Ppt Kedkel Kelompok 1 (p2ml)
Click here to load reader
-
Upload
bravefrontierid -
Category
Documents
-
view
75 -
download
16
description
Transcript of Ppt Kedkel Kelompok 1 (p2ml)
Kelompok 1Ari Herisandi (1102004032)
Medina Meccawati (1102006152)Nur Syawaliani (1102006195)Andara Amidea (1102007027)Awalia Astarina (1102007055)
Kartini Anisa Lafonda (1102007160)
EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SE-KECAMATAN PENJARINGAN
PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2012
Pembimbing : dr. Sugma Agung Purbowo, MARS
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Penjaringan1.1.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kotamadya Jakarta Utara mempunyai luas
7.133,51 Ha, terdiri dari luas lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha.
Luas wilayah Kecamatan Penjaringan adalah 35,98 Ha, meliputi lima Kelurahan (Kamal Muara, Kapuk Muara, Pejagalan, Penjaringan, dan Pluit).
Batas-batas wilayah Kecamatan Penjaringan adalah sebagai berikut :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Pantai Laut Jawa
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pademangan (sepanjang kali Opak, Pelabuhan Sunda Kelapa, rel KA jurusan Tangerang)
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Grogol Petamburan (Jl. Tubagus Angke, Jl. Kapuk Kamal)
• Sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Jawa Barat (sungai Berok, Pintu air Kayu Besar, batas Kelurahan Dadap Kabupaten Tangerang)
• Kelurahan Penjaringan memiliki dua buah Puskesmas kelurahan yaitu Puskesmas Penjaringan I dan Puskesmas Penjaringan II.
• Kelurahan Pejagalan memiliki dua buah Puskesmas yaitu Puskesmas Kecamatan Penjaringan dan Puskesmas Kelurahan Pejagalan.
• Sedangkan kelurahan Kamal Muara, Kapuk Muara, dan Pluit masing-masing memiliki satu Puskesmas kelurahan.
Luas masing– masing kelurahan yang berada di Kecamatan Penjaringan :
• Kelurahan Kamal Muara : 10,53 Ha• Kelurahan Kapuk Muara : 10,05 Ha• Kelurahan Pejagalan : 3,23 Ha• Kelurahan Penjaringan : 3,96 Ha• Kelurahan Pluit : 7,71 Ha
Kecamatan Penjaringan terdiri dari 68 Rukun Warga (RW), dan 826 Rukun Tetangga (RT) dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1. Data Jumlah RW dan Jumlah RT di Wilayah Kecamatan Penjaringan
No Keluarahan Jumlah RW Jumlah RT
1 Kamal Muara 4 30
2 Kapuk Muara 9 88
3 Pejagalan 18 226
4 Penjaringan 17 240
5 Pluit 20 242
Jumlah 68 862
1.1.1.2 Keadaan Demografi• Secara demografis penduduk di wilayah
Kecamatan Penjaringan sangat padat.• Menurut Laporan Kecamatan Penjaringan pada
tahun 2011, Kecamatan Penjaringan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 178.026 jiwa.
• Berikut ini rincian jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Penjaringan :
Tabel 1.2. Data Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kecamatan Penjaringan Tahun 2011
No Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kamal Muara 3685 3473 6396
2 Kapuk Muara 10517 11318 15237
3 Pejagalan 26323 29455 56372
4 Penjaringan 28897 27332 56219
5 Pluit 22658 22987 43802
Jumlah 92080 94565 178026
Tabel 1.3. Tingkat Kepadatan Penduduk Di Kecamatan Penjaringan Tahun 2011
No Kelurahan Luas (Ha) Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk (per km2)
1 Kamal Muara 10,53 6.396 679
2 Kapuk Muara 10,05 15.237 2.172
3 Pejagalan 3,23 56.372 1.727
4 Penjaringan 3,96 56.219 1.419
5 Pluit 7,71 43.802 592
Jumlah 35,48 178.026 6.589
Tabel 1.4. Jumlah Penduduk Menurut Umur di Wilayah Puskesmas Kecamatan Penjaringan Tahun 2011
No Kelompok Umur (tahun) Jumlah
1 0-4 16.419
2 5-9 15.217
3 10-14 14.302
4 15-19 15.151
5 20-24 17.416
6 25-29 16.153
7 30-34 16.126
8 35-39 15.246
9 40-44 13.350
10 45-49 12.513
11 50-54 13.156
12 55-59 7.763
13 60-64 6.054
14 65-69 3.541
15 70-74 2.483
16 >75 1.755
Tabel 1.5. Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Kecamatan Penjaringan Tahun 2011
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Tidak Sekolah 3.651
2 Tidak tamat SD 12.061
3 Tamat SD 51.975
4 Tamat SLTP 30.918
5 Tamat SLTA 28.427
6 Tamat Akademi / PT 7.383
Tabel 1.6. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Wilayah Kecamatan Penjaringan tahun 2011
No Pekerjaan Jumlah
1 Buruh 34.500
2 Nelayan 1.802
3 Pedagang 14.542
4 PNS 668
5 Wiraswasta 6.718
6 Karyawan 28.810
7 Petani 222
8 Pensiunan 3.439
9 TNI / POLRI 179
Tabel 1.7. Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Penjaringan Tahun 2011
Data Dasar Jumlah
Jumlah Penduduk 178.026
Jumlah Kelurahan 5
Jumlah Puskesmas 7
Jumlah RW 68
Jumlah RT 826
Jumlah KK 53772
Tenaga Kesehatan 37
Posyandu 81
Kader Aktif 503
Kader Ada 569
Jumlah Bayi 4299
Jumlah Ibu Hamil 4729
Jumlah Ibu Nifas 4062
1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas1.1.2.1 Definisi Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)
adalah pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus merupakan garda terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
Untuk tujuan tersebut, puskesmas berfungsi melayani tugas teknis dan administratif.
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
1.1.2.2 Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan Puskesmas meliputi :
• Promotif (peningkatan kesehatan)• Preventif (upaya pencegahan)• Kuratif (pengobatan)• Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
• 1.1.2.3. Visi Puskesmas Visi pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat.
Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator utama yakni (1) lingkungan sehat, (2) perilaku sehat, (3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu serta, (4) derajat kesehatan penduduk Kecamatan.
