APK Isi.doc
-
Upload
hery-aphas -
Category
Documents
-
view
173 -
download
6
description
Transcript of APK Isi.doc
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hal yang melatarbelakangi kami dalam membuat modul I yang membahas
mengenai masalah pengukuran waktu kerja adalah untuk mengetahui mengenai
pengertian pengukursn waktu kerja, serta dapat mengaplikasikannya, sehingga dapat
menyelesaikan masalah dalam praktek percobaan mengenai pengukuran waktu kerja.
Karena penentuan waktu standar akan mempunyai peranan yang cukup penting
didalam pelaksanaan proses produksi. Penentuan waktu standar yang tepat dan jelas
akan dapat membantu tercapainya tingkat produktivitas yang tinggi. Di dalam
penyelesaian suatu pekerjaan terhadap produk diwujudkan dalam waktu yang
dibutuhkan dalam satuan unit.
Dengan demikian, penentuan kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan kapan
suatu pekerjaan harus selesai diwujudkan dalam waktu yang relatif pendek, misalnya
jam, menit, maupun detik dan waktu yang relatif panjang, misalnya hari, bulan
maupun tahun tergantung pada waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian proses
pengerjaan dalam sistem produksi. Penelitian kerja dan analisa metoda kerja pada
dasarnya memusatkan perhatiannya pada bagaimana suatu macam pekerjaan akan
diselesaikan. Pengukuran kerja ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk
menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan.
Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan untuk kualitas kerja dan pengerjaan
yang normal dalam melakukan suatu pekerjaan yang spesifik.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Melatih pratikan dalam mengukur waktu kerja dengan cara
langsung (menggunakan stopwatch).
2. Mampu melakukan perhitungan waktu baku pada suatu sistem
kerja.
3. Mampu menganalisis faktor penyesuaian dan kelonggarannya.
4. Mengerti tentang konsep kurva belajar dan manfaatnya.
1.3 Pokok Permasalahan
Melakukan pengukuran waktu kerja dengan mencatat waktu
menggunakan stopwatch pada setiap perakitan ballpoint yaitu sebanyak
25 kali perakitan.
Melakukan perhitungan dalam pengukuran waktu kerja menggunakan
tingkat keyakinan 98% dan tingkat ketelitian 2%.
Menetapkan dan membuat peta kerja yaitu dengan menguraikan tiap
gerakan atau kerja yang dilakukan oleh tangan kanan kiri.
1.4 Pentingnya Permasalahan
Untuk mencari waktu kerja yang relatif paling pendek atau singkat, pada
perakitan ballpoint dengan menggunakan pengamatan langsung yaitu
menggunakan stopwatch
Dapat meningkatkan produksi kerja,dengan pengukuran waktu kerja dan
pembuatan peta kerja.
1.5 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada modul I ini dibatasi:
Hanya mencakup pada pengukuran waktu dengan melakukan percobaan
perakitan ballpoint sebanyak 25 X.
Hanya mencari waktu siklus,waktu normal,waktu baku,dengan
menggunakan tingkat keyakinan 98% dan tingkat ketelitian sebesar 2%.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini membahas mengenai Latar Belakang yang berisi mengenai hal –
hal yang melatarbelakangi penulis membuat modul APK yang membahas mengenai
pengukuran waktu kerja, dan juga tujuan penelitian dalam modul ini adalah
bertujuan agar praktikan dapat mengukur waktu kerja,sehingga dapat memperoleh
waktu baku dan menghitung penyesuaian serta kelonggaranya, serta membahas
mengenai pokok permasalahan modul APK ini adalah melakukan percobaan waktu
kerja merakit pulpen sebanyak 25 x dengan tingkat keyakinan 98% dan ketelitian 2
%,serta membuat peta kerja tangan kiri dan tangan kanan dan pentingnya
permasalahan modul ini adalah untuk mencari waktu kerja guna memperoleh waktu
tersingkat sehingga produktivitas meningkat. Pembatasan Masalah hanya dibatasi
oleh 25 x perakitan pulpen dengan tingkat keyakinan 98 % dan ketelitian 2%.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada Bab ini membahas mengenai Pengukuran Waktu Kerja berisi mengenai
pengertian tentang waktu kerja ,Tingkat ketelitian dan Keyakinan berisi pemahaman
dan penjelasan mengenai tingkat ketelitian dan keyakinan dalam pengukuran waktu
kerja.Peta Kontrol berisi mengenai definisi mengenai peta control serta Pemrosesan
Pengukuran Waktu kerja berisi mengenai proses waktu kerja, rumus – rumus yang
digunakan dll.
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada Bab ini membahas mengenai Peta Tangan Kiri & Tangan Kanan berisi
mengenai bagan yang menjelaskan proses secara detail dalam melakukan perakitan
pulpen dan juga Pengolahan Data Waktu Kerja berisi mengenai data –data excel
pengukuran waktu kerja serta Pencarian Waktu Siklus berisi data – data excel
pencarin waktu siklus beserta kurva belajar,Penyesuaian & Kelonggaran berisi data
– data excel dalam mencari waktu normal dan waktu baku.
BAB IV
Pada Bab ini membahas mengenai ANALISA DAN KESIMPULAN yang
berisi mengenai analisa dari pengukuran yang telah dilakukan seperti analisa kurva
belajar BKA & BKA dll,serta kesimpulan yang diperoleh dari percobaan perakitan
pulpen yang telah dilakukan yaitu pratikan dapat mengukur waktu kerja,waktu baku
dan memahami mengenai penyesuaian dan kelonggaran.
BAB IILANDASAN TEORI
2.1. Pengukuran Waktu
Pengukuran waktu pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menentukan
lamanya waktu kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik yang
dibutuhkan oleh seorang operator normal (yang sudah terlatih) yang bekerja dalam
taraf yang wajar dalam suatu sistem kerja yang terbaik (dan baku) pada saat itu.
Secara umum, teknik-teknik pengukuran waktu kerja dapat dikelompokkan
atas :
1. Secara langsung
Pengukuran waktu dengan jam henti
Sampling pekerjaan
2. Secara tidak langsung
Data waktu baku
Data waktu gerakan, terdiri dari :
- Work Factor
- Maynard Operation Sequence Time (MOST)
- Motion Time Measurement (MTM)
- Basic Motion Time (BMT), dll
Dalam sistem kerja dengan karakteristik aktivitas kerja yang homogen,
repetitif dan terdapat produk nyata yang dapat dinyatakan secara kuantitatif,
pengukuran langsung biasanya menggunakan metoda jam-henti. Sutalaksana et.al
menyatakan secara terperinci langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
pengukuran waktu dengan metoda jam-henti. Salah satu langkah yang penting
dilakukan didalamnya adalah melakukan pemilahan elemen operasi yang mencakup
paling tidak tujuh prinsip pemilahan elemen operasi. Untuk sampai mendapatkan
waktu baku, tahapan perhitungan digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Tahapan Perhitungan Waktu Baku
Dimana p merupakan faktor penyesuaian dan k adalah kelonggaran. Faktor
penyesuaian diperhitungkan jika pengukur berpendapat bahwa operator bekerja
dalan keadaan tidak wajar sehingga hasil perhitungan waktuy siklus perlu
disesuaikan atau dinormalkan terlebih dahulu agar mendapatkan waktu siklus rata-
rata yang wajar. Kelonggaran adalah waktu yang dibertikan kepada operator untuk
hal-hal seperti kebutuhan pribadi, menghilangkan fatigue, dan gangguan-gangguan
yang tidak terhindarkan oleh operator. Pembagian operasi menjadi elemen-elemen
kerja menjadi elemen-elemen kerja dan mengukur masing-masing elemen kerja
tersebut.
Ada tiga aturan yang harus diikuti untuk membagi suatu operasi kerja ke dalam
elemen-elemen kerja yaitu sebagai berikut :
a. Elemen-elemen kerja dibuat sedetail dan sependek mungkin, akan tetapi
masih mudah untuk diukur waktunya dengan teliti.
b. Handling time seperti loading dan unloading harus dipisahkan dari
machining time. Handling ini biasanya merupakan pekerjaan-pekerjaan yang
dilaksanakan secara manual oleh operator dan aktivitas pengukuran kerja
mutlak berkonsentrasi disini karena nantinya akan bersangkutan dengan
masalah performance rating.
c. Elemen kerja yang konstan harus dipisahkan dengan elemen kerja yang
variable. Elemen kerja yang konstan adalah elemen-elemen yang bebas dari
pengaruh ukuran, berat, panjang ataupun bentuk dari benda kerja yang
dibuat.
Waktu Siklus
Waktu Normal
Waktu Baku
P k
2.2 Tingkat Ketelitian dan Keyakinan
Untuk menetapkan berapa jumlah penelitian yang seharusnya dibuat maka disini
harus terlebih dahulu berapa tingkat keyakinan (convidence level) dan derajat ketelitian
(degree of accuracy) untuk pengukuran kerja ini. Di dalam aktivitas pengukuran kerja
biasanya akan diambil 98% tingkat kepercayaan dan 2% tingkat ketelitian. Hal ini
berarti bahwa sekurang-kurangnya 98 dari 100 harga rata-rata dari waktu yang dicatat
untuk suatu elemen kerja yang memiliki penyimpangan tidak lebih dari 2%. Tingkat
keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh
memenuhi syarat teliti,sedangkan tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan
maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenaranya.
2.3 Peta Kontrol (control chart)
Peta kontrol (control chart) adalah suatu alat yang tepat guna dalam menganalisa
keseragaman data yang diperoleh dari hasil pengamatan. Peta kontrol dibatasi oleh
dua batas yaitu batas kontrol atas (BKA) atau upper control limit (UCL) dan batas
kontrol bawah (BKB) atau lower control limit (LCL). Batas-batas kontrol yang
dibentuk dari data merupakan batas seragam tidaknya data. Data yang dikatakan
seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang sama bila berada diantara dua batas
kontrol dan tidak seragam yaitu berasal dari sistem sebab yang berbeda bila berada
diluar batas kontrol.
2.4 Pemrosesan Pengukuran Waktu Kerja
a. Rata – rata subgroup
Dimana : = data waktu pada subgrup ke-i
K = jumlah data waktu pada tiap subgroup
b. Hitung standar deviasi sebenarnya dan waktu penyelesaian
Dimana :Xi = data waktu pada subgrup ke-i X = waktu ke-i yang teramati selama pengamatan
N = jumlah data waktu pengamatan
c. Hitung standar deviasi dan distribusi harga rata - rata sub grup dengan :
Dimana:σ = standard deviasi n = jumlah
d. Hitung batas kontrol atas dan batas kontrol bawah (BKA & BKB) dengan :
BKA = BKB =
Batas –batas kontrol inilah yang merupakan batas apakah suatu sub grup “seragam” atau tidak.
e. Menguji kecukupan data dengan :
Dimana :
Xi adalah harga harga waktu penyelesaian yang tercatat dalam pengukuran.
N adalah banyaknya pengukuran yang telah dilakukan
adalah standar deviasi distribusi harga rata – rata.
Macam – macam penyesuaian:
1. Persentasi (rating Factor ) adalah metode untuk mengevaluasi tempo kerja operator berdasarkan nilai
waktu yang telah ditetapkan terlebih dahulu (predetermined Time Value) Proserdur yang dilakukan adalah dengan melaksanakan kerja seperti biyasanya dan kemudian membandingkan waktu yang diukur ini dengan waktu penyelesaian kerja yang sebelumnya atau sudah diketahui waktunya. Perbandingan ini akan merupakan indeks performance atau rating factor dari operator untuk melaksanakan elemen kerja tersebut. Ratio untuk menghitung indks performance sebagai berikut.
Dimana R= Indeks performance atau rating factor P= Predetermined time untuk elemen kerja yang diamati (menit)
A= Rata-rata waktu dari elemen kerja yang diukur (menit)
2. ShumardCara Shumard ini memberikan penilaian melalui kelas-kelas dengan nilai
tersebut seperti yang disebutkan dibawah ini, pada table ini jelas kita liat bahwa adanya korelasi keterampilan dengan usaha, sering kita liat dalam prakteknya adanya pekerja mempunyai keterampilan rendah tetapi dengan usaha yang sungguh-sungguh, dan sebaliknya. Mencari penyesuaian secara “Shumard”:
KELAS PENYESUAIANSuper Fast 100Fast + 95Fast 90Fast - 85Excellent 80Good + 75Good 70Good - 65Normal 60Fair + 55Fair 50Fair - 45Poor 40
3. Westing House Penyesuaian dengan cara Westinghouse ini ada beberapa perbedaan dengan
cara shumard dimana cara Westinghouse terdapat pemisahan factor keterampilan dari usaha dalam penyesuaian, cara ini ada 4 faktor, dibagi menjadi kelas, dan angka penyesuaian yang diberikan sehingga ke 4 faktor tersebut dijumlahkan, erta perbedaan yang lebih jelas adanya factor kondisi kerja yang di perhitungkan seperti pada table. Pada table ada beberapa hal yang tampak dapat kita analisa antara lain keterampilan atau skill didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan, secara psikologis keterampilan merupakan atitude pekerja untuk pekerjaan yang bersangkutan. Keterampilan juga dapat menurun bila terlampau lama tidak menangani pekerjaanyang bersangkutan, karena kesehatan yang terganggu, pengaruh lingkungan social dll. Dalam menghitung factor penyesuaian yang dianggap wajar diberikan harga p=1,sedangkan penyimpanan dari keadaan ini harga p nya ditambah dengan angka-angka yang diperoleh dari tabel dengan cara menjumlahkan factor –faktor tersebut terlebih dahulu,misalnya seorang pekerja waktu siklusnya diperoleh dengan pengukuran 300 menit dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga untuk memeperoleh waktu normalnya maka dimasukkan harga p dan harga p yang diberikan oleh tabel dari penelitian tadi diperoleh keterangan yang dinilai keterampilan average (D),usaha (C1), Kondisi Good (C), konsistensi Average ((D)
4.Obyektif
Cara ini adalah dengan cara memperhatikan dua factor kerja dan tingkat kesulitan pekerja,kedua factor tersebut dipandang bersama – sama dalam menentukan berapa besarnya harga p untuk mendapatkan waktu normal. Kecepatan kerja adalah kecepatan
FAKTOR KELAS LAMBANG PENYESUAIANKETERAMPILAN Super Skill
Excellent
Good
Averange
Fair Foor
A1A2B1B2C1C2DE1E2F1F2
+0,15+0,13+0,11+0,08+0,06+0,030,00-0,05-0,10-0,16-0,22
USAHA Excessive
Excellent
Good
Average Fair
Foor
A1A2B1B2C1C2DE1E2F1F2
+0,13+0,12+0,10+0,08+0,05+0,020,00-0,04-0,08-0,12-0,17
KONDISI KERJA Ideal Excellent GoodAverage Fair Poor
ABCDEF
+0,06+0,04+0,020,00-0,03-0,07
KONSISTENSI Perfect Excellent Good Average Fair Foor
A1B1C1DE1F1
+0,13+0,10+0,050,00-0,04-0,12
