Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

37
TUGAS PORTOFOLIO ETIK & HUKUM KEPERAWATAN Nama : Ratna Yunita Sari Nim : 130011035 / 4A Anggota Kelompok Inti 6 Anggota Kelompok Ahli 2

Transcript of Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

Page 1: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

TUGAS PORTOFOLIO ETIK & HUKUM KEPERAWATAN

Nama : Ratna Yunita Sari

Nim : 130011035 / 4A

Anggota Kelompok Inti 6

Anggota Kelompok Ahli 2

Page 2: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

LATAR BELAKANG

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang ikut

berperan dalam upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang dilaksanakan pada

berbagai sarana pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di komunitas. Maka perawat

dalam memberikan pelayanan harus mempunyai etika.

Etik merupakan peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku

seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan oleh seseorang

dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawab moral. Sedangkan menurut Webster, etika

adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan yang buruk secara moral. Dari

pengertian diatas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimanaa sepatutnya

manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang

menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik dan buruk serta kewajiban dan tanggungjawab

(Ismani, 2001).

Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, atau komunitas, perawat

sangat memerlukan etika keperawatan yang merupakan filsafah yang mengarah tanggungjawab

moral yang mendasar terhadap pelaksanaan praktik keperawatan, dimana inti dari filsafah

tersebut adalah hak dan martabat manusian. Karena itu, focus dari etika keperawatan ditunjukan

terhadap sifat manusia yang unik. Serta dalam pemberian pelayanan keperawatan juga harus

memegang prinsip-prinsip keperawatan contohnya saja Prinsip otonomi, Prinsip Benefisiensi,

Prinsip Keadilan (justice), Prinsip Nonmalefisien, Prinsip Veracity (kejujuran), Prinsip Fidelity,

Prinsip Kerahasiaan (confidentiality), Prinsip Akuntabilitas (accountability)

Dalam profesi apapun pasti memiliki masalah, apalagi dalam dunia kesehatan terutama

kita sebagai perawat kita harus tahu macam- macam masalah dan penyebab masalah hukum

dibidang kesehatan & keperawatan. Sehingga kita dapat membuktikan, mencegah dan

menghadapai kasus seperti malpraktek dibidang kesehatan dan keperawatan. Maka dari itu

perawat harus benar- benar mengetahui serta memahami kode etik dengan baik sehingga dalam

pemberian pelayanan keperawatan masalah yang tidak dikehendaki atau kejadian – kejadian

yang dapat merugikan masyarakat serta meugikan diri perawat sendiri dapat dihindari.

Page 3: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

PEMBAHASAN

Etik dan hukum keperwatan tidak dapat dipisahkan dari tanggung jawab dan tanggung

gugat. Dimana yang dimaksud dalam tanggung jawab perawat disini adalah keadaan yang dapat

dipercaya dan terpercaya. Sebutan ini menunjukkan bahwa perawat professional menampilkan

kinerja secara hati – hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur. (Koziers 1983:25).

Berbicara tentang tanggung jawab yang berkaitan dengan profesi keperawatan, maka kita

dapat mengacu pada UU RI Nomor 23 1992 tentang kesehatan dalam Bab IV tentang tugas dan

tanggung jawab, pada pasal 9 yaitu pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat

kesehatan seoptimal mungkin, yang dijabarkan dalam MUNAS PPNI tahun 1989 tentang kode

etik keperawatan yaitu perawat Indonesia yang berjiwa Pancasila dan UUD 1945 merasa

terpanggil untuk menunaikan karyanya dalam bidang keperawatan dengan penuh tanggung

jawab yang berpedoman kepada dasar-dasar tentang :

1. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Individu, Keluarga, dan Masyarakat

Perawat dalam melaksanakan tugasnya selalu berpedoman kepada tanggung

jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan, menghargai, menghormati agama, budaya

serta kepeercayaanyang dianut oleh individu, keluarga, masyarakat serta menjaga

hubungan dalam kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi

kepentingan masyarakat.

2. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas

Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan yang tinggi disertai kejujuran

professional dalam praktek keperawatan perawat juga harus merahasiakan segala sesuatu

yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika

diperlukan olah yang berwenang sesuai dengan ketentuan hokum yang berlaku. Serta

menggunakan pengetahuan dan ketrampilannya sesuai dengan kode etik kepeerawatan.

3. Tanggung Jawab Terhadap Sesama Perawat dan Profesi Lainnya

Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesame dan dengan tenaga

kesehatan lainnya. Serta perawat selalu share tentang pengetahuan, penglamannya

terhadap perawat lain dan menerima pengetahuan dan penglaman dari profesi lain untuk

meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.

Page 4: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

4. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan

Perawat selalu berusahan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan

professional secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama yang akan bermanfaat bagi

perkembangan keperawatan. Menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan

menunjukkan perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.

Dalam tanggung jawab hukum eksekutif keperawatan yang dimaksud disini adalah

Perawat professional mempunyai peran dan fungsi sebagai pengelola dan penanggung jawab

unit-unit pelayanan keperawatan, tugas dan kewajiban perawat ini sarat dengan tanggung jawab

secara hukum.

1. Fungsi Tanggung Jawab Secara Hukum:

a. Merumuskan dan menjaga tujuan pelayanan keperawatan.

b. Menetapkan praktik keperawatan dan memfasilitasi pemberlakuannya.

c. Menetapkan Protap/standing order/protokol untuk operasional pelayanan keperawatan

dan lain – lain.

