Isi Makalah Klp 4 Audit II

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegagalan audit yang seringkali terjadi banyak disebabkan oleh tidak dilaksanakannya prosedur audit yang penting atau tidak dievaluasinya bukti-bukti audit dengan benar. Perencanaan audit yang baik seringkali dapat mencegah jenis kesalahan ini. Pada pembahasan kali ini, akan diuraikan secara umum gambaran umu proses audit mulai dari memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien hingga memperoleh bukti audit dan mengevaluasi bukti audit tersebut untuk memperoleh keyakinan yang memadai. Auditor mengawali perencanaan audit dengan meletakkan akhir audit dibenaknya. Sejak awal telah disebutkan bahwa tujuan menyeluruh audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan klien menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan GAAP (prinsip-prinsip akuntnasi yang berlaku umum). Untuk itu auditor harus memperoleh bahan bukti audit yang cukup dan kompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Disamping itu, pilihan akan bukti audit dipengaruhi oleh: a. Pemahaman auditor ayas bisnis dan industri klien b. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku dan catatan klien c. Keputusan tentang asersi yang material bag laporan keuangan d. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian

Transcript of Isi Makalah Klp 4 Audit II

Page 1: Isi Makalah Klp 4 Audit II

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kegagalan audit yang seringkali terjadi banyak disebabkan oleh tidak

dilaksanakannya prosedur audit yang penting atau tidak dievaluasinya bukti-bukti audit

dengan benar. Perencanaan audit yang baik seringkali dapat mencegah jenis kesalahan ini.

Pada pembahasan kali ini, akan diuraikan secara umum gambaran umu proses audit mulai

dari memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien hingga memperoleh bukti

audit dan mengevaluasi bukti audit tersebut untuk memperoleh keyakinan yang memadai.

Auditor mengawali perencanaan audit dengan meletakkan akhir audit dibenaknya.

Sejak awal telah disebutkan bahwa tujuan menyeluruh audit laporan keuangan adalah

menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan klien menyajikan secara wajar,

dalam semua hal yang material, sesuai dengan GAAP (prinsip-prinsip akuntnasi yang berlaku

umum). Untuk itu auditor harus memperoleh bahan bukti audit yang cukup dan kompeten

sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Disamping itu, pilihan akan bukti

audit dipengaruhi oleh:

a. Pemahaman auditor ayas bisnis dan industri klien

b. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku dan catatan

klien

c. Keputusan tentang asersi yang material bag laporan keuangan

d. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan

masalah yang dapat disimpulkan yaitu :

1. Apa konsep dasar siklus investasi dan pendanaan ?

2. Apa sasaran audit siklus investasi dan pendanaan ?

3. Bagaimana penyusunan program audit siklus investasi dan pendanaan serta penerapan

prosedur audit ?

4. Bagaimana pengujian substantif hutang jangka panjang dalam prosedur audit siklus

investasi dan pendanaan ?

Page 2: Isi Makalah Klp 4 Audit II

5. Bagaimana pengujian saldo investasi dalam prosedur audit siklus investasi dan

pendanaan ?

6. Bagaimana pengujian substantif ekuitas pemegang saham dalam prosedur audit siklus

investasi dan pendanaan ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

penulisan yang dapat diambil yaitu:

1. Untuk mengetahui konsep dasar siklus investasi dan pendanaan.

2. Untuk mengetahui sasaran audit iklus investasi dan pendanaan.

3. Untuk mengetahui penyusunan program audit siklus investasi dan pendanaan serta

penerapan prosedur audit.

4. Untuk mengetahui pengujian substantif hutang jangka panjang dalam prosedur audit

siklus investasi dan pendanaan

5. Untuk mengetahui pengujian saldo investasi dalam prosedur audit siklus investasi dan

pendanaan.

6. Untuk mengetahui pengujian substantif ekuitas pemegang saham dalam prosedur

audit siklus investasi dan pendanaan

Page 3: Isi Makalah Klp 4 Audit II

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN

Aktivitas Investasi (Investing Activities) adalah pembelian dan penjualan tanah,

bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Di

samping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen keuangan

yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas mengakuisisi aktiva-aktiva ini

karena aktiva ini diperlukan untuk mendukung operasi dan proses intinya. Sebagai pegangan

kebanyakan perusahaan akan mengakuisisi aktiva baru jika tingkat pengembalian yang dihasilkan

oleh aktiva-aktiva itu melebihi biaya marjinal sesudah pajak dari pembiayaan dengan hutang

menyangkut akuisisi aktiva tambahan. Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi

meliputi pemahaman atas aktiva yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan

(misalnya, mesin, peralatan, fasilitas, tanah, atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian

yang diharapkan perusahaan akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya.

Aktivitas pembiayaan (financing activities) mencakup transaksi dan peristiwa di mana

kas diperoleh dari atau dibayarkan kembali kpeada kreditor (pembiayaan dengan hutang) atau

pemilik (pembiayaan dengan ekuitas). Aktivitas pembiyaan dapat meliputi misalnya,

mendapatkan pinjaman, lease modal, menerbitkan obligasi, atau menerbitkan saham preferen

atau saham biasa. Aktivitas pembiyaan juga akan mencakup pembayaran untuk melunasi hutang,

mengakuisisi kembali saham (treasury stock), dan membayar dividen. Jika auditor mengetahui

perubahan yang telah terjadi dalam aktivitas investasi, maka perubahan aktivitas pembiayaan

seringkali dapat dideteksi. Sebagai contoh, jika suatu entitas membiayai peralatan dengan lease

modal, maka nilai aktiva dan hutang tambahan itu berkaitan secara langsung. Populasi dari

instrumen hutang dan ekuitas biasanya juga kecil. Sebagi contoh, sebuah perusahaan publik

mungkin mempunyai sekitar 50 wesel bayar yang berbeda, hanya atas satu dari tiga kelas

sekuritas ekuitas, yang merupakan ukuran populasi yang kecil. Akibatnya, strategi audit

seringkali memusatkan perhatian pada audit atas populasi hutang dan ekuitas pada akhir tahun.

Dalam pendahuluan dan keterterapan PSA No. 07 dijelaskan bahwa auditor dalam

mengaudit investasi dalam efek, yaitu efek utang dan efek ekuitas, investasi yang diperlakukan

sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 Akuntansi Investasi Efek

Tertentu.

