PP Imun

46
ANATOMI FISIOLOGI IMUN KELOMPOK I : AMELIA ULFA EDVINA NOFRIANI ELUM NUR RISMAN FENI FADILA HUSNA KHALIDA LELI KURNIAWATI M.RIDHO AKBAR NADIA RAHMI NURLAILA RINI PUSPITA SARI SHERLY VIVI AMELIA

description

imunologi

Transcript of PP Imun

Page 1: PP Imun

ANATOMI FISIOLOGI IMUNKELOMPOK I :

AMELIA ULFA

EDVINA NOFRIANI

ELUM NUR RISMAN

FENI FADILA

HUSNA KHALIDA

LELI KURNIAWATI

M.RIDHO AKBAR

NADIA RAHMI

NURLAILA

RINI PUSPITA SARI

SHERLY VIVI AMELIA

Page 2: PP Imun

DEFINISI IMUN

1. SISTEM IMUN (BAHASA INGGRIS: IMMUNE SYSTEM) ADALAH

SISTEM PERTAHANAN MANUSIA SEBAGAI PERLINDUNGAN

TERHADAP INFEKSI DARI MAKROMOLEKUL ASING ATAU

SERANGAN ORGANISME, TERMASUK VIRUS, BAKTERI,

PROTOZOA DAN PARASIT. SISTEM KEKEBALAN JUGA BERPERAN

DALAM PERLAWANAN TERHADAP PROTEIN TUBUH DAN

MOLEKUL LAIN SEPERTI YANG TERJADI PADA AUTOIMUNITAS,

DAN MELAWAN SEL YANG TERABERASI MENJADI TUMOR.

Page 3: PP Imun

2. SISTEM KEKEBALAN ATAU SISTEM IMUN ADALAH SISTEM

PERLINDUNGAN PENGARUH LUAR BIOLOGIS YANG DILAKUKAN OLEH

SEL DAN ORGAN KHUSUS PADA SUATU ORGANISME. JIKA SISTEM

KEKEBALAN BEKERJA DENGAN BENAR, SISTEM INI AKAN

MELINDUNGI TUBUH TERHADAP INFEKSI BAKTERI DAN VIRUS,

SERTA MENGHANCURKAN SEL KANKER DAN ZAT ASING LAIN DALAM

TUBUH. JIKA SISTEMKEKEBALAN MELEMAH, KEMAMPUANNYA

MELINDUNGI TUBUH JUGA BERKURANG, SEHINGGA MENYEBABKAN

PATOGEN, TERMASUK VIRUS YANG MENYEBABKAN DEMAM DAN

FLU, DAPAT BERKEMBANG DALAM TUBUH. SISTEM KEKEBALAN JUGA

MEMBERIKAN PENGAWASAN TERHADAP SEL TUMOR, DAN

TERHAMBATNYA SISTEM INI JUGA TELAH DILAPORKAN

MENINGKATKAN RESIKO TERKENA BEBERAPA JENIS KANKER.

Page 4: PP Imun

FUNGSI SISTEM IMUN

1. MELINDUNGI TUBUH DARI INVASI PENYEBAB PENYAKIT

MENGHANCURKAN & MENGHILANGKAN MIKROORGANISME

ATAU SUBSTANSI ASING (BAKTERI, PARASIT, JAMUR, DAN

VIRUS, SERTA TUMOR) YANG MASUK KE DALAM TUBUH

2. MENGHILANGKAN JARINGAN ATAU SEL YG MATI ATAU

RUSAK UNTUK PERBAIKAN JARINGAN.

3. MENGENALI DAN MENGHILANGKAN SEL YANG ABNORMAL

SASARAN UTAMA: BAKTERI PATOGEN & VIRUS

LEUKOSIT MERUPAKAN SEL IMUN UTAMA (DISAMPING SEL

PLASMA, MAKROFAG, & SEL MAST)

Page 5: PP Imun

4. PERTAHANAN (DESTRUKSI ZAT ASING SEPERTI VIRUS

ATAU BAKTERI, UNTUK MENCEGAH INFEKSI DARI

PATOGEN)

5. HOMEOSTASIS (MEMBERSIHKAN SEL YANG RUSAK,

MENCEGAH SISA SEL BERKEMBANG JADI ANCAMAN)

6. SURVEILANS (MENGENALI DAN MENGHANCURKAN

SEL YANG BERMUTASI MISAL KANKER)

Page 6: PP Imun

LETAK –LETAK SISTEM IMUN

1. SUM-SUM TULANG

SEMUA SEL SISTEM KEKEBALAN TUBUH BERASAL DARI SEL-

SEL INDUK DALAM SUMSUM TULANG. SUMSUM TULANG ADALAH

TEMPAT ASAL SEL DARAH MERAH, SEL DARAH PUTIH (TERMASUK

LIMFOSIT DAN MAKROFAG).