2. Peran Keperawatan Dalam Pealayanan Keperawatan

a. Bertanggung jawab terhadap pengembangan mutu pelayanan keperawatan melalui

kajian-kajian yang dlaksanankan secara periodik

b. Bertanggungjawab terhadap peningkatan hubungan perawat klien

c. Bertanggung jawab dalam pengembangan asuhan keperawatan profesional dan lain-

lain.

Sedangkan Tanggung gugat adalah sebagai konsekuensi apabila seseorang melakukan

kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan tanggungjawab tidak sesuai dengan aturan-aturan

dalam perundang-undangan yang telah ditetapkan. Sebagaimana terkait dengan profesi

keperawatan, bila pelayanan keperawatan tidak sesuai atau menyimpang dari etika dan kode etik

serta standar keperawatan, perawat yang melakukan harus menerima dengan penuh kesadaran

dari tanggungjawab konsekuensi atas tindakannya telah diatur dalam Undang-Undang

Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 seperti:

a. Bab V pasal 32

b. Bab VIII Pasal 73

Page 5: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

c. Bab VIII Pasal 74

d. Bab VIII pasal 76

e. Bab VIII pasal 77

f. Bab VIII pasal 82

Perawat mempunyai tanggung jawab dan tanggung gugat yang dibarengi dengan kode

etik keperawatan. Kode etik adalah kumpulan azas dan nilai yang berkenaan dengan nilai dan

moral, sehingga bersifat normatif dan tidak empiris seperti pada behavioral science. Sedangkan

kode etik profesi adalah norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap anggota profesi yang

bersangkutan dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.

Kode etik keperawatan Indonesia menurut PPNI (2000) terdiri dari 4 bab dan 16 pasal.

Bab 1, terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap individu,

keluarga, dan masyarakat. Bab 2, terdiri dari lima pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab

perawat terhadap tugasnya. Bab 3, terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab

perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain. Bab 4, terdiri dari empat pasal,

menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan. Bab 5, terdiri dari

dua pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat tehadap pemerintah, bangsa, dan tanah

air.

Tujuan dari kode etik adalah upaya agar perawat, dalam menjalankan setiap tugas dan

fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat manusia. Serta kode etik dalam

keperawatan juga bertujuan yaitu :

1. Untuk mengatur hubungan antar perawat, klien/pasien, teman sejawat, masyarakat, dan

unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan sendiri maupun hubungannya dengan

profesi lain

2. Untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi keperawatan yang tidak

mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya.

3. Mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya diperlakukan secara

tidak adil oleh institusi maupun masyarakat

Page 6: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

4. Sebagai dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan agar dapat

menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap professional keperawatan.

5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai atau pengguna tenaga keperawatan

akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktik keperawatan

Kode etik selain menurut PPNI juga ada kode etik menurut keperawatan menurut

American Nurses Association (ANA) dan menurut kode etik keperawatan menurut ICN. Dimana

isi dari kode etik tersebut sama secara global , perawat harus memiliki tanggung jawab,

memberikan pelayanan dengan penuh hormat tanpa ada unsur membedakan terhadap pasien

yang membutuhkan pelayanan kesehatan, senantiasa membina hubungan baik dengan

masyarakat maupun teman sejawat dan profesi lain, selalu menambah ilmu dan menjaga nama

baik profesi keperawatan.

Perawat dalam menjalakan profesi keperawatan yang bertugas memberikan pelayanan

terhadap masyarakat memiliki prinsip – prinsip moral. Moral menurut Kozier dkk, moral hampir

sama dengan etika, moral selalu dikaitkan dengan standar personal individu dalam penerapan

tingkah laku, karaker dan sikap. Serta penentuan baik atau buruk, benar atau salah tentunya

berdasarkan norma sebagai ukuran Etik selau merujuk pada standar moral terutama yang

berkaitan dengan kelompok seperti dokter dan perawat. Prinsip Moral yang sering di gunakan

dalam keperawatan ( Johnstone, 1989, Baird et,at 1991) meliputi :

1. Antonomy (otonomi)

Otonomi berkaitan dengan hak seseorang untuk mengatur dan membuat keputusan

sendiri, meskipun demikina masih terdapat berbagai keterbatasan, terutama yang terkait

dengan situasi dan kondisi, latar belakang individu, campur tangan hukum, dan tenaga

kesehatan professional yang ada.

2. Beneficience

Prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang lain (kemurahan hati).

Yang dimaksud kemurahan hati disini contohnya menghindari kondisi yang dapat

merugikan pasien serta berbuat baik terhadapa pasien dan keluarga pasien selama

pemberian asuhan keperawatan maupun memberikan pelayanan.

Page 7: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

3. Justice ( Keadilan)

Prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu setiap individu mendapat tindakan

yang sama/konstribusi yang sama tanpa ada perbedaan yang memandang status social,

budaya, agama , bangsa, serta ras. Karena setiap orang berhak mendapatkan pelayanan

kesehatan secara baik.

4. Veracity (Kebenaran)

Prinsip kejujuran menurut Veatch dan Fry (1987) didefinisikan sebagai menyatakan hal

yang sebenarnya dan tidak berbohong. Merupakan suatu kewajiban untuk mengatakan

yang sebenarnya atau tidak membohongi orang lain / pasien. contohnya memberikan

informasi kondisi pasien sesuai dengan keadaan yang dialami.