Page 4: Isi Makalah Klp 4 Audit II

Bagi entitas yang wajib mengikuti PSAK No. 50 Akuntansi Investasi Efek Tertentu

kebijakan akuntansi untuk investasi tergantung pada klasifikasinya. Secara khusus, PSAK

No. 50 menyatakan sebagai berikut:

Jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki efek utang hingga jatuh tempo,

maka investasi dalam efek utang tersebut harus diklasifikasikan dalam kelompok

"dimiliki hingga jatuh tempo" dan disajikan dalam neraca sebesar biaya pemerolehan

setelah amortisasi premi atau diskonto (paragraf 8)

Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan efek utang ke dalam kelompok dimiliki

hingga jatuh tempo jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki efek tersebut

untuk periode yang tidak ditentukan.

a) perubahan tingkat bunga pasar dan perubahan yang berhubungan dengan risiko

sejenis,

b) kebutuhan likuiditas,

c) perubahan dalam ketersediaan dan tingkat imbal hasil investasi alternatif,

d) perubahan dalam sumber pendanaan perusahaan dan persyaratannya,

e) perubahan dalam risiko mata uang asing.

Penjualan efek utang yang memenuhi salah satu dari dua kondisi berikut ini dapat

dianggap telah jatuh tempo :

a) Penjualan efek terjadi pada tanggal yang cukup dekat dengan saat jatuh tempo,

sehingga risiko tingkat bunga tidak lagi menjadi faktor penentu harga jual. Tanggal

penjualan tersebut begitu dekatnya dengan saat jatuh tempo sehingga perubahan

suku bunga pasar tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai wajar efek.

b) Penjualan efek terjadi setelah perusahaan memperoleh sebagian besar pembayaran

(sedikitnya 85 persen) dari nilai tercatat investasi dalam efek utang. Pembayaran

tersebut dapat terjadi karena pembayaran di muka efek utang atau pembayaran efek

utang sesuai dengan jadwal angsuran pembayaran efek utang tersebut (yang

meliputi pokok pinjaman dan bunga). Untuk efek dengan tingkat bunga variabel,

pembayaran cicilan tersebut tidak akan sama jumlahnya, tergantung kepada tingkat

bunga yang berlaku.

Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat harus

diklasifikasikan dalam kelompok "diperdagangkan." Efek dalam kelompok

Page 5: Isi Makalah Klp 4 Audit II

"diperdagangkan" biasanya menunjukkan frekuensi pembelian dan penjualan yang

sangat sering dilakukan. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari

perbedaan harga jangka pendek. Laba atau rugi yang belum direalisasikan atas efek

dalam kelompok "diperdagangkan" harus diakui sebagai penghasilan (paragraf 13 a

dan 14)

Efek yang tidak diklasifikasikan dalam kelompok "diperdagangkan" dan dalam

kelompok "dimiliki hingga jatuh tempo", harus diklasifikasikan dalam kelompok

"tersedia untuk dijual". Laba atau rugi yang belum direalisasi atas efek dalam

kelompok "tersedia untuk dijual" (termasuk efek yang diklasifikasikan sebagai aktiva

lancar) harus dimasukkan sebagai komponen ekuitas yang disajikan secara terpisah,

dan tidak boleh diakui sebagai penghasilan sampai saat laba atau rugi tersebut dapat

direalisasi (paragraf 13 b dan 14)

Laba atau rugi yang belum direalisasi atas efek dalam kelompok diperdagangkan

harus diakui sebagai penghasilan. Laba atau rugi yang belum direalisasi atas efek dalam

kelompok tersedia untuk dijual (termasuk efek yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar)

harus dimasukkan sebagai komponen ekuitas yang disajikan secara terpisah, dan tidak boleh

diakui sebagai penghasilan sampai saat laba atau rugi tersebut dapat direalisasi.

Untuk ketiga kelompok efek tersebut, dividen dan pendapatan bunga, termasuk

amortisasi premi dan diskonto yang timbul saat perolehan, selalu diakui sebagai penghasilan.

Pernyataan ini tidak berdampak terhadap metode yang digunakan untuk mengakui dan

mengukur jumlah dividen dan pendapatan bunga. Laba atau rugi yang telah direalisasi untuk

efek yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual atau dimiliki hingga jatuh

tempo juga tetap harus dilaporkan sebagai penghasilan.

2.2 SASARAN AUDIT SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN

Sasaran Audit Untuk siklus Investasi

Tujuan audit spesifik untuk audit atas aktiva tetap dalam siklus investasi disajikan

dalam gambar di bawah ini. Masing-masing tujuan itu diuraikan dalam asersi implisit atau

eksplisit manajemen tentang transaksi siklus investasi spserti hal itu berkaitan dengan aktiva

jangka panjang. Tujuan-tujuan ini merupakan hal yang utama bagi siklus ini dalam

kebanyakan audit.

Page 6: Isi Makalah Klp 4 Audit II

Kategori Asersi Tujuan Audit atas kelompok Transaksi Tujuan Audit Saldo Akun

Keberadaan

atau keterjadian

Akuisisi yang tercatat dari transaksi aktiva

tetap, pelepasan aktiva tetap, dan reparasi

serta pemeliharaan merupakan transaksi

yang terjadi selama tahun berjalan

Aktiva tetap yang tercatat merupakan

aktiva produktif yang digunakan pada

tanggal neraca

Kelengkapan Semua transaksi akuisisi aktiva tetap dan

pelepasan aktiva tetap serta reparasi dan

pemeliharaan yang terjadi selama periode

berjalan telah dicatat

Saldo aktiva tetap mencakup pengaruh

semua transaksi yang terjadi selam

periode berjalan

Hak dan

Kewajiban

Entitas itu memiliki atau mendapatkan

hak atas semua aktiva tetap yang

dicatat pada tanggal neraca

Penilaian atau

Alokasi

Transaksi untuk beban penyusutan dan

penurunan nilai aktiva tetap telah dinilai

dengan tepat

Aktiva tetap dicatat pada harga pokok

dikurangi akumulasi penyusutan dan

diturunkan nilainya sebesar penurunan

nilai yang material.

