pemicu 2 fix klp 4
-
Upload
anna-marthea-v -
Category
Documents
-
view
240 -
download
0
description
Transcript of pemicu 2 fix klp 4
PLENO EVALUASI PROGRAM PUSKESMAS
KELOMPOK IV
Evaluasi Program Pemberantasan DBD di Puskesmas Panarung Palangka Raya Tahun
2013
DevidMita
Ikke
Risa
Gusti
PROFIL PUSKESMAS
Puskesmas Panarung
1. Geografis- Terletak di Jalan Keruing No.25 Kecamatan Pahandut, Palangka Raya.
- Penduduk : 51.859 orang- Luas wilayah kerja : 12.500 m² (mencakup kelurahan panarung, langkai, tanjung pinang). SDM : 68 orang
2. Organisasi puskesmas
Visi dan Misi 1. Mewujudkan puskesmas Panarung yang mandiri
dengan wilayah kerja sehat.2. Mewujudkan lingkungan dan perilaku sehat di
wilayah kerja.3. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan
keluarga dalam pembangunan kesehatan dengan menjamin kemitraan.
4. Melaksanakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu oleh tenaga kesehatan yang profesional dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
3. Struktur organisasi
Jenis Ketenagaan
UPTD Puskesmas Panarung
Jenis Ketenagaan Jumlah
Dokter umum 2 orang
Dokter gigi 1 orang
S2 4 orang
Skm 3 orang
D3 keperawatan 14 orang
D1 / perawat 12 orang
D4 Kebidanan 1 orang
D3 Kebidanan 11 orang
D1 Kebidanan 12 orang
S1 Pendidikan 1 orang
D3 Gizi 1 orang
AA / SMF 1 orang
Analis / SMAK 1 orang
Perawat gigi / D1 2 orang
Pekarya Kesehatan SLTA 1 orang
Pelaksana / SMEA 1 orang
TOTAL 68 orang
4. Program
Upaya kesehatan wajib1.Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB.2.Upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular.3.Pencegahan dan penanggulangan penyakit
tidak menular.4.Upaya pengobatan dan pemulihan
kesehatan.5.Kesehatan lingkungan.6.Upaya promosi kesehatan.
Upaya Kesehatan Pengembangan
• Upaya kesehatan usia lanjut.
• Upaya kesehatan sekolah.
• Upaya perawatan kesehatan masyarakat.
Program DBD
Tolak Ukur Output
Variabel Tolok Ukur Pencapaian MasalahKeluaran
Angka kesakitan Jml penderita DBD x100.000 Jumlah penduduk
50 per 100.0000 penduduk
16 x 100000 = 31
51859(-)
Angka kematian Jml penderita DBD yg meninggalx 100%Jml seluruh penderita DBD
<1% 0 x 100% = 0 % 16
(-)
Angka penemuan kasus DBDJml kasus yang ditemukan x100%Jml seluruh kasus yang ada
80% 16 x 100% = 100%16
(-)
Angka kemampuan kader mendeteksi diniJml kader yang terlatih x 100%Jml seluruh kader yang ada
70% 5 x 100% =100%5
(-)
Angka Penderita DBD tertanganiJml kasus tertangani sesuai standar x100%Jml seluruh kasus yang diobati
80% 16 x100% = 100%16
(-)
Angka Bebas JentikJml rumah bebas jentik x100%Jml rumah diperiksa
95% 169 x 100% = 65,76%
257(+)
Angka House IndexJml rumah ditemukan jentik x100% Jml rumah diperiksa
30% 88 x 100% = 34,24%257
(+)
Tolak Ukur Input
No. Variabel Tolok Ukur
1. Tenaga Dokter : 1 orangPerawat : 1 orangKader : 1 orangAnalis : 1 orang
2. Dana Adanya dana yang diperlukan untuk mendukung program yang berasal dari :a.APBN menyediakan seluruh Buffer Stockb.APBD Menyediakan anggaran dan pelatihan, supervisi dan monitoring, jaminan mutu laboratorium,kegiatan pemecahan masalah serta pengembangan SDM, Swadana puskesmas Menyediakan anggaran operasional,reagen, pemeliharaan, Pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan DBDc.Swadaya masyarakat
No. Variabel
3. Sarana Tersedianya sarana:1. Bubuk Abate 2. Formulir pemeriksaan jentik berkala3. Formulir penyelidikan epidemiologi4. Tersedianya bahan penyuluhan (Leaflet, buku, dll)5. Daftar Kepala keluarga per RT dan RW6. Tersedianya alat semprot minimal 4 buah7. Tersedianya insektisida sesuai kebutuhan8. Tersedianya alat komunikasi minimal 1 buah faksimili dan
telepon/PKC
4. Metode Medis :1.Pendataan, anamnesis, pemeriksaan fisik2.Ditekankan pada upaya penemuan kasus DBD
Non Medis :Pelaksanaan strategi penyuluhan dan penjaringan suspek .
