practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu...

36
practicum apk industrial engineering 2012 restu, anis, afif Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kerja atau work measurement adalah proses menentukan waktu yang diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan performansi yang telah didefinisikan. Pengukuran waktu kerja (work measurement) ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Performance rating adalah teknik untuk menyampaikan waktu hasil observasi terhadap seorang operator dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan waktu yang diperlukan oleh operator normal dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Terdapat beberapa metode untuk menentukan performance rating mulai dari skill and effort rating, westing house system, speed rating, dan lain-lain. Dalam praktikum ini metode yang digunakan adalah metode speed rating. Penetapan rating didasarkan pada suatu faktor tunggal yaitu operator speed, space atau tempo. Nilai performance rating biasanya dinyatakan dalam presentase atau angka desimal dimana performance kerja normal akan sama dengan 100% atau 1.00. Nilai performance rating selanjutnya digunakan untuk menentukan waktu normal dari waktu pengamatan. Pada setiap proses kerja yang dilakukan oleh operator diharapkan dapat berjalan dengan optimal. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkannya dibutuhkan operator-operator yang memiliki keterampilan serta kemampuan yang dapat melakukan pekerjaan dengan efektif dan efisien. Dan dari pengukuran kerja tersebut diharapkan operator mampu bekerja sesuai dengan harapan karena sumber daya manusia akan mempengaruhi produktivitas kerja dan juga akan berpengaruh pada hasil kerja.

Transcript of practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu...

Page 1: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran kerja atau work measurement adalah proses menentukan waktu yang

diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan dengan performansi yang telah didefinisikan. Pengukuran waktu kerja (work

measurement) ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku

yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku adalah waktu yang

dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki kemampuan rata-rata untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan.

Performance rating adalah teknik untuk menyampaikan waktu hasil observasi terhadap

seorang operator dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan waktu yang diperlukan

oleh operator normal dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Terdapat beberapa

metode untuk menentukan performance rating mulai dari skill and effort rating, westing

house system, speed rating, dan lain-lain. Dalam praktikum ini metode yang digunakan

adalah metode speed rating.

Penetapan rating didasarkan pada suatu faktor tunggal yaitu operator speed, space atau

tempo. Nilai performance rating biasanya dinyatakan dalam presentase atau angka

desimal dimana performance kerja normal akan sama dengan 100% atau 1.00. Nilai

performance rating selanjutnya digunakan untuk menentukan waktu normal dari waktu

pengamatan.

Pada setiap proses kerja yang dilakukan oleh operator diharapkan dapat berjalan dengan

optimal. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkannya dibutuhkan operator-operator yang

memiliki keterampilan serta kemampuan yang dapat melakukan pekerjaan dengan

efektif dan efisien. Dan dari pengukuran kerja tersebut diharapkan operator mampu

bekerja sesuai dengan harapan karena sumber daya manusia akan mempengaruhi

produktivitas kerja dan juga akan berpengaruh pada hasil kerja.

Page 2: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 2

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum speed rating ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memulai kemampuan time study analyst (rater) di dalam menentukan

performance rating dengan metode Speed Rating,

2. Untuk mengetahui performance rating sebenarnya dari tiap-tiap operator yang

diamati dan kemudian membandingkan dengan estimasi performance rating yang

dibuat dan mengetahui besar penyimpangan operator dengan estimator, dan

3. Untuk melatih praktikan agar mampu bertindak sebagai time study analyst dan

sekaligus rater yang baik.

Page 3: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 3

BAB II

LANDASAN TEORI

Aktifitas untuk menilai atau mengevaluasi kecepatan kerja operator ini dikenal sebagai

rating performance, dengan melakukan rating ini diharapkan waktu kerja yang diukur

bisa dinormalkan kembali. Ketidak-normalan dalam waktu kerja ini diakibatkan oleh

operator yang kurang optimal yaitu bekerja dalam tempo atau kecepatan yang tidak

sebagaimana mestinya. Rating adalah suatu persoalan penilaian yang merupakan bagian

dari aktifitas pengukuran kerja dan untuk menetapkan waktu baku penyesuaian kerja

yang lebih bersifat subjektif terhadap tempo kerja operator dan harus dibuat oleh time

study analyst.

Untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari hasil pengamatan, maka dilakukan

dengan mengadakan penyesuaian yaitu dengan cara mengalikan waktu pengamatan

rata-rata (waktu siklus ataupun waktu untuk tiap-tiap elemen) dengan faktor

penyesuaian (P) dari faktor ini adalah:

1. Apabila operator dinyatakan terlalu cepat yaitu bekerja diatas batas kewajaran

(normal) maka rating factor ini akan lebih besar daripada satu (p > 1 atau p >

100%),

2. Apabila operator bekerja terlalu lambat yaitu bekerja dengan kecepatan dibawah

kewajaran (normal) maka rating factor akan lebih kecil daripada satu (p < 1 atau p <

100%), dan

3. Apabila operator bekerja secara normal atau wajar maka rating factor ini diambil

sama dengan satu (p = 1 atau p = 100%). Untuk kondisi kerja diamana operasi

secara penu dilaksanakan oleh mesin (operating atau machine time) maka wakttu

yang diukur dianggap merupakan waktu yang normal.(Sutalaksana, 2006, hal.157)

Kecepatan, usaha, tempo atau performance kerja semuanya akan menunjukkan

kecepatan gerakan operator pada saat bekerja. Secara umum kegiatan rating ini dapat

didefinisikan sebagai sebuah proses selama dimana perbandingan analisis waktu bekerja

akan performance (kecepatan atau tempo) pada pengamatan dibawah operator dengan

Page 4: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 4

pengamat mendapatkan konsep akan performance normal. Untuk melaksanakan

pekerjaan secara normal, operator tersebut harus cukup berpengalamaan pada saat

bekerja, melaksanakannya tanpa usaha-usaha yang berlebihan sepanjang hari kerja,

menguasai cara kerja yang ditetapkan dan menunjukkan kesungguhan dalam

menjalankan pekerjaannya.

2.1 Pengukuran Kerja (Work Measurement)

Work measurement adalah proses menentukan waktu yang diperlukan seorang operator

dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan performansi

yang telah didefinisikan. Pengukuran waktu kerja (work measurement) ini akan

berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna

menyelesaikan suatu pekerjaan.(www.1mu.ac.uk/lis/ mgtserv/ tools/ workmeas.htm,

Tools, Tips & Technique, 2004)

Suatu pekerjaan akan dikatakan diselesaikan secara efisien apabila waktu

penyelesaiannya berlangsung paling singkat. Untuk menghitung waktu baku (standard

time) penyelesaian pekerjaan untuk memilih alternatif metode kerja yang terbaik, maka

perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengukuran kerja (work measurement

atau time study). Pengukuran waktu kerja ini akan berhubungan dengan usaha-usaha

untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Secara singkat pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara

kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Waktu baku

adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki kemampuan rata-

rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku ini sangat diperlukan terutama

sekali untuk:

1. Man power planning (perencanaan kebutuhan tenaga kerja),

2. Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan atau pekerja,

3. Penjadwalan produksi dan penganggaran,

4. Perencanaan sistem pembelian bonus dan insentif bagi karyawan berprestasi, dan

5. Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.