Penyajian dan

Pengungkapan

Transaksi penyusutan, reparasi, dan

pemeliharaan serat lease operasi telah

dididentifikasi dengan benardalam laporan

keuangan

Aktiva tetap dan lease modal telah

diidentifikasi dengan benar dan

diklasifikasikan dalam laporan

keuangan

Pengungkapan yang berkaitan dengan

harga pokok, nilai buku, metode

penyusutan, dan umur manfaat dari

kleas utama aktiva tetap, penggadaian

aktiva tetap sebagai agunan, dan

syarat-syarat utamadari kontrak lease

modal sudah memadai.

Sasaran Audit untuk siklus Pendanaan

Untuk masing-masing dari kelima kategori asersi laporan keuangan, gambar di bawah

ini mencantumkan sejumlah tujuan audit atas saldo akun spesifik berkenaan dengan akun-

akun yang dipengaruhi oleh transaksi pembiayaan.

Page 7: Isi Makalah Klp 4 Audit II

Kategori Asersi Tujuan Audit atas Kelompok Transaksi Tujuan Audit Saldo Akun

Keberadaan atau

keterjadian

Beban bunga yang dicatat dan transaksi

laporan laba-rugi lainnya menyajikan

pengaruh transaksi hutang jangka panjang

dan peristiwa yang terjadi selama periode

berjalan

Saldo hutang jangka panjang yang

dicatat merupakan hutang yang ada

pada tanggal neraca

Saldo ekuitas pemegang saham

merupakan hak pemilik yang ada pada

tanggal neraca

Kelengkapan Semua transaksi beban bunga dan

pendapatan lainnya yang berkaitan dengan

hutang jangka panjang yang terjadi

selama periode berjalan telah dicatat

Saldo hutang jangka panjang

merupakan semua hutang kepada

kreditor jangka panjang pada tanggal

neraca

Saldo ekuitas pemegang saham

merupakan klaim pemilik atas aktiva

entitas yang melaporkan

Hak dan

Kewajiban

Semua saldo hutang jangka panjang

yang tercatat merupakan kewajiban

entitas yang melaporkan

Saldo ekuitas pemegang saham

merupakan klaim pemilik atas aktiva

entitas yang melaporkan

Penilaian atau

Alokasi

Transaksi beban bunga dan pendapatan

lainnya yang berkaitan dengan hutang

jangka panjang telah dinilai dengan tepat

sesuai GAAP

Saldi hutang jangka panjang dan

ekuitas pemegang saham telah dinilia

dengan tepat sesuai dengan GAAP

Penyajian dan

Pengungkapan

Transaksi hutang jangka panjang dan

ekuitas pemegang saham telah

diidentifikasi serta diklasifikasikan

dengan tepat dalam laporan keuangan

Saldo hutang jangka panjang dan

ekuitas pemegang saham telah

diidentifikasi dan diklasifikasikan

dengan tepat dalam laporan keuangan

Semua syarat, ketentuan, komitmen,

dan provisi terkait yang bersangkutan

dengan hutang jangka panjang telah

diungkap secara memadai

Semua fakta berkenaan dengan

penerbitan saham seperti nilai pari atau

nilai ditetapkan saham, saham yang

diotorisasi dan diterbitkan, serta

Page 8: Isi Makalah Klp 4 Audit II

jumlah saham yang ditahan sebagai

treasury stock atau terikat opsi telah

diungkapkan.

Klasifikasi investasi yang tepat tergantung pada maksud manajemen dalam membeli

dan memiliki investasi, aktivitas investasi entitas sesungguhnya, dan, untuk efek utang

tertentu, kemampuan entitas untuk memiliki investasi hingga jatuh tempo. Dalam

menentukan sifat, Saar, dan lugs prosedur substantif, auditor hares memperoleh pemahaman

mengenai proses yang digunakan oleh manajemen untuk mengklasifikasikan investasi.

Dalam menilai maksud manajemen yang berkaitan dengan investasi, auditor harus

mempertimbangkan apakah aktivitas investasi menguatkan atau bertentangan dengan maksud

manajemen yang telah dinyatakan. Sebagai contoh, penjualan investasi yang diklasifikasikan

dalam kategori "dimiliki hingga jatuh tempo", dengan alasan sebagaimana yang telah

diidentifikasi pada paragraf 8 PSAK No. 50, harus menyebabkan auditor mengajukan

pertanyaan tentang ketepatan klasifikasi oleh manajemen mengenai investasi lainnya yang

diklasifikasikan dalam kategori tersebut, dan juga klasifikasi investasi masa depan dalam

kategori tersebut. Ketika mempertimbangkan aktivitas investasi, auditor biasanya harus

memeriksa bukti seperti catatan strategi investasi tertulis dan yang telah disetujui, catatan

aktivitas investasi, instruksi kepada manajer portofolio, dan notulen rapat dewan komisaris

atau komite investasi.

Dalam menilai kemampuan entitas dalam memiliki efek utang hingga jatuh tempo,

auditor mengumpulkan bukti yang cenderung untuk baik menguatkan atau bertentangan

dengan kemampuan tersebut. Auditor harus mempertimbangkan faktor seperti posisi

keuangan entitas, kebutuhan modal kerja, hasil operasi, perjanjian utang jaminan, dan

kewajiban kontraktual relevan lainnya, dan juga hukum dan perundang-undangan. Auditor

harus

2.3 PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN

SERTA PENERAPAN PROSEDUR AUDIT

I.  Siklus Investasi

Page 9: Isi Makalah Klp 4 Audit II

Aktivitas investasi adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan pembelian dan

penjualan asset tetap. Dalam PSAK No.16 (Revisi 2007), aset tetap adalah aset berwujud

yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk

direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administrative dan diharapkan dapat

digunakan lebih dari satu periode. Contohnya tanah, bangunan, peralatan, serta aset lain

yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali.. Jadi nantinya yang akan dilakukan

adalah pengujian substantive atas saldo aset tetap. Disamping itu, aktivitas investasi juga

mencakup pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak dimaksudkan untuk

tujuan perdagangan. Untuk itu, sebelum menyusun program audit untuk siklus investasi,

seorang auditor harus menentukan risiko deteksi terlebih dahulu.

