POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN...

178
i POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN PEMILIK KOS NON-MUSLIM DI KELURAHAN MANGUNSARI KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) OLEH: WAHYU NOVITASARI NIM. 43010150024 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA TAHUN 2019

Transcript of POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN...

Page 1: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

i

POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA

DENGAN PEMILIK KOS NON-MUSLIM

DI KELURAHAN MANGUNSARI KECAMATAN SIDOMUKTI

KOTA SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

OLEH:

WAHYU NOVITASARI

NIM. 43010150024

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

TAHUN 2019

Page 2: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

ii

Page 3: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

iii

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lampiran : 4 (Empat) Eksemplar Salatiga, 29 Juli 2019

Hal : Naskah Skripsi

a.n Sdri. Wahyu Novitasari

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Dakwah

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Setelah mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya bersama ini saya kirimkan

skripsi saudari:

Nama : Wahyu Novitasari

NIM : 43010150024

Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Judul : POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN

SALATIGA DENGAN PEMILIK KOS NON-MUSLIM

DI KELURAHAN MANGUNSARI KECAMATAN

SIDOMUKTI KOTA SALATIGA

Selanjutnya saya mohon kepada Bapak Dekan Fakultas Dakwah agar

skripsi saudari tersebut dapat dimunaqasyahkan dan atas perhatian Bapak kami

ucapkan banyak terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pembimbing,

Yahya, S.Ag., M.H.I

NIP. 197009152001121001

Page 4: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

iv

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS DAKWAH Jalan Lingkar Salatiga KM. 2 Pulutan Sidorejo Salatiga 50716

http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

HALAMAN PENGESAHAN

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

PROGRAM STUDI: KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Wahyu Novitasari

NIM : 43010150024

Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Tanggal Ujian : 13 Agustus 2019

Judul Skripsi : POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN

SALATIGA DENGAN PEMILIK KOS NON-MUSLIM

DI KELURAHAN MANGUNSARI KECAMATAN

SIDOMUKTI KOTA SALATIGA

PanitiaMunaqosyahSkripsi

1. Ketua Sidang : Rovi‟in, M.Ag. ______________________

2. Sekretaris : Yahya, S.Ag,. M.H.I ______________________

3. Penguji I : Dr.Mukti Ali,.M.Hum ______________________

4. Penguji II : Dra. Sri Suparwi, M.A ______________________

Mengetahui,

Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga

Dr. Mukti Ali, M.Hum.

NIP. 197509052001121001

Page 5: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

v

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS DAKWAH Jalan Lingkar Salatiga KM. 2 Pulutan Sidorejo Salatiga 50716

http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

DAN

KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN

Saya yang bertandatangan di bawahini:

Nama : Wahyu Novitasari

NIM : 43010150024

Fakultas : Dakwah

Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Judul Skripsi : POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN

SALATIGA DENGAN PEMILIK KOS NON-MUSLIM

DI KELURAHAN MANGUNSARI KECAMATAN

SIDOMUKTI KOTA SALATIGA

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat temuan orang lain

yang terdapat dalam skripsi ini dikutipataudirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Salatiga, 29 Juli 2019

Yang Menyatakan

Wahyu Novitasari

NIM.43010150024

Page 6: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

vi

MOTTO

ش األصحب ش ة هي ذ خ الخ لك ػل

“Sebaik-baik teman itu ialah yang menujukkan kamu kepada kebaikan”

حفظ اللسب ة ه ل س سبى ف ىاإل

“Keselamatan seseorang tergantung pada lisannya”

Page 7: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

vii

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi sesuai target. Skripsi ini

saya persembahkan untuk:

Kedua orangtuaku, Bapak Baseri dan Ibu Wahyuni yang telah

membesarkan, mendidik dengan penuh kasih sayang, mengingatkan dan

mendo‟akanku setiap waktu, sehingga aku bisa menyelesaiksan skripsi

tepat waktu.

Kakek dan Nenek tercinta yang teramat aku sayangi. Termakasih atas

segala cinta dan kasih sayang yang kalian berikan kepadaku.

M. Nailurridho dan Afif Nur Azzahwa.

Ari Wibowo yang selalu menemani, menyanyangi, dan menyemangatiku

agar segera wisuda.

Ana Fuqoha, Agus Setiawan, Al Mustofa, Taufiqurrohmah, Ismiyati,

Maria Nur Aini, Sinta Melani Nuriah, Eni Kurnia Sari, M. Hanif Muslih.

Seluruh Bapak/Ibu Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas

Dakwah yang telah memberikan ilmu dan pelajaran yang amat berharga

dari awal perkuliahan hingga detik ini. Terimakasih atas ilmu dan

motivasinya, aku tak akan melupakannya.

Sahabat-sahabati PMII Rayon Dakwah Kota Salatiga. Terimakasih atas

segala kebaikan, ketulusan, ilmu yang kalian tularkan kepadaku. Semoga

kalian selalu dalam lindungan Allah Swt.

Page 8: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

viii

Teman-teman Mapala Mitapasa angkatan XXII, Bowel, Bocel, Bobo,

Baong, Pace, Peler, Leteg, Gabug, Pinus, Logok, Bising, danCeker.

Pembaca yang budiman.

Page 9: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

ix

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah Swt., atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini tepat

waktu. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada jujungan kita Nabi

Agung Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan

menuju zaman terang benerang dalam perantara agama Islam.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai

pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr.Mukti Ali, M. Hum. Selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

3. Ketua Prodi KPI IAIN Salatiga, Dra. Hj. Maryatin M.Pd.

4. Ketua Prodi PI IAIN Salatiga, Dr. Muna Erawati, M.Si., Dosen pembimbing

Akademik.

5. Ketua Prodi MD IAIN Salatiga, Dosen Pembimbing Skripsi Yahya, S.Ag.,

M.H.I.

6. Para Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik, menularkan ilmu dan

pengetahuan, serta seluruh staf karyawan dan teman-teman Prodi Komunikasi

dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga angkatan 2015 yang telah memberikan

energy postitif yang teramat banyak dalam penulisan skripsi ini.

Page 10: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

x

Penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa do‟a dan

semangat dari beliau dan kawan-kawan. Terimakasih atas dukungannya

selama ini. Semoga Allah membalas amal baik kalian dikemudian hari.

Penulis

Wahyu Novitasari

Page 11: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

xi

ABSTRAK

Novitasari, Wahyu. 2019. Pola Komunikasi antara Mahasiswa IAIN Salatiga

dengan Pemilik Kos Non-muslim di Kelurahan Mangunsari

Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga) Skripsi, Salatiga: Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Institut Agama

Islam Negeri Salatiga. Dosen pembimbing Yahya, S.Ag,. M.H.I.

Kata Kunci: Komunikasi, Mahasiswa IAIN, Pemilik Kos Non-muslim

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana pola komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan pemilik kos

non-muslim, dan untuk mengetahui gambaran akomodasi antara mahasiswa IAIN

Salatiga dengan pemilik kos non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan

Sidomukti Kota Salatiga.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif menggunakan

pendekatan studi kasus dengan teori sosio-kultural. Sumber data dalam penelitian

ini meliputi data primer dan data sekunder, metode pengumpulan data dilakukan

melalui teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi, hasil analisis data

dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Teknik validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pola komunikasi antara

mahasiswa IAIN Salatiga dengan pemilik kos non-muslim yaitu pola komunikasi

formal dan informal. Komunikasi formal yaitu komunikasi yang terikat struktur

organisasi, meliputi: a) Pemilik kos non-muslim lebih berperan sebagai orang tua

di perantauan, seperti mengingatkan tentang kewajiban masing-masing; b)

Mahasiswa IAIN Salatiga yang bertempat tinggal di kos non-muslim lebih

berperan sebagai mahasiswa muslim dikarenakan menyampaikan hal-hal tentang

agama Islam; c) Mengur mahasiswa IAIN yang sering membayar uang kos

terlambat; d) Menegur mahasiswa IAIN tentang kebersihan kos; dan e) Mengur

mahasiswa IAIN apabila membawa teman perempuan menginap di kos.

Komunikasi informal yaitu komunikasi yang tidak dilakukan secara resmi atau

tidak terstruktur, meliputi: a) Menganggap anggota kos mahasiswa IAIN Salatiga

seperti anak sendiri; b) Merawat anggota kos mahasiswa IAIN Salatiga apabila

ada yang sakit; c) Memberikan makanan; d) Sharing pengalaman. Gambaran

akomodasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan pemilik kos non-muslim di

Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga yaitu: member

toleransi waktu pada saat pembayaran uang kos terlambat.

Page 12: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LOGO INSTITUT .................................................................................................... ii

NOTA PEMBIMBING ............................................................................................ iii

PENGESAHAN. ....................................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................... v

MOTTO .................................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix

ABSTRAK ................................................................................................................ xi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9

E. Kerangka Berfikir..................................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................. 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI .................................... 15

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 15

B. Landasan Teori ......................................................................................... 20

1. Pola Komunikasi dan Komunikasi ..................................................... 20

Page 13: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

xiii

a. Definisi Pola Komunikasi dan Komunikasi ................................. 20

b. Syarat-syarat Terjadinya Komunikasi .......................................... 23

c. Proses Komunikasi ....................................................................... 26

d. Bentuk-bentuk Komunikasi ......................................................... 27

e. Faktor Pendukung Komunikasi .................................................... 30

f. Hambatan Komunikasi ................................................................. 31

2. Mahasiswa .......................................................................................... 34

a. Definisi Mahasiswa ...................................................................... 34

b. Definisi Mahasiswa IAIN Salatiga............................................... 34

3. Agama ................................................................................................ 36

a. Definisi Agama ............................................................................ 36

b. Unsur Agama ............................................................................... 37

c. Muslim ......................................................................................... 38

d. Non-muslim ................................................................................. 41

4. Teori Sosiokultural ............................................................................. 42

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 44

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian............................................................... 44

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 46

C. Fokus Penelitian ....................................................................................... 46

D. Sumber dan Jenis Data ............................................................................. 47

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 48

F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 50

G. Teknik Validasi Data................................................................................ 51

Page 14: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

xiv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 53

A. Kondisi Objektif Kelurahan Mangunsari .................................................. 53

1. Data Geografis ................................................................................... 53

2. Data Demografi ................................................................................. 54

B. Temuan Penelitian ..................................................................................... 54

1. Pola Komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan

Pemilik Kos Non-muslim di Kelurahan Mangunsari ........................ 55

a. Komunikasi Formal ...................................................................... 55

b. Komunikasi Informal ................................................................... 67

2. Gambaran Akomodasi antara Mahasiswa IAIN Salatiga dengan

Pemilik Kos Non-muslim di Kelurahan Mangunsari ......................... 75

a. Memberi toleransi waktu pada saat pembayaran

uang kos terlambat ....................................................................... 75

C. Analisis Data ............................................................................................ 77

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 81

A. Kesimpulan .............................................................................................. 81

B. Saran ......................................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 83

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 15: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

xv

TABEL BAGAN

1.1 Tabel Skema Kerangka Berfikir.............................................................. ............ 13

Page 16: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah, Tuhan Yang Maha Esa dengan

struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan makhluk

Tuhan lainnya. Manusia juga diciptakan sebagai makhluk multidimensional,

memiliki akal pikiran dan kemauan berinteraksi secara personal maupun

sosial. Karena itu manusia disebut sebagai makhluk individu dan makhluk

sosial (Bungin 2006: 25).

Manusia adalah makhluk sosial yang pada dasarnya tidak mampu

hidup sendiri di dalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik maupun

dalam dalam konteks sosial-budaya. Dalam konteks sosial-budaya, manusia

membutuhkan manusia lain untuk saling berkloaborasi dalam pemenuhan

kebutuhan fungsi-fungsi sosial satu dengan lainnya (Bungin 2006: 25).

Fungsi-fungsi sosial manusia lahir dari kebutuhan akan fungsi tersebut

oleh orang lain, dengan demikian produktivitas fungsional dikendalikan oleh

barbagai macam kebutuhan manusia. Setiap manusia memiliki kebutuhan

masing-masing secara individual maupun kelompok, untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka perlu adanya perilaku selaras yang dapat

diadaptasi oleh masing-masing manusia. Peyelarasan kebutuhan dan

penyesuaian kebutuhan individu, kelompok dan kebutuhan sosial satu dan

lainnya (Bungin, 2006: 26).

Page 17: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

2

Sosiologi berpendapat bahwa tindakan awal dalam penyelarasan

fungsi-fungsi sosial dan berbagai kebutuhan manusia diawali dengan

melakukan interaksi sosial atau tindakan komunikasi satu dengan lainnya

(Bungin, 2006: 26). Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau merubah sikap,

pendapat atau perilaku, baik langung secara lisan, maupun tak langsung

melalui media (Uchana, 2008: 5). Komunikasi merupakan suatu proses

interaksi, yaitu suatu stimulus (rangsangan) yang mempunyai arti tertentu

dijawab oleh orang lain (respon) secara lisan, tulisan maupun aba-aba

(Soemardjan dan Soemardi, 1964: 177).

John Lewis Gillin dan John Philip Gillin dalam karyanya, Cultural

Sociologi seperti dikutip oleh Sarwono mengatakan penggolongan terhadap

proses sosial timbul akibat adanya interaksi sosial, yakni asosiasi (Processes

of Association) dan proses disasosiasi (Processes of Diasassociation). Proses

asosiasi merupakan proses interaksi sosial antara satu orang atau lebih atau

kelompok sosial yang mengarah pada kesatuan atau kekompakan, bahakan

terjadinya pembaruan. Proses ini terbagi dalam tiga bentuk yakni akomdasi

(Accomodation), asimilasi (Assimilation) dan akulturasi (Acculturation).

Interaksi yang melahirkan akomodasi menunjukan pada suatu keadaan yang

didalamnya terjadi suatu posisi keseimbangan (Equalibrium) antar mereka

yang berinteraksi, juga menunjukan pada suatu proses terjadinya upaya

meredamkan pertentangan untuk mencapai kestabilan sosial (Sarwono dan

Sarlito, 2000: 82-83).

Page 18: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

3

Proses asimilasi atau pembaruan merupakan proses sosial yang

ditandai dengan adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan yang ada

dan untuk mempertinggi kesatuan, baik tindakan, sikap maupun mental

sehingga akan terjadi pembaruan. Proses akulturasi merupakan suatu proses

pertemuan unsur-unsur dari berbagai kebudayaan yang berbeda, yang diikuti

dengan percampuran unsur-unsur tersebut, tetapi perbedaan antara unsur-

unsur asing yang asli masih nampak (Suanda, 2016: 3).

Proses yang bersifat disasosiasi atau disebut juga dengan proses

oposisi (Oppositional Processes) merupakan proses interaksi sosial yang

mengarah kepada perpecahan atau disintegrasi pertentangan, bahkan konflik.

Proses ini mencakup: kasus persaingan (Competition), pertentangan

(Contravention), dan pertikaian (Conflict). Interaksi sosial dalam bentuk

persaingan atau kompetisi merupakan proses sosial tempat orang atau

kelompok manusia bersaing, mencari keuntungan melalui berbagai bidang

yang ada baik yang bersifat materi maupun immateri, baik individual maupun

kelompok, tidak dengan cara kekerasan maupun ancaman (Suanda, 2016: 3).

Kasus pertentangan merupakan proses sosial antara proses kompetisi

dengan konflik, kasus ini ditandai dengan gejala-gejala adanya ketidakpastian

mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang

disembunyikan. Pertentangan dapat berupa sikap mental yang tersembunyi

terhadap orang atau kelompok lain, bahkan bisa menjadi suatu kebencian

(Suanda, 2016: 3).

Sementara kasus pertikaian atau konflik merupakan proses interaksi

sosial antar individu atau kelompok dengan cara kekerasan atau ancaman

Page 19: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

4

dalam rangka memenuhi tujuan, nilai-nilai atau kepentingan. Perasaan

(amarah, benci, dan sebagainya) memegang peranan penting dalam

mempertajam perbedaan yang ada sehingga tiap-tiap pihak berusaha untuk

saling menghancurkan (Suanda, 2016: 4).

Masyarakat merupakan suatu kesatuan individu yang dipandang dalam

keseluruhannya satu dengan yang lain, berada dalam interaksi yang berulang

tetap. Interaksi itu terjadi kalau satu individu dalam masyarakat berbuat

sedemikian rupa, sehingga menimbulkan suatu reaksi dan individu atau

individu-individu lain (Koentjaraningrat, 2013: 104). Ralph Linton (Soekanto,

2003: 24) masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah hidup dan

bekerja sama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan

menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas

yang dirumuskan dengan jelas.

Suatu hal yang penting dalam memahami interaksi sosial dalam

masyarakat majemuk adalah, bagaimana individu atau kelompok untuk

menyesuaikan diri dengan latar belakang ekonomi yang berbeda, lingkungan

yang berbeda, suku yang berbeda, agama yang berbeda, dan adat-istiadat yang

berbeda (Suanda, 2016: 4). Kemajemukan masyarakat terutama bercorak

adanya keragaman agama dan kesenjangan ekonomi yang sangat tajam.

Norma-norma atau kaedah-kaedah yang dimiliki oleh setiap suku

dalam berinteraksi berbeda tetapi pada prinsipnya dikembalikan pada konsep

nilai, yang merupakan pandangan relatif abstrak mengenai apa yang baik dan

apa yang buruk. Nilai-nilai atau sistem nilai merupakan abstraksi dalam

berinteraksi. Di lain pihak, nilai tersebut mempunyai pengaruh yang besar

Page 20: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

5

terhadap pola pikir, sikap, kaedah-kaedah maupun pola tingkah laku manusia

(Suanda, 2016: 4).

Jadi, pola interaksi sosial tertentu, termasuk yang dimiliki oleh

penduduk lokal dalam menanggapi kehadiran warga pendatang timbul atas

dasar nilai-nilai yang berkembang dalam suatu golongan agama dalam

berinteraksi. Tidak jarang kejadian bahwa pola interaksi yang menjadi

golongan khas agama tertentu, dipergunakan di dalam segala macam konteks

pergaulan hidup. Hal semacam ini dapat dimengerti, sebab pola semacam ini

melembaga di dalam diri seseorang atau sesuatu kelompok, ditumbuhkan oleh

faktor pendidikan di rumah sejak kecil (pendidikan non-formal) (Suanda,

2016: 5).

Untuk lebih menyoroti aktifitas interaksi ini, Kelurahan Mangunsari

adalah wilayah yang dijadikan objek penelitian. Kelurahan Mangunsari

terletak di pinggiran Kota Salatiga dan dikelilingi oleh masyarakat dengan

agama yang beragam. Kelurahan Mangunsari adalah tempat yang termasuk

Kecamatan Sidomukti. Pada awalnya Kelurahan Mangunsari merupakan tanah

yang menjadi tempat tinggal masyarakat lokal, kemudian banyak mahasiswa

IAIN Salatiga yang dikarenakan ketertarikan meraka mengembangkan ilmu di

wilayah ini, yaitu dengan berbagai faktor-faktor pendukung yang sangat

berpotensi jika mengacu pada letak strategis wilayah yang dekat dengan

kampus 1 & 2 IAIN Salatiga sebagai salah satu perguruan tinggi yang berada

di Salatiga dengan kesuburan tanah yang memungkinkan pendatang merasa

nyaman untuk tinggal. Banyak hunian sementara atau kos-kosan di daerah ini.

Page 21: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

6

Mahasiswa IAIN Salatiga banyak yang menetap sementara di

Kelurahan Mangunsari. Mereka datang berbagai alasan untuk singgah dan

menetap sementara, seperti yang diutarakan oleh, mahasiswa Dina S.:

“Sebelumnya saya kos di sini, saya dulu mondok di Pondok Al-Falah

Grogol Salatiga. Kemudian setelah dari Pondok Al-Falah, saya

memutuskan untuk kos di sekitar kampus 2 IAIN Salatiga”.

Selanjutnya diperkuat lagi oleh penjelasan Bapak Lasimin selaku ketua

RT 07 Rw 07, tentang alasan banyaknya mahasiswa IAIN Salatiga yang

masuk ke Desa Banjaran yang lokasinya tepat di belakang kampus 2 IAIN

Salatiga:

“Memang dulu derah sini cuma pemukiman warga. Seiring

bertambahnya tahun, banyak mahasiswa yang berkuliah di IAIN

Salatiga. hal tersebut dimanfaatkan warga sekitar untuk menyewakan

hunian sementara bagi mahasiswa maupun umum. Kan juga deket dari

RT sini ke kampus IAIN mbak”.

Dengan alasan itu menjadi salah satu motivasi, dan yang paling

penting bagi mahasiswa IAIN Salatiga untuk menetap sementara dan hidup

sebagai masyarakat lokal yang sama-sama berusaha hidup dengan sejahtera,

yang akhirnya minat mereka untuk kembali pulang justru lebih kecil, bahkan

yang ada mahasiswa IAIN Salatiga sampai hari ini terus bertambah.

Mahasiswa IAIN Salatiga ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti

Riau, Jawa, Pati, Boyolali, Demak dan lain-lain. Keadaan penduduk yang

terdiri dari beraneka ragam etnis, kebudayaan, agama, dan bahasa memerlukan

penyesuaian-penyesuaian yang intensif dari kedua belah pihak baik dari

kelompok pribum maupun mahasiswa IAIN Salatiga.

Kenaekaragaman dapat terlihat dari banyaknya agama yang berada di

Kelurahan Mangunsari seperti Islam dan Kristen, mereka berprofesi sebagai

Page 22: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

7

pedagang, buruh harian lepas, PNS, dan lain-lain. Berbagai pekerjaan paruh

waktu yang digeluti mahasiswa IAIN Salatiga sebagai penjaga toko, laundry,

dan lain sebagainya. Mahasiswa IAIN Salatiga ini, kebanyakan masih tertutup

(tidak mau membuka diri terhadap masyarakat lokal). Namun peneliti melihat

ada suatu hubungan yang menarik yang layak diteliti, meskipun keberadaan

mereka sebagai mahasiswa IAIN Salatiga dalam kesehariannya tertutup

dengan lainnya, namun keberadaan mereka bisa diterima oleh masyarakat

lokal.

Masyarakat dalam perkembangannya menyebabkan manusia yang satu

dengan manusia lainnya semakin kurang keakraban dan semakin jauh jarak

hubungannya. Kalau masih Nampak keakraban terbetas pada kelompok inti

masyarakat, yakni keluarga (Efendy & Uchana, 1992: 4). Mahasiswa IAIN

Salatiga sebagian bersifat tertutup atau kurang bersosialisasi dengan

masyarakat lokal (pribumi) di Kelurahan Mangunsari. Namun keterbatasan

interaksi ini kebaradaan mereka para pendatang justru tidak menimbulkan

konflik yang nyata atau nampak ada di tengah-tengah mahasiswa IAIN

Salatiga dengan masyarakat lokal. Keadaan ini yang seharusnya jika tidak

berjalan dengan harmonis pastinya akan menyebabkan konflik. Namun

sebaliknya, apabila interaksi berjala dengan harmonis maka akan terjadi

integrasi dalam masyarakat. Mahasiswa IAIN Salatiga yang merantau ke

Kelurahan Mangunsari pada umumnya untuk mencari pendidikan yang bagus

dari kampung halamannya. Untuk dapat melakukan ini, mereka harus bisa

beradaptasi dengan norma-norma, kaedah-kaedah serta kebiasaan yang

berlaku di tempat mereka merantau.

Page 23: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

8

Mahasiswa IAIN Salatiga yang merantau ke Kelurahan Mangunsari,

memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Dengan berbagai cara

mereka berinteraksi antara masyarakat pendatang dengan penduduk asli sangat

menarik untuk diteliti. Terutama masalah heterogenitas masyarakat. Seperti

telah diuraikan diatas, komposisi masyarakat Kelurahan Mangunsari yang

terdiri dari atas agama Islam/muslim, non-muslim dan sebagian mereka

menyewakan hunian sementara atau kos-kosan bagi pendatang. Kondisi yang

demikian sangar rawan menimbulkan konflik karena adanya benturan

kepercayaan maupun kebudayaan, hanya saja peneliti menekankan lagi bahwa

komunikasi dalam bentuk interaksi yang terjadi justru sebaliknya, dengan

ketertutupan mereka para mahasiswa IAIN Salatiga malah bisa diterima baik

oleh masyarakat setempat. Bukan hanya itu saja, proses akomodasi yang

terjadi pada masyarakat Kelurahan Mangunsari pun terlihat sangat baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan

mengkaji menganai pola komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan

pemilik kos yang lebih jelasnya penelitian ini di beri judul: “Pola

Komunikasi antara Mahasiswa IAIN Salatiga dengan Pemilik Kos Non-

muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pola komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan

pemilik kos non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti

Kota Salatiga?

2. Bagaimana gambaran akomodasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan

pemilik kos non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti

Kota Salatiga?

Page 24: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

9

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pola komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan

pemilik kos non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti

Kota Salatiga

2. Mengetahui gambaran akomodasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan

pemilik kos non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti

Kota Salatiga

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini ditinjau dari segi teoritis dan praktis

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Dapat memberikan kontribusi berupa infomasi, data, fakta, analisis

terhadap studi-studi yang terkait dengan kajian komunikasi. Walaupun

penelitian ini berkisar pada pola komunikasi mahasiswa IAIN Salatiga

dengan pemilik kos non-muslim, namun sedikit banyak dapat

digeneralisasikan secara umum.

2. Manfaat praktis

Dapat menambah wawasan bagi pembaca atau mahasiswa

khusunya bagi mahasiswa komunikasi dalam menambah khazanah ilmu.

Selain daripada itu, semoga dengan hasil penelitian ini bisa memberikan

suatu wacana yang dapat mewujudkan mahasiswa hidup dengan penuh

kerukunan dimana saja, dimasa yang akan datang.

Page 25: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

10

E. Kerangka Berfikir

Dari konsep yang tertera di atas maka penelitian ini menggunakan teori

evolusi sosiokultural yang dikemukakan oleh Charles Darwin menjelaskan

adaptasi ini dalam bentuk mutasi yang memungkinkan organisme untuk

menghadapi lingkungan sekitarnya. Beberapa orgasnime tidak dapat

beradaptasi dan mati, sedangkan lainnya berubah dan tetap hidup. Campbell

memperluas teori ini untuk menjelaskan proses dimana organisasi dan anggota

mereka beradaptasi dengan kondisi sosial di sekitar mereka. Teori evolusi

sosiokultural mempelajari perubahan yang dibuat oleh individu dalam perilaku

dan harapan sosial mereka untuk beradaptasi terhadap perubahan dalam

lingkungan sosial mereka. Tiga tahapan dalam proses ini:

1. Orang melihat adanya perbedaan, atau variasi, dalam norma-norma

perilaku yang mereka harapkan dan pengharapan yang dimiliki orang lain

untuk kinerja mereka.

2. Sebagai hasil dari variasi norma, mereka melihat pilihan-pilihan yang

mungkin dan memilih perilaku yang secara sosial paling diterima dalam

kelompok.

3. Sekali perilaku yang diterima telah ditentukan, orang akan cenderung

mempertahankan perilaku ini dan menerapkannya pada interaksi

selanjutnya (West dan Turner, 2008: 338).

Selain itu, penelitian ini terfokus pada kontak dan unsur komunikasi

yang merupakan syarat terjadinya komunikasi. Kontak dan unsur komunikasi

merupakan dua bagian yang tidak terlepaskan dalam sebuah hubungan

Page 26: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

11

masyarakat, tanpa adanya kontak atau komunikasi masyarakat tidak akan

berkembang.

Sebagaimana mestinya dalam komunikasi dimasyarakat secara umum,

di dalam penelitian ini pula, yang dimana melibatkan kontak sosial dalam

masyarakat antar ragam umat beragama tidak terlepas dari sekedar bagaimana

seseorang atau beberapa orang dapat memilki hubungan dengan yang lain

sebagai suatu yang menjadi bahan saling ketergantungan atau ketertarikan

sebagai lawan bicara, karena komunikasi merupakan proses penyampaian

pesas dari komunikator kepada komunikaan untuk merubah perilaku atau

sikap baik secara langsung maupun tak langsung.

Dalam suatu proses sosial, dapat dikatakan terjadi interaksi sosial, jika

telah memenuhi syarat sebagai aspek kehidupan bersama, yaitu dengan

adanya kontak sosial dan komunikasi sosial (Abdulsyani, 2012: 154). Kontak

sosial adalah hubungan yang melibatkan satu orang atau lebih, melalui

berbagai cara dalam kehidupan masyarakat, berupa percakapan meskipun

terkadang kontak sosial dapat terjadi secara langsung maupun tak langsung.

Dalam hal ini, kontak sosial tidak semata-mata terjadi karena ada hunungan,

akan tetapi karena adanya aksi dari keduanya sehingga menimbulkan reaksi

dari puhak lain guna memenuhi syarat kontak sosial.

Dalam kontak sosial, dapat terjadi hubungan yang sifatya positif dan

hubungan negatif (Abdulsyani, 2012: 154). Bentuk hubungan positif terjadi

karena kedua belah pihak terdapat pengertian, saling menguntungkan yang

pada akhirnya dapat memungkinkan terjadi berulang-ulang waktu yang lama.

Kemudian, sebagaimana hubungan positif, hubungan negatif digambarkan

Page 27: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

12

sebagai keterbalikannya, dimana seseorang atau keduanya tidak adanya

pengertian yang berujung saling merugikan yang apada kenyataannya dapat

menimbulkan perselisihan (Suanda, 2016: 14-15). Namun sama halnya bahwa

hubungan keduanya dapat terjadi secara primer artinya hubungan yang

dilakukan secara langsung: tatap muka, bercakap-cakap antara keduanya dan

saling bertemu. Dan dengan bentuk hubungan sekunder, yaitu: hubungan

dengan menggunakan media komunikasi berupa handphone dan sebagainya

(Suanda, 2016: 15).

Komunikasi sosial adalah syarat lain dari proses sosial (Abdulsyani,

2012: 154), komunikasi mempunyai arti persamaan pendangan antara orang-

orang yang berinteraksi terhadap suatu hal (Suanda, 2016: 15). Bahwa

seseorang memberikan tafsiran pada prikelakuan orang lain yang kemudian

adanya reaksi terhadap peerasaan yang memang ingin dan akan disampaikan

oleh orang lain tersebut. Dengan demikian apabila suatu komunikasi tidak

memberikan tafsiran yang diteruskan pada pemahaman dan reaksi antar

komunikan maka hal itu tidak bisa dikatakan kontak sosial (Suanda, 2016:

15).

Untuk lebih jelasnya, kerangka berfikir ini dapat digambarkan dengan

gambaran umum sebagai berikut, yaitu: ketika mahasiswa IAIN Salatiga

singgah disuatu lingkungan maka akan ada sebuah kontak sosial/interaksi dan

komunikasi yang dibangun dengan pemilik kos non-muslim. Begitupun

dengan pemilik kos non-muslim bahwa mereka juga melakukan

kontak/interaksi dan komunikasi untuk mendapatkan informasi dari

Page 28: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

13

mahasiswa IAIN Salatiga pendatang supaya mereka dapat diterima di

lingkungan baru tersebut.

