BiOkim Prakt - Analisis Darah

23
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIS ANALISIS BIOKIMIA DARAH Oleh : KELOMPOK 2 D Geraldi (1113102000037) Luthfia Wikhdatul A. (1113102000019) Ramaza Rizka (1113102000076) Sabilah Visa D. Syah (1113102000018) Sinthiya Nur Septiani (1113102000038) Dosen Pembimbing: Lina Elfita, M.Si., Apt Nurlaely Mida R., Ph.D Endah W, M.Biomed

description

Laporan Praktikum

Transcript of BiOkim Prakt - Analisis Darah

Page 1: BiOkim Prakt - Analisis Darah

LAPORAN PRAKTIKUMBIOKIMIA KLINIS

ANALISIS BIOKIMIA DARAH

Oleh :

KELOMPOK 2 D

Geraldi (1113102000037)

Luthfia Wikhdatul A. (1113102000019)

Ramaza Rizka (1113102000076)

Sabilah Visa D. Syah (1113102000018)

Sinthiya Nur Septiani (1113102000038)

Dosen Pembimbing:

Lina Elfita, M.Si., Apt

Nurlaely Mida R., Ph.D

Endah W, M.Biomed

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SEPTEMBER/2015

Page 2: BiOkim Prakt - Analisis Darah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang unik. Dari setiap sisi dari tubuh manusia menjadi

sebuah hal yang menarik untuk dipelajari. Kita juga mengenal berbagai sistem organ yang

mempunyai peran yang sangat penting sesuai dengan peran fungsinya. Sistem organ dengan

sistem kerja masing – masing saling berinteraksi dan menjadikan satu kesatuan yang utuh.

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan)

tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh

jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimiahasil metabolisme, dan juga sebagai

pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel

dan partikel yang menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena; yang

mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbon dioksida dan hasil

limbah lainnya. Lebih dari separuh bagian dari darah merupakan cairan (plasma), yang

sebagian besar mengandung garam-garam terlarut dan protein. Protein utama dalam plasma

adalah albumin. Protein lainnya adalah antibodi (imunoglobulin) dan protein pembekuan.

Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem syaraf dan eritrosit.

Glukose juga dibutuhkan di dalam jaringan adipose sebagai sumber gliserida-glisero, dan

mungkin juga berperan dalam mempertahankan kadar senyawa antara pada siklus asam sitrat

di dalam banyak jaringan tubuh.

1.2 Tujuan

Untuk pembuatan filtrat darah bebas protein dengan metode Folin-Wu

Untuk mengetahui kadar gula darah dengan metode Folin-Wu

Untuk menghitung kadar kreatinin darah/plasma

Page 3: BiOkim Prakt - Analisis Darah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gula Darah (Glukosa)

Glukosa (suatu glukosa monosakarida) adalah salah satu karbohidrat terpenting yang

digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu

hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami glukosa disebut juga dekstrosa,

terutamanya dalam industri panagn. Glukosa (C6H12O6) memiliki berat molekul 180.18,

termasuk dalam heksosa yaitu monosakarida yang mengandung enam atom karbon (Lehniger

1982).

Glukosa merupakan aldehid (mengandung gugus OH), lima atom karbon dan satu

oksigenya membentuk cincin (cincin piranosa). Yaitu bentuk paling stabil untuk aldosa

berkarbon enam.Dalam cincin ini tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan

hydrogen, kecuali atom kelimanya, yang terikat pada enam atom karbon ke enam di luar

cincin, yaitu membentuk CH2OH. Berikut gambar struktur glukosa:

Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa-monosakarida yang

mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO).

Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin  piranosa", bentuk

paling stabil untuk aldosa  berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus

samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon

keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH.Struktur cincin ini berada dalam

kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.

Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat dimana-mana dalam biologi. Hal itu

terjadi karena glukosa dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan

mudah tersedia bagi system biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organism tingkat

Page 4: BiOkim Prakt - Analisis Darah

atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak

mudah bereksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikolisasi)

mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. (Lehniger 1982).