(Wignjosoebroto,1995, hal.174)

Page 5: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 5

Secara umum teknik pengukuran waktu kerja dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Pengukuran waktu kerja dengan metode pengukuran langsung, dan

2. Pengukuran waktu kerja dengan metode pengukuran tidak langsung.

2.2 Stop Watch Time Study

Pengukuran waktu kerja dengan jam henti diperkenalkan pertama kali oleh Frederick

W. Taylor sekitar abad 19. Metode ini terutama sekali baik diaplikasikan untuk

pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang (repetitive). Secara sistematis

langkah-langkah untuk pelaksanaan pengukuran waktu kerja dengan jam henti dapat

dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

Langkah-langkah sistematis dalam kegiatan pengukuran kerja dalam jam henti

Langkah persiapan-Pilih dan definisikan pekerjaan yang akan diukur dan akan ditetapkan waktustandarnya.-Informasikan maksud dan tujuan pengukuran kerja pada supervisor atau pekerja.-Pilih operator dan catat semua data yang berkaitan dengan sistem operasi kerjayang akan diukur waktunya.

Elemental BreakdownBagi siklus kegiatan yang berlangsung kedalam elemen-elemen kegiatan sesuaidengan aturan yang ada.

Pengamatan dan pengukuran-Laksanakan pengamatan dan pengukuran waktu sejumlah N’ pengamatan untuksetiap siklus atau elemen kegiatan.-Tetapkan performance rating dari kegiatan yang ditunjukkan operator.

Cek keseragaman dan kecukupan data-Keseragaman data Common Sense (subjektif), batas control, buang data ekstrim.-Kecukupan data

N’ <= N

Waktu normal = waktu observasi rata-rata x performance ratingWaktu standar = waktu normal x (100% / (100% - %allowance)Output standar = 1 / waktu standar

N’ = N + n

Ya

Tidak

Buang data ekstrim

Page 6: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 6

Gambar 2.1 Langkah-langkah Stopwatch Time Study (Wignjosoebroto, 1995, hal 176)Untuk memperoleh hasil yang baik dan dapat dipercaya banyak faktor yang harus

diperhatikan seperti yang berkaitan dengan kondisi kerja, kerjasama yang ditunjukkan

operator untuk mau bekerja secara wajar pada saat diukur, cara pengukuran, jumlah

siklus kerja yang diukur dan lain-lain.

Pada aktivitas pengukuran kerja, operasi yang akan diukur dibagi menjadi elemen-

elemen yang lebih kecil berdasarkan aturan tertentu. Adapun aturan-aturan tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Elemen-elemen kerja dibuat sedetail dan sependek mungkin akan tetapi masih

mudah untuk diukur waktunya dengan teliti,

2. Handling time seperti loading dan unloading time harus dipisahkan dari machining

time, dan

3. Elemen-elemen kerja yang konstan harus dipisahkan dengan elemen kerja yang

variabel.

Pengukuran waktu kerja untuk masing-masing elemen kerja yang telah ditentukan

biasanya dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan data yang valid. Untuk

menetapkan jumlah pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan Persamaan 2.1

berikut:

N'=k/s N∑X2- (∑X)2∑X

............................................................................................ (2.1)

dengan: k = harga indeks yang nilainya tergantung dari tingkat kepercayaan (convidencelevel)

tingkat kepercayaan 68%, k = 1tingkat kepercayaan 95%, k = 2tingkat kepercayaan 99%, k = 3s = derajat ketelitian (degree of accuracy)x = data hasil pengamatan

Selain kecukupan data dengan menggunakan Persamaan 2.1 yang tidak kalah

pentingnya adalah bahwa data yang diperoleh selama pengamatan haruslah seragam

sebelum data tersebut dapat digunakan untuk menetapkan waktu standar.

Page 7: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 7

Tes keseragaman data dapat dilakukan dengan cara visual dan/atau mengaplikasikan

peta kontrol (control chart). Cara visual dilakukan dengan sederhana, mudah dan cepat.

Dapat dilakukan dengan hanya melihat data yang terkumpul dan mengidentifikasikan

data yang terlalu ekstrim, data ini untuk selanjutnya tidak dapat digunakan. Untuk

menggunakan peta kontrol, akan terlebih dahulu kita menentukan batas atas (BKA) dan

batas bawah (BKB) dari data yang ada. Data yang nilainya diluar area BKA dan BKB

sebaiknya tidak digunakan dalam perhitungan waktu standar.

Adapun untuk menghitung batas kontrol dapat menggunakan Persamaan 2.2 sebagai

berikut:

Batas kontrol = X±3 SD(1/N N∑X2 -(∑X)2)...................................................... (2.2)

dengan: x = rata-rata dari data pengamatanN = jumlah pengamatan yang telah dilakukan

= standar deviasi

Selain menggunakan persamaan diatas, uji keseragaman data ini dapat dilakukan

dengan bantuan software SPSS.

2.3 Perhitungan Waktu Standar

Langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan sebelum menentukan waktu standar yaitu:

1. Menentukan performance rating operator,

2. Menentukan waktu normal, dan

3. Menentukan allowance.

2.3.1 Performance Rating

Performance rating adalah teknik untuk menyamakan waktu hasil observasi terhadap

seorang operator dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan waktu yang diperlukan

oleh operator normal dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Ada banyak metode yang digunakan untuk menentukan performance rating. Berikut

merupakan beberapa sistem untuk memberikan rating yang umumnya digunakan

(Wignjosoebroto, 1995, hal.203):

Page 8: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 8

a. Skill and Effort Rating

Sistem yang diperkenalkan oleh Bedaux ini berdasarkan pengukuran kerja dan

waktu baku yang dinyatakan dengan angka (Bs). Prosedur pengukuran kerja

meliputi penentuan rating terhadap kecakapan (skill) dan usaha-usaha yang

ditunjukkan operator pada saat bekerja, disamping juga mempertimbangkan

kelonggaran (allowances) waktu lainnya. Bedaux menetapkan angka 60 Bs sebagai

performance standar yang harus dicapai oleh seorang operator dan pemberian

intensif dilakukan pada tempo kerja rata-rata sekitar 70 sampai 85 Bs per jam.

b. Westing House System’s Rating

Selain kecakapan (skill) dan usaha (effort) yang telah dinyatakan oleh Bedaux

sebagai faktor yang mempengaruhi performance manusia, maka Westing House

menambahkan lagi dengan kondisi kerja (working condition) dan consistency dari

operator didalam melakukan kerja. Untuk ini, Westing House telah membuat suatu

tabel performance rating yang berisikan nilai-nilai angka yang berdasarkan

tingkatan yang ada untuk masing-masing faktor tersebut sesuai dengan yang tertera

pada Tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1 Westing House System’s Rating

SKILL EFFORT+0.15+0.13+0.11+0.08+0.06+0.03+0.00-0.05-0.10-0.16-0.22

A1A2B1B2C1C2DE1E2F1F2

Superskill

Excellent

Good

AverageFair

Poor

+0.13+0.12+0.10+0.08+0.05+0.02+0.00-0.04-0.08-0.12-0.17

A1A2B1B2C1C2DE1E2F1F2

Superskill

Excellent

Good

AverageFair

Poor

CONDITION CONSISTENCY+0.06+0.04+0.02+0.00-0.03-0.07

ABCDEF

IdealExcellent

GoodAverage

FairPoor

+0.04+0.03+0.01+0.00-0.02-0.04

ABCDEF

IdealExcellent

GoodAverage

FairPoor

Sumber: Wingnjosoebroto, 1995, hal 205

Page 9: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 9

c. Synthetic Rating

Synthetic rating merupakan metode untuk mengevaluasi tempo kerja operator

berdasarkan nilai waktu yang telah ditetapkan terlebih dahulu (predetermined time

value). Prosedur yang dilakukan adalah dengan melaksanakan pengukuran kerja

seperti biasanya dan kemudian membandingkan waktu yang diukur ini dengan

waktu penyelesaian elemen kerja yang sebelumnya sudah diketahui data waktunya.

