Ppk Glaukoma
description
Transcript of Ppk Glaukoma
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
GLAUKOMA
RSUD KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR
2014
Pengertian
(definisi)
suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh meningkatnya tekanan dalam bola
mata (Tekanan Intra Okular = TIO) yang disertai pencekungan diskus optikus dan
pengecilan lapang pandang. Tekanan bola mata yang tinggi juga akan
mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan yang terletak di dalam bola mata, dan
akan terjadi gangguan lapang pandangan.
Anamnesis penglihatan kabur mendadak
nyeri hebat di sekitar mata atau belakang kepala
mual
muntah
melihat halo (pelangi disekitar objek atau lamu tang dilihat)
keluhan sering berkurang bila penderita melihat sinar kuat yang
mengakibatkan pupil mengecil
Pemeriksaan Fisik Visus sangat menurun
TIO meninggi
Mata merah
Kornea suram/keruh
Injeksi siliar
Bilik mata depan dangkal
Rincian iris tidak tampak
Pupil sedikit melebar, kurang/tidak bereaksi terhadap sinar
Diskus optikus terlihat merah dan bengkak
Pada perabaan mata teras keras seperti kelereng
Kriteria Diagnosis Terdapat tiga faktor untuk diagnosis glaukoma;
TIO level à menigkat
Kelainan nervus optikus à C/D > 0,4
Visual field loss
Dua dari faktor di atas harus ada. Jika hanya TIO yang meningkat berarti hipertensi
okuler.
Untuk diagnosis glaukoma simpleks, sudut KOA terbuka dan tampak normal.
Diagnosis Diagnosis penyakit ini ditegakkan berdasarkan hasil yang didapat dari anamnesis
dan pemeriksaan ofthamologi.
Diagnosis Banding KERATITIS
ULKUS KORNEA
UVEITIS
Pemeriksaan
Penunjang
1. Tonometri. Alat ini berguna untuk menilai tekanan intraokular. Tekanan
bola mata normal berkisar antara 15-21 mmHg.
2. Gonioskopi. Sudut bilik mata depan merupakan tempat penyaluran keluar
humor akueus. Dengan gonioskopi kita berusaha menilai keadaan sudut
tersebut, apakah terbuka, sempit atau tertutup ataukah terdapat
abnormalitas pada sudut tersebut.
3. Penilaian diskus optikus. Dengan menggunakan opthalmoskop kita bisa
mengukur CDR. CDR yang melebihi 0,5 menunjukkan peningkatan tekanan
intraokular yang signifikan.
4. Pemeriksaan lapang pandang. Hal ini penting dilakukan untuk
mendiagnosis dan menindaklanjuti pasien glaukoma. Lapang pandang
glaukoma memang akan berkurang karena peningkatan TIO akan
merusakan papil saraf optikus.
Terapi 1. obat-obatan (pengobatan darurat dan jangka pendek)
Miotik: untuk melepaskan iris dari jaringan trabekulum sehingga sudut
mata bilik depan akan terbuka
pilocarpin 2%, tetes mata setiap menit 1 tetes selama 5 menit, lalu
disusul 1 tetes tiap jam sampai 6 jam
Carbonic Anhidrase Inhibitor: untuk menurunkan pembentukan aquous
humor
asetazolamid, 250 mg per tablet, 2 tablet sekaligus, disusul tiap 4 jam 1
tablet sampai 24 jam
obat hiperosmotik: untuk meningkatkan daya osmotik plasma
larutan gliserin 50 % secara oral, dosis 1-1,5 gram/ kgBB (0.7-1,5 cc/kgBB
atau 1 cc /kgBB), diminum sekaligus
mannitol 20 %,per infus ± 60 tetes per menit
morfin: untuk mengurangi sakit dan mengecilkan pupil disuntikan 10-15
mg
2. Pembedahan
Dilakukan setelah terapi dengan obat-obatan sampai tekanan bola mata < 25
mmHg dan mata merah berkurang
• Iridektomi perifer
Indikasi :
• glaukoma dalam fase prodomal
• glaukoma akut yang baru terjadi
• tindakan pencegahan pada mata kiri
Teknik : dibuat lubang di bagian perifer iris pada sisi temporal atas
• Pembedahan filtrasi
indikasi :
• glaukoma akut sudah berlangsung lama
• penderita sudah masuk dalam stadium glaukoma kongestif kronik
Teknik :
1. Trepanasi Elliot : lubang kecil berukuran 1,5 mm dibuat di daerah kornea-
skleral, lalu ditutup oleh konjungtiva dengan tujuan agar aquous mengalir
langsung dari bilik mata anterior ke ruang subkonjungtiva.
2. sklerotomi scheie kornea-skleral :dikauterisasi agar luka tidak menutup
kembali dengan sempurna, dengan tujuan agar aquous mengalir langsung
dari bilik mata anterior ke ruang subkonjungtiva.
3. Trabekulektomi : mengangkat trabekulum sehingga terbentuk celah untuk
mengalirkan cairan mata masuk ke dalam kanal schlemm.
Prognosis Apabila terdeteksi dini, sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan
baik secara medis. Tanpa pengobatan, glaukoma sudut terbuka dapat berkembang
secara perlahan sehingga akhirnya menimbulkan kebutaan total. Apabila obat
tetes antiglaukoma dapat mengontrol tekanan intaokular pada mata yang belum
mengalami kerusakan glaumatosa luas, prognosis akan baik (walaupun penurunan
lapangan pandang dapat terus berlanjut).
Kepustakaan 1. Asbury, Vaughan. Glaukoma. Dalam : Oftalmologi Umum. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2010.
2. Ilyas S. Glaukoma. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2007.
3. Skuta GL, Cantor BL, Jayne SW. Open-Angle Glaucoma. In : Section 10
Glaucoma. Singapore : American Academy of Ophtamology; 2008.
4. Colleman AL. Epidemiology and Genetics of Glaucoma. In : Glaucoma
Science and Practice. NewYork : Thieme; 2003.
5. Wijana N. Glaukoma. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Jakarta; 1993.
Kediri, 28 November 2014
KETUA KOMITE MEDIK KETUA SMF MATA
dr. Rudolf Rudy B, Sp.B dr. Sri Kristiani, Sp.M
Direktur RSUD Kabupaten Kediri
dr. Hermawan Chrisdiono, Sp.P