PPOK

5
BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DISUSUN OLEH : Andi Darfianto Pradana Darwis C111 11 302 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

description

Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Transcript of PPOK

kata pengantar

BAGIAN RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK

DISUSUN OLEH :

Andi Darfianto Pradana Darwis

C111 11 302

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2015

PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIKDEFINISI

Istilah Penyakit Paru Obtruksi Kronik ditujukan untuk mengelompokkan penyakit-penyakit yang gejalanya berupa terhambatny arus udara pernapasan. Kelompok penyakit yang dimaksud adalah bronkitis kronis dan emfisema(1). Bronkitis kronis adalah suatu definisi klinis yaitu ditandai dengan batuk-batuk hamper setiap hari disertai pengeluarn dahak, sekurang-kurangnya 3 bulan berturut-turut dalam satu tahun dan paling sedikit selama 2 tahun(1).

Emfisema adalah suatu perubahan anatomi paru-paru yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran udara sebelah distal bronkus terminal disertai kerusakan diding alveolus(1).ETIOLOGI

Faktor risiko yang menyebabkan timbulnya PPOK adalah(2):

1. Gen2. Paparan : asap rokok, debu, polusi udara

3. Stress oksidatif4. usia5. riwayat infeksi saluran nafas.

PATOFISIOLOGI

Pada bronchitis kronik maupuun emfisema terjadi penyempitan saluran nafas. Penyempitan ini dapat mengakibatkan obstruksi jalan nafas dan menimbulkan sesak(3).

Pada bronchitis kronik, penyempitan terjadi oleh metaplasia sel goblet, saluran nafas besar juga menyempit karena hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus. Pada emfisema paru penyempitan saluran nafas disebabkan oleh berkurangnya elastisitas paru-paru(3).

Pada orang normal sewaktu terjadi ekspirasi maksimal, tekanan yang menarik jaringan paru akan berkurang ,sehingga saluran-saluran pernafasan bagian bawah paru akan tertutup.Pada PPOK terutama karena emfisema dapat terjadi kelainan kardiovaskuler jantung menjadi kecil ini disebabkan peningkatan retrosternal air(3).DIAGNOSISI. Anamnesis : riwayat penyakit yang ditandai batuk-batuk setiap hari disertai pengeluaran dahak, sekurang-kurangnya 3 bulan berturut-turut dalam 1 tahun, dan paling sedikit selama 2 tahun(3).II. Pemeriksaan fisik :1. Pasien tampak kurus dengan barrel shape chest (diameter anteroposterior dada meningkat) (3).

2. Fremitus taktil dada tidak ada atau berkurang(3).

3. Perkusi dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih rendah, tukak jantung berkurang(1).

4. Suara nafas berkurang dengan expirasi panjang(1).III. Gambaran radiologi

Foto thorax pada bronchitis kronis memperlihatkan tubular shadow berupa bayangan garis-garis yang parallel keluar dari hilus menuju apex paru dan corakan paru yang bertambah(4).

Pada emfisema paru thorax menunjukan adanya overventilasi dengan gambaran diafragma yang rendah dan datar,peningkatan retrosternal air space dan bayangan penyempitan jantung yang panjang, penciutan pembuluh darah pulmonal dan penampakan ke distal(4).

PENATALAKSANAAN:I. Penatalaksanaan umum(1)1. Pendidikan terhadap penderita dan keluarganya.

2. Menghindari rokok dan zat-zat inhalasi lain yang bersifat iritasi.

3. Menghindari infeksi.

II. Penggunaan obat-obatan (3)1. Bronkodilator (untuk mengatasi obstruksi jalan nafas) : salbutamol 4x 0,25-0,5mg/hari

2. Ekspektoran

3. Antibiotik, dllDAFTAR PUSTAKA1. Djojodibroto Darmanto, dr.Sp.P : Respirologi, Jakarta 2007, hal :120-125.2. Braman SS.Asthma.ACCP pulmonary Board review 2003.course syllabus.Am College of chest Physician.1-193. Hariadi Slamet,Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru, Surabaya 2010,hal :37-534. Sutton : Textbook of Radiology and Imaging, seventh edition, volume I, Churchil Livingstone, page :165-171.

_1494040459.wmf