Porto Asbro

15
PORTOFOLIO Kejang Demam Kompleks Presentan Dr. Dyah Mayang Ramadhani Pendamping Dr. Ita Patriani, MARS PROGRAM DOKTER INTERNSIP

description

bkjbbj

Transcript of Porto Asbro

Page 1: Porto Asbro

PORTOFOLIO

Kejang Demam Kompleks

Presentan

Dr. Dyah Mayang Ramadhani

Pendamping

Dr. Ita Patriani, MARS

PROGRAM DOKTER INTERNSIP

RSUD KOTA MATARAM

2015

Page 2: Porto Asbro

Borang Portofolio

No. ID dan Nama Peserta : dr. Dyah Mayang Ramadhani

Nama Wahana : RSUD Kota Mataram

Topik : Kejang Demam Kompleks

Tanggal Kasus : 17-12-2014

Nama Pasien : An. IR Nomor Registrasi : 140978

Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Ita Patriani, MARS

Tempat Presentasi :

Objektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumi

l

Deskripsi : Pasien anak 2 tahun, datang diantar keluarga dengan kejang sebanyak dua

kali disertai demam tinggi.

Tujuan : Mengidentifikasi penyebab, perjalanan penyakit, gejala, diagnosis dan tata

laksana dari kejang demam kompleks

Bahan

Bahasan :

Tinjauan

Pustaka

Riset Kasus Audit

Cara

Membahas

:

Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos

DATA UTAMA UNTUK BAHAN DISKUSI

1. Diagnosis / Gambaran Klinis :

- Pasien kejang dua kali dalam 1 hari pada pukul 18.00 & 02.00

- Serangan kejang dengan durasi kurang lebih 3-5 menit sekali kejang.

- Kejang kaku seluruh tubuh dengan mata mendelik ke atas dan mulut berbusa.

- Setelah kejang anak lemas dan tidur.

- Demam tinggi selama dua hari

Page 3: Porto Asbro

- Terdapat batuk dan pilek

2. Riwayat Pengobatan : sebelumnya pernah mendapatkan obat batuk dan pilek dari

Puskesmas.

3. Riwayat Kesehatan/Penyakit : pasien belum pernah mengalami gejala seperti ini

sebelumnya.

4. Riwayat keluarga : kakak pasien mengalami hal serupa ketika usia 3 tahun.

5. Riwayat Pekerjaan : -

6. Riwayat Lingkungan Sosial dan Fisik : -

Lain-lain:

Status Generalisata :

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tensi : -

Nadi : 98 x/mnt

Nafas : 22 x/mnt

Suhu : 39,8 0C

Berat Badan : 12 kg

Status Lokalis untuk dugaan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding :

Kulit : Teraba hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis.

Kepala : Bentuk simetris, rambut hitam tidak mudah dicabut

Leher : Kaku kuduk (-)

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter pupil

3 mm, refleks cahaya +/+, mata cekung -/-

Hidung : Nafas cuping hidung (-)

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Dada :

Page 4: Porto Asbro

Paru I : bentuk normal, simetris kiri kanan, retraksi dinding dada tidak ada

Pa : fremitus kiri = kanan

Pe : sonor +/+

A : napas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Jantung I : Iktus tidak terlihat

Pa : Iktus teraba 2 jari medial ICS V

Pe : batas jantung dalam batas normal

A : Bunyi jantung reg, irama teratur, bising tidak ada

Abdomen I : Tidak distensi

A : Bising Usus (+) normal

Pa : Supel, nyeri tekan (-), turgor cepat

Pe : Timpani

Ekstremitas : Akral hangat, refilling kapiler baik ( CRT ) <2” / <2”

Diagnosis Kerja : Kejang demam kompleks

Pemeriksaan Penunjang :

Hb : 13.8 gr/dl

Leukosit : 14.100 /mm3

Ht : 34 %

Trombosit : 327.000/mm3

Daftar Pustaka :

1. Tumbelaka,Alan R.,Trihono, Partini P.,Kurniati,Nia.,Putro Widodo,Dwi.

Penanganan Demam Pada Anak Secara Profesional: Pendidikan Kedokteran

Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XLVII.Cetakan pertama,FKUI-

Page 5: Porto Asbro

RSCM.Jakara,2005

2. Lumbantobing,S.M:Kejang Demam.Balai Penerbit FKUI,Jakarta,2007

3. Asril Aminulah, Prof Bambang Madiyono. Hot Topik In Pediateric II :

Kejang Pada Anak. Cetakan ke2. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2002.

4. Behrman, Richard E., Robert M. Kliegman., Hal B. Jenson. Nelson Ilmu

Kesehatan Anak : Kejang Demam. 18 edition. EGC, Jakarta 2007.

