Portofolio Kasus BTERNABA

12

Click here to load reader

description

K,MLKJL

Transcript of Portofolio Kasus BTERNABA

Page 1: Portofolio Kasus BTERNABA

Portofolio Kasus II

SUBJEKTIF

Pasien AnU usia 1 tahun dengan berat badan 75 kg diatar oleh ibunya dengan keluhan demam dan flu hal ini dirasakan anak sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu dan os juga merasakan batuk lemas sesak dan orang tua anak tersebut juga mengakui anak tersebut pernah dibawa ke RS 2 minggu yang lalu dengan keluhan yang sama

OBJEKTIFKesadaran Composmentis GCS 15 (E4V5M6 )Keadaan Umum Tampak sakit sedangTanda VitalBerat Badan 75 kg Denyut nadi 70 xmenit reguler isi cukupPernapasan 20 xmenit reguler kedalaman cukupSuhu 387 oCKepala deformitas (-) rambut hitam tidak mudah dicabutMata konjungtiva pucat -- sklera ikterik -- pupil isokor

(oslash 3mm) refleks cahaya (++)Telinga serumen (-) secret (-)Hidung deformitas (-) deviasi septum (-) secret (-)Tenggorok faring hiperemis (-) tonsil T1-T1

Leher pembesaran KGB (-)Abdomen Inspeksi simetris

Auskultasi peristaltik normalPalpasi soepel hepar dan lien tidak teraba

Perkusi timpaniParu Inspeksi bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas

Palpas fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi terdengar suara napas

bronkovesikuler Perkusi sonorsonor Auskultasi vesikular rhonki -- wheezing --

Jantung Inspeksi iktus kordis terlihatPalpasi iktus kordis teraba di sela iga 5 linea

midklavikularis sinistra Perkusi batas jantung kiri 2 jari medial linea

midklavikularis sinistra batas jantung kanan di linea sternalis

kanan

1

Auskultasi S1 S2 regular murmur (-) gallop (-)Ektremitas akral hangat CRT lt 2 detik edema -- sianosis --Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai RujukanHEMATOLOGI RUTIN

Hemoglobin 12 12 - 16 gdLHematokrit 36 35 - 37 Eritrosit 48 43 ndash 60 jutaulLeukosit 20000 4800 - 10800ulTrombosit 271000 150000 - 400000ulMCV 81 80 ndash 96 flMCH 31 27 ndash 32 pgMCHC 35 32 ndash 36 gdL

Cek Malaria Negatif

ASSESMENTPasien AnU usia 1 tahun dengan berat badan 75 kg diatar oleh ibunya

dengan keluhan demam flu hal ini dirasakan anak sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu dan os juga merasakan batuk lemas Dan orang tua anak tersebut juga mengakui anak tersebut pernah dibawa ke RS 2 minggu yang lalu dengan keluhan yang sama

Pada pemeriksaan fisik anak didapatkan

DIAGNOSIS KERJAPNEUMONIA

TERAPIO2 4-5 LIVFD RL 20 tpmParacetamol syroup 3 x frac12 Cefadroxil syroup 3 x frac12Biolisyn syr 2 x frac12 Ctm 1 x frac12

PROGNOSIS Ad vitam dubia ad bonamAd fungsionam dubia ad bonamAd sanationam dubia ad bonamTopik pembahasan Terapi pada pneumonia

PENUMONIA 2

DEFINISISecara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang

disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri virus jamur parasit) Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk Sedangkan peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme(bahan kimia radiasi aspirasi bahan toksik obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis

ETIOLOGIPneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu

bakteri virus jamur dan protozoa Dari kepustakaan pneumonia komuniti yang diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram positif sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob Akhir-akhir ini laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

1 Cara pengambilan bahanCara pengambilan bahan untuk pemeriksaan bakteriologik dapat secara

noninvasif yaitu dibatukkan (dahak) atau dengan cara invasif yaitu aspirasi transtorakal aspirasi transtrakealbilasan sikatan bronkus dan BAL Diagnosis pasti bila dilakukan dengan cara yang steril bahan didapatkan dari darah cairan pleura aspirasi transtrakeal atau aspirasi transtorakal kecuali ditemukan bakteri yang bukan koloni di saluran napas atas seperti M tuberkulosis Legionella Pcarinii Diagnosis tidak pasti (kemungkinan) dahak bahan yang didapatkan melalui bronkoskopi (BAL sikatan bilasan bronkus dll) Cara invasif walaupun dapat menemukan penyebab pasti tidak dianjurkan hanya digunakan pada kasus tertentu Untuk penderita rawat inap dianjurkan hanya digunakan pada kasus tertentu Untuk penderita rawat inap dianjurkan pemeriksaan rutin kultur dahak pada kasus berat sebaiknya dilakukan sebelum pemberian antibiotik Pemeriksaan Gram harus dilakukan sebelum pemeriksaan kultur

2 Cara pengambilan amp pengiriman dahak yang benarPengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk

3

PATOGENESISDalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru

Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang biak dan menimbulkan penyakit Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan 1 Inokulasi langsung2 Penyebaran melalui pembuluh darah3 Inhalasi bahan aerosol4 Kolonisasi dipermukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru

Aspirasi dari sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001 - 11 ml) dapat memberikan titer inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian tidak di temukan jenis mikroorganisme yang sama

PATOLOGIHasil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan

reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya antibodi Sel-sel PMN mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan dengan bantuan leukosit yang lain melalui psedopodosis sitoplasmik mengelilingibakteri tersebut kemudian dimakan Pada waktu terjadi peperangan antara host dan bakteri maka akan tampak 4 zona pada daerah parasitik terset yaitu 1 Zona luar alveoli yang tersisi dengan bakteri dan cairan edema2 Zona permulaan konsolidasi terdiri dari PMN dan beberapa eksudasi sel darah merah3 Zona konsolidasi yang luas daerah tempat terjadi fagositosis yang aktif dengan jumlah PMNyang banyak