1.1.2.4. Misi Puskesmas• Menggerakkan pembangunan berwawasan
kesehatan di wilayah kerjanya.• Mendorong kemandirian hidup sehat bagi
keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.• Memelihara dan meningkatkan mutu,
pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
• Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
1.1.2.5. Strategi Puskesmas
• Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan
• Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan masyarakat dan keluarga
• Meningkatkan profesionalisme petugas• Mengembangkan kemandirian puskesmas
sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
1.1.2.6. Fungsi Puskesmas
• Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
• Pusat pemberdayaan masyarakat• Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
1.1.2.7 Upaya Kesehatan WajibProgram kesehatan wajib Puskesmas adalah:• Program Promosi Kesehatan• Program Kesehatan Lingkungan• Program Kesehatan Ibu dan Anak • Program Keluarga Berencana• Program Perbaikan Gizi Masyarakat• Program pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular• Program Pengobatan Dasar
Tabel 1.8. Indikator Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Program Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator
Promosi Kesehatan Promosi hidup bersih dan sehat
Tatanan sehat, Perbaikan perilaku sehat
Kesehatan Lingkungan Penyehatan pemukiman Cakupan air bersih, Cakupan jamban keluarga
Kesehatan Ibu dan Anak ANC, Pertolongan Persalinan, Imunisasi
Cakupan K1 K4, MTBS, Imunisasi
Keluarga Berencana Pelayanan KB Cakupan MKET
Pengendalian Penyakit Menul,ar
Diare, ISPA, Malaria Cakupan kasus diare, cakupan kasus ISPA
Gizi Promosi kesehatan, Yodium Cakupan Vitamin A
Pengobatan Medik dasar, UGD Cakupan pelayanan, jumlah kasus yang ditangani
1.1.2.8 Upaya Kesehatan Pengembangan Program kesehatan pengembangan dipilih dari
daftar program kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni :
• Program Kesehatan Sekolah• Program Kesehatan Olahraga• Program Perawatan Kesehatan Masyarakat• Program Kesehatan Kerja• Program Kesehatan Gigi & Mulut• Program Kesehatan Jiwa• Program Kesehatan Mata• Program Kesehatan Usia Lanjut• Program Pembinaan Pengobatan Tradisional
1.1.2.9. Azas Puskesmas
• Azas Pertanggungjawaban Wilayah
• Azas pemberdayaan masyarakat
• Azas Keterpaduan
• Azas Rujukan
1.1.4 Program Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML)
1.1.4.1. Pengendalian Penyakit TB Paru Penyakit Tuberculosis paru masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat. Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular
yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.
Tujuan P2ML di Puskesmas se-kecamatan Penjaringan pada kasus TB paru adalah untuk mengetahui jumlah penderita TB paru yang berobat ke puskesmas yang berada di wilayah kecamatan Penjaringan dan agar semua penderita TB yang berobat mendapat obat TB paru secara lengkap (mendapatkan dan meminum obat TB paru selama 6 bulan tanpa terputus).
Rumus perhitungan Perkiraan BTA (+) 1 Tahun, CDR, Angka Konversi dan Angka Kesembuhan :
Rumus Perkiraan BTA (+) 1 tahun= 107/100.000 x Jumlah Penduduk
1.CDR (Case Detection Rate) adalah penemuan pasien baru TB BTA positif pada penduduk suatu wilayah.
Jumlah penemuan BTA (+) X100%Jumlah perkiraan BTA (+)Dengan target >70% dalam satu tahun, namun
karena mengambil data sembilan bulan maka target menjadi >52.5 %
2. CVR (Conversion Rate ) adalah Angka konversi adalah BTA positif menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif diantara penderita TB paru yang diobati.
Jumlah BTA(+) menjadi BTA(-) setelah fase intensif X 100%Jumlah BTA(+)
3. CR (Cure Rate) adalah Angka kesembuhan adalah BTA positif menjadi BTA negatif setelah pengobatan selesai.
Jumlah BTA (+) menjadi BTA (-) setelah pengobatan selese X100%Jumlah BTA (+)
4. Error Rate adalah angka kesalahan laboratorium yang menunjukkan persentase kesalahan diagnosis yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksaan pertama, setelah diuji silang oleh BLK atau laboratorium rujukan lain dimana kualitas diagnosis secara mikroskopis di laboratorium pemeriksaan pertama.
Jumlah sediaan false (+) + sediaan false (-) X100%Jumalh sediaan yang di cross check
TABEL 1.12 Angka penemuan penderita (CDR) TB di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan Januari-September 2012
No Puskesmas Perkiraan BTA(+)
Penemuan Penderita BTA
CDR
1 Kecamatan Penjaringan 139 4 2.8%
2 Kelurahan Pejagalan 25 10 40%
3 Kelurahan Penjaringan 1 21 11 52.3%
4 Kelurahan Penjaringan 2 30 12 40%
5 Kelurahan Kamal Muara 9 4 44%
6 Kelurahan Kapuk Muara 25 6 24%
7 Kelurahan Pluit 10 0 0%
TABEL 1.13 Angka Kewsembuhan CR TB di Wilayah Puskesmas Penjaringan Januari-September 2012
No Keluarahan Penemuan penderita BTA(+)
Penderita penderita sembuh
Angka kesembuhan TB
1 Kecamatan Penjaringan 13 12 92%
2 Kelurahan Pejagalan 5 4 80%
3 Kelurahan Penjaringan I 13 6 46.15%
4 Kelurahan Penjaringan II 6 5 83.33&
5 Kelurahan Kamal Muara 1 1 100%
6 Kelurahan Kapuk Muara 6 4 66.67%
7 Kelurahan Pluit 1 1 100%
1.1.4.2.1. Pengendalian Penyakit Diare Indikator kinerja dan pemberantasan penyakit
diare di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan bulan Januari – September 2012 adalah angka kesakitan < 4% sehingga target menjadi < 3%.
Hal 30
1.1.4.3. Pengendalian Penyakit ISPA
Tujuan kegiatan pengendalian penyakit ISPA adalah penemuan pneumonia pada balita, tatalaksana pneumonia dan menurunkan angka kematian balita. Indikator kinerja.
Pengendalian Penyakit ISPA adalah persentase kasus ISPA balita <10% per tahun, karena data didapat dari periode januari sampai september < 10% target menjadi <7.5%.