5. Fleisher, Gary R, M.D., Stephen Ludwig, M.G. Text Book Of Pediatric

Emergency Medicine : Seizures. Williams & Wilkins Baltimore. London

6. Mansjoer, Arif., Suprohaita, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek Setyowulan.

Kapita Selekta Kedokteran : kejang Demam. Edisi ke3 Jilid 2. Media

Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta 2000.

Hasil Pembelajaran :

1. Diagnosis kejang demam kompleks.

2. Identifikasi etiologi dari kejang demam kompleks.

3. Penanganan kejang demam kompleks di Rumah Sakit.

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio

Subjektif :

- Pasien kejang dua kali dalam 1 hari pada pukul 18.00 & 02.00

- Serangan kejang dengan durasi kurang lebih 3-5 menit sekali kejang.

- Kejang kaku seluruh tubuh dengan mata mendelik ke atas dan mulut berbusa.

- Setelah kejang anak lemas dan tidur.

- Demam tinggi selama dua hari.

- Terdapat batuk dan pilek.

Objektif :

Status Generalisata :

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Page 6: Porto Asbro

Kesadaran : Compos Mentis

Tensi : -

Nadi : 98 x/mnt

Nafas : 22 x/mnt

Suhu : 39.8 0C

Kulit : Teraba hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis.

Kepala : Bentuk simetris, rambut hitam tidak mudah dicabut

Leher : Kaku kuduk (-)

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik, pupil isokor, diameter pupil 3

mm, refleks cahaya +/+, mata cekung -/-

Mulut : Mukosa mulut dan bibir tidak tampak kering

Abdomen I : tidak distensi

A : Bising Usus (+) normal

Pa : supel, turgor kulit baik, nyeri tekan (-)

Pe : timpani

Ekstremitas : akral hangat, refilling kapiler baik ( CRT ) <2” / <2”

Assesment :

A. Definisi

Kejang demam adalah kejang pada anak, biasanya pada usia 6 bulan – 5 tahun,

yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rektal > 38º C ) dan bukan disebabkan

oleh infeksi SSP atau penyebab lain.

B. Klasifikasi

1. Kejang demam sederhana

Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, umum, tonik dan atau

klonik, umumnya akan berhenti sendiri, tanpa gerakan fokal atau berulang dalam waktu

24 jam.

Page 7: Porto Asbro

2. Kejang demam kompleks

Kejang demam dengan ciri (salah satu di bawah ini) :

1. Kejang lama > 15 menit

2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial

3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam

C. Faktor resiko berulangnya kejang demam

1. Riwayat kejang demam dalam keluarga

2. Usia kurang dari 12 bulan

3. Temperatur yang rendah saat kejang

4. Cepatnya kejang setelah demam

D. Etiologi

Penyebab kejang demam hingga kini masih belum diketahui dengan pasti. Ada beberapa

faktor yang mungkin berperan dalam menyebabkan kejang demam,yaitu :

1. Demamnya sendiri : Kebutuhan O2 meningkat

2. Efek produk toksik dari pada mikroorganisme (kuman dan virus) terhadap otak

3. Respon alergik atau keadaan imun yang abnormal oleh infeksi

4. Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit

5. Gabungan semua faktor diatas

E. Patofisiologi

Pada keadaan demam, kenaikan 1oC akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal

10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat sampai 20%. Jadi pada kenaikan suhu

tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron, dan

dalam waktu yang singkat dapat terjadi difusi ion kalium listrik. Lepas muatan listrik

ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran

tetangganya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter dan terjadilah kejang.

Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari tinggi

rendahnya ambang kejang seorang anak menderita kejang pada kenaikan suhu tubuh

tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang sudah dapat terjadi

pada suhu 38oC, sedangkan pada anak dengan ambang kejang yang tinggi, kejang baru

dapat terjadi pada suhu 40oC atau lebih.

Pada kejang yang berlangsung lama biasanya disertai terjadinya apnea, meningkatnya

kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet sedangkan otot pernafasan

tidak efisien sehingga tidak sempat bernafas yang akhirnya terjadi hipoksemia,

hiperkapnea, hipoglikemia, laktat asidosis disebabkan metabolisme anaerob, hipotensi

Page 8: Porto Asbro

artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh yang semakin

meningkat oleh karena meningkatnya aktivitas otot dan selanjutnya menyebabkan

metabolisme otot meningkat.

Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah mengakibatkan hipoksia sehingga

meninggikan permeabilitas kapiler dan timbul oedem otak yang mengakibatkan

kerusakan sel neuron.