Page 7: PP Imun

2. TIMUS

DALAM KELENJAR TIMUS SEL-SEL LIMFOID MENGALAMI

PROSES PEMATANGAN SEBELUM LEPAS KE DALAM

SIRKULASI. PROSES INI MEMUNGKINKAN SEL T UNTUK

MENGEMBANGKAN ATRIBUT PENTING YANG DIKENAL

SEBAGAI TOLERANSI DIRI.

Page 8: PP Imun

3. GETAH BENING

KELENJAR GETAH BENING BERBENTUK KACANG KECIL

TERBARING DI SEPANJANG PERJALANAN LIMFATIK. TERKUMPUL

DALAM SITUS TERTENTU SEPERTI LEHER, AXILLAE,

SELANGKANGAN, DAN PARA- AORTA DAERAH.

Page 9: PP Imun

4. MUKOSA JARINGAN LIMFOID TERKAIT (MALT)

DI SAMPING JARINGAN LIMFOID BERKONSENTRASI DALAM KELENJAR GETAH BENING DAN LIMPA, JARINGAN LIMFOID JUGA DITEMUKAN DI TEMPAT LAIN, TERUTAMA SALURAN PENCERNAAN, SALURAN PERNAFASAN DAN SALURAN UROGENITAL.

Page 10: PP Imun

MEKANISME PERTAHANAN

A. SISTEM IMUN NON-SPESIFIK

ADALAH SISTEM IMUN YANG MELAWAN PENYAKIT DENGAN CARA YANG SAMA KEPADA SEMUA JENIS PENYAKIT. SISTEM IMUN INI TIDAK MEMBEDA-BEDAKAN RESPONNYA KEPADA SETIAP JENIS PENYAKIT, OLEH KARENA ITU DISEBUT NON-SPESIFIK. SISTEM IMUN INI BEKERJA DENGAN CEPAT DAN SELALU SIAP JIKA TUBUH DI DATANGKAN SUATU PENYAKIT. SISTEM IMUN NON-SPESIFIK PUNYA 4 JENIS PERTAHANAN :

1. PERTAHANAN FISIK / MEKANIS

PERTAHANAN FISIK DAPAT BERUPA KULIT, LAPISAN MUKOSA / LENDIR, SILIA ATAU RAMBUT PADA SALURAN NAFAS, MEKANISME BATUK DAN BERSIN. PERTAHANAN FISIK INI UMUMNYA MELINDUNGI TUBUH DARI PENYAKIT YANG BERASAL DARI LINGKUNGAN ATAU LUAR TUBUH KITA. PERTAHANAN INI MERUPAKAN PELINDUNG PERTAMA PADA TUBUH KITA.

Page 11: PP Imun

2. PERTAHANAN BIOKIMIA

PERTAHANAN BIOKIMIA INI ADALAH PERTAHANAN YANG BERUPA ZAT-ZAT KIMIA YANG AKAN MENANGANI MIKROBA YANG LOLOS DARI PERTAHANAN FISIK. PERTAHANAN INI DAPAT BERUPA PH ASAM YANG DIKELUARKAN OLEH KELENJAR KERINGAT, ASAM LAMBUNG YANG DIPRODUKSI OLEH LAMBUNG, AIR SUSU, DAN SALIVA.

3. PERTAHANAN HUMORAL

PERTAHANAN INI DISEBUT HUMORAL KARENA MELIBATKAN MOLEKUL-MOLEKUL YANG LARUT UNUTK MELAWAN MIKROBA. BIASANYA MOLEKUL YANG BEKERJA ADALAH MOLEKUL YANG BERADA DI SEKITAR DAERAH YANG DILALUI OLEH MIKROBA. CONTOH MOLEKUL LARUT YANG BEKERJA PADA PERTAHANAN INI ADALAH INTERFERON (IFN), DEFENSIN, KATEISIDIN, DAN SISTEM KOMPLEMEN.

Page 12: PP Imun

4. PERTAHANAN SELULAR

PERTAHANAN INI MELIBATKAN SEL-SEL SISTEM IMUN

DALAM MELAWAN MIKROBA. SEL-SEL TERSEBUT ADA YANG

DITEMUKAN PADA SIRKULASI DARAH DAN ADA JUGA YANG DI

JARINGAN. NEUTROFIL, BASOFIL, EUSINOFIL, MONOSIT, DAN SEL

NK ADALAH SEL SISTEM IMUN NON-SPESIFIK YANG BIASA

DITEMUKAN PADA SIRKULASI DARAH. SEDANGKAN SEL YANG

BIASA DITEMUKAN PADA JARINGAN ADALAH SEL MAST,

MAKROFAG DAN SEL NK. SISTEM IMUN INI DIBAGI MENJADI 2

SEBAGAI BERIKUT :

1. IMUNITAS HUMORAL

ADALAH IMUNITAS YG DIPERANKAN OLEH LIMFOSIT B

DENGAN ATAU TANPA BANTUAN DARI IMUNOKOMPETEN LAINNYA.