4

4 Zona resolusiE daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati leukosit danalveolar makrofag Red hepatization ialah daerah perifer yang terdapat edema dan perdarahan Gray hepatization ialah konsolodasi yang luas

G KLASIFIKASI PNEUMONIA1 Berdasarkan klinis dan epideologis a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia nosocomial pneumonia)c Pneumonia aspirasid Pneumonia pada penderita Immunocompromised pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan

2 Berdasarkan bakteri penyebaba Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri mempunyaitendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenzab Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydiac Pneumonia virusd Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada penderitadengan daya tahan lemah (immunocompromised)3 Berdasarkan predileksi infeksia Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada aspirasi benda asing atau proses keganasanbBronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkusc Pneumonia interstisial

DIAGNOSIS1 Gambaran klinisa Anamnesis

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu tubuh meningkat dapat melebihi 400C batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dadab Pemeriksaan fisikTemuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi terdengar suara napas

5

bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi2 Pemeriksaan penunjanga Gambaran radiologis

Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobusb Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20 - 25 penderita yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbiapada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik

PENGOBATANPengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 1 penyakit yang berat dapat mengancam jiwa2 bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia3 hasil pembiakan bakteri memerlukan waktumaka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat sebagai berikut 7Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)1048707 Golongan Penisilin1048707 TMP-SMZ1048707 MakrolidPenisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi1048707 Marolid baru dosis tinggi1048707 Fluorokuinolon respirasiPseudomonas aeruginosa

6

1048707 Aminoglikosid1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim1048707 Tikarsilin Piperasilin1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem1048707 Siprofloksasin LevofloksasinMethicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)1048707 Vankomisin1048707 Teikoplanin1048707 LinezolidHemophilus influenzae1048707 TMP-SMZ1048707 Azitromisin1048707 Sefalosporin gen 2 atau 31048707 Fluorokuinolon respirasiLegionella1048707 Makrolid1048707 Fluorokuinolon1048707 Rifampisin

Mycoplasma pneumoniae1048707 Doksisiklin1048707 Makrolid1048707 FluorokuinolonChlamydia pneumoniae1048707 Doksisikin1048707 MakrolidFluorokuinolonJ KOMPLIKASIKomplikasi yang dapat terjadi bull Efusi pleurabull Empiemabull Abses Parubull Pneumotoraksbull Gagal napasbull Sepsis

7

DAFTAR PUSTAKA

1 Douglas BE McDaniel DH and Alexander JJ 1983 Concepts and Models of Inorganic Chemistry Second edition Canada John Wiley and SonsInc Canada

2 Erliandri I dan Herianto G 2007 Produksi Vitamin B12 dengan Galur Ps Denitrificans pCP19gCA (Rekombinant Strain) Jurnal Saint dan Teknologi BPPT wwwipteknetid Diakses 18 Oktober 2008

3 Rusdiana 2004 Vitamin Sumatera Utara Program Studi Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

4 Howard sideswang and stampfer Lowering homocysteine in patients with ischemic stroke to prevent recurrent stroke myocardial infarction and death the Vitamin Intervention for Stroke Prevention (VISP) randomized controlled trial JAMA 2004291565ndash575

5 Bonaanjolstadueland and tverdal Homocysteine lowering and cardiovascular events after acute myocardial infarction N Engl J Med 20063541578ndash1588

6 Bulbuliarahimihaynes and parish Effects of homocysteine-lowering with folic acid plus vitamin b12 vs placebo on mortality and major morbidity in myocardial infarction survivors a randomized trial JAMA 20103032486ndash2494

7 Probstfieldfodorheld and genestHomocysteine lowering with folic acid and B vitamins in vascular disease N Engl J Med 20063541567ndash1577

8 Spencebangchambless and stamfer Vitamin intervention for stroke prevention trial an efficacy analysis Stroke 2005362404ndash2409

9 Wallacebrodkinberesford and allen Response of elevated methylmalonic acid to three dose levels of oral cobalamin in older adults J Am Geriatr Soc 2002501789ndash1795

10 GoldsteinBushnell Adams and appel Guidelines for the prevention of stroke in patients with stroke or transient ischemic attack A guideline for healthcare professionals from the American Heart AssociationAmerican Stroke Association Stroke 201142227ndash276

11 Higdon J Vitamin B12 Linus Pauling Institute Corvallis OR 2003 12 Eussen SJPM de Groot LCPGM Clarke R Schneede J Ueland PM

Hoefnagels WHL van Staveren WA Oral cyanocobalamin supplementation in older people with vitamin B12 deficiency a dose-finding trial Arch Intern Med 20051651167-72

13 httpwwwncbinlmnihgovpmcarticlesPMC3740382pdf nihms490187pdf

14 httpwwwebrsrcomsitesdefaultfiles Chapter17_Medicalcomplications_FINAL_16edpdf

8

9

Page 2: Portofolio Kasus BTERNABA

Auskultasi S1 S2 regular murmur (-) gallop (-)Ektremitas akral hangat CRT lt 2 detik edema -- sianosis --Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai RujukanHEMATOLOGI RUTIN

Hemoglobin 12 12 - 16 gdLHematokrit 36 35 - 37 Eritrosit 48 43 ndash 60 jutaulLeukosit 20000 4800 - 10800ulTrombosit 271000 150000 - 400000ulMCV 81 80 ndash 96 flMCH 31 27 ndash 32 pgMCHC 35 32 ndash 36 gdL

Cek Malaria Negatif

ASSESMENTPasien AnU usia 1 tahun dengan berat badan 75 kg diatar oleh ibunya

dengan keluhan demam flu hal ini dirasakan anak sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu dan os juga merasakan batuk lemas Dan orang tua anak tersebut juga mengakui anak tersebut pernah dibawa ke RS 2 minggu yang lalu dengan keluhan yang sama

Pada pemeriksaan fisik anak didapatkan

DIAGNOSIS KERJAPNEUMONIA

TERAPIO2 4-5 LIVFD RL 20 tpmParacetamol syroup 3 x frac12 Cefadroxil syroup 3 x frac12Biolisyn syr 2 x frac12 Ctm 1 x frac12