Bagan 1.1 Skema Kerangka Berfikir

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk mempermudah memahami isi skripsi, penulis memaparkan

sistematika skripsi sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan. Bab ini membahas tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka

berfikir, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II: Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori yang didalamnya dibagi

menjadi empat sub bab. Pertama, berisi pola komunikasi dan definisi

komunikasi, syarat-syarat terjadinya komunikasi, pola komunikasi, bentuk-

bentuk komunikasi, faktor pendukung komunikasi, dan faktor penghambat

komunikasi. Kedua, membahas tentang mahasiswa, definisi mahasiswa, dan

definisi mahasiswa IAIN Salatiga. Ketiga, membahas tentang agama,

pengertian agama, unsyr agama, pengertian muslim, dan pengertian non-

muslim dan Keempat, membahas tentang teori sosiokultural.

Mahasiswa IAIN Salatiga

Kontak Komunikasi dan Interaksi

Pemilik Kos Non-

muslim

Page 29: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

14

Bab III: Metodologi penelitian, yang meliputi jenis dan pendekatan

penelitian, lokasi dan waktu penelitian, fokus penelitian, sumber dan jenis

data, metode pengumpulan data, analisis data, dan teknik validitas data.

Bab IV: Hasil penelitian dan pembahasan yang memuat pemaparan

data temuan penelitian dan analisis data penelitian tentang pola komunikasi

mahasiswa dengan pemilik kos non-muslim.

Bab V: Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan

penelitian dan saran.

Page 30: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini berjudul Pola Komunikasi antara Mahasiswa IAIN Salatiga

dengan Pemilik Kos Non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan

Sidomukti Kota Salatiga, sehingga peneliti menggunakan rujukan penelitian

terdahulu yang relevan untuk menjadi bahan pembanding atau bahan rujukan

dalam penelitian ini.

1. Penelitian Nengsi Martalingga, Wahyu Pramono, Rinel Fitlayeni (STKIP

PGRI Sumatera Barat Prodi Pendidikan Sosiologi Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial tahun 2014) yang berjudul “Pola Interaksi Masyarakat

Muslim dan Non Muslim di Pulau Karam Pondok Kecamatan Padang Barat

Kota Padang”. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan

penelitian deskriptif berupa kata-kata tulisan atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati, informan dalam penelitian ini berjumlah 17 orang.

Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian itu adalah observasi,

wawancara mendalam, dan dokumen. Teknik analisis data dalam penelitian

ini menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman melalui tiga

tahap, diantaranya: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Adapun hasil penelitian tersebut adalah pola interaksi masyarakat muslim

dan nonmuslim di Pulau Karam Pondok Kecamatan Padang Barat Kota

Padang dilihat dari bentuk interaksi ada yang bersifat asosiatif yaitu berupa

Page 31: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

16

kerjasama masyarakat. Di sini terjadi kerjasama antar agama yang satu

dengan agama lainnya. Salah satu bentuk kerjasamanya adalah gotong

royong.

2. Penelitian Anggun Kusumawardhani (Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang tahun 2013) yang berjudul “Interaksi Sosial antara Siswa

Muslim dengan Non Muslim di SMA Katolik Yos Soedarso Pati”. Metode

analisis yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik

pengumpulan data yaitu teknik triangulasi data. Adapun analisis data yang

digunakan mencakup 3 hal yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)

bentuk interaksi yang terjalin antar siswa muslim dengan siswa nonmuslim

yaitu diskusi, rapat rutin dalam organisasi, persaingan dalam hal akademik

dan pertikaian antar siswa baik dalam hal pelajaran maupun di luar mata

pelajaran, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi siswa muslim dan

nonmuslim yaitu adanya pemberian mata pelajaran religiositas, adanya

aturan yang mewajibkan siswa mengikuti kegiatan halal bi halal, serta

adanya tujuan pribadi dari masing-masing siswa, (3) hambatan dalam

interaksi siswa muslim dan siswa nonmuslim yaitu adanya perbedaan sikap

siswa seperti perbedaan sikap siswa muslim dan nonmuslim dalam kegiatan

kerja kelompok, sifat pemalu atau sulit bergaul dan adanya konflik antar

siswa.

3. Penelitian Krisno Agung Suanda, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung yang berjudul “Pola

Page 32: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

17

Interaksi Masyarakat Pendatang dengan Masyarakat Lokal dalam

Keragaman Etnis (Studi Deskriptif di RW 04 & RT 06 Desa Rancapanggung

Kec. Cililin Kab. Bandung Barat)”. Teori yang digunakan dalam penelitian

adalah Teori Interaksionalisme Simbolik. Sumber data berasal dari Aparat

Desa Rancapanggung Bagian Kemasyarakatan serta masyarakat. Adapaun

informan untuk wawancara berjumlah 13 orang. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hasil interkasi yang dibangun baik oleh masyarakat

pendatang maupun pribumi ialah kerjasama (Cooperation), hal tersebut

dapat terlihat dari interaksi masyarakat pendatang yang dapat berbaur dan

berkerja sama dengan masyarakat pribumi. Selain itu, adanya penyesuaian

lingkungan yang dilakukan oleh pendatang dengan mengikuti kebudayan

masyarakat sekitar. Gambaran asimiliasi dan akulturasi masyarakat

pendatang dengan masyarakat lokal dapat terlihat dari perubahan adat

kebiasaan. Perubahan adat dan kebiasaan tersebut yaitu penggabungan adat

istiadat masyarakat pendatang dan masyarakat lokal. Hal tersebut

menunjukkan bahwa teori simbolik sebagai pisau analisis dalam penelitian,

dan sangat berkesinambungan dengan dibuktikannya interkasi yang rekatif

baik. Meskipun dengan simbol-simbol (bahasa) yang berbeda di masyarakat,

sehingga dari segi budaya bersifat asosiatif.

4. Penelitian H. Darwis Muhdina (Pengajar Jurusan Perbandingan Agama

Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar) dalam

Jurnal al-Adyaan yang berjudul “Orang-orang Non Muslim Dalam al-

Qur’an” tahun 2015. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa, (1) Term Ahl

Page 33: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

18

al-Kitab (non muslim) adalah sebutan yang dipakai al-Qur‟an untuk

menunjuk dua komunitas pemeluk agama samawi sebelum Islam, yaitu

Yahudi dan Nasrani. Sebutan Ahl al-Kitab dengan sendirinya tertuju pada

golongan bukan muslim, dan tidak ditunjukkan kepada muslim sendiri,

meskipun mereka ingin juga meganut kitab suci yaitu al-Qur‟an. (2) Jumhur

ulama sepakat bahwa memberi pengertian Ahl al-Kitab adalah agama

Yahudi dan Narani. Para Ulama berbeda pendapat dalam meyikap agama

kaum Majusi dan Shabi‟un apakah termasuk Ahl al-Kitab atau tidak. (3) Ahl

al-Kitab tidak tergolong kaum muslimin, karena mereka tidak mengakui atau

bahkan menentang, kenabian dan kerasulan Muhammad saw serta ajaran

yang beliau sampaikan. Oleh karena itu, terminologi al-Qur‟an mereka

disebut “kafir” (atau dengan istilah lain nonmuslim), yakni yang menentang

atau yang menolak ajaran yang dibawa Rasulullah Muhammad.

5. Penelitian Deden, Yohanes Bahari, Imran (Program Studi Pendidikan

Sosiologi FKIP UNTAN Pontianak) yang berjudul “Interaksi Sosial Antar

Siswa Muslim dengan Non Muslim di Kelas XI IPS”. Metode yang

digunakan dalam penelitian adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan

data yang digunakan peneliti yaitu teknik obeservasi, wawancara, dan studi

dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial antar

siswa muslim dan nonmuslim melalui kerjasama spontan, yang dilakukan

siswa atas perintah oleh guru, siswa tidak membedakan antar muslim

maupun nonmuslim. Akomodasi berupa toleransi, saling menghargai dan

Page 34: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

19

menghormati, kompromi saat siswa berdikusi kelompok untuk mendapat

keberhasilan dalam belajar, dan bersaing untuk mendapatkan prestasi.

6. Penelitian Mahfudlah Fajrie dalam INJECT: Interdiscilinary Journal of

Communication Volume 2, No. 1, Juni 2017: h. 53-76 Dosen Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara yang berjudul “Gaya Komunikasi

Masyarakat Pesisir Wedung Jawa Tengah”. Metode yanag diggunakan

dalam penelitian adalah pendekatan etnografi. Dalam pendekatan etnografi

ini peneliti mengamati orang (subjek penelitian) dengan cara berinteraksi

langsung bersama dalam keadaan wajar dan dengan berusaha menilai gaya

komnunikasi, gaya hidup dan kebudayaannya. Teknik pengumpulan data

menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data

menggunakan truangulasi sumber. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

masyarakat pesisir Kecamatan Wedung dalam berkomunikasi dengan

masyarakat sesame pesisir, turis (wisatawan) dan masyarakat luar wilayah

pesisir Kecamatan Wedung terjalin dengan baik dan sopan, walaupun

terkadang bahasa dan nada suara yang digunakan terdengar kasar dank eras,

hal ini tidak terlepas dari faktor geografis masyarakat pesisir. Selain itu,

penggunaan bahasa dalam berkomunikasi yang dilakukan masyarakat pesisir

Kecamatan Wedung adalah bahasa Jawa (Jawa karma dan Jawa ngoko).

Gaya yang digunakan adalah the equalitarian style dan the relinguishing

style.

Perbedaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah: (1) lokasi

penelitian ini berada di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota

Page 35: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

20

Salatiga (2) Subjek yang diteliti adalah mahasiswa IAIN Salatiga serta

pemilik kos non-muslim (3) Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan

studi kasus dengan menggunakan teori sosiokultural.

B. Landasan Teori

1. Pola Komunikasi dan Komunikasi

a. Definisi Pola Komunikasi dan Komunikasi

Pola komunikasi (patterns of communication) adalah suatu jaringan

(network) di mana informasi disalurkan (West & Turner, 2008: 37). Pola

komunikasi secara umum dapat dibedakan menjadi saluran formal (formal

communications channel) dan saluran komunikasi nonformal (informal

communications channel) (Purwanto, 2006: 40).

Komunikasi formal adalah komunikasi yang dilakukan dalam

lingkup lembaga resmi, melalui garis perintah, berdasarkan struktur

lembaga, oleh pelaku yang berkomunikasi sebagai petugas lembaga

dengan status masing-masing, dengan tujuan untuk menyampaikan pesan

yang berkaitan dengan kepentingan dinas dan dengan bentuk resmi yang

berlaku pada lembaga resmi pada umumnya (Hardjana, 2003: 29).

Dari arah komunikasi, pada komunikasi formal ditemukan

komunikasi ke bawah, ke atas, ke samping, dan menyilang (Hardjana,

2003: 29). Komunikasi ke bawah (downward communication) adalah

komunikasi yang mengalir dari bagian atas lembaga kepada bagian bawah

lembaga yang dilakukan oleh pejabat atas (atasan) ke petugas bawah

(bawahan), melalui rantai perintah resmi lembaga dari mana rantai atas ke

Page 36: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

21

mata rantai paling bawah (Hardjana, 2003: 30). Bentuk komunikasi ke

bawah dapat berupa lisan (percakapan, dialog atau wawancara

interpersonal satu lawan satu orang; pembicaraan dalam kelompok kecil,

rapat, konferensi; atau pembicaraan publik), dan tertulis (memo, surat

laporan, pengumuman, surat edaran, majalah) (Hardjana, 2003: 30).

Komunikasi ke atas (upward communication) adalah komunikasi

dari bagian bawah, atau petugas bawah ke bagian atas lembaga atau

pejabat atas yang dilakukan bawahan dan disampaikan ke atasan melalui

rantai perintah resmi lembaga dari bawah ke atas. Komunikasi ke atas

berasal dari bawahan untuk atasan, dan mengalir dari bagian bawah ke

bagian atas lembaga (Hardjana, 2003: 30). Bentuk komunikasi ke atas

seperti bentuk komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas dapat berbentuk

lisan (usulan, laporan, permintaan, atau keluhan secara lisan), atau tertulis

(usulan, laporan, permintaan, atau keluhan secara tertulis) (Hardjana,

2003: 30).

Komunikasi menyamping, komunikasi lateral, atau komunikasi

horizontal adalah komunikasi antar rekan kerja sejawat dalam bagian atau

kelompok yang sama, atau antar petugas antar bagian yang sama

tingkatannya. Misalnya, antar manajer produksi dengan manajer

personalia (Hardjana, 2003: 33). Pada dasarnya komunikasi menyamping

berguna untuk koordinasi kerja dan kerja tim. Dasar pemikirannya adalah

sistem kerja tim, dan meluasnya kelompok-kelompok khusus dalam

lembaga seperti tim proyek (team project), panitia (committee), kelompok

Page 37: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

22

tugas (task force) yang anggota-anggotanya diambil dari beberapa bagian

yang setingkat (Hardjana, 2003: 34).

Komunikasi menyilang atau diagonal adalah komunikasi yang

menyilang memotong rantai perintah organisasi dan dilakukan oleh

petugas dari bagian yang berbeda dan tingkat yang berbeda pula.

Misalnya, kepala gudang yang ada di bawah manajer produksi

berkomunikasi dengan manajer personalia. Manajer keuangan dengan

kepala promosi. Komunikasi menyilang terjadi juga antar staf dan bagian.

Misalnya, kepala sekretariat direksi dengan kepala pembukuan di bagian

keuangan. Komunikasi keuangan digunakan untuk meningkatkan efisiensi

kerja, memecahkan masalah-masalah atarbagian, dan meminta

pertimbangan dari bagian staf direksi (Hardjana, 2003: 34).

Komunikasi informal adalah komunikasi dari atas ke bawah atau

sebaliknya yang mengalir di luar rantai perintah formal lembaga.

Komunikasi informal tidak dilakukan orang secara resmi sebagai petugas

berdasarkan jabatan yang dipegang, pangkat yang dipunyai, dan status

dalam lembaga ((Hardjana, 2003: 35).

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal

dari kata Latin communis yang berarti “sama,” communico,

communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make

common) (Mulyana, 2016: 46). Secara etimologi, komunikasi berasal dari

bahasa Latin yaitu communis yang berarti „membuat kebersamaan‟ atau

„membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih‟. Akar kata

Page 38: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

23

communico yang artinya „berbagi‟. Dalam hal ini yang dibagi adalah

pemahaman bersama melalui pertukaran pesan yang dilakukan oleh

komunikator dengan komunikan (Nuraini, 2010: 55).

Adapun pengertian menurut istilah banyak dikemukakan oleh

sarjana-sarjana yang menekuni ilmu komunikasi yaitu:

1) Everett M. Rogers mendefinisikan “komunikasi adalah proses dimana

suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih

dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka” (Cangara,

2014: 35).

2) Tubbs dan Moss mendefinisikan komunikasi adalah suatu “proses

penciptaan makna antara dua orang (komunikator 1 dengan

komunikator 2) atau lebih (Mulyana, 2016: 65).

3) Gerald R. Miller mengartikan bahwa “komunikasi terjadi ketika

sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang

disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima” (Mulyana, 2016:

68).

Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses

penyampaian pesan berupa gambar, isyarat, informasi dari komunikator

kepada komunikan dengan maksud dan tujuan tertentu.

b. Syarat-syarat Terjadinya Komunikasi

Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, jelas bahwa

komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang

menyampaikan suatu pesan dari komunikator kepada komunikan dengan

Page 39: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

24

maksud dan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau

didukung oleh adanya komunikator, pesan, media, komunikan, efek,

umpan balik, dan lingkungan. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen

atau elemen komunikasi yaitu:

1) Komunikator (communicator)

Komunikator atau sumber adalah pihak yang menyampaikan pesan

kepada penerima (Cangara, 2014: 37). Sumber informasi adalah

seseorang atau institusi yang memiliki bahan informasi (pemberitaan)

untuk disebarkan kepada masyarakat luas (Bungin, 2006: 57).

2) Pesan (message)

Pesan ialah penyataan atau keinginan yang disampaikan pengirim

kepada penerima. Pernyataan bisa dalam bentuk verbal (bahasa tertulis

atau lisan) maupun nonverbal (isyarat) yang bisa dimengerti oleh

penerima. Dalam bahasa Inggris pesan biasa diartikan dengan kata

message, content atau information (Cangara, 2014: 37).

3) Media (media)

Media adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan

pesan dari sumber kepada penerima. Media dalam pengertian di sini

berupa media massa yang mencakup surat kabar, radio, film, televisi

dan internet (Cangara, 2014: 37). Saluran yakni alat atau wahana yang

digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.

Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan

kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal

Page 40: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

25

(Mulyana, 2016: 70). Saluran adalah media yang digunakan untuk

kegiatan pemberitaan oleh sumber berita, berupa media interpersonal

yang digunakan secara tatap muka maupun media massa yang

digunakan untuk khalayak umum (Bungin, 2006: 58).

4) Komunikan (communicant)

Komunikan atau penerima adalah per orang atau kelompok dan

masyarakat yang menjadi sasaran informasi atau yang menerima

informasi (Bungin, 2006: 58). Penerima atau komunikan adalah pihak

yang menjadi sasaran pesan yang dikirim dari sumber kepada

penerima. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam sebutan,

antara lain khalayak, sasaran, target, adopter, dan komunikan. Dalam

bahasa Inggris penerima biasa disebut dengan nama receiver,

audience, atau decoder (Cangara, 2014: 37).

5) Efek

Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima

pesan tersebut (Mulyana, 2016:71). Pengaruh atau efek ialah

perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh

penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa terjadi

pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu,

pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan

pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat

penerimaan pesan. Pengaruh biasa disebut dengan nama akibat atau

dampak (Cangara, 2014: 37).

Page 41: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

26

6) Umpan balik

Umpan balik ialah tanggapan yang diberikan oleh penerima

sebagai akibat penerimaan pesan dari sumber. Ada juga yang

beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah efek atau

pengaruh. Dalam bahasa Inggris umpan balik sering disebut dengan

istilah feedback, reaction, response, dan sebagainya (Cangara, 2014:

38).

7) Lingkungan

Lingkungan ialah situasi yang mempengaruhi jalannya

komunikasi. Lingkungan dapat diartikan dalam bentuk fisik, sosial

budaya, psikologis dan dimensi waktu (Cangara, 2014: 38).

c. Proses Komunikasi

Harlod D. Laswell dalam buku Oktarina & Abdullah (2017: 52-

53), membedakan proses komunikasi menjadi dua tahapan yaitu:

1) Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer merupakan proses penyampaian

pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan lambang sebagai media. Dalam proses komunikasi

primer, lambang meliputi pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal

(kial/isyarat badaniah (gestural), begambar dan lain sebagainya.

2) Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder merupakan proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan

Page 42: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

27

menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai

lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator atau sender

menggunakan media untuk menyampaikan komunikasi, karena

komunikasi sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau

jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, televisi, film,

dan lainnya adalah media kedua yang digunakan dalam komunikasi.

Proses komunikasi secara sekunder menggunakan media yang dapat

diklasifikasikan sebagai media massa, meliputi (surat kabar, tabloid,

majalah, televisi, radio, media online) dan media nirmassa (telepon,

surat, poster, spanduk, dan lain-lain).

d. Bentuk-bentuk Komunikasi

1) Komunikasi Personal (Personal Communication)

a) Komunikasi Intrapersonal (intrapersonal communication)

Komunikasi Intrapersonal merupakan komunikasi dengan

penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri-sendiri.

Contohnya berfikir untuk melakukan sesuatu pencapaian.

Komunikasi intrapersonal merupakan salah satu pendukung

komunikasi interpersonal, meskipun dalam disiplin komunikasi

tidak dibahas secara rinci dan tuntas. Dengan kata lain, komunikasi

intrapersonal melekat pada komunikasi dua-orang, tiga-orang, dan

seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain kita

biasanya berkomunikasi dengan diri-sendiri (mempersepsi dan

memastikan makna pesan orang lain), hanya saja caranya sering

Page 43: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

28

tidak disadari. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain

bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri

(Mulyana, 2016: 80).

b) Komunikasi Interpersonal (interpersonal communication)

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-

orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya

menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal

ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini

adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang

melibatkan hanya dua orang, seperti suami-istri, dua sejawat, dua

sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya (Mulyana, 2016: 81).

2) Komunikasi kelompok (group communication)

Komunikasi kelompok merupakan sekumpulan orang bersama,

mengenal satu sama lain, mempunyai tujuan bersama, dan saling

berinteraksi untuk mewujudkan tujuan bersama (bergantung satu sama

lain) (Mulyana, 2016: 82).

a) Komunikasi kelompok kecil

Komunikasi kelompok kecil adalah sekumpulan orang yang

mempunyai tujuan bersama dan saling berkomunikasi satu sama

lain dalam lingkup yang keci, seperti diskusi.

Page 44: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

29

b) Komunikasi kelompok besar

Komunikasi kelompok besar adalah sekumpulan orang yang

mempunyai tujuan bersama saling berkomunikasi dalam lingkup

yang besar, seperti seminar.

3) Komunikasi Publik (public communication)

Komunikasi publik adalah komunikasi antar seorang

pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa

dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato,

ceramah, atau kuliah (umum) (Mulyana, 2016: 82).

4) Komunikasi Organisasi (organizational communication)

Komunikasi organisasi ialah komunikasi yang terjadi dalam

suatu organisasi, baik bersifat formal dan juga informal, berlangsung

dalam lingkup jaringan yang lebih besar daripada komunikasi

kelompok. Oleh karena itu, organisasi dapat diartikan sebagai

kelompok dari kelompok-kelompok. Komunikasi formal adalah

komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah,

komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan

komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi

(Mulyana, 2016: 83).

5) Komunikasi Massa (mass communication)

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan

media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio,

televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau

Page 45: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

30

orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada orang yang

jumlahnya besar yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan

heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat,

serentak dan selintas (khususnya media elektronik) (Mulyana, 2016:

84).

e. Faktor Pendukung Komunikasi

Ada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan komunikasi

dilihat dari sudut komunikator, komunikan, dan pesan, sebagai berikut

(Suranto, 2010):

1) Komunikator memiliki kredibilitas/kewibawaan yang tinggi, daya tarik

fisik maupun nonfisik yang mengundang simpati, cerdas dalam

menganalisis suatu kondisi, memiliki integritas/keterpaduan antara

ucapan dan tindakan, dapat dipercaya, mampu memahami situasi di

lingkungan kerja, mampu mengendalikan emosi, memahami kondisi

psikologis komunikasi, bersikap supel, ramah, dan tegas, serta mampu

menyesuaikan diri dengan masyarakat dimana ia berbicara.

2) Komunikan memiliki pengetahuan yang luas, memiliki kecerdasan

menerima dan mencerna pesan, bersikap ramah, supel, dan pandai

bergaul, memahami dengan siapa ia berbicara, bersikap bersahabat

dengan komunikan. Pesan komunikasi dirancang dan disampaikan

sedemikian rupa, disampaikan secara jelas sesuai kondisi dan situasi,

lambang-lambang yang digunakan dapat dipahami oleh komunikator

Page 46: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

31

dan komunikan, dan tidak menimbulkan multi interpretasi/penfsiran

yang berlainan.

f. Hambatan Komunikasi

Menurut Shanon Weaver dalam buku Hafied Cangara (2014:40-

43), gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi terhadap salah

satu komponen komunikasi, sehingga proses komunikasi tidak dapat

berlangsung secara efektif. Sedangkan rintangan komunikasi dimaksudkan

yakni adanya hambatan yang membuat proses komunikasi tidak

berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan penerima.

Meski gangguan dan rintangan komunikasi dapat dibedakan, akan

tetapi sebenarnya rintangan komunikasi bisa juga terjadi disebabkan

karena adanya gangguan. Gangguan dan rintangan komunikasi pada

dasarnya dapat dibedakan atas delapan macam, yakni:

1) Gangguan teknis

Gangguan teknis merupakan gangguan yang berasal dari alat yang

digunakan dalam berkomunikasi, seperti gangguan jaringan telepon,

sound system radio susranya tidak jelas, dan lain-lain.

2) Gangguan semantik

Gangguan semantik sering terjadi karena:

a) Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa

asing sehingga sulit dimengerti oleh masyarakat tertentu.

b) Bahasa yang digunakan oleh pembicara berbeda dengan bahasa

yang digunakan penerima.

Page 47: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

32

c) Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya,

sehingga membingungkan penerima.

d) Latar belakang budaya yang menyebabkan terjadinya salah

persepsi terhadap simbol-simbol bahasa yang digunakan.

3) Gangguan psikologis

Gangguan psikologis adalah gangguan yang terjadi karena adanya

persoalan yang timbul dalam diri individu. Misalnya, perasaan curiga

kepada sumber, situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan,

sehingga dalam pengiriman dan penerimaan informasi tidak sempurna.

4) Rintangan fisik dan organik

Rintangan fisik adalah rintangan yang disebabkan oleh kondisi

geografis. Misalnya, tempat yang jauh dan terpencil sehingga sulit

dicapai, tidak ada signal, jalur transportasi yang sulit, dan

semacamnya. Dalam komunikasi antarmanusia, rintangan fisik bisa

juga diartikan adanya gangguan organik pada fisik manusia. Misalnya

salah satu panca indra si penerima tidak berfungsi karena buta, tuli,

atau bisu.

5) Rintangan status

Rintangan status adalah rintangan yang disebabkan oleh jarak

sosial diantara peserta komunikasi. Misalnya, perbedaan status antara

senior dan junior atau antara atasan dan bawahan. Perbedaan tersebut

biasanya menuntut perilaku komunikasi yang selalu memperhitungkan

kondisi dan etika yang sudah membudaya dalam masyarakat, yakni

Page 48: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

33

bahwa cenderung hormat pada atasannya, atau rakya pada raja yang

memimpinnya.

6) Rintangan kerangka berfikir

Rintangan kerangka berpikir adalah rintangan yang disebabkan

adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan khayalak. Hal ini

disebabkan karena latar belakang pengalaman dan pendidikan yang

berbeda.

7) Rintangan budaya

Rintangan budaya adalah rintangan yang terjadi disebabkan oleh

adanya perbedaan norma, nilai, dan kebiasaan yang dianut oleh pihak-

pihak yang berkomunikasi. Di negara-negara sedang berkembang,

orang cenderung menerima informasi dari sumber yang banyak

memiliki kesamaan dengan dirinya, seperti kesamaan bahasa, agama,

dan kebiasaan-kebiasaan lainnya.

8) Rintangan birokrasi

Rintangan birokrasi adalah terhambatnya suatu proses komunikasi

yang disebabkan oleh struktur organisasi. Dalam organisasi,

pemerintahan atau perusahaan yang begitu besar seringkali terjadi

kendala, yakni penyampaian informasi dari pimpinan puncak (top

manager) tidak sampai pada karyawan di tingkat eselon bawah. Hal

ini bisa disebabkan karena proses penyampaiannya melalui jenjang

birokrasi yang terlalu panjang.

Page 49: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

34

2. Mahasiswa

a. Definisi Mahasiswa

Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang dalam proses

menimba ilmu atau sedang belajar dan terdaftar sedang menjalani

pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari

akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas (Hartaji,

2012: 5). Caly (2012:1) berpendapat bahawa mahasiswa juga dikatakan

sebagai suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya

karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dalam suatu lapisan

masyarakat disebut juga sebagai calon intelektual atau cendekiawan muda

yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun

1990 (PP RI No. 30 Tahun 1990) dikatakan bahwa, mahasiswa adalah

peserta didik yang terdaftar di perguruan tinggi tertentu.

b. Definisi Mahasiswa IAIN Salatiga

1) Profil IAIN Salatiga

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga merupakan satu-

satunya perguruan tinggi Islam yang berada di Kota Salatiga. IAIN

Salatiga memiliki 3 (tiga) kampus; kampus I berlokasi di Jalan

Tentara Pelajar No. 2, Salatiga, kampus II di Jalan Nakula Sadewa V

No. 09 Kembang Arum Salatiga, dan kampus III berada di Jalan

Lingkar Selatan (JLS), Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Salatiga, Jawa

Page 50: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

35

Tengah (Buku Pedoman Akademik dan Kemahasiswaan IAIN

Salatiga tahun 2019).

IAIN Salatiga merupakan lembaga yang berada di bawah naungan

Kementerian Agama Republik Indonesia yang merupakan peralihan

dari Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Walisongo Semarang di Salatiga. Peralihan bentuk ke Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga tertuang dalam keputusan

Presiden Indonesia Nomor 11 Tahun 1997, tanggal 21 Maret Tahun

1997 (Buku Pedoman Akademik dan Kemahasiwaan IAIN Salatiga

tahun 2015).

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga berubah

bentuknya menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

berdasarkan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 143

Tahun 2014 tentang Perubahan Sekolah Agama Islam Negeri menjadi

Institut Agama Islam Negeri Salatiga pada tanggal 17 Oktober tahun

2014. Peraturan tersebut ditandatangani secara langsung oleh Dr. Soesilo

Bambang Yudhoyono selaku Presiden Republik Indonesia. Selanjutnya

tanggal 17 Oktober ditetapkan sebagai lahirnya IAIN Salatiga dan

Diesnatalis IAIN Salatiga diperingati untuk yang pertama kali pada tahun

2015 (Buku Pedoman Akademik dan Kemahasiwaan IAIN Salatiga tahun

2015). Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa IAIN Salatiga adalah

sebutan bagi orang yang sedang menimba ilmu di IAIN Salatiga.

Page 51: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

36

3. Agama

a. Definisi Agama

Dari segi bahasa (lughat), agama berasal dari bahasa Arab, yaitu

ad-din (Kurniawan, tth: 2). Agama berasal dari bahasa Sansekerta dari

kata a berarti tidak dan gama berarti kacau, sehingga agama berarti

sesuatu yang tidak kacau. Agama dalam bahasa Inggris yaitu religion,

yang berasal dari kata religio (bahasa Latin), yang berarkar pada kata

religare yang berarti mengikat (Ali, 2016: 36). Menurut Sumardi (dalam

Ali, 2016: 36) pengertian religio termuat arti peraturan tentang bagaimana

seorang manusia membangkitkan dan mengutuhkan hubungannya dengan

realitas tinggi (vertikal) dalam penyembahan dan hubungannya secara

horizontal.

Secara antropologis Ceertz (dalam Scharf, 2004: 36)

mendefinisikan agama sebagai sistem lambang yang berfungsi

menegakkan berbagai perasaan dan motivasi yang kuat, berjangkauan

luas dan abadi pada manusia dengan merumuskan berbagai konsep

keteraturan umum eksistensi, dan dengan menyelubungi konsepsi-

konsepsi ini dengan sejenis tuangan faktualitas sehingga perasaan-

perasaan dan motivasi-motivasi itu secara unik tampak realistik.

Menurut Elizabeth K. Nottingham dalam buku Jalaludin,

mengartikan bahwa agama adalah suatu gejala yang begitu sering

“terdapat di mana-mana”, dan agama berkaitan dengan usaha-usaha

manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaan diri sendiri

Page 52: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

37

dan keberadaan alam semesta. Selain itu, agama juga dapat

membangkitkan kebahagiaan batin yang paling sempurna dan juga

perasaan takut dan ngeri. Perhatian agama tertuju kepada adanya suatu

dunia yang tak dapat dilihat mata (akhirat), namun agama melibatkan

dirinya dalam masalah-masalah kehidupan sehari-hari (Jalaludin, 2012:

317).