TUGAS SEL B AKAN DILAKSANAKAN OLEH IMUNOGLOBULIN YG

DISEKRESI OLEH PLASMA. TERDAPAT 5 KELAS IMUNOGLOBULIN

YG KITA KENAL, YAITU IGG, IGM, IGA, IGD, DAN IGE.

 

Page 13: PP Imun

CONTINUE… ANTIBODI A (IMMUNOGLOBULIN A, IGA) ADALAH ANTIBODI YANG

MEMAINKAN PERAN PENTING DALAM IMUNITAS MUKOSIS.

ANTIBODI D (IMMUNOGLOBULIN D, IGD) ADALAH SEBUAH

MONOMER DENGAN FRAGMEN YANG DAPAT MENGIKAT 2 EPITOP.

ANTIBODI E (ANTIBODY E, IMMUNOGLOBULIN E, IGE) ADALAH

JENIS ANTIBODI YANG HANYA DAPAT DITEMUKAN PADA MAMALIA.

ANTIBODI G (IMMUNOGLOBULIN G, IGG) ADALAH ANTIBODI

MONOMERIS YANG TERBENTUK DARI DUA RANTAI BERAT DAN

RANTAI RINGAN, YANG SALING MENGIKAT DENGAN IKATAN

DISULFIDA, DAN MEMPUNYAI DUA FRAGMEN ANTIGEN-BINDING.

ANTIBODI M (IMMUNOGLOBULIN M,

IGM,  MACROGLOBULIN)ADALAH ANTIBODI DASAR YANG BERADA

PADA PLASMA B.

Page 14: PP Imun

2. IMUNITAS SELULER

DIDEFINISIKAN SBG SUATU RESPON IMUN

TERHADAP SUATU ANTIGEN YG DIPERANKAN

OLEH LIMFOSIT T DG ATAU TANPA BANTUAN

KOMPONEN SISTEM IMUN LAINNYA

Page 15: PP Imun

SISTEM IMUN SPESIFIK

SISTEM IMUN SPESIFIK ADALAH SISTEM IMUN YANG MEMBUTUHKAN PAJANAN ATAU BISA DISEBUT HARUS MENGENAL DAHULU JENIS MIKROBA YANG AKAN DITANGANI. SISTEM IMUN INI BEKERJA SECARA SPESIFIK KARENA RESPON TERHADAP SETIAP JENIS MIKROBA BERBEDA. KARENA MEMBUTUHKAN PAJANAN, SISTEM IMUN INI MEMBUTUHKAN WAKTU YANG AGAK LAMA UNTUK MENIMBULKAN RESPON. NAMUN JIKA SISTEM IMUN INI SUDAH TERPAJAN OLEH SUATU MIKROBA ATAU PENYAKIT, MAKA PERLINDUNGAN YANG DIBERIKAN DAPAT BERTAHAN LAMA KARENA SISTEM IMUN INI MEMPUNYAI MEMORY TERHADAP PAJANAN YANG DIDAPAT.

Page 16: PP Imun

KOMPONEN SISTEM IMUN SPESIFIK

1. BARIER SEL EPITEL

SEL EPITEL YANG UTUH MERUPAKAN BARIER FISIK TERHADAP MIKROBA DARI LINGKUNGAN DAN MENGHASILKAN PEPTIDA YANG BERFUNGSI SEBAGAI ANTIBODI NATURAL. DIDALAM SEL EPITEL BARIER JUGA TERDAPAT SEL LIMFOSIT T DAN B, TETAPI DIVERSITASNYA LEBIH RENDAH DARIPADA LIMFOSIT T DAN B PADA SISTEM IMUN SPESIFIK. SEL T LIMFOSIT INTRAEPITEL AKAN MENGHASILKAN SITOKIN, MENGAKTIFKAN FAGOSITOSIS DAN SELANJUTNYA MELISISKAN MIKROORGANISME. SEDANGKAN SEL B LIMFOSIT INTRAEPITEL AKAN MENGHASILKAN IG M.

Page 17: PP Imun

2. NEUTROFIL DAN MAKROFAG

KETIKA TERDAPAT MIKROBA DALAM TUBUH, KOMPONEN PERTAMA YANG BEKERJA ADALAH NEUTROFIL DAN MAKROFAG DENGAN CARA INGESTI DAN PENGHANCURAN TERHADAP MIKROBA TERSEBUT. HAL INI DI KARENAKAN MAKROFAG DAN NEUTROFIL MEMPUNYAI RESEPTOR DI PERMUKAANNYA YANG BISA MENGENALI BAHAN INTRASELULAR (DNA), ENDOTOXIN DAN LIPOPOLISAKARIDA PADA MIKROBA YANG SELANJUTNYA MENGAKTIFKAN AKTIFITAS ANTIMIKROBA DAN SEKRESI SITOKIN.