PROGNOSIS Ad vitam dubia ad bonamAd fungsionam dubia ad bonamAd sanationam dubia ad bonamTopik pembahasan Terapi pada pneumonia

PENUMONIA 2

DEFINISISecara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang

disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri virus jamur parasit) Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk Sedangkan peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme(bahan kimia radiasi aspirasi bahan toksik obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis

ETIOLOGIPneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu

bakteri virus jamur dan protozoa Dari kepustakaan pneumonia komuniti yang diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram positif sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob Akhir-akhir ini laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

1 Cara pengambilan bahanCara pengambilan bahan untuk pemeriksaan bakteriologik dapat secara

noninvasif yaitu dibatukkan (dahak) atau dengan cara invasif yaitu aspirasi transtorakal aspirasi transtrakealbilasan sikatan bronkus dan BAL Diagnosis pasti bila dilakukan dengan cara yang steril bahan didapatkan dari darah cairan pleura aspirasi transtrakeal atau aspirasi transtorakal kecuali ditemukan bakteri yang bukan koloni di saluran napas atas seperti M tuberkulosis Legionella Pcarinii Diagnosis tidak pasti (kemungkinan) dahak bahan yang didapatkan melalui bronkoskopi (BAL sikatan bilasan bronkus dll) Cara invasif walaupun dapat menemukan penyebab pasti tidak dianjurkan hanya digunakan pada kasus tertentu Untuk penderita rawat inap dianjurkan hanya digunakan pada kasus tertentu Untuk penderita rawat inap dianjurkan pemeriksaan rutin kultur dahak pada kasus berat sebaiknya dilakukan sebelum pemberian antibiotik Pemeriksaan Gram harus dilakukan sebelum pemeriksaan kultur

2 Cara pengambilan amp pengiriman dahak yang benarPengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk

3

PATOGENESISDalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru

Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang biak dan menimbulkan penyakit Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan 1 Inokulasi langsung2 Penyebaran melalui pembuluh darah3 Inhalasi bahan aerosol4 Kolonisasi dipermukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru

Aspirasi dari sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001 - 11 ml) dapat memberikan titer inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian tidak di temukan jenis mikroorganisme yang sama

PATOLOGIHasil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan

reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya antibodi Sel-sel PMN mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan dengan bantuan leukosit yang lain melalui psedopodosis sitoplasmik mengelilingibakteri tersebut kemudian dimakan Pada waktu terjadi peperangan antara host dan bakteri maka akan tampak 4 zona pada daerah parasitik terset yaitu 1 Zona luar alveoli yang tersisi dengan bakteri dan cairan edema2 Zona permulaan konsolidasi terdiri dari PMN dan beberapa eksudasi sel darah merah3 Zona konsolidasi yang luas daerah tempat terjadi fagositosis yang aktif dengan jumlah PMNyang banyak

4

4 Zona resolusiE daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati leukosit danalveolar makrofag Red hepatization ialah daerah perifer yang terdapat edema dan perdarahan Gray hepatization ialah konsolodasi yang luas

G KLASIFIKASI PNEUMONIA1 Berdasarkan klinis dan epideologis a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia nosocomial pneumonia)c Pneumonia aspirasid Pneumonia pada penderita Immunocompromised pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan

2 Berdasarkan bakteri penyebaba Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri mempunyaitendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenzab Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydiac Pneumonia virusd Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada penderitadengan daya tahan lemah (immunocompromised)3 Berdasarkan predileksi infeksia Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada aspirasi benda asing atau proses keganasanbBronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkusc Pneumonia interstisial

DIAGNOSIS1 Gambaran klinisa Anamnesis

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu tubuh meningkat dapat melebihi 400C batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dadab Pemeriksaan fisikTemuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi terdengar suara napas

5

bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi2 Pemeriksaan penunjanga Gambaran radiologis

Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobusb Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20 - 25 penderita yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbiapada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik

PENGOBATANPengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 1 penyakit yang berat dapat mengancam jiwa2 bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia3 hasil pembiakan bakteri memerlukan waktumaka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat sebagai berikut 7Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)1048707 Golongan Penisilin1048707 TMP-SMZ1048707 MakrolidPenisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi1048707 Marolid baru dosis tinggi1048707 Fluorokuinolon respirasiPseudomonas aeruginosa

6

1048707 Aminoglikosid1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim1048707 Tikarsilin Piperasilin1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem1048707 Siprofloksasin LevofloksasinMethicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)1048707 Vankomisin1048707 Teikoplanin1048707 LinezolidHemophilus influenzae1048707 TMP-SMZ1048707 Azitromisin1048707 Sefalosporin gen 2 atau 31048707 Fluorokuinolon respirasiLegionella1048707 Makrolid1048707 Fluorokuinolon1048707 Rifampisin

Mycoplasma pneumoniae1048707 Doksisiklin1048707 Makrolid1048707 FluorokuinolonChlamydia pneumoniae1048707 Doksisikin1048707 MakrolidFluorokuinolonJ KOMPLIKASIKomplikasi yang dapat terjadi bull Efusi pleurabull Empiemabull Abses Parubull Pneumotoraksbull Gagal napasbull Sepsis

7

DAFTAR PUSTAKA

1 Douglas BE McDaniel DH and Alexander JJ 1983 Concepts and Models of Inorganic Chemistry Second edition Canada John Wiley and SonsInc Canada

2 Erliandri I dan Herianto G 2007 Produksi Vitamin B12 dengan Galur Ps Denitrificans pCP19gCA (Rekombinant Strain) Jurnal Saint dan Teknologi BPPT wwwipteknetid Diakses 18 Oktober 2008

3 Rusdiana 2004 Vitamin Sumatera Utara Program Studi Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

4 Howard sideswang and stampfer Lowering homocysteine in patients with ischemic stroke to prevent recurrent stroke myocardial infarction and death the Vitamin Intervention for Stroke Prevention (VISP) randomized controlled trial JAMA 2004291565ndash575