Sedangkan menurut Max Muller dalam buku Allan Menzies

mengartikan bahwa:

“Agama adalah suatu keadaan mental atau kondisi pikiran yang

bebas dari nalar dan pertimbangan sehingga menjadikan manusia

mampu memahami Tuhan Maha Tak Terbatas melalui berbagai

nama dan perwujudan. Tanpa kondisi seperti . . . . tidak akan ada

agama yang muncul” (Menzies, 2014: 11).

b. Unsur Agama

Prof. Dr. Harun Nasution (Wahyuddin ddk, tth : 13), menyatakan

bahwa agama dapat disebut agama jika memenuhi empat unsur penting

yang harus ada dalam agama.

1) Unsur keyakinan atau kepercayaan (credial)

Adanya keyakinan manusia terhadap sesuatu yang gaib yang

memiliki kekuatan untuk menciptakan dan mengatur alam semesta

ini, dan keyakinan tentang adanya Tuhan.

2) Unsur penyembahan atau peribadatan (ritual)

Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada Tuhan sebagai

tempat minta tolong. Maka dari itu, manusia harus mengadakan

hubungan baik atau menyembah kepada Tuhan yang telah mereka

Page 53: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

38

yakini tersebut. Hubungan baik tersebut dapat diwujudkan dengan

mematuhi segala perintah dan menjauhi larangannya.

3) Unsur aturan dalam peribadatan (ritus)

Adanya atutran hukum yang berupa Kitab Suci yang mengandung

ajaran-ajaran agama tersebut dan sekaligus mengatur tata cara

penyembahan kepada Tuhan yang mereka yakini tersebut. Bukan

hanya diyakini dan disembah, akan tetapi tata cara dalam

penyembahan terhadap yang diyakini tersebut juga diatur dalam kitab

suci.

4) Respons yang bersifat emosionil dari manusia

Respons dapat berupa perasaan takut atau perasaan cinta yang

sangat mendalam terhadap agama yang telah dipeluknya (fanatik

beragama) yang kadang kala sampai ekstrim membela agamanya

dengan berlebihan jika agamanya dihina oleh agama atau golongan

lain.

c. Muslim

1) Definisi Muslim

Menurut Kuniawan (tth: 2), kata Islam barasal dari bahasa

Arab, dapat berarti aslama-yuslimu-islaman yang bisa diartikan

dengan keselamatan kesejahteraan. Islam bisa pula berarti sullamun,

yaitu tangga, jenjang ke atas. Islam bisa pula diartikan sebagai

penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah Swt., asal kata salima-

Page 54: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

39

yaslamu, sebagaimana dalam Al-Qur‟an surah al-An‟am ayat 71

Allah berfirman:

ؼ ف بل ه للا ى د ي ا ه ػ ذ قل ا ش ض ل ب ذ ؼ ب ث ب ث ق ػ ا لػ د ش ب

ت ح ص ا ل اى ش ح ض س ل ا ف ي ط الش ت ت اس ز بل ك ب للا ذا ى ر ا

ب ت ائ ذ ل ا ل ا ػ ذ قل ذ ل ا للا ذ ى ا ل ق

قلن ل س ب ل ش ه ا

ي و ل لؼ ا ة ش ل ل

Artinya:

Katakanlah: “Apakah kita akan menyeru selain daripada

Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan

kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan

kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang,

sesudah Allah member petunjuk kepada kita, seperti orang

yang telah disesatkan oleh syaitan di persawahan yang

menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-

kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan

mengatakan): “Marilah ikuti kami”. Katakanlah:

“Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya)

petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada

Tuhan semesta alam”.

Sedangkan menurut istilah (terminologi), agama Islam adalah

seluruh ajaran dan hukum-hukumnya yang terdapat di dalam Al-

Qur‟an yang diturunkan dari Allah, yang diwahyukan kepada Rasul-

Nya, yaitu Nabi Muhammad Saw., untuk disampaikan dan

didakwahkan kepada segenap umat manusia yang ada di muka bumi

ini akan memperoleh kebahagiaan hakiki dan bermakna baik ketika

hidup di dunia, maupun di akhirat (Kuniawan, tth: 3). Islam adalah

Page 55: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

40

penyerahan diri sepenuhnya kepada segala ketentuan Allah

(Kurniawan, tth: 4)

Dasar dari pengertian ini dapat kita lihat dalam Al-Qur‟an

surah Ali Imran ayat 19 sebagai berikut:

ذ للا السلم ي ػ اى الذ قل

هي االكتت ال ت ي ا هباختلف ال ذ مثؼذ

هبجبء ن الؼلن ثغبمن ث

قلغ ا هي كفشثبت للا فبى للا سش لحسبة

Artinya:

“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah

Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab

kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena

kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang

kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya sangat

cepat hisab-Nya”.

Begitu juga dalam Al-Qur‟an surah As-Saff ayat 9 sebagai berikut:

ي كل ش ػل الذ ي الحق لظ د ل ثبلذ اسسل سس ال ز ل

كش ال ل ى وششك

ع

Artinya:

“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa

petunjuk dan agama yang benar agar dia menenangkannya di

atas segala agama-agama meskipun orang musyrik

membenci”.

Page 56: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

41

d. Non-muslim

Non-muslim yakni orang yang memeluk agama selain agama

Islam. Baik Yahudi1, Nasrani maupun umat beragama lainnya, menurut

Quraish Shihab dalam bukunya wawasan Al-Qur‟an, dijelaskan mengenai

non-muslim seperti Yahudi dan Nasrani, dua kelompok masyarakat yang

minimal disepakati oleh seluruh ulama. Sebagian ahl al-kitab. Selain

istilah ahl al-Kitab, al-Qur‟an juga menggunakan istilah Utu al-Kitab,

Utu nasiban minal al-kitab, al-Yahud, al-Lazina Hadu, Bani Israil, an-

Nashara, dan istilah lainnya.

Kata “ahl al-Kitab” di dalam al-Qur‟an terulang sebanyak tiga

puluh satu kali. Utu al-Kitab delapan belas kali, Utu-Nasiban minal kitab

tiga kali, Al-Yahud delapan kali, al-Lazina Hadu sepuluh kali, an-

Nashara empat belas kali, dan Bani/Banu Israil empat puluh satu kali

(Shihab, 2013: 458). Al-Qur‟an menggunakan kata al-Yahud, maka pasti

ayat tersebut berupa kecaman atas sikap-sikap buruk mereka, dan jika

menggunakan kata Nashara, maka ia belum tentu bersikap kecaman,

sama halnya dengan al-Ladzina Hadu (Shihab, 2013: 459).

1Penamaan Yahudi menurut sebuah riwayat mereka dinamakan Yahudi karena mereka

bergerak-gerak (yatahawwad) ketika membaca Taurat. Menurut riwayat lain, mereka dinamakan

Yahudi karena dinisbatkan kepada Yahuda, anak keempat Yakuba.s, yang nama aslinya adalah

Yehuza, pemimpin bagi sebelas anak Yakub lainnya. Bebrapa ilmuan membenarkan pendapat ini. Dr.

Jawwad Ali mengatakan Istilah “Yahudi” lebih luas maknanya daripada istilah „Ibran‟ dan „Bani

Israel‟. Hal ini dikarenakan bahwa iatilah Yahudi selain diselamatkan kepada kaum Ibrani, juga

diselamatkan kepada orang-orang non-Ibrani yang memeluk agama Yahudi. Sedangkan mengenai asal-

usul Yahudi, mereka itu termasuk bengsa semit. (lihat buku: Mahir Ahmad Agha, Yahudi (Catatan

Hitam Sejarah), Penerjemah Yodi Indrayadi, (Jakarta: Qisthi Press, 2011), h. 11-12

Page 57: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

42

Firman Allah dalam al-Qur‟an Surah al-Hajj ayat 17, menyebut

kelompok non-muslim sebagai berikut:

بثئي إ الص ال زي بدا ال زي ى ال زي آها الوجس ال صبس

ء كل ش ػل م القبهة إى للا ن فصل ث ذ أششكا إى للا ش

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang

Yahudi, orang-orang Shaabi-iin orang-orang Nasrani, orang-

orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi

keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya

Allah menyaksikan segala sesuatu." (QS. al-Hajj:17).

4. Teori Sosiokultural

Teori sosiokultural adalah teori evolusi sosiokultural (theory

sociocultural evolution) yang dikemukakan oleh Charles Darwin (1948)

menjelaskan adaptasi ini dalam bentuk mutasi yang memungkinkan

organisme untuk menghadapi lingkungan sekitarnya. Beberapa organisme

tidak dapat beradaptasi dan mati, sedangkan lainnya berubah dan tetap hidup.

Campbell (1965) memperluas teori ini untuk menjelaskan proses dimana

organisasi dan anggota mereka beradaptasi dengan kondisi sosial di sekitar

mereka. Teori evolusi sosiokultural mempelajari perubahan yang dibuat oleh

individu dalam perilaku dan harapan sosial mereka untuk beradaptasi terhadap

perubahan dalam lingkungan sosial mereka. ada tiga tahapan yang terlibat

dalam proses ini: a. Orang melihat adanya suatu perbadaan, variasi, dalam

norma-norma peilaku yang mereka harapkan dan pengharapan yang dimiliki

orang lain untuk kinerja mereka. b. Sebagai suatu hasil dari variasi norma,

kemudian merka dapat melihat pilihan-pilihan yang mungkin dan memilih

Page 58: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

43

perilaku yang secara sosial dapat diterima dalam kelompok. Sekali perilaku

yang diterima telah ditentukan, orang-orang akan cenderung mempertahankan

perilaku ini dan menerapkannya pada interaksi selanjutnya.

Page 59: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang menghasilkan

data deskriptif melalui pendekatan studi kasus yaitu meneliti suatu kasus atau

fenomena tertentu yang ada dalam suatu masyarakat. Penelitian kualitatif

dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang hasil temuan-temuannya tidak

diperoleh melalui prosedur analisis statistik atau bentuk hitungan. Misalnya

dapat berupa penelitian tentang perilaku seseorang, hubungan timbalbalik dan

sebagainya.

Kata penelitian dalam bahasa Inggris disebut dengan research, terdiri

dari suku kata yaitu re yang berarti melakukan kembali atau pengulangan, dan

search yang berarti melihat, mengamati, atau mencari. Sehingga research

diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

pemahaman baru yang lebih kompleks, lebih mendetail, dan lebih

komprehensif dari suatu hal yang diteliti (Johan & Albi, 2018:7).

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan

suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian

deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya

pada saat penelitian berlangsung (Noor, 201:34-35).

Page 60: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

45

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe deskriptif kualitatif

karena untuk mengetahui pola komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga

dengan pemilik kos non-muslim maka dalam penelitian ini diperlukan teknik

pengumpulan data melalui observasi dengan cara peneliti secara langsung

terjun ke lapangan serta melakukan pengamatan tentang komunikasi

mahasiwa IAIN Salatiga dengan pemilik kos non-muslim, wawancara yang

bersifat terbuka, dan dokumentasi untuk mendapatkan data primer maupun

sekunder. Sehingga penelitian ini dapat menggambarkan bagaimana Pola

Komunikasi antara Mahasiswa IAIN Salatiga dengan Pemilik Kos Non-

muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

2. Pendekatan Penelitian

Selain menggunakan jenis penelitian deskriptif, penulis juga

menggunakan pendekatan kualitatif. Bodgan dan Taylor dalam buku Moleong

(2009:4), mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian kualitatif ini,

diperlukan identifikasi partrisipan guna memberi informasi yang mendalam

berkaitan dengan penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif yang kemudian dapat dilakukan analisis dengan cara:

a. Mendeskripsikan data dari informan.

b. Menganalisi data yang diperoleh peneliti.

c. Menyimpulkan hasil penelitian untuk menjawab tujuan penelitian.

Page 61: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

46

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di Kelurahan Mangunsari Kecamatan

Sidomukti Kota Salatiga. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Juni -

24 Juli 2019.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan batasan masalah dalam penelitian yang berisi

pokok masalah yang mesih berifat umum (Sugiyono, 2008:285-286). Penuturuan

fokus dapat didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari

situasi sosial. Dalam situasi sosial, ada beberapa aspek seperti tempat (place),

pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis (Sugiyono,

2015: 285).

Dalam penelitian ini, penulis ingin memfokuskan masalah yang ingin

dikaji supaya tidak terjadi perluasan permasalahan yang nantinya tidak sesuai

dengan tujuan penelitian. Penelitian ini difokuskan hanya pada bagaiaman pola

koumunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan pemilik kos non-muslim.

Karena pola komunikasi dapat berbentuk komunikasi ke bawah, komunikasi ke

atas, komunikasi horizontal dan komunikasi menyilang.

Indiaktor penelitian dalam pola komunikasi antara mahasiswa IAIN

Salatiga dengan pemilik kos non-muslim yaitu dengan bagaimana pola

komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan pemilik kos non-muslim,

bentuk akomodasi dalam komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan

pemilik kos non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota

Salatiga. Indikator penelitian tersebut mempermudah peneliti menjawab rumusan

Page 62: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

47

masalah dan mempermudah penelitian yang sudah dilaksanakan dilapangan,

sesuai dengan fokus penelitian dan indikator penelitian.

D. Sumber dan Jenis Data

Menurut Lofland dan Lofland (1948: 47) sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal ini, pada bagian ini

jenis dapat dibagi kedalam kata-kata, tindakan, sumber data tertulis, foto, dan

statistik.

Sumber data dari kata-kata dan tindakan yang dimaksud adalah kata-kata

dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai secara langsung.

Yakni mahasiswa IAIN Salatiga dan pemilik kos non-muslim di Kelurahan

Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Sumber data tertulis adalah

berasal dari buku, arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi. Sumber foto

adalah hasil gambar yang diambil dari sebuah objek. Yakni gambar yang diambil

saat dilaksanakannya komunikasi interpersonal antara mahasiswa IAIN Salatiga

dengan pemilik kos non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti

Kota Salatiga. Sumber statistik adalah gambaran yang memberikan

kecenderungan bertambah atau berkurangnya sebuah objek yang diteliti (Basrowi

dan Suwandi 2008: 169-172).

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat secara langsung dari sumber

pertama baik dari individu maupun kelompok atau data yang diberikan

secara langsung. Data primer diperoleh peneliti melalui penelitian lapangan

Page 63: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

48

dengan melakukan observasi dan melalui prosedur dan teknik pengumpulan

data melalui wawancara, dan dokumentasi (Hanafi, 2018: 80). Dalam hal ini

yang menjadi sumber data primer adalah subjek penelitian yaitu Mahasiswa

IAIN Salatiga dengan pemilik kos non-muslim di Kelurahan Mangunsari

Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan 12 orang informan yang terdiri dari 9 Mahasiswa IAIN

Salatiga dan 3 pemilik kos non-muslim.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sata yang diperoleh secara tidak langsung atau

data primer yang dioleh lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data

primer atau pihak lain yang dikaitkan sumber tidak langsung dari

pengumpulan data. Data tersebut melalui buku, arsip, dokumentasi, serta

web yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini dapat dilakukan dengan

mencarai data melalui informan (Hanafi, 2018: 80).

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ialah bagian instrumen pengumpulan data yang

menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Kesalahan penggunaan

metode pengumpulan data atau metode pengumpulan data yang tidak digunakan

semestinya, berakibat fatal terhadap hasil penelitian yang dilakukan (Bungin,

2005: 133). Berikut metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 64: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

49

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia

dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain

panca indra penciuman, mulut, dan kulit. Oleh karean itu, observasi adalah

kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil

kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya (Bungin,

2005: 143). Observasi dilakukan oleh peneliti dengan mengamati pola

komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan pemilik kos non-muslim

di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan melibatkan

minimal dua orang yang saling bertukar informasi mengenai suatu kejadian,

peristiwa, dan lain sebagainya. wawancara merupakan percakapan tatap muka

atau face to face. Dalam hal ini, wawancara dilakukan guna memperoleh data

dan informasi tentang pola komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga

dengan pemilik kos non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan

Sidomukti Kota Salatiga.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari

seseorang (Hikmawati, 2017: 84). Dokumentasi adalah suatu teknik

pengumpulan data dengan mengabadikan suatu peristiwa yang hasilnya

berupa dokumen, seperti foto, video, atau yang sejenisnya. Teknik

Page 65: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

50

dokumentasi merupakan taknik mengumpulkan data, mengambil bukti-bukti,

seperti: informan, nama peserta, dan jenis kelamin.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Moleong (2007: 280) dalam buku Albi dan Johan (2008: 183)

yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif, analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan

uraian dasar. Sebagaimana Moleong (2009: 248) mengutip perkataan Bodgan &

Biklen, 1982), tetang Analisis Data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

mejadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dalam penelitian ini peneliti mengunakan data kualitatif. Data kualitatif

adalah data yang bersifat tidak struktur atau abastrak. Sehingga dalam mengolah

data, penulis menggunakan teknik analisis data tiga jalur yang dikemukakan oleh

Miles & Huberman dalam buku Albi & Johan (2018: 243) Metodologi Penelitian

Kualitatif adalah sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga simpulan final

dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data diartikan sebagai proses

pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrak, dan

transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di

Page 66: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

51

lapangan. Sebagimana kita ketahui, reduksi data, berlangsung terus-menerus

selama proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung.

2. Penyajian Data

Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang

bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan simpulan serta

memberikan tindakan. Miles dan Huberman membatasi “penyajian” sebagai

sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Penarikan Kesimpulan/verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan

konfigurasi yang utuh.

G. Teknik Validasi Data

Menurut Sugiyono (2013) dalam jurnal Pendidikan Konvergensi (2018:

114-115), validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada

objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Suatu data

dikatakan valid apabila tidak ada perbedaan antar data yang dilaporkan peneliti

dengan data yang sesungguhnya.

Validitas penelitian ada dua macam yaitu validitas internal dan eksternal.

Validitas internal berbicara mengenai sejauh mana kesesuaian hasil penelitian

dengan keadaan yang sebenarnya, validitas ini deperoleh dengan penggunaan

instrument pengambilan data yang memenuhi persyaratan ilmiah (valid dan

reliabel). Validitas eksternal mebicarakan sejauh mana kesesuaian antara

generalisasi hasil penelitian dan keadaan yang sebenarnya, validitas ini dapat

Page 67: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

52

terpenuhi dengan baik apabila pengambil sampel yang dilakukan representatif

(Nisfiannoor, 2009:212)

Untuk memperoleh keabsahan data, peneliti menggunakan teknik

triangulasi. Triangualsi adalah teknik pemeriksaan keabsahan sata yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar

data yang ada untuk kepentingan pengecekan keabsahan data atau sebagai bahan

perbandingan terhadap data yang ada.

1. Triangulasi dengan sumber data

Mencari kebenaran informasi tertentu melalui berbagai sumber dalam

perolehan data. Dalam hal ini selain dengan menggunakan metode wawancara

dan observasi, peneliti juga bisa terlibat langsung sebagai partisipan dan

melalukan observasi. Untuk itu, dengan metode sumber data dapat diperoleh

dengan jalan: (a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara; (b) membandingkan dengan apa yang dikatakan orang di depan

umum (orang lain) dengan apa yang dikatakannya secara pribadi (mahasiswa

IAIN Salatiga); (c) membandingkan dengan apa yang dikatakan orang-orang

tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

2. Perpanjangan Pengamatan

Menambah pengamatan lapangan secara langsung, karena dengan

adanya perpanjangan pengamatan sangat sering terjadi dan kemungkinan

terjadi hubungan lebih lanjut antara narasumber dengan informan sehingga

menjadikan saling akrab dan silaturahim dapat terjalin sepanjang waktu.

Page 68: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Objektif Kelurahan Mangunsari

1. Data Geografis

Lokasi penelitian berlokasi di Kelurahan Mangunsari Kecamatan

Sidomukti Kota Salatiga. Adapun uraian rincian keadaan Kelurahan

Mangunsari adalah sebagai berikut:

a. Letak Wilayah

Kelurahan Mangunsari terletak di Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

Luas wilayah Kelurahan Mangunsari 290,770 Ha, dengan total 5%.

Kelurahan Mangunsari berbatasan dengan:

1) Bagian Timur : Kelurahan Kalicacing

2) Bagian Selatan: Kelurahan Tegalrejo

3) Bagian Barat : Kelurahan Dukuh

4) Bagian Utara : Kelurahan Kecandran

b. Perhubungan

Alat transportasi di Kelurahan Mangunsari mayoritas menggunakan

sepeda motor.

c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Data dari Desa menunjukkan mata pencaharian di Kelurahan

Mangunsari mayoritas berprofesi sebagai wiraswasta, akan tetapi ada

Page 69: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

54

yang berprofesi sebagai buruh harian lepas, Pegawai Negeri Sipil (PNS)

dan lain-lain.

2. Data Demografi

a. Data Penduduk

Kelurahan Mangusari dengan jumlah penduduk mencapai 17.322

orang. Penduduk mayoritas berusia 0-60 tahun baik laki-laki maupun

perempuan.

1) Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Formal

Sebagian besar penduduk Kelurahan Mangunsari yang menempati

wilayah tersebut memiliki pendidikan setara SMA, ada juga sebagian

yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri.

2) Komposisi Kepala Keluarga Berdasarkan Agama

Warga Kelurahan Mangunsari mayoritas beragama Islam atau

muslim, akan tetapi ada juga yang beragama non-muslim

B. Temuan Penelitian

Dari hasil penelitian dengan metode wawancara antara mahasiswa IAIN

Salatiga dan pemilik kos non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan

Sidomukti Kota Salatiga, yang bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi

tersebut. Maka dari itu, pola komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan

pemilik kos non-muslim memang penting dilakukan untuk mecapai tujuan dan

kepentingaan bersama. Jika di dalam sebuah komunikasi tidak mempunyai pola

komunikasi maka tujuan komunikasi tidak akan berjalan dengan apa yang di

inginkan tanpa adanya pola komunikasi yang baik. Untuk itu dalam suatu

Page 70: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

55

komunikasi dibutuhkan pola komunikasi yang dilakukan untuk mencapai tujuan

bersama.

1. Pola Komunikasi antara Mahasiswa IAIN Salatiga dengan Pemilik Kos Non-

muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga

Komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari, karena sangat dipengaruhi oleh adanya komunikasi yang efektif

didalamnya. Dalam setiap komunikasi tentunya memiliki pola komunikasi

guna menyalurkan tujuan. Tujuan tersebut telah disepakati oleh anggota

komunikasi. Dengan begitu, didalam suatu komunikasi membutuhkan pola

untuk menyalurkan tujuan komunikasi. Pola komunikasi adalah suatu jaringan

di mana informasi disalurkan (West & Turner, 2008: 37). Secara umum, pola

komunikasi dapat dibedakan menjadi saluran formal (dari bawah ke atas, dari

atas ke bawah, menyilang dan menyamping) dan saluran komunikasi

informal. Pola komunikasi formal dari atasan ke bawahan, bawahan ke atasan,

dan pola komunikasi informal yang digunakan mahasiswa IAIN Salatiga

dengan pemilik kos non-muslim.

a. Pola Komunikasi Formal

Pola komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan pemilik

kos non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota

Salatiga berlangsung secara formal. Komunikasi formal yaitu komunikasi

yang terstruktur dari atasan ke bawahan, atau melalui garis perintah, yaitu:

1) Pemilik kos non-muslim mengingatkan untuk melakukan ibadah dan

mengingatkan larangangan untuk minuman keras

Page 71: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

56

Pada saat mahasiswa mengulur-ulur waktu untuk melaksanakan

ibadah, seringkali pemilik kos mengingatkan untuk melaksanakan

ibadah terlebih dahulu dan melarang ketika ada anak kos yang minum-

minuman keras.

“Saya seringkali diingatkan untuk beribadah sholat ketika kami

masih asyik ngobrol dan pemilik kos non-muslim mengetahui kalau

kami mengulur waktu untuk beribadah...” (L, 22 tahun, Mahasiswa

IAIN Salatiga pendatang asal Pati, Wawancara, Mangunsari, 11

Juli 2019).

“Waktu itu saya sedang bertamu ke rumah pemilik kos non-muslim

trus biasa lah mba, abis bayar kos gitu biasanya saya sama bapak

kos/ibuk kos ngobrol gitu. Dan pernah waktu itu pemilik kos

memberitahu saya perihal ibadah. Beliau menjelaskan kepada saya

kalau ibadah Kepada Tuhan masing-masing itu harus sungguh-

sungguh, jangan setengah-setengah, gitu mba. Pernah waktu itu

istri bapak kos juga menyinggung tentang hal berpuasa. Istri bapak

kos cerita tentang manfaat puasa mba...” (AN, 19 tahun,

Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Demak, Wawancara,

Mangunsari, 23 Juni 2019).

Hal tersebut serupa dengan ungkapan bapak kos non-muslim terkait

mengiatkan untuk beribadah kepada Tuhan.

“Iya mba, saya waktu itu pernah bilang ke salah satu anak kos

mahasiswa IAIN Salatiga tetang ibadah mba. Waktu itu saya

menjelaskan bahwa kalau ibadah kepada Tuhan masing-masing itu

harus sunggung-sungguh, ndaboleh setengah-setangah. Pernah juga

menyinggung tentang hal puasa mba saya tu. saya jelaskan manfaat

puasa juga. Waktu dulu istri saya pernah sakit, dan salah satu faktor

pendukung istri saya agar sembuh iia itu mba puasa. Saya jelaskan

sedikit waktu itu tentang manfaat puasa yang lain yang saya tau...”

(K, 58 tahun, Pemilik kos non-muslim, Wawancara, Mangunsari,

23 Juni 2019).

2) Peran mahasiswa IAIN yang kos di tempat non-muslim

Dalam komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan

pemilik kos non-muslim, mahasiswa IAIN Salatiga seringkali

Page 72: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

57

mencoba menyampaikan tentang baiknya agama Islam. Seperti

toleransi agama Islam ke agama yang lain.

“Ketika saya dilingkungan kos, saya mencoba memberi persepsi

bahwa agama Islam adalah agama yang benar. Saya ngobrol

dengan beliau tentang sedekah atau memberi kepada orang lain

mba. Saya membagi pengalaman saya tentang memberi kepada

orang lain tanpa mengarap imbalan...” (AN, 19 tahun, Mahasiswa

IAIN Salatiga pendatang asal Demak, Wawancara, Mangunsafi, 23

Juni 2019).

3) Pemilik kos non-muslim memberikan teguran pada saat mahasiswa

IAIN Salatiga sering telat bayar kos

Pada saat mahasiswa IAIN Salatiga sering telat bayar kos tanpa

bilang terlebih dahulu kepada pemilik kos non-muslim, tak segan

pemilik kos non-muslim datang ke kamar masing-masing mahasiswa

IAIN Salatiga untuk menanyakan perihal pembayaran kos yang telat

atau memberitahukan pembayaran lewat grup whatsapp. Hal ini seperti

yang diungkapkan oleh mahasiswa IAIN Salatiga F (21 tahun) seperti

berikut:

“Iya, diingatkan lewat grup whatsapp, tapi bapak kos

menyampaikanya sambil guyon gitu mba, dibawa santai. jadinya

kita-kita langsung membalas chat di grup dengan guyon juga...” (F,

22 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Bekasi,

Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

“Ibuk kos saya Alhamdulillah cuma mengingatkan mba, dan saya

bersyukurnya ibuk bapak selalu memberikan kelonggaran bagi

mahasiswa yang memang bener-benar belum bisa membayar

kos....” (AN, 19 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal

Demak, Wawancara, Mangunsari, 23 Juni 2019).

“Kalo ada yang telat bayar kos, biasanya ibuk meminta tolong

anggota kos mahasiswa lain untuk member tahu si anak tersebut

agar segara membayar uang kos jika sudah ada uangnya...” (E, 19

Page 73: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

58

tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Boyolali,

Wawancara, Mangunsari,12 Juli 2019).

“Kalo bapak kos menegur anggota kos biasanya lewat whatsapp

mba. Soalnya bapak sibuk kerja, jadinya cuma lewat whatsapp itu.

Kalaupun bertemu langsung itu hanya kemungkinan kecil....” (R,

21 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Magelang,

Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

“Pemilik kos biasanya menegur mahasiswa IAIN Salatiga yang

telat membayar uang kos secara langsung mba. Soalnya kan rumah

pemlik kos-non muslim sama kos kan jaraknya deket banget....”

(NR, 22 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Pati,

Wawancara, Mangunsari, 11 Juli 2019).

“Alhamdulillah saya tepat waktu kalo bayar kos mba, jadi belum

pernah tau kalo ibuk menagih atau segala macem. Setau saya bapak

ibuk kos juga memaklumi jika ada mahasiswa sik bayar telat gitu.

Yang penting kata ibuk kos tu „bilang dulu‟ alasan yang sebenernya

mba....” (D, 19 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal

Boyolali, Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

“Kalau bapak dan ibuk kos santai sih mba, yang penting ada

obrolan dulu atau alasan mahasiswa telat dan belum membayar kos.

Biasasnya ibuk langsung memaklumi alasan tersebut....” (N, 19

tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Sragen,

Wawancara, Banjaran, 23 Juli 2019).

“Memang bener mba ibu pernah dateng ke kos. Saya juga waktu itu

ndelalah di kos, dan posisi itu saya telat membayar uang kos 1

bulan, langsung saya meminta maaf kepada pemilik kos terkait

pembayaran kos yang terlambat karena bulan lalu saya belum

dikirim uang untuk bayar kos....” (L, 22 tahun, Mahasiswa IAIN

Salatiga pendatang asal Pati, Wawancara, Mangunsari, 11 Juli

2019).

Hal serupa juga di ungkapkan oleh salah satu anggota kos

mahasiswa IAIN Salatiga.

“Biasanya ibuk menegur lewat grup terlebih dahulu sebelum jatuh

tempo pembayaran kos mba. Pokoknya kalo di kos ini bayarnya

sebelum tanggal 10 mba...” (RU, 21 tahun, Mahasiswa IAIN

Salatiga pedatang asal Pati, Wawancara, Mangunsari 11 Juli 2019).

Page 74: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

59

Hal tersebut serupa dengan ungkapan ibu dan bapak kos non-

muslim terkait pembayaran yang harus dibayar tepat waktu, jika

terlambat pun harus ada obrolan terlebih dahulu.

“Kalau saya mewanti-wanti mahasiswa jika bisa membayar tepat

waktu, kenapa tidak. Tetapi kalaupun belum bisa, saya dan ibuk

berusaha memakluminya, yang penting dengan alasan yang benar

mba...” (K, 58 tahun, Pemilik kos non-muslim, Wawancara,

Banjaran, 23 Juni 2019).

“Saya memberikan teguran biasanya lewat grup whatsapp mba.

Saya kan sibuk dengan pekerjaan saya mba, jadi saya memantau

apapun dari grup whatsapp dan dari pekerja yang saya pekerjakan

untuk menjaga kos....” (E, 45 tahun, Pemilik kos non-muslim,

Wawancara, Mangunsari, 24 Juli 2019).

“Saya juga menegurnya lewat grup whatsapp mba. Saya juga sibuk,

jadi saya hanya bisa menegur lewat grup. Kalaupun secara

langsung itu pasti hanya kebetulan....” (I, 38 tahun, Pemilik kos

non-muslim, Wawancara, Mangunsari, 5 Juli 2019).