3. NK SEL

NK SEL MAMPU MENGENALI VIRUS DAN KOMPONEL INTERNAL MIKROBA. NK SEL DI AKTIFASI OLEH ADANYA ANTIBODI YANG MELINGKUPI SEL YANG TERINFEKSI VIRUS, BAHAN INTRASEL MIKROBA DAN SEGALA JENIS SEL YANG TIDAK MEMPUNYAI MCH CLASS I. SELANJUTNYA NK SEL AKAN MENGHASILKAN PORIFRIN DAN GRANENZIM UNTUK MERANGSANG TTERJADINYA APOPTOSIS.

Page 18: PP Imun

2. PENYAKIT AKIBAT SISTEM IMUN BEKERJA TERLALU AKTIF .

JIKA SISTEM IMUN TERLALU AKTIF MAKA

YANG TERJADI ADALAH SISTEM IMUN YANG

MENYERANG AGEN YANG BUKAN BIBIT PENYAKIT,

HINGGA TIMBULLAH PENYAKIT SEPERTI : ALERGI,

ASTHMA, MULTIPLE SCLEROSIS, PSORIASIS, REMATIK,

ASAM URAT, LUPUS, DLL. JADI SISTEM IMUN YANG

OPTIMAL ADALAH YANG MENGETAHUI KAPAN HARUS

BEKERJA DAN KAPAN HARUS BERISTIRAHAT.

Page 19: PP Imun

PENTINGNYA SISTEM IMUN YANG SEIMBANG

1. PENYAKIT AKIBAT SISTEM IMUN LEMAH

JIKA SISTEM IMUN LEMAH, MAKA BIBIT

PENYAKIT LELUASA MEMASUKI TUBUH. AKIBATNYA

TIMBULLAH PENYAKIT SEPERTI : HIPERTENSI,

JANTUNG, GINJAL, STROKE, KANKER, DIABETES,

FLU BABI, FLU BURUNG, DLL.

Page 20: PP Imun

PATOFISIOLOGI SISTEM IMUN

Apabila tubuh mendapatkan serangan dari benda asing maupun infeksi mikroorganisme (kuman penyakit, bakteri, jamur, atau virus) maka sistem kekebalan tubuh akan berperan dalam melindungi tubuh dari bahaya akibat serangan tersebut. Ada beberapa macam imunitas yang dibedakan berdasarkan cara mempertahankan dan berdasarkan cara memperolehnya. Berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit, imunitas dibedakan menjadi dua, yaitu imunitas nonspesifik dan imunitas spesifik. Adapun berdasarkan cara memperolehnya dibedakan menjadi kekebalan aktif dan kekebalan pasif. Berikut ini akan dibahas jenis-jenis kekebalan satu persatu dan proses pembentukan antibodi.

Page 21: PP Imun

CONTINUE…

Diantara lapisan pertahanan yang dilakukan oleh tubuh adalah : 1. Imunitas Non spesifik

Pertahanan tubuh terhadap serangan (infeksi) oleh mikroorganisme telah dilakukan sejak dari permukaan luar tubuh yaitu kulit dan pada permukaan organ-organ dalam. Tubuh dapat melindungi diri tanpa harus terlebih dulu mengenali atau menentukan identitas organisme penyerang. Imunitas non spesifik didapat melalui tiga cara berikut :

a. Pertahanan yang Terdapat di Permukaan Organ Tubuh

Tubuh memiliki daerah-daerah yang rawan terinfeksi oleh kuman penyakit berupa mikroorganisme, yaitu daerah saluran pernapasan dan saluran pencernaan.

Saluran pencernaan setiap hari dilewati oleh berbagai macam makanan dan air yang diminum. Makanan tersebut tidak selalu terbebas dari kuman penyakit baik berupa jamur maupun bakteri sehingga terinfeksi melalui saluran pencernaan kemungkinannya tinggi.

Page 22: PP Imun

b. Pertahanan dengan Cara Menimbulkan Peradangan (Inflamatori)

Mikroorganisme yang telah berhasil melewati

pertahanan di bagian permukaan organ dapat menginfeksi sel-sel dalam organ. Tubuh akan melakukan perlindungan dan pertahanan dengan memberi tanda secara kimiawi yaitu dengan cara sel terinfeksi mengeluarkan senyawa kimia histamin dan prostaglandin.

Senyawa kimia ini akan menyebabkan pelebaran pada pembuluh darah di daerah yang terinfeksi. Hal ini akan menaikkan aliran darah ke daerah yang terkena infeksi. Akibatnya daerah terinfeksi menjadi berwarna kemerahan dan terasa lebih hangat. Apabila kulit mengalami luka akan terjadi peradangan yang ditandai dengan memar, nyeri, bengkak, dan meningkatnya suhu tubuh.