Tabel 1.17. Jumlah Penderita ISPA di Wilayah Puskesmas Kecamatan Penjaringan Jamuari – Sepetember 2012
No Puskesmas Jumlah Penderita ISPA
Jumlah se;uruh penduduk
Jumlah balita
Angka kesakitan
1 Kecamatan Penjaringan
8424 307456 30746 2.7%
2 Kelurahan Pejagalan 180574561
7456 2.4%
3 Kelurahan Penjaringan I
2507 57462 5746 4.3%
4 Kelurahan Penjaringan II
3072 56082 5608 5.4%
5 Kamal Muara 3550 14909 1491 23.8%
6 Kapuk Muara 2040 50576 5058 4.0%
7 Pluit 1656 53866 5387 3.07%
1.1.4.4. Pengendalian Penyakit KustaTabel 1.18. Jumlah penderita Kusta di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Penjaringan Januari – September 2012
No Puskesmas Jumlah penderita Kusta
Jumlah seluruh penduduk
Angka Kesakitan
1 Kelurahan Pejagalan 8 56372 0.014%
2 Kelurahan Penjaringan I 0 34984 0%
3 Kelurahan Penjaringan II 0 21235 0%
4 Kelurahan Kamal Muara 0 6396 0%
5 Kelurahan Kapuk Muara 0 15237 0%
6 Kelurahan Pluit 0 43802 0%
Jumlah 8 178026 0.004%
1.4 Identifikasi Masalah Program Pemberantasan Penyakit Menular
Langsung merupakan suatu subsistem Puskesmas, untuk mendukung prasarana tersebut dibutuhkan beberapa fungsi yaitu:
• Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan periode Januari – September 2012 sebesar 18 %.
• Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II periode Januari - September 2012 sebesar 30.7 %.
• Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kamal Muara periode Januari - September 2012 sebesar 25 %.
• Angka kesembuhan pasien (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Penjaringan I periode Januari- September 2012 sebesar 46.15%.
• Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah Puskesmas Kelurahan Kamal Muara periode Januari–September 2012 sebesar 23.8 %.
• Jumlah penderita kusta di wilayah Puskesmas Kecamatan Penjaringan periode Januari–September 2012 sebesar 0.014 %.
1.5 Rumusan Masalah• Setelah mengidentifikasi masalah dari program
wajib Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan maka dipilih program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari Program P2ML di puskesmas adalah sebagai berikut :
•
• Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
• Untuk Jumlah penduduk diurut berdasarkan kelurahan yang memiliki penduduk terbanyak sampai yang terkecil.
3. EXPANDING SCOPE
Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Nilai
Kelurahan kamal muara = 6.396 10
Kelurahan kapuk muara = 15.237 15
Kelurahan pejagalan = 56.372 30
Kelurahan penjaringan = 56.219 25
Kelurahan pluit = 43.802 20
Total se-kecamatan penjaringan = 178.026 35
Luas Wilayah Nilai
Kelurahan kamal muara = 679 Km2 15
Kelurahan kapuk muara = 2.172 Km2 30
Kelurahan pejagalan = 1.727 Km2 25
Kelurahan penjaringan = 1.419 Km2 20
Kelurahan pluit = 592 Km2 10
Total se-kecamatan penjaringan = 6.589 Km2 35
Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Luas Wilayah
Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas Sektoral
Nilai Lintas Sektor
5 Tidak ada keterpaduan lintas sector
10 Ada keterpaduan lintas sector
Penentuan Score Expanding Scope Program P2ML di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan Periode Januari-September 2012
NO DAFTAR MASALAHJumlah
Penduduk
Luas
Wilayah
Lintas
SektoralJumlah
1.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan.
35 35 10 80
2.Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II 25 20 10 55
3.Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kamal Muara 10 15 10 35
4.
Angka kesembuhan pasien (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Penjaringan I
25 20 10 55
5.
Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah Puskesmas Kecamatan Kamal Muara 10 15 10 35
6.Angka penderita kusta (IR) di Puskesmas Kelurahan Penjagalan 30 25 10 65
Nilai expanding scope terbesar pada program pengendalian penyakit menular langsung periode Januari - September 2012 adalah angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan yaitu sebesar 80
4.FEASIBILITY
Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Penjaringan Periode Januari – September 2012
Kategori Ketersediaan Score
Tempat
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
Alat/ Obat
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan Periode Januari – September 2012
Dana Score
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk Sasaran Program P2ML di Wilayah Puskesmas Se- Kecamatan Penjaringan
Periode Januari – September 2012
No Puskesmas
Jumlah
Tenaga
Kesehatan
Jumlah
PendudukPerbandingan Score
1 Kelurahan
Penjaringan
7 56.219 1 : 8031 5
2 Kelurahan Kamal
Muara
7 6.396 1 : 913 1
3 Kelurahan Kapuk
Muara
6 15.237 1: 2539 3
4 Kelurahan Pejagalan 34 56.372 1 : 1658 2
5 Kelurahan Pluit 4 43.802 1 : 10950 6
6. Kecamatan
Penjaringan
58 178.026 1:3069 4
Penentuan Score Feasibility Program P2ML Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan Periode Januari – September 2012
NO DAFTAR MASALAH SDM
FASILITAS
DANA JUMLAH
Alat/Obat Tempat
1. Angka penemuan kasus baru (CDR)
TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan
Penjaringan.
4 2 2 1 9
2. Angka konversi (CVR) TB Paru di
Puskesmas Kelurahan Penjaringan II
5 1 1 1 8
3. Angka konversi (CVR) TB Paru di
Puskesmas Kelurahan Kamal Muara
1 1 1 1 4
4. Angka kesembuhan pasien (CR) TB
Paru di Puskesmas Kelurahan
Penjaringan I
5 1 1 1 8
5. Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah Puskesmas Kelurahan Kamal Muara
1 1 1 1 4
6Angka penderita kusta (IR) di wilayah
Puskesmas Kelurahan Pejagalan2 2 2 2 8
• Feasibility tertinggi pada program P2ML periode Januari – September adalah angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Se- Kecamatan Penjaringan peroide Januari-September 2012 dengan skor 9.
5. POLICY
• Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap masalah tersebut.
• Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
Scoring Kebijakan Pemerintah Terhadap Program P2ML di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan Periode Januari – September 2012
Parameter Score
Tidak ada kebijakan 0
Ada kebijakan 5
Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan Puskesmas di Kecamatan Penjaringan Periode Januari - September 2012
Parameter Score
Penyuluhan 5
Media Cetak (Poster, Majalah, Koran) 10
Media Elektronik (TV, radio, internet) 15
Penentuan Score Policy Program P2ML pada Puskesmas di Wilayah Kecamatan Penjaringan Periode Januari – September 2012
No MasalahKebijakan
PemerintahPenyuluhan
Media
Cetak
Media
ElektronikJumlah
1.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru
di Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan.5 5 10 0 20
2.Angka konversi (CVR) TB Paru di
Puskesmas Kelurahan Penjaringan II5 5 10 0 20
3.Angka konversi (CVR) TB Paru di
Puskesmas Kelurahan Kamal Muara5 5 10 0 20
4.Angka kesembuhan pasien (CR) TB Paru di
Puskesmas Kelurahan Penjaringan I5 5 10 0 20
5.Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah
Puskesmas Kecamatan Kamal Muara5 5 10 0 20
6.Angka penderita kusta (IR) di Puskesmas
Kelurahan Penjagalan5 5 10 0 20
• Skor policy untuk masalah angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Gambir periode Januari-September didapatkan hasil yaitu sebesar 20.
• Setelah diklasifikasikan berdasarkan lima kriteria di atas, keseluruhan hasil penghitungan dari kriteria-kriteria tersebut dimasukan kedalam tabel penentuan masalah program P2ML menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot masing-masing kriteria. Kemudian hasil perkaliannya dijumlahkan
Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA MS 1-MS 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Penjaringan
Periode Januari-September 2012
No Kriteria Bobot
MS1 MS2 MS3
N BN N BN N BN
1 Emergency 5 7 35 11 55 9 45
2 Greetest member
4 18 72 15 60 18 72
3 Expanding Scope
3 80 240 55 165 35 105
4 Feasibility 2 9 18 8 16 4 8
5 Policy 1 20 20 20 20 20 20
JUMLAH 385 316 250
Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA MS 4-MS 6 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Gambir
Periode Januari-September 2012
No Kriteria BobotMS4 MS5 MS6
N BN N BN N BN
1 Emergency 5 16 80 8 40 1 5
2 Greetest member 4 9 36 9 36 1 4
3 Expanding Scope 3 55 165 35 105 65 195
4 Feasibility 2 8 16 4 8 8 16
5 Policy 1 20 20 20 20 20 20
Jumlah 167 219 240
Mencari Kemungkinan Penyebab Masalah
Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan periode Januari – September 2012 sebesar 18 % kurang dari target yaitu 52.5 %.
METHOD
Kurang optimalnya penyuluhan mengenai TB Paru
Penyampaian penyuluhan dan media informasi yang kurang menarik minat masyarakat
MATERIAL MONEY MAN
Tidak ada persiapan yang baik untuk melakukan penyuluhan
Banyaknya tugas yang harus dilakukan petugas kesehatan selain menangani TB Paru
Kurangnya petugas kesehatan di puskesmas
Kurangnya ketersediaan alat penunjang skrining TB paru
Prosedur permintaan dana yang sulit
Distribusi petugas kesehatan yang tidak merata dari pemerintah pusat
Kurangnya jumlah petugas kesehatan di puskesmas yang khusus menangani masalah TB Paru
ENVIRONMENT CONTROLLING ACTUATING ORGANIZING PLANNING
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri apabila terdapat keluhan TB Paru
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit TB Paru
Kurang maksimalnya penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan kader
Masyarakat kurang mendapat informasi tentang TB Paru
Kader belum mengerti tentang tugas mereka sebagai kader
Kader kurang aktif dalam pemantauan masalah TB Paru di masyarakat
Petugas kesehatan kurang giat dalam melakukan prnyuluhan ataupun skrining TB Paru
Belum berpengalaman dalam program TB Paru
Adanya reorganisasi petugas kesehatan yang menangani kasus TB Paru kurang mengerti akan tugasnya
Petugas kesehatan terkait yang tergabung dalam program TB Paru belum mengerti dengan tugasnya
Kurangnya dana untuk mengadakan pelatihan secara berkelanjutan
Kurangnya pelatihan pada petugas tenaga kesehatan yang terkait
Perencanaa program TB Paru tidak dapat berjalan dengan baik
Kurangnya pelatihan kepada petugas kesehatan mengenai program terkait
Petugas kesehatan yang terkait kurang mengerti dengan program yang ada
Kurangnya hubungan komunikasi yang baik antara pemerintah pusat dengan puskesmas
Distribusi alat yang tidak merata dari pemerintah pusat
Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencairkan dana dari pemerintah pusat
Kurangnya jumlah petugas kesehatan di puskesmas
Kurangnya dana untuk mengadakan pelatihan secara berkelanjutan
Kurangnya dana untuk mengadakan pelatihan secara berkelanjutan
Kurangnya pelatihan kepada para kader tentang pengontrolan masalah TB Paru
Diagram . Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fish Bone Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan Periode Januari – September 2012 Sebesar 18 % Kurang dari Target 52.5%
Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II periode Januari - September 2012 sebesar 30.7 % kurang dari target yaitu 60 %.
METHOD
Kurang optimalnya penyuluhan mengenai bahayanya putus obat pada TB Paru
MATERIAL MONEY MAN
Kurangnya peterhatian petugas kesehatan terhadap penyakit TB Paru
Kurangnya obat anti TB di Puskesmas
Kurangnya kepedulian dari pengawas Minum Obat PMO
Pasien kurang patuh minum obat
ENVIRONMENT CONTROLLING ACTUATING ORGANIZING PLANNING
Kesadaran pasien untuk melakukan pemeriksaan ulang rendah
Pasien sudah merasa sembuh
Pasien tidak mendapatkan penjelasan yang lengkap tentang penyakit TB Paru
Kurangnya inisiatif dari petugas kesehatan untuk mengevaluasi pasien
Pelaksanaan program TB Paru tidak terarah
Kurangnya petugas kesehatan di Puskesmas
Kurang terorganisirnya pembagian tugas dalam program TB Paru
Kurangnya komunikasi di antara petugas kesehatan di puskesmas
Kerjasama yang kurang antara petugas kesehatan dalam menjalankan tugas masing-masing
Program TB Paru kurang berjalan dengan baik
Kurang terkoordinasinya petugas kesehatan program TB Paru dengan pasien
Distribusi obat anti TB yang tidak merata dari pemerintah pusat
Kurangnya dana yang tersedia untuk menunjang program TB Paru
Tidak ada yang mengawasi pasien untuk meminum obat
Kurangnya komunikasi antara petugas kesehatan yang terkait dengan pasien
Kurangnya petugas kesehatan yang terfokus pada program TB Paru
Kurangnya petugas kesehatan yang fokus dalam menangani masalah TB Paru
Kurangnya petugas kesehatan di Puskesmas
Diagram . Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fish Bone Angka Konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II Periode Januari – September 2012 Sebesar 30,7% Kurang dari Target 60%
Kurangnya sosialisasi TB Paru di Masyarakat
Kurangnya hubungan komunikasi yang baik antara pemerintah pusat dengan puskesmas
Dana yang ada digunakan untuk membeli obat yang kurang
Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalahnya dengan menggunakan diagram fishbone:
Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan periode Januari – September 2012 sebesar 18 % kurang dari target yaitu 52.5 %.
Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II periode Januari - September 2012 sebesar 30.7 % kurang dari target yaitu 60 %.
2.3 MENCARI PENYEBAB MASALAH YANG PALING DOMINAN
• Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah-masalah yang lainnya dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan
pemahaman program yang cukup.
Di bawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam program di wilayah kerja Puskesmas Penjaringan:
Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram Tulang Ikan) pada Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Se-Kecamatan
Penjaringan Periode Januari – September 2012 Sebesar 18 % Kurang Dari Target Yaitu
52.5 %.
Dari sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan tiga akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah :
1. Petugas kesehatan belum berpengalaman dalam program TB paru 2. Kurangnya petugas kesehatan di Puskesmas. 3. Kurangnya penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan kader .
Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram Tulang Ikan) pada Angka Konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Penjaringan II Periode Januari - September 2012 Sebesar 30.7 % Kurang dari Target yaitu 60%
Dari sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan tiga akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga pemahaman yang cukup. Tiga akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah :
1. Pasien tidak mendapatkan penjelasan yang lengkap tentang penyakit TB Paru. 2. Kurangnya kepedulian dari Pengawas Minum Obat (PMO)3. Kurang maksimalnya dan kurang menarik penyuluhan yang diberikan petugas
kesehatan dilingkugan tempat tinggal.
Bab III
MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah : 1. Mudah dilaksanakan. Diberi nilai terbesar jika alternatif masalah tersebut paling mudah dilaksanakan
dan diberi nilai terkecil jika masalah yang paling sulit dilaksanakan.2. Murah biayanya.
Diberi nilai terbesar jika alternatif masalah paling murahbiayanya dan diberinilai terkecil jika biaya yang paling mahal untuk pelaksanaan.
3. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.Diberi nilai terbesar jika alternatif masalah tersebut waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama untuk dilaksanakan dan diberi nilai terkecil jika waktu penerapan sampai masalah terpecahkan lama.
4. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna Diberi nilai terbesar jika alternatif masalah dapat memecahkan masalah dengan
sempurna dan diberi nilai terkecil jika masalah tidak dapat memecahkan masalah dengan sempurna.
Alternatif Pemecahan Masalah Pada Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan
Penjaringan Periode Januari – September 2012 Sebesar 18 %
Kurang dari Target >52.5 %1.Petugas kesehatan belum berpengalaman dalam program TB.
Alternatif pemecahan masalah :Meningkatkan sosialisasi program TB paru pada petugas kesehatan.
2. Kurangnya petugas kesehatan di Puskesmas.
Alternatif pemecahan masalah :Menambah jumlah petugas kesehatan di Puskesmas.
3. Kurangnya penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan
kader .Alternatif pemecahan masalah :Meningkatkan intensitas dan kualitas penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan kader.
Keterangan :•AL – 1 :Meningkatkan sosialisasi program TB paru pada petugas kesehatan.•AL – 2 :Menambah jumlah petugas kesehatan di Puskesmas.•AL – 3 :Meningkatkan intensitas dan kualitas penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan kader. Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:•Meningkatkan intensitas dan kualitas penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan kader.•Meningkatkan sosialisasi program TB paru pada petugas kesehatan.•Menambah jumlah petugas kesehatan di Puskesmas.
Alternatif Pemecahan Masalah pada Angka Konversi (CVR) TB Paru di
Puskesmas Kelurahan Penjaringan II Periode Januari – September 2012
Sebesar 30.7% Kurang dari Target 60 %
1. Pasien tidak mendapatkan penjelasan yang lengkap tentang penyakit TB Paru.Alternatif pemecahan masalah :Memberian penjelasan yang lengkap kepada pasien tentang penyakit TB Paru.
2. Kurangnya petugas kesehatan di Puskesmas.
Alternatif pemecahan masalah :Menambah jumlah petugas kesehatan di Puskesmas.
3. Kurangnya kepedulian dari Pengawas Minum Obat (PMO)
Alternatif pemecahan masalah :Meningkatkan pengetahuan Pengawas Minum Obat (PMO)
Keterangan :•AL – 1 : Memberikan penjelasan yang lengkap kepada pasien tentang penyakit TB Paru•AL – 2 : Menambah jumlah petugas kesehatan di Puskesmas•AL – 3 : Meningkatkan pengetahuan Pengawas Minum Obat (PMO) Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:•Memberian penjelasan yang lengkap kepada pasien tentang penyakit TB Paru.•Meningkatkan pengetahuan Pengawas Minum Obat (PMO).•Menambah jumlah petugas kesehatan di Puskesmas.
No Keputusan Rencana Kegiatan TargetVolume
KegiatanBiaya
1. Menganjurkan kepada puskesmas untuk meningkatkan intensitas dan kualitas penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan.
Mengadakan pertemuan
antar petugas kesehatan
untuk membahas rencana
penyuluhan yang dilakukan
secara berkala
Terdapat jadwal
kegiatan penyuluhan
berkala
1x/6 bulan @Rp.250.000,-
→Rp.500.000,-/ tahun
Membuat media berupa
pamflet atau poster
mengenai TB paru
Terdapat pamflet dan
poster yang
komunikatif
1x/6 bulan @Rp. 300.000,- Rp.
600.000,-/tahun
Bekerjasama dengan tokoh
masyarakat, LSM, ketua RT
maupun RW untuk
terselenggaranya kegiatan
Puskesmas
Terjalinnya
kerjasama yang baik
1x/ 6 bulan @Rp.500.000,-
→Rp.1.000.000,-/
tahun
RENCANA PEMECAHAN MASALAH PADA ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (CDR) TB PARU DI WILAYAH PUSKESMAS SE-
KECAMATAN PENJARINGAN PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2012
No Keputusan Rencana Kegiatan TargetVolume
KegiatanBiaya
2 Meningkatkan
sosialisasi program
TB paru pada petugas
kesehatan
Mengajukan proposal kepada
kepala Puskesmas untuk
melakukan pelatihan pada
petugas kesehatan tentang
program TB Paru.
Petugas kesehatan
mengikuti pelatihan
program TB Paru
berkala.
1x/ 6 bulan
@Rp. 300.000,-
→Rp.600.000,-/
tahun
Melakukan pertemuan antar
petugas kesehatan dengan
mengundang petugas
kesehatan lain yang lebih
berpengalaman
Petugas kesehatan
mendapat masukan
yang baik
1x/ tahun @Rp.600.000,-
3. Menganjurkan kepada
puskesmas untuk
menambah jumlah
petugas kesehatan dan
kader di Puskesmas.
Mengajukan proposal kepada
pemerintah daerah setempat
mengenai penambahan
jumlah petugas kesehatan di
Puskesmas
Jumlah tenaga
kesehatan
bertambah
1x/tahun @Rp.300.000,-
→Rp.300.000,-/tah
un
Mengajukan proposal kepada
kepala Puskesmas mengenai
penambahan jumlah tenaga
kerja tidak tetap (honorer) di
Puskesmas
Jumlah tenaga
kesehatan
bertambah
1x/tahun @Rp.300.000,-
→Rp.300.000,-/tah
un
Mengajukan
permohonan
pembentukan kader
TB Paru ke kepala
Puskesmas.
Pengajuan
Permohonan
Pembentukan
kader TB Paru
diterima oleh
kepala
Puskesmas
1x/tahun @Rp.300.000,-
→Rp.300.000,-/tah
un
Total biaya Rp. 4.200.000,-/tahun
RENCANA PEMECAHAN MASALAH PADA ANGKA KONVERSI (CVR) TB PARU DI WILAYAH PUSKESMAS KELURAHAN PENJARINGAN II
PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2012
No Keputusan Rencana Kegiatan
Target Volume Kegiatan
Biaya
1 Memberikan penjelasan yang lengkap kepada pasien tentang penyakit TB Paru.
Membuat media berupa pamflet atau poster mengenai TB paru
Terdapat pamflet dan poster yang komunikatif
1x/6 bulan @Rp. 300.000, - Rp.6 00.000, -/tahun
Mengadakan pertemuan antar petugas kesehatan untuk membahas rencana penyuluhan yang dilakukan secara berkala
Terdapat jadwal kegiatan penyuluhan berkala
1 x/ 6 bulan
@Rp. 25 0.000, - ?Rp. 5 00.000, -/ tahun
No Keputusan Rencana Kegiatan Target Volume
Kegiatan
Biaya
Melakukan
pertemuan dengan
petugas kesehatan
yang berhubungan
langsung dengan
pasien agar mereka
memberikan
informasi yang
lengkap mengenai
penyakit pasien.
Pasien
mendapat
penjelasan yang
optimal
mengenai
penyakitnya
1x/ 6 bulan @Rp.500.000,-
Rp.1.000.000,-
/tahun
2. Meningkatkan
pengetahuan
Pengawas Minum
Obat (PMO)
Mengadakan
pertemuan antara
PMO dengan
petugas Puskesmas
untuk membahas
mengenai
pentingnya peran
PMO dalam
kesembuhan pasien
PMO
memahami dan
melaksanakan
tugasnya
dengan baik
1x/3 bulan
@Rp.200.000,-
→Rp.800.000,-/
tahun
No Keputusan Rencana Kegiatan Target Volume
Kegiatan
Biaya
3. Menambah jumlah
petugas kesehatan di
Puskesmas
Mengajukan
proposal kepada
pemerintah daerah
setempat mengenai
penambahan
jumlah petugas
kesehatan di
Puskesmas
Jumlah tenaga
kesehatan
bertambah
1x/tahun @Rp.300.000,-
→Rp.300.000,-
/tahun
Mengajukan
proposal kepada
kepala Puskesmas
mengenai
penambahan
jumlah tenaga
kerja tidak tetap
(honorer) di
Puskesmas.
Jumlah tenaga
kesehatan
bertambah
1x/tahun @Rp.300.000,-
→Rp.300.000,-
/tahun
Mengajukan
permohonan
pembentukan kader
TB Paru ke kepala
Puskesmas.
Pengajuan
Permohonan
Pembentukan
kader TB Paru
diterima oleh
kepala
Puskesmas
1x/tahun
@Rp.300.000,-
→Rp.300.000,-
/tahun
Total Rp.4.000.000,-
BAB IIPENETAPAN PRIORITAS MASALAH
DAN PENYEBAB MASALAH
2.1 PENETAPAN PRIORITAS MASALAH Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang aktual terjadi (observed).
• Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi:
1. Menetapkan kriteria2. Memberikan bobot masalah3. Menentukan skoring tiap masalah
Berdasarkan hasil analisis program P2ML Puskesmas Kecamatan Penjaringan yang diangkat, maka didapatkan Enam permasalahan. Adapun masalah tersebut meliputi:
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan periode Januari – September 2012 sebesar 18 % kurang dari target yaitu >52.5 %.
2. Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II periode Januari - September 2012 sebesar 30.7 % kurang dari target yaitu >60%.
3. Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kamal Muaraperiode Januari - September 2012 sebesar 25 % kurang dari target yaitu >60 %.
4. Angka kesembuhan pasien (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Penjaringan I periode Januari- September 2012 sebesar 46.15 % kurang dari target yaitu >63.75 %.
5. Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah Puskesmas Kelurahan Kamal Muara periode Januari–September 2012 sebesar 23.8 % lebih dari target yaitu <7.5 %.
6. Jumlah penderita kusta di wilayah Puskesmas Kecamatan Penjaringan periode Januari–September 2012 sebesar 0.014 % lebih dari target yaitu 0%.
2.1.1 Non -Scoring Technique
• Bila tidak tersedia data.• Dengan menggunakan teknik ini, masalah
dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut “Nominal Group Technique” (NGT). 1. Metode Delbecq2. Metode Delphi
2.1.2 Scoring Technique
• Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik skoring antara lain:
1.Metode Bryant2.Metode Matematik PAHO3.Metode MCUA
1. Metode Bryant– Prevalence
Besarnya masalah yang dihadapi– Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah kesehatan tersebut.– Manageability
Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya– Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah Kesehatan tersebut
2. Metode Matematik PAHO- MagnitudeBerapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens.- SeverityBesarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate masing- masing penyakit.- VulnerabilitySejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut.- Community and political concernMenunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi- AffordabilityMenunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia
3. Metode MCUA – Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate)– Greetest member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena masalah kesehatan tersebut.– Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar sektor kesehatan.
– Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah tersebut diselesaikan.– Policy
Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan masyarakat, dan kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut.
Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.
• Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima.
• Bobot 5 : paling penting• Bobot 4 : sangat penting sekali• Bobot 3 : sangat penting• Bobot 2 : penting• Bobot 1 : cukup penting
1. EMERGENCY
• Nilai proxy CFR ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi.
Nilai CFR dan Angka kematian:• CFR TB : 39%• CFR ISPA : 22,3%• CFR Diare : 8,2%• CFR Kusta : 0%
Tabel 2.1Skala Score Emergency
Tabel 2.2Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Pengendalian Penyakit
Menular Langsung(P2ML) yang Terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan Periode Januari–September 2012
• Pada emergency, daftar masalah program P2ML didapatkan skor terbesar yaitu 16 pada angka kesembuhan pasien (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Penjaringan I.
2. GREETEST MEMBER
Untuk menentukan score pada greetest member digunakan range. Range didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikanscore dari satu sampai 19 dengan jarak tiap range sebesar dua agar mendapatkan nilai greetest member yang bervariasi.
Tabel 2.4Daftar Masalah Program P2ML di Wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Penjaringan Periode Januari – September 2012
• Skor Greetest Member terbesar didapatkan pada masalah angka konversi (CDR) TB Paru di Puskesmas Se-Kecamatan Penjaringan dan angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kamal Muara Selatan yaitu sebesar 18.
Angka Penemuan Kasus Baru (CDR)
TB Paru di Puskesmas se-
Kecamatan Penjaringan
Periode Januari – September 2012
Sebesar 18% Kurang dari Target
70%
METHOD
Kurang optimalnya penyuluhan mengenai TB Paru
Penyampaian penyuluhan dan media informasi yang kurang menarik minat masyarakat
MATERIAL MONEY MAN
Tidak ada persiapan yang baik untuk melakukan penyuluhan
Banyaknya tugas yang harus dilakukan petugas kesehatan selain menangani TB Paru
Kurangnya petugas kesehatan di puskesmas
Kurangnya ketersediaan alat penunjang skrining TB paru
Prosedur permintaan dana yang sulit
Distribusi petugas kesehatan yang tidak merata dari pemerintah pusat
Kurangnya jumlah petugas kesehatan di puskesmas yang khusus menangani masalah TB Paru
ENVIRONMENT CONTROLLING ACTUATING ORGANIZING PLANNING
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri apabila terdapat keluhan TB Paru
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit TB Paru
Kurang maksimalnya penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan kader
Masyarakat kurang mendapat informasi tentang TB Paru
Kader belum mengerti tentang tugas mereka sebagai kader
Kader kurang aktif dalam pemantauan masalah TB Paru di masyarakat
Petugas kesehatan kurang giat dalam melakukan prnyuluhan ataupun skrining TB Paru
Belum berpengalaman dalam program TB Paru
Adanya reorganisasi petugas kesehatan yang menangani kasus TB Paru kurang mengerti akan tugasnya
Petugas kesehatan terkait yang tergabung dalam program TB Paru belum mengerti dengan tugasnya
Kurangnya dana untuk mengadakan pelatihan secara berkelanjutan
Kurangnya pelatihan pada petugas tenaga kesehatan yang terkait
Perencanaa program TB Paru tidak dapat berjalan dengan baik
Kurangnya pelatihan kepada petugas kesehatan mengenai program terkait
Petugas kesehatan yang terkait kurang mengerti dengan program yang ada
Kurangnya hubungan komunikasi yang baik antara pemerintah pusat dengan puskesmas
Distribusi alat yang tidak merata dari pemerintah pusat
Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencairkan dana dari pemerintah pusat
Kurangnya jumlah petugas kesehatan di puskesmas
Kurangnya dana untuk mengadakan pelatihan secara berkelanjutan
Kurangnya dana untuk mengadakan pelatihan secara berkelanjutan
Kurangnya pelatihan kepada para kader tentang pengontrolan masalah TB Paru
Diagram 2.1. Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fish Bone Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan Periode Januari – September 2012 Sebesar 18% Kurang dari Target 70%
Angka Konversi (CVR) TB Paru di
Puskesmas Kelurahan
Penjaringan II Periode Januari – September 2012 Sebesar 30.7%
Kurang dari Target 80%
METHOD
Kurang optimalnya penyuluhan mengenai bahayanya putus obat pada TB Paru
MATERIAL MONEY MAN
Kurangnya peterhatian petugas kesehatan terhadap penyakit TB Paru
Kurangnya obat anti TB di Puskesmas
Kurangnya kepedulian dari pengawas Minum Obat PMO
Pasien kurang patuh minum obat
ENVIRONMENT CONTROLLING ACTUATING ORGANIZING PLANNING
Kesadaran pasien untuk melakukan pemeriksaan ulang rendah
Pasien sudah merasa sembuh
Pasien tidak mendapatkan penjelasan yang lengkap tentang penyakit TB Paru
Kurangnya inisiatif dari petugas kesehatan untuk mengevaluasi pasien
Pelaksanaan program TB Paru tidak terarah
Kurangnya petugas kesehatan di Puskesmas
Kurang terorganisirnya pembagian tugas dalam program TB Paru
Kurangnya komunikasi di antara petugas kesehatan di puskesmas
Kerjasama yang kurang antara petugas kesehatan dalam menjalankan tugas masing-masing
Program TB Paru kurang berjalan dengan baik
Kurang terkoordinasinya petugas kesehatan program TB Paru dengan pasien
Distribusi obat anti TB yang tidak merata dari pemerintah pusat
Kurangnya dana yang tersedia untuk menunjang program TB Paru
Tidak ada yang mengawasi pasien untuk meminum obat
Kurangnya komunikasi antara petugas kesehatan yang terkait dengan pasien
Kurangnya petugas kesehatan yang terfokus pada program TB Paru
Kurangnya petugas kesehatan yang fokus dalam menangani masalah TB Paru
Kurangnya petugas kesehatan di Puskesmas
Diagram 2.2. Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fish Bone Angka Konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Petojo Selatan Periode Januari – September 2012 Sebesar 30.7% Kurang dari Target 80%
Kurangnya sosialisasi TB Paru di Masyarakat
Kurangnya hubungan komunikasi yang baik antara pemerintah pusat dengan puskesmas
Dana yang ada digunakan untuk membeli obat yang kurang
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah Pada Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-
Kecamatan penjaringan PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2012
NO.KEPUTUSAN
Bulan
KEGIATAN Februari Juli
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Menganjurkan kepada puskesmas untuk meningkatkan intensitas dan kualitas penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan.
Mengadakan pertemuan antar petugas
kesehatan untuk membahas rencana
penyuluhan yang dilakukan secara
berkala
X X
Membuat media berupa pamflet atau
poster mengenai TB paru
X X
Bekerjasama dengan tokoh masyarakat,
LSM, ketua RT maupun RW untuk
terselenggaranya kegiatan Puskesmas
X X
NO.
KEPUTUSAN KEGIATANBulan
Februari Juli
12
3 4 12
3 4
2. Meningkatkan sosialisasi
program TB paru pada petugas
kesehatan
Mengajukan proposal kepada kepala Puskesmas untuk
melakukan pelatihan pada petugas kesehatan tentang program
TB Paru.
X X
Melakukan pertemuan antar petugas kesehatan dengan
mengundang petugas kesehatan lain yang lebih
berpengalaman
X
3. Menganjurkan kepada
puskesmas untuk menambah
jumlah petugas kesehatan dan
kader di Puskesmas.
Mengajukan proposal kepada pemerintah daerah setempat
mengenai penambahan jumlah petugas kesehatan di
Puskesmas
X
Mengajukan proposal kepada kepala Puskesmas mengenai
penambahan jumlah tenaga kerja tidak tetap (honorer) di
Puskesmas
X
Mengajukan permohonan pembentukan kader TB Paru ke
kepala Puskesmas.
X
Rencana pelaksanaan Pemecahan Masalah pada Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan penjaringan ii PERIODE JANUARI –
SEPTEMBER 2012
No.KEPUTUSAN
Bulan
KEGIATAN Februari Juli
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pasien tidak
mendapatkan penjelasan
yang lengkap tentang
penyakit TB Paru
Membuat media berupa pamflet atau poster mengenai TB paru X X
Mengadakan pertemuan antar petugas kesehatan untuk
membahas rencana penyuluhan yang dilakukan secara berkala
X X
Melakukan pertemuan dengan petugas kesehatan yang
berhubungan langsung dengan pasien agar mereka memberikan
informasi yang lengkap mengenai penyakit pasien
X X
2 Meningkatkan
pengetahuan Pengawas
Minum Obat (PMO)
mengadakan pertemuan antara PMO dengan petugas Puskesmas
untuk membahas mengenai pentingnya peran PMO dalam
kesembuhan pasien .
X
No.KEPUTUSAN KEGIATAN
Bulan
Februari Juli
1 2 3 4 1 2 3 4
3 Menambah jumlah
petugas kesehatan di
Puskesmas
Mengajukan proposal kepada
pemerintah daerah setempat mengenai
penambahan jumlah petugas kesehatan
di Puskesmas
X
Mengajukan proposal kepada kepala
Puskesmas mengenai penambahan
jumlah tenaga kerja tidak tetap
(honorer) di Puskesmas
X
Mengajukan permohonan
pembentukan kader TB Paru ke kepala
Puskesmas.
X
SIMPULANDidapatkan 6 masalah yang teridentifikasi sehingga didapatkan dua prioritas masalah selama periode Januari s/d September 2012, antara lain :
•Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan periode Januari – September 2012 sebesar 18% kurang dari target 52.5%.
•Angka konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kamal Muara periode Januari – September 2012 sebesar 25 % kurang dari target > 60%.
Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Penjaringan Periode Januari – September 2012 Sebesar 18% Kurang dari
Target 52.5%
Akar penyebab masalah yang paling dominan yaitu :
• Petugas kesehatan belum berpengalaman dalam program TB paru
• Kurangnya petugas kesehatan di Puskesmas• Kurangnya penyuluhan yang diberikan oleh
petugas kesehatan dan kader
Angka Konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kamal Muara Periode Januari – September 2012 Sebesar 25% Kurang dari Target >
60%
Akar penyebab masalah yang paling dominan yaitu :
• Pasien tidak mendapatkan penjelasan yang lengkap tentang penyakit TB Paru
• Kurangnya kepedulian dari Pengawas Minum Obat (PMO)
• Kurangnya petugas kesehatan di Puskesmas
SARAN
• Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut disarankan atau direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Penjaringan sebagai berikut:
• Meningkatkan sosialisasi program TB paru pada petugas kesehatan.
• Menambah jumlah petugas kesehatan di Puskesmas.
• Meningkatkan intensitas dan kualitas penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan kader.
Angka Konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kamal Muara Periode Januari – September 2012 Sebesar 25% Kurang dari Target >60%
• Memberian penjelasan yang lengkap kepada pasien tentang penyakit TB Paru.
• Meningkatkan pengetahuan Pengawas Minum Obat (PMO)
• Menambah jumlah petugas kesehatan di Puskesmas.
Terima Kasih