PPT Jurnal BM Trauma

15
VAIBHAV SAHNI MAHARISHI MARKANDESHWAR COLLEGE OF DENTAL SCIENCES & RESEARCH, MULLANA, AMBALA, HARYANA 133203, INDIA INJURY (2016) MAXILLOFACIAL TRAUMA SCORING SYSTEMS Khairani M. Hafif Aprilianto Shella Cahya Wijaya Tasya Shakina Kelompok A 2011 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

description

BM Trauma

Transcript of PPT Jurnal BM Trauma

Page 1: PPT Jurnal BM Trauma

VA I B H AV SA H N IM A H A R I S H I M A R KA N D ES H WA R C O L L E G E O F D E N TA L

S C I E N C ES & R ES E A R C H , M U L L A N A , A M B A L A , H A RYA N A 1 3 3 2 0 3 , I N D I A

I N J U RY ( 2 0 1 6 )

MAXILLOFACIAL TRAUMASCORING SYSTEMS

K h a i r a n iM . H a fi f A p r i l i a n t o

S h e l l a C a h y a W i j a y aTa s y a S h a k i n a

K e l o m p o k A 2 0 1 1Fa k u l t a s K e d o k t e r a n G i g i

U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a

Page 2: PPT Jurnal BM Trauma

PENDAHULUAN

Pengukuran keparahan cedera menentukan prognosis, hasil pengobatan dan akibat dari cedera. Dipakai dalam insiden yang melibatkan triase.

Sistem penilaian trauma maksilofasial yang spesifik membantu dokter dalam klasifikasi serta penilaian dari cedera.

Jurnal ini membahas evolusi sistem penilaian trauma maksilofasial, keuntungan dan kerugiannya.

Page 3: PPT Jurnal BM Trauma

Cooter David Score

Sistem skor tertua, dikenalkan tahun 1989

Sistem alpha numerik / peta membagi wilayah kraniofasial menjadi 10 zona anatomi utama bilateral.

Setiap zona utama dibagi zona kecil skor numerik

Pengguna menilai sendiri (0-3) pada berbagai zona kecil tergantung dari pola fraktur

Skor maksimum zona utama yaitu 5

Keuntungan : Satu-satunya sistem yang

memiliki komponen tengkorak Inovatif Sederhana, mudah

direproduksi, mencakup keseluruhan tulang gangguan kraniofasial

Kerugian : Pembatasan zona minor Penambahan komponen

tengkorak mengalihkan perhatian pengguna dari area maksilofasial

Page 4: PPT Jurnal BM Trauma

Facial Injury Severity Scale (FISS)

Dikenalkan tahun 2006 oleh Bagheri et al.

Keuntungan : Membantu tim trauma menilai

perluasan cedera wajah Perhitungan mudah

Kerugian : Tidak dirancang untuk digunakan

oleh ahli bedah maksilofasial Bukan indikator modalitas

pengobatan Tidak menyertakan mandibular

angle, parasymphysis, lantai orbital, atau dinding medial.

Tidak membedakan fraktur displaced, undisplaced, comminuted, atau grossly comminuted dengan kehilangan jar. lunak

Page 5: PPT Jurnal BM Trauma

Maxillofacial Injury Severity Score (MFISS)

Dikenalkan tahun 2006 oleh Zhang et al.

Membatasi evaluasi luka pada area maksilofasial terlepas dari cedera tubuh lainnya.

Standar AIS-90 (abbreviated injury scale) + 3 parameter fungsi maksilofasial dari ISS (injury severity score) : malocclusion (MO), limited mouth opening (LMO) dan facial deformity (FD)

Rumus :

Keuntungan : Korelasi signifikan tinggi

antara skor MFISS dan hari inap di rumah sakit serta konsumsi sumber daya medis

Kerugian : Gagal untuk memperhitungkan

tulang frontal dan patah tulang orbital

Tidak memperhitungkan semua pola trauma wajah

Parameter fungsional, seperti batasan membuka mulut dan maloklusi, tidak dapat diperoleh secara retrospektif

Page 6: PPT Jurnal BM Trauma

Maxillofacial Injury SeverityScore (MFISS)

AIS-90 standard for facial injury scale (exclusive of eye and ear). LMO: limited mouth opening; MO: malocclusion; FD: facial deformity.

Page 7: PPT Jurnal BM Trauma

Facial Fracture Severity Score (FFSS)

Dikenalkan tahun 2010 oleh Catapano et al.

Nilai numerik dari 41 situs anatomi maksilofasial. Dinilai secara individual dari 0 sampai 3 tergantung pada kehadiran fraktur, derajat perpindahan, dan kehilangan tulang.

Serupa dengan Cooter David Score

Tidak membatasi nilai, skor maksimal 123.

Keuntungan : Paling intuitif dan mudah

digunakan Sederhana

Kerugian : Penambahan komponen

tengkorak mengalihkan perhatian pengguna dari area maksilofasial

Page 8: PPT Jurnal BM Trauma

ZS Model

Model colour-coded untuk

fraktur wajah dan dentoalveolar

Pola frakturComminution

sebagai penentu skor akhir

Cedera segmental diperhitungkan

Tidak mempertimbangk

an Kranial dan Jaringan Lunak

Page 9: PPT Jurnal BM Trauma

Perhitungan ZS Model

Penentuan komponen fraktur

Penentuan keparahan: kominutif,

displaced, crack, atau avulsi

Fragmen fraktur kominutif > 7

diperhitungkan

Aplikasi akan menghitung skor secara otomatis

Ringkasan akan ditampilan pada

hasil akhir

Page 10: PPT Jurnal BM Trauma

PEMBAHASAN

Page 11: PPT Jurnal BM Trauma

Trauma Scoring System

“Domain of Validity”

Mencapai tujuan spesifik dalam diagnosis

Page 12: PPT Jurnal BM Trauma

Penilaian Keterlibatan Jaringan Lunak

Kedalaman Struktur yang terlibat

Keterlibatan benda asing

Wilayah potensial berbahaya di

wajah

Page 13: PPT Jurnal BM Trauma
Page 14: PPT Jurnal BM Trauma
Page 15: PPT Jurnal BM Trauma

KESIMPULAN

Sistem klasifikasi trauma klasik memiliki banyak kekurangan

Terutama kasus fraktur kominutif besar

Sistem baru: cepat, sederhana, dan mudah