F. Manifestasi klinis

1. Suhu tubuh mencapai 39oC atau lebih (rectal).

2. Kejang berlangsung singkat, berupa serangan tonik klonik, mata terbalik keatas disertai

kekakuan atau kelemahan, gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan, atau

hanya sentakan atau kekakuan fokal.

3. Kejang berlangsung kurang dari 6 menit dan kurang dari 8% yang berlangsung lebih dari

15 menit. Sering kali kejang berhenti sendiri setelah mendapat pertolongan pertama.

Setelah kejang berhenti anak tampak capek, mengantuk, tertidur pulas, dan tidak

memberikan reaksi apapun untuk sejenak atau disebut periode mengantuk singkat pasca

kejang, tetapi setelah beberapa detik atau menit, anak terbangun dan sadar kembali tanpa

defisit neurologis.

4. Kejang demam yang berlangsung lebih lama dari 15 menit sering bersifat fokal atau

unilateral dan kadang-kadang diikuti oleh parese Tood (lumpuh sementara pasca serangan

kejang) yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Kejang unilateral yang lama

dapat diikuti oleh hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang yang berlangsung lama

biasanya lebih sering terjadi pada kejang demam yang pertama.

G. Diagnosis

Umur anak ketika kejang antara 6 bulan – 5 tahun

Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tidak lebih dari 15 menit

Kejang bersifat umum

Kejang timbul 16 jam pertama setelah timbulnya demam

Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal

Pemeriksaan EEG yang dibuat setidaknya 1 minggu sesudah suhu normal tidak

menunjukkan kelainan

Frekuensi bangkitan kejang dalam satu tahun tidak melebihi 4 kali

H. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium

Page 9: Porto Asbro

Mengevaluasi sumber infeksi atau mencari penyebab demam, seperti darah perifer,

elektrolit dan gula darah.

2. Pungsi lumbal

Menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis.

a. Bayi kurang dari 12 bulan : sangat dianjurkan dilakukan

b. Bayi antara 12-18 bulan : dianjurkan

c. Bayi > 18 bulan : tidak rutin bila yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu

dilakukan pungsi lumbal.

3. Elektroensefalografi

Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan pada keadaan kejang demam yang tidak

khas. Misalnya: kejang demam kompleks pada anak usia lebih dari 6 tahun, atau kejang

demam fokal.

4. Pencitraan

Foto X-ray kepala dan neuropencitraan seperti Computed Tomography (CT) atau

Magnetic Resonance Imaging (MRI) jarang sekali dikerjakan.

I. Penatalaksanaan dan Pencegahan

Penatalaksanaan kejang demam meliputi penanganan pada saat kejang dan pencegahan

kejang.

1. Penanganan pada saat kejang

Menghentikan kejang ; Diazepam dosis awal 0.3-0.5mg/kgBB/dosis IV

perlahan, atau 0.4-0.6mg/kgBB/dosis rectal suppositoria. Bila kejang belum

teratasi dapat diulang 20 menit kemudian.

Turunkan demam dengan antipiretik; paracetamol 10mg/kgBB/dosis PO

atau Ibuprofen 5-10mg/kgBB/dosis PO, diberikan 3-4kali sehari. Dapat

dibantu dengan kompres air hangat bila suhu diatas 39oC, atau air biasa bila

suhu di atas 38oC.

Antibiotik diberikan sesuai indikasi penyakit yang mendasarinya.

Penanganan suportif seperti, pembebasan jalan nafas, pemberian oksigen,

menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Pencegahan kejang

Pencegahan berkala untuk kejang demam sederhana dengan diazepam

0.3mg/kgBB/dosis PO dengan antripiretik pada saat sakit yang disertai

demam.

Page 10: Porto Asbro

Pencegahan kontinu kejang demam kompleks dengan asam valproate 15-

40mg/kgBB/hari PO terbagi dalam 2-3 dosis.

Plan :

Diagnosis : Kejang demam kompleks

Pengobatan :

- Saat di Rumah Sakit :

IVFD RL maintenance 1000cc/24 jam

Fenitoin loading dose 240mg encerkan dengan NaCl 1:1 secara IV selama

20 menit, 12 jam kemudian 2x40mg secara IV pelan

Bila ada kejang diantara waktu tersebut berikan diazepam 4mg IV dan O2

2lpm

Sanmol infus 4x120mg

Ceftriaxone 2x300mg

Ambroxol sirup 3x1cth

KIE :

- Edukasi pada orang tua

- Menyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik

- Memberitahukan cara penanganan kejang

- Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali

- Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif tetapi harus diingat efek

samping obat

Konsultasi :

Konsultasi dilakukan dengan spesialis anak untuk penatalaksanaan selanjutnya.

Rujukan :

Saat ini pasien belum perlu dirujuk.

Page 11: Porto Asbro