Glukosa dibentuk dari senyawa-senyawa glukogenik yang mengalami

gluconeogenesis (Murrat 2003). Glukogenesis memenuhi kebutuhan akan glukosa pada saat

karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam makanan. Pasokan glukosa yang

terus-menerus diperlukan sebagai energi, khususnya bagi sistem syaraf dan eritrosi. Glukosa

juga diperlukan didalam jaringan adipose sebagai sumber gliserida-gliserol dan mungkin

glukosa juga mempunyai peran didalam mempertahankan kadar intermediet pada siklus asam

sitrat di seluruh jaringan tubuh. Selain itu, glukosa merupakan satu-staunya bahan bakar yang

memasoj energy bagi otot rangka pada keadaan anaerob (Murray 2003).

Kadar gula dalam tubuh

Kadar glukosa dalam tubuh makhluk hidup dapt digunakan untuk memprediksi

metabolism yang mungkin terjadi dalam sel dengan kandungan gula yang tersedia. Jika

kandungan 1 glukosa dalam tubuh sangat berlebih maka glukosa tersebut akan mengalami

reaksi katabolisme secara enzimatik untuk menghasilkan energi. Namun jika kandungan

glukosa tersebut di bawah batas minimum, maka asam piruvat yang dihasilkan dari proses

katabolisme bisa mengalami proses enzimatik secara anabolisme melalui glukogenesis untuk

mensintesis glukosa dan memenuhi kadar normal glukosa dalam darah (Poediadji 1994).

Kadar gula darah bervariasi, tergantung status nutrisi. Kadar gula normal manusia,

beberapa jam setelah makan sekitar 80 mg/100 ml darah, tetapi sesaat sehabis makan

meningkat sampai 120 mg/100 ml. Glukosa bersama asam lemak adalah molekul bahan bakar

utama pemicu metabolisme makhluk hidup. Organ pengguna bahan bakar terbanyak adalah

hati, otak, otot jantung dan jaringan adiposa. Mekanisme homeostatik berperan untuk

memasukkan glukosa ke dalam sel dan penggunaanya oleh jaringan tubuh. Bila kadar gula

turun, mekanisme pelepasan gula simpanan glikogen dalam sel (atau dari glukoneogenesis)

terbuka, sehingga kadar normal tetap terpelihara. Sedangkan nilai normal glukosa darah pada

tikus yaitu 120,14 mg/dl dan nilai normal kreatinin pada tikus adalah 0,2 – 0,8 mg/dL .

Glukosa terbentuk dari dua kelompok senyawa yang menjalani glukoneogenesis (1)

kelompok yang terlibat dalam perubahan netto langsung menjadi glukosa, termasuk sebagian

besar asam amino dan propionat da (2) kelompok yang merupakan produk metabolisme

Page 5: BiOkim Prakt - Analisis Darah

glukosa di jaringan. Oleh karena itu laktat yang dibentuk oleh glikolisis di otot rangka dan

eritrosit, diangkut ke hati dan ginjal tempat zat ini diubah kembali menjadi glukosa, yang

kembali tersedia melalui sirkulasi untuk oksidasi di jaringan. Proses ini dikenal sebagai siklus

Cori atau siklus asam laktat.

2.2 Metode Folin-Wu

Metode ini digunakan dalam analisis kuantitatif gula dalam darah. Prinsip pengukuran

kadar glukosa darah dengan metode Folin Wu adalah ion kupri akan direduksi oleh gula

dalam darah menjadi kupro dan mengendap menjadi Cu2O. Penambahan pereaksi

fosfomolibdat akan melarutkan Cu2O dan warna larutan menjadi biru tua, karena ada oksida

Mo. Dengan demikian, banyaknya Cu2O yang terbentuk berhubungan linier dengan

banyaknya glukosa di dalam darah. Filtrat yang berwarna biru tua yang terbentuk akibat

melarutnya Cu2O karena oksida Mo dapat diukur kadar glukosanya dengan menggunakan

spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm.