Perbandingan ini akan merupakan indeks performance atau rating faktor dari

operator untuk melaksanakan elemen kerja tersebut. Rasio untuk menghitung indeks

performance dapat dirumuskan dengan menggunakan Persamaan 2.3 sebagai

berikut:

R = P / A.............................................................................................................. (2.3)

dengan: R = indeks performance atau rating faktorP = pretedermined time (menit)A = rata-rata waktu dari elemen kerja yang diukur

d. Speed Rating

Penetapan rating didasarkan pada satu faktor tunggal yaitu operator speed, space

atau tempo. Nilai performance rating biasanya dinyatakan dalam presentase atau

angka desimal dimana performance kerja normal akan sama dengan 100% atau

1.00. Nilai performance rating selanjutnya digunakan untuk menentukan waktu

normal dari waktu pengamatan.

2.3.2 Waktu Normal

Waktu normal untuk suatu operasi kerja adalah untuk menunjukkan bahwa seorang

operator yang berkualitas baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan

atau tempo kerja yang normal, digunakan Persamaan 2.4 sebagai berikut:

Wn = waktu pengamatan xperformance rating %

100%......................................................... (2.4)

2.3.3 Allowance

Operator memerlukan waktu khusus untuk keperluan seperti personal needs, istirahat

dan alasan-alasan lain yang diluar kontrolnya. Waktu khusus ini disebut sebagai waktu

Page 10: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 10

longgar atau allowance. Allowance ini dapat diklasifikasikan menjadi personal

allowance, fatigue allowance dan delay allowance. Pada saat menentukan waktu

standar akan diperhitungkan juga allowance yang diperluakan operator. Dengan

demikian, waktu standar dapat ditentukan dengan Persamaan 2.5:

Ws = waktu normal x100%

100% - % allowance................................................................. (2.5)

Allowance (kelonggaran) dari operator dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Tenaga yang dikeluarkan,

2. Sikap kerja,

3. Gerakan kerja,

4. Kelelahan mata,

5. Temperatur tempat kerja,

6. Keadaan atmosfir, dan

7. Keadaan lingkungan yang baik.

(Sutalaksana, 2006, hal.170)

Untuk besarnya kelonggaran yang diberikan ditunjukkan pada Tabel 2.2 sebagai

berikut:

Tabel 2.2 Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh

FAKTOR CONTOH PEKERJAAN KELONGGARAN (%)A. TENAGA YANG

DIKELUARKAN1. Dapat diabaikan2. Sangat ringan3. Ringan4. Sedang5. Berat6. Sangat berat7. Luar biasa berat

Bekerja dimeja, dudukBekerja dimeja, berdiriMenyekop, ringanMencangkulMengayun palu yang beratMemanggul bebanMemanggul karung berat

EKIVALEN BEBAN

Tanpa beban0.0-2.25 kg2.25-9.009.00-18.0019.0-27.027.0-50.0Diatas 50 kg

PRIA0.0-6.06.0-7.57.5-12.012.0-19.019.0-30.030.0-50.0

WANITA0.0-6.06.0-7.57.5-16.016.0-30.0

B. SIKAP KERJA1. Duduk2. Berdiri diatas dua

kaki3. Berdiri diatas satu

kaki4. Berbaring5. Membungkuk

Bekerja duduk, ringanBadan tegak, ditumpu dua kakiSatu kaki mengerjakan alatkontrolPada bagian sisi, belakang ataudepan badanBadan dibungkukkan bertumpupada dua kaki

0.0 – 1.01.0 – 2.52.5 – 4.02.5 – 4.04.0 – 10.0

Page 11: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 11

Sumber: Sutalaksana, 2006, hal.170faktor yang berpengaruh

Tabel 2.2 Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh (lanjutan)

FAKTOR CONTOH PEKERJAAN KELONGGARAN (%)C. GERAKAN KERJA1. Normal2. Agak terbatas3. Sulit4. Pada anggota badan

terbatas5. Seluruh anggota badan

terbatas

Ayunan bebas dari bahuAyunan terbatas dari paluMembawa beban berat dengansatu tanganBekerja dengan tangan diataskepalaBekerja dilorong pertambanganyang sempit

00 – 50 – 55 – 10

10 – 15

D. KELELAHAN MATA*)

1. Pandangan yangterputus-putus

2. Pandangan yang hamperterus-menerus

3. Pandangan terusmenerus dengan fokusberubah-ubah

4. Pandangan terusmenerus dengan fokustetap

Membawa alat ukur

Pekerjaan-pekerjaan yang teliti

Memeriksa cacat-cacat padakain

Pemeriksaan yang sangat teliti

PENCAHAYAANBAIK BURUK0.0-6.0

6.0-7.5

7.5-12.0

19.0-30.0

0.0-6.0

6.0-7.5

7.5-16.0

16.0-30.0

E. KEADAANTEMPERATURTEMPAT KERJA **)

1. Beku2. Rendah3. Sedang4. Normal5. Tinggi6. Sangat tinggi

TEMPERATUR (0C )

dibawah 00 – 1313 – 2222 – 2828 – 38

diatas 38

KELEMBABAN, NORMAL,BERLEBIHAN

Diatas 1010-55-00-55-40Diatas 40

Diatas 1212-58-00-88-100Diatas 100

F. KEADAANATMOSFER ***)

1. Baik2. Cukup3. Kurang baik4. Buruk

Ruang yang berventilasi baik,udara segarVentilasi kurang baik, ada bauAdanya debu dan bau-bauanberacun

00 – 55 – 1010 – 20

G. KEADAAN LINGKUNGAN YANG BAIK1. Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah2. Siklus kerja berulang-ulang antara 5 – 10 detik3. Siklus kerja berulang-ulang antara 0 – 5 detik4. Sangat bising5. Jika faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kualitas6. Terasa adanya getaran lantai

00 – 11 – 30 – 50 – 55 – 10

Page 12: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 12

Sumber: Sutalaksana, 2006, hal.170

*) Kontras antara warna hendaknya diperhatikan**) Tergantung juga pada keadaan ventilasi***) Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklimCatatan pelengkap: kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi: Pria = 0-2,5%

Wanita = 2-5%

Pada saat bekerja masing-masing operator diberi kelonggaran atas waktu normal yang

telah didapatkan. Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi,

menghilangkan rasa fatigue, dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan oleh

pekerja. Ketiganya ini merupakan hal-hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja,

dan yang selama pengukuran diamati,diukur, dicatat, ataupun dihitung. Oleh karena itu,

sesuai pengukuran dan setelah mendapatkan waktu normal, kelonggaran perlu

ditambahkan.

Berikut penjelasan masing-masing kelonggaran yang diberikan kepada operator pada

saat bekerja:

a. Kelonggaran Untuk Kebutuhan Pribadi

Yang termasuk kedalam kebutuhan pribadi disini adalah hal-hal seperti minum

untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan teman

sekerja sekedar untuk mrnghilangkan ketegangan ataupun kejenuhan dalam kerja.