5. Non-maleficence (Tidak membahayakan)

Tindakan atau perilaku yang tidak menyebabkan kecelakaan atau membahayakan orang

lain (Aiken, 2003). Kerugian atau cedera dapat diartikan sebagai kerusakan fisik seperti

nyeri, kecacatan, kematian atau adanya gangguan emosi seperti perasaan tidak berdaya,

merasa terisolasi, dan adanya penyesalan ( Sumijiatun, 2009).

6. Fidelity (Kesetiaan)

Menjelaskan kewajiban perawat untuk tetap setia pada komitennya. Memenuhi kewajiban

dan tugas dengan penuh kepercayaan dan tanggung jawab, memenuhi janji yang telah

dibuatnya pada klien, kejujuran dan kesetiaan merupakan modal dalam memupuk rasa

percaya klien pada perawat.

7. Confidenciality

Upaya merahasiakan informasi yang sifatnya rahasia bagi pasien untuk menjaga privasi,

dan perawat hanya akan memberikan informasi tersebut pada orang yang tepat.

8. Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggungjawabkan suatu tindakan yang

dilakukan, dan menerima konsikuensi dari tindakan tersebut (Kozier, erb, 1991).

Mengandung dua komponen utama yaitu tanggung jawab dan tanggung gugat (Fry, 1990)

Nilai dalam praktik keperawatan professional, menurut Potter dan Perry (1997), nilai

memberikan identitas, memengaruhi tindakan, dan mempertahankan apa yang bermanfaat;

profesi memiliki nilai yang sama kuat dengan nilai yang mendasarinya.

Page 8: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

American Association of Collages of Nursing (AACN) menentapkan tujuh nilai

keperawatan esensial yang perlu diketahui oleh perawat.

Nilai dan Perilaku Keperawatan Esensial

Nilai Esensial Sikap dan Kualitas Pribadi Perilaku professional

ALTRUISME

Peduli dengan

kesejahteraan

orang lain

Perhatian

Komitmen

Kasihan

Kemurah hati

Ketekunan

Berikan perhatian yang penuh pada klien

ketika memberikan perawatan

Bantu rekan perawat lainnya dalam

memberikan perawatan ketika mereka

tidak dapat melakukannya

Tunjukkan perhatian pada kecenderungan

dan masalah sosial yang memiliki

implikasi perawatan kesehatan

PERSAMAAN

Memiliki hak,

kepentingan atau

status yang sama

Penerimaan

Asertif

Tidak berpihak

Harga diri

Toleransi

Berikan asuhan keperawatan berdasarkan

kebutuhan individu, bukan pada karakter

pribadi

Lakukan interaksi dengan perawat yang

lain dengan cara yang tidak diskriminatif

Ekspresikan pemikiran tentang

perkembangan akses keperawatan dan

perawatan kesehatan

ESTETIKA

Kualitas objek,

peristiwa, dan

orang yang

memberikan

kepuasan

Penghargaan

Kreativitas

Imajinasi

Sensitivitas

Adaptasi dengan lingkungan sehingga

dapat memuaskan klien

Ciptakan lingkungan kerja yang

menyenangkan bagi diri sendiri dan bagi

orang lain

Page 9: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

Tempatkan diri dengan cara yang dapat

meningkatkan kesan positif dalam

keperawatan

KEBEBASAN

Kapasitas untuk

menerapkan

pilihan

Percaya diri

Harapan

Kemerdekaan

Keterbukaan

Penguasaan diri

Disiplin

Hargai hak individu untuk menolak

perawatan

Dukung hak perawat lain untuk

memberikan berbagai alternatif pada

rencana perawatan

Dukung dilakukannya diskusi terbuka

pada isu-isu yang konroversial dalam

profesi

MARTABAT

MANUSIA

Mewarisi derajat

dan keunikan

sebagai seorang

individu

Pertimbangan

Empati

Kemanusiaan

Keramahan

Sangat menghargai

Percaya

Lindungi hak individu tentang kebebasan

pribadi

Perlakukan individu sesuai dengan

perlakuan yang ingin mereka terima

Pertahankan kerahasiaan klien dan staf

Rawat orang lain dengan hormat tanpa

memandang latar belakang

KEADILAN

Menjunjung

moral dan prinsip

legal

Keberanian

Intregitas

Moralitas

Objektivitas

Bertindak sebagai advokat dalam

perawatan kesehatan

Alokasikan sumber daya secara adil

Laporkan praktik yang tidak kompeten,

tidak etis, dan illegal secara objektif dan

actual

Page 10: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

KEBENARAN

Jujur pada fakta

atau realitas

Akuntabilitas

Kebenaran

Kejujuran

Keingintahuan

Rasionalitas

Reflektivitas

Dokumentasikan keperawatan secara

akurat dan jujur

Dapatkan data yang cukup untuk membuat

suatu keputusan sebelum melaporkan

adanya pelanggaran kebijakan organisasi

Berpartisipasi dalam usaha profesional

untuk melindungi masyarakat dari

kesalahan informasi mengenai

keperawatan

Dalam melakukan praktek keperawatan, perawat secara langsung berhubungan dan

berinteraksi kepada penerima jasa pelayanan, dan pada saat interaksi inilah sering timbul

beberapa hal yang tidak diinginkan baik disengaja maupun tidak disengaja, kondisi demikian

inilah sering menimbulkan konflik baik pada diri pelaku dan penerima praktek keperawatan. Ada

dua bentuk maslah dalam praktek keperawatan yaitu masalah hukum dalam praktek keperawatan

dan masalah etik dalam praktek keperawatan.