2.3 Kadar Kreatinin

Kreatinin merupakan produk sisa dari perombbakan kreatin fosfat yang terjadi di otto

yang merupakan zat racun dalam darah, terdapat pada seseorang yang ginjalnya sudah tidak

berfungsi dengan normal. Sejumlah besar kreatinin yang terdapat dalam sirkulasi darah akan

ditapis keluar bersama dengan urin, dan tidak diserap kembali ke dalam darah. Kreatin adalah

asam organik bernitrogen yang terdapat secara almi di dalam hewan vertebrata. Kreatin dapat

membantu menyediakan cadangan energi bagi jaringan otot dan saraf.

Kreatin ditemukan pertama kali oleh Derek Edward Bye pada tahun 1832 sebagai

komponen dari otot rangka.nama kreatin sendiri berasal dari bahasa yunani, dari kata kreas

yang beartoi daging. Batas normal ureum : 20 – 40 mg/dl. Bats normal kreatinin : 0,5 – 1,5

mg/dl (Tanyuri,2008). Kreatinin terbentuk akibat penguraian otot. Tingkat kreatinin dalam

darah mengukur fungsi ginjal. Tingkat yang tinggi biasanya karena masalah dalam ginjal.

Rasio kadar asam urat / kreatinin dalam urin sewaktu : rasio > 0.8 menandakan over-

production. Bila rasio ini > 0.9 menandakan adanya acute acid nephrophaty. Bila rasio ini <

0.7, menandakan terjadinya hiperurisemia akibat gagal ginjal.

Kreatinin merupakan produk penguraian kreatin. Kreatin disintesis di hati dan

terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat

()creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sistem ATP ( adenosine

Page 6: BiOkim Prakt - Analisis Darah

triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin

dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatine kinase, CK). Seiring dengan pemakaian

energi, sejumlah kecil diubah secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difi;ltrasi

oleh glomelurus dan diekskresikan dalam urin.

Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada massa

otot total dari pada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga

menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cidera

fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada otot.

Sejumlah besar kreatini yang terdapat dalam sirkulasi darah akan ditapis keluar

bersama dengan urin, dan tidak diserap kembali kedalam darah. Oleh karena itu rasio

konsentrasi kreatinin di dalam darah dan urin, dapat digunakan untuk menghitung rasio tapis

kreatina (bahasa inggris : creatine dearance , CrCl), yang setara dengan laju filtrasi

glomerular ( Glomerular filtration rate, GFR).

Menurut literatur didapatkan kadar kreatinin dalam darah menurut pembagian umur

dan jenis kelamin:

Dewasa : - laki-laki : 0,6-1,3 mg/dl

- Perempuan : 0,5-1,0 mg/dl. (wanita sedikit lebih rendah karena

massa otot yang lebih rendah dari pada pria)

Anak : - bayi baru lahir : 0,8-1,4 mg/dl.

- bayi : 0,7-1,4 mg/dl.

- Anak (2-6 th) : 0,3-0,6 mg/dl.

- Anak yang lebih tua : 0,4-1,2 mg/dl. Kadar agak meningkat seiring

dengan bertambahnya usia, akibat pertambahan

massa otot.

Lansia : kadanya mungkin berkurang akibat penurunan massa otot dan

penurunan produksi kreatinin.

Pemeriksaan urin dan darah untuk mengetahui kadar kreatinin biasanya menggunakan

metode Jaffe Kinetik. Metode ini ditemukan pertamna kali oleh Jaffe tahun 1886. Reaksi

Page 7: BiOkim Prakt - Analisis Darah

Jaffe berdasar pada reaksi antara kreatinin dan pikrat pada suasanan basah yang akan

membentuk warna merah orannye dan terjadi perubahan absorbsi pada panjang gelombang

antara 505 nm dan 520 nm.

Keuntungan metode pikrat ialah murah, cepat, dan jumlah sampel sedikit. Kadar

normal kreatinin pada laki- laki adalah 0,6 – 1,1 mg/dl atau 16 – 24 mg/kg/hari. Pada

perempuan kadar normal kreatininya adlah 0,5 – 0,9 mg/dl atau 11- 20 mg/kg/hari.

