Ppt Fitokimia Isolasi Rhei Radix (1)

download Ppt Fitokimia Isolasi Rhei Radix (1)

of 45

Transcript of Ppt Fitokimia Isolasi Rhei Radix (1)

ANALISIS FITOKIMIA TANAMAN OBATRhei radix (Akar Kelembak)

Disusun oleh :

Seni Astri Yuliana Aidil Noviansyah Pranita Kusumawarni Widi Wijayakusuma Robby Oktabaren Ika Novia NF Nurbani Lestari Cahyani Putri W

260110080096 260110080097 260110080099 260110080100 260110080101 260110080102 260110080103 260110080104

Tujuan percobaan

Melakukan isolasimetabolit skunder (rhein) dari rhei radix dengan metode reflux, ekstraksi cair- cair dan gabungan kromatografi

PRINSIP PERCOBAAN

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Like disolve like Ekstraksi Soxhletasi Ekstraksi cair- cair Koefisien distribusi Kromatografi lapis tipis

Distribusi partisiMigrasi differensial

7. Kromatografi kolom 8. Kromatografi lapis tipis dua arah

Adsorpsi

Rhei radix Akar kelembak adalah akar Rheum officinale Baillon., suku Polygonaceae

MONOGRAFI

Pemerian Warna kuning kecokelatan, bau khas aromatik, rasa agak pahit, agak khelat Makroskopik Potongan padat, keras, berat, bentuk hampir silindris, serupa kerucut atau bentuk kubus cekung, pipih atau tidak beraturan, kadang berlubang, panjang 5 cm sampai 15 cm, lebar 3 cm sampai 10 cm, permukaan yang terkupas agak bersudut-sudut, umunya diliputi serbuk berwarna kuning kecoklatan terang, bagian dalam berwarna putih keabuan dengan garis-garis coklat kemerahan

monografi Mikroskopik Pada penampang melintang akar tampak jaringan gabus, berdinding tipis, bentuk segi empat memanjang letaknya teratur. Sel parenkim korteks berdinding tipis, berisi butir pati, bentuk bundar atau etengah bundar mempunyai hilus, tunggal atau berkelompok, juga terdapat kristal kalsium oksalat bentuk roset besar dan tersebar. Floem terdiri dari sel parenkim floem dan lebih kecil dari sel parenkim korteks, jari-jari empulur terdiri dari 1 sampai 2 lapis sel. Endodermis terdiri dari 1 sampai beberapa lapis sel berdinding tipis, pada parenkim floem juga terdapat butir pati dan kristal kalsium oksalat bentuk roset besar. Xilem terdiri dari sel parenkim xilem berdinding tipis, berisi butir pati dan kristal kalsium oksalat besar, tarkea bernoktah, jari-jari empulur terdiri dari 1 sampai 2 baris

monografi Serbuk Warna coklat. Fragmen pengenal adalah jaringan gabus, parenkim dengan kristal kalsium oksalat bentuk roset besar, parenkim dengan jari-jari empulur, tarkea dengan penebalan bentuk Y, kristal kalsium oksalat besar dan butir pati

monografi monografi Kandungan Secara umum tanaman ini mengandung kandungan : Asam Krisofat,krisofanin,rien-emodin,aloe-emodin, reokristin, alizarin, glukogalin,tetrazin, katekin, saponin, tannin 11,80%,amilum dan kuinon. Setiap bagian bagian tubuhnya mengandung zat2 kimia yang berbeda; Akar dan daunnya mengandung flavonoida, di samping itu akarnya juga mengandung glikosida Reumemodin, krisofanol,rafontisin , rhein, dan saponin, sedangkan daunnya sendiri mengandung polifenol ,Antraglikosida dan frangula-emodin.Pada batangnya mengandung asam Krisofhanat ,Emodian dan Rhein

RheinMolecular Formula C15H8O6 Molecular Weight 284.22 Density 1.687g/cm3 Melting Point > 300 C

rhein

Rhein (1,8-dihydroxyanthraquinone-3-carboxylic acid) adalah suatu senyawa yang ditemukan dalam keadaan bebas sebagai glukosida di dalam spesies Rheum, daun Senna dan juga pada beberapa tanaman pada spesies Cassia. Rhein termasuk ke dalam golongan Kuinon. Rhein saat ini menjadi topik pembahasaan yang menarik karena manfaatnya sebagai antiviral, antitumor dan antioksidan. Selain itu Rhein juga berfungsi sebagai senyawa awal untuk sintesis diacerein derivatif yang memiliki efek antiinflamasi dan berguna dalam pengobatan osteoarchritis