Berbagai masalah hukum dalam praktik keperawatan telah diidentifikasi oleh para ahli.

Beberapa masalah yang dibahas secara singkat disini meliputi :

1. Menandatangani peryataan hukum

2. Format persetujuan (Consent)

3. Laporan (Report)

4. Penggunaan obat

Selain masalah hukum dalam praktik keperawatan juga terdapat lima masalah dasar etika

dalam keperawata yang meliputi yaitu:

1. Kuantitas versus kualitas hidup

2. Kebebasan versus pananganan dan pencegahan bahaya

3. Berkatajujur versus berkata bohong

Page 11: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

4. Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah, agama, politik,

ekonomi, dan ideology

5. Terapi ilmiah konvensional versus terapi tidak ilmiah dan coba-coba

Dikarena dalam praktek keperawatan banyak terjadi masalah hukum dan etik maka

terdapat strategi pencegahan serta penyelesaian masalah. Masalah hukum memang merupakan

hal yang kompleks karena menyangkut nasib manusia. Untuk itu sebagai perawat harus

mengetahui prinsip-prinsip dalam mencegah hukum. beberapa hal yang dapat dilakukan perawat

yang merupakan nurse defender terhadap masalah hukum :

a. Ketahui hukum atau UU yang mengatur praktik anda

b. Jangan melakukan apapun yang anda tidak tahu bagaimana melakukannya (bila perlu,

pelajarilah caranya)

c. Pertahankan kompetisi praktik anda

d. Sebagai penuntut untuk meningkatkan praktik, mendapatkan kritik, dan kesenjangan

pengetahuan/ ketrampilan. Lakukan pengkajian diri, evaluasi kelompok, audit dan

evaluasi dari supervisor.

e. Jangan ceroboh dalam melakukan praktik keperawatan dan lain- lain.

Didalam penyelesaian masalah maka ada pembuatan keputusan dalam dilema etik

mengandung teori dasar. Teori ini untuk memudahkan dalam membuat keputusan agar proses

keperawatan dengan pemecahan masalah secara rasional bukan emosional. Ada dua dasar dalam

pembuatan keputusan dilema etik yaitu :

1. Teleologi

Doktrin yang menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang dihasilkan atau

konsekuensi yang dapat terjadi. Teori ini menekankan pada pencapaian hasil dengan

kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia (Kelly, 1987).

Teleologi juga dibedakan lagi menjadi dua yaitu :

a. Rule utilitarianisme berprinsip bahwa manfaat atau nilai suatu tindakan tergantung

pada sejauh mana tindakan tersebut memberikan kebaikan atau kebahagiaan pada

manusia

Page 12: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

b. Act utilitarianisme bersifat lebih terbatas; tidak melibatkan aturan umum tetapi

berupaya menjelaskan pada suatu situasi tertentu, dengan pertimbangan terhadap

tindakan apa yang dapat memberikan kebaikan sebanyak-banyaknya atau ketidak

baikan sekecil-kecilnya pada individu.

Contoh penerapan teori ini misalnya bayi-bayi yang lahir cacat lebih baik

diizinkan meninggal dari pada nantinya menjadi beban di masyarakat.

2. Deontologi (Formalisme)

Berprinsip pada aksi atau tindakan. Menurut Kant, benar atau salah bukan ditentukan

oleh hasil akhir atau konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai moralnya. di

sini perhatian difokuskan pada tindakan melakukan tanggung jawab moral yang dapat

memberikan penentu apakah tindakan tersebut secara moral benar atau salah. Contoh

penerapan deontologi adalah seorang perawat yang yakin bahwa pasien harus diberitahu

tentang apa yang sebenarnya terjadi walaupun kenyataan tersebut sangat menyakitkan.

Selain teori dasar dalam pembuatan keputusan dalam dilema etik , perawat juga harus

memahami metode pendekatan yang digunakan dalam diskusi masalah etika. Ada 4 metode

utama yaitu ;

a. Metode Otoritas

Metode ini menyatakan bahwa dasar setiap tindakan atau keputusan adalah

otoritas. Yang berasal dari manusia atau kepercayaan supernatural, kelompok manusia

atau suatu institusi seperti majelis ulama, dewan gereja atau pemerintah. Penggunaan

metode ini terbatas hanya pada penganut yang percaya.

b. Metode Concencum Hominum

Metode ini menggunakan pendekatan persetujuan masyarakat luas atau

sekelompok manusia yang terlibat dalam pengkajian suatu masalah. Segala sesuatu yang

diyakini bijak dan secara etika dapat diterima, dimasukkan dalam keyakinan.

c. Metode pendekatan intuisi

Metode ini dinyatakan oleh pada ahli filsafat berdasarkan pada apa yang mereka

kenal sebagai konsep teknik intuisi. Metode ini terbaca hanya pada orang-orang yang

mempunyai intuisi tajam.