2.4 Metabolisme kreatinin

Kreatinin dibentuk di otot dari kreatin fosfat melalui dehidrasi nonenzimatik

irreversibel dan pengeluaran fosfat (gambar 1). Ekskresi kreatinin dalam urin 24 jam setara

dengan masa otot. Glisisn arginin dan metionin ikut serta dalam biosintesis kreatin. Sintesis

kreatin dituntaskan melalui metilasi guanidoasetat oleh S-adenoasilmetionin.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah, diantaranya adalah :

- Perubahan masa otot

- Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam swetelah makan

- Aktivitas fisik yang berlebih dapat meningkatkan kadar kreatinin

- Obat-obatan seperti sefalosporin, aldacton, aspirin dan co-trimexazole dapat

mengganggu sekresi kreatinin sehingga meningkatkan kadar kreatinin darah

- Kenaikan sekresi tubulus dan dekstruksi kreatinin internal.

- Usia dan jelamin pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi dari pada orang muda,

serta pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi dari pada wanita.

Page 8: BiOkim Prakt - Analisis Darah

BAB III

METODOLOGI

Tempat : Laboratorium Biokimia Klinis Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Waktu : Jumat, 18 September 2015

3.1 Pembuatan Filtrat Darah Bebas Protein (Folin-Wu)

Alat dan Bahan :

- Darah segar - Mikropipet

- Na – tungstat 10% - Gelas ukur

- Asam Sulfat 2/3 N - Erlenmeyer

- Pereaksi Molish - Corong

- Pereaksi Biuret - Kertas saring

Cara Kerja :

1. Mengambil sampel darah menggunakan mikropipet sebanyak 1 ml

2. Mengambil aquadest 7 ml, Na- tungstat 10% 1 ml, dan H₂SO₄ 1 ml

3. Memasukkan sampel darah ke dalam erlenmeyer ( bilas darah yang

masih menempel dengan sisa aquadest )

4. Memasukkan H₂SO₄ sebanyak 1 ml kedalam erlenmeyer

5. Memasukkan Na-tungstat 10% sebanyak 1 ml kedalam Erlenmeyer

6. Mendiamkan sampel uji selama 5 menit

7. Menyaring sampel menggunakan kertas saring dan corong

8. Mengamati dan Menulis hasil filtrate bebas protein

Uji Biuret :

Page 9: BiOkim Prakt - Analisis Darah

1. Mengambil 1 ml filtrate darah bebas protein dalam tabung reaksi

2. Menambahkan Na- tungstat 0,5 ml

3. Menambahkan H₂SO₄ 0,5 ml

4. Menambahkan pereaksi biuret

5. Mengamati dan menulis hasil uji biuret

3.2 Pengukuran Kadar Gula Darah ( Kuantitatif )

Alat dan Bahan :

- Filtrat darah bebas protein - Tabung reaksi

- Larutan tembaga alkali - Spetrofotometer pada λ 420 nm

- Pereaksi fosfomolibdat - Gelas ukur

- Hot plate

Cara Kerja :

1. Menyiapkan 4 tabung reaksi ( 2 tabung uji, tabung glukosa standar,

dan tabung blanko)

2. Mengambil :

- filtrat darah bebas protein dan memasukkan kedalam tabung reaksi

+ 0,5 ml tembaga alkali, memanaskan diatas hot plate pada suhu

100°C selama 8 menit dan dinginkan selama 3 menit, + 0,5 ml asam

fosfomolibdat dan mengencerkan hingga 25 ml ( tabung uji 1 dan 2,

dilakukan duplo )

- 0,5 ml larutan glukosa standar + 0,5 ml tembaga alkali,

memanaskan diatas hot plate pada suhu 100°C selama 8 menit dan

dinginkan selama 3 menit, + 0,5 ml asam fosfomolibdat dan

mengencerkan hingga 25 ml (tabung 3)