Page 23: PP Imun

Jika luka ini menyebabkan pembuluh darah robek maka mastosit akan menghasilkan bradikinin dan histamin. Bradikinin dan histamin ini akan merangsang ujung saraf sehingga pembuluh darah dapat semakin melebar dan bersifat permeabel. Kenaikan permeabilitas kapiler darah menyebabkan neutrofil berpindah dari darah ke cairan luar sel. Neutrofil ini akan menyerang bakteri yang menginfeksi sel.

Selanjutnya, neutrofil dan monosit berkumpul di tempat yang terluka dan mendesak hingga menembus dinding kapiler. Setelah itu, neutrofil mulai memakan bakteri dan monosit berubah menjadi makrofag (sel yang berukuran besar). Makrofag berfungsi fagositosis dan merangsang pembentukan jenis sel darah putih yang lain.

Page 24: PP Imun
Page 25: PP Imun

Berdasarkan gambar tersebut, sistem pertahanan tubuh dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Jaringan mengalami luka, kemudian mengeluarkan tanda berupa senyawa kimia yaitu histamin dan senyawa kimia lainnya.

2) Terjadi pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) yang menyebabkan bertambahnya aliran darah, menaikkan permeabilitas pembuluh darah. Selanjutnya terjadi perpindahan sel-sel fagosit.

3) Sel-sel fagosit (makrofag dan neutrofil) memakan patogen.

Page 26: PP Imun

Sinyal kimia yang dihasilkan oleh jaringan yang luka akan menyebabkan ujung saraf mengirimkan sinyal ke sistem saraf. Histamin berperan dalam proses pelebaran pembuluh darah. Makrofag disebut juga big eaters karena berukuran besar, mempunyai bentuk tidak beraturan, dan membunuh bakteri dengan cara memakannya. Anda dapat mengingat kembali cara makan amoeba, seperti itulah cara makrofag memakan bakteri.

Bakteri yang sudah berada di dalam makrofag kemudian dihancurkan dengan enzim lisosom. Makrofag ini juga bertugas untuk mengatasi infeksi virus dan partikel debu yang berada di dalam paru-paru. Sebenarnya di dalam tubuh keberadaan makrofag ini sedikit, tetapi memiliki peran sangat penting. Setelah infeksi tertanggulangi, beberapa neutrofil akhirnya mati seiring dengan matinya jaringan sel dan bakteri. Setelah ini sel-sel yang masih hidup membentuk nanah.

Terbentuknya nanah ini merupakan indikator bahwa infeksi telah sembuh. Jadi reaksi inflamatori ini sebagai sinyal adanya bahaya dan sebagai perintah agar sel darah putih memakan bakteri yang menginfeksi tubuh. Selain sel monosit yang berubah menjadi makrofag juga terdapat sel neutrofil yang akan membunuh bakteri (mikroorganisme asing lainnya).

Page 27: PP Imun

c. Pertahanan Menggunakan Protein Pelindung

Jenis protein ini mampu menghasilkan respons kekebalan, di antaranya adalah komplemen. Komplemen ini dapat melekat pada bakteri penginfeksi. Setelah itu, komplemen menyerang membran bakteri dengan membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasmanya. Hal ini menyebabkan ion-ion Ca+ keluar dari sel bakteri, sedangkan cairan serta garam-garam dari luar sel bakteri akan masuk ke dalam tubuh bakteri. Masuknya cairan dan garam ini menyebabkan sel bakteri hancur.

Page 28: PP Imun

Berikut adalah mekanisme penghancuran bakteri oleh protein komplemen.

Gambar 11.2. Mekanisme penghancuran bakteri oleh protein komplemen

Page 29: PP Imun

2. Imunitas Spesifik

Imunitas spesifik diperlukan untuk melawan antigen dari imunitas nonspesifik. Antigen merupakan substansi berupa protein dan polisakarida yang mampu merangsang munculnya sistem kekebalan tubuh (antibodi). Mikrobia yang sering menginfeksi tubuh juga mempunyai antigen. Selain itu, antigen ini juga dapat berasal dari sel asing atau sel kanker. Tubuh kita seringkali dapat membentuk sistem imun (kekebalan) dengan sendirinya. Setelah mempunyai kekebalan, tubuh akan kebal terhadap penyakit tersebut walaupun tubuh telah terinfeksi beberapa kali.

Sebagai contoh campak atau cacar air, penyakit ini biasanya hanya menjangkiti manusia sekali dalam seumur hidupnya. Hal ini karena tubuh telah membentuk kekebalan primer. Kekebalan primer diperoleh dari B limfosit dan T limfosit. Adapun imunitas spesifik dapat di peroleh melalui pembentukan antibodi. Antibodi merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh sel darah putih. Semua kuman penyakit memiliki zat kimia pada permukaannya yang disebut antigen. Antigen sebenarnya terbentuk atas protein.

