Pp Peritonitis Hp
-
Upload
indri-hapsari -
Category
Documents
-
view
140 -
download
0
Transcript of Pp Peritonitis Hp
PERITONITISDisusun Oleh: INDRI HAPSARI 110.2007.144
Pembimbing: dr. DEM HERIANTO HUTABARAT, Sp. BFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERITAS YARSI KEPANITRAAN ILMU BEDAH RUMAH SAKIT DAERAH KABUPATEN BEKASI Periode 20 Februari-28 April 2012
adalah peradangan membran serosa rongga abdomen (peritoneum) termasuk sebagian atau seluruh organ di dalam rongga peritoneum.
Peritoneum
Selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam
Lapisan peritoneum: Lamina Parietalis (Lembaran yang melapisi dinding dalam abdomen dan pelvis) Lamina Viseral (membungkus organ abdomen dan pelvis)
Sekitar 50-70% peritonitis tersier terjadi di USA > 95% didahului dengan asites Peritonitis bakterial spontan terjadi pada peritonitis akut dengan dasar sirosis. Sirosis mempengaruhi 3,6 dari 1000 orang dewasa di Amerika Serikat dan bertanggung jawab terhadap 26000 kematian per tahun. 50% pasien dengan sirosis yang menimbulkan ascites meninggal dalam 2 tahun setelah diagnosis.
Berdasarkan Patogenesisnya Peritonitis Primer Peritonitis Sekunder Peritonitis Tersier Berdasarkan agens: Peritonitis kimiawi Peritonitis bakterial/septik
Berdasarkan Patogenesisnya: Peritonitis primer Tidak ditemukan fokus infeksi dalam abdomen. Disebabkan oleh organisme patogenik tunggal (Misalnya: E. coli, Klebsiela pneumonia, Streptococus, Staphylococus) Bakteri masuk secara hematogen
Peritonitis sekunder Menyertai penyakit intraabdomen akut Kuman berasal dari tractus digestivus, selain dari penyebaran secara hematogen Disebabkan oleh: oLuka/ trauma tembus oPerforasi organ dalam perut oKomplikasi dari proses inflamasi organ intrabdomen
Peritonitis tersier Infeksi rekuren atau persisten sesudah mendapatkan terapi SBP/peritonitis sekunder yang adekuat Bukan berasal dari kelainan organ Imunokompromais dan kondisi komorbid >> Timbul abses/flegmon, dengan atau tanpa fistula
Berdasarkan agens: Peritonitis kimiawi Disebabkan oleh HCl lambung, empedu, cairan pankreas, dll. cairan
Peritonitis bakterial Disebabkan oleh kuman (Misalnya Bacteroides, E.coli, Streptococus, Pneumococus, proteus, kelompok Enterobacter-Klebsiella, Mycobacterium tuberculosa)
1. Kelainan dari organ perut yang terinfeksi misalnya perforasi appendisitis, perforasi tukak lambung, perforasi tifus abdominalis, Ileus obstruktif, trauma abdomen 2. Bakterial : Bacteroides, E.Coli, Streptoccocus, Pneumoccocus, Proteus, kelompok Enterobacter-Klebsiella, Mycobacterium Tuberculosa
3. Penyakit radang panggul pada wanita yang masih aktif secara seksual , (infeksi tuba fallopi, ruptur kista ovarium) 4. Kelainan hati atau gagal jantung, dimana cairan bisa berkumpul di perut (asites) dan mengalami infeksi 5. Peritonitis yang terjadi setelah suatu pembedahan
Reaksi awal peritoneum terhadap invasi bakteri keluarnya eksudat fibrinosa Peradangan akumulasi cairan karena kapiler dan membran mengalami kebocoran Pengumpulan cairan di dalam rongga peritoneum dan lumen-lumen usus serta edema seluruh organ intra peritoneal dan edema dinding abdomen termasuk jaringan retroperitoneal hipovolemia, dehidrasi, gangguan sirkulasi dan oliguria
Terjebaknya cairan di cavum peritoneum dan lumen usus tekanan intra abdomen meningkat perfusi menurun. Jika infeksi menyebar peritonitis umum. Peritonitis umum peristaltik usus berkurang sampai timbul ileus paralitik usus menjadi atoni dan meregang.
Pada apendisitis disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks tekanan intralumen meningkat edema aliran arteri terganggu infark dinding apendiks perforasi peritonitis lokal maupun general Perforasi lambung dan depan peritonitis akut duodenum bagian
Pada Tifus abdominalis sebagian kuman mencapai jaringan limfoid plaque peyeri di ileum terminalis komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal peritonitis Pada trauma abdomen (trauma tembus dan trauma tumpul) peritonitis sampai dengan sepsis bila mengenai organ yang berongga intra peritonial
Gambaran Klinis
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologis
ANAMNESIS Demam Nyeri perut Anoreksia Mual dan muntah Tidak dapat BAB/flatus
PEMERIKSAAN FISIK Abdomen Inspeksi Perut distensi (meteorismus / cembung) Auskultasi Bising usus melemah sampai menghilang Palpasi Nyeri tekan, nyeri lepas, defense muscular
Perkusi Hipertimpani, nyeri ketok, redup hepar hilang
RECTAL TOUCHER Tonus m. Sphincter ani menurun Ampula recti berisi udara Nyeri pada semua arah
PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium Radiologi
Pemeriksaan Laboratorium Leukositosis (>11.000 sel/ L) Hematokrit meningkat Asidosis metabolik
Pemeriksaan Radiologi Peritonitis karena perforasi (foto polos abdomen 3 posisi) : Posisi supine (tidur telentang) preperitonial fat menghilang, psoas line menghilang, dan kekaburan pada cavum abdomen Posisi duduk atau berdiri free air subdiafragma berbentuk bulan sabit (semilunair shadow) Posisi LLD free air intra peritonial pada daerah perut yang paling tinggi. Letaknya antara hati dengan dinding abdomen atau antara pelvis dengan dinding abdomen.
Apendisitis Pankreatitis Gastroenteritis Kolesistitis Salpingitis
Pada prinsipnya terbagi menjadi 2, yaitu: 1. Terapi Umum 2. Terapi Khusus
Terapi Umum Oksigenisasi jaringan Dekompresi jaringan Resusitasi cairan dan elektrolit Pemberian antibiotik
Terapi Khusus Terapi non-bedah- Drainase dengan menggunakan USG dan CT-scan
Terapi bedah- Laparotomi eksplorasi - Lavase peritoneum pada peritoneum difus dengan menggunakan larutan kristaloid (saline)
Komplikasi dini Komplikasi lanjutKomplikasi pasca pembedahan dengan laparatomi eksplorasi
Septikemia dan syok septic Syok hipovolemik Sepsis intra abdomen rekuren Abses residual intraperitoneal
Adhesi Obstruksi intestinal rekuren
Trauma peritoneum Fistula enterokutan Peritonitis berulang
Peritonitis lokal dan ringan baik Peritonitis umum prognosis jelek Peritonitis yang ditangani dengan tepat dan dapat dikoreksi melalui pembedahan, memiliki angka mortalitas