• Menentukan Risiko Deteksi

Dalam audit pertama, harus diperoleh bukti tentang ketepatan saldo awal akun dan

kepemilikan aset bersangkutan. Apabila klien tersebut sebelumnya telah diaudit oleh

auditor independen lain, maka bukti-bukti ini akan lebih mudah diperoleh apabila auditor

pengganti dapat menelaah kertas kerja auditor terlebih dahulu. Akan tetapi, jika klien

belum pernah diaudit, maka auditor harus melaksanakan penyelidikan atas saldo dan

kepemilikan unit-unit utama pabrik yang saat ini sedang beroperasi. Seringkali risiko

terbesar yang berkaitan dengan penugasan pertama meliputi informasi audit tentang

saldo-saldo awal, yang mungkin memerlukan transaksi audit yang banyak terjadi dalam

tahun-tahun sebelumnya. Bukti-bukti yang berkaitan dengan audit awal biasanya

diikhtisarkan dan disimpan dalam kertas kerja permanen auditor.

Dalam penugasan yang berulang, auditor akan memusatkan perhatian pada transaksi

tahun berjalan. Biasanya proporsi terbesar dari aktiva tetap adalah pada awal tahun, yang

sebelumnya telah diaudit. Karena itu, akan lebih murah untuk memusatkan perhatian pada

populasi lebih kecil dari transaksi tahun berjalan. Ketika menentukan risiko deteksi,

auditor harus mempertimbangkan sejauh mana klien mempunyai aktiva konstruksi, lease

modal yang signifikan, dan penambahan serta penarikan yang signifikan dari aktiva-

aktiva itu. Auditor juga perlu mengevaluasi asumsi-asumsi kunci yang bertalian dengan

estimasi akuntansi atas beban penyusutan. Akhirnya, risiko deteksi dalam penugasan yang

berulang seringkali tergantung pada pengendalian internal siklus pengeluaran.

• Menyusun Program Audit Siklus Investasi

Page 10: Isi Makalah Klp 4 Audit II

Pengujian substantive yang mungkin dilakukan atas saldo aktiva tetap dalam penugasan

yang berulang dan tujuan audit atas saldo akun spesifik setelah mempertimbangkan

risiko-risiko deteksi mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut

1. Prosedur awal

Pada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu

- Mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industry klien serta menentukan:

a. Signifikansi asset tetap dan perubahan asset tetap bagi entitas

b. Pendorong ekonomi kunci yang mempengaruhi akuisisi perusahaan atas asset

tetap

c. Standar industry sejauh mana entitas tersebut bersifat padat modal dan dampak

asset tetap terhadap laba

- Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan asset tetap yang akan mendapat

pengujian lebih lanjut, seperti

a. Menelusuri saldo awal asset tetap dan akumulasi penyusutan ke kertas kerja

tahun sebelumnya

b. Mereview aktivitas dalam akun buku besar asset tetap dan beban penyusutan

serta menyelidiki ayat jurnal yang tampak tidak biasa dari segi jumlah atau

sumbernya.

c. Mendapatkan skedul penambahan, penarikan, dan beban penyusutan asset

tetap yang disiapkan klien, dan menentukan bahwa hal itu secara akurat

merupakan catatan akuntansi mendasar yang disiapkan darinya dengan :

i. Melakukan footing dan crossfooting skedul serta merekonsiliasi total dengan

kenaikan atau penurunan saldo buku besar yang berkaitan selama periode

berjalan

Page 11: Isi Makalah Klp 4 Audit II

ii.Menguji kecocokan pos-pos pada skedul dengan ayat jurnal dalam akun buku

besar yang bertalian 

2. Prosedur Analitis

Pada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu

- Mengembangkan ekspektasi atas asset tetap dengan menggunakan pengetahuan

tentang aktivitas industry dan bisnis entitas tersebut

-  Menghitung rasio :

i.   Perputaran asset tetap

ii.  Beban penyusutan sebagai persentase dari penjualan

iii. Beban reparasi dan pemeliharaan sebagai persentase dari penjualan

iv. Tingkat pengembalian atas asset

- Menganalisis hasil-hasil rasio dalam hubungannya dengan ekspektasi berdasarkan

tahun-tahun sebelumnya, data industry, jumlah yang dianggarkan, dan data lainnya.

 

3. Pengujian rincian transaksi

Pada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu

- Memvouching penambahan asset tetap ke dokumentasi pendukung

- Memvouching pelepasan asset tetap ke dokumentasi pendukung

- Mereview ayat jurnal ke beban reparasi dan pemeliharaan

 

4. Pengujian rincian saldo

Page 12: Isi Makalah Klp 4 Audit II

Pada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu

- Menginspeksi asset tetap

a. Menginspeksi penambahan asset tetap

b. Melihat asset tetap lainnya dan waspada terhadap bukti penambahan serta

pelepasan yang tidak termasuk dalam skedul klien dan pada kondisi yang

berhubungan dengan penilaian serta kalsifikasi asset tetap yang tepat.

- Memeriksa dokumen kepemilikan dan kontrak

 

5. Pengujian rincian saldo: estimasi akuntansi

Pada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu

- Mengevaluasi kewajaran penyajian beban penyusutan dengan mengevaluasi

kelayakan umur manfaat dan estimasi nilai sisa

- Menentukan apakah suatu kejadian yang signifikan akan mengakibatkan

penurunan nilai asset tetap

 

6. Penyajian dan Pengungkapan

Pada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu

- Membandingkan penyajian laporan dengan GAAP

a. Menentukan apakah asset tetap dan beban, keuntungan, serta kerugian yang

berkaitan telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan

keuangan

Page 13: Isi Makalah Klp 4 Audit II

b. Menentukan kelayakan pengungkapan yang berkaitan dengan biaya, nilai

buku, metode penyusutan, dan umur manfaat kelas-kelas utama asset tetap,

penggadaian asset tetap sebagai agunan, dan syarat kontrak lease. 

II. Siklus Pendanaan

Siklus pendanaan mencakup dua kelompok transaksi utama sebagai berikut :

1. Transaksi utang jangka panjang, mencakup peminjaman dari obligasi, hipotek,

wesel, dan utang, serta pembayaran pokok dan bunga yang berkaitan

2. Transaksi ekuitas pemegang saham, mencakup penerbitan dan penarikan saham

preferen serta saham biasa, transaksi saham treasure, dan pembayaran dividen.