Page 30: PP Imun

Tubuh akan merespon ketika tubuh mendapatkan penyakit dengan cara membuat antibodi. Jenis antigen pada setiap kuman penyakit bersifat spesifik atau berbeda-beda untuk setiap jenis kuman penyakit. Dengan demikian diperlukan antibodi yang berbeda pula untuk jenis kuman yang berbeda. Tubuh memerlukan macam antibodi yang banyak untuk melindungi tubuh dari berbagai macam kuman penyakit. Anda pasti tahu bahwa dalam kehidupan sehari-hari tubuh tidak dapat selalu berada dalam kondisi terbebas dari kotoran dan mikroorganisme (steril). Tubuh dapat dengan cepat merespon infeksi suatu kuman penyakti apabila di dalam tubuh sudah terdapat antibodi untuk jenis antigen tertentu yang berasal dari kuman.

CONTINUE…

Page 31: PP Imun

Pembentukan antibodi di dalam tubuh : a. Cara Mendapatkan Antibodi

Berdasarkan cara mendapatkan imun atau kekebalan, dikenal dua macam kekebalan, yaitu kekebalan aktif dan pasif.

1) Kekebalan Aktif Kekebalan aktif terjadi jika seseorang kebal terhadap

suatu penyakit setelah diberikan vaksinasi dengan suatu bibit penyakit. Jika kekebalan itu diperoleh setelah orang mengalami sakit karena infeksi suatu kuman penyakit maka disebut kekebalan aktif alami.

Sebagai contohnya adalah seseorang yang pernah sakit campak maka seumur hidupnya orang tersebut tidak akan sakit campak lagi. Sekarang ini di Indonesia sudah dilaksanakan imunisasi polio untuk anak-anak balita. Hal ini dilakukan agar Indonesia terbebas dari virus polio.

Page 32: PP Imun

Vaksin mengandung bibit penyakit yang telah mati atau dinonaktifkan, dimana pada bibit penyakit tersebut masih mempunyai antigen yang kemudian akan direspon oleh sistemimun dengan cara membentuk antibodi. Sel B dan sel T (sel limfosit) ikut berperan dalam menghasilkan antibodi. Sel B (B limfosit) membentuk sistem imunitas humoral, yaitu imunitas dengan cara membentuk antibodi yang berada di darah dan limfa. Sel B berfungsi secara spesifik mengenali antigen asing serta berperan membentuk kekebalan terhadap infeksi bakteri, seperti Streptococcus, Meningococcus, virus campak, dan Poliomeilitis.

Antibodi ini kemudian melekat pada antigen dan melumpuhkannya. Sel B ini juga mampu membentuk sel pengingat (memory cell). Sel ini berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh dalam jangka panjang. Sebagai contoh jika terdapat antigen yang sama masuk kembali ke dalam tubuh maka sel pengingat ini akan segera meningkatkan antibodi dan membentuk sel plasma dalam waktu cepat.

Sel plasma adalah sel B yang mampu menghasilkan antibodi dalam darah dan limfa. Sel T (T limfosit) membentuk sistem imunitas terhadap infeksi bakteri, virus, jamur, sel kanker, serta timbulnya alergi. Sel T ini mengalami pematangan di glandula timus dan bekerja secara fagositosis. Namun T limfosit tidak menghasilkan antibodi. T limfosit secara langsung dapat menyerang sel penghasil antigen. Sel T kadang ikut membantu produksi antibodi oleh sel B. Sel T dan sel B berasal dari sel limfosit yang diproduksi dalam sumsum tulang.

Page 33: PP Imun

Perhatikan Gambar Berikut. Sel limfosit yang melanjutkan pematangan selnya di sum-sum tulang akan menjadi sel B.

Page 34: PP Imun

CONTINEU. . . !!!Sel B maupun sel T dilengkapi dengan reseptor antigen di

dalam plasma membrannya. Reseptor antigen pada sel B merupakan rangkaian membran molekul antibodi yang spesifik untuk antigen tertentu. Reseptor antigen dari sel T berbeda dari antibodi, namun reseptor sel T mengenali antigennya secara spesifik. Spesifikasi dan banyaknya macam dari sistem imun tergantung reseptor pada setiap sel B dan sel T yang memungkinkan limfosit mengidentifikasi dan merespon antigen.

Saat antigen berikatan dengan reseptor yang spesifik pada permukaan limfosit, limfosit akan aktif untuk berdeferensiasi dan terbagi menaikkan populasi dari sel efektor. Sel ini secara nyata melindungi tubuh dalam respon imun. Dalam sistem humoral, sel B diaktifkan oleh ikatan antigen yang akan meningkatkan sel efektor yang disebut dengan sel plasma. Sel ini mensekresi antibodi untuk membantu mengurangi antigen.