Page 13: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

d. Metode argumentasi atau metode sokratik

Metode ini menggunakan pendekatan dengan mengajukan pertanyaan atau

mencari jawaban dengan alasan yang tepat. Metode ini digunakan untuk memahami

fenomena etika

Dalam proses pemecahan masalah yang banyak dikemukankan oleh beberapa ahli yang pada

dasarnya dengan kerangka proses keperawatan / pemecahan masalah secara ilmiah, antara lain :

1. Model Pemecahan masalah ( Megan, 1989 )

Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.

a. Mengkaji situasi

b. Mendiagnosa masalah etik moral

c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan

d. Melaksanakan rencana

e. Mengevaluasi hasil 

2. Kerangka pemecahan dilema etik (kozier & erb, 1989 )

a. Mengembangkan data dasar.

Untuk melakukan ini perawat memerukan pengumpulan informasi sebanyak

mungkin meliputi :

1)  Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana keterlibatannya

2)  Apa tindakan yang diusulkan

3) Apa maksud dari tindakan yang diusulkan

4) Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang

diusulkan.

b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut

c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan

mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut

d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil

keputusan yang tepat

e. Mengidentifikasi kewajiban perawat

Page 14: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

f. Membuat keputusan

3. Model Murphy dan Murphy

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan

b. Mengidentifikasi masalah etik

c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan

d. Mengidentifikasi peran perawat

e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan

f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan

g. Memberi keputusan

h. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah

umum untuk perawatan klien

i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan

informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.

4. Model Curtin

a. Mengumpulkan berbagai latar belakang informasi yang menyebabkan masalah

b. Identifikasi bagian-bagian etik dari masalah pengambilan keputusan.

c. Identifikasi orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan.

d. Identifikasi semua kemungkinan pilihan dan hasil dari pilihan itu.

e. Aplikasi teori, prinsip dan peran etik yang relevan.

f. Memecahkan dilemma

g. Melaksanakan keputusan

5.  Model Levine – Ariff dan Gron

a. Mendefinisikan dilemma

b. Identifikasi faktor-faktor pemberi pelayanan.

c. Identifikasi faktor-faktor bukan pemberi pelayana

a)  Pasien dan keluarga

b) Faktor-faktor eksternal

d. Pikirkan faktor-faktor tersebut satu persatu

Page 15: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

e. Identifikasi item-item kebutuhan sesuai klasifikasi

f. Identifikasi pengambil keputusan

g. Kaji ulang pokok-pokok dari prinsip-prinsip etik

h. Tentukan alternatif-alternatif

i. Menindaklanjuti

Strategi cara menyelesaikan permasalahan etis adalah dengan melakukan rounde

( Bioetics Rounds ) yang melibatkan perawat dengan dokter. Rounde ini tidak difokuskan untuk

menyelesaikan masalah etis tetapi untuk melakukan diskusi secara terbuka tentang kemungkinan

terdapat permasalahan etis.

Page 16: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

PENGEMBANGAN

Setelah melakukan share atau diskusi bersama kelompok, mengenai etik dan hukum

keperawatan. Maka diketahui profesi sebagai perawat bukanlah profesi yang terlihat mudah

dalam melakukan pelayanan kesehatan. Akan tetapi ada kode etik keperawatan yang mengatur

profesi keperawatan. Agar perawat dalam menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat

menghargai dan menghormati martabat manusia. Sebab, dalam profesinya, seorang perawat

berhubungan dengan sesama manusia, baik itu kepada klien atau pasien, serta teman sejawat dan

seprofesi dalam tim sehingga kode etik ini dibutuhkan dalam melindungi hak dan kewajiban

seorang perawat. Jika terjadi pelanggaran, maka sudah ada hukum yang mengaturnya. Kode etik

dibutuhkan untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran tersebut sehingga seorang perawat tidak

bisa sewenang-wenang dalam bertugas serta menghormati dan menghargai hak dan martabat

sesama manusia.

Serta perawat mempunyai tanggung jawab yang besar dan tanggung gugat untuk

membuat keputusan dan mengambil keputusan dan mengambil langka – langka tentang asuhan

keperawatan yang akan diberikan terhadapa klien maupun pasien. Maka dari itu seorang perawat

maupun calon perawat agar dapat melakukan pekerjaannya atau yang masih dalam tahap belajar

menjadi seorang perawat yang professional harus mengerti dan memahami tanggungjawab dan

tanggung gugat yang ada dalam profesi keperawatan tanggung jawab yang ada dala profesi

keperawatan yang dijabarkan dalam MUNAS PPNI tahun 1989 tentang kode etik keperawatan

yaitu perawat Indonesia yang berjiwa Pancasila dan UUD 1945 merasa terpanggil untuk

menunaikan karyanya dalam bidang keperawatan dengan penuh tanggung jawab yang

berpedoman kepada dasar-dasar tentang :

a. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Individu, Keluarga, dan Masyarakat

Karena kita masih merupakan mahasiswa keperawatan maka tanggung jawab ini dapat

diterapkan pada keluarga kita masing – masing, yang dapat digunakan sebagai proses

belajar yang pada dasarnya tanggung jawab ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan

keperawatan individu, keluarga dan masyarakat yang dilakukan dengan tulus ikhlas dan

saling menghormati,. Contohnya memberikan edukasi kesehatan terhadapa keluarga

tentang pencegahan penyakit.

b. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas

Page 17: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

Tanggung jawab ini dapat diterapka oleh mahasiswa ketika sedang praktek di rumah

sakit.contohnya mahasiswa memberikan asuhan keperwatan tanpa membedakan antara

pasien satu dengan lainnya, dalam memberika perwatan harus memelihara keselamatan

pasien dan diri sendiri dengan universal precaution. Serta mahasiswa juga mempunyai

tanggungjawab untuk merahasiakan sehubungan dengan kondisi pasien yang bertujuan

untuk menjaga privasi.]