Penerbitan obligasi dan saham biasa biasanya merupakan sumber dana modal yang

utama. Siklus pendanaan berkaitan dengan siklus pengeluaran ketika kas dikeluarkan

untuk membayar bunga obligasi, penarikan obligasi, dividen tunai, dan pemebelian saham

treasuri.  

Beberapa pertimbangan perencanaan audit yaitu

1. Materialitas

2. Risiko Inheren

3. Risiko Prosedur Analitis

4. Risiko Pengendalian

5. Dokumen dan Catatan yang Umum

6. Fungsi dan Pengendalian yang Berkaitan

 

Prosedur analitis yang biasa digunakan untuk mengaudit siklus pembiayaan yaitu

1. Rasio arus kas bebas

Page 14: Isi Makalah Klp 4 Audit II

Signifikansi audit arus kas bebas yaitu arus kas bebas yang negative menunjukkan

kebutuhan akan, dan mendekati jumlah dari, pembiayaan yang diharapkan guna

mencegah kekeringan kas atau investasi.

2. Rasio utang berbunga terhadap total aset

Signifikansi audit rasio utang berbunga terhadap total asset yaitu memberikan

kelayakan atas proporsi utang entitas yang dapat dibandingkan dengan pengalaman

tahun sebelumnya atau data industry

3. Rasio ekuitas pemegang saham terhadap total asset

Signifikansi audit rasio ekuitas pemegang saham terhadap total asset yaitu memberikan

kelayakan atas proporsi ekuitas entitas yang dapat dibandingkan dengan pengalaman

tahun sebelumnya atau data industry.

4. Rasio Membandingkan Pengembalian atas asset dengan biaya incremental utang

Signifikansi audit yaitu jika sebuah perusahaan mampu menghasilkan tingkat

pengembalian yang lebih tinggi atas asset dibanding biaya incremental utangnya, maka

ini merupakan tanda bahwa entitas dapat menggunakan pembiayaan dengan utang

untuk memperluas asset dan laba entitas tersebut.

5. Rasio Pengembalian atas Ekuitas Saham biasa

Signifikansi audit yaitu memberikan pengujian kelayakan atas ekuitas pemegang

saham dengan adanya struktur laba dan pembiayaan perusahaan

6. Rasio arus kas dari operasi terhadap dividen dan utang lancar

Signifikansi audit rasio arus kas dari operasi terhadap dividen dan utang lancar yaitu

suatu pengujian atas kemampuan entitas untuk memenuhi kewajiban keuangannya.

Rasio yang kurang dari 1,0 menunjukkan adanya masalah likuiditas yang potensial.

7. Rasio beberapa kali bunga dihasilkan

Page 15: Isi Makalah Klp 4 Audit II

Signifikansi audit rasio ini adalah pengujian atas kemampuan entitas untuk

menghasilkan laba untuk menutup biaya pelunasan utang. Rasio yang kurang dari 1,0

menunjukkan bahwa laba entitas tidak mencukupi untuk menutup biaya pendanaan.

8. Rasio beban bunga terhadap utang bunga

Signifikansi audit rasio ini adalah suatu pengujian kelayakan atas beban bunga yang

dicatat yang harus mendekati biaya modal utang rata-rata entitas.

2.4 PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG JANGKA PANJANG

Dari sudut pandang auditing, wesel bayar, hutang hipotek, dan hutang obligasi

mempunyai karakteristik yang serupa. Pada umumnya, bentuk hutang ini, (1) melibatkan

perjanjian kontraktual berbunga, (2) memerlukan persetujuan dari dewan direksi, dan (3)

dapat dijamin dengan penggadaian atau agunan. Untuk akun-akun ini, terdapat masalah yang

relatif sedikit dalam mencapai tujuan audit.

Lazimnya, suatu perusahaan jarang melakukan transaksi yang berkaitan dengan

hutang jangka panjang, tetapi jumlah per transaksi itu seringkali sangat signifikan. Transaksi

hutang jangka panjang ini jarang menimbulkan masalah pisah batas akhir tahun. Jadi

pengujian substantif atas saldo hutang jangka panjang dapat dilaksanakan baik sebelum

maupun sesudah tanggal neraca.

Menentukan risiko Deteksi

Karena sifa dan jarang terjadinya sebagian besar jenis transaksi hutang jangka

panjang, maka risiko inheren seringkali rendah untuk semua asersi saldo akun yang berkaitan

kecuali kelengkapan dan penilaian atau alokasi. Tanpa memperhatikan apakah transaksi

pembiayaan jarang terjadi atau tidak, auditor harus selalu waspada dengan kewajiban yang

belum dicatat. Risiko inheren untuk asersi ini mungkin berada pada tingkat sedang atau tinggi

karena kerumitan yang terlibat dalam menghitung amortisasi diskonto atau premi obligasi.

Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor ini dan setiap pengendalian risiko yang relevan,

tingkat risiko deteksi yang tepat dapat ditentukan untuk setiap asersi signifikan yang

berkaitan dengan saldo hutang jangka panjang.

Page 16: Isi Makalah Klp 4 Audit II

Merancang Pengujian Substantif

Dari pengujian yang mungkin dilakukan, auditor merancang program audit untuk

memenuhi tingkat risiko deteksi yang dapat diterima atas setiap asersi. Auditor

mengandalkan terutama pada (1) komunikasi langsung dengan sumber independen dari luar,

(2) penelaahan dokumentasi, (3) perhitungan kembali untuk mendapat bukti kompeten yang

mencukupi mengenai asersi yang bersangkutan dengan saldo hutang jangka panjang.

Prosedur Awal

Skedul yang berkaitan dengan hutang jangka panjang dapat mencakup skedul yang

terpisah untuk weswl bayar jangka panjang ke bank, kewajiban menurut lease modal, dan

daftar pemegang ovligasi yang disiapkan oleh perwalian atau trustee obligasi. Karena ada

kemungkinan pengujian substantif dapat dilakukan atas masing-masing daftar yang dibuat

sebelumnya, maka prosedur ini berkaitan dengan komponen ketepatan matematis dan klerikal

dari asersi penilaian atau alokasi, serta dilaksanakan dengan menggunakan skedul hutang

jangka panjang sebagai dasar untuk pengujian substantif tambahan.