Page 35: PP Imun

2) Kekebalan Pasif Setiap antigen memiliki permukaan molekul yang unik

dan dapat menstimulasi pembentukan berbagai tipe antibodi. Sistem imun dapat merespon berjuta-juta jenis dari mikroorganisme atau benda asing. Bayi dapat memperoleh kekebalan (antibodi) dari ibunya pada saat masih berada di dalam kandungan. Sehingga bayi tersebut memiliki sistem kekebalan terhadap penyakit seperti kekebalan yang dimiliki ibunya.

Kekebalan pasif setelah lahir yaitu jika bayi terhindar dari penyakit setelah dilakukan suntikan dengan serum yang mengandung antibodi, misanya ATS (Anti Tetanus Serum). Sistem kekebalan tubuh yang diperoleh bayi sebelum lahir belum bisa beroperasi secara penuh, tetapi tubuh masih bergantung pada sistem kekebalan pada ibunya. Imunitas pasif hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja.

Page 36: PP Imun

b. Struktur Antibodi Setiap molekul antibodi terdiri dari dua rantai

polipeptida yang identik, terdiri dari rantai berat dan rantai ringan. Struktur yang identik menyebabkan rantai-rantai polipeptida membentuk bayangan kaca terhadap sesamanya. Empat rantai pada molekul antibodi dihubungkan satu sama lain dengan ikatan disulfida (–s–s–) membentuk molekul bentuk Y.

Dengan membandingkan deretan asam amino dari molekul-molekul antibodi yang berbeda, menunjukkan bahwa spesifikasi antigen-antibodi berada pada dua lengan dari Y. Sementara cabang dari Y menentukan peran antibodi dalam respon imun.

Page 37: PP Imun

c. Cara Kerja Antibodi Cara kerja antibodi dalam mengikat antigen

ada empat macam. Prinsipnya adalah terjadi pengikatan antigen oleh antibodi, yang selanjutnya antigen yang telah diikat antibodi akan dimakan oleh sel makrofag.

Berikut ini adalah cara pengikatan antigen oleh antibodi.

1) Netralisasi Antibodi menonaktifkan antigen dengan cara

memblok bagian tertentu antigen. Antibodi juga menetralisasi virus dengan cara mengikat bagian tertentu virus pada sel inang. Dengan terjadinya netralisasi maka efek merugikan dari antigen atau toksik dari patogen dapat dikurangi.

Page 38: PP Imun

CONTINEU. . . !!!

2) Penggumpalan Penggumpalan partikel-partikel antigen dapat dilakukan

karena struktur antibodi yang memungkinkan untuk melakukan pengikatan lebih dari satu antigen. Molekul antibodi memiliki sedikitnya dua tempat pengikatan antigen yang dapat bergabung dengan antigen-antigen yang berdekatan. Gumpalan atau kumpulan bakteri akan memudahkan sel fagositik (makrofag) untuk menangkap dan memakan bakteri secara cepat.

3) Pengendapan Prinsip pengendapan hampir sama dengan penggumpalan,

tetapi pada pengendapan antigen yang dituju berupa antigen yang larut. Pengikatan antigen-antigen tersebut membuatnya dapat diendapkan, sehingga selsel makrofag mudah dalam menangkapnya.

4) Aktifasi Komplemen Antibodi akan bekerja sama dengan protein komplemen

untuk melakukan penyerangan terhadap sel asing. Pengaktifan protein komplemen akan menyebabkan terjadinya luka pada membran sel asing dan dapat terjadi lisis.

Page 39: PP Imun
Page 40: PP Imun

Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh

1. Penyebab PenyakitnyaMikrobia yang menyebabkan penyakit disebut kuman penyakit

(patogen). Mikrobia tersebut dapat berupa bakteria, jamur, maupun virus. Bakteri dan jamur sebagian bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tetapi berbeda dengan virus, yang merupakan patogen memiliki sifat dapat menyebabkan penyakit. Sifat virus selalu hidup pada organisme hidup lain (sebagai parasit). Di dalam tubuh organisme lain, virus mampu berkembang biak secara capat dan dapat secara terus-menerus berubah membentuk strain baru yang tahan terhadap obat. Contoh penyakit yang disebabkan oleh aktivitas virus adalah influenza dan AIDS.

Tubuh manusia memiliki suhu yang relatif stabil, mendekati pH netral, menyediakan pasokan makanan secara konstan, dan selalu menyediakan oksigen. Keadaan yang seperti itu sangat ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme. Mikroorganisme ini sebagian dapat menyebabkan penyakit. Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit disebut sebagai patogen. Mikroorganisme dapat dikatakan sebagai patogen dengan syarat mampu masuk ke dalam tubuh, tumbuh berkoloni di dalam tubuh, tahan terhadap pertahanan tubuh, dan menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh yang ditempati.