Kebutuhan-kebutuhan ini jelas terlihat sebagai sesuatu yang mutlak. Besarnya

kelonggaran yang diberikan untuk kebutuhan pribadi seperti itu berbeda-beda dari

satu pekerjaan ke pekerjaan yang lainnya karena setiap pekerjaan mempunyai

karakteristik sendiri-sendiri dengan tuntutan yang berbeda. Berdasarkan penelitian

besarnya kelonggaran bagi pekerja pria berbeda dari pekerja wanita, untuk

pekerjaan-pekerjaan ringan pada kondisi-kondisi kerja normal pria memerlukan 2%

sampai 2,5% dan wanita 5% (persentase ini adalah dari waktu normal).

b. Kelonggaran Untuk Menghilangkan Rasa Fatigue

Rasa fatigue tercermin anatara lain dari menurunnya hasil produksi baik jumlah

maupun kualitas. Salah satu cara untuk menentukan besarnya kelonggaran ini adalah

dengan melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dan mencatat saat-saat dimana

hasil produksi menurun. Tetapi dalam hal ini masih banyak hal lain yang dapat

Page 13: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 13

menimbulkan rasa fatigue. Saat rasa fatigue telah datang dan pekerja harus bekerja

untuk menghasilkan performansi normalnya, maka usaha yang dikeluarkan pekerja

lebih besar dari normal dan ini akan menambah rasa fatigue. Bila hal ini terus

berlangsung terus pada akhirnya akan terjadi fatigue total yaitu jika anggota badan

yang bersangkutan sudah tidak dapat melakukan gerakan kerja sama sekali

walaupun sangat dikehendaki. Namun hal demikian jarang terjadi karena

berdasarkan pengalamannya pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya sedemikian

rupa sehingga lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk menghilangkan

rasa fatigue ini.

c. Kelonggaran Untuk Hambatan-hambatan Tak Terhindarkan

Dalam melaksanakan pekerjaannya, operator tidak akan lepas dari berbagai

hambatan. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang

berlebihan dan menganggur dengan sengaja. Ada pula hambatan yang tidak dapat

dihindarkan karena berada diluar kemampuan pekerja untuk mengendalikannya.

Beberapa contoh yang termasuk kedalam hambatan yang tidak terhindarkan adalah

menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas, melakukan penyesuaian-

penyesuaian alat kerja, memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti

mengganti alat potong yang patah, memasang kembali ban yang lepas dan

sebagainya, hambatan-hambatan karena kesalahan pemakaian alat ataupun bahan,

dan lain-lain. Besarnya hambatan untuk kejadian-kejadian seperti itu sangat

bervariasi dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain bahkan satu sistem kerja ke sistem

kerja lain karena banyaknya penyebab seperti mesin, kondisi mesin, prosedur kerja,

ketelitian suplai alat dan bahan, dan sebagainya.(Sutalaksana, 2006, Hal.167)

2.3.4 Insentif

Insentif adalah bonus yang diberikan terhadap pekerja berdasarkan performansi kerja,

produktivitas kerja. Apabila waktu atau output standar telah berhasil ditetapkan maka

manajemen akan memiliki kemudahan didalam membuat evaluasi mengenai

performance kerja operator. Bagi pekerja yang mampu bekerja mampu bekerja melebihi

waktu standar yang telah ditetapkan harus diberi penghargaan sesuai dengan prestasi

yang ditunjukkan.

Page 14: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 14

Tujuan utama dari pemberian insentif adalah untuk meningkatkan dan menjaga motivasi

pekerja dalam kaitannya dengan upaya meningkatkan produktivitas kerjanya. Dasar

penetapan besarnya insentif yang dibayarkan adalah efisiensi kerja operator yang diukur

menurut output yang dihasilkan dibandingkan dengan standar output yang diberikan.

Selain itu, ada beberapa faktor tidak langsung yang dapat digunakan sebagai dasar

penetapan besarnya insentif, seperti kehadiran (absensi), disiplin kerja, kreativitas dan

lain-lain.

Rumus yang digunakan untuk menghitung besar insentif adalah dengan menggunakan

Persamaan 2.6 dan 2.7 sebagai berikut:

Ws =%%100

%100

An

Wn

................................................................................................... (2.6)

Insentif = %100Wn

WnWs

..................................................................................... (2.7)

dengan: Ws = waktu standarWn = waktu normalAn = allowance

Terdapat beberapa cara perhitungan dan pembayaran insentif, antara lain yaitu:

1. Berdasarkan Hasil Kerja

Pekerja dibayar menurut upah dasar yang tergantung pada jumlah jam kerja dan

besarnya ditentukan berdasarkan evaluasi pekerjaan tidak peduli efisiensi yang

dicapai. Pekerjaan menerima upah yang besarnya akan didasarkan pada jumlah jam

kerja.

2. Berdasarkan Output Yang Dihasilkan

Pemberian insentif dengan cara ini akan memenuhi konsep “operator business of

himself”. Pada perencanaan pemberian insentif berdasarkan unit hasil kerja

didasarkan pada ide dasar pembayaran upah, yaitu semua pembayaran upah operator

secara langsung terkait proporsional dengan unit output kerja yang dihasilkan.

3. Berdasarkan Jam Kerja Standar Yang Dicapai

Pemberian insentif dengan metode ini sangat berbeda dengan pemberian insentif

berdasarkan output yang dihasilkan. Perbedaan terletak pada adanya jaminan kepada

pekerja untuk tetap memperoleh upah besar pada suatu tingkat kepada pekerja untuk

Page 15: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 15

tetap memperoleh upah dasar pada suatu tingkat output kerja tertentu dan pemberian

insentif untuk performance yang bisa melampaui standar kerja tersebut.

4. Berdasarkan Prestasi Kerja Kelompok

Metode pemberian insentif yang telah disebutkan diatas ditujukan untuk kerja

individu. Program insentif yang lebih menitikberatkan pada pemberian insentif per

individu akan memiliki kekurangan dalam bentuk persaingan individu dan

mengakibatkan semangat kerja kelompok menjadi sulit tercapai.

Pemberian insentif kerja berdasarkan kelompok, akan didasarkan pada seluruh

output yang dihasilkan oleh kelompok. Output kelompok bisa diukur dengan

berbagai cara seperti berdasarkan output produksi yang dihasilkan kelompok, safety

record, product’s quality record atau berbagai macam kriteria tolak ukur lain yang

ditetapkan oleh manajemen.

Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode pemberian

insentif, antara lain yaitu seperti pada Tabel 2.3 di bawah ini:

Tabel 2.3 Kelebihan dan Kekurangan Insentif

Jenis Insentif Kelebihan Kekurangan

BerdasarkanHari Kerja

- Tidak ada pemaksaanmengikuti standar

- Sederhana, mudahdiaplikasikan dan bersifatlangsung

- Kecepatan produksi cenderunglambat.

- Jadwal produksi dan evaluasi sulitditetapkan

BerdasakanOutput

- Memaksimalkan performancekerja individu.

- Memerlukan persiapan yanglebih lama.

Berdasarkan JamKejaStandar

- Memaksimalkan performancekerja individu.

- Memerlukan persiapan yanglebih lama

BerdasarkanPrestasi KerjaKelompok

- Kerja kelompok akan terjaga.- Ketegangan akibat persaingan

individu bisa dihindari.

- Individu yang memilikiperformance lebih, merasatidak puas.

- Untuk kelompok kurang dari20 Org.

Sumber: ITS.Undergraduate

Page 16: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 16

2.4 EPR (Estimation Performance Rating) & APR (Actual PerformanceRating)

Untuk menghitung nilai EPR digunakan Persamaan 2.8 berikut ini:

EPR =

et

et

nw

1 × 100% .................................................................................. (2.8)

dengan: EPR = estimation performance ratingWn = waktu normalte = waktu estimasi

Sedangkan untuk menghitung nilai APR digunakan Persamaan 2.9 berikut ini:

APR =

ata

tn

w1 × 100% ................................................................................. (2.9)

dengan: APR = actual performance ratingWn = waktu normalta = waktu actual

2.5 Besar Penyimpangan

Untuk menghitung besar penyimpangan digunakan Persamaan 2.10 berikut ini:

BP =APR

EPR1 ×100% ............................................................................................ (2.10)

dengan: BP = besar penyimpanganEPR = estimation performance ratingAPR = actual performance rating

Page 17: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 17

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengumpulan Data

Melakukan pengambilan data secara langsung dimana data yang diambil adakah waktu

operasi kerja untuk setiap elemen yaitu memasukkan pasak kedalam lubang-lubang

dengan kedua tangan. Pengamatan diambil dengan tiga metode pemasangan.