c. Tanggung Jawab Terhadap Sesama Perawat dan Profesi Lainnya

Dapat diterapkan oleh mahasiswa dimana saja ketika praktek maupun tidak praktek dalam

rumah sakit. contohnya menjaga hubungan sesama mahasiswa setingkatan, atau kakak

tingkat maupun adik tingkat. Serta berbagi dalam ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan maupun kemampuan dalam bidang keperawatan

d. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan

Mahasiswa calon keperawatan juga memiliki tanggung jawab untuk menjunjung tinggi

nama baik, serta berperan dalam menentukan pendidikan dan pelayanan keperawatan yang

dapat dilakukan mahasiswa dengan melakukan penelitian yang dapat meluaskan

pengetahuan yang berhubungan dengan profesi keperawatan.

Tanggung gugat artinya dapat memberikan alasan atas tindakannnya. Perawat bertanggung

gugat atas dirinya sendiri, klien, profesi, atasan, dan masyarakat. Jika sudah menjadi perawat

yang professional melakukan kelalaian maupun kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja

dalam menjalakan pelayanan keperawatan atau asuhan keperawatan terhadap klien akan

mendapat konsekuensi. Yang sudah diatur dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun

1992. Untuk dapat melakukan tanggung gugat, perawat harus bertindak menurut kode profesinal.

Tanggung gugat memicu evaluasi efektifitas perawat dalam praktik. Tanggung gugat mempunyai

tujuan sebagai berikut

1. Mengevaluasi praktisi professional baru dan mengkaji ulang yang telah ada

2. Mempertahankan standart keperawatan

3. Memudahkan refleksi pribadi, pemikiran etis, dan pertumbuhan pribadi pada pihak

professional keperawatan.

4. Memberikan dasar pengambilan keputusdan etis.

Page 18: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

Maka dari itu mahasiswa harus benar – benar belajar dengan baik agar mendapatkan

pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam menjalakan asuhan keperawatan. Agar tidak

terjadi kesalahan maupun kelalaian yang tidak diiinginkan yang akan merugikan pasien maupun

diri sendiri.

Moral atau yang disebut juga perbuatan manusia yang bisa baik atau buruk. Sebenarnya

moral sudah ditanamkan kepada mahasiswa oleh keluarga sejak kecil yang mengajarkan harus

berbuat baik sesama manusia. Begitu juga dalam profesi perawat, perawat mempunyai prinsip –

prinsip moral yang mahasiswa calon keperawatan harus mengetahui. Prinsip Moral yang sering

di gunakan dalam keperawatan ( Johnstone, 1989, Baird et,at 1991)

1. Autonomi (Otonomi)

Menghargai apa yang pasien putuskan untuk dirinya sendiri. Contohnya perawat

memberi dukungan keputusan pasien yang baik

2. Beneficience (berbuat baik)

Yang dapat mahasiswa praktekan dalam prinsip beneficience contohnya adalah pada saat

mahasiswa praktek di rumah sakit maupun di klinik melakukan perawatan secara baik dan

tidak menyebabkan kerugian untuk pasien

3. Justice (keadilan)

Dalam pemberian asuhan keperawatan tidak membedakan paien satu dengan pasien lain

semua mendapat hak yang sama dalam pelayanan kesehatan.

4. Confidentiality (kerahasiaan)

Meskipun masih menjadi mahasiswa calon perawat akan tetapi juga mempunyai

tanggung jawab untuk merahasiakan sehubungan dengan kodisi pasien yang dirawat untuk

menjaga praivesi.

5. Veracity (kejujuran)

Kejujuran ini merupakan perbuatan yang terkadang sulit dipraktekan untuk beberapa

orang. Contohnya perawat tidak boleh berbohong kepada pasien tentang kondisisnya

meskipun itu akan menyakitkan atau membuat sedih bagi pasien.

6. Avoiding Killing (tidak merugikan)

Prinsip moral ini harus dipegang teguh dalam menjalankan pekerjaan, karena setiap

perbuatan yang merugikan pasien berarti akan melanggar kode etik. Maka perawat dapat

dikenakan hukuman. Meskipun tindakannya tidak sengaja maupun masalah kecil.

Page 19: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

7. Fidelity (menepati janji)

Menepati janji dapat terjadi jika sudah terjalin hubungan saling percaya antar perawat dan

pasien. Sehingga pasien dapat menceritakan apa yang dikeluhkan dan tugas perawat tetap

untuk menjaga kerahasian.

8. Akuntabilitas

Mengandung dua komponen utama yaitu tanggung jawab dan tanggung gugat (Fry,

1990). Contohnya dalam memeberikan obat maka ada perawat yang bertanggung jawab

sehingga jika ada kesalahan dalam pemberian dosis yg sudah ditetapkan oleh dokter, dan

harus ada gugatan maka hal ini akan menjadi konsekuensi bagi perawat yang bertugas

memberikan obat.