Manfaat dan khasiatTanaman ini memiliki manfaat: 1. Purgatif 2. Antipiretik 3. Antispamodik 4. stomakikantimutagen, tonik, astringent, antiinflammatory, antikolesterol, antiseptic, antihipertensi antitumor dan antioksidan. Banyak digunakan untuk memudahkan air besar dan sebagai pencahar

Alat refluks Beaker glass Bejana KLTBotol vial Cawan penguap Cawan petri Gelas ukur Kertas saring whatman Kromatografi cair vakum

Mortir dan stamper Pelat silika gel Penggaris Piknometer Pipa Kapiler Pipet tetes Rotavapor Spektroskopi UV 254 dan 366 nm Timbangan digital

Prosedur Ekstraksi Simplisia halus labu dasar bundar + etanol 70 % sampai 2/3 labu + batu didih pasang kondensor nyalakan heating mantle refluks 2-3 jam dipekatkan dengan rotavapor

Prinsip Refluks

Uap pelarut etanolterkondenasasi dalam kondensor menjadi molekulmolekul cairan pelarit etanolturun kembali menuju labu als bulat menyari kembali simplisia rhei radix di dalam labu alas bulat berlangsung secara berkesinambungan sampai didapat penyarian yang sempurna 3 jam filtrate yang diperoleh di tampung dalam botol lakukan pemekatan dengan rotavapor

Fungsi Penggerusan

- Memperluas permukaan interaksi antara etanol dengan permukaan simplisia - Untuk memecah dinding sel etanol masuk ke dalam sel mengekstraksi lebih banyak metabolit sekunder

Fungsi Batu didih

Mencegah bumping/letupan punya pori-pori (batu didih)

Fungsi Kondensor

Sebagai Pendingin

Pemeriksaan OrganoleptisHasil Bentuk : Cairan kental Warna : Coklat kehitaman Bau : Khas Rasa : Pahit

Rendemen Ekstrak20 ml hasil rotavapor letakkan di cawan penguap uapkan di waterbath sampai berat konstan

Rendemen (%) = Berat ekstrak total x 100 % Berat simplisia

Hasil : 8,43 %

Pembagian Hasil Refluks

Disimpan sebagai ekstrak cair : -untuk KLT -untuk Penentuan bobot jenis

Dilakukan pemekatan dengan rotavapor

Tuj ua n Ev ap or asi menghilangkan pelarut dan kadar air yang masih terdapat dalam ekstrak

Alat pemekat/pengental ekstraktekanan berbanding lurus dengan suhuKondensor merubah uap menjadi cairdigunakan waterbath untuk suhu sampai 500 CSuhu optimum menjaga kandungan ekstrakada vacuum tekanan rendahtekanan didih pelarut turun 5-10oCLakukan pemutaranPanas yang didapatkan merata ke seluruh ekstrak cairDigunakan air sebagai bahan proses penetrasiagar peraut dapat berpenetrasi ke dalam sel.

Prinsip Rotavapor

Hasil

Bobot jenis ekstrakPiknometer ditimbang dalam keadaan kosong Isi dengan air dan ditimbang ulang Tetapakan kerapatan air Kosongkan piknometer,isi dengan ekstrak Timbang piknometer Bobot jenis ekstrak = kerapatan ekstrak kerapatan air

HASILBerat Piknometer kosong Berat piknometer + air Berat air Volume piknometer Kerapatan air Berat piknometer + ekstrak Voleme piknometer Berat ekstrak Kerapatan ekstrak Bobot jenis ekstrak : 14,62 g : 24,35 g : 9.73 g : 9,73 ml : 1 g/ml : 22.80 g : 9,73 ml : 8,14 g : 0.836 g : 0.836 g

Penetapan kadar air ekstrak Ekstrak kental Masukkan dalam labu + 200 ml toluene toluen dituangkan dalam labu penerima melalui alat pendingin panaskan selama 15 menit suling dengan kecepatan 2 tetes/detik dinaikkan jadi 4tetes/detik diamkan di suhu kamar hitung kaadar air Hasil : 20 % v/b Volume air:0,4 ml

Hasil Berat ekstrak uji Volume air

: 2 gram : 0,4 ml

Semakin kecil kadar air dalam suatu ekstrak maka semakin bagus, Ini artinya bahwa ekstrak yang didapatkan mendekati murni.