Diambil dari data lembar pengamatan praktikum penetapan performance rating dengan

metode speed rating, maka diperoleh data pengamatan seperti pada Tabel 3.1 sebagai

berikut:

Table 3.1 Tabel Data Pengamatan Speed Rating Operator 1 dan 2

Opr. Metode Estimasi (detik) Aktual (detik)Rata-rata

Estimasi

Rata-rata

Aktual

1(Anis)

1 54 49 49 47 45 46,09 47,03 46,54 45,17 54,32 48,80 47,832 44 44 43 48 45 44,31 43,48 48,64 43,14 47,60 44,80 45,433 35 36 37 37 38 39,31 36,71 39,36 39,32 40,69 36,60 39,07

2(Morde)

1 59 58 52 60 55 58,74 53,41 64,73 51,23 52,15 56,80 56,052 51 50 53 53 51 55,08 50,42 52,09 51,69 48,71 51,60 51,593 46 47 43 46 46 46,12 41,72 46,32 45,70 48,18 45,60 45,60

Sumber: Pengumpulan Data

3.2 Pengolahan Data

Mengolah data yang telah dikumpulkan dari pengamatan untuk mencari Performance

Rating dari operator dengan menggunakan metode Speed Rating. Pengolahan data

akurasi waktu didasarkan pada perhitungan jam kerja yang diakumulasikan pada satuan

detik dan didasarkan pada tabel penyesuaian Performance Rating.

Setelah mendapatkan data di atas, selanjutnya dilakukan perhitungan EPR (Estimate

Performance Rating) dan APR (Actual Perfomance Rating) untuk dapat menentukan

besar penyimpangan yang akan dijelaskan seperti berikut:

Page 18: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 18

3.2.1 Perhitungan EPR (Estimate Performance Rating)

Dengan menggunakan waktu normal sebesar 70 detik dan menggunakan data pada

percobaan siklus yang pertama maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan nilai EPR

(Estimate Performance Rating) dengan menggunakan Persamaan 2.6 sebagai berikut:

1. Metode 1

Dengan metode 1 maka perhitungan nilai EPR pada masing-masing operator adalah

sebagai berikut:

a. Operator 1 (Anis)

Besar nilai EPR pada operator 1 adalah sebagai berikut:

EPR(1) = 1 +70 - 54

54x 100%

= 129,62%

b. Operator 2 (Morde)

Besar nilai EPR pada operator 2 adalah sebagai berikut:

EPR(1) = 1 +70 - 59

59x 100%

= 118,64%

2. Metode 2

Dengan metode 2 maka perhitungan nilai EPR pada masing-masing operator adalah

sebagai berikut:

a. Operator 1 (Anis)

Besar nilai EPR pada operator 1 adalah sebagai berikut:

EPR(1) = 1 +70 - 44

44x 100%

= 159,09%

b. Operator 2 (Morde)

Besar nilai EPR pada operator 2 adalah sebagai berikut:

EPR(1) = 1 +70 - 51

51x 100%

= 137,25%

Page 19: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 19

3. Metode 3

Dengan metode 3 maka perhitungan nilai EPR pada masing-masing operator adalah

sebagai berikut:

a. Operator 1 (Anis)

Besar nilai EPR pada operator 1 adalah sebagai berikut:

EPR(1) = 1 +70 - 35

35x 100%

= 200,00%

b. Operator 2 (Morde)

Besar nilai EPR pada operator 2 adalah sebagai berikut:

EPR(1) = 1 +70 - 46

46x 100%

= 152,17%

Perhitungan EPR2 – EPR5 dapat dilihat pada Tabel 3.2 dengan menggunakan persamaan

yang sama untuk kedua operator pada masing-masing metode.

3.2.2 Perhitungan APR (Actual Performance Rating)

Setelah mengetahui nilai EPR kedua operator pada masing-masing metode, selanjutnya

dilakukan perhitungan APR (Actual Performance Rating) menggunakan waktu normal

yang sama dengan perhitungan EPR yaitu sebesar 70 detik dan menggunakan data pada

percobaan siklus yang pertama dengan menggunakan Persamaan 2.7 sebagai berikut:

1. Metode 1

Dengan metode 1 maka perhitungan nilai APR pada masing-masing operator adalah

sebagai berikut:

a. Operator 1 (Anis)

Besar nilai APR pada operator 1 adalah sebagai berikut:

APR(1) = 1 +70 – 46,09

46,09x 100%

= 151,87%

Page 20: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 20

b. Operator 2 (Morde)

Besar nilai APR pada operator 2 adalah sebagai berikut:

APR(1) = 1 +70 – 58,74

58,74x 100%

= 119,16%

2. Metode 2

Dengan metode 2 maka perhitungan nilai APR pada masing-masing operator adalah

sebagai berikut:

a. Operator 1 (Anis)

Besar nilai APR pada operator 1 adalah sebagai berikut:

APR(1) = 1 +70 – 44,31

44,31x 100%

= 157,97%

b. Operator 2 (Morde)

Besar nilai APR pada operator 2 adalah sebagai berikut:

APR(1) = 1 +70 – 55,08

55,08x 100%

= 127,08%

3. Metode 3

Dengan metode 3 maka perhitungan nilai APR pada masing-masing operator adalah

sebagai berikut:

a. Operator 1 (Anis)

Besar nilai APR pada operator 1 adalah sebagai berikut:

APR(1) = 1 +70 – 39,31

39,31x 100%

= 178,07%

b. Operator 2 (Morde)

Besar nilai APR pada operator 2 adalah sebagai berikut:

APR(1) = 1 + 70 – 46,12

46,12x 100%

= 151,77%

Page 21: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 21

Perhitungan EPR1 - EPR5 dan APR1 - APR5 dengan menggunakan persamaan yang

sama untuk kedua operator pada masing-masing metode dapat dilihat pada Tabel 3.2

sebagai berikut:

Tabel 3.2 Tabel EPR dan APR Operator 1 dan 2

Opr Metode EPR (%) APR (%) EPR(%)

APR(%)

11 129 142 142 148 155 151 148 150 154 128 143 1462 159 159 162 145 155 157 160 143 162 147 156 1543 200 194 189 189 184 178 190 177 178 172 191 179

21 118 120 134 116 127 119 131 108 136 134 123 1282 137 140 132 132 137 127 138 134 135 143 135 1353 152 148 162 152 152 151 167 151 153 145 153 153

Sumber: Pengolahan Data

3.2.3 Perhitungan Besar Penyimpangan

Setelah mendapatkan nilai EPR dan APR, maka kita dapat menghitung nilai dari Besar

Penyimpangan (BP) dengan menggunakan Persamaan 2.7 sebagai berikut:

1. Metode 1

Dengan metode 1 maka perhitungan nilai BP pada masing-masing operator adalah

sebagai berikut:

a. Operator 1 (Anis)

Besar nilai BP pada operator 1 adalah sebagai berikut:

BP = 1 – 143

146x 100%

= 2,1%

b. Operator 2 (Morde)

Besar nilai BP pada operator 2 adalah sebagai berikut:

BP = 1 – 123

128x 100%

= 4,2%

Page 22: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 22

2. Metode 2

Dengan metode 2 maka perhitungan nilai BP pada masing-masing operator adalah

sebagai berikut:

a. Operator 1 (Anis)

Besar nilai BP pada operator 1 adalah sebagai berikut:

BP = 1 – 156

154x 100%

= 1,3%

b. Operator 2 (Morde)

Besar nilai BP pada operator 2 adalah sebagai berikut:

BP = 1 – 135

135x 100%

= 9,9%

3. Metode 3

Dengan metode 3 maka perhitungan nilai BP pada masing-masing operator adalah

sebagai berikut:

a. Operator 1 (Anis)

Besar nilai BP pada operator 1 adalah sebagai berikut:

BP = 1 – 191

179x 100%

= 6,7%

b. Operator 2 (Morde)

Besar nilai BP pada operator 2 adalah sebagai berikut:

BP = 1 – 153

153x 100%

= 2,0%

Page 23: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 23

Dari data perhitungan besar penyimpangan diatas akan disajikan pada Tabel 3.3

dibawah ini:

Tabel 3.3 Tabel Besar Penyimpangan Operator 1 dan 2

Opr Metode EPR (%) APR (%) Besar Penyimpangan (%)

11 143 146 2,12 156 154 1,33 191 179 6,7

21 123 128 4,22 135 135 9,93 153 153 2,0

Sumber: Pengolahan Data

3.2.4 Perhitungan Insentif

Sebelum menghitung waktu baku untuk mencari nilai insentif dari masing-masing

operator, harus diketahui terlebih dahulu nilai allowance.

1. Operator 1 (Anis)

Berikut ini adalah perhitungan nilai insentif untuk operator 1 adalah sebagai berikut:

a. Allowance

Nilai allowance yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Tenaga yang dikeluarkan = 0,6%

2) Sikap kerja = 1,0%

3) Gerakan kerja = 2,0%

4) Kelelahan mata = 6,0%

5) Temperatur tempat kerja = 5,0%

6) Keadaan atmosfir = 3,0%

7) Keadaan lingkungan yang baik = 0,8%

8) Kebutuhan pribadi = 2,0% +

20,4%

Page 24: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 24

b. Waktu Baku

Selanjutnya adalah menghitung waktu baku dengan menggunakan Persamaan

2.3 sebagai berikut:

Waktu Baku = 70 x100%

100% - 20,4%

= 70 x 1,256

= 87,92 detik

c. Insentif

Setelah mendapatka nilai waktu baku, selanjutnya kita dapat menghitung nilai

insentif dengan Persamaan 2.4 sebagai berikut:

Insentif =87,92 - 70

70x 100%

= 12,56%

2. Operator 2 (Morde)

Berikut ini adalah perhitungan nilai insentif untuk operator 2 adalah sebagai berikut:

a. Allowance

Nilai allowance yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Tenaga yang dikeluarkan = 0,6%

2) Sikap kerja = 0,8%

3) Gerakan kerja = 2,0%

4) Kelelahan mata = 6,0%

5) Temperatur tempat kerja = 3,5%

6) Keadaan atmosfir = 3,0%

7) Keadaan lingkungan yang baik = 2,0%

8) Kebutuhan pribadi = 1,0% +

18,9%

b. Waktu Baku

Selanjutnya adalah menghitung waktu baku dengan menggunakan Persamaan 2.3

sebagai berikut:

Waktu Baku = 70 x100%

100% - 18,9%

= 70 x 1,233

Page 25: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 25

= 86,31 detik

c. Insentif

Setelah mendapatka nilai waktu baku, selanjutnya kita dapat menghitung nilai

insentif dengan Persamaan 2.4 sebagai berikut:

Insentif =86,31- 70

70x 100%

= 12,33%

3.3 Analisa

Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan, berikut ini adalah

analisa data pada masing-masing operator pada praktikum pengamatan performance

rating pada percobaan menggunakan pinboard dengan metode speed rating.

3.3.1 Performance Rating pada Estimator

Batas normal nilai rata-rata Estimate Performance Rating (EPR) sebesar 100% dan

besar penyimpangan tidak lebih dari batas normal yaitu sebesar 5%. Semakin dekat

titik-titik data yang diplotkan ke arah garis ideal pada sumbu X –Y (% estimasi akan

sama dengan kenyataan yang ada) itu berarti bahwa penilaian rater terhadap

Performance Rating operator semakin tepat dan teliti. Seorang rater akan dianggap

sebagai rater yang baik bila estimasinya tidak menyimpang lebih dari 5% dari kondisi

yang sebenarnya.

1. Metode 1

Pada metode 1, yaitu metode dengan pemasangan paku dari sebelah dalam masing-

masing dua buah papan berlubang. Pada nilai EPR operator 1 adalah sebesar 143,9%

dengan besar penyimpangannya adalah sebesar 2,1% atau dibawah batas nilai

penyimpangan normal. Hal ini dikarenakan estimator serius dalam melakukan

pengamatan dan estimator mengetahui nilai elemen yang dikerjakan. Pada operator

kedua, nilai EPR adalah sebesar 123,5% dengan besar penyimpangan sebesar 4,2%.

Dapat dilihat bahwa besar penyimpangannya masih berada dibawah batas normal.

Estimator kurang tepat memberikan estimasi waktu operator kedua dalam

menyelesaikan pekerjaannya. Besar penyimpangan antara operator 1 lebih kecil

Page 26: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 26

dibandingkan dengan operator 2. Hal ini terjadi karena estimator belum dapat

membaca kemampuan operator saat bekerja.

2. Metode 2

Pada metode 2, metode yang digunakan lebih mudah namun juga membutuhkan

koordinasi mata dan penyesuaian tangan kanan dan tangan kiri, karena jarak lubang

antar paku yang akan dimasukkan dengan tangan kanan dan tangan kiri semakin

lama juga semakin jauh. Pada operator 1, nilai EPR adalah sebesar 156,4% dan

besar penyimpangannya sebesar -1,3%. Nilai penyimpangan negatif dan dibawah

nilai normal dikarenakan estimator belum mengerti tentang perbedaan mendasar

antara skill, effort, condition, dan consistency rater kurang berpengalaman. Operator

2 memiliki nilai EPR sebesar 135,72% dengan besar penyimpangan sebesar 9,9%

atau sangat jauh dari batas normal penyimpangan. Hal ini terjadi karena estimator

kurang memahami sikap dan gerakan kerja operator pada saat bekerja.

3. Metode 3

Pada metode 3 yaitu metode pemasangan paku dengan cara memasang paku-paku

pada lubang-lubang dari sebelah kanan papan berlubang pertama dilanjutkan ke

papan berlubang kedua sesuai dengan tempat awal paku-paku pada saat diambil dan

dengan mengisi dua baris lubang ke bawah. Pada operator pertama nilai EPR adalah

sebesar 191,4% dengan besar penyimpangan -6,7%. Besar nilai penyimpangan

sangat jauh dan bernilai negatif hal ini dikarenakan estimator kurang terfokus pada

saat bekerja dan estimator kurang peka dalam melihat adaptasi operator dari waktu

ke waktu. Pada operator kedua nilai EPR sebesar 153,6% dengan besar

penyimpangan 2,0%. Estimator telah mengetahui dan menguasai siklus kerja

operator. Hal ini terjadi karena operator 1 da operator 2 bekerja semakin lama

semakin cepat daripada yang diperkirakan estimator.

3.3.2 Performance Rating pada Operator

Seorang operator dapat dikatakan baik dalam menyelesaikan pekerjaannya apabila nilai

rata-rata Actual Performance Rating (APR) dalam batas normal yaitu sebesar 100%

atau dalam artian tidak melebihi dari waktu yang telah ditentukan yaitu sebesar 70 detik.