Page 10: BiOkim Prakt - Analisis Darah

- 0,5 ml aquadest + 0,5 ml tembaga alkali, memanaskan diatas hot

plate pada suhu 100°C selama 8 menit dan dinginkan selama 3

menit, + 0,5 ml asam fosfomolibdat dan mengencerkan hingga 25

ml (tabung 4)

3. Mengukur absorbansi pada λ 420 nm

4. Mengamati dan menulis hasil absorbansi

3.3 Penetapan Kadar Kreatinin Darah ( Jaffe )

Alat dan Bahan :

- Filtrat darah bebas protein - Tabung reaksi

- Larutan asam pikrat jenuh - Gelas ukur

- Larutan standar kreatinin - Larutan NaOH 10%

- Spektrofotometer pada λ 520 nm - Larutan pikrat alkalis

Cara Kerja :

1. Menyiapkan 3 tabung reaksi ( tabung uji, tabung standar, dan tabung

blanko )

2. Mengambil 1 ml pikrat alkali dan 1 ml larutan kreatinin standar

3. Mengambil :

- Filtrat darah bebas protein 0,5 ml, pikrat alkali 0,5 ml dan NaOH

0,25 ml (tabung uji)

- Filtrat darah bebas protein 0,5 ml, larutan standar kreatinin 0,5 ml,

Aquadest 5 ml, pikrat alkali 0,5 ml dan NaOH 0,25 ml (tabung

standar)

- Filtrat darah bebas protein 0,5 ml, larutan standar kreatinin 0,5 ml,

aquadest 5 ml, pikrat alkali 0,5 ml dan NaOH 0,25 ml ( tabung

blanko)

Page 11: BiOkim Prakt - Analisis Darah

4. Mengencerkan dengan aquadest hingga 10 ml

5. Mendiamkan selama 15 menit

6. Mengukur absorbansi sengan spektrofotometer pada λ 520 nm

Lampiran Foto

1. Pembuatan filtrat daah bebas protein (Folin-Wu)

2. Uji Biuret

3. Pengukuran kadar gula darah (kuantitatif)

Page 12: BiOkim Prakt - Analisis Darah

4. Penetapan kadar kreatinin (Jaffe)

Page 13: BiOkim Prakt - Analisis Darah

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

A. Pembuatan Filtrat Darah Bebas Protein (Follin – Wu)

Filtrat uji Bluret: Negatif (-)

B. Pengukuran Kadar Gula Darah

TEST KE- ABSORBANSI UJIABSORBANSI

STANDAR

ABSORBANSI

BLANKO

1 0,214 0,824 0,027

2 0,208 0,949 0,029

3 0,206 0,809 0,026

RATA-RATA 0,2093 0,8607 0,0273

Kadar Gula Darah (mg/dl): Ru−RbRs−Rb

× 0,2×1000,2

0,2093−0,02730,8607−0,0273

× 0,2×1000,2

= 21,8 mg/dL

C. Pengukuran Kadar Kreatinin Darah

TEST KE- ABSORBANSI UJIABSORBANSI

STANDAR

`ABSORBANSI

BLANKO

1 0,280 0,244 0,235

2 0,225 0,217 0,225

3 0,188 0,225 0,237

RATA-RATA 0,2310 0,2286 0,2323

Kadar Kreatinin Darah (mg/dL): Au−AbAs−Ab

× (5 ×0,006 )× 1525

×100

10 x 0,1× mg /dl

Page 14: BiOkim Prakt - Analisis Darah

0,2310−0,23230,2286−0,2323

× (5 x 0,006 ) × 1525

×100

10 ×0,1×mg /dl

= 0,6324 mg/dL

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami melakukan Analisis Biokimia Darah. Pada pembuatan

filtrate darah bebas protein kami menggunakan metode Follin- Wu. Prinsip dari metode ini

adalah dengan mereaksikan darah dengan Na-tungstat 10 % dan asam sulfat 2/3 N , Fungsi

dari Na-tungstat 10% sendiri adalah untuk mengendapkan protein dalam darah dan fungsi