Ketika kesadaran akan membayar uang kos berkurang, maka tak

segan pemilik kos akan menegur mahasiswa IAIN Salatiga yang

sering telat membayar uang kos. Hal itu tidak hanya dilakukan untuk

mengetahui penyebab terjaidnya mahasiswa terlambat membayar kos,

tetapi juga untuk meluruskan alasan yang sebenarnya. Ini

menunjukkan keterkaitan dengan asumsi Talcot Parsons (dalam Ritzer,

2003: 65) yang menjelaskan bahwa dalam bertindak manusia

menggunakan cara, teknik, prosedur, metode serta perangkat yang

diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tertentu. Cara mahasiswa

IAIN Salatiga dengan pemilik kos non-muslim dalam menyelesaikan

permasalahan dengan bertemu secera langsung untuk menyelesaikan

Page 75: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

60

permasalahan tersebut dan memperbaiki perilaku dan komunikasi

mahasiswa IAIN Salatiga agar menjadi lebih baik

4) Menegur mahasiswa IAIN Salatiga terkait kebersihan kos

Pada saat mahasiswa mengabaikan tentang kebersihan kos

terutama di lingkungan kamar, kamar mandi, dan dapur, tak segan

ibuk menegur anggota mahasiswa IAIN Salatiga secara langsung. Hal

tersebut seperti yang diungkapkan oleh F (21 tahun) sebagai berikut:

“Ditegur secara langsung mba. Soalnya kan kita hidup bareng nih

kos, pemilik kos menyuruh kita untuk menjaga kebersihan di

lingkungan kamar masing-masing ataupun di kamar mandi dan

dapur. Dulu sih pernah ada yang di pekerja yang bersih-bersih di

kos mba satu minggu sekali, sekarang nda pernah sama sekali,

sekarang semua diserahkan ke anggota kos mahasiswa IAIN

mba...” (F, 19 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal

Bekasi, Wawancara, Mangunsari, 23 Juni 2019).

Hal serupa juga di ungkapkan oleh anggota kos mahasiswa IAIN

Salatiga.

“Iya pernah pemilik ke kos dan marah-marah mba terkait dapur dan

kamar mandi yang kotor. Tetapi saya menyadari itu juga salah dari

kita sebagai anggota kos sih mba. Dulunya memang ada jadwal

piket, tetapi sudah lama nda berjalan. Semenjak itu kita-kita

inisiatif sendiri untuk membersihkan sendiri, karena kita juga yang

memakainya..” (R, 19 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang

asal Magelang, Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

“Iya ke kos mba sampe kita semua diem mendengarkan beliau yang

sedang memarahi kami, karena kita menyadari kita yang salah.

Akhirnya kita meminta maaf kepada ibuk kos dan kita berusaha

membersihkan lingkungan kos....” (RU, 22 tahun, Mahasiswa IAIN

Salatiga pendatang asal Pati, Wawancara, Mangunsari, 11 Juli

2019).

“Disuruh untuk jaga kebersihan kamar beserta lingkungannya mba.

soalnya kan rumah sama kosnya kan satu komplek, jadi mau tidak

mau kita harus menaati peraturan yang berlaku di kos ini. Biasanya

Page 76: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

61

kalo ada mahasiswa yang melanggar tentang kebersihan dan ibuk

mengetahui, ibuk langsung menegur mahasiswa tersebut mba...”

(L, 21 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Pati,

Wawancara, Mangunsari, 11Juli 2019).

“Bapak ibuk kos cuma memberitahu untuk menjaga lingkungan di

depan kamar dan kamar pribadi masing-masing mba, soalnya ada

ibuk-ibuk yang diperkerjakan oleh bapak kos untuk bersih-bersih

dapur sama depan TV, 1-2 kali dalam 1 bulan kayaknya mba kalo

nda salah...” (AN, 19 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang

asal Demak, Wawancara, Mangunsari, 23 Juni 2019).

“Iya mba, ken menjaga lingkungan kamar dan kamar pribadi. Kan

saya sekamar dua orang tuh mba, jadi biasanya saya bagi tuga sama

temen saya perihal bersih-bersih gitu. Jadi kalo dibagi dua kan kita

nda begitu capek...” (E, 19 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga

pendatang asal Boyolali, Wawancara, Mangunsari, 12 Juli 2019).

“Iya mba, ibuk dan bapak kos selalu mengingatkan untuk selalu

menjaga kebersihan kamar masing-masing...” (D, 19 tahun,

Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Boyolali, Wawancara,

Mangunsari, 23 Juli 2019).

“Iya sih mba. Pemilik pernah bilang ke saya untuk bersih-bersh

lingkungan kamar masing-masing. Kebetulan saya kamar sendiri,

jadi iia saya sendiri yang bersihin kamar mba....” (N, 21 tahun,

Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Sragen, Wawancara,

Mangunsari, 23 Juli 2019).

“Kalo di sin ibuk cuma mengingatkan untuk kebersihan lingkungan

kamar. Kalo untuk halaman kos biasanya sudah dibersihkan sama

pemilik kos...” (NR, 22 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang

asal Pati, Wawancara, Mangunsari, 11 Juli 2019).

Hal tersebut serupa dengan ungkapan ibu dan bapak kos non-

muslim terkait mahasiswa IAIN Salatiga untuk selalu menjaga

kebersihan lingkungan kamar dan kos.

“Iya mba, saya selalu mewanti-wanti mahasiswa IAIN untuk selalu

menjaga kebersihan. Soalnya kan cewe mba, cewe harus menjaga

kebersihan lingkungan mba. Apalagi di kos mba. Pernah saya

marahin itu anak kos yang suka meninggalkan piring-piring kotor

Page 77: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

62

yang masih berserakan di dapur mba...” (I, 38 tahun, Pemilik kos

non-muslim, Wawancara, Mangunsari, 5 Juli 2019).

“Saya juga memberi pesan kepada mahasiswa untuk menjaga

lingkungan sekitar kamar. Terlebih kamar yang didalamnya ada

kamar mandi, jadi mau tidak mau mahasiswa harus menjaga

kebersihan sendiri. Tetapi saya juga memperkerjakan orang untuk

bersih-bersih dapur 1-2 kali dalam 1 bulan untuk membersihkan

ruang TV dan dapur mba, jadi mahasiswa cuma saya suruh untuk

membersihkan lingkungan kamar beserta kamar tidur masing-

masing...” (K, 58 tahun, Pemilik kos non-muslim, Wawancara,

Mangunsari, 23 Juni 2019).

“Untuk kebersihan, saya serahkan untuk anggota kamar masing-

masing. Saya kan nda selalu mengontrol 24 jam mba di kos, jadi

saya serahkan ke penjaga kos yang menjaga di kos mba. Kalau ada

apa-apa atau tentang kebersihan gitu saya pasti menghubungi

penjaga kos....” (E, 45 tahun, Pemilik kos non-muslim, Wawancara,

Mangunsari, 24 Juli 2019).

5) Menegur mahasiswa IAIN Salatiga ketika sering membawa teman

perempuan menginap di kos

Pada saat mahasiswa IAIN ketahuan membawa teman perempuan

untuk menginap di kos, tak segan pemilik kos menegur mahasiswa

IAIN Salatiga secara langsung. Hal tersebut seperti yang diungkapkan

oleh F (21 tahun) sebagai berikut:

“Pas aku di kos sendirian, aku yang ditanya pemilik kos apakah ada

yang menginap di kos, aku jawab nda ada. Soalnya emang setau

saya nda ada sih mba....” (F, 21 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga

pendatang asal Bekasi, Wawancara, Mangunsari 23 Juni 2019).

“Kalau peraturan di kos ini ndaboleh mambawa teman kos cewe

untuk menginap mba, karena nanti bisa keterusan untuk menginap

disini. Disini kan fasilitasnya enak mba, ada Wi-Wi juga....” (R, 21

tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga asal Magelang, Wawancara,

Mangunsari, 23 Juni 2019).

“Di kos ini kalo ada yang menginap, dikenakan tarif mba. Kalo

yang menginap cewe dua atau tiga dan masih ada hubungan

Page 78: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

63

saudara, ibuk kos mengizinkan mba...” (NR, 22 tahun, Mahasiswa

IAIN Salatiga asal Pati, Wawancara, Mangunsari 11 Juli 2019).

“Alhamdulillah ibuk kos saya rumahnya jauh dari kos, dan ibuk

tidak pernah tanya tentang anak kos lain yang menginap, paling

ibuk cuma tanya tentang fasilitas kos dan lain-lain...” (RU, 22

tahun, mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Pati, Wawancara,

Mangunsari, 11 Juli 2019)

“Kalo di kos ini kalau ketahuan ada yang menginap juga ditegur

sih. Waktu itu teman saya cuma main tapi sering sih, trus saya

waktu itu di tanya dan dimarahin sama pemilik kos karena

keseringan bawa temen cewe untuk main di kos...” (L, 22 tahun,

Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Pati, Wawancara,

Banjaran 11 Juli 2019).

“Kalo di kos saya belum ada si mba yang disuruh bayar mba. Tapi

ada tambahan peraturan baru dilarang nyuci di kos selain anggota

kos...” (AN, 19 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal

Demak, Wawancara, Mangunsari, 23 Juni 2019).

“Eh, belum pernah denger sama sekali mba aku. Aku yang kurang

update apa gimana iia mba, soalnya saya belum pernah denger

tentang itu....” (D, 19 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang

asal Boyolali, Wawancara, Banjaran, 23 Juli 2019).

“Belum pernah liat dan denger ibuk kos menegur anggota kos

mahasiswa IAIN terkait membawa temen kos menginap mba. Apa

mungkin waktu itu saya lagi nda di kos kayaknya mba, jadi saya

ndatau..” (E, 19 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal

Boyolali, Wawancara, Mangunsari, 12 Juli 2019).

“Saya belum pernah lihat bapak atau ibuk menegur mahasiswa lain

yang menginap disini mba. Setau saya juga nda ada yang pernah

bawa mahasiswa lain untuk menginap disini....” (N, 19 tahun,

Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Sragen, Wawancara,

Banjaran, 23 Juli 2019).

Hal tersebut serupa dengan ungkapan ibu dan bapak kos terkait jika

ada mahasiswa IAIN Salatiga atau umum yang ketahuan menginap

dikos, maka akan ditegur oleh pemilik kos.

Page 79: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

64

“Memang benar mba, saya sebisa mungkin, malah kalau saya tau,

saya langsung menegur mahasiswa yang menginap di kos.

Biasanya saya langsung meminta tarif untuk membayar air dan

listrik yang mereka gunakan selama menginap di kos...” (K, 58

tahun, Pemilik kos non-muslim, Wawancara, Mangunsari, 23 Juni

2019).

“Kalo ada yang membawa teman menginap di kos, saya kenakan

tarif juga mba. Saya berikan tarif karena saya tidak ingin teman

anggota kos terus-menerus menginap disini...” (E, 45 tahun,

Pemilik kos non-muslim, Wawancara, Mangunsari, 24 Juli 2019).

“Kalau misal ada yang membawa teman cewe untuk menginap di

kos, saya berikan tarif mba. Tarif tersebut saya gunakan untuk

mengganti fasilitas yang ia gunakan saat menginap di kos...” (I, 38

tahun, Pemilik kos non-muslim, Wawancara, Mangunsari, 5 Juli

2019).

6) Mahaiswa IAIN memberikan keluh-kesah kepada pemilik kos non-

muslim

Para mahasiswa IAIN Salatiga memberikan saran, keluh-kesah

secara langsung kepada pemilik kos terkait dengan fasilitas yang perlu

diperbaiki. Keluh-kesah yang disampaikan mahasiswa IAIN Salatiga

kepada pemilik kos yaitu untuk memberitahu apa yang dialami oleh

mahasiswa IAIN Salatiga.

“Iya mba, menyampaikan keluh-kesah yang selama ini dirasakan

oleh anggot kos mahasiswa IAIN kepada pemilik kos. Dulu pernah

ada masalah kran air yang patah dan harus segera diperbaiki.

Langsung dari kita bilang ke pemilik kos. Soalnya waktu itu kalo

kran air nda segera diperbaiki, maka air nda akan bisa ngalir...” (F,

21 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Bekasi,

Wawancara, Mangunsari, 23 Juni 2019).

“Menyampaikan keluh kesah atau saran-saran, dulu sering mba satu

bulan sekali. Tapi karena kesibukan bapak kos karena pekerjaan,

sekarang udah jarang mba, dan kami memaklumi hal tersebut...”

(R, 21 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga asal Magelang,

Wawancara, Mangunsari, 23 Juni 2019).

Page 80: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

65

“Kalau saya lebih seringnya menyampaikan keluh kesah secara

pribadi atau chat peribadi mba. Ibuk kan juga kadang pergi, jadi iia

lebih mudah bilangnya lewat chat itu..” (NR, 22 tahun, mahasiswa

IAIN Salatiga asal Pati, Wawancara, Mangunsari 11 Juli 2019).

“Kalo saya sering menyampaikan keluh kesahnya secara langsung

mba. Biasanya pagi, atau nda malem sehabis maghrib gitu mba...”

(L, 22 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga asal Pati, Wawancara,

Mangunsari, 11 Juli 2019).

“Misal ada kendala tentang kos atau apa gitu, biasanya kita chat

pribadi sama pemilik kos. Kalo mau ketemu ibuk iia harusjanjian

dulu sama ibuk mba....” (RU, 22 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga

pendatang asal Pati, Wawancara, Mangunsari, 11 Juli 2019).

“Kalau ada apa-apa tentang kos mba, biasanya langsung bilang ke

pemilik kos. Pemilik kos memberi pesan kepada anggota kos untuk

segera memberitahu pemilik kos agar segera diperbaiki...” (D, 19

tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Boyolali,

Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

“Berkaitan dengan kos, bapak kos berpesan untuk segera

memberitahu beliau. Misal nda segera diperbaiki iia kita yang

susah sebenernya mba. Jadi secepat mungkin kita matur ke bapak

kos....” (E, 19 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal

Boyolali, Wawancara, Banjaran 12 Juli 2019).

“Alhamdulillah, selama saya kos disisni dan ada kendala, biasanya

bapak kos langsung memperbaikinya mba. Pernah dulu sumbatan

air tersendat, langsung bapak kos segera memperbaikinya...” (N, 19

tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Sragen,

Wawancara, Banjaran, 23 Juli 2019).

Hal serupa juga di ungkapkan oleh anggota kos mahasiswa IAIN

Salatiga.

“Betul sekali, dulu pernah televisi nda bisa dihudupin beberapa

hari. Waktu itu belum juga dibener-benerin karena pemilik kos

masih sibuk dan belum sempet ngeservice televisinya...” (AN, 19

tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Jawa Demak,

Wawancara, Mangunsari, 23 Juni 2019).

Page 81: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

66

Masukan atau saran-saran dan informasi dari mahasiswa IAIN

Salatiga berkaitan dengan fasilitas kos demi kepentingan bersama,

disampaikan secara langsung kepada pemilik kos non-muslim.

Kemudian dari pemilik kos non-muslim langsung memberikan solusi

terhadap permasalahan yang berkaitan dengan fasilitas kos.

“Memang benar mba, biasanya kalo ada masalah atau apa gitu

yang berkaitan dengan kos, langsung dari mahasiswa bilang ke

saya. Kalo tukangnya ada, biasanya saya langsung meminta beliau

untuk memperbaiki, kalo nda ada iia nunggu tukang sampai

longgar waktunya...” (E, 45 tahun, Pemilik kos non-muslim,

Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

Sependapat dengan hasil wawancara diatas, hal yang sama juga

disampaikan oleh pemilik kos non-muslim yang lain.

“Iya, langsung saya perbaiki kalo ada fasilitas yang kos yang

rusak. Kalo kerusakannya perlu tukang juga saya tukang, kalo saya

bisa iia saya kejakan sendiri. Dari awal masuk kos sini memang

saya sudah memberitahu calon anggota kos terkait fasilitas yang

rusak, dan secepatnya harus bilang ke saya begitu. Dan sampai

sekarang langsung itu anak-anak datang ke saya bilang kalo ada

fasilitas yang rusak....” (K, 58 tahun, Pemilik kos non-muslim,

Wawancara, Mangunsari, 23 Juni 2019).

“Kalau ada kendala tentang kos, biasanya dari anak-anak langsung

memberuitahukan ke saya baik melalui chat ataupun secara

langsung. Kalau saya bisa memperbaikinya sendiri, saya langsung

memeperbaikinya mba, kalaupun harus tukang iia saya carikan

tukang...” (I, 38 tahun, Pemilik kos non-muslim, Wawancara,

Mangunsari, 5 Juli 2019).

Keluh-kesah dan saran oleh masing-masing mahasiswa IAIN

Salatiga kepada pemilik kos non-muslim yaitu untuk mengembalikan

fungsi fasilitas kos seperti semula. Saran-saran atau masukan dan

informasi apapun dari mahasiswa IAIN Salatiga yang berkaitan dengan

Page 82: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

67

fasilitas kos, disampaikan secara langsung kepada pemilik kos non-

muslim. Setelah pemilik kos tidak sibuk, maka pemilik kos akan

segera memperbaiki fasilitas yang rusak. Selain melakukan pola

komunikasi secara struktural, sesama mahasiswa IAIN Salatiga juga

harus menjain suatu hubugan yang baik dengan cara berkomunikasi

yang bertujuan untuk memperkuat rasa ikatan antar satu dengan yang

lain agar saling memahami.

b. Pola Komunikasi Informal

Pola komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan pemilik

kos non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota

Salatiga berlangsung secara informal. Komunikasi informal adalah

komunikasi yang tidak dilakukan secara resmi, atau tidak terikat struktur,

seperti:

1) Menganggap anggota kos seperti anak sendiri

Ketika mahasiswa sedang bertamu ke kediaman pemilik kos non-

muslim, tanpa sungkan langsung berbicara seperti berbicara ke bapak

sendiri. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh mahasiswa IAIN

Salatiga AN (19 tahun) seperti berikut:

“Bapak kos non-muslim ramah banget mba, anggep semua

anggota kos baik mahasiswa/umum seperti anak sendiri. Kamipun

sebagai mahasiswa merasa senang mba, disini ada yang

mengawasi lah istilahnya....” (AN, 19 tahun, mahasiswa IAIN

Salatiga pendatang asal Demak, Wawancara, Mangunsari, 23 Juni

2019).

“Kalo disini si nda iia mba. Soalnya kan jarak rumah ibuk kos

sama kos kan jauh mba. jadi iia biasa aja mba...” (RU, 22 tahun,

Page 83: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

68

Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Pati, Wawancara,

Mangunsari, 11 Juli 2019).

“Dianggep anak sendiri menurut saya mba. Soalnya kalau ada apa-

apa ibuk berpesan ken matur gitu. Tapi kalo aku matur sama ibuk

sih kebanyakan pas pagi....” (L, 22 tahun, Mahasiswa IAIN

Salatiga pendatang asal Pati, Wawancara, Mangunsari, 11 Juli

2019).

“Dianggep anak sendiri mba. Misal ada masalah atau apa gitu ken

segera bilang ke ibuk sih...” (NR, 22 tahun, Mahasiswa IAIN

Salatiga pendatang asal Pati, Wawancara, Mangunsari, 11 Juli

2019).

“Wah, dianggep kek anak sendiri banget mba malah, kayak anak

sama bapak sendiri...” (F, 22 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga

pendang asal Bekasi, Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

“Kos sini menurut saya juara mba. bapak kos care banget sama

anak-anak. Pokoknya kalo bapak di kos tu ngobrolnya sampe

berjam-jam betah...” (R, 21 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga

pendatang asal Magelang, Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

Hal serupa juga di ungkapkan oleh salah satu anggota kos

mahasiswa IAIN Salatiga.

“Dianggep anak sendiri mba, kalo ada apa-apa gitu ken langsung

bilang. Dulu perah mba, ada kendala air wastafel bumpet, langsung

saya ambil kerudung dan langsung bilang ke Bapak kos. Padahal

waktu itu biasanya jam-jam beliau istirahat siang, dan malah saya

ganggu. Itu yang paling saya inget sampe sekarang mba, soalnya

bapak baik banget...” (E, 19 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga

pendatang asal Boyolali , Wawancara, Mangunsari, 12 Juli 2019).

“Iya mba, dianggep seperti anak sendiri. Misal ada masalah atau

keluhan gitu ken ngomong sama pemilik kos mba. Langsung kalo

ada kendala, saya cuss kerumah bapak buat bilang mba...” (D, 19

tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Boyolali,

Mangunsari 23 Juli 2019).

“Dianggep anak sendiri mba beneran, kalo punya makanan apa gitu

langsung dikasihke ke anak kos mahasiswa mba..” (N, 21 tahun,

Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Sragen, Mangunsari 23

Juli 2019).

Page 84: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

69

Hal tersebut serupa dengan ungkapan Bapak kos non-muslim

terkait mahasiswa IAIN Salatiga yang dianggap seperti anak sendiri.

“Saya lebih suka ngomong ke anggota kos loss mba, kayak nda

ada sekat gitu. Saya anggap mereka seperti anak sendiri. Saya juga

punya anak mba, jadi saya tau bagaimana kondisi mereka (yang

merantau) pastinya butuh orang tua untuk mengawasi keseharian

mereka. Kalau ada kendala apa-apa gitu biasanya langsung bilang

ke saya tanpa sungkan. Biasanya malah bareng-bareng gitu

ngomong ke saya malah kayak mau kondangan, tapi saya suka

tingkah mereka yang juga bisa loss ke saya. Jarang-jarang loh mba

anggota kos bisa ngobrol loss sama pemilik kos...” (K, 58 tahun,

pemilik kos non-muslim, Wawancara, Mangunsari, 23 Juni 2019).

“Saya sama anak-anak kos tu saya naggap seperti anak sendiri.

Kalau ada perlu bantuan pribadi tentang tugas kuliah gitu, sebisa

mungkin saya bantu. Pernah ngobrol juga gita bisa sampe berjam-

jam sama mereka...” (E, 45 tahun, Pemilik kos non-muslim,

Wawancara, Mangunsari, 24 Juli 2019).

“Saya menganggap anak kos di tempat saya itu sebagai anak yang

dititipakan kepada saya iia mba. jadi saya berusaha menjaga

amanah tersebut sebaik mungkin...” (I, 38 tahun, Pemilik kos non-

muslim, Wawancara, Mangunsari, 5 Juli 2019).

2) Merawat anggota kos Mahasiswa IAIN Salatiga apabila ada yang sakit

Ketika ada anggota kos mahasiswa IAIN Salatiga yang sakit dan

pemilik kos non-muslim mengetahui, langsung pemilik kos non-

muslim merawat anggota yang sakit tanpa diminta. Hal ini seperti

yang diungkapkan oleh mahasiswa IAIN Salatiga E (19 tahun) seperti

berikut:

“Aku dulu juga pernah sakit mba, trus istri bapak kos tau, langsung

deh aku disaranin buat minum obat dan istirahat. Pernah juga

ditawarin kerok, tapi saya ndamau hehe...” (E, 19 tahun,

Mahasiswa IAIN Salatiga asal Boyolali, Wawancara, Mangunsari,

12 Juli 2019).

Page 85: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

70

“Memang benar mba biasanya kalo istri pemilik kos non-muslim

tau kalo ada anggota kos Mahasiswa/umum yang sakit, istri

pemilik kos non-muslim langsung merawatnya tanpa diminta.

Pernah dulu ada yang sakit lumayan lama dan dia tidak punya

saudara di Salatiga, alhasil ibuk merawatnya. Diberikan sarapan,

obat, dan pernah dikerokin juga mba...” (AN, 19 tahun, Mahasiswa

IAIN Salatiga pendatang asal Demak, Wawancara, Mangunsari, 23

Juni 2019).

“Nda pernah sih mba. Ibuk jarang banget main ke kos, jadinya

kalo ada yang sakit ibuk nda tau..” (RU, 22 tahun, Mahasiswa

IAIN Salatiga pendatang asal Pati, Wawancara, Mangunsari, 11

Juli 2019).

“Kalau ibuk tau ada anggota kos yang sakit, biasanya ibuk

memberikan obat mba, dan disaranin untuk istirahat terlebih

dahulu mengurangi aktivitas...” (L, 22 tahun, Mahasiswa IAIN

Salatiga pendatang asal Pati, Wawancara, Mangunsari, 11 Juli

2019).

“Misal ada anggota kos ada yang sakit dan ibuk tau, langsung ibuk

memberikan obat mba, dan biasanya ibuk menyarankan untuk

istirahat dulu biar cepet sembuh penyakitnya...” (NR, 22 tahun,

Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Pati, Wawancara,

Mangunsari, 11 Juli 2019).

“Kalau ada yang sakit, biasanya ibuk penjaga kos yang memberi

obat mba...” (F, 22 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendang asal

Bekasi, Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

“Kalau pemilik kos tau ada yang sakit, pasti langsung dicarikan

obat sama pemilik kos...” (R, 21 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga

pendatang asal Magelang, Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

“Iya mba, pemilik kos sampai mencarikan obat gitu buat yang

sakit. Pernah dulu ada yang sakit, terus sampai minta tolong warga

sekitar. Pak RT juga pernah dimintain tolong untuk ke kos karena

ada yang sakit itu mba. Waktu itu karena yang sakit belum

sembuh-sembuh, akhirnya pemilik kos meminta bantuan ke orang

yang lebih bisa mba....” (D, 19 tahun, mahasiswa IAIN Salatiga

pendatang asal Boyolali, Wawancara, Mangunsari).

“Ngerawat orang sik sakit sih mba kalau beliau tau. Dulu pernah

ada yang sakit parah, trus dirawat sama pemilik kos, dikasih obat,

Page 86: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

71

dibuatin sarapan mba....” (N, 21 tahun, mahasiswa IAIN Salatiga

pendatang asal Sragen, Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

Hal tersebut serupa dengan ungkapan bapak ibuk kos non-muslim

terkait mahasiswa IAIN Salatiga yang di rawat beliau saat sakit.

“Iya mba, kalau istri saya tau ada anggota kos mahasiswa

IAIN/umum yang sakit, pasti istri saya langung rawat. Dikasih

obat, sarapan, kerok juga mba. Saya kan juga punya anak mba,

jadinya kasihan juga kalo hal tersebut terjadi pada anak saya.

Sebisa mungkin saya dan istri membantu walaupun bantuannya

kecil. Kita diberi hidup juga untuk saling tolong menolong untuk

orang disekeliling kita mba...” (K, 58 tahun, pemilik kos non-

muslim, Wawancara, Mangunsari, 23 Juni 2019).

“Iya mba, sebisa mungkin saya membentu anggota kos walaupun

cuma memberikan obat warung..” (E, 45 tahun, Pemilik kos non-

muslim, Wawancara, Mangunsari, 24 Juli 2019).

“Kalau ada yang sakit dan saya tau, pasti saya langsung

memberikan obat untuk mahasiswa yang sakit. Sebisa mungkin

saya membantu anak-anak...” (I, 38 tahun, Pemilik kos non-

muslim, Wawancara, Mangunsari, 5 Juli 2019).

3) Memberikan makanan

Ketika pemilik kos mempunyai makanan, ibuk dan bapak kos tak

segan membagi makanan tersebut kepada anak kos mahasiswa. Hal ini

seperti yang diungkapkan oleh mahasiswa IAIN Salatiga D (19 tahun)

seperti berikut:

“Kalo aku dulu belum pernah mba. Kalo anak kos yang lain ndatau

hehe..” (D, 19 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal

Boyolali, Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

“Pernah mba dulu malem-malem Ibuk ke kos bawain tela, dan

langsung saya makan sama anak-anak kos mahasiswa. Ibuk sering

banget tau mba nagsih makana atau jajanan gitu ke mahasiswa

yang kos disini...” (AN, 19 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga

pendatang asal Demak , Wawancara, Mangunsari, 23 Juni 2019).

Page 87: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

72

“Kalo aku dulu pernah dikasih roti mba, langsung saya bagi-bagi

juga ke anak kos mahasiswa lain. Alhamdulillah waktu itu aku pas

laper, eeh dapet rezeki lewat ibuk kos. Langsung hilang lapernya

mba..” (E, 19 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal

Boyolali, Wawancara, Mangunsari, 12 Juli 2019).

“Kalau saya belum pernah sih mba kalo di kasih makanan....” (RU,

22 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Pati,

Wawancara, Mangunsari, 11 Juli 2019).

“Pernah mba waktu anak kos semua di suruh ke rumah ibuk kos

untuk makan-makan...” (L, 22 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga

pendatang asal Pati, Wawancara, Mangunsari, 11 Juli 2019).

“Pernah mba waktu itu anak kos di suruh ke rumah pemilik kos, eh

ternyata dikasih makanan banyak mba...” (NR, 22 tahun,

Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Pati, Wawancara,

Mangunsari, 11 Juli 2019).

“Iya mba, pernah dikasih makanan sama bapak kos, dan langsung

dibagi-bagi sama anggota kos mahasiswa lain...” (F, 22 tahun,

Mahasiswa IAIN Salatiga pendang asal Bekasi, Wawancara,

Mangunsari, 23 Juli 2019).

“Dikasih mba dikasih walaupun kadang-kadang tapi

Alhamdulillah..” (R, 21 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga

pendatang asal Magelang, Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

“Iya mba, itu liat yang dikardus tadi, aku dikasih ibuk minuman

gelas. Ibuk kalo punya apa gitu nda eman-eman dikasihke sama

anak kos mba. Sering mba ngasih-ngasih apa gitu ke mahasiswa.

Ibuk kalo punyanya itu iia dikasihke mahasiswa iia itu mba....” (N,

21 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Sragen,

Wawancara, Mangunsari 23 Juli 2019).

Hal tersebut serupa dengan ungkapan pemilik kos non-muslim

terkait mahasiswa IAIN Salatiga yang beliau beri makanan.

“Benar mba, saya kasih makanan walaupun sedikit. Kalau punya

makanan gitu saya nda eman-eman tak kasihke mba, daripada

mubadzir kan. Toh kita hidup juga harus berbagi sama orang mba,

biar hidup lebih berkah...” (K, 58 tahun, pemilik kos non-muslim,

Wawancara, Mangunsari, 23 Juni 2019).

Page 88: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

73

“Saya memberikan makanan sih mba, tapi iia jarang-jarang.

soalnya kan saya rumah saya nda satu lokasi sama anak kos. Sebisa

mungkin saya sering mengunjungi mereka walaupun cuma

sebentar...” (E, 45 tahun, Pemilik kos non-muslim, Wawancara,

Mangunsari, 24 Juli 2019).

“Kalo makanan sih jarang juga mba, tapi iia penah saya kasih

makanan...” ((I, 45 tahun, Pemilik kos non-muslim, Wawancara,

Mangunsari, 5 Juli 2019).

4) Sharing Pengalaman

Sharing pengalaman terjadi pada saat seusai pembayaran uang kos

di rumah pemilik kos. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh

mahasiswa IAIN Salatiga N (21 tahun) seperti berikut:

“Iya mba. ibuk atau bapak sering sharing-sharing cerita gitu mba

ke saya. Saya juga ndelalah orangnya banyak bicara, jadinya iia

enjoy kalo cerita gitu. Lama mba biasanya kalo cerita itu..” (N, 21

tahun, mahasiswa IAIN Salatiga asal Sragen, Wawancara,

Mangunsari 23 Juli 2019).