5 Bonaanjolstadueland and tverdal Homocysteine lowering and cardiovascular events after acute myocardial infarction N Engl J Med 20063541578ndash1588

6 Bulbuliarahimihaynes and parish Effects of homocysteine-lowering with folic acid plus vitamin b12 vs placebo on mortality and major morbidity in myocardial infarction survivors a randomized trial JAMA 20103032486ndash2494

7 Probstfieldfodorheld and genestHomocysteine lowering with folic acid and B vitamins in vascular disease N Engl J Med 20063541567ndash1577

8 Spencebangchambless and stamfer Vitamin intervention for stroke prevention trial an efficacy analysis Stroke 2005362404ndash2409

9 Wallacebrodkinberesford and allen Response of elevated methylmalonic acid to three dose levels of oral cobalamin in older adults J Am Geriatr Soc 2002501789ndash1795

10 GoldsteinBushnell Adams and appel Guidelines for the prevention of stroke in patients with stroke or transient ischemic attack A guideline for healthcare professionals from the American Heart AssociationAmerican Stroke Association Stroke 201142227ndash276

11 Higdon J Vitamin B12 Linus Pauling Institute Corvallis OR 2003 12 Eussen SJPM de Groot LCPGM Clarke R Schneede J Ueland PM

Hoefnagels WHL van Staveren WA Oral cyanocobalamin supplementation in older people with vitamin B12 deficiency a dose-finding trial Arch Intern Med 20051651167-72

13 httpwwwncbinlmnihgovpmcarticlesPMC3740382pdf nihms490187pdf

14 httpwwwebrsrcomsitesdefaultfiles Chapter17_Medicalcomplications_FINAL_16edpdf

8

9

Page 3: Portofolio Kasus BTERNABA

DEFINISISecara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang

disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri virus jamur parasit) Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk Sedangkan peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme(bahan kimia radiasi aspirasi bahan toksik obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis

ETIOLOGIPneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu

bakteri virus jamur dan protozoa Dari kepustakaan pneumonia komuniti yang diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram positif sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob Akhir-akhir ini laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

1 Cara pengambilan bahanCara pengambilan bahan untuk pemeriksaan bakteriologik dapat secara

noninvasif yaitu dibatukkan (dahak) atau dengan cara invasif yaitu aspirasi transtorakal aspirasi transtrakealbilasan sikatan bronkus dan BAL Diagnosis pasti bila dilakukan dengan cara yang steril bahan didapatkan dari darah cairan pleura aspirasi transtrakeal atau aspirasi transtorakal kecuali ditemukan bakteri yang bukan koloni di saluran napas atas seperti M tuberkulosis Legionella Pcarinii Diagnosis tidak pasti (kemungkinan) dahak bahan yang didapatkan melalui bronkoskopi (BAL sikatan bilasan bronkus dll) Cara invasif walaupun dapat menemukan penyebab pasti tidak dianjurkan hanya digunakan pada kasus tertentu Untuk penderita rawat inap dianjurkan hanya digunakan pada kasus tertentu Untuk penderita rawat inap dianjurkan pemeriksaan rutin kultur dahak pada kasus berat sebaiknya dilakukan sebelum pemberian antibiotik Pemeriksaan Gram harus dilakukan sebelum pemeriksaan kultur

2 Cara pengambilan amp pengiriman dahak yang benarPengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk

3

PATOGENESISDalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru

Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang biak dan menimbulkan penyakit Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan 1 Inokulasi langsung2 Penyebaran melalui pembuluh darah3 Inhalasi bahan aerosol4 Kolonisasi dipermukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru

Aspirasi dari sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001 - 11 ml) dapat memberikan titer inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian tidak di temukan jenis mikroorganisme yang sama

PATOLOGIHasil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan

reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya antibodi Sel-sel PMN mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan dengan bantuan leukosit yang lain melalui psedopodosis sitoplasmik mengelilingibakteri tersebut kemudian dimakan Pada waktu terjadi peperangan antara host dan bakteri maka akan tampak 4 zona pada daerah parasitik terset yaitu 1 Zona luar alveoli yang tersisi dengan bakteri dan cairan edema2 Zona permulaan konsolidasi terdiri dari PMN dan beberapa eksudasi sel darah merah3 Zona konsolidasi yang luas daerah tempat terjadi fagositosis yang aktif dengan jumlah PMNyang banyak

4

4 Zona resolusiE daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati leukosit danalveolar makrofag Red hepatization ialah daerah perifer yang terdapat edema dan perdarahan Gray hepatization ialah konsolodasi yang luas

G KLASIFIKASI PNEUMONIA1 Berdasarkan klinis dan epideologis a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia nosocomial pneumonia)c Pneumonia aspirasid Pneumonia pada penderita Immunocompromised pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan

2 Berdasarkan bakteri penyebaba Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri mempunyaitendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenzab Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydiac Pneumonia virusd Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada penderitadengan daya tahan lemah (immunocompromised)3 Berdasarkan predileksi infeksia Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada aspirasi benda asing atau proses keganasanbBronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkusc Pneumonia interstisial

DIAGNOSIS1 Gambaran klinisa Anamnesis

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu tubuh meningkat dapat melebihi 400C batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dadab Pemeriksaan fisikTemuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi terdengar suara napas

5

bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi2 Pemeriksaan penunjanga Gambaran radiologis

Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobusb Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20 - 25 penderita yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbiapada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik

PENGOBATANPengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 1 penyakit yang berat dapat mengancam jiwa2 bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia3 hasil pembiakan bakteri memerlukan waktumaka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat sebagai berikut 7Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)1048707 Golongan Penisilin1048707 TMP-SMZ1048707 MakrolidPenisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi1048707 Marolid baru dosis tinggi1048707 Fluorokuinolon respirasiPseudomonas aeruginosa

6

1048707 Aminoglikosid1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim1048707 Tikarsilin Piperasilin1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem1048707 Siprofloksasin LevofloksasinMethicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)1048707 Vankomisin1048707 Teikoplanin1048707 LinezolidHemophilus influenzae1048707 TMP-SMZ1048707 Azitromisin1048707 Sefalosporin gen 2 atau 31048707 Fluorokuinolon respirasiLegionella1048707 Makrolid1048707 Fluorokuinolon1048707 Rifampisin

Mycoplasma pneumoniae1048707 Doksisiklin1048707 Makrolid1048707 FluorokuinolonChlamydia pneumoniae1048707 Doksisikin1048707 MakrolidFluorokuinolonJ KOMPLIKASIKomplikasi yang dapat terjadi bull Efusi pleurabull Empiemabull Abses Parubull Pneumotoraksbull Gagal napasbull Sepsis

7

DAFTAR PUSTAKA

1 Douglas BE McDaniel DH and Alexander JJ 1983 Concepts and Models of Inorganic Chemistry Second edition Canada John Wiley and SonsInc Canada

2 Erliandri I dan Herianto G 2007 Produksi Vitamin B12 dengan Galur Ps Denitrificans pCP19gCA (Rekombinant Strain) Jurnal Saint dan Teknologi BPPT wwwipteknetid Diakses 18 Oktober 2008

3 Rusdiana 2004 Vitamin Sumatera Utara Program Studi Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

4 Howard sideswang and stampfer Lowering homocysteine in patients with ischemic stroke to prevent recurrent stroke myocardial infarction and death the Vitamin Intervention for Stroke Prevention (VISP) randomized controlled trial JAMA 2004291565ndash575

5 Bonaanjolstadueland and tverdal Homocysteine lowering and cardiovascular events after acute myocardial infarction N Engl J Med 20063541578ndash1588

6 Bulbuliarahimihaynes and parish Effects of homocysteine-lowering with folic acid plus vitamin b12 vs placebo on mortality and major morbidity in myocardial infarction survivors a randomized trial JAMA 20103032486ndash2494

7 Probstfieldfodorheld and genestHomocysteine lowering with folic acid and B vitamins in vascular disease N Engl J Med 20063541567ndash1577

8 Spencebangchambless and stamfer Vitamin intervention for stroke prevention trial an efficacy analysis Stroke 2005362404ndash2409

9 Wallacebrodkinberesford and allen Response of elevated methylmalonic acid to three dose levels of oral cobalamin in older adults J Am Geriatr Soc 2002501789ndash1795

10 GoldsteinBushnell Adams and appel Guidelines for the prevention of stroke in patients with stroke or transient ischemic attack A guideline for healthcare professionals from the American Heart AssociationAmerican Stroke Association Stroke 201142227ndash276

11 Higdon J Vitamin B12 Linus Pauling Institute Corvallis OR 2003 12 Eussen SJPM de Groot LCPGM Clarke R Schneede J Ueland PM

Hoefnagels WHL van Staveren WA Oral cyanocobalamin supplementation in older people with vitamin B12 deficiency a dose-finding trial Arch Intern Med 20051651167-72

13 httpwwwncbinlmnihgovpmcarticlesPMC3740382pdf nihms490187pdf

14 httpwwwebrsrcomsitesdefaultfiles Chapter17_Medicalcomplications_FINAL_16edpdf

8

9

Page 4: Portofolio Kasus BTERNABA

PATOGENESISDalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru

Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang biak dan menimbulkan penyakit Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan 1 Inokulasi langsung2 Penyebaran melalui pembuluh darah3 Inhalasi bahan aerosol4 Kolonisasi dipermukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru

Aspirasi dari sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001 - 11 ml) dapat memberikan titer inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian tidak di temukan jenis mikroorganisme yang sama

PATOLOGIHasil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan

reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya antibodi Sel-sel PMN mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan dengan bantuan leukosit yang lain melalui psedopodosis sitoplasmik mengelilingibakteri tersebut kemudian dimakan Pada waktu terjadi peperangan antara host dan bakteri maka akan tampak 4 zona pada daerah parasitik terset yaitu 1 Zona luar alveoli yang tersisi dengan bakteri dan cairan edema2 Zona permulaan konsolidasi terdiri dari PMN dan beberapa eksudasi sel darah merah3 Zona konsolidasi yang luas daerah tempat terjadi fagositosis yang aktif dengan jumlah PMNyang banyak

4

4 Zona resolusiE daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati leukosit danalveolar makrofag Red hepatization ialah daerah perifer yang terdapat edema dan perdarahan Gray hepatization ialah konsolodasi yang luas

G KLASIFIKASI PNEUMONIA1 Berdasarkan klinis dan epideologis a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia nosocomial pneumonia)c Pneumonia aspirasid Pneumonia pada penderita Immunocompromised pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan

2 Berdasarkan bakteri penyebaba Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri mempunyaitendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenzab Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydiac Pneumonia virusd Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada penderitadengan daya tahan lemah (immunocompromised)3 Berdasarkan predileksi infeksia Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada aspirasi benda asing atau proses keganasanbBronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkusc Pneumonia interstisial

DIAGNOSIS1 Gambaran klinisa Anamnesis

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu tubuh meningkat dapat melebihi 400C batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dadab Pemeriksaan fisikTemuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi terdengar suara napas

5

bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi2 Pemeriksaan penunjanga Gambaran radiologis

Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobusb Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20 - 25 penderita yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbiapada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik

PENGOBATANPengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 1 penyakit yang berat dapat mengancam jiwa2 bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia3 hasil pembiakan bakteri memerlukan waktumaka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat sebagai berikut 7Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)1048707 Golongan Penisilin1048707 TMP-SMZ1048707 MakrolidPenisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi1048707 Marolid baru dosis tinggi1048707 Fluorokuinolon respirasiPseudomonas aeruginosa

6

1048707 Aminoglikosid1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim1048707 Tikarsilin Piperasilin1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem1048707 Siprofloksasin LevofloksasinMethicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)1048707 Vankomisin1048707 Teikoplanin1048707 LinezolidHemophilus influenzae1048707 TMP-SMZ1048707 Azitromisin1048707 Sefalosporin gen 2 atau 31048707 Fluorokuinolon respirasiLegionella1048707 Makrolid1048707 Fluorokuinolon1048707 Rifampisin

Mycoplasma pneumoniae1048707 Doksisiklin1048707 Makrolid1048707 FluorokuinolonChlamydia pneumoniae1048707 Doksisikin1048707 MakrolidFluorokuinolonJ KOMPLIKASIKomplikasi yang dapat terjadi bull Efusi pleurabull Empiemabull Abses Parubull Pneumotoraksbull Gagal napasbull Sepsis

7

DAFTAR PUSTAKA

1 Douglas BE McDaniel DH and Alexander JJ 1983 Concepts and Models of Inorganic Chemistry Second edition Canada John Wiley and SonsInc Canada

2 Erliandri I dan Herianto G 2007 Produksi Vitamin B12 dengan Galur Ps Denitrificans pCP19gCA (Rekombinant Strain) Jurnal Saint dan Teknologi BPPT wwwipteknetid Diakses 18 Oktober 2008

3 Rusdiana 2004 Vitamin Sumatera Utara Program Studi Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

4 Howard sideswang and stampfer Lowering homocysteine in patients with ischemic stroke to prevent recurrent stroke myocardial infarction and death the Vitamin Intervention for Stroke Prevention (VISP) randomized controlled trial JAMA 2004291565ndash575

5 Bonaanjolstadueland and tverdal Homocysteine lowering and cardiovascular events after acute myocardial infarction N Engl J Med 20063541578ndash1588

6 Bulbuliarahimihaynes and parish Effects of homocysteine-lowering with folic acid plus vitamin b12 vs placebo on mortality and major morbidity in myocardial infarction survivors a randomized trial JAMA 20103032486ndash2494

7 Probstfieldfodorheld and genestHomocysteine lowering with folic acid and B vitamins in vascular disease N Engl J Med 20063541567ndash1577

8 Spencebangchambless and stamfer Vitamin intervention for stroke prevention trial an efficacy analysis Stroke 2005362404ndash2409

9 Wallacebrodkinberesford and allen Response of elevated methylmalonic acid to three dose levels of oral cobalamin in older adults J Am Geriatr Soc 2002501789ndash1795

10 GoldsteinBushnell Adams and appel Guidelines for the prevention of stroke in patients with stroke or transient ischemic attack A guideline for healthcare professionals from the American Heart AssociationAmerican Stroke Association Stroke 201142227ndash276

11 Higdon J Vitamin B12 Linus Pauling Institute Corvallis OR 2003 12 Eussen SJPM de Groot LCPGM Clarke R Schneede J Ueland PM

Hoefnagels WHL van Staveren WA Oral cyanocobalamin supplementation in older people with vitamin B12 deficiency a dose-finding trial Arch Intern Med 20051651167-72

13 httpwwwncbinlmnihgovpmcarticlesPMC3740382pdf nihms490187pdf

14 httpwwwebrsrcomsitesdefaultfiles Chapter17_Medicalcomplications_FINAL_16edpdf

8

9

Page 5: Portofolio Kasus BTERNABA

4 Zona resolusiE daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati leukosit danalveolar makrofag Red hepatization ialah daerah perifer yang terdapat edema dan perdarahan Gray hepatization ialah konsolodasi yang luas

G KLASIFIKASI PNEUMONIA1 Berdasarkan klinis dan epideologis a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia nosocomial pneumonia)c Pneumonia aspirasid Pneumonia pada penderita Immunocompromised pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan

2 Berdasarkan bakteri penyebaba Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri mempunyaitendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenzab Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydiac Pneumonia virusd Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada penderitadengan daya tahan lemah (immunocompromised)3 Berdasarkan predileksi infeksia Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada aspirasi benda asing atau proses keganasanbBronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkusc Pneumonia interstisial

DIAGNOSIS1 Gambaran klinisa Anamnesis

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu tubuh meningkat dapat melebihi 400C batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dadab Pemeriksaan fisikTemuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi terdengar suara napas

5

bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi2 Pemeriksaan penunjanga Gambaran radiologis

Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobusb Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20 - 25 penderita yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbiapada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik

PENGOBATANPengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 1 penyakit yang berat dapat mengancam jiwa2 bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia3 hasil pembiakan bakteri memerlukan waktumaka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat sebagai berikut 7Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)1048707 Golongan Penisilin1048707 TMP-SMZ1048707 MakrolidPenisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi1048707 Marolid baru dosis tinggi1048707 Fluorokuinolon respirasiPseudomonas aeruginosa

6

1048707 Aminoglikosid1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim1048707 Tikarsilin Piperasilin1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem1048707 Siprofloksasin LevofloksasinMethicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)1048707 Vankomisin1048707 Teikoplanin1048707 LinezolidHemophilus influenzae1048707 TMP-SMZ1048707 Azitromisin1048707 Sefalosporin gen 2 atau 31048707 Fluorokuinolon respirasiLegionella1048707 Makrolid1048707 Fluorokuinolon1048707 Rifampisin

Mycoplasma pneumoniae1048707 Doksisiklin1048707 Makrolid1048707 FluorokuinolonChlamydia pneumoniae1048707 Doksisikin1048707 MakrolidFluorokuinolonJ KOMPLIKASIKomplikasi yang dapat terjadi bull Efusi pleurabull Empiemabull Abses Parubull Pneumotoraksbull Gagal napasbull Sepsis

7

DAFTAR PUSTAKA

1 Douglas BE McDaniel DH and Alexander JJ 1983 Concepts and Models of Inorganic Chemistry Second edition Canada John Wiley and SonsInc Canada

2 Erliandri I dan Herianto G 2007 Produksi Vitamin B12 dengan Galur Ps Denitrificans pCP19gCA (Rekombinant Strain) Jurnal Saint dan Teknologi BPPT wwwipteknetid Diakses 18 Oktober 2008

