkan filamen insang yang kaya akan oksigen. Difusi oksigen pada
8
filamen insang dibantu oleh tekanan air yang terdapat pada rongga mulut dan air
yang dipaksa keluar melalui insang (Soetjipta, 2003).
Detergen memiliki efek beracun dalam air, karena detergen akan
menghancurkan lapisan eksternal lendir yang melindungi ikan dari bakteri dan
parasit. Deterjen juga dapat menyebabkan kerusakan pada insang. Kebanyakan
ikan akan mati bila konsentrasi deterjen 15 bagian per juta. Deterjen dengan
konsentrasi rendah, sekitar 5 ppm tetap dapat membunuh telur ikan (Djamal,
2002).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
9
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah Bahan pencemar yang
dimasukkan kedalam wadah mengakibatkan ikan mengalami gangguan pernafasan
dan ikan tidak tahan terhadap pengaruh bahan pencemar dan mengakibatkan ikan
mati. Semakin banyak bahan pencemar yang di masukkan ke dalam wadah maka
ikan akan semakin cepat mengalami kematian.
Morfologi insang dan jantung ikan yang telah terkena pengaruh polutan
warnanya menjadi sangat pucat, dan denyut jantung, Bukaan Mulut serta Bukaan
mulutnya mengalami perlambatan karena ikan sudah mulai stress.
5.2. Saran
Agar asisten lebih membimbing praktikan dengan sungguh-sungguh
supaya praktikan benar-benar memahami apa yang sedang dilakukan dan tujuan
dari praktikum itu tercapai. Dan mohon dilengkapi sarana dan prasarana
praktikum agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
10
Affandi, R., dan Tang, U. 2002. Fisiologi Hewan Air.University Riau Press. Riau.217 p.
Campbell. 2004. Biologi, Edisi Kelima-Jilid 3. Jakarta. Penerbit Erlangga
Darmadi. 2009. Laporan Praktikum Fisiologi Hewan (Operkulum Ikan). Bandung. Universitas Padjajaran. http://dharmadharma.wordpress.com/ diakses pada Kamis, 17 Mei 2012 pukul 16.10 WIB
Djamal, Zoer’aini.2002.Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi. Jakarta. Penerbit P.T Bumi Aksara
Fujaya, Yusinta. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. PT Rineka Cipta, Jakarta. 179 hal.
Kanisius. 2002. Polusi Air dan Udara. Yogjakarta. Penerbis Kanisius
Kurniawan, Dolly. 2009. ’Studi Hematologi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Yang Terdedah Pestisida Diazinon’. Skripsi. Pekanbaru: FAPERIKA, Universitas Riau.
Soetjipta. 2003. Dasar-dasar Ekologi Hewan. Yogjakarta. Penerbit Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sugiri,
Suyanto, S. R . 2002. Budidaya Ikan Lele. Jakarta: Penebar Swadaya. 100 halaman.
LAMPIRAN
1.Alat-alat Yang Digunakan Selama Praktikum
11
Buku Penuntun Buku Gambar
Pensil pengapus
Nampan / Baki Serbet
Gunting bedah Stopwatch
2. Bahan-bahan yang dipratikumkan
12
Ikan Lele (Clarias gariepinus) Bayclin
13