PPT 4 klp 4

download PPT 4 klp 4

of 21

description

ppt 4

Transcript of PPT 4 klp 4

  • Kelompok 4Teriakan Tengah Malam

  • Laporan Kasus

    Nona Ika, 21 tahun datang ke IGD tengah malam diantar ibunya dengan keluhan mengigau, teriak-teriak, kedua kaki nyeri dan lemah/tidak kuat untuk berjalan sendiri. Ibunya mengatakan bahwa sebelum memperlihatkan keanehan ini mengalami pusing dan tidak enak badan, BAB 4-5 kali/hari dengan konsistensi cair. Sejak 4 hari yang lalu, pasien demam, makan sedikit sekali karena merasa mual disertai muntah. Putrinya mulai mengigau memanggil-manggil almarhum neneknya dan berteriak ada temannya yang berniat menjahati dirinya.Nn. Ika mengatakan bahwa dirinya tidak sakit, memang benar melihat neneknya yang sudah meninggal datang berkali-kali, namun hanya mendatanginya dan tidak mau diajak bicara. Teman kerjanya iri pada dirinya dan selalu menceritakan akan mencelakainya.

  • Terminologi Mengigau (Somniloquy)Kebiasaan berbicara dalam tidur merupakan gejala orang yang tidur tidak dalamDiareBAB lebih dari 3x/hari dengan konsistensi cairDemam= febrisKenaikan suhu tubuh diatas 38C dapat diakibatkan penyakit infeksi dan non infeksi contohnya dehidrasi, pemakaian obat, dllHalusinasi visualPersepsi palsu yang melibatkan penglihatanbaik suatu citra yang berbentuk (contohnya seseorang) maupun citra yang tidak berbentuk (seperti kilatan cahaya), sering ditemukan pada beberapa gangguan medisParanoidPerilaku yang ditandai dengan waham kebesaran atau waham kerja tersistematisasi

  • HipotesisDemam TifoidGangguan Pencernaan lainnyaIntoksikasi Amfetamin

  • Etiologi DeliriumAlkohol, obat-obatan dan bahan beracunEfek toksik dari pengobatanKadar elektrolit, garam dan mineral (misalnya kalsium, natrium atau magnesium) yang tidak normal akibat pengobatan, dehidrasi atau penyakit tertentu.Infeksi akut disertai demamHidrosefalus bertekanan normal, yaitu suatu keadaan dimana cairan yang membantali otak tidak diserap sebagaimana mestinya dan menekan otak.Hematoma subdural, yaitu pengumpulan darah di bawah tengkorak yang dapat menekan otak.Meningitis, ensefalitis, sifilis (penyakit infeksi yang menyerang otak).Kekurangan tiamin dan vitamin B12Hipotiroidisme maupun hipotiroidisme3.Tumor otak (beberapa diantaranya kadang menyebabkan linglung dengan gangguan ingatan)Patah tulang panggul dan tulang-tulang panjang.Fungsi jantung atau paru-paru yang buruk dan menyebabkan rendahnya kadar oksigen atau tingginya kadar karbon dioksida di dalam darahStroke

  • Patofisiologi DeliriumDefisiensi neurotransimter asetilkolin sering dihubungkan dengan sindrom delirium. Penyebabnya antara lain : Gangguan metabolisme oksidatif diotak yang dihubungkan dengan hipoglikemi dan hipoksia. Faktor lain yang berperan adalah meningkatnya sitokin otak pada penyakit akut. Gangguan atau defisiensi asetilkolin maupun meningkatnya asetilkolin sitokin akan menganggu transduksi signal neurotransmiter serta second mesenger sistem.

  • Etiologi NyeriFraktur adalah penyebab umum nyeri kaki, dan terjadi bila ujung saraf dalam jaringan yang mengelilingi tulang (periosteum) mengirim pesan nyeri ke otakStrain adalah cedera pada tendon atau otot, sementara sprains atau terkilir adalah cedera pada ligamenCompartment syndrome Merupakan kondisi ketika terjadi peningkatan tekanan dan pembengkakan yang mempengaruhi kompartemen (ruang terbatas), pembuluh darah, saraf dan mungkin juga tendon yang berjalan melalui kompartemen yang terpengaruhNeuropati perifer Kondisi ini mengacu pada masalah dengan fungsi saraf di luar tulang belakang, seperti di kaki. Gejala termasuk nyeri terbakar (terutama ketika berbaring), masalah dengan refleks, mati rasa, kesemutan, dan kelemahan.Kram otot Kondisi ini mungkin sangat menyakitkan dan dapat memiliki banyak penyebab, peregangan yang tidak benar, ketidakseimbangan elektrolit, resiko perubahan besar dalam suhu, atau dehidrasi.

  • Patofisiologi NyeriNyeri otot yang dirasakan pasien ini disebabkan oleh keadaan ketidak seimbangan elektrolit yang disebabkan oleh diare. Pada saat diare akut,tubuh akan kehilangan banyak cairan yang menyebabkan keseimbangan elektrolit dalam darah terganggu. Perubahan kadar Na dan K akan menyebabkan eksitabilitas membran,keadaan tersebut akan menyebabkan munculnya aktifitas ektopik pada serabut saraf C dengan gejala sensasi terbakar atau pada serabut saraf A dengan sensasi kesetrum dan tajam.