Nilai esensial dalam keperawatan professional tidak dapat dipisahkan dengan prinsip – prinsip

moral keperawatan dimana juga mengandung yaitu

1. Alturisme ( Peduli dengan kesejahteraan orang lain)

2. Persamaan ( Memiliki hak, kepentingan atau status yang sama)

3. Estetika ( Kualitas objek, peristiwa, dan orang yang memberikan kepuasan )

4. Kebebasan ( Kapasitas untuk menerapkan pilihan )

5. Martabat Manusia( Mewarisi derajat dan keunikan sebagai seorang individu )

6. Keadilan ( Menjunjung moral dan prinsip legal )

7. Kebenaran ( Jujur pada fakta atau realitas )

Sebagai mahasiswa calon keperawatan penting mengetahui masalah apa saja yang akan

timbul dalam profesi keperawatan, masalah mengenai hukum dalam keperawatan maupun

masalah etika dalam keperawatan. Masalah etik dalam keperawatan akan timbul jika ada

permasalahan yang berhubungan dengan kode etik contohnya konflik antar teman sejawat yang

timbul karena ada perbedaan persepsi untuk memberikan asuhan keperawatan secara optimal

bagi pasien atau klien, berkata tidak jujur terhadap pasien mengenai kondisinya dan lali – lain.

Sedangkan maslah yang mengenai hukum dalam keperawatan contohnya yaitu:

1. Menandatangani peryataan hukum

Perawat seringkali diminta menandatangi atau diminta untuk sebagai saksi.

2. Format persetujuan (Consent)

Page 20: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

Format persutujuan adalah format yang mengandung pernyataan kesanggupan pasien

untuk dirawat dan menjalani pengobatan. Perawat dalam proses persetujuan ini biasanya

berperan sebagai saksi. Sebelum informasi dari dokter ahli bedah atau perawat tentang

tindakan yang akan dilakukan beserta resikonya.

3. Laporan (Report)

Laporan merupakan salah satu komponen yang penting yang memberikan sumber

kesaksian hukum. Betapapun mahirnya keterampilan anda dalam memberikan perawatan,

jika tidak dicatat atau dicatat tetapi tida lengkap, tidak dapat membantu dalam

persidangan. Setiap selesai melakukan suatu tindakan maka perawat harus segera

mencatat secara jelas tindakan yang dilakukan dan respon pasien terhadap tindakan serta

mencantumkan waktu tindakan diberikan dan tanda tangan yang memberikan tindakan.

4. Penggunaan obat

Perawat harus selalu memperhatikan prosedur dan pencatatan yang benar. Agar tidak

terjadi kasus malpraktek yang akan merugikan pasien.

Masalah hukum memang merupakan hal yang kompleks karena menyangkut nasib

manusia. Maka kita sebagai mahasiswa calon perawat harus mengetahui cara pencegangan

terjadinya masalah. Contohnya dengan Ketahui hukum atau UU yang mengatur praktik anda,

jangan melakukan apapun yang anda tidak tahu bagaimana melakukannya (bila perlu, pelajarilah

caranya), pertahankan kompetisi praktik anda , penting mengikuti pendidikan keperawatan

berkelanjutan dan lain – lain. Dikarena dalam praktek keperawatan banyak terjadi masalah

hukum dan etik maka terdapat pemecahan masalah. Hernacki M. dan Bobbi D.P (2001)

menyatakan bahwa dalam pemecahan masalah dikenal adanya tujuh istilah yang sering

digunakan, yakni

1) Berfikir vertical

Suatu proses bergerak selangkah demi selangkah menuju tujuan, yang dilakukan oleh

otak kiri

2) Berpikir lateral

Berlatih atau memasukan penilaian atau evaluasi dengan cermat, seperti penilaian yang

dilakukan dalam nenilai kelayakan suatu gagasan atau produk, yang dilakukan oleh otak

kanan.

Page 21: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

3) Berpikir kritis

Berlatih atau memasukan penilaian atau evaluasi dengan cermat, seperti penilaian yang

dilakukan dalam nenilai kelayakan suatu gagasan atau produk, yang dilakukan oleh otak

kiri.

4) Berpikir analitik

Proses pemecahan masalah dengan cara membagi dalam beberapa bagian. Menguji

setiap bagian untuk melihat bagaimana bagian tersebut saling cocok dan bagian tersebut

dapat dikombinasikan kembali dengan cara-cara yang baru, yang dilakukan olek otak

kiri

5) Berpikir strategis

Mengembangkan strategi khusus untuk perencanaan dan arah operasi – operasi skala

besar dengan melihat permasalah dari berbagai sudut pandang, yang dilakukan olek otak

kiri

6) Berpikir tentang hasil

Melakukan tinjauan terhadap perspektif solusi yang dikehendaki, yang dilakukan oleh

otak kanan.

7) Berpikir kreatif

Efek dari “bola lampu” yang terjadi ketika seseorang menyususn kembali fakta – fakta

yang ada dan muncul dengan pandangan baru tentang masalah tersebut, yang dilakukan

oleh otak kanan.

Mahasiswa dalam pelajaran etik dan hukum juga belajar bagaimana jika terjadi masalah

dalam praktek dilapangan untuk menyelesaikan dan mengambil keputusan yang tepat. Ada

banyak hal yang mendasari untuk menyelesaikan masalah etik dan untuk memutuskan

permasalahan etik agar permasalahan bisa diselesaikan secara ilmia bukan secara emosional

yang terkadang permasalah tersebut menjadi dilema etik yang tidak ada benar maupun salah.