Prosedur Analitis

Suatu bagian penting dari audit atas hutang jangka panjang adalah menentukan bahwa

informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan harapan auditor. Pengetahuan atas

bisnis dan industri serta risiko prosedur analitis, menyajikan prosedur yang dapat

dilaksanakan auditor utnuk menilai kelayakan informasi laporan keuangan berkenaan dengan

hutang jangka panjang dan beban bunga. Auditor juga harus mengevaluasi pengungkapan

mengenai jatuh tempo hutang dan perjanjian hutang. Sebagai bagian dari tanggung jawab

auditor atas evaluasi mengenai apakah suatu entitas dapat mempertahankan kelangsungan

hidupnya, auditor akan mengevaluasi kemampuan entitas itu untuk menghasilkan arus kas

yang mencukupi guna memenuhi komitmen yang berkaitan dengan beban bunga (termasuk

bunga yang dikapitalisasi), jatuh tempo hutang, dan perjanjian hutang.

Pengujian Rincian Transaksi

Untuk obligasi, audtitor harus mendapatkan bukti tentang nilai nominal dan hasil

bersih obligasi itu pada tanggal penerbitan. Penerbitan instrumen hutang ini harus ditelusuri

ke penerimaan kas sebgaimana yang dibuktikan oleh surat kiriman uang dari pialang.

Pembayaran pokok hutang jangka panjang dapat diverifikasi dengan memeriksa voucher dan

Page 17: Isi Makalah Klp 4 Audit II

cek-cek yang dibatalkan; sementara pembayaran penuh dapat divalidasi dengan memeriksa

wesel yang dibatalkan atau sertifikasi obligasi. Apabila menyangkut pembayaran cicilan,

maka kelayakannya dapat ditelusuri ke skedul pembayaran kembali. Obligasi juga dapat

dikonversi menjadi saham. Bukti-bukti tentang transaksi semacam itu dapat tersedia dalam

bentuk sertifikasi obligasi dan penerbitan sertifikat saham yang berkaitan.

Apabila bunga obligasi dibayar oleh agen independen, maka auditor harus memeriksa

laporan agen tentang pembayaran tersebut. Vouching ayat jurnal ke akun0akun hutang jangka

panjang akan memberikan bukti mengenai empat asersi berikut: keberadaan atau keterjadian,

kelengkapan, hak dan kewajiban, dan penilaian atau alokasi.

Pengujian Rincian Saldo

Ada tiga pengujian substantif dalam kategori ini, yaitu :

Mereview Otorisasi dan Kontrak

Otorisasi dari sebuah korporasi untuk mengadakan perjanjian kontraktual guna

meminjam uang melalui penerbitan hutang jangka panjang ada di tanagn dewan

direksi. Dengan demikian, nukti tentang otorisasi ini harus ditemukan dalam notulen

rapat dewan direksi. Biasanya auditor hanya akan mereview otorisasi yang telah

terjadi selama tahun yang diaudit karena bukti tentang otorisasi hutang yang beredar

pada awal tahun harus ada dalam arsip kertas kerja yang permanen.

Mengkonfirmasi Hutang

Auditor diharapkan untuk mengkonfirmasi eksistensi dan persyaratan hutang jangka

panjang melalui komunikasi langsung dengan pemberi pinjaman serta trustee obligasi.

Wesel bayar kepada bank dimana klien mempunyai suatu rekining harus

dikonfirmasikansebagai bagian dari konfirmasi saldo bank. Wesel lainnya akan

dikonfirmasikan kepada pemegangnya melalui surat terpisah. Permintaan konfirmasi

semacam itu harus dilakukan oleh klien dan diposkan oleh auditor. Keberadaan

hipotek dan hutang obligasi biasanya dapat dikonfirmasikan secara langsung dengan

perwalian atau trustee. Setiap konfirmasi harus memuat suatu permintaan atas status

hutang itu saat ini dan transaksi tahun berjalan. Semua jawaban atas permintaan

konfirmasi ini harus dibandingkan dengan catatan dan setiap perbedaan yang ada

harus diselidiki.

Menghitung Kembali Beban Bunga

Bukti tentang beban bunga dan hutang bunga akrual dapat dengan mudah diperoleh

oleh auditor. Auditor akan melakukan kembali perhitungan bunga klien dan

Page 18: Isi Makalah Klp 4 Audit II

menulusuri pembayaran bunga ke voucher pendukung. Sebaliknya, bunga akrual

diverifikasi dengan mengidentifikasi tanggal pembayaran bunga terakhir dan

menghitung kembali jumlah yang dibukukan oleh klien.

Apabila ada kupon bunga obligasi, maka auditor dapat memeriksa kupon yang

dibatalkan dan merekonsiliasinya dengan jumlah yang dibayar. Apabila obligasi pada

awalnya dijual dengan premi atau diskonto, maka auditor harus menelaah skedul

amortisasi klien dan memverifikasi jumlah amortisasi yang dicatat melalui

perhitungan kembali.

2.5 PENGUJIAN SALDO INVESTASI

Harga Pemerolehan

Auditor harus mendapatkan bukti mengenai kos investasi jika entitas mencatat

investasinya pada biaya pemerolehan (cost) atau biaya pemerolehan amortisasian (amortized

cost) atau diwajibkan membuat pengungkapan khusus mengenai basis kos investasi yang

dicatat pada nilai wajar serta laba dan rugi yang direalisasikan dan belum direalisasikan.

Prosedur yang harus dilakukan untuk memperoleh bukti mengenai biaya pemerolehan (cost)

dapat termasuk inspeksi dokumen yang menunjukkan harga pembelian efek, konfirmasi

dengan penerbit atau kustodian, dan penghitungan ulang (recomputation) amortisasi diskonto

atau premi (discount or premium amortization).

Nilai Wajar

Jika investasi dicatat pada nilai wajar atau jika nilai wajar diungkapkan untuk

investasi yang dicatat selain pada nilai wajar, auditor harus memperoleh bukti yang

menguatkan nilai wajar tersebut. Pada beberapa kasus, metode penentuan nilai wajar

dispesfikasikan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Sebagai contoh,

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengatur bahwa nilai wajar sebuah

investasi dapat ditentukan dengan menggunakan harga pasar yang telah ditetapkan (quoted

market price) atau penentuan sebagai kebalikan (quotations as opposed to) teknik estimasi.