Kromatografi Lapis Tipis

Siapkan plat silika gel 10 x 2 cm Beri tanda batas atas dan batas bawah Siapkan larutan pengembang I. etil asetat : metanol : air = 100 : 13,5 : 10 II. N-hekasan : etil asetat = 10 : 1 Bejana dijenuhkan Totolkan fraksi pada plat silika gel Tempatkan dalam bejana yang telah dijenuhkan

Setelah mencapai batas atas,angkat plat Semprot dengan penampang bercak Amati di bawah sinar tampak, uv 254 nm dan 366 nm Hitung Rf

PENGAMATAN No. bercak Rf Sinar tampak Kuning Coklat Ungu Kuning Kuning kecoklatan UV 254 nm Biru tua Ungu Coklat Hijau coklat UV 366 nm Hijau muda Hijau Hitam Hitam Pink KOH 5% Coklat tua Coklat muda Coklat merah Merah Merah tua kecoklatan

1 2 3 4 5

0,075 0,15 0,15 0,625 1

Dinamolisis

Kertas saring Whatman berdiameter 10 cm Dilubangi tengahnya dan diberi sumbu 20 ml ekstrak cair dituang k cawan petri biarkan sampai terjadi difusi sirkular 10 menit

Dina molisi s???

mengetahui kualitas ekstrak dilihat dari sifat fisik dan kandungan kimianya

Pola Dinamolisis

Diameter 1 : 4.5 cm ; warna kuning muda Diameter 2 : 6,4 cm ; warna kuning tua kecoklatan Diameter 3 : 7,9 cm ; warna kuning muda

Kromatografi cair vakum

Peparasi kolomKolom d= 5 cm p=10 cm Bilas dengan n-heksan Lapisi bagian dasar dengan kertas saring whatman Masukkan silica gel dengan merata Elusi dengan n-heksan sampai tetsan konstan

Kromatografi sampel

Gerus homogen ekstrak hasil rotavapor dengan silika gel (1:1) Masukkan dalam kolom Elusi dengan berbagai perbandingan eluen (nhekasan :etil asetat) Tampung setiap hasil di botol yang berbeda Lakukan KLT kembali

Gambar fraksi sinar tampak

Pengamatan No Bercak Rf Sinar Tampak UV 254 nm UV 366 nm H2SO4 10 % Coklat orange ungu Coklat keunguan coklat

3

0,56

kuning

Kuning jingga

ungu

4

0,56

Kuning

Kuning jingga

Ungu

5 6

0,56 0,56

Kuning Kuning agak jingga

Kuning jingga Kuning jingga

Ungu Ungu

Pengeringan fraksiDari hasil KLT didapat fraksi yang mengandung Rhein Tuangkan fraksi 3,4,5,6 dalam cawan penguap Keringkan diatas waterbath Kerok fraksi kering Letakkan dalam botol vial

Hasil : fraksi berwarna kuning kering bebas pelarut

Preparasi pelat Bersihkan pelat kaca dengan aseton Kaca disusun diatas alat desaga Buat bubur silika dalam labu erlenmeyer (25 gram silika + 50 ml air) kocok homogen Tuangkan dalam tabung desaga,balik dan ratakan Biarkan kering 10-20 menit Masukkan dalam oven t=110-120 c selama 1-2 jam

Kromatografi preparatif

Kromatografi sampel

Beri tanda batas atas dan batas bawah Totolkan fraksi kering 3-5 kali sampai terbentuk pita Masukkan dalam bejana yang telah jenuh Amati perambatan pita hingga pelarut mencapai batas atas Amati dibawah sinar tampak, sinar uv 254 nm, dan 366 nm Kerok pita yang mengindikasikan adanya Rhein

Gambar Isolat sinar tampak

Gambar Isolat UV 254 nm

Gambar Isolat UV 366 nm

Kromatografi 2 DimensiJenuhkan bejana Pengembang 1= etil asetat : metanol : air (100:13,5:10) Pengembang 2= n-Heksan :etil asetat (10:1) Siapkan pelat KLT 5x5 cm Totolkan hasil kerokan KLT Preparatif pada 1 sudut Letakkan di dalam bejana berisi pengembang 1 Amati perambatan spot hingga mencapai batas atas Amati dibawah sinar tampak,sinar uv 254 nm dan 366 nm

Hasil : ada 2 spot yang tampak isolat tidak murni

Putar pelat KLT 90 Letakkan di bejana berisi pengembang 2 Amati perambatan spot hingga mencapai batas atas Amati dibawah sinar tampak,sinar uv 254 nm dan 366 nm

Gambar KLTDimensi Gambar KLT 2 2 Dimensi