PPOK

download PPOK

of 29

description

ppok

Transcript of PPOK

PPOK Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Georgina GosalNur RamadhaniMustika LombogiaPPOKPenyakit Paru Obstruktif KronikDefinisiPenyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat progresif non reversible atau reversible parsialPPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya. Bronkitis kronik :suatu kelainan yang ditandai dengan adanya batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut-turut, dan tidak disebabkan penyakit lainnya.Emfisema :suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli.Faktor Resiko :Merokokhipereaktivitas bronkusriwayat infeksi saluran nafas bawah berulangriwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja.GejalaGejala dan tanda PPOK sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala, gejala ringan, hingga berat. Gejala bisa tidak tampak sampai kira-kira 10 tahun sejak awal merokok. Dimulai dengan sesak napas ringan dan batuk sesekali.Sejalan dengan progresifitas penyakit, gejalanya semakin lama semakin berat. Peningkatan volume sputumSesak nafas yang progresifDada terasa sesak (chest tightness)Sputum yang purulenMeningkatnya kebutuhanbronkodilatorLemah, lesuMudah lelah

Pada Pemeriksaan Fisik biasanya di temukanDemamWheezing (Mengi)Penatalaksanaan secara umum PPOK meliputiedukasiobat obatanterapi oksigenventilasi mekaniknutrisi dan rehabilitasi.LAPORAN KASUSNama : Tn. GJenis Kelamin : laki laki Umur : 76 tahun Suku : MinahasaBangsa : IndonesiaAlamat : Pakowa Pendidikan: SMA Pekerjaan : Pensiunan Masuk RS: 12 April 2014 25 april 2014ANAMNESISKeluhan Utama :SesakRiwayat Penyakit Sekarang :Sesak dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk RS, tidak berkurang dengan istirahat. Sesak diikuti dengan batuk sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, berlendir berwarna putih,berkeringat malam hari (-), mual(-) muntah(-), penurunan berat badan (-), nafsu makan biasa. Demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit turun dengan obat penurun panas. BAB dan BAK biasa.

Riwayat penyakit dahulu :Sebelumnya pernah di rawat di RS dengan keluhan yang sama 3 tahun yang lalu. Riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu minum obat amlodipin tapi tidak teratur.Riwayat Penyakit DM, Jantung, Ginjal, Hati disangkal Penderita

Riwayat Penyakit Keluarga :Hanya Penderita yang menderita seperti ini

Riwayat Sosial :Merokok (+)Sejak umur 20 tahun, berhenti sejak 3 tahun laluBiasanya merokok 2 bungkus dalam 1 hari Pemeriksaan FisikKeadaan Umum : SedangKesadaran : Compos MentisTD : 150/80mmHg Nadi : 92x/menitRespirasi : 28x/menitSuhu : 36,8oCBB : 65 kgTB :170 cmIMT : 22,4Status gizi : normal

13Kepala: normocephalMata: konj. Anemis -/-, sklera ikterik -/-Telinga: sekret -/-Hidung: sekret -/-Tenggorokan: T1 T1 hiperemis -/-Leher: Pembesaran KGB (-) JVP 5+0 cmH2O

ThoraksJantung : I : iktus kordis tidak tampakP: iktus kordis tidak terabaP: batas jantung kanan ICS IV linea sternalis dextrabatas jantung kiri ICS V linea mid clavicularis sinistraA: Bunyi jantung I-II normal, bising (-).Paru-Paru :I : bentuk dada seperti tong ( barrel chest), pergerakan dinding paru simetris kiri dan kananretraksi dinding dada (+)P: stem fremitus kiri = kananP: hipersonor kiri dan kananA: suara pernapasan bronkovesikuler Ronki (+/+) seluruh lapang paru. wheezing (-/+)Abdomen :I : datar, lemas A : bising usus (+) normalP : bunyi timpaniP : didapatkan abdomen lemas, NTE (-) NTSP (-) NKCVA (-) Hepar : tidak teraba Lien : tidak teraba

Extremitas :Akral hangatEdema (-)Clubbing Finger (+)

Pemeriksaan Laboratorium(09/04/2014)

Leukosit : 4.000/mm3Eritrosit : 4,26 x 106/mm3Hb : 14,4 g/dLHt : 40 %Trombosit : 128.000/mm3GDS : 175 mg/dl Ur : 36 mg/dLCr : 0,9 mg/dLNa : 133 mEq/LKalium : 3,52 mEq/LChlorida 95,8 mEq/L(12/04/2014)

leukosit 4.600/uLeritrosit 4,61 x 106/mm3Hb 15,3 g/dlhematokrit 43,3 %trombosit 114.000/mm3SGOT 26 U/L SGPT 19 U/LPemeriksaan Penunjang