Tolak Ukur Komponen Proses
No. Variabel Tolak Ukur
1. Perencanaan Terdapat rencana kerja yang tertulis dan jadwal sesuai dengan program kerja puskesmas.
2. Pengorganisasian 1. Terkait dalam penanggulangan demam berdarah. 2. Adanya tugas dan wewenang.3. Adanya struktur organisasi dan staffing pelaksana
program.4. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang
jelas.a. Dokter umum sebagai pemeriksa di puskesmasb. Perawat program Demam Berdarah di puskesmasc. Kader sebagai panutan dan penggerak masyarakat
dalam pelaksanaan penanggulangan DBD5. Analis sebagai pemeriksa laboratorium Demam
Berdarah
No. Variabel Tolak Ukur
3. Pelaksanaan 1. Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) dilaksanakan dengan memeriksa seluruh rumah pada tiap-tiap RW.
2. Penyelidikan Epidemiologi segera dilaksanakan setelah menerima laporan kasus dalam waktu maksimal 3 x 24 jam.
3. Fogging fokus dilakukan 2 siklus dengan radius 200 m selang waktu 1 minggu.
4. Fogging masal dilakukan 2 siklus di seluruh wilayah suspek KLB dengan selang waktu 1 bulan.
5. Penyuluhan dapat diberikan oleh dokter, paramedis atau kader terlatih mengenai penyakit demam berdarah dengue.
6. Para pemimpin pemerintah, tokoh masyarakat baik formal maupun informal mengkomunikasikan dan memotivasi masyarakat umum untuk melaksanakan penanggulangan demam berdarah dengue dalam pertemuan yang dilaksanakan secara rutin.
7. Gerakan PSN di seluruh RW.8. Pertemuan lintas sektoral tingkat kelurahan minimal per 3 bulan.
No. Variabel Tolak Ukur
4. Pencatatan dan pelaporan Adanya catatan, penilaian dan pelaporan hasil kegiatan penanggulangan demam berdarah dengue yang telah dicapai
5. Pengawasan Adanya pengawasan eksternal maupun internal
Tolak Ukur Komponen Lingkungan dan Umpan Balik
No. Variabel Tolak Ukur
1. Lingkungan Fisik
Non Fisik
1. Lokasi pemeriksaan mudah terjangkau2. Fasilitas kesehatan tersedia
Pendidikan penduduk minimal SMA
2. Umpan Balik Masukan hasil pencatatan dan pelaporan untuk perbaikan program selanjutnya
Implementasi Program DBD di dalam Gedung
Implementasi Program DBD di Luar Gedung (1)
Jika ada pelaporan kasus, maka tindakan puskesmas selanjutnya
adalah melakukan program pemberantasan nyamuk Aedes aegypti
yaitu:
1) Melakukan 3M dan 3M plus
2) Pemeriksaan jentik berkala(PJB)
3) Pembentukan kader jumantik
4) Fogging
5) Larvasidasi. Contoh: Abatisasi
PSN DBD
Implementasi Program DBD di Luar Gedung (2)
Puskesmas Panarung juga telah
memiliki program pemberantasan DBD
seperti yang terdapat pada standar di atas
dan sudah berjalan dalam waktu beberapa
tahun ini namun untuk pembentukan kader
jumantik tidak dapat dilaksanakan lagi.
Indikator Keluaran (Output)
Tolak Ukur (Standar) Pencapaian Kesenjangan
1. UKS2. Upaya Kesehatan
Olahraga, UPKM3. Kesehatan Kerja4. Kesehatan Gigi dan
Mulut5. Jiwa6. Mata7. Usia Lanjut8. Pengobatan
Tradisional
1. Usia Lanjut2. UKS3. UPKM
√
1. Program Pengembangan
Tolak Ukur (Standar) Pencapaian Kesenjangan
Puskesmas menyediakan :1. Upaya Lab. medis kesehatan masyarakat2. Upaya pencatatan dan pelaporan
1. Puskesmas hanya mengupayakan pencatatan dan pelaporan
2. Upaya Lab. Medis untuk pemeriksaan diagnosis DBD belum bisa dilakukan sehingga pasien suspect DBD dirujuk ke Lab. Lain
3. Upaya pelayanan penunjang untuk sex, pendidikan dan sosio-ekonomi belum ada
√
2. Pelayanan Penunjang
Tolak Ukur (Standar) Pencapaian Kesenjangan
1. Pertanggungjawaban wilayah
2. Pemberdayaan wilayah
3. Keterpaduan4. Rujukan
1. Pertanggungjawaban belum terjadi pemerataan di cakupan wilayah panarung
2. a. Kegiatan tertentu kurang berpartisipasi b. Masyarakat kurang
diikut sertakan dalam upaya kesehatan lingkungan3. Keterpaduan lintas
program dan lintas sektor masih kurang, tanggung jawab kesehatan masyarakat dilimpahkan semua pada puskesmas
√
3. Penyelenggaraan puskesmas (1)
Tolak Ukur (Standar) Pencapaian Kesenjangan
3. a.Belum adanya rujukan untuk mendatangkan tenaga kesehatan yang lebih kompeten untuk membimbing nakes puskesmas b. Upaya kesehatan masyarakat, dimana dilakukannya fogging belum merata dan penyuluhan kesehatan
3. Penyelenggaraan puskesmas (2)
Tolak Ukur (Standar) Pencapaian Kesenjangan
• Prioritas kegiatan pemberantasan nyamuk DBD sesuai dengan tingkat kelurahan rawan I (endemis), rawan II (sporadis), rawan III (potensial). Rawan IV (bebas)
• Kegiatan pemberantasan nyamuk DBD :
1. 3M2. PJB3. Kader Jentik4. Penyuluhan5. PSN dan partisipasi masyarakat (kunjungan rumah, pertemuan kelompok masyarakat, kerja bakti)
6. Terbentuk kel. Kerja DBD
1. Kegiatan dilakukan jika ada laporan kasus setempat
2. Masyarakat kurang berpartisipasi dalam PSN
3. Kelompok kerja DBD di puskesmas terbentuk tetapi kelompok kerja DBD di masyarakat belum ternbentuk
√
4. Kegiatan Pemberantasaan DBD
Daftar MasalahNo Daftar Masalah I T P I x R x T
P S RI DU SB PB PC
1. Program Pengembangan
2 4 3 2 4 5 5 4 3 57.600
2. Pelayanan Penunjang :a.Labb.Pencatatan
104.448
4 4 4 3 4 4 4 4 4 196.608
4 3 4 1 4 4 2 4 2 12.288
3. Penyelenggaraan Puskesmas
5 5 4 4 5 3 4 4 3 288.000
4. Kegiatan Pemberantasan DBD tingkat kelurahan
5 5 5 4 5 4 4 2 5 400.000
Berdasarkan observasi, wawancara dengan petugas puskesmas panarung, diskusi internal kelompok dan skoring diatas maka masalah yang diprioritaskan adalah kegiatan pemberantasan DBD tingkat kelurahan.
Keterangan Tabel Prioritas MasalahRumus :
I (P x S x RI x DU x SB x PB x PC) x T x R
Keterangan :P : Prevalence (besarnya masalah)S : Severity (akibat yang ditimbulkan masalah
tersebut)RI : Rate of increase (kenaikan besarnya masalah)DU : Degree of unmet need (derajat keinginan masyarakat
yang tidak terpenuhi)
SB : Social benefit (keuntungan sosial)PB : Public concern (rasa prihatin masyarakat)PC : Political climate (suasna politik)T : Technical feasbility (kelayakan teknologi)R : Resources avaibility (ketersediaan sumber daya)
PRIORITAS MASALAH
Bagan Penyebab Masalah
LINGKUNGAN
INPUT PROSES
UMPAN BALIK
OUTPUT DAMPAK
Input
Tenaga kader jumantik tidak terbentuk lagi
Dana Dana untuk pembuatan pamflet dan brosur tentang program DBD kurang
Sarana Laboratorium untuk menunjang pemeriksaan DBD tidak ada
Metode: Medis: untuk pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan di puskesmasNon-medis: Program penyuluhan pencegahan DBD dilakukan jika ada laporan kasus.
Back
LingkunganOrganisasi -Puskesmas : dari puskesmas sudah
terbentuk tim pelaksana Program DBD-Masyarakat : tidak ada kelompok masyarakat yang membuat program DBD
Kebijakan Tidak ada kebijakan dari sektor lain, sedangkan puskesmas memiliki kebijakan yang baik
Management Management: kader hanya dari puskesmas sementara dari sektor lain tidak ada
Target Tidak ada target untuk pembasmian DBD
Back
ProsesPerencanaan tidak ada masalah
Pengorganisasian -Puskesmas : baik/ ada- masyarakat : tidak ada
Pelaksanaan - Tidak mencakup seluruh wilayah kerja- Kesadaran masyarakat masih kurang dalam berpartisipasi dalam program DBD- Program pemberantasan DBD lebih sering pada Kuratif daripada preventifnya
Penilaian tidak ada masalah
Back
Umpan balik• Umpan balik dilakukan untuk peningkatan upaya dalam penanggulangan DBD
di wilayah kerja Puskesmas Panarung.
• Pertemuan antar kelurahan atau kecamatan dilakukan jika ada pelaporan
kasus DBD.
• 2 minggu setelah dilakukannya penyelidikan epidemiologi(PE) di rumah dan
sekitar rumah pasien yang dilaporkan, puskesmas akan melakukan kunjungan
yang kedua kali untuk melihat kondisi pasien. Jika ada pasien yang masih
mengalami demam, maka pasien akan dirujuk dan setelah pasien sembuh
pihak puskesmas akan kembali melakukan peninjauan yang ketiga kalinya.
Back
Output
Kuantitatif - 2012 : 43 orang
- 2013 : Px ke Puskesmas 16 orang
PE suspect DBD 33 orang
Kualitatif -Tidak semua masyarakat mengetahui program DBD
- Pelaksanaan Program DBDhanya dilakukan oleh
puskesmas dan kurang didukung oleh sektor lain
- pemeriksaan Laboratorium untuk pemeriksaan DBD
dilakukan pada Laboratorium Lain
PRIORITAS PENYEBAB MASALAH
Penyebab Masalah
No. Penyebab Masalah
Kontribusi Iptek Sumber Daya
Jumlah
1 Input 5 3 4 60
2 Lingkungan 5 3 5 75
3 Proses 4 3 4 48
4 Umpan balik 4 3 4 48
Prioritas Penyebab MasalahNo Penyebab masalah kontribusi Iptek Sumber
dayaJumlah
1. Input (Tenaga,dana, sarana, metoda)
5 3 4 60
2. Lingkungan (Organisasi, kebijakan, manajemen)
5 3 5 75
3. Proses (Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan)
4 3 4 48
Ket:Kontribusi→ Contribution(C)Kelayakan teknologi/ Iptek→ technical feasibility(T)Ketersediaan sumber daya→ Resources availability (R)
P= CxTxR
Solusi Penyebab Masalah Lingkungan
Alternatif Jalan Keluar
No. Cara Penyelesaian Masalah M I V C P
1. Organisasia.Dilakukan penyuluhan ttg program DBDb.Pelatihan program DBD
4
4
3
3
2
2
4
5
6
2,4
2. Kebijakana.Advokasi untuk menggiatkan peran serta masyarakatb.Kerjasama lintas sektorc.Pemungutan iuran secara sukarelad.Melakukan lomba kebersihan
5
544
5
544
4
533
5
322
20
41,662424
3. Manajemena.Membuat perencanaan 4 4 3 2 24
P = M x I x V C
Kesimpulan 1. Masalah dalam pelaksanaan program
Pemberantasan DBD di Puskesmas Panarung periode juli 2012 – Juli 2013 adalah kurangnya cakupan wilayah yang terjangkau oleh program pemberantasan sehingga sebagian masyarakat ada yang tidak menyadari adanya kegiatan tersebut.
2. Penyebab masalah nya adalah kurangnya kerjasama dan kebijakan lintas sektor.
3. Alternatif pemecahan masalah bagi pelaksanaan program tsb adalah peningkatan kebijakan, membentuk organisasi masyarakat dan membuat perencanaan.
4. Pemecahan masalah yang terpilih adalah meningkatkan kerjasama lintas sektor.
Saran • Meningkatkan kebijakan dengan cara melakukan
pertemuan rutin antar sektor untuk mencari jalan keluar atas masalah yang ada
• Dalam pertemuan tersebut diharapkan partisipasi dari semua sektor yang terlibat untuk mendukung keberhasilan program
• Dari pertemuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil dari program yang dijalankan sehingga dapat mencakup seluruh wilayah puskesmas dalam hal ini masyarakat juga dapat tergerak untuk ikut berpartisipasi dalam menanggulangi DBD
Daftar Rujukan
• Buku kesehatan masyarakat, edisi EGC
• Penyakit Tropis EMS
• Pencegahan dan pemberantasan DBD di Indonesia, Depkes RI
=Terima
Kasih=