ppt lapsus kulit.pptx

68
DIONISSA SHABIRA 132.022.1109 FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA LAPORAN KASUS URTIKARIA KRONIS DAN INSECT BITE Pembimbing: Letkol CKM dr. I Gusti Putu Yuliartha, SpKK Dan dr. R.A. Lucia Deviyanti., SpKK

Transcript of ppt lapsus kulit.pptx

DIONISSA SHABIRA 132.022.1109FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA

LAPORAN KASUSURTIKARIA KRONIS DAN INSECT BITE

Pembimbing:Letkol CKM dr. I Gusti Putu Yuliartha, SpKK

Dandr. R.A. Lucia Deviyanti., SpKK

Pendahuluan

Urtikaria penyakit kulit yang sangat sering dijumpai. Dapat terjadi secara akut dan kronik. Urtikaria ditandai dengan onset edema setempat pada kulit yang berhubungan dengan rasa gatal dan terbakar yang disebabkan oleh bermacam-macam sebab.1,2 Urtikaria juga kadang dikenal sebagai hives, nettle rash, biduran, kaligata.2

Walaupun patofisiologi dan penyebab yang kita curigai telah diketahui, ternyata pengobatan yang diberikan kadang-kadang tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan.

Insect bite reaction (reaksi gigitan serangga) adalah reaksi yang disebabkan oleh gigitan yang biasanya berasal dari bagian mulut serangga

umumnya gigitan serangga dapat dirawat pada saat akut dengan memberikan kompres

Selain itu pemberian Antihistamin sistemik dan kortikosteroid, dapat membantu mengatasi reaksi sistemik. Prognosis dari insect bite reaction bergantung pada jenis insekta yang terlibat dan seberapa besar reaksi yang terjadi

Definisi

• Urtikaria Reaksi vaskular di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit, sekitarnya dapat dikelilingi halo.

Sinonim

• Hives• Nettle rash • Biduran• Kaligata.

Epidemiologi

Menurut Sheldon (1951) umur rata-rata penderita urtikaria ialah 35 tahun. Ditemukan 40% bentuk urtikaria saja, 49 % urtikaria bersama-sama angioedema, dan 11 % dalam bentuk angioedema.

Ditemukan pada semua ras dan suku bangsa, dan berbagai kelompok umur.

Etiologi

Obat : Obat sistemik (penisilin, sepalosporin, dan diuretik) menimbulkan urtikaria secara imunologik tipe I atau II. Sedangkan obat yang secara non-imunologik langsung merangsang sel mast untuk melepaskan histamin, misalnya opium dan zat kontras.2

Makanan : umumnya akibat reaksi imunologik. Makanan yang sering menimbulkan urtikaria adalah telur, ikan, kacang, udang, coklat, tomat, arbei, babi, keju, bawang, dan semangka

Gigitan serangga : diperantarai oleh IgE (tipe I) dan tipe seluler (tipe IV).

Bahan fotosensitizer : griseofulvin, fenotiazin, sulfonamid, bahan kosmetik, dan sabun germisid sering menimbulkan urtikaria

Kontaktan :kutu binatang, serbuk tekstil, air liur binatang, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, bahan kimia, misalnya insect repellent (penangkis serangga), dan bahan kosmetik

Trauma : faktor dingin, faktor panas, faktor tekanan, dan emosi menyebabkan urtikaria fisik, baik secara imunologik maupun non imunologik.

infeksi dapat menimbulkan urtikaria, misalnya infeksi bakteri, virus, jamur, maupun infestasi parasit

Psikis dapat memacu sel mast atau langsung menyebabkan peningkatan permeabilitas dan vasodilatasi kapiler

genetik juga berperan penting pada urtikaria, walaupun jarang menunjukkan penurunan autosomal dominant

PATOFISIOLOGI

Urtikaria : vasodilatasi pembuluh darah dermal disertai permeabilitas kapiler yang meningkat, sehingga terjadi transudasi cairan yang mengakibatkan pengumpulan cairan setempat.

Sehingga secara klinis tampak edema setempat disertai kemerah.

SEL MAS BASOFIL

FAKTOR NON IMUNOLOGIK

FAKTOR IMUNOLOGIK

Efek kolinergik

Faktor fisik(panas, dingin, trauma,

sinar X, cahaya)

AlkoholEmosi

Demam

Idiopatik?

Bahan kimia pelepas mediator

(morfin,kodein)

Reaksi tipe I (IgE)(inhalan, obat, makanan,

infeksi)

Reaksi tipe IV (kontaktan)

Pengaruh komplemen

Reaksi tipe II

Reaksi tipe III

URTIKARIA

Aktivasi komplemenklasik – alternatif

(Ag-Ab, venom, toksin)

Faktor genetik(defisiensi C1 esterase

inhibitor)

PELEPASAN MEDIATOR

(histamin, SRSA, serotonin, kinin, PEG,

PAF)VASODILATASIPERMEABILITAS KAPILER

Gambar 10. Diagram Faktor Imunologik dan Non-Imunologik yang Menimbulkan Urtikaria2

Klasifikasi

Berdasarkan lamanya serangan

berlangsung, urtikaria dibedakan atas:

1. Urtikaria akut. 2. Urtikaria kronik.

Berdasarkan morfologi klinis,

urtikaria dibedakan menurut bentuknya:

Urtikaria papular: bila berbentuk papul.

Gutata: bila besarnya sebesar tetesan air

Girata: bila ukurannya besar-besar Anular dan arsinar.

Berdasarkan luas dan dalamnya jaringan

yang terkena:

Urtikaria lokal Urtikaria generalisata Urtikarria angioedema

Berdasarkan penyebab dan

mekanisme terjadinya:

Urtikaria atas dasar reaksi imunologik

Urtikaria atas dasar reaksi nonimunologik Urtikaria idiopatik.

GEJALA KLINIS

gatal

rasa terbakar, atau tertusuk,

tampak eritema dan edema setempat yang berbatas tegas,

memutih bila ditekan.

Ukuran lesi dapat bervariasi mulai dari beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter.

Lesi dapat berbentuk oval,asiformis,anuler,polisiklik atau serpiginosa (merambat )

Pemeriksaan penunjang•Pemeriksaan darah, urin dan feses rutin.•Pemeriksaan imunologi seperti kadar IgE, eosinofil dan komplemen.•Pemeriksaan gigi, telinga hidung tenggorok•Pemeriksaan histopatologi.•Uji tempel.•Tes eliminasi makanan

Diagnosa

• Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gejala klinis yang khas yakni adanya oedem setempat yang timbul mendadak dan hilang secara perlahan-lahan,eritem, memutih bila ditekan disertai rasa gatal, rasa terbakar atau tertusuk

Diagnosa banding

• Eritema multiforme.

• Pitriasis Rosea.• Dermatitis kontak• Dermatitis atopik

Penatalaksanaan

• UMUM1. Menghidari penyebab yang dicurigai dan faktor pemberat.Memberitahukan kepada pasien tentang penyakit urtikaria tersebut untuk tidak menggaruk lesi dan pentingnya mematuhi pengobatan.

• Khusus• 1. Topikal

o Antipruritus:Bedak tabur atau bedak kocok (seperti bedak salisil atau smersel yang mengandung menthol 0,5%, acid salicyl 6%, oxyd zink 6%, kemicetin 2%, talk venetoium 20%, gliserin 10% dalam aquadest 20cc.

2. Sistemiko Antihistamin H1

•Difenhidramin 25-50 mg, 4x1 cap/hari•Metildifenhidramin 20-40 mg, 3x1/hari•Chlorpheniramine maleat 4mg, 3x1 tablet/hari•Loratadin 10 mg, 1x1 tablet/hari•Terfenadin 10 mg, 1x1 tablet/hari

• Kombinasi antihistamin 1 dan antihistamin 2 : Cimetidine : 200-400 mg, sehari 2-4 kali atau 800 mg sehari 1 kali waktu tidur malam.

• Kortikosteroid.Metilprednisolon 4 mg/dosis, sehari 3 kaliDexametasone 0,5-1 mg/dosis, sehari 3 kali

Prognosis

• Pada umumnya prognosis urtikaria baik. Urkiraria akut lebih baik daripada kronik,karena penyebabnya lebih mudah diketahui

DEFINISI

Insect bite reaction (reaksi gigitan serangga) adalah reaksi yang disebabkan oleh gigitan yang biasanya berasal dari bagian mulut serangga dan terjadi saat serangga berusaha untuk mempertahankan diri atau saat serangga tersebut mencari makanannya.

Kebanyakan gigitan dan sengatan digunakan untuk pertahanan. Gigitan serangga biasanya untuk melindungi sarang mereka. Sebuah gigitan atau sengatan dapat menyuntikkan bisa (racun) yang tersusun dari protein dan substansi lain yang mungkin memicu reaksi alergi kepada penderita. Gigitan serangga juga mengakibatkan kemerahan dan bengkak di lokasi yang tersengat.

EPIDEMIOLOGI

Bayi dan anak-anak labih rentan terkena gigitan serangga dibanding orang dewasa. Salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit ini yaitu terjadi pada tempat-tempat yang banyak serangga, seperti di perkebunan, persawahan, dan lain-lain.

ETIOLOGI

Secara sederhana gigitan dan sengatan lebah dibagi menjadi 2 grup yaitu

Venomous (beracun) : biasanya menyerang dengan cara menyengat, misalnya tawon atau lebah, ini merupakan suatu mekanisme pertahanan diri yakni dengan cara menyuntikan racun atau bisa melalui alat penyengatnya.

Non Venomous (tidak beracun) : menggigit dan menembus kulit dan masuk mengisap darah, ini biasanya yang menimbulkan rasa gatal.

Serangga yang bisa menimbulkan kelainan kulit yang signifikan adalah jenis kelas Arthropoda, yang melakukan gigitan dan sengatan pada manusia terbagi atas :

I. Kelas Arachnida :

Acarina (Tungau) Araneae (Laba-Laba) Scorpionidae

(Kalajengking)

II. KELAS CHILOPODA DAN DIPLOPODA

Chilopoda Diplopoda

III. Kelas Insecta :

Anoplura Coleoptera (Kumbang) Diptera (Nyamuk, lalat)

Hymenoptera (Semut, Lebah, tawon)

Lepidoptera ( Kupu-kupu) Siphonaptera

Hemiptera ( Kutu busuk)

PATOGENESA

Gigitan atau sengatan serangga akan menyebabkan kerusakan kecil pada kulit, lewat gigitan atau sengatan antigen yang akan masuk langsung direspon oleh sistem imun tubuh. Racun dari serangga mengandung zat-zat yang kompleks. Reaksi terhadap antigen tersebut biasanya akan melepaskan histamin, serotonin, asam formic atau kinin. Lesi yang timbul disebabkan oleh respon imun tubuh terhadap antigen yang dihasilkan melalui gigitan atau sengatan serangga.

MANIFESTASI KLINIS

Pada awalnya, muncul perasaan yang sangat gatal disekitar area gigitan dan kemudian muncul papul-papul. Papul yang mengalami ekskoriasi dapat muncul dan akan menjadi prurigo nodularis. Vesikel dan bulla dapat muncul yang dapat menyerupai pemphigoid bullosa, sebab manifestasi klinis yang terjadi juga tergantung dari respon sistem imun penderita masing-masing.

• Pada beberapa orang yang sensitif dengan sengatan serangga dapat timbul terjadinya suatu reaksi alergi yang dikenal dengan reaksi anafilaktik. Anafilaktik syok biasanya disebabkan akibat sengatan serangga golongan Hymenoptera, tapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada sengatan serangga lainnya. Reaksi ini akan mengakibatkan pembengkakan pada muka, kesulitan bernapas, dan munculnya bercak-bercak yang terasa gatal (urtikaria) pada hampir seluruh permukaan badan.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis dapat ditemukan adanya riwayat aktivitas diluar rumah yang mempunyai resiko mendapat serangan serangga seperti di daerah perkebunan dan taman. Bisa juga ditanyakan mengenai kontak dengan beberapa hewan peliharaan yang bisa saja merupakan vektor perantara dari serangga yang dicurigai telah menggigit atau menyengat.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan dengan pemeriksaan laboratorium dimana terjadi peningkatan jumlah eosinofil dalam pemeriksaan darah.

PENATALAKSANAAN

Terapi biasanya digunakan untuk menghindari gatal dan mengontrol terjadinya infeksi sekunder pada kulit.

Gatal biasanya merupakan keluhan utama, campuran topikal sederhana seperti menthol, fenol, atau camphor bentuk lotion atau gel dapat membantu untuk mengurangi gatal,

dapat diberikan antihistamin oral seperti diphenyhidramin 25-50 mg untuk mengurangi rasa gatal.

Prognosis

• Prognosis dari insect bite reaction bergantung pada jenis insekta yang terlibat dan seberapa besar reaksi yang terjadi.

LAPORAN KASUS

• Nama : Ny. I• Jenis Kelamin : Perempuan• Usia : 62 tahun• Pekerjaan : Pensiunan Guru

Identitas Pasien

Pendidikan terakhir : Sarjana

Status pernikahan : Menikah

Alamat : Sekip – Palembang

Agama : Islam

No. RM : 278008

Keluhan Utama

• Keluhan Tambahan

Terdapat bercak kemerahan pada wajah

Terasa gatal dan seperti rasa terbakar

Bercak kemerahan disertai gatal diwajah terutama di bagian pipi dirasakan timbul 1 hari yang lalu.

Bercak kemerahan dan gatal ini sudah dirasakan oleh pasien sejak 4 tahun yang terakhir, hilang timbul dan semakin gatal

bercak kemerahan dan gatal timbul di lengan bawah kiri dan kanan. Setelah itu timbul juga diketiak, ditungkai bawah kiri dan kanan, dipipi dan dibibir sehingga pasien merasa tebal di daerah bibir.

Bercak kemerahan dan gatal timbul jika udara yang dingin dan setelah memakan ikan laut. Bercak kemerahan dan gatal ini juga timbul di daerah pinggang apabila pasien memakai celana yang terlalu ketat.

Pasien pernah berobat kedokter umum beberapa kali sewaktu muncul gejala, dan diberi obat makan 2 macam berwarna kuning dan putih. Bercak kemerahan dan gatal hilang setelah minum obat dan muncul kembali jika obat habis. Pasien menyangkal menggunakan obat ileh untuk wajah dan badannya

pasien mengeluhkan adanya bercak kehitaman di daerah tungkai bawah dan lengan atas, keluhan ini sudah lama dirasakan oleh penderita dan hilang timbul. Keluhan hanya terbatas pada kedua lengan dan kedua tungkai. Diawali dengan bentol-bentol disertai rasa gatal dan pasien menggaruknya.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat alergi, terutama bila pagi hari pasien bersin-bersin, dan alergi makanan laut.

Penyakit sistemik lain dan penggunaan obat-obatan atau jamu-jamuan dalam jangka panjang disangkal.

Riwayat memiliki infeksi cacing disangkal.

Pasien memiliki riwayat gigi berlubang yang belum diobati

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit dengan keluhan yang sama dengan pasien.

Riwayat alergi dan asma dalam keluarga disangkal

Riwayat Sosek

Pasien tinggal bersama suami dan kedua anaknya, hubungan dengan keluarga baik.

Rumah pasien menggunakan lantai dan jika pasien berpergian selalu menggunakan alas kaki.

Selama ini pasien selalu tidur di tempat tidur yang terbuat dari kapuk.

Riwayat merokok dan alkohol disangkal.

Status Generalis

• Keadaan umum : Baik.• Kesadaran : Compos mentis.• Keadaan gizi : Baik, pengukuran BB dan TB tidak

dilakukan.• Vital Sign : Tidak dilakukan.• Kepala : Mesocephal, rambut hitam, distribusi merata.• Mata : Tidak dilakukan.• THT : Tidak dilakukan.• Mulut : Tidak dilakukan.• Thorax : Tidak dilakukan.• Abdomen : Tidak dilakukan.• Ekstremitas : Tidak dilakukan.

. Status Dermatologikus

Regio Facialis :Tampak eritema dan edema dengan ukuran plakat (± 2cm x 1,5cm) soliter, berbatas tidak tegas , unilateral distribusi regional . Pada bagian tengah tampak lebih pucat.

Regio Ekstremitas Superior et Inferior :Tampak makula hiperpigmentasi ukuran lentikular hingga plakat (ukuran ± 0,5cm x 0,5cm s/d ±1cm x1,5cm) ,difus, bentuk lesi tidak teratur diskret bilateral pada kedua ekstremitas superior dan inferior sebagian disertai dengan skuama, erosi dan krusta. Terdapat papul ukuran miliar , batas tegas, diskret.

Resume

Ny. I usia 62 th datang dengan keluhan bercak merah disertai gatal di pipi bagian kiri sejak 1 hari yang lalu. Keluhan ini dirasakan hilang timbul. Awalnya keluhan dirasakan pada kedua tungkai kaki, ketiak, kedua lengan , bibir dan wajah namun gejala tersebut hilang sendiri dalam waktu 24 jam.

Keluhan ini dirasakan pasien jika udara dingin dan ketika memakan makanan laut. Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya bercak kehitaman pada kedua tungkai dan kedua lengan keluhan ini dirasakan sudah cukup lama dan beulang, bercak kehitaman hanya terbatas pada kedua tungkai dan lengan.

Pasien sudah berobat ke dokter umum untuk keluhannya dan keluhan mengilang jika pasien minum obat. Riwayat alergi + , gigi berlubang +.

Dari pemeriksaan dermatologikus Regio facialis didapatkan eritema dan edema dengan ukuran plakat (± 2cm x 1,5cm) soliter, berbatas tidak tegas , unilateral distribusi regional . Pada bagian tengah tampak lebih pucat.

Pada regio ekstremitas superior et inferior didapatkan makula hiperpigmentasi ukuran miliar hingga lenticular (ukuran ± 0,5cm x 0,5cm s/d ±1cm x0,5cm) ,difus, bentuk lesi tidak teratur diskret bilateral pada kedua ekstremitas superior dan inferior sebagian disertai dengan skuama, erosi dan krusta. Terdapat papul ukuran miliar , batas tegas, diskret

• Urtikaria Kronis • Insect bite

Diagnosis Kerja

Diagnosis Banding

• 1. Eritema nodusum • 2. Morbus Hansen tipe Multibasiler

Urtikaria kronis :

• Prurigo • Neurodermatitis

Insect bite :

Pemeriksaan Anjuran

Pemeriksaan laboratorium darah, urin.

Pemeriksaan gigi untuk menyingkirkan adanya infeksi fokal.

Pemeriksaan kadar IgE, eosinofil dan komplemen.

Penatalaksanaan

• Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya akan berulang.• Mencegah garukan dan gosokan pada daerah yang gatal.• Istirahat yang cukup.• Menjaga hygiene dan kebersihan kulit, usahakan agar tidak lembab.

Non medikamentosa

• Cetrizine 1x10 mg per hari oral.• Ranitidin 3x 150mg perhari oral• Pyderma cream.• Nerilon Cream dan Eritromicin 2%.• Salicyil powder

Medikamentosa

Prognosis

Quo ad sanam : Dubia ad bonam

Quo ad vitam : Bonam

Quo ad Kosmetikum : Bonam

Quo ad Functionam : Bonam

PEMBAHASAN

Ny.I berusia 62 th datang dengan keluhan adanya bercak merah pada wajahnya sejak 1 hari yang lalu, bercak merah ini disertai dengan gatal, bercak kemerahan juga dirasakan di lengan, ketiak, bibir dan punggung namun bercak kemerahan ini hilang timbul , dan biasanya hilang dalam waktu sehari (24 jam).

Keluhan ini dirasakan sudah cukup lama oleh pasien. Dari keluhan awal pasien ini dapat di ambil beberapa diagnosis banding diantaranya adalah urtikaria kronis dimana urtikaria merupakan reaksi vaskular di kulit akibat berbagai macam sebab, biasanya ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang secara perlahan-lahan.

Hal ini sesuai dengan keluhan penderita yang mengeluhkan bercak kemerahan hilang tanpa diobati . Kemudian dari waktu > 6 minggu menunjukan bahwa perjalanan penyakit sudah kronis dan berulang.

Eritema nodudum merupakan peradangan yang menyebabkan terbentuknya benjolan kemerahan yang lunak (nodul) dibawah kulit dapat menyerang diseluruh bagian tubuh namun tempat tersering biasanya di ekstremitas.

Gejala yang ditimbulkan berupa nodul eritema yang dapat disertai dengan nyeri, tidak jarang penderita mengalami demam dan nyeri sendi , bahkan dapat disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening, namun penderita tidak memberikan gambaran yang khas untuk penyakit ini hanya berupa nodul eritema diderah wajah, sehingga diagnosis ini dapat di singkirkan

Morbus Hansen tipe Multibasiler dimana penyakit ini merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Leprae.

Gejala yang ditimbulkan dapat berupa makula saja, infiltrate, atau plakat.

Jumlah lesi dapat satu atau beberapa.

Untuk mendiagnosis Morbus Hansen setidaknya terdapat satu dari tanda Kardinal yaitu bercak kulit yang mati rasa, penebalan saraf tepi, ditemukan kuman tahan asam. Dari pemeriksaan fisik pasien ini tidak ditemukan adanya tanda tanda kardinal dari morbus Hansen sehingga diagnosis ini dapat disingkirkan.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan efloresensi berupa Regio facialis didapatkan eritema dan edema dengan ukuran plakat (± 2cm x 1,5cm) soliter, berbatas tidak tegas , unilateral distribusi regional .

Pada bagian tengah tampak lebih pucat. Hal ini merupakan gambaran dari urtikaria

Untuk region ekstremitas superior dan inferior diambil beberapa diagnosis banding

insect bite yang merupakan reaksi yang disebabkan oleh gigitan yang biasanya berasal dari bagian mulut serangga.

Gejala yang ditimbulkan dapat berupa lokal atau generalisata. Reaksi lokal yang biasanya muncul dapat berupa papular urtikaria. Papular urtikaria dapat langsung hilang atau juga akan menetap, biasa disertai dengan rasa gatal, dan lesi nampak seperti berkelompok maupun menyebar pada kulit.

Pasien akan menggaruk dan akan timbul kemerahan, erosi, krusta, skuama akibat garukan tersebut. Dalam penyembuhannya tak jarang luka tersebut dapat menjadi warna kehitaman (hiperpigmentasi).

Pada insect bite biasanya lokasi yang terkena adalah ekstremitas atas dan bawah dimana lokasi ini jarang di tutupi oleh pakaian,

hal ini sesuai dengan temuan pada pasein dimana lokasi lesi hanya terbatas pada ekstremitas saja

didapatkan efloresensi makula hiperpigmentasi ukuran lentikular hingga plakat (ukuran ± 0,5cm x 0,5cm s/d ±1cm x1,5cm) ,difus, bentuk lesi tidak teratur diskret bilateral pada kedua ekstremitas superior dan inferior sebagian disertai dengan skuama, erosi dan krusta. Terdapat papul ukuran miliar , batas tegas, diskret.

Diagnosis lainnya adalah prurigo dimana dapat ditemukan adanya papul-papul yang gatal pada lengan dan tungkai, akibat garukan menjadi eksoriasi, dan mengalami infeksi sekunder/ likenifikasi.

Pada keadaan kronik tampak kulit yang lebih gelap kecoklatan.

Biasanya penyakit ini dapat meluas ke bokong, perut dan muka dan biasanya terdapat anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa. Namun pada pasien ini lesi hanya terbatas di ekstremitas dan tidak ada anggota keluarga yg memiliki keluhan serupa, sehingga diagnosis ini dapat dilemahkan.

Neurodermatitis adalah peradangan kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit yang tebal dan menonjol (likenifikasi) akibat gosokan atau goresan yang berulang.

Penyakit ini dapat dijadikan diagnosis banding pada pasien ini karena eflroresensi yang ditemukan dapat berupa plak eritematosa, sedikit edematosa bagian tengah dapat berskuama, menebal, likenifikasi dan sekitarnya terdapat hiperpigmentasi.

Predileksi penyakit ini dapat ditemukan di sklap, tengkuk, samping leher, lengan ekstensor, paha bagian medial,lutut, tungkai bawah,pergelangan kaki depan dan punggung kaki.

Pada pasien ini belum terlihat begitu jelas penebalan pan likenifikasi pada kulitnya sehingga diagnosis neurodermatitis dapat dilemahkan.

Kesimpulan

Urtikaria adalah reaksi vaskuler di kulit akibat faktor imunologik dan non-imunologik. Kebanyakan kasus urtikaria adalah self-limited dan durasinya pendek.

Namun, ketika urtikaria menjadi kronik, maka akan menjadi masalah bagi pasien atau dokter yang merawat.

Gejala yang ditimbulkan dapat berupa eritema dan edema setempat berbatas tegas dan kadang-kadang bagian tengah tampak lebih pucat. Biasanya gejala hilang secara perlahan dan timbul secara mendadak.

Sedangkan insect bite disebabkan oleh gigitan serangga ,

gejala yang akan ditimbulkan berupa papul, vesikel ,eritema disertai rasa gatal yang akan memicu pasien untuk menggaruk dan akan timbul erosi, eksoriasi, dan infeksi sekunder, biasanya akan timbul hiperpigmentasi pada keadaan kronik.

Pada pasien ini berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan gambaran urtikaria kronis dan gambaran insect bite pada lengan dan tungkai.

Untuk itu di perlukan pengobatan yang tepat untuk pasien ini, terutama menghindari faktor pencetus agar dapat mencegah rekurensi atau kekambuhan dari gejala yang ditimbulkan.

TERIMAKASIH