PPT Case Report Sinusitis

42
LAPORAN KASUS “SINUSITIS” Oleh Nama: Fitri Larasati NIM : 2010730136 Pembimbing : dr. Hj. Suginem Mudjiantoro, SpRad (K) ONK. Rad STASE RADIOLOGI RSIJ PONDOK KOPI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2015

description

rad

Transcript of PPT Case Report Sinusitis

LAPORAN KASUS SINUSITIS

LAPORAN KASUSSINUSITISOlehNama:Fitri LarasatiNIM:2010730136

Pembimbing : dr. Hj. Suginem Mudjiantoro, SpRad (K) ONK. Rad

STASE RADIOLOGI RSIJ PONDOK KOPIFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA2015

Nama:An. Rifaisha SUsia:10 tahunPekerjaan:Siswa SDAlamat:Duren sawit, Jakarta.Agama:IslamTanggal Masuk:12 Februari 2015

Dilakukan alloanamnesis tanggal 16 Februari 2015IdentitasNyeri telinga kiri sejak 2 hari SMRSKeluhan UtamaIbu pasien mengeluh anaknya merasakan nyeri pada telinga kiri sejak 2 hari SMRS, nyeri dirasakan tiba-tiba dan menjalar ke pipi sebelah kiri. Nyeri dirasakan memberat ketika pasien membuka rahangnya, semakin lama nyeri dirasakan mengganggu hingga pasien tidak bisa tidur. Keluhan nyeri telinga kiri disertai dengan sakit kepala, lesu dan kepala terasa pusing. Keluhan nyeri menelan juga dirasakan pasien sejak 3 hari sebelum masuk RS. 5 hari sebelum berobat ke poli THT pasien menderita pilek, keluhan ingus sering tertelan ibu pasien tidak tahu. Pasien terkadang merasa sesak setelah melakukan aktivitas olahraga di sekolah. Demam, hidung tersumbat, batuk, penciuman berkurang dan napas berbau disangkal.

Riwayat Penyakit SekarangSebelumnya belum pernah merasakan keluhan seperti iniOs mengalami flu kurang lebih 5 hari yang lalu sebelum berobat ke poli THTRiwayat Asma disangkal.

Riwayat Penyakit DahuluTidak ada yang menderita keluhan serupa.Kakek dan tante pasien menderita penyakit asma.Riwayat Penyakit KeluargaIbu pasien memberikan obat actifed saat pasien pilek, dan pilek membaik ketika diberikan obat tersebut. Untuk keluhan saat ini ibu pasien tidak memberikan obat apapun.

Riwayat PengobatanTidak ada alergi obat, debu, makanan, cuaca, dan lain-lain.Riwayat AlergiPasien makan sehari 3 kali, ibu pasien selalu membawakan makanan untuk bekal sekolah. Pasien jarang mengkonsumsi jajanan ciki, namun setiap hari selalu mengonsumsi air es.

Riwayat PsikososialKeadaan Umum:Tampak sakit ringanKesadaran:CMTanda VitalNadi: 88 x/menitRespiration Rate: 20 x/menitSuhu: 36.6 oCStatus Antopometri:BB: 49 kgTB:145 cmIMT:23.33Kesan :Berat badan berlebih Pemeriksaan FisikKananTelingaKiriNormotiaBentuk telinga luarNormotia(-)Serumen(-)(-)Sekret(-)IntakMembrane timpaniIntakBaikUji pendengaran: Gesekan jariBaikLiang telinga KananHidungKiriTidak adaDeformitasTidak ada(+)Nyeri tekan dahi(+)(+)Nyeri tekan pipi(+)Agak sempitCavum nasiSempitHiperemisMukosaHiperemisTidak adaSekretAda (kental bening)Hidung FaringMukosa faringTidak hiperemisDinding faringTidak hiperemisUvulaDitengahMukosa tonsilHiperemisUkuran tonsilT3-T3Tenggorokkan Foto Sinus ParanasalTampak perselubungan kedua sinus mandibularis dan kedua ethmoidalis terutama kanan. Septum nasi masih relatif ditengah. Tampak penebalan dinding nasofaring. Sinus paranasal lainnya masih tampak cerah