3 Rusdiana 2004 Vitamin Sumatera Utara Program Studi Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

4 Howard sideswang and stampfer Lowering homocysteine in patients with ischemic stroke to prevent recurrent stroke myocardial infarction and death the Vitamin Intervention for Stroke Prevention (VISP) randomized controlled trial JAMA 2004291565ndash575

5 Bonaanjolstadueland and tverdal Homocysteine lowering and cardiovascular events after acute myocardial infarction N Engl J Med 20063541578ndash1588

6 Bulbuliarahimihaynes and parish Effects of homocysteine-lowering with folic acid plus vitamin b12 vs placebo on mortality and major morbidity in myocardial infarction survivors a randomized trial JAMA 20103032486ndash2494

7 Probstfieldfodorheld and genestHomocysteine lowering with folic acid and B vitamins in vascular disease N Engl J Med 20063541567ndash1577

8 Spencebangchambless and stamfer Vitamin intervention for stroke prevention trial an efficacy analysis Stroke 2005362404ndash2409

9 Wallacebrodkinberesford and allen Response of elevated methylmalonic acid to three dose levels of oral cobalamin in older adults J Am Geriatr Soc 2002501789ndash1795

10 GoldsteinBushnell Adams and appel Guidelines for the prevention of stroke in patients with stroke or transient ischemic attack A guideline for healthcare professionals from the American Heart AssociationAmerican Stroke Association Stroke 201142227ndash276

11 Higdon J Vitamin B12 Linus Pauling Institute Corvallis OR 2003 12 Eussen SJPM de Groot LCPGM Clarke R Schneede J Ueland PM

Hoefnagels WHL van Staveren WA Oral cyanocobalamin supplementation in older people with vitamin B12 deficiency a dose-finding trial Arch Intern Med 20051651167-72

13 httpwwwncbinlmnihgovpmcarticlesPMC3740382pdf nihms490187pdf

14 httpwwwebrsrcomsitesdefaultfiles Chapter17_Medicalcomplications_FINAL_16edpdf

8

9

Page 6: Portofolio Kasus BTERNABA

bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi2 Pemeriksaan penunjanga Gambaran radiologis

Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobusb Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20 - 25 penderita yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbiapada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik

PENGOBATANPengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 1 penyakit yang berat dapat mengancam jiwa2 bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia3 hasil pembiakan bakteri memerlukan waktumaka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat sebagai berikut 7Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)1048707 Golongan Penisilin1048707 TMP-SMZ1048707 MakrolidPenisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi1048707 Marolid baru dosis tinggi1048707 Fluorokuinolon respirasiPseudomonas aeruginosa

6

1048707 Aminoglikosid1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim1048707 Tikarsilin Piperasilin1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem1048707 Siprofloksasin LevofloksasinMethicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)1048707 Vankomisin1048707 Teikoplanin1048707 LinezolidHemophilus influenzae1048707 TMP-SMZ1048707 Azitromisin1048707 Sefalosporin gen 2 atau 31048707 Fluorokuinolon respirasiLegionella1048707 Makrolid1048707 Fluorokuinolon1048707 Rifampisin

Mycoplasma pneumoniae1048707 Doksisiklin1048707 Makrolid1048707 FluorokuinolonChlamydia pneumoniae1048707 Doksisikin1048707 MakrolidFluorokuinolonJ KOMPLIKASIKomplikasi yang dapat terjadi bull Efusi pleurabull Empiemabull Abses Parubull Pneumotoraksbull Gagal napasbull Sepsis

7

DAFTAR PUSTAKA

1 Douglas BE McDaniel DH and Alexander JJ 1983 Concepts and Models of Inorganic Chemistry Second edition Canada John Wiley and SonsInc Canada

2 Erliandri I dan Herianto G 2007 Produksi Vitamin B12 dengan Galur Ps Denitrificans pCP19gCA (Rekombinant Strain) Jurnal Saint dan Teknologi BPPT wwwipteknetid Diakses 18 Oktober 2008

3 Rusdiana 2004 Vitamin Sumatera Utara Program Studi Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

4 Howard sideswang and stampfer Lowering homocysteine in patients with ischemic stroke to prevent recurrent stroke myocardial infarction and death the Vitamin Intervention for Stroke Prevention (VISP) randomized controlled trial JAMA 2004291565ndash575

5 Bonaanjolstadueland and tverdal Homocysteine lowering and cardiovascular events after acute myocardial infarction N Engl J Med 20063541578ndash1588

6 Bulbuliarahimihaynes and parish Effects of homocysteine-lowering with folic acid plus vitamin b12 vs placebo on mortality and major morbidity in myocardial infarction survivors a randomized trial JAMA 20103032486ndash2494

7 Probstfieldfodorheld and genestHomocysteine lowering with folic acid and B vitamins in vascular disease N Engl J Med 20063541567ndash1577

8 Spencebangchambless and stamfer Vitamin intervention for stroke prevention trial an efficacy analysis Stroke 2005362404ndash2409

9 Wallacebrodkinberesford and allen Response of elevated methylmalonic acid to three dose levels of oral cobalamin in older adults J Am Geriatr Soc 2002501789ndash1795

10 GoldsteinBushnell Adams and appel Guidelines for the prevention of stroke in patients with stroke or transient ischemic attack A guideline for healthcare professionals from the American Heart AssociationAmerican Stroke Association Stroke 201142227ndash276

11 Higdon J Vitamin B12 Linus Pauling Institute Corvallis OR 2003 12 Eussen SJPM de Groot LCPGM Clarke R Schneede J Ueland PM

Hoefnagels WHL van Staveren WA Oral cyanocobalamin supplementation in older people with vitamin B12 deficiency a dose-finding trial Arch Intern Med 20051651167-72