Page 27: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 27

1. Metode 1

Dalam metode ini dibutuhkan koordinasi mata serta penyesuaian tangan kanan dan

kiri, karena jarak lubang antara paku yang akan dimasukkan dengan tangan kanan

dan tangan kiri semakin lama semakin jauh. Pada operator 1 nilai rata-rata Actual

Performance Rating (APR) untuk menyelesaikan pekerjaannya yaitu sebesar

146,9% dan waktu rata-rata yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaannya

adalah sebesar 47,83 detik. Operator kedua nilai APR untuk menyelesaikan

pekerjaannya yaitu sebesar 128,8% dan waktu rata-rata yang digunakan untuk

menyelesaikan pekerjaanya adalah 56,05 detik. Oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa antara operator 1 dan operator 2 memiliki mekanisme kerja masing-masing

yang cenderung cepat dan optimal.

2. Metode 2

Dalam metode 2 ini dibutuhkan koordinasi mata dan penyesuaian tangan kanan dan

tangan kiri, karena jarak lubang antara paku yang akan dimasukkan dengan tangan

kanan dan tangan kiri semakin lama juga semakin jauh. Pada operator 1 nilai APR

untuk menyelesaikan pekerjaannya adalah sebesar 154,4% dengan waktu rata-rata

yang digunakan adalah sebesar 45,43 detik, sedangkan APR untuk operator ke-2

adalah sebesar 135,8% dengan waktu rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaannya

adalah 51,59 detik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mekanisme kerja

operator 1 dan operator 2 semakin cepat dibandingkan dengan metode sebelumnya,

hal ini dapat disebabkan karena masing-masing operator telah mengetahui trik dan

cara kerja yang baik, cepat dan optimal.

3. Metode 3

Dan metode yang terakhir merupakan metode yang paling mudah, karena jarak

lubang antara paku yang akan dimasukkan dengan tangan kanan dan tangan kiri

berdekatan dan di dalam jarak pandang mata, sehingga tidak perlu memfokuskan

mata terlalu banyak dan penyesuaian tangan kanan dan tangan kiri yang berlebihan.

Operator 1 menyelesaikan pekerjaannya dengan nilai APR sebesar 179,3% dan

waktu rata-rata sebesar 39,07 detik, sedangkan operator 2 nilai APR sebesar 153,8%

dan waktu rata-rata sebesar 45,60 detik. Pada metode terakhir ini operator 1 dan 2

kerjanya semakin cepat dikarenakan masing-masing operator telah mengetahui

letak-letak lubang untuk memasukkan paku-paku dan mengetahui sikap dan gerakan

Page 28: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 28

kerja yang cepat dan baik. Oleh karena itu, waktu yang digunakan untuk

menyelesaikan pekerjaan juga semakin cepat dan hasil yang didapatkan optimal.

3.3.3 Grafik Besar Penyimpangan

Setelah melakukan pengolahan dan analisa data di atas, selanjutnya akan disajikan

grafik besar penyimpangan masing-masing metode sebagai berikut

1. Metode 1

Berikut adalah grafik besar penyimpangan untuk metode 1 akan disajikan dalam

Gambar 3.1 sebagai berikut:

Grafik besar penyimpangan pada metode 1

Gambar 3.1 Grafik Besar Penyimpangan Metode 1

Sesuai pada gambar di atas, ditunjukkan bahwa besar penyimpangan operator 1 pada

metode 1 adalah sebesar 2,1%. Besar penyimpangan operator 2 adalah sebesar 4,2%,

titik koordinatnya terlihat tidak jauh dari garis ideal. Jika dibandingkan dengan besar

penyimpangan pada metode lainnya, untuk operator pertama metode pertama inilah

nilai BP paling kecil, tetapi untuk operator kedua metode ini memiliki nilai BP yang

5% 200%100%APR

EPR

0

200%

100%

5%

.(143,9 : 146,9)

(123,5 : 128,8).

ket:Garis idealOperator 1Operator 2

Page 29: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 29

sedang, hal ini disebabkan pada saat operator pertama estimator berkonsentrasi

dalam mengestimasikan waktu dengan baik, sedangkan pada saat operator kedua

estimator telah kurang berkonsentrasi dengan baik dikarenakan kebisingan disekitar

lingkungan kerja operator.

2. Metode 2

Berikut adalah grafik besar penyimpangan untuk metode 2 akan disajikan dalam

Gambar 3.2 sebagai berikut:

Grafik besar penyimpangan pada metode 2

Gambar 3.2 Grafik Besar Penyimpangan Metode 2

Besar penyimpangan operator 1 adalah sebesar 1,3%, dan besar penyimpangan

operator 2 adalah sebesar 9,9%. Pada operator 1 nilai penyimpangan bernilai negatif

dikarenakan estimator kurang mengetahui skill, effort, dan consistency rater kurang

baik. Sedangkan pada operator 2 besar nilai penyimpangan sangat besar dikarenakan

estimator kurang bisa membaca kemampuan operator pada saat bekerja.

.(156,4 : 154,4)

(135,7 : 135,8)

5% 200%100%APR

EPR

0

200%

100%

5%

.

ket:Garis idealOperator 1Operator 2

Page 30: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 30

3. Metode 3

Berikut adalah grafik besar penyimpangan untuk metode 2 akan disajikan dalam

Gambar 3.3 sebagai berikut:

Grafik besar penyimpangan pada metode 3

Gambar 3.3 Grafik Besar Penyimpangan Metode 2

Besar penyimpangan operator 1 adalah sebesar 6,7%, dan besar penyimpangan

operator 2 adalah sebesar 2,0%. Besar nilai penyimpangan pada operator 1 sangat

jauh, hal ini dikarenakan estimator kurang terfokus pada saat operator bekerja,

sedangkan pada operator 2 estimator telah mengetahui skill operator pada saat

bekerja sehingga besar nilai penyimpangan tidak jauh.

3.3.4 Insentif

Ketika waktu standar telah berhasil ditetapkan maka manajemen suatu perusahaan akan

mudah dalam membuat evaluasi tentang performance kerja operator. Waktu output

standar merupakan tolak ukur dan target yang harus dicapai oleh seorang operator. Bagi

seorang operator yang mampu melampaui standar yang telah ditetapkan maka akan

mendapatkan upah atau bonus melalui insentif kerja. Tujuan utama dari pemberian

(191,4 : 179,3)

(153,6 : 153,8)

5% 200%100%APR

EPR

0

200%

100%

5%

..

ket:Garis idealOperator 1Operator 2

Page 31: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 31

insentif kepada karyawan pada dasarnya adalah untuk memotivasi mereka agar bekerja

lebih baik dan dapat menunjukkan prestasi yang baik. Cara seperti ini adalah cara yang

sangat efektif untuk meningkatkan hasil produksi perusahaan. Menurut pendapat

Heidjrachman dan Husnan (1992 : 151) mengatakan bahwa pelaksanaan sistem upah

insentif ini dimaksudkan perusahaan terutama untuk meningkatkan produktivitas kerja

karyawan dan mempertahankan karyawan yang berprestasi untuk tetap berada dalam

perusahaan. Untuk mencari nilai insentif harus mengetahui nilai allowance terlebih

dahulu. Berikut adalah analisa perhitungan pemberian insentif masing-masing operator:

1. Operator 1 (Anis)

a. Tenaga yang dikeluarkan = 0,6%

Pada saat bekerja tenaga yang dikeluarkan oleh operator sangat ringan yaitu

operator hanya mengangkat dan memindahkan dua buah paku dari pinboard satu

dengan menggunakan tangan kanan dan kiri ke pinboard kedua yang masih

kosong.

b. Sikap kerja = 1,0%

Seorang operator memiliki sikap kerja yang cukup berat karena operator harus

berkonsentrasi untuk memindahkan kedua paku yang berada ditangan kanan dan

kiri kedalam lubang secara bersamaan dan posisinya harus tepat.

c. Gerakan kerja = 2,0%

Operator tidak membutuhkan gerakan kerja yang berat, hanya saja pekerjaan

yang dilakukan diulang-ulang sebanyak lima kali dalam beberapa menit.

d. Kelelahan mata = 6,0%

Pada saat bekerja operator harus bekerja dengan teliti dalam melihat posisi-

posisi lubang untuk meletakkan paku-paku secara tepat.

e. Temperatur tempat kerja = 5,0%

Pada saat sedang bekerja temperatur ruangan tempat kerja cukup panas ±18⁰C,

sehingga menyebabkan operator kurang nyaman dalam mengerjakan

pekerjaannya.

f. Keadaan atmosfir = 3,0%

Pada saat bekerja, operator bekerja pada keadaan yang cukup aman, tidak ada

bau-bauan yang menyengat atau beracun dan tidak ada debu atau asap yang

dapat mengganggu operator.

