PPOK

24
PPOK Andreas 1210211131

Transcript of PPOK

PPOK

PPOKAndreas 1210211131DefinisiKelompok kelainan yang gambaran khasnya berupa obstruksi aliran udara pernapasan (Kendall)Penyakit yang ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel, bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun disertai efek ekstra paru yang berkontribusi terhadap derajar berat penyakit EpidemologiPrevalens PPOK di Amerika dan Eropa tahnun 2000 berkisar 5 - 9% pada individu usia > 45 tahun Prevalensi PPOK Indonesia dari 12 negara Asia Tenggara sebesar 5,6% (Regional COPD working Group, 2003) Usia > 40 tahun Laki : perempuan 3 : 1

Menurut hasil penelitian Setiyanto dkk.(2008) di ruang rawat inap RS. Persahabatan Jakarta selama April 2005 sampai April 2007 menunjukkan bahwa dari 120 pasien, usia termuda adalah 40 tahun dan tertua adalah 81 tahun. Dilihat dari riwayat merokok, hampir semua pasien adalah bekas perokok yaitu 109 penderita dengan proporsi sebesar 90,83%.

EtiologiRokok a.Riwayat merokok Perokok aktif Perokok pasif Bekas perokok b. Derajat berat merokok Indeks Brinkman (IB), (perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan (x) lama merokok dalam tahun) : Ringan : 0-200 Sedang : 200-600 Berat : >600 Polusi udaraGenetikStatus sosekStres oksidatif

DiagnosisAnamnesisGejala utama PPOK adalah sesak napas, batuk kronis atau produksi dahak dan riwayat terpapardengan faktor resiko terutama merokok. skala sesak menurut Modified Medical Research Council 1 Tidak ada sesak kecuali dengan aktivitas beratSesak mulai timbul jika berjalan cepat atau naik tangga Berjalan lebih lambat karena merasa sesak 4 Sesak timbul jika berjalan 100 meter atau setelah beberapa menit 5 Sesak bila mandi atau berpakaian

Pk.Fisik

Inspeksi: pursed lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu), barrel chest, penggunaan dan hipertrofi otot-otot napas tambahan, pelebaran sela iga, dan bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat distensi vena jugularis dan edema tungkai Palpasi: fremitus taktil melemah Perkusi: hipersonor Auskultasi: suara napas vesikuler melemah atau normal, ekspirasi memanjang, ronkhi, dan mengi

Gambaran khas PPOK adalah adanya obstruksi saluran napas yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas kecil dandestruksi alveoli. Pink puffer Gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan pernapasan pursed-lips breathing. Blue bloater Gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat edema tungkai dan ronkhi basah di basal paru, sianosis sentral dan perifer. PEMERIKSAAN PENUNJANG Spirometri (VEP1, VEP1 prediksi, KVP, VEP1/KVP) Obstruksi ditentukan oleh nilai VEP1 prediksi (%) dan atau VEP1/KVP (%). Obtruksi jika: % VEP1 (VEP1/VEP1 pred) < 80% VEP1% (VEP1/KVP) < 75 % Radiologi (foto toraks): untuk menyingkirkan diagnosis penyakit paru lainnya - Pada emfisema terlihat gambaran : hiperinflasi, hiperlusen, ruang retrosternal melebar, diafragma mendatar, jantung menggantung (jantung pendulum / tear drop / eye drop appearance) - Pada bronkitis kronik : Normal atau corakan bronkovaskuler bertambah pada 21 % kasus c. Laboratorium darah rutin: Hb, Ht, leukosit d. Analisa gas darah e. Mikrobiologi sputum

Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan spirometri dapat ditentukan klasifikasi (derajat) PPOK, yaitu (GOLD 2013) GOLD 2013 GOLD 1: PPOK Ringan Gejala batuk kronik dan produksi sputum ada tetapi tidak sering, pasien sering tidak menyadari bahwa faal paru mulai menurun. VEP1 80% prediksi VEP1 / KVP < 70% GOLD 2: PPOK Sedang Gejala sesak mulai dirasakan saat aktivitas, kadang ditemukan gejala batuk + produksi sputum, pasien mulai memeriksakan kesehatannya. 50% < VEP1< 80% prediksi VEP1 / KVP < 70% GOLD 3 : PPOK Berat Gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, rasa lelah, eksaserbasi makin sering, berdampak pada kualitas hidup pasien. 30% < VEP1< 50% prediksi VEP1 / KVP < 70% GOLD 4 : PPOK Sangat Berat Gejala di atas + tanda-tanda gagal napas atau gagal jantung kanan dan ketergantungan O2, kualitas hidup pasien memburuk. VEP1< 30% prediksi VEP1/ KVP < 70%

KVP = Kapasiti Vital Paksa PENILAIAN PPOK (GOLD 2013) Penilaian PPOK berdasarkan aspek di bawah ini: - Tingkat gejala terakhir - Tingkat abnormaliti spirometri Risiko eksaserbasi (timbulnya perburukan dibandingkandengan kondisi sebelumnya, eksaserbasi dapat disebabkaninfeksi atau faktor lainnya seperti polusi udara, kelelahan atau timbulnya komplikasi) Adanya komorbiditi (keadaan ketika seseorang menderita dua penyakit atau lebih)

Dampak PPOK pada pasien secara individu diperoleh dengan menggabungkan penilaian gejala, klasifikasi spirometri dan risiko eksaserbasi. 1. Tentukan skor gejala dengan mMRC atau CAT, apabila masuk kotak kiri berarti gejala sedikit (less symptoms), apabila masuk kotak kanan berarti gejala banyak (more symptoms). 2. Tentukan skor risiko eksaserbasi, apabila masuk kotak bawah berarti risiko rendah, kotak atas berarti risiko tinggi. Penetapan risiko dapat dilakukan dengan salah satu metode yaitu dengan memakai kategori spirometri GOLD 1 atau 2, atau dengan risiko eksaserbasi. Apabila setelah ketiga indikator digabung diperoleh kategori yang dobel (mis B atau D), pilih kategori dengan risiko tertinggi.

Kesimpulan penilaian sebagai berikut: - Kelompok A : risiko rendah, gejala sedikit - Kelompok B : risiko rendah, gejala banyak - Kelompok C : risiko tinggi, gejala sedikit - Kelompok D : risiko tinggi, gejala banyak

Diagnosis Banding Asma SOPT (Sindroma Obstruksi Pascatuberculososis) adalah penyakit obstruksi saluran napas yang ditemukan pada penderita pascatuberculosis dengan lesi paru yang minimal. Pneumotoraks Gagal jantung kronik Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain misal : bronkiektasis

TerapiEdukasi : Berhenti merokok, pengetahuan dasar tentang PPOK, penggunaan obat manfaat danefek sampingnya, penyesuaian aktiviti, penilaian dini eksaserbasi akut dan pengelolaannya (tanda eksaserbasi : batuk atau sesak bertambah, sputum bertambah, sputum berubah warna)

Farmakologia. Bronkodilator Agonis -2: fenoterol, salbutamol. Bentuk inhaler digunakan untukmengatasi sesak, peningkatan jumlah penggunaan dapat sebagai monitor timbulnya eksaserbasi. Sebagai obat pemeliharaan sebaiknya digunakan bentuk tablet yang berefek panjang. Antikolinergik: ipratropium bromid, oksitroprium bromid. Digunakan padaderajat ringan sampai berat, sebagai bronkodilator & juga mengurangi sekresi lendir. Golongan xantin: dalam bentuk lepas lambat sebagai pengobatan pemeliharaan jangka panjang, terutama pada derajat sedang dan berat.

b. Antiinflamasi: digunakan bila terjadieksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi intravena, berfungsi menekan inflamasi yang terjadi, dipilih golongan metilprednisolon atau prednison inhalasi. c.Tambahan: antibiotik hanya diberikan bila terdapat infeksi, mukolitik, antioksidan.

Non farmakologi: a. Rehabilitasi : latihan fisik, latihan endurance, latihan pernapasan, rehabilitasi psikososial b. Terapi oksigen c. Nutrisi d. Pembedahan: pada PPOK berat, (bila dapat memperbaiki fungs paru atau gerakan mekanik paru)