13 httpwwwncbinlmnihgovpmcarticlesPMC3740382pdf nihms490187pdf

14 httpwwwebrsrcomsitesdefaultfiles Chapter17_Medicalcomplications_FINAL_16edpdf

8

9

Page 7: Portofolio Kasus BTERNABA

1048707 Aminoglikosid1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim1048707 Tikarsilin Piperasilin1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem1048707 Siprofloksasin LevofloksasinMethicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)1048707 Vankomisin1048707 Teikoplanin1048707 LinezolidHemophilus influenzae1048707 TMP-SMZ1048707 Azitromisin1048707 Sefalosporin gen 2 atau 31048707 Fluorokuinolon respirasiLegionella1048707 Makrolid1048707 Fluorokuinolon1048707 Rifampisin

Mycoplasma pneumoniae1048707 Doksisiklin1048707 Makrolid1048707 FluorokuinolonChlamydia pneumoniae1048707 Doksisikin1048707 MakrolidFluorokuinolonJ KOMPLIKASIKomplikasi yang dapat terjadi bull Efusi pleurabull Empiemabull Abses Parubull Pneumotoraksbull Gagal napasbull Sepsis

7

DAFTAR PUSTAKA

1 Douglas BE McDaniel DH and Alexander JJ 1983 Concepts and Models of Inorganic Chemistry Second edition Canada John Wiley and SonsInc Canada

2 Erliandri I dan Herianto G 2007 Produksi Vitamin B12 dengan Galur Ps Denitrificans pCP19gCA (Rekombinant Strain) Jurnal Saint dan Teknologi BPPT wwwipteknetid Diakses 18 Oktober 2008

3 Rusdiana 2004 Vitamin Sumatera Utara Program Studi Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

4 Howard sideswang and stampfer Lowering homocysteine in patients with ischemic stroke to prevent recurrent stroke myocardial infarction and death the Vitamin Intervention for Stroke Prevention (VISP) randomized controlled trial JAMA 2004291565ndash575

5 Bonaanjolstadueland and tverdal Homocysteine lowering and cardiovascular events after acute myocardial infarction N Engl J Med 20063541578ndash1588

6 Bulbuliarahimihaynes and parish Effects of homocysteine-lowering with folic acid plus vitamin b12 vs placebo on mortality and major morbidity in myocardial infarction survivors a randomized trial JAMA 20103032486ndash2494

7 Probstfieldfodorheld and genestHomocysteine lowering with folic acid and B vitamins in vascular disease N Engl J Med 20063541567ndash1577

8 Spencebangchambless and stamfer Vitamin intervention for stroke prevention trial an efficacy analysis Stroke 2005362404ndash2409

9 Wallacebrodkinberesford and allen Response of elevated methylmalonic acid to three dose levels of oral cobalamin in older adults J Am Geriatr Soc 2002501789ndash1795

10 GoldsteinBushnell Adams and appel Guidelines for the prevention of stroke in patients with stroke or transient ischemic attack A guideline for healthcare professionals from the American Heart AssociationAmerican Stroke Association Stroke 201142227ndash276

11 Higdon J Vitamin B12 Linus Pauling Institute Corvallis OR 2003 12 Eussen SJPM de Groot LCPGM Clarke R Schneede J Ueland PM

Hoefnagels WHL van Staveren WA Oral cyanocobalamin supplementation in older people with vitamin B12 deficiency a dose-finding trial Arch Intern Med 20051651167-72

13 httpwwwncbinlmnihgovpmcarticlesPMC3740382pdf nihms490187pdf

14 httpwwwebrsrcomsitesdefaultfiles Chapter17_Medicalcomplications_FINAL_16edpdf

8

9

Page 8: Portofolio Kasus BTERNABA

DAFTAR PUSTAKA

1 Douglas BE McDaniel DH and Alexander JJ 1983 Concepts and Models of Inorganic Chemistry Second edition Canada John Wiley and SonsInc Canada

2 Erliandri I dan Herianto G 2007 Produksi Vitamin B12 dengan Galur Ps Denitrificans pCP19gCA (Rekombinant Strain) Jurnal Saint dan Teknologi BPPT wwwipteknetid Diakses 18 Oktober 2008

3 Rusdiana 2004 Vitamin Sumatera Utara Program Studi Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

4 Howard sideswang and stampfer Lowering homocysteine in patients with ischemic stroke to prevent recurrent stroke myocardial infarction and death the Vitamin Intervention for Stroke Prevention (VISP) randomized controlled trial JAMA 2004291565ndash575

5 Bonaanjolstadueland and tverdal Homocysteine lowering and cardiovascular events after acute myocardial infarction N Engl J Med 20063541578ndash1588

6 Bulbuliarahimihaynes and parish Effects of homocysteine-lowering with folic acid plus vitamin b12 vs placebo on mortality and major morbidity in myocardial infarction survivors a randomized trial JAMA 20103032486ndash2494

7 Probstfieldfodorheld and genestHomocysteine lowering with folic acid and B vitamins in vascular disease N Engl J Med 20063541567ndash1577

8 Spencebangchambless and stamfer Vitamin intervention for stroke prevention trial an efficacy analysis Stroke 2005362404ndash2409

9 Wallacebrodkinberesford and allen Response of elevated methylmalonic acid to three dose levels of oral cobalamin in older adults J Am Geriatr Soc 2002501789ndash1795

10 GoldsteinBushnell Adams and appel Guidelines for the prevention of stroke in patients with stroke or transient ischemic attack A guideline for healthcare professionals from the American Heart AssociationAmerican Stroke Association Stroke 201142227ndash276

11 Higdon J Vitamin B12 Linus Pauling Institute Corvallis OR 2003 12 Eussen SJPM de Groot LCPGM Clarke R Schneede J Ueland PM

Hoefnagels WHL van Staveren WA Oral cyanocobalamin supplementation in older people with vitamin B12 deficiency a dose-finding trial Arch Intern Med 20051651167-72

13 httpwwwncbinlmnihgovpmcarticlesPMC3740382pdf nihms490187pdf

14 httpwwwebrsrcomsitesdefaultfiles Chapter17_Medicalcomplications_FINAL_16edpdf

8

9

Page 9: Portofolio Kasus BTERNABA

9