Page 32: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 32

g. Keadaan lingkungan yang baik = 0,8%

Keadaan lingkungan disekitar tempat kerja operator cukup baik, meskipun

terdapat sedikit gangguan seperti kebisingan yang ditimbulkan oleh sesama.

h. Kebutuhan pribadi = 2,0%

Pada saat bekerja operator tidak terlalu meresahkan kebutuhan pribadinya,

seperti menerima panggilan atau sms pribadi.

Berdasarkan waktu standar yang telah ditentukan untuk masing-masing operator

yaitu 70 detik, maka besarnya nilai insentif yang diperoleh adalah 12,56% dari

gaji pokok yang diterima oleh operator 1.

2. Operator 2 (Morde)

a. Tenaga yang dikeluarkan = 0,6%

Pada saat bekerja tenaga yang dikeluarkan oleh operator sangat ringan yaitu

operator hanya mengangkat dan memindahkan dua buah paku dari pinboard satu

dengan menggunakan tangan kanan dan kiri ke pinboard kedua yang masih

kosong.

b. Sikap kerja = 0,8%

Seorang operator memiliki sikap kerja yang cukup berat karena operator harus

berkonsentrasi untuk memindahkan kedua paku yang berada ditangan kanan dan

kiri kedalam lubang secara bersamaan dan posisinya harus tepat.

c. Gerakan kerja = 2,0%

Operator tidak membutuhkan gerakan kerja yang berat, hanya saja pekerjaan

yang dilakukan diulang-ulang sebanyak lima kali dalam beberapa menit.

d. Kelelahan mata = 6,0%

Pada saat bekerja operator harus bekerja dengan teliti dalam melihat posisi-

posisi lubang untuk meletakkan paku-paku secara tepat.

e. Temperatur tempat kerja = 3,5%

Pada saat sedang bekerja temperatur ruangan tempat kerja cukup panas ±18⁰C,

sehingga menyebabkan operator kurang nyaman dalam mengerjakan

pekerjaannya.

Page 33: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 33

f. Keadaan atmosfir = 3,0%

Pada saat bekerja, operator bekerja pada keadaan yang cukup aman, tidak ada

bau-bauan yang menyengat atau beracun dan tidak ada debu atau asap yang

dapat mengganggu operator.

g. Keadaan lingkungan yang baik = 2,0%

Keadaan lingkungan disekitar tempat kerja operator cukup baik, meskipun

terdapat sedikit gangguan seperti kebisingan yang ditimbulkan oleh sesama.

h. Kebutuhan pribadi = 1,0%

Pada saat bekerja operator tidak terlalu meresahkan kebutuhan pribadinya,

seperti menerima panggilan atau sms pribadi.

Berdasarkan waktu standar yang telah ditentukan untuk masing-masing operator

yaitu 70 detik, maka besarnya nilai insentif yang diperoleh adalah 12,33% dari gaji

pokok yang diterima oleh operator 2. Nilai insentif yang diperoleh operator 2 lebih

kecil dibandingkan dengan jumlah insentif yang diterima operator 1 dikarenakan

kerja operator 2 lebih lama daripada operator 1.

Page 34: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 34

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut:

1. Kemampuan masing-masing operator untuk menyelesaikan pekerjaan menjadi

faktor penting yang mempengaruhi performance rating operator. Dari analisa data

didapatkan bahwa faktor lingkungan kerja hanya sedikit mempengaruhi

performance rating operator.

2. Berdasarkan pengolahan data diperoleh perbandingan performance rating

sebenarnya dan estimasi performance rating masing-masing operator pada masing-

masing metode kerja yang dilakukan. Didapatkan nilai rata-rata estimation

performance rating , yaitu nilai EPR pada metode 1 operator 1 sebesar 143% dan

operator 2 sebesar 123%, pada metode 2 operator 1 sebesar 150% dan operator 2

sebesar 135%, dan pada metode 3 operator 1 sebesar 191% dan operator 2 sebesar

153%. Sedangkan nilai APR pada metode 1 operator 1 sebesar 146% dan operator 2

sebesar 128%, pada metode 2 operator 1 sebesar 154% dan operator 2 sebesar

135%, dan pada metode 3 operator 1 sebesar 179% dan operator 2 sebesar 153%.

Berdasarkan pada pengolahan data, maka diperoleh hasil penyimpangan antara

operator dan estimator. Besar nilai penyimpangan operator 1 pada metode 1 sebesar

2,1%, pada metode 2 sebesar 1,3%, dan pada metode 3 sebesar 6,7%. Sedangakan

besar nilai penyimpangan antara operator 2 dengan estimator, yaitu pada metode 1

sebesar 4,2%, pada metode 2 sebesar 9,9%, dan pada metode 3 sebesar 2,0%.

3. Berdasarkan data yang telah diolah didapatkan bahwa rater telah mampu

memberikan estimasi waktu terhadap kerja operator, meskipun terkadang rater

kurang tepat dalam menentukan estimasi waktu kerja. Estimasi waktu yang kurang

tepat tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya yaitu rater kurang

fokus dalam bekerja dan terdapat kebisingan-kebisingan disekitar lingkungan kerja

rater.

Page 35: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 35

4.2 Saran

Setelah melakukan kegiatan praktikum, ada beberapa hal yang kami sarankan untuk

keberhasilan dan kelancaran praktikum selanjutnya, yaitu sebagai berikut:

1. Alat-alat praktikum perlu ada penambahan, sehingga tidak terdapat dua bahkan tiga

kelompok dalam satu alat praktikum (pinboard) dengan begitu praktikum dapat

berjalan dengan efektif dan efisien.

2. Tempat atau suasana dalam praktikum harus lebih kondusif karena hal itu dapat

mempengaruhi produktivitas kerja.

3. Sebaiknya praktikum yang dilakukan lebih variatif, sehingga pada jenis pekerjaan

yang berbeda kemampuan kerja pada masing-masing operator dapat diketahui

perbedaannya.

Page 36: practicum apk industrial engineering · diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu ... pengamat mendapatkan konsep akan performance normal.

practicum apk industrial engineering 2012

restu, anis, afif Page 36

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.scribd.com/doc/31757853/2-PENETAPAN-PERFORMANCE-RATING-DENGAN-METODE-SPEED-RATING, dilihat 17 April 2012 Pukul10.40 am.

2. Sutalaksana, Iftikar dkk. Teknik Tata Cara Kerja. Surabaya : Institut TeknologiSepuluh November, dilihat 17 April 2012 Pukul 15.00,firzman.student.umm.ac.id/download-as.../student_blog_article_8.doc

3. Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya :Institut Teknologi Sepuluh November.