diafragma mendatar

hiperlusen parenkim paru

sela iga melebar (hiperinflasi). DiagnosisPPOK eksaserbasi akut + Infeksi SekunderHipertensi grade IPenanganan O2 2-4L/m via nasal canul IVFD NaCl 0,9% 14 gtt/mCeftriaxone 2x1gr IVNebulizer Combivent 4x1Ambroxol 3x1PCT 3x500mgAmlodipin 10mg 1-0-0TANGGALFOLLOW UPSOAP12/04/2014(Hari I)Sesak (+)Batuk (+)KU : sedang Kes: CMTD: 150/80 N: 72 R: 26 S: 36,3Kep : conj. an (-) scl. Ict (-)Tho : C/ BJ I-II n,bising (-)P/ Sp. Bronkovesikuler Rh (+/+) wh (-/+)Abd : datar, lemas, BU (+)Ext: edema (-)PPOK Eksaserbasi Akut + Infeksi SekunderHipertensi gr. IO2 2-4L/m via nasal canul IVFD NaCl 0,9% 14 gtt/mCeftriaxone 2x1gr IVNebulizer Combivent 4x1Ambroxol 3x1PCT 3x500mgAmlodipin 10mg 1-0-013/04/2014(Hari II)Sesak (+) Batuk (+) KU : sedang Kes: CMTD: 130/80 N: 72 R: 24 S: 36,3Kep : conj. an (-) scl. Ict (-)Tho : C/ BJ I-II n,bising (-)P/ Sp. Bronkovesikuler Rh (+/+) wh (-/+)Abd : datar, lemas, BU (+)Ext: edema (-)PPOK Eksaserbasi Akut + Infeksi SekunderHipertensi gr. IO2 2-4L/m via nasal canul IVFD NaCl 0,9% 14 gtt/mCeftriaxone 2x1gr IVAmbroxol 3x1PCT 3x500mgAmlodipin 10mgSpirometri14/04/2014(Hari III)Sesak (+) Batuk (+) KU : sedang Kes: CMTD: 140/80 N: 72R: 24 S: 36,3Kep : conj. an (-) scl. Ict (-)Tho : C/ BJ I-II n,bising (-)P/ Sp. Bronkovesikuler Rh (+/+) wh (-/+)Abd : datar, lemas, BU (+)Ext: edema (-)PPOK Eksaserbasi Akut + Infeksi SekunderHipertensi gr. I

O2 2-4L/m via nasal canul IVFD NaCl 0,9% 14 gtt/mCeftriaxone 2x1gr IVAmbroxol 3x1PCT 3x500mgAmlodipin 10mgSeretide 2x1puffSpirometri, DLTANGGALFOLLOW UPSOAP15/04/2014(Hari IV)Sesak (+) Batuk (+)

KU : sedang Kes: CMTD: 150/80 N: 72 R: 26 S: 36,3Kep : conj. an (-) scl. Ict (-)Tho : C/ BJ I-II n,bising (-)P/ Sp. Bronkovesikuler Rh (+/+) wh (+/+)Abd : datar, lemas, BU (+)Ext: edema (-)PPOK Eksaserbasi Akut + Infeksi SekunderHipertensi gr. IO2 2-4L/m via nasal canul IVFD NaCl 0,9% 14 gtt/mCeftriaxone 2x1gr IVAmbroxol 3x1PCT 3x500mgAmlodipin 10mg Seretide 2x1puffNebulizer combivent /8jamMethylprednisolon 1x125mg IV16/04/2014(Hari V)Sesak (+) Batuk (+) KU : sedang Kes: CMTD: 130/80 N: 72 R: 24 S: 36,3Kep : conj. an (-) scl. Ict (-)Tho : C/ BJ I-II n,bising (-)P/ Sp. Bronkovesikuler Rh (+/+) wh (+/+)Abd : datar, lemas, BU (+)Ext: edema (-)PPOK Eksaserbasi Akut + Infeksi SekunderHipertensi gr. IO2 2-4L/m via nasal canul IVFD D5% : Aminophilin 1ampCeftriaxone 2x1gr IVNebulizer Combivent 4x1Ambroxol 3x1PCT 3x500mgAmlodipin 10mg

17/04/2014(Hari VI)Sesak (+) Batuk (+) KU : sedang Kes: CMTD: 140/80 N: 72 R: 24 S: 36,3Kep : conj. an (-) scl. Ict (-)Tho : C/ BJ I-II n,bising (-)P/ Sp. Bronkovesikuler Rh (-/+) wh (+/+)Abd : datar, lemas, BU (+)Ext: edema (-)PPOK Eksaserbasi Akut + Infeksi SekunderHipertensi gr. I

O2 2-4L/m via nasal canul IVFD NaCl 0,9% 14 gtt/mCeftriaxone 2x1gr IVNebulizer Combivent 4x1Ambroxol 3x1PCT 3x500mgAmlodipin 10mgSeretide 2x2puffTANGGALFOLLOW UPSOAP18/04/2014-20/04/2014(Hari VIII-X)Sesak (+) Batuk (+)