“Kalo saya pernah cerita bareng sama ibuk, yang intinya kita harus

bener-bener ibadah mba kepada Tuhan, manfaatkan waktu sebaik

mungkin, jangan hanya kos main kos main gitu mba...” (AN, 19

tahun, mahasiswa IAIN Salatiga asal Demak, Wawancara,

Mangunsari, 23 Juni 2019).

“Kalo sama aku ceritanya itu tentang adab kepada orang tua. Ibuk

mencontohkan bagaimana menjadi anak yang beradab kepada

orang tua tu seperti ini itu mba...” (E, 19 tahun, mahasiswa IAIN

Salatiga pendatang asal Boyolali, Wawancara, Mangunsari, 12 Juli

2019).

“Sharing-sharing pengalaman belum pernah sih mba. Ibuk kos

sibuk terus, paling bisa ngobrol kalau pas bayar uang kos di rumah

beliau...” (RU, 22 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal

Pati, Wawancara, Mangunsari, 11 Juli 2019).

“Sharing pengalaman pernah sih satu kali seinget saya. Waktu itu

membicarakan untuk jadi anak harus berbakti sama orang tua...”

(L, 22 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Pati,

Wawancara, Mangunsari, 11 Juli 2019).

Page 89: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

74

“Belum pernah sih mba. soalnya saya kalau bertamu di rumah

beliau itu cuma sebentar dan dan lama...” (NR, 22 tahun,

Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Pati, Wawancara,

Mangunsari, 11 Juli 2019).

“Sering banget sharing macem-mecem, pastinya yang mendidik,

sampai berjam-jam lamanya kalo membahas tentang sharing

pengalaman...” (F, 22 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendang

asal Bekasi, Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

“Kalau itu mah sering banget mba. kalau cerita sampai berjam-jam

lamanya. Pokoknya ada aja yang dibahas...” (R, 21 tahun,

Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Magelang, Wawancara,

Mangunsari, 23 Juli 2019).

“Aku ndak mba, aku jarang omong atau ngobrol gitu. Aku grogian

orang e...” (D, 19 tahun, mahasiswa IAIN Salatiga asal pendatang

asal Boyolali, Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

Hal tersebut serupa dengan ungkapan pemilik kos non-muslim

terkait sharing-sharing yang dilakukan kepada mahasiswa IAIN

Salatiga:

“Betul, saya sering ajak obrol mahasiswa IAIN. Biasanya

ngobrolnya kalo mereka pas bayar uang kos ke rumah. Ngomong

ini itu mba, bahkan sampai berjam-jam kita betah. Biasanya saya

sharing tentang pengalaman hidup. Intinya sharing yang saya

berikan bersifat positif. Seperti bagaimana adab kepada orang tua,

taat kepada Tuhan (masing-masing), dan lain-lain...” (K, 58 tahun,

pemilik kos non-muslim, Wawancara, Mangunsari, 23 Juni 2019).

“Kalo sharing-sharing mah sering mba. Biasanya kalo saya kesitu

banyak anak-anak kos ngumpul dan ngajak sharing ke saya. Tema

yang dibahas macem-macem mba dari A-Z sampe berjam-jam.

Pada intinya sharing-sahring kita itu mendidik mba..” (E, 45 tahun,

Pemilik kos non-muslim, Wawancara, Mangunsari, 24 Juli 2019).

“Sharing pengalaman jarang sih mba. Soalnya juga anak kos

mahasiswa dan saya juga sama-sama sibuk, jadinya kalo bisa

sharing pun kalo seusai pembayaran uang kos...” (I, 45 tahun,

Pemilik kos non-muslim, Wawancara, Mangunsari, 5 Juli 2019).

Page 90: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

75

2. Gambaran Akomodasi antara Mahasiswa IAIN Salatiga dengan Pemilik Kos

Non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga

a) Memberi toleransi waktu saat pembayaran uang kos terlambat

Ketika ada mahasiswa IAIN Salatiga yang terlambat membayar

uang kos, pemilik kos tak segan memberikan toleransi waktu kepada

mahasiwa dengan syarat mahasiswa memberitahu alasan yang sebenarnya.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh mahasiswa IAIN Salatiga AN (19

tahun) seperti berikut:

“Iya mba, kalo ada dari kami ada yang telat bayar uang kos,

biasanya kita ngomong ke Bapak/Ibuk kos non-muslim dengan

alasan masing-masing...” (AN, 19 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga

pendatang asal Demak, Wawancara, Mangunsari, 23 Juni 2019).

“Memang betul, Bapak Ibuk pernah bilang ke saya misalnya ada

mahasiswa IAIN yang telat bayar kos, secepatnya mahasiswa IAIN

memberitahu alasan mereka dengan alasan yang sebenar-

benarnya....” (E, 19 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang

asal Boyolali, Wawancara, Mangunsari, 12 Juli 2019).

“Kalau terkait tentang pemberian toleransi waktu pembayaran

uang kos itu ada mba, tapi harus dengan alasan yang benar mba,

nda boleh mengada-ada alasannya...” (RU, 22 tahun, Mahasiswa

IAIN Salatiga pendatang asal Pati, Wawancara, Mangunsari, 11

Juli 2019).

“Dikasi toleransi waktu mba. yang penting sama ibuk tu harus ada

obrolan dahulu misal telat membayar kos, gitu mba...” (L, 22

tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Pati, Wawancara,

Mangunsari, 11 Juli 2019).

“Selama ini setau saya ibuk kos selalu memberikan toleransi

kepada mahasiswa yang telat memebayar kos. dengan syarat

menyertakan alasan yang sebenarnya....” (NR, 22 tahun,

Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Pati, Wawancara,

Mangunsari, 11 Juli 2019).

Page 91: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

76

“Dikasi mba, insyaAllah bapak member toleransi waktu asal

disertai alasan yang benar mba. pernah saya waktu itu telat

mebayar kos dan saya memberi alasan, trus bapak kos

memakluminya...” (F, 22 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga

pendang asal Bekasi, Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

“Bapak kos memberikan toleransi kepada mahasiswa dengan

syarat memberikan alasan yang tepat. Soalnya pernah kejadian

dulu pernah ada yang pura-pura belum bisa membayar kos padahal

dia membeli barang-barang yang banyak. Dari itu, bapak

memberikan toleransi kepada anggota kos yang beliau percaya...”

(R, 21 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga pendatang asal Magelang,

Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

“Dikasih toleransi waktu mba. Pokoknya harus ngasih tau pemilik

kos dulu mba misal belum bisa bayar atau belum kiriman gitu.....”

(D, 19 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga asal Boyolali, Wawancara,

Mangunsari, 23 Juni 2019).

“Yang penting bilang dulu mba, misal kalo jatuh tempo belum bisa

bayar, gitu mba....” (N, 21 tahun, Mahasiswa IAIN Salatiga

pendatang asal Sragen, Wawancara, Mangunsari, 23 Juli 2019).

Hal tersebut serupa dengan ungkapan Bapak/Ibuk kos non-muslim

terkait toleransi waktu yang mereka berikan terkait pembayaran uang kos

kepada mahasiswa IAIN Salatiga dengan alasan yang benar.

“Setiap anggota kos baik mahasiswa IAIN/umum, saya berikan

toleransi waktu pada saat pembayaran uang kos dengan syarat

memberikan alasan yang benar mba. Soalnya kan rezeki orang nda

ada yang tau. Kadang di atas kadang di bawah. Saya mencoba

berfikiran positif dengan alasan yang mahasiswa IAIN berikan.

Akan tetapi jangan semena-mena memanfaatkan toleransi yang

saya berikan. Pernah kejadian ada mahasiswa yang berbohong

belum dikirim uang kos, padahal dia sering keluar kos dan malah

membeli barang-barang mba. Hal tersebut membuat saya berfikir

ulang dua kali kepada sebagian anggota kos yang tercermin pada

saat mereka sering menunda-nunda pembayaran kos...” (K, 58

tahun, Pemilik kos non-muslim, pukul WIB).

“Saya memberikan toleransi memang hanya untuk anak kos yang

bener-bener belum bisa mebayar uang kos mba. Tetapi tiap tanggal

awal atau tanggal muda, biasanya saya sudah mengingatkan anak-

Page 92: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

77

anak terkait pembayaran uang kos melalui grup whatsapp...” (I, 38

tahun, Pemilik kos non-muslim, Wawancara, Mangunsari, 5 Juli

2019).

“Benar mba, saya memberikan toleransi kepada anak kos

mahasiswa IAIN yang belum bisa membayar uang kos. Kalo sama

saya tu yang penting anak-anak memberitahu saya dahulu alasan

telat bayar kos....” (E, 45 tahun, Pemilik kos non-muslim,

Wawancara, Mangunsari, 24 Juli 2019).

C. Analisis Data

1. Pola komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan pemilik kos non-

muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga

Pola komunikasi formal ke bawah adalah komunikasi yang terjadi

antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan pemilik kos non-muslim. Komunikasi

ke bawah berasal dari seseorang yang mempunyai posisi jabatan lebih tinggi

kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Komunikasi kebawah biasanya

berupa kebijakan perintah, petunjuk dan informasi yang bersifat umum.

Komunikasi ini dapat dilakukan melaui tatap muka, malelui telepon, papan

bulletin, pengumuman, dan sebagainya (Ruliana, 2016:104-105).

Pola komunikasi formal ke bawah terjadi ketika ada mahasiswa IAIN

Salatiga yang sering telat mebayar uang kos tanpa bilang terlebih dahulu

kepada pemilik kos. Ketika kesadaran akan membayar uang kos berkurang,

maka tak segan pemilik kos akan menegur mahasiswa IAIN Salatiga yang

sering telat membayar uang kos. Dengan hal tersebut diharapkan dapat memicu

dan memperbaiki perilaku dan komunikasi mahasiswa IAIN Salatiga agar

menjadi lebih baik.

Page 93: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

78

Pola komunikasi formal ke bawah berikutnya yaitu ketika pemilik kos

menegur mahasiswa IAIN Salatiga secara langsung terkait kebersihan kos. Pada

saat mahasiswa mengabaikan tentang kebersihan kos terutama di lingkungan

kamar, kamar mandi, dan dapur, tak segan ibuk menegur anggota mahasiswa

IAIN Salatiga secara langsung. Dengan hal tersebut diharapkan dapat memicu

dan memperbaiki perilaku mahasiswa agar menjaga kebersihan dengan baik.

Pola komunikasi formal ke bawah yang selanjutnya yaitu ketika pemilik

kos mengetahui ada mahasiswa IAIN Salatiga yang ketahuan membawa teman

cewe menginap di kos, maka secara langsung pemilik kos akan menegur orang

tesebut dan meminta uang ganti untuk mengganti fasilitas yang ia gunakan saat

menginap di kos. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan efek jera kepada

mahasiswa IAIN Salatiga, khususnya orang-orang yang menginap tanpa izin

terlebih dahulu kepada pemilik kos.

Pola komunikasi formal ke bawah tersebut sesuai dengan hasil

wawancara beberapa mahasiswa IAIN Salatiga yaitu komunikasi ke bawah

yang dilakukan pemilik kos disampaikan kepada mahasiswa IAIN Salatiga agar

dapat dilaksanakan. Informasi yang disampaikan berupa intruksi untuk

membayar uang kos tepat waktu, dan dilarang membawa teman cewe untuk

menginap di kos dll. Komunikasi yang baik mampu untuk mempererat tali

silaturahim.

Pola komunikasi merupakan suatu jaringan dimana informasi disalurkan

dengan adanya batasan-batasan. Pola komunikasi terdiri dari komunikasi formal

Page 94: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

79

(komunikasi ke bawah, ke atas) dan komunikasi informal yaitu komunikasi

yang dilakukan tanpa terikat struktur.

Pola komunikasi formal ke atas yang selanjutnya terjadi antara

mahasiswa IAIN Salatiga kepada pemilik kos non-muslim. Dalam hal ini

peneliti dapat menggambarkan pola komunikasi formal ke atasa berdasarkan

data hasil wawancara dan observasi ke lapangan. Semua mahasiswa IAIN

Salatiga berhak mememberikan saran, keluh-kesah ketika ada fasilitas yang

perlu diperbaiki.

Keluh-kesah dan saran oleh masing-masing mahasiswa IAIN Salatiga

kepada pemilik kos non-muslim yaitu untuk mengembalikan fungsi fasilitas kos

seperti semula. Saran-saran atau masukan dan informasi apapun dari mahasiswa

IAIN Salatiga yang berkaitan dengan fasilitas kos, disampaikan secara langsung

kepada pemilik kos non-muslim. Setelah pemilik kos non-muslim tidak sibuk,

maka pemilik kos non-muslim akan segera memperbaiki fasilitas yang rusak.

Selain melakukan pola komunikasi secara struktural, sesama mahasiswa IAIN

Salatiga juga harus menjain suatu hubugan yang baik dengan cara

berkomunikasi yang bertujuan untuk memperkuat rasa ikatan antar satu dengan

yang lain agar saling memahami.

Pola komunikasi informal antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan

pemilik kos non-muslim terjadi ketika: Pemilik kos menganggap seperti anak

sendiri, Sharing pengalaman, Memberi makanan, Merawat mahasiswa IAIN

Salatiga apabila ada yang sakit. Pola komunikasi informal tersebut sesuai

Page 95: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

80

dengan hasil wawancara dari beberapa mahasiswa IAIN Salatiga. Komunikasi

yang baik mampu meningkatkan rasa kebersamaan antar sesama.

2. Gambaran Akomodasi antara Mahasiswa IAIN Salatiga dengan Pemilik Kos

Non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga

Gambaran akomodasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan pemilik

kos non-muslim yaitu memberikan toleransi waktu pada saat pembayaran uang

kos terlambat. Tak bisa dipungkiri bahawa diri kita sebagai mahasiswa IAIN

Salatiga pendatang di Kelurahan Mangunsari seharusnya harus menyadari dan

harus bisa mengatur uang dengan baik, karena dengan kita mengatur uang

dengan baiki maka kita sudah berusaha untuk membayar uang kos tepat waktu.

Page 96: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

81

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penelitian yang berjudul Pola Komunikasi antara Mahasiswa IAIN

Salatiga dengan Pemilik Kos Non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan

Sidomukti Kota Salatiga dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pola komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan pemilik kos non-

muslim yaitu pola komunikasi formal dan informal. Komunikasi formal yaitu

komunikasi yang terikat struktur organisasi. Meliputi: a) Pemilik kos non-

muslim lebih berberan sebagai orang tua di perantauan, seperti mengingatkan

tentang kewajiban masing-masing; b) Mahasiswa IAIN Salatiga yang

bertempat tinggal di kos non-muslim lebih berperan sebagai mahasiswa

muslim dikarenakan menyampaikan hal-hal tentang agama Islam; c) Mengur

mahasiswa IAIN yang sering membayar uang kos terlambat; d) Menegur

mahasiswa IAIN tentang kebersihan kos; dan e) Mengur mahasiswa IAIN

apabila membawa teman perempuan menginap di kos. Komunikasi informal

yaitu komunikasi yang tidak dilakukan secara resmi atau tidak terstruktur,

meliputi: a) Menganggap anggota kos mahasiswa IAIN Salatiga seperti anak

sendiri; b) Merawat anggota kos mahasiswa IAIN Salatiga apabila ada yang

sakit; c) Memberikan makanan; d) Sharing pengalaman.

Page 97: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

82

2. Gambaran akomodasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan pemilik kos

non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga

yaitu: memberi toleransi waktu pada saat pembayaran uang kos terlambat.

B. SARAN

Saran yang dapat penulis rekomendasikan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi mahasiswa IAIN Salatiga hendaknya bisa lebih mengakrabkan diri lagi

kepada pemilik kos non-muslim agar hubungan komunikasi lebih baik lagi.

2. Bagi pemilik kos non-muslim hendaknya mempertahankan kepeduliannya

terhadap anggota kos mahasiswa IAIN Salatiga, agar mahasiswa baru yang

kos dapat merasakan hal serupa.

3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya membuat penelitian ini menjadi salah

satu rujukan dan membuat penelitian yang berbeda dan lebih baik.

Page 98: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

83

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2012. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.

Agha, Mahir Ahmad. Catatan Hitam Sejarah. Penerjemah Yodi Indrayadi. Jakarta:

Qisthi Press 2011.

Albi Anggito & Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi:

CV Jejak.

Ali, Mukti. 2016. Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Agama Jawa. Yogyakarta:

Pustaka Ilmu.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenadamedia.

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: KENCANA PRENAMEDIA

GRUP.

Caly, Sadli. 2012. Mahasiswa dan Menulis.

Cangara, Hafied. 2014. Perencanaan Dan Strategi Komunikasi. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Deden, Bahri Yohanes, Imran. “Interaksi Sosial Antar Siswa Muslim dengan Non

Muslim di KELAS XI IPS”. Jurnal. Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP

UNTAN Pontianak.

Efendy, Onong Uchana. 1992. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikasi.

Bandung: PT. Remaja Rodakarya.

Page 99: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

84

Fajrie, Mahfudlah. 2017. “Gaya Komunikasi Masyarakat Pesisir Wdung Jawa

Tengah. Jurnal INJECT (Interdiscilinary Journal of Communication) Volume

2, No. 1. Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara.

Hanafi, Muhammad. 2018. Strategi Komunikasi Unit Kegiatan Mahasiswa Seni

Musik Club IAIN Salatiga dalam Meningkatkan Perilaku Solidaritas Sosial.

Skripsi. Komunikasi dan Penyiaran Islam, IAIN Salatiga.

Hardjana, Agus M. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta:

PENERBIT KANISIUS.

Hartaji, Damar A. 2012. Motivasi Belajar Pada Mahasiswa yang Berkuliah Dengan

Jurusan Pilihan Orang Tua. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Hikmawati, Fenti. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Jalaludin. 2012. Psikologi Agama. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Koentjaraningrat. 2013. Pengantar Ilmu Antropologi Cet ke-9. Jakarta: Rineka Cipta.

Kurniawan, Beni. _____. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. ______

Kusumawardhani, Anggun. 2013. “Interaksi Sosial antara Siswa Muslim dengan Non

Muslim di SMA Katolik Yos Soedarso Pati”. Skripsi. Sosiologi dan

Antropologi, Univesitas Negeri Semarang.

Lofland, John & Lyn H. Lofland. 1984. Analyzing Social Setting: A Guide To

Qualitative Observation And Analysis (Belment Cal: Wadsworth Publishing

Company).

Martalingga Nengsi, Pramono Wahyu, Fitlayeni Rinel. 2014. “Pola Interaksi

Masyarakat Muslim dan Non Muslim di Pulau Karam Pondok Kecamatan

Page 100: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

85

Padang Barat Kota Padang. Jurnal. Program Studi Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, STKIP PGRI Sumatera Barat.

Menzies, Allan. 2014. Sejarah Agama Agama. Terjemahan: Muhammad Syukri.

Yogyakarta: Forum.

Moleong, Lexy, Prof. Dr. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Muhdina, H. Darwis. 2015. “Orang-orang Non Muslim dalam Al-Qur‟an. Jurnal al-

adyan. Pengajar Perbandingan Agama UIN Alauddin Makassar.

Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2016. Ilmu Komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistik modern untuk Ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesisi, Disertasi dan Karya

Ilmian Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.

Nuraini, Soyomukti. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta: Ar-Ruz Media.

Oktarina, Yetty & Abdullah, Yudi. 2017. Komunikasi dalam Perspektif Teori dan

Praktik. Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ritzer, George & Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern. Jakarta:

Prenadamedia. 2003.

Page 101: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

86

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2000. Pengantar Ilmu Psikologi Cet ke-8. Jakarta: PT.

Bulan Bintang.

Scharf, Betty R. Sosiologi Agama. Penerjemah Machnum Husein, Cetakan ke-2.

Jakarta: Prenada Media 2004.

Shihab, M. Quraish. 2013. Wawasan Al-Qur’an, (Tafsir Tematik atas Pelbagai

Persoalan Umat) Cetakan ke-1. Bandung: PT. Mizaan Pustaka.

Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Soemardjan, Selo dan Soemardi, Soelaeman. 1964. Setangkai Bungan Sosiologi.

Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Suanda, Krisno Agung. 2016. “Pola Interaksi Masyarakat Pendatang dengan

Masyarakat Lokal dalam Keragaman Etnis”. Skripsi. FISIP, Universitas Islam

Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Jurnal Pendidikan Konvergensi 2018

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suranto, Aw. 2010. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Uchana, Onong. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Cet ke-

7.

Wahyuddin dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. _____

Page 102: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

87

West, Richard dan Turner, Lynn H. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan

Aplikasi/Richard West dan Lynn H. Turner. Jakarta: Salemba Humanika.

Buku Pedoman Akademik dan Kemahasiwaan IAIN Salatiga tahun 2015.

Page 103: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 104: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

SURAT PERMOHONAN MENJADI INFORMAN

Kepada Yth:

Bapak/Ibu Pemilik Kos Non-muslim, Mahasiswa IAIN

Di Salatiga

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini mahasiswa Program Studi Komunikasi

Penyiaran Islam (KPI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga:

Nama : Wahyu Novitasari

NIM : 43010150024

Akan mengadakan penelitian dengan judul “POLA KOMUNIKASI

ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN PEMILIK KOS NON-

MUSLIM DI KELURAHAN MANGUNSARI KECAMATAN SIDOMUKTI

KOTA SALATIGA”. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan Skripsi Program Studi KPI IAIN Salatiga.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pola komunikasi dan

gambaran akomodasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan pemilik kos non-

muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Penelitian ini

tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi informan dan kerahasiaan informasi

yang diberikan akan dijaga, serta hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Partisipasi dalam penelitian bersifat bebas ikut atau tanpa ada paksaan apapun.

Bila telah menjadi informan dan terjadi hal-hal yang memungkinkan untuk

mengundurkan diri, informan berhak untuk mengundurkan diri sebagai informan

dalam penelitian ini.Apabila anda memahami dan menyetujui, maka saya mohon

kesediaannya untuk menandatangani persetujuan dan bersedia untuk diwawancarai

lebih lanjut.

Atas perhatian dan kesediaan saudara menjadi informan saya ucapkan terima

kasih.

Peneliti,

Wahyu Novitasari

Page 105: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi

Informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Komunikasi

Penyiaran Islam (KPI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang bernama

Wahyu Novitasari, dengan judul “POLA KOMUNIKASI ANTARA

MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN PEMILIK KOS NON-MUSLIM DI

KELURAHAN MANGUNSARI KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA

SALATIGA”.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak menimbulkan dampak negatif dan

mengenai diri saya dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.

Semua berkas yang mencantumkan identitas saya hanya akan digunakan untuk

kepentingan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan dimusnahkan.

Hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan data-data penelitian.

Demikian, Secara suka rela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun saya

bersedia berperan serta dalam penelitian ini.

Salatiga, 2019

( )

Page 106: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

PEDOMAN WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR

Judul Penelitian: “Pola Komunikasi antara Mahasiswa IAIN Salatiga dengan

Pemilik Kos Non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota

Salatiga”.

A. Identitas Informan

Nama Informan :

Jenis kelamin :

Usia :

Tanggal Penelitian :

B. Pendahuluan

1. Memperkenalkan diri

2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara disertai dengan manfaat

penelitian dan menjelaskan bahwa kerahasiaan informan terjamin

3. Meminta kesediaan calon informan menandatangani surat pernyataan

kesediaan menjadi informan

4. Melakukan kontrak wawancara, menawarkan waktu wawancara 20 menit

sampai 30 menit

C. Pertanyaan Wawancara

1. Bagaimana Pola komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan pemilik

kos non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota

Salatiga?

2. Gambaran akomodasi pola komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga

dengan pemilik kos non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan

Sidomukti Kota Salatiga?

D. Penutup

1. Menyimpulkan hasil wawancara

2. Menyampaikan terima kasih

3. Mengakhiri wawancara

Page 107: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Pedoman Wawancara

1. Bagaimana pola komunikasi antara mahasiswa IAIN Salatiga dengan pemilik kos

non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga?

2. Bagaimana gambaran akomodasi pola komunikasi antara mahasiswa IAIN

Salatiga dengan pemilik kos non-muslim di Kelurahan Mangunsari Kecamatan

Sidomukti Kota Salatiga?

Page 108: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Hasil Wawancara

Nama : Lilis (22 tahun)

Tanggal : 11 Juli 2019

1. a. Komunikasi Formal

1) “Saya seringkali diingatkan untuk beribadah sholat ketika kami masih

asyik ngobrol dan pemilik kos non-muslim mengetahui kalau kami

mengulur waktu untuk beribadah...”

2) “Memang bener mba ibu pernah dateng ke kos. Saya juga waktu itu

ndelalah di kos, dan posisi itu saya telat membayar uang kos 1 bulan,

langsung saya meminta maaf kepada pemilik kos terkait pembayaran kos

yang terlambat karena bulan lalu saya belum dikirim uang untuk bayar

kos....”

3) “Disuruh untuk jaga kebersihan kamar beserta lingkungannya mba.

soalnya kan rumah sama kosnya kan satu komplek, jadi mau tidak mau

kita harus menaati peraturan yang berlaku di kos ini. Biasanya kalo ada

mahasiswa yang melanggar tentang kebersihan dan ibuk mengetahui, ibuk

langsung menegur mahasiswa tersebut mba...”

4) “Kalo di kos ini kalau ketahuan ada yang menginap juga ditegur sih.

Waktu itu teman saya cuma main tapi sering sih, trus saya waktu itu di

tanya dan dimarahin sama pemilik kos karena keseringan bawa temen

cewe untuk main di kos...”

5) “Kalo saya sering menyampaikan keluh kesahnya secara langsung mba.

Biasanya pagi, atau nda malem sehabis maghrib gitu mba...”

b. Komunikasi Informal

1) “Dianggep anak sendiri menurut saya mba. Soalnya kalau ada apa-apa ibuk

berpesan ken matur gitu. Tapi kalo aku matur sama ibuk sih kebanyakan

pas pagi...”

Page 109: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

2) “Kalau ibuk tau ada anggota kos yang sakit, biasanya ibuk memberikan

obat mba, dan disaranin untuk istirahat terlebih dahulu mengurangi

aktivitas...”

3) “Pernah mba waktu anak kos semua di suruh ke rumah ibuk kos untuk

makan-makan...”

4) “Sharing pengalaman pernah sih satu kali seinget saya. Waktu itu

membicarakan untuk jadi anak harus berbakti sama orang tua...”

2. Gambaran Akomodasi

a. “Dikasi toleransi waktu mba. yang penting sama ibuk tu harus ada obrolan

dahulu misal telat membayar kos, gitu mba...”

Page 110: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Hasil Wawancara

Nama : Fajriyati (22 tahun)

Tanggal : 23 Juli 2019

1. a. Komunikasi Formal

1) “Iya, diingatkan lewat grup whatsapp, tapi bapak kos menyampaikanya

sambil guyon gitu mba, dibawa santai. Jadinya kita-kita langsung

membalas chat di grup dengan guyon juga...”

2) “Ditegur secara langsung mba. Soalnya kan kita hidup bareng nih kos, lah

pemilik kos menyuruh kita untuk menjaga kebersihan di lingkungan

kamar masing-masing ataupun di kamar mandi dan dapur. Dulu sih pernah

ada yang di pekerja yang bersih-bersih di kos mba satu minggu sekali,

sekarang nda pernah sama sekali, sekarang semua diserahkan ke anggota

kos mahasiswa IAIN mba...”

3) “Pas aku di kos sendirian, aku yang ditanya pemilik kos apakah ada yang

menginap di kos, aku jawab nda ada. Soalnya emang setau saya nda ada

sih mba....”

4) “Iya mba, menyampaikan keluh-kesah yang selama ini dirasakan oleh

anggot kos mahasiswa IAIN kepada pemilik kos. Dulu pernah ada

masalah kran air yang patah dan harus segera diperbaiki. Langsung dari

kita bilang ke pemilik kos. Soalnya waktu itu kalo kran air nda segera

diperbaiki, maka air nda akan bisa ngalir...”

b. Komunikasi Informal

1) “Wah, dianggep kek anak sendiri banget mba malah, kayak anak sama

bapak sendiri....”

2) “Kalau ada yang sakit, biasanya ibuk penjaga kos yang memberi obat

mba...”

3) “Iya mba, pernah dikasih makanan sama bapak kos, dan langsung dibagi-

bagi sama anggota kos mahasiswa lain...”

Page 111: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

4) “Sering banget sharing macem-mecem, pastinya yang mendidik, sampai

berjam-jam lamanya kalo membahas tentang sharing pengalaman...”

2. Gambaran Akomodasi

a. “Dikasi mba, insyaAllah bapak member toleransi waktu asal disertai alasan

yang benar mba. Pernah saya waktu itu telat mebayar kos dan saya memberi

alasan, trus bapak kos memakluminya...”

Page 112: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Hasil Wawancara

Nama : Alrida Nova (19 tahun)

Tanggal : 23 Juni 2019

1. a. Komunikasi Formal

1) “Ketika saya dilingkungan kos, saya mencoba memberi persepsi bahwa

agama Islam adalah agama yang benar. Saya ngobrol dengan beliau

tentang sedekan atau memberi kepada orang lain mba. Saya membagi

pengalaman saya tentang memberi kepada orang lain tanpa mengarap

imbalan...”

2) “Ibuk kos saya Alhamdulillah cuma mengingatkan mba, dan saya

bersyukurnya ibuk bapak selalu memberikan kelonggaran bagi mahasiswa

yang memang bener-benar belum bisa membayar kos....”

3) “Bapak ibuk kos cuma memberitahu untuk menjaga lingkungan di depan

kamar dan kamar pribadi masing-masing mba, Soalnya ada ibuk-ibuk

yang diperkerjakan oleh bapak kos untuk bersih-bersih dapur sama depan

TV, 1-2 kali dalam satu bulan kayaknya mba kalo nda salah...”

4) “Kalo di kos saya belum ada si mba yang disuruh bayar. Tapi ada

tambahan peraturan baru dilarang nyuci di kos selain anggota kos...”

5) “Betul sekali, dulu pernah televisi nda bisa dihudupin beberapa hari.

Waktu itu belum juga dibener-benerin karena pemilik kos masih sibuk dan

belum sempet ngeservice televisinya...”

b. Komunikasi Informal

1) “Bapak kos non-muslim ramah banget mba, anggep semua anggota kos

baik mahasiswa/umum seperti anak sendiri. Kamipun sebagai mahasiswa

merasa senang mba, disini ada yang mengawasi lah istilahnya....”

2) “Memang benar mba biasanya kalo istri pemilik kos non-muslim tau kalo

ada anggota kos Mahasiswa/umum yang sakit, istri pemilik kos non-

muslim langsung merawatnya tanpa diminta. Pernah dulu ada yang sakit

Page 113: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

lumayan lama dan dia tidak punya saudara di Salatiga, alhasil ibuk

merawatnya. Diberikan sarapan, obat, dan pernah dikerokin juga mba...”

3) “Pernah mba dulu malem-malem Ibuk ke kos bawain tela, dan langsung

saya makan sama anak-anak kos mahasiswa. Ibuk sering banget tau mba

nagsih makana atau jajanan gitu ke mahasiswa yang kos disini...”

4) “Kalo saya pernah cerita bareng sama ibuk, yang intinya kita harus bener-

bener ibadah mba kepada Tuhan, manfaatkan waktu sebaik mungkin,

jangan hanya kos main kos main gitu mba...”

2. Gambaran Akomodasi

a. Iya mba, kalo ada dari kami ada yang telat bayar uang kos, biasanya kita

ngomong ke Bapak/Ibuk kos non-muslim dengan alasan masing-masing...”

Page 114: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Hasil Wawancara

Nama : Rofidhotul Ummah (22 th)

Tanggal : 11 Juli 2019

1. a. Komunikasi Formal

1) “Biasanya ibuk menegur lewat grup terlebih dahulu sebelum jatuh tempo

pembayaran kos mba. Pokoknya kalo di kos ini bayarnya sebelum tanggal

10 mba...”

2) “Iya ke kos mba sampe kita semua diem mendengarkan beliau yang sedang

memarahi kami, karena kita menyadari kita yang salah. Akhirnya kita

meminta maaf kepada ibuk kos dan kita berusaha membersihkan

lingkungan kos....”

3) “Alhamdulillah ibuk kos saya rumahnya jauh dari kos, dan ibuk tidak pernah

tanya tentang anak kos lain yang menginap, paling ibuk cuma tanya tentang

fasilitas kos dan lain-lain...”

4) “Misal ada kendala tentang kos atau apa gitu, biasanya kita chat pribadi sama

pemilik kos. Kalo mau ketemu ibuk iia harusjanjian dulu sama ibuk

mba....”

b. Komunikasi Informal

1) “Kalo disini si nda iia mba. Soalnya kan jarak rumah ibuk kos sama kos kan

jauh mba. jadi iia biasa aja mba...”

2) “Nda pernah sih mba. ibuk jarang banget main ke kos, jadinya kalo ada yang

sakit ibuk nda tau...”

3) “Kalau saya belum pernah sih mba kalo di kasih makanan....”

4) “Sharing-sharing pengalaman belum pernah sih mba. Ibuk kos kan sibuk

juga mba, paling bisa ngobrol kalau pas bayar uang kos di rumah beliau...”

Page 115: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

2. Gambaran Akomodasi

a. “Kalau terkait tentang pemberian toleransi waktu pembayaran uang kos itu ada

mba, tapi harus dengan alasan yang benar mba, nda boleh mengada-ada

alasannya...”

Page 116: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Hasil Wawancara

Nama : Endang (19 th)

Tanggal : 12 Juli 2019

1. a. Komunikasi Formal

1) “Kalo ada yang telat bayar kos, biasanya ibuk meminta tolong anggota kos

mahasiswa lain untuk memberi tahu si anak tersebut agar segara membayar

uang kos jika sudah ada uangnya...”

2) “Iya mba, ken menjaga lingkungan kamar dan kamar pribadi. Kan saya

sekamar 2 orang tuh mba, jadi biasanya saya bagi tuga sama temen saya

perihal bersih-bersih gitu. Jadi kalo dibagi dua kan kita nda begitu capek...”

3) “Belum pernah liat dan denger ibuk kos menegur anggota kos mahasiswa

IAIN terkait membawa temen kos menginap mba. Apa mungkin waktu itu

saya lagi nda di kos kayaknya mba, jadi saya ndatau...”

4) “Berkaitan dengan kos, bapak kos berpesan untuk segera memberitahu

beliau. Misal nda segera diperbaiki iia kita yang susah sebenernya mba. Jadi

secepat mungkin kita matur ke bapak kos....”

a. Komunikasi Informal

1) “Dianggep anak sendiri mba, kalo ada apa-apa gitu ken langsung bilang.

Dulu perah mba, ada kendala air wastafel bumpet, langsung saya ambil

kerudung dan langsung bilang ke Bapak kos. Padahal waktu itu biasanya

jam-jam beliau istirahat siang, dan malah saya ganggu. Itu yang paling saya

inget sampe sekarang mba, soalnya bapak baik banget...”

2) “Aku dulu juga pernah sakit mba, trus istri bapak kos tau, langsung deh aku

disaranin buat minum obat dan istirahat. Pernah juga ditawarin kerok, tapi

saya ndamau hehe...”

Page 117: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

3) “Kalo aku dulu pernah dikasih roti mba, langsung saya bagi-bagi juga ke

anak kos mahasiswa lain. Alhamdulillah waktu itu aku pas laper, eeh dapet

rezeki lewat ibuk kos. Langsung hilang lapernya mba....”

4) “Kalo sama aku ceritanya itu tentang adab kepada orang tua. Ibuk

mencontohkan bagaimana menjadi anak yang beradab kepada orang tua tu

seperti ini itu mba...”

2. Gambaran Akomodasi

a. “Memang betul, Bapak Ibuk pernah bilang ke saya misalnya ada mahasiswa

IAIN yang telat bayar kos, secepatnya mahasiswa IAIN memberitahu alasan

mereka dengan alasan yang sebenar-benarnya....”

Page 118: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Hasil Wawancara

Nama : Dina (19 th)

Tanggal : 23 Juli 2019

1. a. Komunikasi Formal

1) “Alhamdulillah saya tepat waktu kalo bayar kos mba. jadi belum pernah tau

kalo ibuk menagih atau segala macem. Setau saya bapak ibuk kos juga

memaklumi jika ada mahasiswa sik bayar telat gitu. Yang penting kata ibuk

kos tu „bilang dulu‟ alasan yang sebenernya mba....”

2) “Iya mba, ibuk dan bapak kos selalu megingatkan untuk selalu menjaga

kebersihan kamar masing-masing....”

3) “Eh, belum pernah denger sama sekali mba aku. Aku yang kurang update apa

gimana iia mba, soalnya saya belum pernah denger tentang itu....”

4) “Kalau ada apa-apa tentang kos mba, biasanya langsung bilang ke pemilik

kos. pemilik kos memebri pesan kepada anggota kos untu segera memberitahu

pemilik kos agar segera diperbaiki...”

b. Komunikasi Informal

1) “Iya mba, dianggep seperti anak sendiri. Misal ada masalah atau keluhan

gitu ken ngomong sama pemilik kos mba. Langsung kalo ada kendala, saya

cuss kerumah bapak buat bilang mba...”

2) “Iya mba, pemilik kos sampai mencarikan obat gitu buat yang sakit. Pernah

dulu ada yang sakit, terus sampai minta tolong warga sekitar. Pak RT juga

pernah dimintain tolong untuk ke kos karena ada yang sakit itu mba. Waktu

itu karena yang sakit belum sembuh-sembuh, akhirnya pemilik kos

meminta bantuan ke orang yang lebih bisa mba....”

3) “Kalo aku dulu belum pernah mba. Kalo anak kos yang lain ndatau hehe...”

4) “Aku ndak mba, aku jarang omong atau ngobrol gitu. Aku grogian orang

e...”

Page 119: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

2. Gambaran Akomodasi

a. “Dikasih toleransi waktu mba. Pokoknya harus ngasih tau pemilik kos dulu

mba misal belum bisa bayar atau belum kiriman gitu.....”

Page 120: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Hasil Wawancara

Nama : Nisa (21 tahun)

Tanggal : 23 Juli 2019

1. a. Komunikasi Formal

1) “Kalau bapak dan ibuk kos santai sih mba, yang penting ada obrolan dulu

atau alasan mahasiswa telat dan belum membayar kos. Biasasnya ibuk

langsung memaklumi alasan tersebut....”

2) “Iya sih mba. Pemilik pernah bilang ke saya untuk bersih-bersh lingkungan

kamar masing-masing. Kebetulan saya kamar sendiri, jadi iia saya sendiri

yang bersihin kamar mba....”

3) “Saya belum pernah lihat bapak atau ibuk menegur mahasiswa lain yang

menginap disini mba. Setau saya juga nda ada yang pernah bawa

mahasiswa lain untuk menginap disini....”

4) “Alhamdulillah, selama saya kos disisni dan ada kendala, biasanya bapak

kos langsung memperbaikinya mba. Pernah dulu sumbatan air tersendat,

langsung bapak kos segera memperbaikinya...”

b. Komunikasi Infromal

1) “Dianggep anak sendiri mba beneran, kalo punya makanan apa gitu langsung

dikasihke ke anak kos mahasiswa mba..”

2) “Ngerawat orang sik sakit sih mba kalau beliau tau. Dulu pernah ada yang

sakit parah, trus dirawat sama pemilik kos, dikasih obat, dibuatin sarapan

mba....”

3) “Iya mba, itu liat yang dikardus tadi, aku dikasih ibuk minuman gelas. Ibuk

kalo punya apa gitu nda eman-eman dikasihke sama anak kos mba. sering

mba ngasih-ngasih apa gitu ke mahasiswa. Ibuk kalo punyanya itu iia

dikasihke mahasiswa iia itu mba....”

Page 121: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

4) “Iya mba. Ibuk atau bapak sering sharing-sharing cerita gitu mba ke saya.

Saya juga ndelalah orangnya banyak bicara, jadinya iia enjoy kalo cerita

gitu. Lama mba kalo biasanya cerita itu...”

2. Gambaran Akomodasi

b. “Yang penting bilang dulu mba, misal kalo jatuh tempo belum bisa bayar, gitu

mba....”

Page 122: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Hasil Wawancara

Nama : Rosdyana (21 th)

Tanggal : 23 Juli 2019

1. a. Komunikasi Formal

1) “Kalo bapak kos menegur anggota kos biasanya lewat whatsapp mba.

Soalnya bapak sibuk kerja, jadinya cuma lewat whatsapp itu. Kalaupun

bertemu langsung itu hanya kemungkinan kecil....”

2) “Iya pernah pemilik ke kos dan marah-marah mba terkait dapur dan kamar

mandi yang kotor. Tetapi saya menyadari itu juga salah dari kita sebagai

anggota kos sih mba. Dulunya memang ada jadwal piket, tetapi sudah

lama nda berjalan. Semenjak itu kita-kita inisiatif sendiri untuk

membersihkan sendiri, karena kita juga yang memakainya..”

3) “Kalau peraturan di kos ini ndaboleh mambawa teman kos cewe untuk

menginap mba, karena nanti bisa keterusan untuk menginap disini. Disini

kan fasilitasnya enak mba, ada Wi-Wi juga....”

4) “Menyamapaikan keluh kesah atau saran-saran, dulu sering mba satu

bulan sekali. Tapi karena kesibukan bapak kos karena pekerjaan, sekarang

udah jarang mba, dan kami memaklumi hal tersebut...”

b. Komunikasi Informal

1) “Kos sini menurut saya juara mba. Bapak kos care banget sama anak-anak.

Pokoknya kalo bapak di kos tu ngobrolnya sampe berjam-jam betah...”

2) “Kalau pemilik kos tau ada yang sakit, pasti langsung dicarikan obat sama

pemilik kos...”

3) “Dikasih mba dikasih walaupun kadang-kadang tapi Alhamdulillah..”

4) “Kalau itu mah sering banget mba. kalau cerita sampai berjam-jam lamanya.

pokoknya ada aja yang dibahas...”

Page 123: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

2. Gambaran Akomodasi

a. “Bapak kos memberikan toleransi kepada mahasiswa dengan syarat

memberikan alasan yang tepat. Soalnya pernah kejadian dulu pernah ada yang

pura-pura belum bisa membayar kos padahal dia membeli barang-barang yang

banyak. Dari itu, bapak memberikan toleransi kepada anggota kos yang beliau

percaya...”

Page 124: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Hasil Wawancara

Nama : Nia R (22 th)

Tanggal : 11 Juli 2019

1. a. Komunikasi Formal

1) “Pemilik kos biasanya menegur mahasiswa yang telat membayar uang kos

secara langsung mba. Soalnya kan rumah pemlik kos-non muslim sama kos

kan jaraknya deket banget....”

2) “Kalo di sin ibuk cuma mengingatkan untuk kebrihan lingkungan kamar.

Kalo untuk halaman kos biasanya sudah dibersihkan sama pemilik kos...”

3) “Di kos ini kalo ada yang menginap, dikenakan tarif mba. Kalo yang

menginap cewe dua atau tiga dan masih ada hubungan saudara, ibuk kos

mengizinkan mba...”

4) “Kalau saya lebih seringnya menyampaikan keluh kesah secara pribadi atau

chat peribadi mba. Ibuk kan juga kadang pergi, jadi iia lebih mudah

bilangnya lewat chat itu..”

b. Komunikasi Informal

1) “Dianggep anak sendiri mba. Misal ada masalah atau apa gitu ken segera

bilang ke ibuk sih...”

2) “Misal ada anggota kos ada yang sakit dan ibuk tau, langsung ibuk

memberikan obat mba, dan biasanya ibuk menyarankan untuk istirahat dulu

biar cepet sembuh penyakitnya...”

3) “Pernah mba waktu itu anak kos di suruh ke rumah pemilik kos, eh ternyata

dikasih makanan banyak mba...”

4) “Belum pernah sih mba. soalnya saya kalau bertamu di rumah beliau itu

cuma sebentar dan dan lama...”

Page 125: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

2. Gambaran Akomodasi

a. “Selama ini setau saya ibuk kos selalu memberikan toleransi kepada

mahasiswa yang telat memebayar kos, dengan syarat menyertakan alasan yang

sebenarnya....”

Page 126: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Hasil Wawancara

Nama : Kusno (58 tahun)

Tanggal : 23 Juni 2019

1. a. Komunikasi Formal

1) “Iya mba, saya waktu itu pernah bilang ke salah satu anak kos mahasiswa

IAIN Salatiga tetang ibadah mba. Waktu itu saya menjelaskan bahwa

kalau ibadah kepada Tuhan masing-masing itu harus sunggung-sungguh,

ndaboleh setengah-setangah. Pernah juga menyinggung tentang hal puasa

mba saya tu. Saya jelaskan manfaat puasa juga. Waktu dulu istri saya

pernah sakit, dan salah satu faktor pendukung istri saya agar sembuh iia

itu mba puasa. Saya jelaskan sedikit waktu itu tentang manfaat puasa yang

lain yang saya tau...”

2) “Kalau saya mewanti-wanti mahasiswa jika bisa membayar tepat waktu,

kenapa tidak. Tetapi kalaupun belum bisa, saya dan ibuk berusaha

memakluminya, yang penting dengan alasan yang benar mba...”

3) “Saya juga memberi pesan kepada mahasiswa untuk menjaga lingkungan

sekitar kamar. Terlebih kamar yang didalamnya ada kamar mandi, jadi

mau tidak mau mahasiswa harus menjaga kebersihan sendiri. Tetapi saya

juga memperkerjakan orang untuk bersih-bersih dapur 1-2 kali dalam 1

bulan untuk membersihkan ruang TV dan dapur mba, jadi mahasiswa

cuma saya suruh untuk membersihkan lingkungan kamar beserta kamar

tidur masing-masing...”

4) “Memang benar mba, saya sebisa mungkin, malah kalau saya tau, saya

langsung menegur mahasiswa yang menginap di kos. Bisanya saya

langsung meminta tarif untuk membayar air dan listrik yang mereka

gunakan selama menginap di kos...”

Page 127: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

5) “Iya, langsung saya perbaiki kalo ada fasilitas yang kos yang rusak. Kalo

kerusakannya perlu tukang juga saya tukang, kalo saya bisa iia saya

kejakan sendiri. Dari awal masuk kos sini memang saya sudah

memberitahu calon anggota kos terkait fasilitas yang rusak, dan

secepatnya harus bilang ke saya begitu. Dan sampai sekarang langsung itu

anak-anak datang ke saya bilang kalo ada fasilitas yang rusak....”

b. Komunikasi Informal

1) “Saya lebih suka ngomong ke anggota kos loss mba, kayak nda ada sekat

gitu. Saya anggap mereka seperti anak sendiri. Saya juga punya anak mba,

jadi saya tau bagaimana kondisi mereka (yang merantau) pastinya butuh

orang tua untuk mengawasi keseharian mereka. Kalau ada kendala apa-apa

gitu biasanya langsung bilang ke saya tanpa sungkan. Biasanya malah

bareng-bareng gitu ngomong ke saya malah kayak mau kondangan, tapi

saya suka tingkah mereka yang juga bisa loss ke saya. Jarang-jarang loh

mba anggota kos bisa ngobrol loss sama pemilik kos...”

2) “Iya mba, kalau istri saya tau ada anggota kos mahasiswa IAIN/umum

yang sakit, pasti istri saya langung rawat. Dikasih obat, sarapan, kerok juga

mba. Saya kan juga punya anak mba, jadinya kasihan juga kalo hal tersebut

terjadi pada anak saya. Sebisa mungkin saya dan istri membantu walaupun

bantuannya kecil. Kita diberi hidup juga untuk saling tolong menolong

untuk orang disekeliling kita mba...”

3) “Benar mba, saya kasih makanan walaupun sedikit. Kalau punya makanan

gitu saya nda eman-eman tak kasihke mba, daripada mubadzir kan. Toh

kita hidup juga harus berbagi sama orang mba, biar hidup lebih berkah...”

4) “Betul, saya sering ajak obrol mahasiswa IAIN. Biasanya ngobrolnya kalo

mereka pas bayar uang kos ke rumah. Ngomong ini itu mba, bahkan

sampai berjam-jam kita betah. Biasanya saya sharing tentang pengalaman

hidup. Intinya sharing yang saya berikan bersifat positif. Seperti bagaimana

Page 128: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

adab kepada orang tua, taat kepada Tuhan (masing-masing), dan lain-

lain...”

2. Gambaran Akomodasi

a. “Setiap anggota kos baik mahasiswa IAIN/umum, saya berikan toleransi

waktu pada saat pembayaran uang kos dengan syarat memberikan alasan yang

benar mba. Soalnya kan rezeki orang nda ada yang tau. Kadang di atas kadang

di bawah. Saya mencoba berfikiran positif dengan alasan yang mahasiswa

IAIN berikan. Akan tetapi jangan semena-mena memanfaatkan toleransi yang

saya berikan. Pernah kejadian ada mahasiswa yang berbohong belum dikirim

uang kos, padahal dia sering keluar kos dan malah membeli barang-barang

mba. Hal tersebut membuat saya berfikir ulang dua kali kepada sebagian

anggota kos yang tercermin pada saat mereka sering menunda-nunda

pembayaran kos...”

Page 129: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Hasil Wawancara

Nama : Ike (38 tahun)

Tanggal : 5 Juli 2019

1. a. Komunikasi Formal

1) “Saya juga menegurnya lewat grup whatsapp mba. saya juga sibuk, jadi

saya hanya bisa menegur lewat grup. Kalaupun secara langsung itu pasti

hanya kebetulan....”

2) “Iya mba, saya selalu mewanti-wanti mahasiswa untuk selalu menjaga

kebersihan. Soalnya kan cewe mba, cewe harus menjaga kebersihan

lingkungan mba. Apalagi di kos mba, pernah saya marahin itu anak kos

yang suka meninggalkan piring-piring kotor yang masih berserakan di

dapur mba...”

3) “Kalau misal ada yang membawa teman cewe untuk menginap di kos,

saya berikan tarif mba. Tarif tersebut saya gunakan untuk mengganti

fasilitas yang ia gunakan saat menginap di kos...”

4) “Kalau ada kendala tentang kos, biasanya dari anak-anak langsung

memberuitahukan ke saya baik melalui chat ataupun secara langsung.

Kalau saya bisa memperbaikinya sendiri, saya langsung memeperbaikinya

mba, kalaupun harus tukang iia saya carikan tukang...”

b. Komunikasi Informal

1) “Saya menganggap anak kos di tempat saya itu sebagai anak yang

dititipakan kepada saya iia mba. Jadi saya berusaha menjaga amanah

tersebut sebaik mungkin...”

2) “Kalau ada yang sakit dan saya tau, pasti saya langsung memberikan obat

untuk mahasiswa yang sakit. Sebisa mungkin saya membantu anak-

anak...”

3) “Kalo makanan sih jarang juga mba. tapi iia penah saya kasih makanan....”

Page 130: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

4) “Sharing pengalaman jarang sih mba. Soalnya juga anak kos mahasiswa

dan saya juga sama-sama sibuk, jadinya kalo bisa sharing pun kalo seusai

pembayaran uang kos...”

2. Gambaran Akomodasi

a. “Saya memebrikan toleransi memang hanya untuk anak kos yang bener-bener

belum bisa membayar uang kos mba. tapi tiap tanggal awal atau tanggal

muda, biasanya saya sudah mengingatkan anak-anak terkait pembayaran uang

kos melalui grup whatsapp...”

Page 131: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Hasil Wawancara

Nama : Eko S (45 tahun)

Tanggal : 23 Juli 2019

1. a. Komunikasi Formal

1) “Saya memberikan teguran biasanya lewat grup whatsapp mba. Saya kan

sibuk dengan pekerjaan saya mba, jadi saya memantau apapun dari grup

whatsapp dan dari pekerja yang saya pekerjakan untuk menjaga kos....”

2) “Untuk kebersihan, saya serahkan untuk anggota kamar masing-masing.

Saya kan nda selalu mengontrol 24 jam mba di kos, jadi saya serahkan ke

penjaga kos yang menjaga di kos mba. kalau ada apa-apa atau tentang

kebersihan gitu saya pasti menghubungi penjaga kos....”

3) “Kalo ada yang membawa teman menginap di kos, saya kenakan tarif juga

mba. Saya berikan tarif karena saya tidak ingin teman anggota kos terus-

menerus menginap disini...”

4) “Memang benar mba, biasanya kalo ada masalah atau apa gitu yang

berkaitan dengan kos, langsung dari mahasiswa bilang ke saya. Kalo

tukangnya ada, biasanya saya langsung meminta beliau untuk

memperbaiki, kalo nda ada iia nunggu tukang sampai longgar

waktunya...”

b. Komunikasi Informal

1) “Saya sama anak-anak kos tu saya naggap seperti anak sendiri. Kalau ada

perlu bantuan prtibadi tentang tugas kuliah gitu, sebisa mungkin saya

bantu. Pernah ngobrol juga gita bisa sampe berjam-jam sama mereka...”

2) “Iya mba, sebisa mungkin saya membentu anggota kos walaupun cuma

memberikan obat warung..”

3) “Saya memberikan makanan sih mba, tapi iia jarang-jarang. soalnya kan

saya rumah saya nda satu lokasi sama anak kos. Sebisa mungkin saya

sering mengunjungi mereka walaupun cuma sebentar...”

Page 132: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

4) “Kalo sharing-sharing mah sering mba. Biasanya kalo saya kesitu banyak

anak-anak kos ngumpul dan ngajak sharing ke saya. Tema yang dibahas

macem-macem mba dari A-Z sampe berjam-jam. Pada intinya sharing-

sahring kita itu mendidik mba..”

2. Gambaran Akomodasi

a. “Benar mba, saya memberikan toleransi kepada anak kos mahasiswa IAIN

yang belum bisa membayar uang kos. Kalo sama saya tu yang penting anak-

anak memberitahu saya dahulu alasan telat bayar kos....”

Page 133: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Foto 1.1 Anggota kos mahasiswa IAIN Salatiga sedang ngobrol

dengan pemilik kos non-muslim

Foto 1.2 Anggota kos mahasiswa IAIN Salatiga sedang ngobrol

dengan pemilik kos non-muslim

Page 134: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Foto 1.3 Anggota kos mahasiswa IAIN Salatiga sedang ngobrol

dengan pemilik kos non-muslim

Foto 1.4 Abggota kos mahasiswa IAIN Salatiga sedang ngobrol

dengan pemilik kos non-muslim

Page 135: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Foto 1.5 Peneliti sedang mewawancarai mahasiswa IAIN Salatiga

Foto 1.6 Peneliti sedang mewawancarai mahasiswa IAIN Salatiga

Page 136: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Foto 1.7 Peneliti sedang mewawancarai mahasiswa IAIN Salatiga

Page 137: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Wahyu Novitasari

TTL : Boyolali, 16 April 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Asal : Ds. Sumurduren, Kel. Sumberagung, Kec. Klego,

Kab. Boyolali

E-mail : [email protected]

Latar Belakang Pendidikan

Formal

2003-2004 : TK/RA TARBIYATUL ATHFAL KARANG PAKEL

2004-2009 : MI ISLAMIYAH KARANG PAKEL

2009-2012 : SMP NEGERI 1 KLEGO

2012-2015 : SMA ISLAM BINA INSANI

2015-2019 : IAIN SALATIGA

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya, semoga dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Hormat Saya,

Wahyu Novitasari

NIM. 43010150024

Page 138: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

REDUKSI DATA

No. Rumusan

Masalah

Pertanyaan Jawaban

1.

Bagaimana

pola

komunikasi

antara

mahasiswa

IAIN dengan

pemilik kos

non-muslim

di Kelurahan

Mangunsari

Kecamatan

Sidomukti

Kota

Salatiga?

Apa saja

pola

komunikasi

yang biasa

dilakukan

oleh

mahasiswa

IAIN

dengan

pemilk kos

non-muslim

di

Kelurahan

Mangunsari

Kecamatan

Sidomukti

Kota

Salatiga?

Komunikasi Formal: Pemilik kos non-

muslim mengingatkan untuk melakukan

ibadah dan mengingatkan larangangan untuk

minuman keras

(1) “Saya seringkali diingatkan untuk

beribadah sholat ketika kami masih asyik

ngobrol dan pemilik kos non-muslim

mengetahui kalau kami mengulur waktu

untuk beribadah...” (L, 22 tahun); (2) “Iya

mba, saya waktu itu pernah bilang ke salah

satu anak kos mahasiswa IAIN Salatiga

tetang ibadah mba. Waktu itu saya

menjelaskan bahwa kalau ibadah kepada

Tuhan masing-masing itu harus sunggung-

sungguh, ndaboleh setengah-setangah.

Pernah juga menyinggung tentang hal puasa

mba saya tu. saya jelaskan manfaat puasa

juga. Waktu dulu istri saya pernah sakit, dan

salah satu faktor pendukung istri saya agar

sembuh iia itu mba puasa. Saya jelaskan

sedikit waktu itu tentang manfaat puasa

yang lain yang saya tau...” (K, 58 tahun);

Komunikasi Formal: Peran mahasiswa IAIN

yang kos di tempat non-muslim

(1) “Ketika saya dilingkungan kos, saya

mencoba memberi persepsi bahwa agama

Islam adalah agama yang benar. Saya

ngobrol dengan beliau tentang sedekah atau

memberi kepada orang lain mba. Saya

membagi pengalaman saya tentang memberi

kepada orang lain tanpa mengarap

imbalan...” (AN, 19 tahun)

Komunikasi Formal: Pemilik Kos non-

muslim memberikan teguran pada saat

mahasiswa IAIN Salatiga sering telat bayar

kos

(1) “Iya, diingatkan lewat grup whatsapp,

tapi bapak kos menyampaikanya sambil

Page 139: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

guyon gitu mba, dibawa santai. jadinya kita-

kita langsung membalas chat di grup dengan

guyon juga...” (F, 22 tahun); (2) “Ibuk kos

saya Alhamdulillah cuma mengingatkan

mba, dan saya bersyukurnya ibuk bapak

selalu memberikan kelonggaran bagi

mahasiswa yang memang bener-benar

belum bisa membayar kos....” (AN, 19

tahun); (3) “Kalo ada yang telat bayar kos,

biasanya ibuk meminta tolong anggota kos

mahasiswa lain untuk member tahu si anak

tersebut agar segara membayar uang kos jika

sudah ada uangnya...” (E, 19 tahun); (4)

“Kalo bapak kos menegur anggota kos

biasanya lewat whatsapp mba. Soalnya

bapak sibuk kerja, jadinya cuma lewat

whatsapp itu. Kalaupun bertemu langsung

itu hanya kemungkinan kecil....” (R, 21

tahun); (5) “Pemilik kos biasanya menegur

mahasiswa IAIN Salatiga yang telat

membayar uang kos secara langsung mba.

Soalnya kan rumah pemlik kos-non muslim

sama kos kan jaraknya deket banget....”

(NR, 22 tahun); (6) “Alhamdulillah saya

tepat waktu kalo bayar kos mba, jadi belum

pernah tau kalo ibuk menagih atau segala

macem. Setau saya bapak ibuk kos juga

memaklumi jika ada mahasiswa sik bayar

telat gitu. Yang penting kata ibuk kos tu

„bilang dulu‟ alasan yang sebenernya

mba....” (D, 19 tahun); (7) “Kalau bapak dan

ibuk kos santai sih mba, yang penting ada

obrolan dulu atau alasan mahasiswa telat

dan belum membayar kos. Biasasnya ibuk

langsung memaklumi alasan tersebut....” (N,

19 tahun); (8) “Memang bener mba ibu

pernah dateng ke kos. Saya juga waktu itu

ndelalah di kos, dan posisi itu saya telat

membayar uang kos 1 bulan, langsung saya

meminta maaf kepada pemilik kos terkait

pembayaran kos yang terlambat karena

bulan lalu saya belum dikirim uang untuk

Page 140: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

bayar kos....” (L, 22 tahun); (9) “Biasanya

ibuk menegur lewat grup terlebih dahulu

sebelum jatuh tempo pembayaran kos mba.

Pokoknya kalo di kos ini bayarnya sebelum

tanggal 10 mba...” (RU, 21 tahun); (10)

“Kalau saya mewanti-wanti mahasiswa jika

bisa membayar tepat waktu, kenapa tidak.

Tetapi kalaupun belum bisa, saya dan ibuk

berusaha memakluminya, yang penting

dengan alasan yang benar mba...” (K, 58

tahun); (11) “Saya memberikan teguran

biasanya lewat grup whatsapp mba. Saya

kan sibuk dengan pekerjaan saya mba, jadi

saya memantau apapun dari grup whatsapp

dan dari pekerja yang saya pekerjakan untuk

menjaga kos....” (E, 45 tahun); (12) “Saya

juga menegurnya lewat grup whatsapp mba.

Saya juga sibuk, jadi saya hanya bisa

menegur lewat grup. Kalaupun secara

langsung itu pasti hanya kebetulan....” (I, 38

tahun)

Komunikasi Formal: Menegur mahasiswa

IAIN Salatiga terkait kebersihan kos

(1) “Ditegur secara langsung mba. Soalnya

kan kita hidup bareng nih kos, pemilik kos

menyuruh kita untuk menjaga kebersihan di

lingkungan kamar masing-masing ataupun

di kamar mandi dan dapur. Dulu sih pernah

ada yang di pekerja yang bersih-bersih di

kos mba satu minggu sekali, sekarang nda

pernah sama sekali, sekarang semua

diserahkan ke anggota kos mahasiswa IAIN

mba...” (F, 19 tahun); (2) “Iya pernah

pemilik ke kos dan marah-marah mba terkait

dapur dan kamar mandi yang kotor. Tetapi

saya menyadari itu juga salah dari kita

sebagai anggota kos sih mba. Dulunya

memang ada jadwal piket, tetapi sudah lama

nda berjalan. Semenjak itu kita-kita inisiatif

sendiri untuk membersihkan sendiri, karena

kita juga yang memakainya..” (R, 19 tahun);

(3) “Iya ke kos mba sampe kita semua diem

Page 141: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

mendengarkan beliau yang sedang

memarahi kami, karena kita menyadari kita

yang salah. Akhirnya kita meminta maaf

kepada ibuk kos dan kita berusaha

membersihkan lingkungan kos....” (RU, 22

tahun); (4) “Disuruh untuk jaga kebersihan

kamar beserta lingkungannya mba. soalnya

kan rumah sama kosnya kan satu komplek,

jadi mau tidak mau kita harus menaati

peraturan yang berlaku di kos ini. Biasanya

kalo ada mahasiswa yang melanggar tentang

kebersihan dan ibuk mengetahui, ibuk

langsung menegur mahasiswa tersebut

mba...” (L, 21 tahun); (5) “Bapak ibuk kos

cuma memberitahu untuk menjaga

lingkungan di depan kamar dan kamar

pribadi masing-masing mba, soalnya ada

ibuk-ibuk yang diperkerjakan oleh bapak

kos untuk bersih-bersih dapur sama depan

TV, 1-2 kali dalam 1 bulan kayaknya mba

kalo nda salah...” (AN, 19 tahun); (6) “Iya

mba, ken menjaga lingkungan kamar dan

kamar pribadi. Kan saya sekamar dua orang

tuh mba, jadi biasanya saya bagi tuga sama

temen saya perihal bersih-bersih gitu. Jadi

kalo dibagi dua kan kita nda begitu capek...”

(E, 19 tahun); (7) “Iya mba, ibuk dan bapak

kos selalu mengingatkan untuk selalu

menjaga kebersihan kamar masing-

masing...” (D, 19 tahun); (8) “Iya sih mba.

Pemilik pernah bilang ke saya untuk bersih-

bersh lingkungan kamar masing-masing.

Kebetulan saya kamar sendiri, jadi iia saya

sendiri yang bersihin kamar mba....” (N, 21

tahun); (9) “Kalo di sin ibuk cuma

mengingatkan untuk kebersihan lingkungan

kamar. Kalo untuk halaman kos biasanya

sudah dibersihkan sama pemilik kos...” (NR,

22 tahun); (10) “Iya mba, saya selalu

mewanti-wanti mahasiswa IAIN untuk

selalu menjaga kebersihan. Soalnya kan

cewe mba, cewe harus menjaga kebersihan

Page 142: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

lingkungan mba. Apalagi di kos mba.

Pernah saya marahin itu anak kos yang suka

meninggalkan piring-piring kotor yang

masih berserakan di dapur mba...” (I, 38

tahun); (11) “Saya juga memberi pesan

kepada mahasiswa untuk menjaga

lingkungan sekitar kamar. Terlebih kamar

yang didalamnya ada kamar mandi, jadi mau

tidak mau mahasiswa harus menjaga

kebersihan sendiri. Tetapi saya juga

memperkerjakan orang untuk bersih-bersih

dapur 1-2 kali dalam 1 bulan untuk

membersihkan ruang TV dan dapur mba,

jadi mahasiswa cuma saya suruh untuk

membersihkan lingkungan kamar beserta

kamar tidur masing-masing...” (K, 58

tahun); (12) “Untuk kebersihan, saya

serahkan untuk anggota kamar masing-

masing. Saya kan nda selalu mengontrol 24

jam mba di kos, jadi saya serahkan ke

penjaga kos yang menjaga di kos mba.

Kalau ada apa-apa atau tentang kebersihan

gitu saya pasti menghubungi penjaga kos....”

(E, 45 tahun)

Komunikasi Formal: Menegur mahasiswa

IAIN Salatiga ketika sering membawa

teman cewe menginap di kos

(1)“Pas aku di kos sendirian, aku yang

ditanya pemilik kos apakah ada yang

menginap di kos, aku jawab nda ada.

Soalnya emang setau saya nda ada sih

mba....” (F, 21 tahun); (2) “Kalau peraturan

di kos ini ndaboleh mambawa teman kos

cewe untuk menginap mba, karena nanti

bisa keterusan untuk menginap disini. Disini

kan fasilitasnya enak mba, ada Wi-Wi

juga....” (R, 21 tahun); (3) “Di kos ini kalo

ada yang menginap, dikenakan tarif mba.

Kalo yang menginap cewe dua atau tiga dan

masih ada hubungan saudara, ibuk kos

mengizinkan mba...” (NR, 22 tahun); (4)

“Alhamdulillah ibuk kos saya rumahnya

Page 143: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

jauh dari kos, dan ibuk tidak pernah tanya

tentang anak kos lain yang menginap, paling

ibuk cuma tanya tentang fasilitas kos dan

lain-lain...” (RU, 22 tahun); (5) “Kalo di kos

ini kalau ketahuan ada yang menginap juga

ditegur sih. Waktu itu teman saya cuma

main tapi sering sih, trus saya waktu itu di

tanya dan dimarahin sama pemilik kos

karena keseringan bawa temen cewe untuk

main di kos...” (L, 22 tahun); (6) “Kalo di

kos saya belum ada si mba yang disuruh

bayar mba. Tapi ada tambahan peraturan

baru dilarang nyuci di kos selain anggota

kos...” (AN, 19 tahun); (7) “Eh, belum

pernah denger sama sekali mba aku. Aku

yang kurang update apa gimana iia mba,

soalnya saya belum pernah denger tentang

itu....” (D, 19 tahun); (8) “Belum pernah liat

dan denger ibuk kos menegur anggota kos

mahasiswa IAIN terkait membawa temen

kos menginap mba. Apa mungkin waktu itu

saya lagi nda di kos kayaknya mba, jadi saya

ndatau..” (E, 19 tahun); (9) “Saya belum

pernah lihat bapak atau ibuk menegur

mahasiswa lain yang menginap disini mba.

Setau saya juga nda ada yang pernah bawa

mahasiswa lain untuk menginap disini....”

(N, 19 tahun); (10) “Memang benar mba,

saya sebisa mungkin, malah kalau saya tau,

saya langsung menegur mahasiswa yang

menginap di kos. Biasanya saya langsung

meminta tarif untuk membayar air dan listrik

yang mereka gunakan selama menginap di

kos...” (K, 58 tahun); (11) “Kalo ada yang

membawa teman menginap di kos, saya

kenakan tarif juga mba. Saya berikan tarif

karena saya tidak ingin teman anggota kos

terus-menerus menginap disini...” (E, 45

tahun); (12) “Kalau misal ada yang

membawa teman cewe untuk menginap di

kos, saya berikan tarif mba. Tarif tersebut

saya gunakan untuk mengganti fasilitas yang

Page 144: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

ia gunakan saat menginap di kos...” (I, 38

tahun)

Komunikasi Formal: Memberikan keluh-

kesah kepada pemilik kos non-muslim

(1) “Iya mba, menyampaikan keluh-kesah

yang selama ini dirasakan oleh anggot kos

mahasiswa IAIN kepada pemilik kos. Dulu

pernah ada masalah kran air yang patah dan

harus segera diperbaiki. Langsung dari kita

bilang ke pemilik kos. Soalnya waktu itu

kalo kran air nda segera diperbaiki, maka air

nda akan bisa ngalir...” (F, 21 tahun); (2)

“Menyampaikan keluh kesah atau saran-

saran, dulu sering mba satu bulan sekali.

Tapi karena kesibukan bapak kos karena

pekerjaan, sekarang udah jarang mba, dan

kami memaklumi hal tersebut...” (R, 21

tahun); (3) “Kalau saya lebih seringnya

menyampaikan keluh kesah secara pribadi

atau chat peribadi mba. Ibuk kan juga

kadang pergi, jadi iia lebih mudah bilangnya

lewat chat itu..” (NR, 22 tahun); (4) “Kalo

saya sering menyampaikan keluh kesahnya

secara langsung mba. Biasanya pagi, atau

nda malem sehabis maghrib gitu mba...” (L,

22 tahun); (5) “Misal ada kendala tentang

kos atau apa gitu, biasanya kita chat pribadi

sama pemilik kos. Kalo mau ketemu ibuk

iia harusjanjian dulu sama ibuk mba....”

(RU, 22 tahun); (6) “Kalau ada apa-apa

tentang kos mba, biasanya langsung bilang

ke pemilik kos. Pemilik kos memberi pesan

kepada anggota kos untuk segera

memberitahu pemilik kos agar segera

diperbaiki...” (D, 19 tahun); (7) “Berkaitan

dengan kos, bapak kos berpesan untuk

segera memberitahu beliau. Misal nda

segera diperbaiki iia kita yang susah

sebenernya mba. Jadi secepat mungkin kita

matur ke bapak kos....” (E, 19 tahun); (8)

“Alhamdulillah, selama saya kos disisni dan

ada kendala, biasanya bapak kos langsung

Page 145: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

memperbaikinya mba. Pernah dulu

sumbatan air tersendat, langsung bapak kos

segera memperbaikinya...” (N, 19 tahun);

(9) “Betul sekali, dulu pernah televisi nda

bisa dihudupin beberapa hari. Waktu itu

belum juga dibener-benerin karena pemilik

kos masih sibuk dan belum sempet

ngeservice televisinya...” (AN, 19 tahun);

(10) “Memang benar mba, biasanya kalo ada

masalah atau apa gitu yang berkaitan dengan

kos, langsung dari mahasiswa bilang ke

saya. Kalo tukangnya ada, biasanya saya

langsung meminta beliau untuk

memperbaiki, kalo nda ada iia nunggu

tukang sampai longgar waktunya...” (E, 45

tahun); (11) “Iya, langsung saya perbaiki

kalo ada fasilitas yang kos yang rusak. Kalo

kerusakannya perlu tukang juga saya tukang,

kalo saya bisa iia saya kejakan sendiri. Dari

awal masuk kos sini memang saya sudah

memberitahu calon anggota kos terkait

fasilitas yang rusak, dan secepatnya harus

bilang ke saya begitu. Dan sampai sekarang

langsung itu anak-anak datang ke saya

bilang kalo ada fasilitas yang rusak....” (K,

58 tahun); (12) “Kalau ada kendala tentang

kos, biasanya dari anak-anak langsung

memberuitahukan ke saya baik melalui chat

ataupun secara langsung. Kalau saya bisa

memperbaikinya sendiri, saya langsung

memeperbaikinya mba, kalaupun harus

tukang iia saya carikan tukang...” (I, 38

tahun)

Komunikasi Informal: Menganggap anak

kos seperti anak sendiri

(1) “Bapak kos non-muslim ramah banget

mba, anggep semua anggota kos baik

mahasiswa/umum seperti anak sendiri.

Kamipun sebagai mahasiswa merasa senang

mba, disini ada yang mengawasi lah

istilahnya....” (AN, 19 tahun); (2) “Kalo

disini si nda iia mba. Soalnya kan jarak

Page 146: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

rumah ibuk kos sama kos kan jauh mba. jadi

iia biasa aja mba...” (RU, 22 tahun); (3)

“Dianggep anak sendiri menurut saya mba.

Soalnya kalau ada apa-apa ibuk berpesan

ken matur gitu. Tapi kalo aku matur sama

ibuk sih kebanyakan pas pagi....” (L, 22

tahun); (4) “Dianggep anak sendiri mba.

Misal ada masalah atau apa gitu ken segera

bilang ke ibuk sih...” (NR, 22 tahun); (5)

“Wah, dianggep kek anak sendiri banget

mba malah, kayak anak sama bapak

sendiri...” (F, 22 tahun); (6) “Kos sini

menurut saya juara mba. bapak kos care

banget sama anak-anak. Pokoknya kalo

bapak di kos tu ngobrolnya sampe berjam-

jam betah...” (R, 21 tahun); (7) “Dianggep

anak sendiri mba, kalo ada apa-apa gitu ken

langsung bilang. Dulu perah mba, ada

kendala air wastafel bumpet, langsung saya

ambil kerudung dan langsung bilang ke

Bapak kos. Padahal waktu itu biasanya jam-

jam beliau istirahat siang, dan malah saya

ganggu. Itu yang paling saya inget sampe

sekarang mba, soalnya bapak baik banget...”

(E, 19 tahun); (8) “Iya mba, dianggep seperti

anak sendiri. Misal ada masalah atau

keluhan gitu ken ngomong sama pemilik kos

mba. Langsung kalo ada kendala, saya cuss

kerumah bapak buat bilang mba...” (D, 19

tahun); (9) “Dianggep anak sendiri mba

beneran, kalo punya makanan apa gitu

langsung dikasihke ke anak kos mahasiswa

mba..” (N, 21 tahun); (10) “Saya lebih suka

ngomong ke anggota kos loss mba, kayak

nda ada sekat gitu. Saya anggap mereka

seperti anak sendiri. Saya juga punya anak

mba, jadi saya tau bagaimana kondisi

mereka (yang merantau) pastinya butuh

orang tua untuk mengawasi keseharian

mereka. Kalau ada kendala apa-apa gitu

biasanya langsung bilang ke saya tanpa

sungkan. Biasanya malah bareng-bareng

Page 147: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

gitu ngomong ke saya malah kayak mau

kondangan, tapi saya suka tingkah mereka

yang juga bisa loss ke saya. Jarang-jarang

loh mba anggota kos bisa ngobrol loss sama

pemilik kos...” (K, 58 tahun); (11) “Saya

sama anak-anak kos tu saya naggap seperti

anak sendiri. Kalau ada perlu bantuan

pribadi tentang tugas kuliah gitu, sebisa

mungkin saya bantu. Pernah ngobrol juga

gita bisa sampe berjam-jam sama mereka...”

(E, 45 tahun); (12) “Saya menganggap anak

kos di tempat saya itu sebagai anak yang

dititipakan kepada saya iia mba. jadi saya

berusaha menjaga amanah tersebut sebaik

mungkin...” (I, 38 tahun)

Komunikasi Informal: Merawat anggota kos

mahasiswa IAIN Salatiga apabila ada yang

sakit (1) “Aku dulu juga pernah sakit mba,

trus istri bapak kos tau, langsung deh aku

disaranin buat minum obat dan istirahat.

Pernah juga ditawarin kerok, tapi saya

ndamau hehe...” (E, 19 tahun); (2) “Memang

benar mba biasanya kalo istri pemilik kos

non-muslim tau kalo ada anggota kos

Mahasiswa/umum yang sakit, istri pemilik

kos non-muslim langsung merawatnya tanpa

diminta. Pernah dulu ada yang sakit

lumayan lama dan dia tidak punya saudara

di Salatiga, alhasil ibuk merawatnya.

Diberikan sarapan, obat, dan pernah

dikerokin juga mba...” (AN, 19 tahun); (3)

“Nda pernah sih mba. Ibuk jarang banget

main ke kos, jadinya kalo ada yang sakit

ibuk nda tau..” (RU, 22 tahun); (4) “Kalau

ibuk tau ada anggota kos yang sakit,

biasanya ibuk memberikan obat mba, dan

disaranin untuk istirahat terlebih dahulu

mengurangi aktivitas...” (L, 22 tahun); (5)

“Misal ada anggota kos ada yang sakit dan

ibuk tau, langsung ibuk memberikan obat

mba, dan biasanya ibuk menyarankan untuk

istirahat dulu biar cepet sembuh

Page 148: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

penyakitnya...” (NR, 22 tahun); (6) “Kalau

ada yang sakit, biasanya ibuk penjaga kos

yang memberi obat mba...” (F, 22 tahun);

(7) “Kalau pemilik kos tau ada yang sakit,

pasti langsung dicarikan obat sama pemilik

kos...” (R, 21 tahun); (8) “Iya mba, pemilik

kos sampai mencarikan obat gitu buat yang

sakit. Pernah dulu ada yang sakit, terus

sampai minta tolong warga sekitar. Pak RT

juga pernah dimintain tolong untuk ke kos

karena ada yang sakit itu mba. Waktu itu

karena yang sakit belum sembuh-sembuh,

akhirnya pemilik kos meminta bantuan ke

orang yang lebih bisa mba....” (D, 19 tahun);

(9) “Ngerawat orang sik sakit sih mba kalau

beliau tau. Dulu pernah ada yang sakit

parah, trus dirawat sama pemilik kos,

dikasih obat, dibuatin sarapan mba....” (N,

21 tahun); (10) “Iya mba, kalau istri saya tau

ada anggota kos mahasiswa IAIN/umum

yang sakit, pasti istri saya langung rawat.

Dikasih obat, sarapan, kerok juga mba. Saya

kan juga punya anak mba, jadinya kasihan

juga kalo hal tersebut terjadi pada anak saya.

Sebisa mungkin saya dan istri membantu

walaupun bantuannya kecil. Kita diberi

hidup juga untuk saling tolong menolong

untuk orang disekeliling kita mba...” (K, 58

tahun); (11) “Iya mba, sebisa mungkin saya

membentu anggota kos walaupun cuma

memberikan obat warung..” (E, 45 tahun);

(12) “Kalau ada yang sakit dan saya tau,

pasti saya langsung memberikan obat untuk

mahasiswa yang sakit. Sebisa mungkin saya

membantu anak-anak...” (I, 38 tahun)

Komunikasi Informal: Memberikan

makanan

(1) “Kalo aku dulu belum pernah mba. Kalo

anak kos yang lain ndatau hehe..” (D, 19

tahun); (2) “Pernah mba dulu malem-malem

Ibuk ke kos bawain tela, dan langsung saya

makan sama anak-anak kos mahasiswa. Ibuk

Page 149: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

sering banget tau mba nagsih makana atau

jajanan gitu ke mahasiswa yang kos

disini...” (AN, 19 tahun); (3) “Kalo aku dulu

pernah dikasih roti mba, langsung saya bagi-

bagi juga ke anak kos mahasiswa lain.

Alhamdulillah waktu itu aku pas laper, eeh

dapet rezeki lewat ibuk kos. Langsung

hilang lapernya mba..” (E, 19 tahun); (4)

“Kalau saya belum pernah sih mba kalo di

kasih makanan....” (RU, 22 tahun); (5)

“Pernah mba waktu anak kos semua di suruh

ke rumah ibuk kos untuk makan-makan...”

(L, 22 tahun); (6) “Pernah mba waktu itu

anak kos di suruh ke rumah pemilik kos, eh

ternyata dikasih makanan banyak mba...”

(NR, 22 tahun); (7) “Iya mba, pernah

dikasih makanan sama bapak kos, dan

langsung dibagi-bagi sama anggota kos

mahasiswa lain...” (F, 22 tahun); (8)

“Dikasih mba dikasih walaupun kadang-

kadang tapi Alhamdulillah..” (R, 21 tahun);

(9) “Iya mba, itu liat yang dikardus tadi, aku

dikasih ibuk minuman gelas. Ibuk kalo

punya apa gitu nda eman-eman dikasihke

sama anak kos mba. Sering mba ngasih-

ngasih apa gitu ke mahasiswa. Ibuk kalo

punyanya itu iia dikasihke mahasiswa iia itu

mba....” (N, 21 tahun); (10) “Benar mba,

saya kasih makanan walaupun sedikit. Kalau

punya makanan gitu saya nda eman-eman

tak kasihke mba, daripada mubadzir kan.

Toh kita hidup juga harus berbagi sama

orang mba, biar hidup lebih berkah...” (K,

58 tahun); (11) “Saya memberikan makanan

sih mba, tapi iia jarang-jarang. soalnya kan

saya rumah saya nda satu lokasi sama anak

kos. Sebisa mungkin saya sering

mengunjungi mereka walaupun cuma

sebentar...” (E, 45 tahun); (12) “Kalo

makanan sih jarang juga mba, tapi iia penah

saya kasih makanan...” ((I, 45 tahun)

Komunikasi Informal: Sharing Pengalaman

Page 150: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

(1) “Iya mba. ibuk atau bapak sering

sharing-sharing cerita gitu mba ke saya.

Saya juga ndelalah orangnya banyak bicara,

jadinya iia enjoy kalo cerita gitu. Lama mba

biasanya kalo cerita itu..” (N, 21 tahun); (2)

“Kalo saya pernah cerita bareng sama ibuk,

yang intinya kita harus bener-bener ibadah

mba kepada Tuhan, manfaatkan waktu

sebaik mungkin, jangan hanya kos main kos

main gitu mba...” (AN, 19 tahun); (3) “Kalo

sama aku ceritanya itu tentang adab kepada

orang tua. Ibuk mencontohkan bagaimana

menjadi anak yang beradab kepada orang

tua tu seperti ini itu mba...” (E, 19 tahun);

(4) “Sharing-sharing pengalaman belum

pernah sih mba. Ibuk kos sibuk terus, paling

bisa ngobrol kalau pas bayar uang kos di

rumah beliau...” (RU, 22 tahun); (5)

“Sharing pengalaman pernah sih satu kali

seinget saya. Waktu itu membicarakan untuk

jadi anak harus berbakti sama orang tua...”

(L, 22 tahun); (6) “Belum pernah sih mba.

soalnya saya kalau bertamu di rumah beliau

itu cuma sebentar dan dan lama...” (NR, 22

tahun); (7) “Sering banget sharing macem-

mecem, pastinya yang mendidik, sampai

berjam-jam lamanya kalo membahas tentang

sharing pengalaman...” (F, 22 tahun); (8)

“Kalau itu mah sering banget mba. kalau

cerita sampai berjam-jam lamanya.

Pokoknya ada aja yang dibahas...” (R, 21

tahun); (9) “Aku ndak mba, aku jarang

omong atau ngobrol gitu. Aku grogian orang

e...” (D, 19 tahun); (10) “Betul, saya sering

ajak obrol mahasiswa IAIN. Biasanya

ngobrolnya kalo mereka pas bayar uang kos

ke rumah. Ngomong ini itu mba, bahkan

sampai berjam-jam kita betah. Biasanya

saya sharing tentang pengalaman hidup.

Intinya sharing yang saya berikan bersifat

positif. Seperti bagaimana adab kepada

orang tua, taat kepada Tuhan (masing-

Page 151: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

masing), dan lain-lain...” (K, 58 tahun); (11)

“Kalo sharing-sharing mah sering mba.

Biasanya kalo saya kesitu banyak anak-anak

kos ngumpul dan ngajak sharing ke saya.

Tema yang dibahas macem-macem mba dari

A-Z sampe berjam-jam. Pada intinya

sharing-sahring kita itu mendidik mba..” (E,

45 tahun); (12) “Sharing pengalaman jarang

sih mba. Soalnya juga anak kos mahasiswa

dan saya juga sama-sama sibuk, jadinya kalo

bisa sharing pun kalo seusai pembayaran

uang kos...” (I, 45 tahun)

Bagaimana

gambaran

Apakah ada

gambaran

akomodasi

dalam

komunikasi

antara

mahasiswa

Gambaran akomodasi: Memberi toleransi

waktu pada saat pembayaran uang kos

terlambat

(1) “Iya mba, kalo ada dari kami ada yang

telat bayar uang kos, biasanya kita ngomong

ke Bapak/Ibuk kos non-muslim dengan

alasan masing-masing...” (AN, 19 tahun);

(2) “Memang betul, Bapak Ibuk pernah

bilang ke saya misalnya ada mahasiswa

IAIN yang telat bayar kos, secepatnya

mahasiswa IAIN memberitahu alasan

mereka dengan alasan yang sebenar-

benarnya....” (E, 19 tahun); (3) “Kalau

terkait tentang pemberian toleransi waktu

pembayaran uang kos itu ada mba, tapi

harus dengan alasan yang benar mba, nda

boleh mengada-ada alasannya...” (RU, 22

tahun); (4) “Dikasi toleransi waktu mba.

yang penting sama ibuk tu harus ada obrolan

dahulu misal telat membayar kos, gitu

mba...” (L, 22 tahun); (5) “Selama ini setau

saya ibuk kos selalu memberikan toleransi

kepada mahasiswa yang telat memebayar

kos. dengan syarat menyertakan alasan yang

sebenarnya....” (NR, 22 tahun); (6) “Dikasi

mba, insyaAllah bapak member toleransi

waktu asal disertai alasan yang benar mba.

pernah saya waktu itu telat mebayar kos dan

saya memberi alasan, trus bapak kos

memakluminya...” (F, 22 tahun); (7) “Bapak

Page 152: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

2.

akomodasi

pola

komunikasi

antara

mahasiswa

IAIN Salatiga

dengan

pemilik kos

non-muslim

di Kelurahan

Mangunsari

Kecamatan

Sidomukti

Kota

Salatiga?

IAIN

Salatiga

dengan

pemilik kos

non-muslim

di

Kelurahan

Mangunsari

Kecamatan

Sidomukti

Kota

Salatiga?

jika ada,

apa saja

gambaran

akomodasin

ya?

kos memberikan toleransi kepada

mahasiswa dengan syarat memberikan

alasan yang tepat. Soalnya pernah kejadian

dulu pernah ada yang pura-pura belum bisa

membayar kos padahal dia membeli barang-

barang yang banyak. Dari itu, bapak

memberikan toleransi kepada anggota kos

yang beliau percaya...” (R, 21 tahun); (8)

“Dikasih toleransi waktu mba. Pokoknya

harus ngasih tau pemilik kos dulu mba misal

belum bisa bayar atau belum kiriman

gitu.....” (D, 19 tahun); (9) “Yang penting

bilang dulu mba, misal kalo jatuh tempo

belum bisa bayar, gitu mba....” (N, 21

tahun); (10) “Setiap anggota kos baik

mahasiswa IAIN/umum, saya berikan

toleransi waktu pada saat pembayaran uang

kos dengan syarat memberikan alasan yang

benar mba. Soalnya kan rezeki orang nda

ada yang tau. Kadang di atas kadang di

bawah. Saya mencoba berfikiran positif

dengan alasan yang mahasiswa IAIN

berikan. Akan tetapi jangan semena-mena

memanfaatkan toleransi yang saya berikan.

Pernah kejadian ada mahasiswa yang

berbohong belum dikirim uang kos, padahal

dia sering keluar kos dan malah membeli

barang-barang mba. Hal tersebut membuat

saya berfikir ulang dua kali kepada sebagian

anggota kos yang tercermin pada saat

mereka sering menunda-nunda pembayaran

kos...” (K, 58 tahun); (11) “Saya

memberikan toleransi memang hanya untuk

anak kos yang bener-bener belum bisa

mebayar uang kos mba. Tetapi tiap tanggal

awal atau tanggal muda, biasanya saya

sudah mengingatkan anak-anak terkait

pembayaran uang kos melalui grup

whatsapp...” (I, 38 tahun); (12) “Benar mba,

saya memberikan toleransi kepada anak kos

mahasiswa IAIN yang belum bisa

membayar uang kos. Kalo sama saya tu

Page 153: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

yang penting anak-anak memberitahu saya

dahulu alasan telat bayar kos....” (E, 45

tahun)

Page 154: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

TRIANGULASI DATA

No. Rumusan

Masalah

Pertanyaan Jawaban Kesimpulan

1.

Bagaimana

pola

komunikasi

antara

mahasiswa

IAIN dengan

pemilik kos

non-muslim

di Kelurahan

Mangunsari

Kecamatan

Sidomukti

Kota

Salatiga?

Apa saja

pola

komunikasi

yang biasa

dilakukan

oleh

mahasiswa

IAIN

dengan

pemilk kos

non-muslim

di

Kelurahan

Mangunsari

Kecamatan

Sidomukti

Kota

Salatiga?

Komunikasi Formal:

Pemilik kos non-muslim

mengingatkan untuk

melakukan ibadah dan

mengingatkan larangangan

untuk minuman keras

(1) “Saya seringkali

diingatkan untuk beribadah

sholat ketika kami masih

asyik ngobrol dan pemilik

kos non-muslim mengetahui

kalau kami mengulur waktu

untuk beribadah...” (L, 22

tahun); (2) “Iya mba, saya

waktu itu pernah bilang ke

salah satu anak kos

mahasiswa IAIN Salatiga

tetang ibadah mba. Waktu

itu saya menjelaskan bahwa

kalau ibadah kepada Tuhan

masing-masing itu harus

sunggung-sungguh,

ndaboleh setengah-setangah.

Pernah juga menyinggung

tentang hal puasa mba saya

tu. saya jelaskan manfaat

puasa juga. Waktu dulu istri

saya pernah sakit, dan salah

satu faktor pendukung istri

saya agar sembuh iia itu

mba puasa. Saya jelaskan

sedikit waktu itu tentang

manfaat puasa yang lain

yang saya tau...” (K, 58

tahun);

Bahwa

pemilik kos

pernah

mengingatka

n mahasiswa

IAIN untuk

beribadah

dan pemilik

kos

memberikan

pengertian

manfaat

puasa kepada

mahasiswa

IAIN Salatiga

Komunikasi Formal: Peran

mahasiswa IAIN yang kos

di tempat non-muslim

Mahasiswa

IAIN Salatiga

secara tidak

Page 155: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

(1) “Ketika saya

dilingkungan kos, saya

mencoba memberi persepsi

bahwa agama Islam adalah

agama yang benar. Saya

ngobrol dengan beliau

tentang sedekah atau

memberi kepada orang lain

mba. Saya membagi

pengalaman saya tentang

memberi kepada orang lain

tanpa mengarap imbalan...”

(AN, 19 tahun)

langsung

memberikan

pengertian

tentang

agama Ialam

kepada

pemilik kos-

non-muslim

berkaitan

dengan

berbagi tanpa

mengahrap

imbalan

Komunikasi Formal:

Pemilik Kos non-muslim

memberikan teguran pada

saat mahasiswa IAIN

Salatiga sering telat bayar

kos

(1) “Iya, diingatkan lewat

grup whatsapp, tapi bapak

kos menyampaikanya

sambil guyon gitu mba,

dibawa santai. jadinya kita-

kita langsung membalas

chat di grup dengan guyon

juga...” (F, 22 tahun); (2)

“Ibuk kos saya

Alhamdulillah cuma

mengingatkan mba, dan

saya bersyukurnya ibuk

bapak selalu memberikan

kelonggaran bagi

mahasiswa yang memang

bener-benar belum bisa

membayar kos....” (AN, 19

tahun); (3) “Kalo ada yang

telat bayar kos, biasanya

ibuk meminta tolong

anggota kos mahasiswa lain

untuk member tahu si anak

tersebut agar segara

Pemilik kos

non-muslim

memang

memberikan

teguran bagi

mahasiswa

IAIN yang

sering telat

membayar

uang kos

tanpa alasan

yang jelas.

Page 156: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

membayar uang kos jika

sudah ada uangnya...” (E, 19

tahun); (4) “Kalo bapak kos

menegur anggota kos

biasanya lewat whatsapp

mba. Soalnya bapak sibuk

kerja, jadinya cuma lewat

whatsapp itu. Kalaupun

bertemu langsung itu hanya

kemungkinan kecil....” (R,

21 tahun); (5) “Pemilik kos

biasanya menegur

mahasiswa IAIN Salatiga

yang telat membayar uang

kos secara langsung mba.

Soalnya kan rumah pemlik

kos-non muslim sama kos

kan jaraknya deket

banget....” (NR, 22 tahun);

(6) “Alhamdulillah saya

tepat waktu kalo bayar kos

mba, jadi belum pernah tau

kalo ibuk menagih atau

segala macem. Setau saya

bapak ibuk kos juga

memaklumi jika ada

mahasiswa sik bayar telat

gitu. Yang penting kata ibuk

kos tu „bilang dulu‟ alasan

yang sebenernya mba....”

(D, 19 tahun); (7) “Kalau

bapak dan ibuk kos santai

sih mba, yang penting ada

obrolan dulu atau alasan

mahasiswa telat dan belum

membayar kos. Biasasnya

ibuk langsung memaklumi

alasan tersebut....” (N, 19

tahun); (8) “Memang bener

mba ibu pernah dateng ke

kos. Saya juga waktu itu

ndelalah di kos, dan posisi

Page 157: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

itu saya telat membayar

uang kos 1 bulan, langsung

saya meminta maaf kepada

pemilik kos terkait

pembayaran kos yang

terlambat karena bulan lalu

saya belum dikirim uang

untuk bayar kos....” (L, 22

tahun); (9) “Biasanya ibuk

menegur lewat grup terlebih

dahulu sebelum jatuh tempo

pembayaran kos mba.