Pada kasus-kasus tersebut auditor harus menilai apakah penentuan nilai wajar konsisten

dengan metode penilaian. Paragrap-paragrap berikut memberikan panduan tentang bukti audit

yang dapat digunakan untuk menguatkan asersi mengenai nilai wajar: panduan harus

dipertimbangkan dalam konteks kondisi akuntansi tertentu .

Harga pasar yang telah ditetapkan untuk investasi yang terdaftar pada bursa nasional

atau pasar langsung antara penjual dan pembeli tersedia dari sumber seperti publikasi

Page 19: Isi Makalah Klp 4 Audit II

keuangan atau bursa. Untuk investasi lain tertentu, harga pasar yang telah ditetapkan dapat

diperoleh dari pialang yang menjadi pencipta pasar dalam investasi tersebut. Jika harga pasar

yang ditetapkan tidak tersedia, estimasi nilai wajar secara berkala dapat diperoleh dari

sumber pihak ketiga berdasarkan model yang dimilikinya atau dari entitas berdasarkan model

yang dikembangkan atau diperoleh secara internal.

Harga pasar yang ditetapkan yang diperoleh dari publikasi keuangan atau dari bursa

nasional biasanya benar-benar dipertimbangkan untuk memberi bukti yang memadai

mengenai nilai wajar investasi. Bagaimanapun juga, untuk investasi tertentu, seperti efek

yang tidak diperdagangkan secara reguler, auditor harus mempertimbangkan untuk

memperoleh estimasi nilai wajar dari pialang atau sumber pihak ketiga lainnya. Dalam

beberapa situasi, auditor dapat menentukan bahwa penting untuk memperoleh estimasi nilai

wajar lebih dari satu sumber. Sebagai contoh, adalah tepat jika sumber harga investasi

memiliki hubungan dengan entitas yang dapat menghalangi objektivitasnya.

Untuk estimasi nilai wajar yang diperoleh dari pialang dan sumber pihak ketiga

lainnya, auditor harus mempertimbangkan penerapan panduan dalam SA Seksi 336 [PSA No.

39] Penggunaan Pekerjaan Spesialis atau SA Seksi 324 [PSA No. 61] Pelaporan atas

Pengolahan Transaksi oleh Organisasi Jasa. Keputusan auditor untuk mengetahui apakah

panduan tersebut dapat diterapkan dan panduan mana yang dapat diterapkan tergantung pada

situasi. Panduan dalam SA Seksi 336 [PSA No. 39] dapat diterapkan jika nilai wajar efek

sumber pihak ketiga berasal dari penggunaan model atau teknik serupa. Jika sebuah entitas

menggunakan jasa pemeringkat untuk memperoleh harga dari efek yang terdaftar dalam

portofolio entitas, panduan dalam SA Seksi 324 [PSA No. 61 ] dapat diterapkan.

Pada kasus investasi dinilai oleh entitas dengan menggunakan sebuah model

pengukuran, auditor tidak berfungsi sebagai jasa penilai (appraiser) dan tidak diharapkan

mengganti keputusannya dengan penilaian manajemen entitas. Auditor harus menaksir masuk

akalnya dan ketepatan model tersebut. Auditor harus menentukan apakah variabel dan asumsi

pasar yang digunakan mendukung secara masuk akal dan tepat. Estimasi arus kas masa

datang yang diharapkan (expected future cash flow) harus berdasarkan asumsi yang masuk

akal dan yang mendukung. Auditor juga harus menentukan apakah entitas telah membuat

pengungkapan yang semestinya mengenai metode dan asumsi signifikan yang digunakan

untuk mengestimasi nilai wajar investasi.

Penilaian terhadap ketepatan model pengukuran (valuation model) serta setiap

variabel dan asumsi yang digunakan dalam model membutuhkan pertimbangan dan

pengetahuan teknik pengukuran, faktor pasar yang mempengaruhi ukuran (value), dan

Page 20: Isi Makalah Klp 4 Audit II

kondisi pasar, terutama dalam hubungannya dengan investasi sejenis yang diperdagangkan.

Karena itu, pada beberapa keadaan, auditor harus mempertimbangkan pentingnya melibatkan

pekerjaan spesialis dalam menaksir estimasi nilai wajar entitas atau model yang berkaitan.

Efek yang dapat dinegosiasikan (negotiable securities), real estat, barang bergerak dan

kekayaan lainnya umumnya digunakan menjadi jaminan untuk investasi pada efek utang,.

Jika jaminan merupakan faktor penting dalam menilai nilai wajar dan tertagihnya investasi

tersebut, maka auditor harus memperoleh keyakinan mengenai keberadaan, nilai wajar, dan

mudah atau tidaknya jaminan tersebut dialihkan, sebagaimana hak investor terhadap jamin

tersebut.

Penurunan Nilai

Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mewajibkan manajemen untuk

menentukan apakah penurunan pada nilai wajar di bawah basis harga perolehan yang

diamortisasi dari investasi tertentu tidak lebih merupakan kondisi sementara. Penentuan

semacam itu seringkali mencakup estimasi hasil dari kejadian masa datang. Karena itu

pertimbangan dibutuhkan dalam menentukan apakah kondisi penurunan nilai sementara

terjadi pada tanggal laporan keuangan. Penentuan ini bersifat subjektif, sebaik faktor objektif,

termasuk pengetahuan dan pengalaman mengenai kejadian masa lampau dan kini tentang

kejaddian masa datang.

Auditor harus menilai apakah manajemen telah mempertimbangkan informasi yang

relevan dalam menentukan apakah kondisi penurunan nilai sementara telah terjadi. Contoh

faktor-faktor yang mungkin mengindikasikan kondisi penurunan nilai sementara adalah

sebagai berikut:

a. Nilai wajar secara signifikan di bawah harga pemerolehan.

b. Penurunan nilai wajar diakibatkan karena kondisi berlawanan tertentu yang

berdampak pada investasi khusus

c. Penurunan nilai wajar diakibatkan karena kondisi tertentu, seperti kondisi industri

atau daerah geografis.

d. Manajemen tidak memiliki baik maksud maupun kemampuan untuk memiliki

investasi selama periode waktu yang memadai bagi perbaikan antisipasi nilai wajar.

e. Penurunan nilai wajar terjadi dalam periode waktu yang panjang

f. Peringkat efek utang diturunkan oleh badan pemeringkat efek.

g. Kondisi keuangan penerbit memburuk.