dari asam sulfat 2/3 N adalah sebagai katalisator.Setelah di diamkan 5 menit lalu

disaring .Hasil saringansendiri harus jernih apabila warna filtrat masih keruh ulangi proses

pengendapan. Hasil filtrate jernih tadi di uji dengan uji bluret yang berfungsi untuk

mengetahui keberadaan ikatan peptida yang menandakan adanya protein dalam darah.Dalam

praktikum ini kami sudah mendapatkan filtrat yang jernih dalam sekali proses pengendapan

setelah itu di uji dengan uji bluret menghasilkan reaksi yang negatif ini berarti filtrat telah

siap dipakai untuk uji selanjutnya.

Dalam pengukuran kadar gula darah filtrat yang telah bebas protein tadi dipanaskan

dan dilarutkan dengan tembaga alkalis. Pemanasan ini berfungsi untuk menambah laju reaksi

Cu2O, sementara pendinginan dimaksudkan untuk menghentikan laju reaksi dari Cu2O itu

sendiri. Usai pendinginan, masing-masing larutan uji, blanko dan standar ditambahkan 2 ml

asam fosfomilibdat lalu diencerkan hingga 25 ml yang selanjutnya dibaca pada alat

spektrofotometer UV – Vis 420 nm. Pada penambahan tembaga Alkalis, ion kupri (Cu+) akan

direduksi oleh gula menjadi kupro (Cu2+) dan mengendap sebagai Cu2O (kuprooksida).

Dengan menambahkan pereaksi fosfomolibdat, kuprooksida melarut lagi dan warna larutan

akan berubah menjadi biru kehijauan disebabkan oleh adanya oksidasi Mo. Intensitas warna

larutan adalah ukuran banyaknya gula yang ada di dalam filtrat.

Nilai absorbansi uji, standar dan blanko masing –masing diperoleh: 0,2093 ;

0,8607;0,0273 dan setelah dihitung diperoleh nilai kadar glukosa darahnya adalah 21,8

mg/dL . Sampel darah yang dipakai adalah darah dari tikus jantan (Rattus

norvegicus) .Menurut Butler (1995) nilai normal kadar gula pada tikus jantan adalah 60-150

mg/dL. Berarti kadar gula dalam darah tikus jantan dibawah nilai normal kadar gula darah

tikus yaitu dikisaran 60 -150 mg/dL .

Page 15: BiOkim Prakt - Analisis Darah

Dalam pengukuran kadar kreatinin dalam darah dengan metode jaffe yaitu

mereaksikan filtrat darah bebas protein dengan larutan pikrat alkalis menghasilkan warna

kemerahan. Larutan pikrat alkalis berperan untuk mengikat kreatin secara tautomer sehingga

menciptakan warna merah yang dapat dideteksi pada alat spektrofotometri UV-Vis pada

panjang gelombang 520 nm. Nilai serapan (absorbansi) uji adalah 0,2310; absorbansi blanko

adalah 0,2323; absorbansi standar adalah 0,2286. Sehingga kadar keratinin yang didapat

adalah 0,6324 mg/dL. Hasil yang diperoleh dapat dikategorikan normal karena nilai normal

kadar kreatinin pada tikus putih jantan adalah 0,20 -0,80 mg/dL.

Page 16: BiOkim Prakt - Analisis Darah

DAFTAR PUSTAKA

Ganong W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakatra : EGC.

K.Robert, murray,K. Daryd, Granner,A.Peter W. Victor Mayes,Rodwell.1999. Biokimia

Harper. Jakarta: EGC

Lehninger, Albert L. 1990. Dasar-dasar Biokimia Jilid I . Diterjemahkan oleh Maggy

Thenawijaya. Jakarta:Erlangga

Malole, M.B., dan Pramono, C.S.U. 1989. Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan di

Laboratorium. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Pusat antaraUniversitas Bioteknologi, IPB, , 57, 104-106.

Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. EGC : Jakarta

Poedjiadji, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

S.David, R.Page, Soendoro.1997. Prinsip-Prinsip Biokimia Edisi kedua. Jakarta: Erlangga