Page 41: PP Imun

KUMAN DAPAT MENYEBABKAN SAKIT DENGAN CARA-CARA SEBAGAI BERIKUT.

•MERUSAK JARINGAN, MISALNYA TUBERCULOSIS MERUSAK JARINGAN PARU PARU.

•MENGELUARKAN TOKSIN, MISALNYA BAKTERI SALMONELLA YANG

MENGHASILKAN RACUN PADA MAKANAN.

KUMAN PENYAKIT DAPAT MENULAR DARI ORANG YANG TERINFEKSI KE ORANG YANG MASIH SEHAT. SEBAGAI BENTUK PENCEGAHAN, ANDA DISARANKAN UNTUK SELALU BERHATI-HATI DAN MENJAGA KESEHATAN DENGAN MELAKUKAN BEBERAPA USAHA BERIKUT:

MENCUCI TANGAN SEBELUM MEMEGANG MAKANAN YANG AKAN DIMAKAN.

MENCUCI RAMBUT DENGAN SAMPO.

RUTIN MANDI SETIAP HARI.

RUTIN MENYIKAT GIGI.

Page 42: PP Imun

2. Penyakit AIDS AIDS merupakan sekumpulan penyakit sebagai dampak dari

melemahnya sistem kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh dapat melemah karena mendapat serangan dari HIV (Human Immunodeviciency Virus).

Virus ini mampu menyerang dan merusak sel darah putih sehingga kemampuan tubuh dalam memerangi kuman penyakit menjadi berkurang. Orang yang terinfeksi virus HIV tidak selalu dikatakan positif mengidap penyakit AIDS tetapi bisa saja hanya sebagai pembawa (karier). HIV dapat ditularkan oleh penderita ke orang lain melalui darah atau semen (sperma) dan cairan vagina. Apabila orang yang sehat melakukan hubungan seksual dengan orang karier HIV maka besar kemungkinan akan tertular virus HIV.

Selain dengan hubungan seksual, virus HIV juga dapat menular dari ibu yang terinfeksi kepada bayi yang dikandungnya melalui plasenta. Jarum suntik yang dipergunakan secara sembarangan juga berpotensi menjadi sarana penularan virus HIV. Hal ini dapat terjadi apabila seorang pengidap virus HIV menggunakan jarum suntik yang selanjutnya digunakan kembali oleh orang lain. Biasanya ini terjadi pada orang-orang pengguna obat-obat terlarang yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama.

Page 43: PP Imun

continue. . . !!!Jarum suntik yang telah dipakai dapat terkena darah

orang yang memakainya, sedangkan darah dapat menjadi sarana penularan virus HIV. Pencegahan dapat dilakukan dengan memakai kondom saat berhubungan seks, selalu menggunakan jarum suntik yang steril dan berhati-hati pada saat melakukan transfusi darah.

HIV menginfeksi sel yang permukaannya terdapat molekul CD4 sebagai reseptor. Infeksi dimulai ketika glikoprotein pada HIV membentuk tempelan ke reseptor CD4. Virus masuk ke sel dan memulai replikasi (memperbanyak diri).

Sel terinfeksi dapat menghasilkan bentuk virus yang

baru. Sel T menjadi target utama dari virus ini, sehingga efek utamanya adalah pada sistem imun. Selanjutnya sel-sel lain yang memiliki CD4 (beberapa makrofag), subklas sel B, juga dapat terinfeksi.

Page 44: PP Imun
Page 45: PP Imun

HIV menempel ke reseptor CD4 pada permukaan sel T dan masuk sel secara endositosis, kemudian memperbanyak diri. Selanjutnya keluar dari sel T dengan cara melisiskan sel atau dapat juga dengan cara eksositosis. Setelah masa delapan tahun terinfeksi maka penderita HIV dapat menderita AIDS, dan mudah terserang penyakit jenis lainnya, seperti tuberculosis, kanker, melemahnya ingatan, dan kehilangan sistem koordinasi tubuh.

Hal ini karena selama kurang lebih 8 tahun setelah terinfeksi HIV, penderita tidak merasakan gejala sakit. Virus HIV bersifat dorman dalam tubuh manusia, tetapi apabila berhubungan seks dengan orang lain, maka virus ini akan tertular pada orang lain.

Seseorang dapat mengetahui apakah terinfeks atau tidak dengan melakukan tes darah dan cairan tubuh. Harus diperhatikan juga bahwa HIV tidak ditularkan melalui kontak fisik. Virus HIV akan cepat mati apabila berada di luar tubuh manusia, sehingga untuk dapat menular pada manusia lain, sperma, cairan vagina, dan darah harus segera berpindah pada tubuh orang lain tersebut.

Page 46: PP Imun

THANK YOU