Maka terdapat dua teori yang mendasari dalam keputusan etis yaitu :

1) Teleologi atau Utilitarianisme

Lebih mencerminkan pada pengambilan keputusan yang terbaik dari jumlah pilihan yang

dianggap oleh sebagaian besar orang baik juga dilihat ketepatan dan kuatnya alasan

Page 22: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

mengapa pilihan tersebut dilakukan. Teori teleologi atau utilitarianisme dapat dibedakan

menjadi dua yaitu :

a) Rule utilitarianisme berprinsip bahwa manfaat atau nilai suatu tindakan tergantung pada

sejauh mana tindakan tersebut memberikan kebaikan atau kebahagiaan pada manusia.

Contohnya pasangan yang melakukan bayi tabung karena sulit untuk mempunyai

keturunan.

b) Act utilitarianisme bersifat lebih terbatas; tidak melibatkan aturan umum tetapi berupaya

menjelaskan pada suatu situasi tertentu, dengan pertimbangan terhadap tindakan apa yang

dapat memberikan kebaikan sebanyak-banyaknya atau ketidak baikan sekecil-kecilnya

pada individu. Contohnya abortus yang dilakukan karena janin dapat mengancam nyawa

ibu.

2) Deontologi (Formalisme)

Kewajiban yang akan dilakuakan, tidak mengukur baik buruknya suatu perbuatan /tindakan

berdasarkan hasil/dampaknya. Keputusan diambil dengan mempertimbangkan keadaan

pada saat itu dan dibandingkan dengan dampaknya apabila keputusan tersebut diambil.

Contohnya perawat menolak untuk melakukan euthanasia karena hal tersebut dilarang

dalam agama yang dipercayainya karena sama dengan membunuh.

Selain teori dasar yang harus dipelajari mahasiswa, juga harus mengtahui metode

pendekatan yang tepat akan dipakai untuk pembahasan masalah etik Ladd J (1978) dikutip oleh

Frell (McCloskey, 1990) menyatakan ada 4 metode utama yaitu ; metode otoritas , metode

consensum hominum , metode pendekatan intuisi dan metode argumentasi .

Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya

menggunakan kerangka proses keperawatan atau pemecahan masalah secara ilmiah yang akan

membantu mempermudah dalam penyelesaian dan memutuskan permasalahan etis, antara lain:

1. Model pemecahan masalah (Megan, 1989)

Ada lima langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.

a. Mengkaji situasi

b. Mendiagnosa masalah etik moral

c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan

Page 23: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

d. Melaksanakan rencana

e. Mengevaluasi hasil

2. Model Curtin

a. Mengumpulkan berbagai latar belakang informasi yang menyebabkan masalah

b. Identifikasi bagian-bagian etik dari masalah pengambilan keputusan.

c. Identifikasi orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan.

d. Identifikasi semua kemungkinan pilihan dan hasil dari pilihan itu.

e. Aplikasi teori, prinsip dan peran etik yan relevan

f. Memecahkan dilema

g. Melaksanakan keputusan.

3. Model levine-Ariff dan Gron

a. Mendefinisikan dilema

b. Identifikasi faktor-faktor pemberi pelayanan.

c. Identifikasi faktor-faktor bukan pemberi pelayanan.

d. Pikirkan faktor-faktor tersebut satu persatu

e. Identifikasi item-item kebutuhan sesuai klasifikasi.

f. Identifikasi pengambil keputusan.

g. Kaji ulang pokok-pokok dari prinsip-prinsip etik.

h. Tentukan alternatif-alternatif

Dan masih banyak lagi kerangka model untuk penyelesaian masalah etika, dari model

kerangka tersebut mahasiswa bisa mencoba menerapkan model penyelesain dengan salah satu

contoh yang akan diaplikasikan dalam sebuah kasus, yang akan dibahas pada tugas kelompok

inti. Selain model kerangka untuk menyelesaikan masalah juga terdapat strategi penyelesaian

masalah etis.

Dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan etis, antara perawat dan dokter tidak

menutup kemungkinan terjadi perbedaan pendapat. Bila ini berlanjut dapat menyebabkan

masalah komunikasi dan kerjasama, sehingga menghambat perawatan pada pasien dan

kenyamanan kerja. (Mac Phail, 1988). Salah satu cara menyelesaikan permasalahan etis adalah

dengan melakuakn rounde (Bioetics Rounds) yang melibatkan perawat dengan dokter. Rounde

Page 24: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

iniu tidak difokuskan untuk menyelesaikan masalah etis tetapi untuk melakukan diskusi secara

terbuka tentang kemungkinan terdapat permasalahan etis

Banyak hal yang mahasiswa calon perawat maupun perawat sendiri harus ketahui dan

pahami perawat sebagai profesi baik perorangan dan kelompok hendaknya harus memahami dan

mentaati aturan perundang-undangan yang telah diberlakukan di Indonesia, agar perawat dapat

terhindar dari bentuk pelanggaran baik etik dan hukum. Pemahaman dan bekerja dengan kehati-

hatian, kecermatan, menghindarkan bekerja dengan cerobah, adalah cara terbaik dalam

melakukan praktek keperawatan sehingga dapat terhindar dari kelalaian/malpraktek.

Page 25: Portofolio Etik Dan Hukum Keperawatan Ry

.DAFTAR PUSTAKA

Ismani, Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta: Widya Medika

PPNI . Kode Etik Perawat Indonesia : Buku I Konsep Etik dan penerapannya. Jakarta : PPNI

Sumijatun.2011.Membudayakan Etik dalam Praktik Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika