Pra Intra Pasca Operasi a

26
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tindakan operasi adalah sebuah tindakan yang bagi sebagian besar klien adalah sesuatu yang menakutkan dan mengancam jiwa klien. Hal ini dimungkinkan karena belum adanya pengalaman dan dikarenakan juga adanya tindakan anestesi yang membuat klien tidak sadar dan membuat klien merasa terancam takut apabila tidak bisa bangun lagi dari efek anestesi. Tindakan operasi membutuhkan persiapan yang matang dan benar-benar teliti karena hal ini menyangkut berbagai organ, terutama jantung, paru, pernafasan. Untuk itu diperlukan tindakan keperawatan yang komprehensif dan menyeluruh guna mempersiapkan tindakan operasi sampai dengan benar-benar aman dan tidak merugikan klien maupun petugas. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Memberikan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada klien Pre dan Post Operatif system perkemihan. 2. Tujuan Khusus Mengerti dan memahami berbagai persiapan tindakan operatif yang meliputi: a. Mengerti dan memahami asuhan keperawatan pada klien pre operatif system perkemihan. 1

description

Pra Intra Pasca Operasi akunjungi http://warungbidan.blogspot.com/

Transcript of Pra Intra Pasca Operasi a

Page 1: Pra Intra Pasca Operasi a

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tindakan operasi adalah sebuah tindakan yang bagi sebagian besar klien

adalah sesuatu yang menakutkan dan mengancam jiwa klien. Hal ini dimungkinkan

karena belum adanya pengalaman dan dikarenakan juga adanya tindakan anestesi

yang membuat klien tidak sadar dan membuat klien merasa terancam takut apabila

tidak bisa bangun lagi dari efek anestesi. Tindakan operasi membutuhkan persiapan

yang matang dan benar-benar teliti karena hal ini menyangkut berbagai organ,

terutama jantung, paru, pernafasan. Untuk itu diperlukan tindakan keperawatan

yang komprehensif dan menyeluruh guna mempersiapkan tindakan operasi sampai

dengan benar-benar aman dan tidak merugikan klien maupun petugas.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Memberikan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada klien Pre dan

Post Operatif system perkemihan.

2. Tujuan Khusus

Mengerti dan memahami berbagai persiapan tindakan operatif yang

meliputi:

a. Mengerti dan memahami asuhan keperawatan pada klien pre operatif

system perkemihan.

b. Mengerti dan memahami asuhan keperawatan pada klien post operatif

system perkemihan.

1

Page 2: Pra Intra Pasca Operasi a

BAB II

TINAJAUAN TEORITIS

A. PERAWATAN PERIOPERATIF

1. Tujuan dilakukan perawatan

Dilakukan untuk menetapkan strategi yang sesuai dengan kebutuhan

individu selama periode perioperatif sehingga klien memperoleh kemudahan

sejak datang sampai klien sehat kembali.

2. Periode perioperatif

Perioperatif terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

a. Pre-operatif (sebelum)

b. Intra-operatif (selama)

c. Post-operatif (sesudah)

B. PRE OPERATIF

1. Pengertian

Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan

perioperatif yang dimulai sejak pasien diterima masuk di ruang terima

pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk

dilakukan tindakan pembedahan. Persiapan pembedahan dapat dibagi

menjadi 2 bagian, yang meliputi persiapan psikologi baik pasien maupun

keluarga dan persiapan fisiologi (khusus pasien).

2. Persiapan psikologi

Terkadang pasien dan keluarga yang akan menjalani operasi emosinya

tidak stabil. Hal ini dapat disebabkan karena :

a. Takut akan perasaan sakit, narkosa atau hasilnya

b. Keadaan fungsi penting dari perawat pada fase pra bedah dan

dapat mengurangi cemas pasien. Hal-hal dibawah ini penyuluhan yang

dapat diberikan kepada pasien pra bedah :

1) Penjelasan tentang peristiwa

a) Pemeriksaan-pemeriksaan sebelum operasi (alasan persiapan).

b) Hal-hal yang rutin sebelum operasi.

c) Alat-alat khusus yang diperlukan

d) Pengiriman ke ruang bedah.

2

Page 3: Pra Intra Pasca Operasi a

e) Ruang pemulihan.

f) Kemungkinan pengobatan-pengobatan setelah operasi :

o Perlu peningkatan mobilitas sedini mungkin.

o Perlu kebebasan saluran nafas.

o Antisipasi pengobatan.

2) Bernafas dalam dan latihan batuk

3) Latihan kaki

4) Mobilitas

5) Membantu kenyamanan

3. Persiapan fisiologi

a. Diet

8 jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4 jam

sebelum operasi pasien tidak diperbolehkan minum, (puasa) pada operasi

dengan anaesthesi umum.

Pada pasien dengan anaesthesi lokal atau spinal anaesthesi makanan

ringan diperbolehkan. Bahaya yang sering terjadi akibat makan/minum

sebelum pembedahan antara lain :

1) Aspirasi pada saat pembedahan

2) Mengotori meja operasi.

3) Mengganggu jalannya operasi.

b. Persiapan Perut

Pemberian leuknol/lavement sebelum operasi dilakukan pada bedah

saluran pencernaan atau pelvis daerah periferal. Untuk pembedahan pada

saluran pencernaan dilakukan 2 kali yaitu pada waktu sore dan pagi hari

menjelang operasi.

Maksud dari pemberian lavement antara lain :

1) Mencegah cidera kolon

2) Memungkinkan visualisasi yang lebih baik pada daerah yang akan

dioperasi.

3) Mencegah konstipasi.

4) Mencegah infeksi

c. Persiapan Kulit

3

Page 4: Pra Intra Pasca Operasi a

Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut. Pencukuran

dilakukan pada waktu malam menjelang operasi. Rambut pubis dicukur

bila perlu saja, lemak dan kotoran harus terbebas dari daerah kulit

yang akan dioperasi. Luas daerah yang dicukur sekurang-kurangnya

10-20 cm2.

d. Hasil Pemeriksaan

Meliputi hasil laboratorium, foto roentgen, ECG, USG dan lain-lain.

1. Pemeriksaan radiologi dan diagnostic, seperti: photo thorax CT Scan

(computerized tomography scan ), MRI ( magnrtic resonan imagine ),

BNO-IVP, renogram, sytoscopy, mammography CIL ( colon loop ),

EKG/ECG, ECHO, EEG, dll.

2. Pemeriksaan laboratorium berupa, pemeriksaan darah, hemoglobin,

leukosit, LED, jumblah trombosit, limfosit, protein total (albumin dan

globulin ), elektrolit (kalium, natrium, dan klorida ), CT BT, ureum

kreatinin, BUN, dll.

3. Biopsy, yaitu tindakan sebelum operasi berupa pengambilan bahan

jaringan tubuh untuk memastikan penyakit pasien sebelum operasi.

4. Pemeriksaan kadar gula darah

Pemeriksaan KGD dilakukan untuk mengetahui apakah kadar gula

darah pasien dalam rentang normal atau tidak.

e. Persetujuan Operasi / Informed Consent

Izin tertulis dari pasien / keluarga harus tersedia. Persetujuan bisa didapat

dari keluarga dekat yaitu suami / istri, anak tertua, orang tua dan kelurga

terdekat. Pada kasus gawat darurat ahli bedah mempunyai wewenang

untuk melaksanakan operasi tanpa surat izin tertulis dari pasien atau

keluarga, setelah dilakukan berbagai usaha untuk mendapat kontak dengan

anggota keluarga pada sisa waktu yang masih mungkin.

4. Persiapan Akhir Sebelum Operasi Di Kamar Operasi (Serah terima

dengan perawat OK)

a. Mencegah cidera

Untuk melindungi pasien dari kesalahan identifikasi atau cidera perlu

dilakukan hal tersebut di bawah ini :

1) Cek daerah kulit / persiapan kulit dan persiapan perut (lavement).

4

Page 5: Pra Intra Pasca Operasi a

2) Cek gelang identitas / identifikasi pasien.

3) Lepas tusuk konde dan wig dan tutup kepala / peci.

4) Lepas perhiasan

5) Bersihkan cat kuku.

6) Kontak lensa harus dilepas dan diamankan.

7) Protesa (gigi palsu, mata palsu) harus dilepas.

8) Alat pendengaran boleh terpasang bila pasien kurang / ada gangguan

pendengaran.

9) Kaus kaki anti emboli perlu dipasang pada pasien yang

beresiko terhadap tromboplebitis.

10) Kandung kencing harus sudah kosong.

11) Status pasien beserta hasil-hasil pemeriksaan harus dicek meliputi ;

- Catatan tentang persiapan kulit.

- Tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi, TN).

- Pemberian premedikasi.

- Pengobatan rutin.

- Data antropometri (BB, TB)

- Informed Consent

- Pemeriksan laboratorium.

b. Pemberian obat premedikasi

Obat-obat pra anaesthesi diberikan untuk mengurangi kecemasan,

memperlancar induksi dan untuk pengelolaan anaesthesi. Sedative

biasanya diberikan pada malam menjelang operasi agar pasien tidur banyak

dan mencegah terjadinya cemas.

C. INTRA OPERATIF

1. Data Subyektif

a. Pengetahuan dan Pengalaman Terdahulu.

1) Pengertian tentang bedah yang duanjurka

- Tempat

- Bentuk operasi yang harus dilakukan.

- Informasi dari ahli bedah lamanya dirawat dirumah sakit,

keterbatasan setelah di bedah.

- Kegiatan rutin sebelum operasi.

5

Page 6: Pra Intra Pasca Operasi a

- Kegiatan rutin sesudah operasi.

- Pemeriksaan-pemeriksaan sebelum operasi.

2) Pengalaman bedah terdahulu

- Bentuk, sifat, roentgen

- Jangka waktu

b. Kesiapan Psikologis Menghadapi Bedah

1) Penghayatan-penghayatan dan ketakutan-ketakutan menghadapi bedah

yang dianjurkan.

2) Metode-metode penyesuaian yang lazim.

3) Agama dan artinya bagi pasien.

4) Kepercayaan dan praktek budaya terhadap bedah.

5) Keluarga dan sahabat dekat

- Dapat dijangkau (jarak)

- Persepsi keluarga dan sahabat sebagai sumber yang memberi

bantuan.

6) Perubahan pola tidur

7) Peningkatan seringnya berkemih.

c. Status Fisiologi

1) Obat-obat yang dapat mempengaruhi anaesthesi atau yang mendorong

komplikasi-komplikasi pascabedah.

2) Berbagai alergi medikasi, sabun, plester.

3) Penginderaan : kesukaran visi dan pendengaran.

4) Nutrisi : intake gizi yang sempurna (makanan, cairan) mual, anoreksia.

5) Motor : kesukaran ambulatori, gerakan tangan dan kaki, arthritis, bedah

orthopedi yang terdahulu (penggantian sendi, fusi spinal).

6) Alat prothesa : gigi, mata palsu, dan ekstremitas.

7) Kesantaian : bisa tidur, terdapat nyeri atau tidak nyaman, harapan

mengenai terbebas dari nyeri setelah operasi.

2. Data  Obyektif

a. Pola berbicara : mengulang-ulang tema, perubahan topik tentang perasaan

(cemas), kemampuan berbahasa Inggris.

b. Tingkat interaksi dengan orang lain.

6

Page 7: Pra Intra Pasca Operasi a

c. Perilaku : gerakan tangan yang hebat, gelisah, mundur dari aktifitas yang

sibuk (cemas).

d. Tinggi dan berat badan.

e. Gejala vital.

f. Kemampuan penglihatan dan pendengaran.

g. Kulit : turgor, terdapat lesi, merah atau bintik-bintik.

h. Mulut : gigi palsu, kondisi gigi dan selaput lendir.

i. Thorak : bunyi nafas (terdapat, sisanya) pemekaran dada, kemampuan

bernafas dengan diafragma, bunyi jantung (garis dasar untuk perbandingan

pada pasca bedah).

j. Ekstremitas : kekuatan otot (terutama) kaki, karakteristik nadi perifer

sebelum bedah vaskuler atau tubuh.

k. Kemampuan motor : adalah keterbatasan berjalan, duduk, atau bergerak di

tempat duduk, koordinasi waktu berjalan

3. Masalah Keperawatan Yang Lazim Muncul.

a. Takut

b. Cemas

c. Resiko infeksi

d. Resiko injury

e. Kurang pengetahuan

D. POST-OPERATIF

1. Pengertian

Perawatan post operasi merupakan tahap lanjutan dari

perawatan pre dan intra operatif yang dimulai saat klien diterima di ruang

pemulihan / pasca anaestesi dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya

Periode segera sesudah anaesthesi adalah gawat. Pasien harus diamati

dengan jeli dan harus mendapat bantuan fisik dan psikologis yang intensif

sampai pengaruh utama dari anaesthesi mulai berkurang dan kondisi umum

mulai stabil. Banyaknya asuhan yang dilaksanakan segera setelah

periode pasca anaesthesi tergantung kepada prosedur bedah yang

dilakukan.

7

Page 8: Pra Intra Pasca Operasi a

8

Page 9: Pra Intra Pasca Operasi a

2. Hal-hal yang harus diperhatikan meliputi :

a. Mempertahankan ventilasi pulmonari

Berikan posisi miring atau setengah telungkup dengan

kepala tengadah kebelakang dan rahang didorong ke depan pada

pasien sampai reflek-reflek pelindung pulih.

b. Saluran nafas buatan

Saluran nafas pada orofaring biasanya terpasang terus

setelah pemberian anaesthesi umum untuk mempertahankan saluran tetap

terbuka dan lidah kedepan sampai reflek faring pulih. Bila pasien tidak bisa

batuk dan mengeluarkan dahak dan lendir harus dibantu dengan suction.

c. Terapi oksigen

O2 sering diberikan pada pasca operasi, karena obat anaesthesi

dapat menyebabkan lyphokhemia. Selain pemberian O2 harus

diberikan latihan nafas dalam setelah pasien sadar.

d. Mempertahankan sirkulasi

Hipotensi dan aritmia adalah merupakan komplikasi kardiovaskuler

yang paling sering terjadi pada pasien post anaesthesi. Pemantauan tanda

vital dilakukan tiap 15 menit sekali selama pasien berada di ruang

pemulihan.

e. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Pemberian infus merupakan usaha pertama untuk

mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Monitor cairan per

infus sangat penting untuk mengetahui kecukupan pengganti dan

pencegah kelebihan cairan. Begitu pula cairan yang keluar juga harus

dimonitor.

f. Mempertahankan keamanan dan kenyamanan

Pasien post operasi atau post anaesthesi sebaiknya pada tempat

tidurnya dipasang pengaman sampai pasien sadar betul. Posisi pasien

sering diubah untuk mencegah kerusakan saraf akibat tekanan kepada saraf

otot dan persendian. Obat analgesik dapat diberikan pada pasien yang

kesakitan dan gelisah sesuai dengan program dokter. Pada pasien yang

mulai sadar, memerlukan orientasi dan merupakan tunjangan agar tidak

merasa sendirian. Pasien harus diberi penjelasan bahwa operasi sudah

selesai dan diberitahu apa yang sedang dilakukan.

9

Page 10: Pra Intra Pasca Operasi a

3. Perawatan Pasien Di Ruang Pemulihan/Recovery Room

Uraian diatas telah membahas tentang hal yang diperhatikan pada

pasien post anaesthesi. Untuk lebih jelasnya maka dibawah ini adalah

petunjuk perawatan/ observasi diruang pemulihan :

a. Posisi kepala pasien lebih rendah dan kepala dimiringkan pada

pasien dengan pembiusan umum, sedang pada pasein dengan anaesthesi

regional posisi semi fowler.

b. Pasang pengaman pada tempat tidur.

c. Monitor tanda vital : TN, Nadi, respirasi / 15 menit.

d. Penghisapan lendir daerah mulut dan trakhea.

e. Beri O2 2,3 liter sesuai program.

f. Observasi adanya muntah.

g. Catat intake dan out put cairan.

Beberapa petunjuk tentang keadaan yang memungkinkan terjadinya

situasi krisis :

a. Tekanan sistolik < 90 –100 mmHg atau > 150 – 160 mmH, diastolik < 50

mmHg atau > dari 90 mmHg.

b. HR kurang dari 60 x menit > 10 x/menit

c. Suhu > 38,3° C atau kurang dari 35° C.

d. Meningkatnya kegelisahan pasien

e. Tidak BAK + 8 jam post operasi.

f. Pengeluaran dari ruang pemulihan / Recovery Room

Kriteria umum yang digunakan dalam mengevaluasi pasien :

a. Pasien harus pulih dari efek anaesthesi.

b. Tanda-tanda vital harus stabil.

c. Tidak ada drainage yang berlebihan dari tubuh.

d. Efek fisiologis dari obat bius harus stabil.

e. Pasien harus sudah sadar kembali dan tingkat kesadaran pasien telah

sempurna.

f. Urine yang keluar harus adekuat (1cc/Kg/jam). Jumlahnya harus dicatat

dan dilaporkan.

g. Semua pesan harus ditulis dan dibawa ke bangsal masing-masing.

10

Page 11: Pra Intra Pasca Operasi a

h. Jika keadaan pasien membaik, pernyataan persetujuan harus dibuat

untuk kehadiran pasien tersebut oleh seorang perawat khusus yang bertugas

pada unit dimana pasien akan dipindahkan.

i. Staf dari unit dimana pasien harus dipindahkan, perlu diingatkan

untuk menyiapkan dan menerima pasien tersebut.

j. Pengangkutan Pasien keruangan

Hal-hal yang harus diperhatikan selama membawa pasien ke ruangan

antara lain:

a. Keadaan penderita serta order dokter.

b. Usahakan pasien jangan sampai kedinginan.

c. Kepala pasien sedapat mungkin harus dimiringkan untuk menjaga bila

muntah sewaktu-waktu dan muka pasien harus terlihat sehingga bila

ada perubahan sewaktu-waktu terlihat.

4. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Operasi

a. Pengkajin awal

1) Status Respirasi, Melipuiti :

- Kebersihan jalan nafas

- Kedalaman pernafasaan.

- Kecepatan dan sifat pernafasan.

- Bunyi nafas

2) Status sirkulatori, Meliputi :

- Nadi

- Tekanan darah

- Suhu

- Warna kulit

3) Status neurologis, meliputi : tingkat kesadaran

4) Balutan, meliputi :

- Keadaan drain

- Terdapat pipa yang harus disambung dengan sistem drainage.

5) Kenyamanan, meliputi :

- Terdapat nyeri

- Mual

- Muntah

11

Page 12: Pra Intra Pasca Operasi a

6) Keselamatan, meliputi :

- Diperlukan penghalang samping tempat tidur.

- Kabel panggil yang mudah dijangkau.

- Alat pemantau dipasang dan dapat berfungsi.

7) Perawatan, meliputi :

- Cairan infus, kecepatan, jumlah cairan, kelancaran cairan.

- Sistem drainage : bentuk kelancaran pipa, hubungan dengan alat

penampung, sifat dan jumlah drainage.

8) Nyeri, meliputi :

- Waktu

- Tempat.

- Frekuensi

- Kualitas

- Faktor yang memperberat / memperingan

b. Data Subyektif

Pasien hendakanya ditanya mengenai gejala-gejala ketidak

nyamanan setelah ditempatkan ditempat tidur dengan posisi tubuh yang

menunjang. Pertanyaan-pertanyaan yang langsung misalnya :”Bagaimana

perasaan anda?”, dapat memperlihatkan data mula dan nyeri tanpa

memfokuskan pada daerah yang spesifik, dimana tidak ada keluhan.

Penginderaan rasa nyeri sering kali meningkat pada waktu ini akibat

pemindahan dari brankard ke tempat tidur. Sangat penting untuk

mengetahui lokasi, bentuk serangan dan perubahan intensitas rasa nyeri,

dan bukan menyangka bahwa nyeri berasal dari torehan.

Mual jarang timbul setelah pasca anaesthesi baru. Sangat besar

kemungkinan terjadi mual bila perut mengalami manipulasi yang ekstensif

pada waktu prosedur bedah atau telah mendapat narkotika yang cukup

banyak.

c. Data Objektif

1) Sistem Respiratori

2) Status sirkulatori

3) Tingkat Kesadaran

4) Balutan

5) Posisi tubuh

12

Page 13: Pra Intra Pasca Operasi a

6) Status Urinari / eksresi.

d. Pengkajian Psikososial

Yang perlu diperhatikan : umur, prosedur pembedahan, efek

samping dari prosedur pembedahan dan pengobatan, body image dan

pola/gaya hidup. Juga tanda fisik yang menandakan kecemasan termasuk

denyut nadi, tekanan darah, dan kecepatan respirasi serta ekspresi wajah.

e. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium berdasarkan pada prosedur pembedahan,

riwayat medis, dan manifestasi klinik post operasi.

Pemeriksaan laboratorium lab post operasi secara umum anatara lain :

1) Analisa serum dan elektrolit, glukosa dan pemeriksaaan darah lengkap.

2) Pemeriksaann urine sekitar setiap 4 jam untuk klien dengan resiko

dehidrasi dan insufisisensi ginjal.

f. Masalah Keperawatan Yang Lazim Muncul

1) Diagnosa Umum

- Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan efek samping dari

anaesthesi.

- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka post operasi.

- Nyeri akut berhubungan dengan proses pembedahan.

- Resiko injury berhubungan dengan kelemahan fisik, efek anaesthesi,

obat-obatan (penenang, analgesik) dan imobil terlalu lama.

2) Diagnosa Tambahan

- Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi sekret.

- Resiko retensi urine berhubungan dengan anaesthesi, bedah pelvis,

dan kurang gerak.

- Kurang pengetahuan berhubungan dengan salah memahami

informasi.

- Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

prosedur pembedahan.

- Nausea berhubungan dengan efek anaesthesi, narkotika,

ketidaseimbangan elektrolit.

- Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.

13

Page 14: Pra Intra Pasca Operasi a

- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan anoreksoia, lemah, nyeri, mual.

- Konstipasi berhubungan dengan efek anaesthesi.

14

Page 15: Pra Intra Pasca Operasi a

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan

perioperatif yang dimulai sejak pasien diterima masuk di ruang terima

pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk

dilakukan tindakan pembedahan.

Perawatan intra operatif dimulai sejak pasien ditransfer ke meja bedah dan

berakhir bila pasien di transfer ke wilayah ruang pemulihan.

Perawatan post operasi merupakan tahap lanjutan dari perawatan

pre dan intra operatif yang dimulai saat klien diterima di ruang pemulihan /

pasca anaestesi dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.

B. SARAN

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan

yang harus diperbaiki. Namun untuk meningkatkan pemahaman tentang tindakan

kolaboratif persiapan operasi, maka penulis berkeinginan menyumbangkan

beberapa pemikiran yang dituangkan dalam bentuk saran sebagai berikut :

1. Bagi pembaca

Bisa menambah pengetahuna tentang tindakan kolaboratif persiapan

sebelu dan sesudah perasi. Sehingga, dapat dijadikan sebagai penmbahan ilmu

dalam bidang keperawatan

2. Bagi Pendidikan

Untuk meningkatkan dan memperlancar dalam proses pembuatan

makalah, hendaknya pihak pendidikan menambah literature-literatur di

perpustakaan khususnya tindakan kolaboratif persiapan sebelum dan sesudah

operasi dan menambah kapasitas jaringan internet yang lebih tinggi.

15

Page 16: Pra Intra Pasca Operasi a

DAFTAR PUSTAKA

Baradero, Mary. 2008. Keperawatan perioperatif. Jakarta : EGC.

Nurachmah, Elly. 2000. Buku Sakau Prosedur Keperwatan medikal-bedah. Jakarta : EGC.

Fernsebner, Billie. 2005. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif vol.2. Jakarta : EGC

Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005. Kiat Sukses menghadapi Operasi. Yogyakarta : Sahabat Setia

Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah Edisi revisi, Jakarta: EGC.

http://makalah-kesehatan-online.blogspot.com/2009/01/konsep-dasarkeperawatan- perioperatif.html, di akses 16 Mei 2011

16

Page 17: Pra Intra Pasca Operasi a

MAKALAH

PERAWATAN PASIEN PRA, INTRA DAN PASCA OPERASI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

2014

17

Page 18: Pra Intra Pasca Operasi a

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW

yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT.

Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami

tentang Manajemen Keperawatan yang akan sangat berguna terutama untuk

mahasiswa. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali

kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis yang

membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Sukabumi, April 2014

Penulis

18i

Page 19: Pra Intra Pasca Operasi a

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.........................................................................................1

B. TUJUAN..............................................................................................................1

BAB II TINAJAUAN TEORITIS

A. PERAWATAN PERIOPERATIF........................................................................2

B. PRE OPERATIF..................................................................................................2

C. INTRA OPERATIF.............................................................................................5

D. POST-OPERATIF................................................................................................7

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN....................................................................................................14

B. SARAN................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

19ii