dalam melakukan pekerjaan dalam pengertian biasa. Jika pekerja bekerja dengan keadaan normal diberikan pt =1 dan jika lambat pt lebih kecil dari satu dan sebaliknya. Artinya penilaian ini adalah factor yang dinilai untuk indeks pt adalah kecepatannya saja, dan menjadi p2 adalah yang diperoleh dari tabel berikut,sehingga p sebenarnya yang akan ditentukan dengan mengalikan pt dan p2 : P = (pt + p2)
TABEL PENYESUAIAN TINGKAT KESULITAN CARA OBYEKTIF
KEADAAN LAMBANG PENYESUAIANANGGOTA BADAN TERPAKAIJari Pergelangan tangan dan jariLengan bawah pergelangan tangan dan jariLengan atas, lengan bawahBadan Mengangkat beban dari lantai dengan kakiPEDAL KAKITanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu kakiSatu atau dua pedal dengan sumbuTidak dibawah kakiPENGGUNAAN TANGANKedua tangan saling bantu dan bergantianKedua tangan mengerjakan gerakan Yang sama, waktu yang samaKOORDINASI MATA DENGAN TANGANSangat sedikitCukup dekatKonstan dan dekat Sangat dekatLebih kecil dari 0,04PERALATANDapat ditangan dengan mudahDengan sedikit controlPerlu control dan penekananPerlu penanganan hati- hatiMudah pecah, patah
ABCDEE2
F
G
H
H2
IJKLM
NOPQR
0125810
0
5
0
18
024710
01235
b. Kelonggaran (Allowance)
Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
Yang termasuk ke dalam kebutuhan pribadi disini adalah hal-hal seperti minum
sekadarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan
teman sekerja sekedar untuk menghilangkan ketegangan ataupun kejenuhan dalam
kerja. Besarnya kelonggaran yang diberikan untuk kebutuhan pribadi seperti itu
berbeda-beda dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya karena setiap pekerjaan
mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dengan tuntutan yang berbeda-beda.
Penelitian yang khusus perlu dilakukan untuk menentukan besarnya kelonggaran
ini secara tepat seperti dengan sampling pekerjaan ataupun secara fisiologis.
Berdasarkan penelitian ternyata besarnya kelonggaran ini bagi pekerja pria berbeda
dari pekerja wanita, misalnya unutk pekerjaan-pekerjaan ringan ada :
- Kelonggaran untuk menghilangkan rasa lelah (fatique)
Rasa lelah tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik
jumlah maupun kualitas. Jika rasa lelah (fatique) telah datang dan pekerja
harus bekerja untuk menghasilkan performance normalnya, maka usaha yang
dikeluarkan pekerja lebih besar dari normal dan ini akan menambah rasa lelah
sehingga rasa lelah ini hal yang akan terjadi pada diri seseorang sebagai akibat
melakukan pekerjaan. Oleh sebab itu, kelonggaran untuk melepaskan rasa
lelah ini perlu ditambahkan untuk pekerja.
- Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tak terhindarkan.
Dalam melaksanakan pekerjaan, pekerja tidak akan lepas dari berbagai
hambatan. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti berbicara dengan
berlebihan dan menganggur dengan sengaja dan ada pula hambatan yang tidak
dapat dihindarkan karena berada di luar kekuasaan pekerja untuk
mengendalikannya. Beberapa contoh hambatan yang termasuk kedalam
hambatan yang tidak terhindarkan misalnya menerima atau meminta petunjuk
kepada pengawas, menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas,
Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus digudang dan
sebagainya.