Page 21: Isi Makalah Klp 4 Audit II

h. Dividen berkurang atau tidak dibagikan, atau pembayaran bunga yang terjadwal

pada efek utang tidak terlaksana .

2.6 PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO EKUITAS PEMEGANG SAHAM

MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF

Pengujian substantif yang mungkin dilakukan atas saldo ekuitas pemegang saham,

Yaitu :

a) Prosedur awal.

Auditor harus mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industry serta menentukan

kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal dan manfaat menggunakan pembiayaan

dengan ekuitas guna mendukung pertumbuhan entitas itu.

b) Prosedur analitis.

Prosedur analitis berkaitan dengan bagaimana cara menghitung rasio dan

menganalisis hasil-hasil rasio dibandingkan dengan pengharapan berdasarkan data

tahun-tahun sebelumnya, yang dianggarkan, industri, dan data lainnya.

c) Pengujian rincian transaksi.

Pengujian ini mencakup :

Vouching Ayat Jurnal Ke Akun Modal Disetor.

Setiap perubahan dalam akun modal disetor harus di vouch ke dokumen

pendukung. Auditor harus berhati-hati dalam menentukan kelayakan perlakuan

akuntansi untuk saham yang diterbitkan sebagai bagian dari opsi saham, atau

dalam kaitannya denganpemecahan saham. Dokumentasi harga pokok saham

treasury harus tersedia bagi auditor berupa otorisasi dalam catatan, voucher

pengeluaran, dan cek yang dibatalkan. Bukti yang diperoleh dari vouching ayat

jurnal keakun modal disetor sangat erat berkaitan dengan asersi keberadaan atau

keterjadian, hak dan kewajiban, serta penilaian atau alokasi.

Vouching Ayat Jurnal ke Laba Ditahan.

Setiap ayat jurnal pada laba ditahan kecuali posting laba bersih atau (rugi bersih)

harus di vouch ke dokumen pendukung. Sementara ayat jurnal untuk

pengumuman dividend an apropriasi laba ditahan ditelusuri kebuku notulen rapat.

d) Pengujian rincian saldo.

Pengujian substantif dalam kategori ini dibagi atas 5 bagian, yaitu :

Review Akte Pendirian Dan Anggaran Rumah Tangga.

Page 22: Isi Makalah Klp 4 Audit II

Pengujian substantive ini dirancang untuk menentukan bahwa modal saham

telah diterbitkan sesuai hokum dan dewan komisaris telah bertindak dalam

ruang lingkup wewenangnya. Jadi, pengujian ini memberikan bukti yang

penting tentang asersi keberadaan atau keterjadian dan hak serta kewajiban.

Review Otorisasi Dan Persyaratan Penerbitan Saham.

Pengujian substantif iniberkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian

dan hak serta kewajiban. Semua terbitan saham, reakuisisi saham, dan

pengumuman dividen harus di otorisasi oleh dewan direksi. Dengan demikian,

suatu penelaahan atas notulen rapat harus memberikan bukti tentang transaksi

ekuitas pemegang saham yang di otorisasi selama tahun berjalan.

Konfirmasi Saham Yang Beredar Dengan Registrar Dan Agen Transfer.

Konfirmasi saham yang beredar berkaitan dengan 3 asersi, yaitu :

Keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan hak serta kewajiban.

Memeriksa Buku Sertifikat Saham.

Pengujian ini diwajibkan apabila klien bertindak sebagai agen transfer bagi

dirinya sendiri. Pengujian ini melibatkan beberapa langka, yaitu :

a) Auditor harus memeriksa buku sertifikat saham,

b) Auditor harus menentukan bahwa perubahan yang terjadiselama tahun

berjalan telah dicatat dengan benar dalam masing-masing akun pemegang

saham di buku besar pembantu,

c) Auditor harus merekonsiliasi total saham yang diterbitkan dan beredar

seperti yang tercantum dalam buku sertifikat saham dengan total saham

yang dilaporkan dalam buku besar pemegang saham serta akun modal

saham.

Memeriksa Sertifikat Saham Yang Ditahan Sebagai Treasury Stock.

Dalam memeriksa sertifikat ini, auditor harus mencatat dalam kertas kerja

jumlah saham yang diakuisisi selama tahun berjalan untuk penelusuran

selanjutnya ke catatan kas.1

e) Penyajian dan pengungkapan.

Penyajian dan pengungkapan berkaitan dengan membandingkan penyajian laporan

dengan GAAP. Pengungkapan yang berkaitan dengan bagian ekuitas mencakup

rincian program opsi saham, dividen yang tertunggak, nilai pari atau ditetapkan, dan

preferensi dividen serta likuidasi. Auditor telah mendapatkan bukti tentang asersi

penyajian dan pengungkapan dari pengujian terdahulu dan dari penelaahan atas

Page 23: Isi Makalah Klp 4 Audit II

notulen rapat korporasi untuk ketentuan dan perjanjian yang mempengaruhi akun-

akun ekuitas pemegang saham.

Page 24: Isi Makalah Klp 4 Audit II

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aktivitas Investasi (Investing Activities) adalah pembelian dan penjualan tanah,

bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali.

Di samping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen

keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas mengakuisisi

aktiva-aktiva ini karena aktiva ini diperlukan untuk mendukung operasi dan proses

intinya.

Aktivitas pembiayaan (financing activities) mencakup transaksi dan peristiwa di

mana kas diperoleh dari atau dibayarkan kembali kpeada kreditor (pembiayaan dengan

hutang) atau pemilik (pembiayaan dengan ekuitas). Aktivitas pembiyaan dapat meliputi

misalnya, mendapatkan pinjaman, lease modal, menerbitkan obligasi, atau menerbitkan

saham preferen atau saham biasa. Aktivitas pembiyaan juga akan mencakup pembayaran

untuk melunasi hutang, mengakuisisi kembali saham (treasury stock), dan membayar

dividen.