Kesan :Sinusitis maksilaris bilateral dan ethmoidalis terutama kanan.Hipertrofi adenoid.Pemeriksaan Penunjang

An.R usia 10 tahun datang dengan keluhan nyeri pada telinga kiri menjalar ke pipi sejak 2 hari SMRS, keluhan disertai pusing, sakit kepala, sesak setelah berolahraga, lesu dan nyeri menenalan. 5 hari SMRS pasien menderita pilek. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan dahi (+/+), nyeri tekan pipi (+/+), cavum nasi (agak menyempit/menyempit), mukosa hidung hiperemis (+/+), sekret (-/+ ), mukosa tonsil hiperemis, ukuran tonsil T3-T3. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan perselubungan kedua sinus mandibularis dan kedua ethmoidalis terutama kanan, septum nasi masih relatif ditengah, tampak penebalan dinding nasofaring, sinus paranasal lainnya masih tampak cerah. Kesan Sinusitis maksilaris bilateral dan ethmoidalis terutama kanan dan hipertrofi adenoid.

Resume Berikan antibiotik dan dekongestan Tujuan terapi sinusitis ialah: 1) mempercepat penyembuhan2) mencegah komplikasi3) mencegah perubahan menjadi kronik.Terapi Tinjauan PustakaSINUS PARANASAL

Ada 4 sinus paranasal :Sinus Maksila Sinus Etmoid Sinus Frontal Sinus Sphenoid

Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)Sebagai penahan suhu (thermal insulators)Membantu keseimbangan kepalaMembantu resonansi suaraSebagai peredam perubahan tekanan udaraMembantu produksi mukus untuk membersihkan rongga hidungFungsi Sinus ParanasalSinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal. Umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut rinosinusitisPenyebab utamanya ialah selesma (common cold) yang merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi bakteriDefinisi SinusitisSinusitis akut batas sampai 4 mingguSinusitis subakut antara 4 minggu sampai 3 bulanSinusitis kronik jika lebih dari 3 bulanKlasifikasi Sinusitis

Patogenesis SinusitisISPA akibat virusBermacam rinitis terutama rinitis alergi, rinitis hormonal pada wanita hamilPolip hidungKelainan anatomi seperti deviasi septum atau hipertrofi konkaSumbatan kompleks ostio-meatal (KOM)Infeksi tonsil, infeksi gigi, kelainan imunologik, diskinesia siliaFaktor Predisposisi SinusitisHidung tersumbatNyeri/rasa tekanan pada mukaIngus purulen, yang seringkali turun ke tenggorok (post nasal drip)Dapat disertai gejala sistemik seperti demam dan lesuGejala Klinis SinusitisDiagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjangPemeriksaan fisik dengan rinoskopi anterior dan posterior, pemeriksaan naso-endoskopi sangat dianjurkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan diniPemeriksaan penunjang yang penting adalah foto polos atau CT scan. Foto polos posisi Waters, PA dan lateral. Kelainan akan terlihat perselubungan, batas udara-cairan (air fluid level) atau penebalan mukosaDiagnosis SinusitisPosisi Waters

26Posisi Caldwell/PA

27Posisi Lateral

28Contoh Sinusitis Maksilaris

Haller cellBiasanya berada di bawah orbita, pada atap sinus maksilla yang merupakan pneumatisasi selula ethmoidalis yang diproyeksikan sepanjang atap medial sinus maksilla.Variasi anatomi

Cellula agger nasi. Terletak pada os lacrimalis di sebelah anterior dan superior terhadap persimpangan antara concha nasalis media dengan dinding nasal (sering dideskripsikan sebagai penonjolan pada dinding nasus lateral dimana concha nasalis media melekat). Ini dapat menyerang tulang lacrimal dan prosesus asending dari maksilaris

Bulla ethmoid. Merupakan sel ethmoid yang paling besar dengan derajat pneumatisasi yang bervariasi dan dapat mencapai ukuran yang sangat besar sehingga dapat menyebabkan prosessus unsinatus melekuk ke medial dan ke anterior, sehingga dapat mengganggu ventilasi sinus karena menyempitkan meatus media dan infundibulum.