Tabel kelonggaran :
1. Pekerjaan yang sangat ringan
2. Yang dilakukan sambil duduk
3. Dengan gerakan yang terbatas
4. Membutuhkan pengawasan mata terus – menerus dengan pencahayaan yang kurang baik
5. Temperatur dan kelembaban ruangan normal
6. Sirkulasi udara baik
7. Tidak bising
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Peta bagan proses tangan kiri dan tangan kanan :
Keterangan :1. Kepala tutup depan 42 cm2. Tinta 43 cm
2
1
3 4
5
6
OPERATOR
3. Badan pulpen 44 cm4. Tutup belakang 44 cm5. Tutup akhir 43 cm6. Penyimpanan 42 cm
Nomor : 1 Dipetakan : Kelompok ILokasi : Lab.Industri Operator : MarwahPeta : Metode AwalNama Produk : Perakitan Ballpoint
Lembar : 1 dari 1 lembarDibuat tanggal :RingkasanWaktu tiap siklus DetikJumlah produk tiap siklus 1 MenitNo. Gerakan Tangan Kiri Lambang Gerakan No. Gerakan Tangan Kanan Lambang gerakan1. Menjangkau Kepala
Tutup Depan RE 1. Menjangkau Tinta RE
2. Mengambil Kepala Tutup Depan
G 2. Mengambil Tinta G
3. Membawa Kepala Tutup Depan
M 3. Membawa Tinta M
4. Mengarahkan Kepala Tutup Depan ke Tinta
P 4. Mengarahkan Tinta ke Kepala Tutup Depan
P
5. Merakit Kepala Tutup Depan dengan tinta
A 5. Merakit Tinta ke Kepala Tutup depan
A
6. Memegang rakitan Kepala Tutup Depan dan Tinta
G 6. Menjangkau Badan Pulpen
RE
7. Memegang Rakitan Kepala Tutup Depan dan Tinta
G 7. Mengambil badan Pulpen
G
8. Memegang Rakitan Kepala Tutup depan dan Tinta
G 8. Membawa Badan Pulpen
M
9. Mengarahkan Rakitan ke Badan Pulpen
P 9. Mengarahkan Badan Pulpen ke Rakitan
P
10. Merakit Rakitan ke Kepala Tutup Depan dan Tinta ke Badan Pulpen
A 10. Merakit Badan Pulpen kerakitan ke Kepala Tutup Depan dan Tinta
A
11. Memegang Kepala G 11. Menjangkau Tutup RE
Tutup Depan,Tinta&Badan Pulpen yang sudah terakit
Belakang
12. Memegang Kepala Tutup Depan,Tinta&Badan Pulpen yang sudah terakit
G 12. Mengambil Tutup Belakang
G
13. Memegang Kepala Tutup Depan,Tinta&Badan Pulpen yang sudah terakit
G 13. Membawa Tutup Belakang
M
14. Mengarahkan Kepala Tutup Depan,Tinta&Badan Pulpen yang sudah terakit ke Tutup Belakang
P 14. Mengarahkan Tutup Belakang
P
15. Merakit Rakitan Pulpen ke Tutup Belakang
A 15. Merakit Tutup Belakang kerakitan pulpen
A
16. Memegang Rakitan Pulpen
G 16. Menjangkau Tutup Akhir
RE
17. Memegang Rakitan Pulpen
G 17. Mengambil Tutup Akhir
G
18. Mengarahkan Rakitan ke Tutup Akhir
P 18. Mengarahkan Tutup Akhir ke Rakitan
P
19. Merakit Rakitan ke Tutup Akhir
A 19. Merakit Tutup Akhir ke Rakitan
A
20. Membawa Rakitan Pulpen
M
21. Melepas Pulpen yang sudah Terakit kedalam Box Penyimpanan
D
Keterangan :
RE menjangkau
G memegang
M membawa
A merakit
P mengarahkan
D melepaskan
BAB IV
ANALISA DAN KESIMPULAN
4.1 Analisa
Berdasarkan hasil percobaan diatas kita dapat menganalisa hasil yang
diperoleh dari percobaan perakitan ballpoint yaitu dapat diketahui waktu siklus
dengan menggunakan tabel distribusi atau secara statistika sebesar 9,5 detik.Dengan
menggunakan tingkat keyakinan sebesar 98 % dan tingkat ketelitian sebesar 2 %.
Hal ini berarti bahwa sekurang-kurangnya 98 dari 100 harga rata-rata dari
waktu yang dicatat untuk suatu elemen kerja yang memiliki penyimpangan tidak
lebih dari 2%.Dalam melakukan pengukuran kerja, keadaan sistem selalu berubah.
Perubahaan ini adalah suatu yang wajar karena bagaimanapun sistem kerja tidak
dapat dipertahankan tetap terus menerus pada keadaan tetap yang sama.
Keadaan sistem yang selalu berubah dapat diterima jika perubahannya adalah
yang memang sepantasnya terjadi. Akibatnya waktu penyelesaian yang dihasilkan
sistem selalu berubah-ubah namun juga mesti dalam waktu batas kewajaran.
Sehingga data waktu hasil pengukuran harus diseragamkan. Dengan menggunakan
peta kontrol yang dibatasi oleh batas atas (BKA) dan batas bawah, berdasarkan hasil
pengamatan diperoleh BKA sebesar 11,00 dan BKB sebesar 8,03.sehingga
berdasarkan pengamatan diatas data tersebut telah seragam karena data – data yang
telah diamati berada pada BKA dan BKB (tidak melampaui BKA & BKB).
Nilai N’ lebih kecil dibandingkan dengan nilai N sehingga data tersebut telah
mencukupi atau telah memenuhi untuk tingkat keyakinan dan ketelitian.dengan
menggunakan kurva belajar diperoleh waktu siklus sebesar 9.40 detik,dan arah kurva
belajar semakin menurun, atau waktu kerja operator semakin singkat atau pendek.
Seperti gambar kurva belajar diatas yang grafiknya semakin menurun dari
hasil percobaan pengukuran waktu kerja, karena bila seorang operator secara terus
menerus melakukan kerja yang sama atau gerakan kerja yang sama dalam waktu
yang sering maka semakin lama semakin pendek waktu yang diperlukan operator
tersebut untuk menyelesaikan pekerjaannya tersebut.
Operator lebih sering menggunakan tangan kanan di bandingkan dengan
tangan kiri,dikarenakan tangan kanan lebih sering melakukan aktifitas/kegiatan
kesehariannya. Namun operator tetap menggunakan tangan kanan dan kiri secara
bersamaan sesuai dengan fungsinya atau secara ergonomi.
5.2 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan perakitan ballpoint dapat kita simpulkan bahwa:
1. Pratikan dapat melakukan pengukuran waktu kerja menggunakan stopwatch,
dan dapat menghitung waktu baku dalam suatu sistem kerja, serta dapat
menganalisis penyesuaian dan kelonggaran dengan menggunakan metode
tertentu dalam suatu sistem kerja.
2. Sehingga dengan itu pratikan dapat membuat kurva belajar dan memahami
konsep kurva belajar,dari hasil percobaan diatas arah kurva belajar semakin
menurun atau semakin menuju ke waktu yang lebih singkat.
3. Seorang operator dalam menjalankan suatu sistem kerja akan semakin cepat
atau mencapai waktu singkat karena telah terbiasa melakukan kerja/gerak
yang sama berulang – ulang.
4. Dan dengan kurva belajar kita dapat melihat waktu terpendek dalam suatu
sistem kerja sehingga dapat meningkatkan proses produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Sutalaksana, I.Z.,et. al; Teknik Tata Cara Kerja; Laboratorium Tata Cara Kerja &
Ergonomi, Dept. Teknik Industri – ITB; 1979.
Barnes, R.M.; Motion and Time Study, Design and Measurement of Work, John
Wiley & Sons, Inc.; 1982, New York, USA.
Niebel, B.W. and Freivalds, A.; Methods, Standards and Work Design, 9th Ed.; Mc-
Graw Hill, New York, 1999.