  • Etiologi Demam

    InfeksiVaksin,Agen biologis (faktor perangsang koloni granulosit-makrofag, interferon dan interleukin)Jejas jaringan (infark, emboli pulmonal, trauma, suntikan intramuskular, luka bakar)Keganasan (leukemia, limfoma, hepatoma, penyakit metastasis), obat-obatan (demam obat, kokain, amfoterisin B)Gangguan imunologik-reumatologik (lupus eritematosus sistemik, artritis reumatoid)Penyakit radang (penyakit radang usus)Penyakit granulomatosis (sarkoidosis)Ganggguan endokrin (tirotoksikosis, feokromositoma)Ganggguan metabolik (gout, uremia, penyakit fabry, hiperlipidemia tipe 1)

  • Patofisiologi DemamMasuknya pirogen Endogen (IL1,IL2 dan TNF) atau Eksogen pada darah mengenai dinding pembuluh darah disekitar Hipothalamus dan Sel endotel pembuluh darah akan mengeluarkan Asam Arakhidonat atau Prostaglandin E2 dan menembus Sawar Darah menuju Thermoregulator di Hipothalamus Anterior dan memberikan respon suhu yang meningkat.

  • DiagnosisAksis 1 : DeliriumAksis 2 : -Aksis 3 : Demam TyphoidAksis 4 : -Aksis 5 : 71-80 Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll

  • DEMAM TIFOID

  • Epidemiologi Demam tifoid menyerang penduduk di semua negara, terutama negara berkembang dengan higiene pribadi sanitasi lingkungan yang kurang baik.Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia, dan mudah menular dan dapat menyebabkan wabah.

  • Etiologi Salmonella typhiBakteri gram negatif, tidak berkapsul, mempunyai flagela, dan tidak membentuk spora.Masa inkubasi 10-14 hari.Kuman ini memiliki 3 antigen:Antigen O (dari tubuh kuman)Antigen H (flagel kuman)Antigen Vi (simpai kuman)Penularan penyakit ini adalah melalui makanan dan air.

  • F06.2 Gangguan Waham Organik (Lir-Skizofrenia)Pedoman Diagnostik dan Gejala KlinisAdanya penyakit, kerusakan atau disfungsi otak, atau penyakit fisik sistemik yang diketahui berhubungan dengan salah satu sindrom mental yang tercantumAdanya hubungan waktu (dalam beberapa minggu atau bulan) antara perkembangan penyakit yang mendasari dengan timbulnya sindrom mentalKesembuhan dari gangguan mental setelah perbaikan atau dihilangkannya penyebab yang mendasarinyaTidak adanya bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dari sindrom mental ini (seperti pengaruh yang kuat dari riwayat keluarga atau pengaruh stress sebagai pencetus)Adanya waham yang menetap atau berulang (waham kejar)Halusinasi, gangguan proses pikir atau fenomena katatonik tersendiriKesadaran dan daya ingat tidak terganggu

    Sumber : PPDGJ - III

  • Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan Laboratorium meliputi pemeriksaan hematologi, urinalis, kimia klinik, imunoreologi, mikrobiologi, dan biologi molekular. Pemeriksaan ini ditujukan untuk membantu menegakkan diagnosis (adakalanya bahkan menjadi penentu diagnosis), menetapkan prognosis, memantau perjalanan penyakit dan hasil pengobatan serta timbulnya penyulit.

  • Hematologi Hitung leukosit sering rendah (leukopenia), tetapi dapat pula normal atau tinggi. Hitung jenis leukosit: sering neutropenia dengan limfositosis relatif.LED ( Laju Endap Darah ) : MeningkatJumlah trombosit normal atau menurun (trombositopenia).

    UrinalisisProtein: bervariasi dari negatif sampai positif (akibat demam)Leukosit dan eritrosit normal; bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit.

    Enzim hati (SGOT, SGPT) sering meningkat dengan gambaran peradangan

    MikrobiologiUji ini merupakan baku emas (gold standard) untuk pemeriksaan Demam Typhoid/ paratyphoid.

    ImunologiWidal dan ELISA

  • TatalaksanaTerapi suportifTirah baringRehidrasi cairan dengan NaCl 0,9%Edukasi untuk konsumsi makanan lunak, untuk hindari komplikasi peritonitis perfosaTerapi simptomatikAntipiretik : ParacetamolAntiemetik : MetoklopramidTerapi kausatifAntibiotik

  • PrognosisPrognosis : Ad vitam = Bonam Ad functionam = Bonam Ad sanationam = Bonam

  • PencegahanPencegahan : 1.Edukasi Memberi edukasi kepada pasien agar menjaga kebersihan dalam mengkonsumsi makanan dan istirahat yang cukup agar daya tahan tubuh pasien tidak menurun sehingga rentan terkena infeksi. 2.Berdo'a Mendekatkan diri kepada Tuhan agar memperoleh ketentraman jiwa sehingga terhindar dari gangguang mental 3. Gaya hidup Membiasakan gaya hidup sehat untuk meminimalisir terserang infeksi sistemik

  • TERIMA KASIH