KU : sedang Kes: CMTD: 150/80 N: 72 R: 26 S: 36,3Kep : conj. an (-) scl. Ict (-)Tho : C/ BJ I-II n,bising (-)P/ Sp. Bronkovesikuler Rh (+/+) wh (+/+)Abd : datar, lemas, BU (+)Ext: edema (-)PPOK Eksaserbasi Akut + Infeksi SekunderHipertensi gr. IO2 2-4L/m via nasal canul IVFD NaCl 0,9% 14 gtt/mCeftriaxone 2x1gr IVAmbroxol 3x1PCT 3x500mgAmlodipin 10mg Seretide 2x1puffNebulizer combivent /8jamMethylprednisolon 1x125mg IV21/04/2014(Hari XI)Sesak (+) Batuk (+) KU : sedang Kes: CMTD: 130/80 N: 72 R: 24 S: 36,3Kep : conj. an (-) scl. Ict (-)Tho : C/ BJ I-II n,bising (-)P/ Sp. Bronkovesikuler Rh (+/+) wh (+/+)Abd : datar, lemas, BU (+)Ext: edema (-)PPOK Eksaserbasi Akut + Infeksi SekunderHipertensi gr. IO2 2-4L/m via nasal canul IVFD D5% : Aminophilin 1ampCeftriaxone 2x1gr IVNebulizer Combivent 4x1Ambroxol 3x1PCT 3x500mgAmlodipin 10mg

22/04/2014(Hari XII)Sesak (+) Batuk (+) KU : sedang Kes: CMTD: 140/80 N: 72 R: 24 S: 36,3Kep : conj. an (-) scl. Ict (-)Tho : C/ BJ I-II n,bising (-)P/ Sp. Bronkovesikuler Rh (-/+) wh (+/+)Abd : datar, lemas, BU (+)Ext: edema (-)PPOK Eksaserbasi Akut + Infeksi SekunderHipertensi gr. I

O2 2-4L/m via nasal canul IVFD NaCl 0,9% 14 gtt/mCeftriaxone 2x1gr IVNebulizer Combivent 4x1Ambroxol 3x1PCT 3x500mgAmlodipin 10mgSeretide 2x2puffTANGGALFOLLOW UPSOAP18/04/2014(Hari XII)Sesak (-)Batuk (-)

KU : sedang Kes: CMTD: 150/80 N: 72 R: 26 S: 36,3Kep : conj. an (-) scl. Ict (-)Tho : C/ BJ I-II n,bising (-)P/ Sp. Bronkovesikuler Rh (-/+) wh (+/+)Abd : datar, lemas, BU (+)Ext: edema (-)PPOK Eksaserbasi Akut + Infeksi SekunderHipertensi gr. IEdotin 3x1PCT 3x500mgAmlodipin 10mg Seretide 2x2puff(Hari XIII)Sesak (-)Batuk (-)KU : sedang Kes: CMTD: 130/80 N: 72R: 24 S: 36,3Kep : conj. an (-) scl. Ict (-)Tho : C/ BJ I-II n,bising (-)P/ Sp. Bronkovesikuler Rh (-/-) wh (-/-)Abd : datar, lemas, BU (+)Ext: edema (-)

PPOK Eksaserbasi Akut + Infeksi SekunderHipertensi gr. IEdotin 3x1PCT 3x500mgAmlodipin 10mgseretide 2x2 puffRawat Jalan25Dasar DiagnosisSesakBatukMerokok dua bungkus perhari selama 56 tahun Pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan frekuensi pernafasan, Inspeksi : barrel shaped chest, retraksi dinding dadaPerkusi : hipersonor dikedua lapangan paruAuskultasi : Sp. bronkovesikuler, ronki (+/+) wheezing (+/+)hasil rontgen toraks AP : diafragma mendatar, hiperlusen parenkim paru, dan sela iga melebar (hiperinflasi).

Dasar Terapi - O2 2-4 liter/menit

Untuk memperbaiki Hopoksemia yang bisa mengakibatkan kerusakan jaringan.- Bronkodilator

Untuk Merilekskan otot halus dan menurunkan kongesti lokal,menurunkan spasme jalan nafas, mengi, dan produksi mukosa

KortikosteroidUntuk mencegah reaksi alergi/menghambat pengeluaran histamin, menurunkan berat dan frekuensi spasme jalan nafas, inflamasi pernafasan, dan dispnea.Antibiotik- Pasien dengan eksaserbasi akut dengan 3 tanda utama yaitu : increased dyspnea, increased sputum volume, increased sputum purulence, atau- Pasien dengan eksaserbasi akut dengan 2 tanda utama, jika peningkatan purulensi sputum merupakan salah satunya- Pasien dengan eksaserbasi parah yang membutuhkan ventilasimekanik, baik invasif maupun non-infvasifPROGNOSISJika ada hipoksia dan cor pulmonale prognosis jelekDyspnea, obstruksi berat saluran nafas, FEV1 < 0.75 L (20%) angka kematian meningkat, 50% pasien berisiko meninggal dalam waktu 5 tahun