Pokoknya kalo di kos ini

bayarnya sebelum tanggal

10 mba...” (RU, 21 tahun);

(10) “Kalau saya mewanti-

wanti mahasiswa jika bisa

membayar tepat waktu,

kenapa tidak. Tetapi

kalaupun belum bisa, saya

dan ibuk berusaha

memakluminya, yang

penting dengan alasan yang

benar mba...” (K, 58 tahun);

(11) “Saya memberikan

teguran biasanya lewat grup

whatsapp mba. Saya kan

sibuk dengan pekerjaan saya

mba, jadi saya memantau

apapun dari grup whatsapp

dan dari pekerja yang saya

pekerjakan untuk menjaga

kos....” (E, 45 tahun); (12)

“Saya juga menegurnya

lewat grup whatsapp mba.

Saya juga sibuk, jadi saya

hanya bisa menegur lewat

grup. Kalaupun secara

langsung itu pasti hanya

kebetulan....” (I, 38 tahun)

Komunikasi Formal:

Menegur mahasiswa IAIN

Pemilik kos

memang

Page 158: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Salatiga terkait kebersihan

kos

(1) “Ditegur secara

langsung mba. Soalnya kan

kita hidup bareng nih kos,

pemilik kos menyuruh kita

untuk menjaga kebersihan

di lingkungan kamar

masing-masing ataupun di

kamar mandi dan dapur.

Dulu sih pernah ada yang di

pekerja yang bersih-bersih

di kos mba satu minggu

sekali, sekarang nda pernah

sama sekali, sekarang semua

diserahkan ke anggota kos

mahasiswa IAIN mba...” (F,

19 tahun); (2) “Iya pernah

pemilik ke kos dan marah-

marah mba terkait dapur dan

kamar mandi yang kotor.

Tetapi saya menyadari itu

juga salah dari kita sebagai

anggota kos sih mba.

Dulunya memang ada

jadwal piket, tetapi sudah

lama nda berjalan.

Semenjak itu kita-kita

inisiatif sendiri untuk

membersihkan sendiri,

karena kita juga yang

memakainya..” (R, 19

tahun); (3) “Iya ke kos mba

sampe kita semua diem

mendengarkan beliau yang

sedang memarahi kami,

karena kita menyadari kita

yang salah. Akhirnya kita

meminta maaf kepada ibuk

kos dan kita berusaha

membersihkan lingkungan

kos....” (RU, 22 tahun); (4)

memberikan

teguran bagi

mahasiswa

IAIN terkait

kebersihan

kos. Hal

tersebut

beliau

terapkan

untuk

menghindari

hewan kecil

yang masuk

ke dalam kos.

Page 159: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

“Disuruh untuk jaga

kebersihan kamar beserta

lingkungannya mba. soalnya

kan rumah sama kosnya kan

satu komplek, jadi mau

tidak mau kita harus

menaati peraturan yang

berlaku di kos ini. Biasanya

kalo ada mahasiswa yang

melanggar tentang

kebersihan dan ibuk

mengetahui, ibuk langsung

menegur mahasiswa

tersebut mba...” (L, 21

tahun); (5) “Bapak ibuk kos

cuma memberitahu untuk

menjaga lingkungan di

depan kamar dan kamar

pribadi masing-masing mba,

soalnya ada ibuk-ibuk yang

diperkerjakan oleh bapak

kos untuk bersih-bersih

dapur sama depan TV, 1-2

kali dalam 1 bulan kayaknya

mba kalo nda salah...” (AN,

19 tahun); (6) “Iya mba, ken

menjaga lingkungan kamar

dan kamar pribadi. Kan saya

sekamar dua orang tuh mba,

jadi biasanya saya bagi tuga

sama temen saya perihal

bersih-bersih gitu. Jadi kalo

dibagi dua kan kita nda

begitu capek...” (E, 19

tahun); (7) “Iya mba, ibuk

dan bapak kos selalu

mengingatkan untuk selalu

menjaga kebersihan kamar

masing-masing...” (D, 19

tahun); (8) “Iya sih mba.

Pemilik pernah bilang ke

saya untuk bersih-bersh

Page 160: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

lingkungan kamar masing-

masing. Kebetulan saya

kamar sendiri, jadi iia saya

sendiri yang bersihin kamar

mba....” (N, 21 tahun); (9)

“Kalo di sin ibuk cuma

mengingatkan untuk

kebersihan lingkungan

kamar. Kalo untuk halaman

kos biasanya sudah

dibersihkan sama pemilik

kos...” (NR, 22 tahun); (10)

“Iya mba, saya selalu

mewanti-wanti mahasiswa

IAIN untuk selalu menjaga

kebersihan. Soalnya kan

cewe mba, cewe harus

menjaga kebersihan

lingkungan mba. Apalagi di

kos mba. Pernah saya

marahin itu anak kos yang

suka meninggalkan piring-

piring kotor yang masih

berserakan di dapur mba...”

(I, 38 tahun); (11) “Saya

juga memberi pesan kepada

mahasiswa untuk menjaga

lingkungan sekitar kamar.

Terlebih kamar yang

didalamnya ada kamar

mandi, jadi mau tidak mau

mahasiswa harus menjaga

kebersihan sendiri. Tetapi

saya juga memperkerjakan

orang untuk bersih-bersih

dapur 1-2 kali dalam 1

bulan untuk membersihkan

ruang TV dan dapur mba,

jadi mahasiswa cuma saya

suruh untuk membersihkan

lingkungan kamar beserta

kamar tidur masing-

Page 161: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

masing...” (K, 58 tahun);

(12) “Untuk kebersihan,

saya serahkan untuk

anggota kamar masing-

masing. Saya kan nda selalu

mengontrol 24 jam mba di

kos, jadi saya serahkan ke

penjaga kos yang menjaga

di kos mba. Kalau ada apa-

apa atau tentang kebersihan

gitu saya pasti menghubungi

penjaga kos....” (E, 45

tahun)

Komunikasi Formal:

Menegur mahasiswa IAIN

Salatiga ketika sering

membawa teman cewe

menginap di kos

(1)“Pas aku di kos

sendirian, aku yang ditanya

pemilik kos apakah ada

yang menginap di kos, aku

jawab nda ada. Soalnya

emang setau saya nda ada

sih mba....” (F, 21 tahun);

(2) “Kalau peraturan di kos

ini ndaboleh mambawa

teman kos cewe untuk

menginap mba, karena nanti

bisa keterusan untuk

menginap disini. Disini kan

fasilitasnya enak mba, ada

Wi-Wi juga....” (R, 21

tahun); (3) “Di kos ini kalo

ada yang menginap,

dikenakan tarif mba. Kalo

yang menginap cewe dua

atau tiga dan masih ada

hubungan saudara, ibuk kos

mengizinkan mba...” (NR,

22 tahun); (4)

“Alhamdulillah ibuk kos

Pemilik kos

memberikan

teguran untuk

mahasiswa

IAIN ketika

sering

membawa

teman

menginap ke

kos. Apabila

hal tersebut

diketahui

oleh pemilik

kos, tak

segan pemilik

kos meminta

tarif bagi

teman/mahasi

swa lain yang

menginap di

kos

Page 162: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

saya rumahnya jauh dari

kos, dan ibuk tidak pernah

tanya tentang anak kos lain

yang menginap, paling ibuk

cuma tanya tentang fasilitas

kos dan lain-lain...” (RU, 22

tahun); (5) “Kalo di kos ini

kalau ketahuan ada yang

menginap juga ditegur sih.

Waktu itu teman saya cuma

main tapi sering sih, trus

saya waktu itu di tanya dan

dimarahin sama pemilik kos

karena keseringan bawa

temen cewe untuk main di

kos...” (L, 22 tahun); (6)

“Kalo di kos saya belum ada

si mba yang disuruh bayar

mba. Tapi ada tambahan

peraturan baru dilarang

nyuci di kos selain anggota

kos...” (AN, 19 tahun); (7)

“Eh, belum pernah denger

sama sekali mba aku. Aku

yang kurang update apa

gimana iia mba, soalnya

saya belum pernah denger

tentang itu....” (D, 19

tahun); (8) “Belum pernah

liat dan denger ibuk kos

menegur anggota kos

mahasiswa IAIN terkait

membawa temen kos

menginap mba. Apa

mungkin waktu itu saya lagi

nda di kos kayaknya mba,

jadi saya ndatau..” (E, 19

tahun); (9) “Saya belum

pernah lihat bapak atau ibuk

menegur mahasiswa lain

yang menginap disini mba.

Setau saya juga nda ada

Page 163: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

yang pernah bawa

mahasiswa lain untuk

menginap disini....” (N, 19

tahun); (10) “Memang benar

mba, saya sebisa mungkin,

malah kalau saya tau, saya

langsung menegur

mahasiswa yang menginap

di kos. Biasanya saya

langsung meminta tarif

untuk membayar air dan

listrik yang mereka gunakan

selama menginap di kos...”

(K, 58 tahun); (11) “Kalo

ada yang membawa teman

menginap di kos, saya

kenakan tarif juga mba.

Saya berikan tarif karena

saya tidak ingin teman

anggota kos terus-menerus

menginap disini...” (E, 45

tahun); (12) “Kalau misal

ada yang membawa teman

cewe untuk menginap di

kos, saya berikan tarif mba.

Tarif tersebut saya gunakan

untuk mengganti fasilitas

yang ia gunakan saat

menginap di kos...” (I, 38

tahun)

Komunikasi Formal:

Memberikan keluh-kesah

kepada pemilik kos non-

muslim

(1) “Iya mba,

menyampaikan keluh-kesah

yang selama ini dirasakan

oleh anggot kos mahasiswa

IAIN kepada pemilik kos.

Dulu pernah ada masalah

kran air yang patah dan

harus segera diperbaiki.

Mahasiswa

IAIN Salatiga

meberikan

keluh-kesah

kepada

Page 164: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Langsung dari kita bilang ke

pemilik kos. Soalnya waktu

itu kalo kran air nda segera

diperbaiki, maka air nda

akan bisa ngalir...” (F, 21

tahun); (2) “Menyampaikan

keluh kesah atau saran-

saran, dulu sering mba satu

bulan sekali. Tapi karena

kesibukan bapak kos karena

pekerjaan, sekarang udah

jarang mba, dan kami

memaklumi hal tersebut...”

(R, 21 tahun); (3) “Kalau

saya lebih seringnya

menyampaikan keluh kesah

secara pribadi atau chat

peribadi mba. Ibuk kan juga

kadang pergi, jadi iia lebih

mudah bilangnya lewat chat

itu..” (NR, 22 tahun); (4)

“Kalo saya sering

menyampaikan keluh

kesahnya secara langsung

mba. Biasanya pagi, atau

nda malem sehabis maghrib

gitu mba...” (L, 22 tahun);

(5) “Misal ada kendala

tentang kos atau apa gitu,

biasanya kita chat pribadi

sama pemilik kos. Kalo

mau ketemu ibuk iia

harusjanjian dulu sama ibuk

mba....” (RU, 22 tahun); (6)

“Kalau ada apa-apa tentang

kos mba, biasanya langsung

bilang ke pemilik kos.

Pemilik kos memberi pesan

kepada anggota kos untuk

segera memberitahu pemilik

kos agar segera

diperbaiki...” (D, 19 tahun);

pemilik kos

terkait

fasilitas kos,

contohnya:

pipa bocor,

televisi rusak

dan lain

sebagainya

Page 165: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

(7) “Berkaitan dengan kos,

bapak kos berpesan untuk

segera memberitahu beliau.

Misal nda segera diperbaiki

iia kita yang susah

sebenernya mba. Jadi

secepat mungkin kita matur

ke bapak kos....” (E, 19

tahun); (8) “Alhamdulillah,

selama saya kos disisni dan

ada kendala, biasanya bapak

kos langsung

memperbaikinya mba.

Pernah dulu sumbatan air

tersendat, langsung bapak

kos segera

memperbaikinya...” (N, 19

tahun); (9) “Betul sekali,

dulu pernah televisi nda bisa

dihudupin beberapa hari.

Waktu itu belum juga

dibener-benerin karena

pemilik kos masih sibuk dan

belum sempet ngeservice

televisinya...” (AN, 19

tahun); (10) “Memang benar

mba, biasanya kalo ada

masalah atau apa gitu yang

berkaitan dengan kos,

langsung dari mahasiswa

bilang ke saya. Kalo

tukangnya ada, biasanya

saya langsung meminta

beliau untuk memperbaiki,

kalo nda ada iia nunggu

tukang sampai longgar

waktunya...” (E, 45 tahun);

(11) “Iya, langsung saya

perbaiki kalo ada fasilitas

yang kos yang rusak. Kalo

kerusakannya perlu tukang

juga saya tukang, kalo saya

Page 166: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

bisa iia saya kejakan sendiri.

Dari awal masuk kos sini

memang saya sudah

memberitahu calon anggota

kos terkait fasilitas yang

rusak, dan secepatnya harus

bilang ke saya begitu. Dan

sampai sekarang langsung

itu anak-anak datang ke

saya bilang kalo ada fasilitas

yang rusak....” (K, 58

tahun); (12) “Kalau ada

kendala tentang kos,

biasanya dari anak-anak

langsung memberuitahukan

ke saya baik melalui chat

ataupun secara langsung.

Kalau saya bisa

memperbaikinya sendiri,

saya langsung

memeperbaikinya mba,

kalaupun harus tukang iia

saya carikan tukang...” (I,

38 tahun)

Komunikasi Informal:

Menganggap anak kos

seperti anak sendiri

(1) “Bapak kos non-muslim

ramah banget mba, anggep

semua anggota kos baik

mahasiswa/umum seperti

anak sendiri. Kamipun

sebagai mahasiswa merasa

senang mba, disini ada yang

mengawasi lah

istilahnya....” (AN, 19

tahun); (2) “Kalo disini si

nda iia mba. Soalnya kan

jarak rumah ibuk kos sama

kos kan jauh mba. jadi iia

biasa aja mba...” (RU, 22

tahun); (3) “Dianggep anak

Pemilik kos

memang

menganggap

anak kos

mahasiswa

Page 167: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

sendiri menurut saya mba.

Soalnya kalau ada apa-apa

ibuk berpesan ken matur

gitu. Tapi kalo aku matur

sama ibuk sih kebanyakan

pas pagi....” (L, 22 tahun);

(4) “Dianggep anak sendiri

mba. Misal ada masalah

atau apa gitu ken segera

bilang ke ibuk sih...” (NR,

22 tahun); (5) “Wah,

dianggep kek anak sendiri

banget mba malah, kayak

anak sama bapak sendiri...”

(F, 22 tahun); (6) “Kos sini

menurut saya juara mba.

bapak kos care banget sama

anak-anak. Pokoknya kalo

bapak di kos tu ngobrolnya

sampe berjam-jam betah...”

(R, 21 tahun); (7)

“Dianggep anak sendiri

mba, kalo ada apa-apa gitu

ken langsung bilang. Dulu

perah mba, ada kendala air

wastafel bumpet, langsung

saya ambil kerudung dan

langsung bilang ke Bapak

kos. Padahal waktu itu

biasanya jam-jam beliau

istirahat siang, dan malah

saya ganggu. Itu yang

paling saya inget sampe

sekarang mba, soalnya

bapak baik banget...” (E, 19

tahun); (8) “Iya mba,

dianggep seperti anak

sendiri. Misal ada masalah

atau keluhan gitu ken

ngomong sama pemilik kos

mba. Langsung kalo ada

kendala, saya cuss kerumah

seperti anak

sendiri.

Page 168: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

bapak buat bilang mba...”

(D, 19 tahun); (9)

“Dianggep anak sendiri mba

beneran, kalo punya

makanan apa gitu langsung

dikasihke ke anak kos

mahasiswa mba..” (N, 21

tahun); (10) “Saya lebih

suka ngomong ke anggota

kos loss mba, kayak nda ada

sekat gitu. Saya anggap

mereka seperti anak sendiri.

Saya juga punya anak mba,

jadi saya tau bagaimana

kondisi mereka (yang

merantau) pastinya butuh

orang tua untuk mengawasi

keseharian mereka. Kalau

ada kendala apa-apa gitu

biasanya langsung bilang ke

saya tanpa sungkan.

Biasanya malah bareng-

bareng gitu ngomong ke

saya malah kayak mau

kondangan, tapi saya suka

tingkah mereka yang juga

bisa loss ke saya. Jarang-

jarang loh mba anggota kos

bisa ngobrol loss sama

pemilik kos...” (K, 58

tahun); (11) “Saya sama

anak-anak kos tu saya

naggap seperti anak sendiri.

Kalau ada perlu bantuan

pribadi tentang tugas kuliah

gitu, sebisa mungkin saya

bantu. Pernah ngobrol juga

gita bisa sampe berjam-jam

sama mereka...” (E, 45

tahun); (12) “Saya

menganggap anak kos di

tempat saya itu sebagai anak

Page 169: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

yang dititipakan kepada

saya iia mba. jadi saya

berusaha menjaga amanah

tersebut sebaik mungkin...”

(I, 38 tahun)

Komunikasi Informal:

Merawat anggota kos

mahasiswa IAIN Salatiga

apabila ada yang sakit (1)

“Aku dulu juga pernah sakit

mba, trus istri bapak kos

tau, langsung deh aku

disaranin buat minum obat

dan istirahat. Pernah juga

ditawarin kerok, tapi saya

ndamau hehe...” (E, 19

tahun); (2) “Memang benar

mba biasanya kalo istri

pemilik kos non-muslim tau

kalo ada anggota kos

Mahasiswa/umum yang

sakit, istri pemilik kos non-

muslim langsung

merawatnya tanpa diminta.

Pernah dulu ada yang sakit

lumayan lama dan dia tidak

punya saudara di Salatiga,

alhasil ibuk merawatnya.

Diberikan sarapan, obat, dan

pernah dikerokin juga

mba...” (AN, 19 tahun); (3)

“Nda pernah sih mba. Ibuk

jarang banget main ke kos,

jadinya kalo ada yang sakit

ibuk nda tau..” (RU, 22

tahun); (4) “Kalau ibuk tau

ada anggota kos yang sakit,

biasanya ibuk memberikan

obat mba, dan disaranin

untuk istirahat terlebih

dahulu mengurangi

aktivitas...” (L, 22 tahun);

Pemilik kos

non-muslim

merawat

mahasiswa

IAIN

Salatiga/umu

m apabila ada

yang sakit

Page 170: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

(5) “Misal ada anggota kos

ada yang sakit dan ibuk tau,

langsung ibuk memberikan

obat mba, dan biasanya ibuk

menyarankan untuk istirahat

dulu biar cepet sembuh

penyakitnya...” (NR, 22

tahun); (6) “Kalau ada yang

sakit, biasanya ibuk penjaga

kos yang memberi obat

mba...” (F, 22 tahun); (7)

“Kalau pemilik kos tau ada

yang sakit, pasti langsung

dicarikan obat sama pemilik

kos...” (R, 21 tahun); (8)

“Iya mba, pemilik kos

sampai mencarikan obat

gitu buat yang sakit. Pernah

dulu ada yang sakit, terus

sampai minta tolong warga

sekitar. Pak RT juga pernah

dimintain tolong untuk ke

kos karena ada yang sakit

itu mba. Waktu itu karena

yang sakit belum sembuh-

sembuh, akhirnya pemilik

kos meminta bantuan ke

orang yang lebih bisa

mba....” (D, 19 tahun); (9)

“Ngerawat orang sik sakit

sih mba kalau beliau tau.

Dulu pernah ada yang sakit

parah, trus dirawat sama

pemilik kos, dikasih obat,

dibuatin sarapan mba....”

(N, 21 tahun); (10) “Iya

mba, kalau istri saya tau ada

anggota kos mahasiswa

IAIN/umum yang sakit,

pasti istri saya langung

rawat. Dikasih obat,

sarapan, kerok juga mba.

Page 171: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

Saya kan juga punya anak

mba, jadinya kasihan juga

kalo hal tersebut terjadi

pada anak saya. Sebisa

mungkin saya dan istri

membantu walaupun

bantuannya kecil. Kita

diberi hidup juga untuk

saling tolong menolong

untuk orang disekeliling kita

mba...” (K, 58 tahun); (11)

“Iya mba, sebisa mungkin

saya membentu anggota kos

walaupun cuma

memberikan obat warung..”

(E, 45 tahun); (12) “Kalau

ada yang sakit dan saya tau,

pasti saya langsung

memberikan obat untuk

mahasiswa yang sakit.

Sebisa mungkin saya

membantu anak-anak...” (I,

38 tahun)

Komunikasi Informal:

Memberikan makanan

(1) “Kalo aku dulu belum

pernah mba. Kalo anak kos

yang lain ndatau hehe..” (D,

19 tahun); (2) “Pernah mba

dulu malem-malem Ibuk ke

kos bawain tela, dan

langsung saya makan sama

anak-anak kos mahasiswa.

Ibuk sering banget tau mba

nagsih makana atau jajanan

gitu ke mahasiswa yang kos

disini...” (AN, 19 tahun); (3)

“Kalo aku dulu pernah

dikasih roti mba, langsung

saya bagi-bagi juga ke anak

kos mahasiswa lain.

Alhamdulillah waktu itu aku

Pemilik kos

memberikan

makanan

Page 172: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

pas laper, eeh dapet rezeki

lewat ibuk kos. Langsung

hilang lapernya mba..” (E,

19 tahun); (4) “Kalau saya

belum pernah sih mba kalo

di kasih makanan....” (RU,

22 tahun); (5) “Pernah mba

waktu anak kos semua di

suruh ke rumah ibuk kos

untuk makan-makan...” (L,

22 tahun); (6) “Pernah mba

waktu itu anak kos di suruh

ke rumah pemilik kos, eh

ternyata dikasih makanan

banyak mba...” (NR, 22

tahun); (7) “Iya mba, pernah

dikasih makanan sama

bapak kos, dan langsung

dibagi-bagi sama anggota

kos mahasiswa lain...” (F,

22 tahun); (8) “Dikasih mba

dikasih walaupun kadang-

kadang tapi

Alhamdulillah..” (R, 21

tahun); (9) “Iya mba, itu liat

yang dikardus tadi, aku

dikasih ibuk minuman gelas.

Ibuk kalo punya apa gitu

nda eman-eman dikasihke

sama anak kos mba. Sering

mba ngasih-ngasih apa gitu

ke mahasiswa. Ibuk kalo

punyanya itu iia dikasihke

mahasiswa iia itu mba....”

(N, 21 tahun); (10) “Benar

mba, saya kasih makanan

walaupun sedikit. Kalau

punya makanan gitu saya

nda eman-eman tak kasihke

mba, daripada mubadzir

kan. Toh kita hidup juga

harus berbagi sama orang

kepada

anggota kos

mahasiswa

walaupun

kadang-

kadang

Page 173: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

mba, biar hidup lebih

berkah...” (K, 58 tahun);

(11) “Saya memberikan

makanan sih mba, tapi iia

jarang-jarang. soalnya kan

saya rumah saya nda satu

lokasi sama anak kos.

Sebisa mungkin saya sering

mengunjungi mereka

walaupun cuma sebentar...”

(E, 45 tahun); (12) “Kalo

makanan sih jarang juga

mba, tapi iia penah saya

kasih makanan...” ((I, 45

tahun)

Komunikasi Informal:

Sharing Pengalaman (1)

“Iya mba. ibuk atau bapak

sering sharing-sharing cerita

gitu mba ke saya. Saya juga

ndelalah orangnya banyak

bicara, jadinya iia enjoy

kalo cerita gitu. Lama mba

biasanya kalo cerita itu..”

(N, 21 tahun); (2) “Kalo

saya pernah cerita bareng

sama ibuk, yang intinya kita

harus bener-bener ibadah

mba kepada Tuhan,

manfaatkan waktu sebaik

mungkin, jangan hanya kos

main kos main gitu mba...”

(AN, 19 tahun); (3) “Kalo

sama aku ceritanya itu

tentang adab kepada orang

tua. Ibuk mencontohkan

bagaimana menjadi anak

yang beradab kepada orang

tua tu seperti ini itu mba...”

(E, 19 tahun); (4) “Sharing-

sharing pengalaman belum

pernah sih mba. Ibuk kos

Pemilik kos

non-muslim

dan

mahasiswa

IAIN Salatiga

sering

sharing

pengalaman

dengan waktu

yang cukup

lama

Page 174: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

sibuk terus, paling bisa

ngobrol kalau pas bayar

uang kos di rumah beliau...”

(RU, 22 tahun); (5)

“Sharing pengalaman

pernah sih satu kali seinget

saya. Waktu itu

membicarakan untuk jadi

anak harus berbakti sama

orang tua...” (L, 22 tahun);

(6) “Belum pernah sih mba.

soalnya saya kalau bertamu

di rumah beliau itu cuma

sebentar dan dan lama...”

(NR, 22 tahun); (7) “Sering

banget sharing macem-

mecem, pastinya yang

mendidik, sampai berjam-

jam lamanya kalo

membahas tentang sharing

pengalaman...” (F, 22

tahun); (8) “Kalau itu mah

sering banget mba. kalau

cerita sampai berjam-jam

lamanya. Pokoknya ada aja

yang dibahas...” (R, 21

tahun); (9) “Aku ndak mba,

aku jarang omong atau

ngobrol gitu. Aku grogian

orang e...” (D, 19 tahun);

(10) “Betul, saya sering ajak

obrol mahasiswa IAIN.

Biasanya ngobrolnya kalo

mereka pas bayar uang kos

ke rumah. Ngomong ini itu

mba, bahkan sampai

berjam-jam kita betah.

Biasanya saya sharing

tentang pengalaman hidup.

Intinya sharing yang saya

berikan bersifat positif.

Seperti bagaimana adab

Page 175: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kepada orang tua, taat

kepada Tuhan (masing-

masing), dan lain-lain...” (K,

58 tahun); (11) “Kalo

sharing-sharing mah sering

mba. Biasanya kalo saya

kesitu banyak anak-anak

kos ngumpul dan ngajak

sharing ke saya. Tema yang

dibahas macem-macem mba

dari A-Z sampe berjam-jam.

Pada intinya sharing-sahring

kita itu mendidik mba..” (E,

45 tahun); (12) “Sharing

pengalaman jarang sih mba.

Soalnya juga anak kos

mahasiswa dan saya juga

sama-sama sibuk, jadinya

kalo bisa sharing pun kalo

seusai pembayaran uang

kos...” (I, 45 tahun)

2.

Bagaimana

gambaran

akomodasi

pola

komunikasi

antara

mahasiswa

IAIN Salatiga

dengan

pemilik kos

non-muslim

Apakah ada

gambaran

akomodasi

dalam

komunikasi

antara

mahasiswa

IAIN

Salatiga

dengan

pemilik kos

non-muslim

di

Kelurahan

Gambaran akomodasi:

Memberi toleransi waktu

pada saat pembayaran uang

kos terlambat

(1) “Iya mba, kalo ada dari

kami ada yang telat bayar

uang kos, biasanya kita

ngomong ke Bapak/Ibuk

kos non-muslim dengan

alasan masing-masing...”

(AN, 19 tahun); (2)

“Memang betul, Bapak Ibuk

pernah bilang ke saya

misalnya ada mahasiswa

IAIN yang telat bayar kos,

secepatnya mahasiswa IAIN

memberitahu alasan mereka

dengan alasan yang sebenar-

benarnya....” (E, 19 tahun);

(3) “Kalau terkait tentang

pemberian toleransi waktu

Bahwa

gambaran

akomodasi

pola

komunikasi

antara

mahasiswa

IAIN Salatiga

dengan

pemilik kos

yaitu: pemilik

kos

memberikan

toleransi

waktu jika

ada

mahasiswa

IAIN Salatiga

yang belum

bisa

membayar

Page 176: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

di Kelurahan

Mangunsari

Kecamatan

Sidomukti

Kota

Salatiga?

Mangunsari

Kecamatan

Sidomukti

Kota

Salatiga?

jika ada,

apa saja

faktor

pendukung

dan

penghambat

nya?

pembayaran uang kos itu

ada mba, tapi harus dengan

alasan yang benar mba, nda

boleh mengada-ada

alasannya...” (RU, 22

tahun); (4) “Dikasi toleransi

waktu mba. yang penting

sama ibuk tu harus ada

obrolan dahulu misal telat

membayar kos, gitu mba...”

(L, 22 tahun); (5) “Selama

ini setau saya ibuk kos

selalu memberikan toleransi

kepada mahasiswa yang

telat memebayar kos.

dengan syarat menyertakan

alasan yang sebenarnya....”

(NR, 22 tahun); (6) “Dikasi

mba, insyaAllah bapak

member toleransi waktu asal

disertai alasan yang benar

mba. pernah saya waktu itu

telat mebayar kos dan saya

memberi alasan, trus bapak

kos memakluminya...” (F,

22 tahun); (7) “Bapak kos

memberikan toleransi

kepada mahasiswa dengan

syarat memberikan alasan

yang tepat. Soalnya pernah

kejadian dulu pernah ada

yang pura-pura belum bisa

membayar kos padahal dia

membeli barang-barang

yang banyak. Dari itu,

bapak memberikan toleransi

kepada anggota kos yang

beliau percaya...” (R, 21

tahun); (8) “Dikasih

toleransi waktu mba.

Pokoknya harus ngasih tau

pemilik kos dulu mba misal

uang kos,

dengan syarat

memberikan

alasan yang

sebenar-

benarnya.

Page 177: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

belum bisa bayar atau belum

kiriman gitu.....” (D, 19

tahun); (9) “Yang penting

bilang dulu mba, misal kalo

jatuh tempo belum bisa

bayar, gitu mba....” (N, 21

tahun); (10) “Setiap anggota

kos baik mahasiswa

IAIN/umum, saya berikan

toleransi waktu pada saat

pembayaran uang kos

dengan syarat memberikan

alasan yang benar mba.

Soalnya kan rezeki orang

nda ada yang tau. Kadang di

atas kadang di bawah. Saya

mencoba berfikiran positif

dengan alasan yang

mahasiswa IAIN berikan.

Akan tetapi jangan semena-

mena memanfaatkan

toleransi yang saya berikan.

Pernah kejadian ada

mahasiswa yang berbohong

belum dikirim uang kos,

padahal dia sering keluar

kos dan malah membeli

barang-barang mba. Hal

tersebut membuat saya

berfikir ulang dua kali

kepada sebagian anggota

kos yang tercermin pada

saat mereka sering

menunda-nunda

pembayaran kos...” (K, 58

tahun); (11) “Saya

memberikan toleransi

memang hanya untuk anak

kos yang bener-bener belum

bisa mebayar uang kos mba.

Tetapi tiap tanggal awal

atau tanggal muda, biasanya

Page 178: POLA KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA IAIN SALATIGA DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5885/1/SKRIPSI.pdf · dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan

saya sudah mengingatkan

anak-anak terkait

pembayaran uang kos

melalui grup whatsapp...” (I,

38 tahun); (12) “Benar mba,

saya memberikan toleransi

kepada anak kos mahasiswa

IAIN yang belum bisa

membayar uang kos. Kalo

sama saya tu yang penting

anak-anak memberitahu

saya dahulu alasan telat

bayar kos....” (E, 45 tahun)