Konka bulosa (konka medial yang berisi udara). Merupakan pneumatisasi konka media yang terlibat sebagai factor etiologi yang mungkin dalam kekambuhan sinusitis kronik. Hal ini dikarenakan pengaruh negatif pada ventilasi sinus paranasal dan pembersihan mukosiliar pada daerah meatus medial.

Septum deviasi. Merupakan deformitas sekat hidung yang dapat terjadi pada bagian tulang, tulang rawan atau keduanya yang membuat sekat hidung tampak tidak lurus sehingga rongga hidung di satu sisi lebih luas daripada sisi lainnya.

Konka media paradoks. Merupakan konka media yang arahnya terbalik. Kurvatura mayor dari konka media yang terproyeksi secara lateral, hingga menyebabkan penyempitan meatus media.

Tujuan terapi sinusitis ialah : 1) mempercepat penyembuhan; 2) mencegah komplikasi; dan 3) mencegah perubahan menjadi kronikPrinsip pengobatan ialah membuka sumbatan di KOM sehingga drainase dan ventilasi sinus-sinus pulih secara alamiAntibiotik dan dekongestan merupakan terapi pilihan pada sinusitis akut bakterialPenatalaksanaan SinusitisBaik bila sudah diberikan pengobatan yang adekuat

Prognosis SinusitisAnalisa KasusSINUSITIS KASUS Keluhan:Hidung tersumbat disertai nyeri/rasa tekanan pada muka dan ingus purulen, yang seringkali turun ke tenggorok (post nasal drip). Dapat disertai gejala sistemik seperti demam dan lesu.Keluhan:Nyeri telinga kiri menjalar ke pipi kiri dan memberat ketika rahang dibuka, ingus sering tertelan tidak diketahui. Ibu pasien mengeluh anaknya menjadi lesu, demam (-), Keluhan nyeri atau rasa tekanan di daerah sinus yang terkena.Nyeri pipi menandakan sinusitis maksilarisNyeri di antara atau di belakang ke dua bola mata menandakan sinusitis etmoidalis Nyeri di dahi atau seluruh kepala menandakan sinusitis frontalisPada sinusitis sfenoid, nyeri dirasakan di verteks, oksipital, belakang bola mata dan daerah mastoid.Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan dahi (+/+), nyeri tekan pipi (+/+), cavum nasi (agak menyempit/menyempit), mukosa hidung hiperemis (+/+), sekret (-/+ ), mukosa tonsil hiperemis, ukuran tonsil T3-T3.SINUSITISKASUS Gejala lain adalah sakit kepala, hiposmia/anosmia, halitosis, post-nasal drip yang menyebabkan batuk dan sesak pada anak.Keluhan nyeri telinga kiri disertai dengan sakit kepala dan kepala terasa pusing. Keluhan nyeri menelan juga dirasakan pasien sejak 3 hari sebelum masuk RS. 5 hari sebelum berobat ke poli THT pasien menderita pilek, keluhan ingus sering tertelan ibu pasien tidak tahu. Pasien terkadang merasa sesak setelah melakukan aktivitas olahraga di sekolah.Posisi Waters terutama untuk melihat adanya kelainan di sinus maksila, frontal dan etmoid. Posisi postero-anterior untuk menilai sinus frontal dan posisi lateral untuk menilai sinus frontal, sfenoid, dan etmoid. Kelainan akan terlihat perselubungan, batas udara-cairan (air fluid level) atau penebalan mukosa.Pada foto sinus paranasal pasien ditemukan perselubungan kedua sinus mandibularis dan kedua ethmoidalis terutama kanan, septum nasi masih relatif ditengah, tampak penebalan dinding nasofaring, sinus paranasal lainnya masih tampak cerah. Kesan Sinusitis maksilaris bilateral dan ethmoidalis terutama kanan dan hipertrofi adenoid.Diagnosis sinusitis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang .Pemeriksaan penunjang yang penting adalah foto polos atau CT scan. Foto polos posisi Waters, PA dan lateral, umumnya hanya mampu menilai kondisi sinus-sinus besar seperti sinus maksila dan frontal.

KESIMPULAN Wassalamualaikum Wr. Wb.

SEKIAN