PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI...

184
PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI PROFESI UNTUK KASUS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) DI PARUNG BOGOR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Khomsiatul Inayah NIM 11140520000041 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M

Transcript of PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI...

Page 1: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN

FUNGSI PROFESI UNTUK KASUS KEKERASAN

DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PARUNG BOGOR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Khomsiatul Inayah

NIM 11140520000041

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H / 2020 M

Page 2: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan
Page 3: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan
Page 4: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan
Page 5: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

ABSTRAK

Khomsiatul Inayah, 11140520000041, Peran Penyuluh Agama

dalam Menjalankan Fungsi Profesi untuk Kasus Kekerasan dalam

Rumah Tangga (KDRT) di Parung Bogor, dibawah Bimbingan Dra.

Rini Laili Prihatini, M. Si, 2020.

Keutuhan dan kerukunan rumah tangga dapat terganggu jika kualitas

pengendalian diri tidak dapat dikontrol, terlebih pada permasalahan yang

dapat menimbulkan terjadinya kekerasan. Menanggapi hal tersebut,

keberadaan profesi penyuluh agama memiliki fungsi strategis dalam

pembangunan bangsa melalui bahasa agama. Penelitian ini bertujuan

menjelaskan 1) Peran penyuluh agama dalam menjalankan fungsi

profesinya untuk kasus kekerasan dalam rumah tangga 2) Menjelaskan

faktor pendukung dan faktor penghambat penyuluh agama dalam

mencegah KDRT di Parung Bogor.

Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif.

Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang penyuluh agama Islam,

1 orang mediator Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian

Perkawinan (BP4) dan 3 orang masyarakat Parung. Adapun teknik

penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik analisis

data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Peran penyuluh agama dalam

menjalankan fungsi informatif dan edukatif ialah menyampaikan

informasi mengenai prosedur apabila pasangan yang berkonflik

memutuskan untuk bercerai, memberikan pengajaran di majelis ta’lim

dan menjadi pemateri dalam kegiatan bimbingan perkawinan pra-nikah.

Melakukan layanan konsultasi dengan masyarakat yang memiliki

permasalahan rumah tangga sebagai fungsi konsultatif dan menjadi

pendamping (mediator) pada masyarakat yang memiliki konflik rumah

tangga sebagai fungsi advokatif. 2) Faktor pendukung penyuluh dalam

mencegah kekerasan dalam rumah tangga adalah kemampuan penyuluh

melakukan metode penyuluhan, kerjasama antara penyuluh dan BP4,

keterampilan penyuluh melakukan pendampingan bagi masyarakat yang

berkonflik. Faktor penghambat penyuluh adalah keterbatasan fasilitas,

jumlah SDM yang terbatas dan rendahnya kemampuan penyuluh

memanfaatkan media massa dalam melakukan penyuluhan.

Kata Kunci : Penyuluh Agama dan Kekerasan dalam Rumah

Tangga (KDRT).

Page 6: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puja dan puji penulis lantunkan terhadap semua

karunia dari Allah SWT, yang senantiasa memberikan

pertolongan kepada hamba-Nya yang senantiasa berusaha dan tak

lupa berdoa. Sehingga berkat pertolongan Allah SWT, penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Penyuluh

Agama dalam Menjalankan Fungsi Profesi untuk Kasus

Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di Parung Bogor”.

Sholawat teriring salam semoga selalu tercurah limpahkan

kepada baginda alam yang mulia Nabi Muhammad SAW, karena

berkat perjuangan beliau kita dapat menikmati indahnya ilmu

pengetahuan.

Sebagai makhluk sosial, penulis menyadari penuh bahwa

dalam prosesnya mulai dari tahap penelitian hingga tahap

penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan maupun dukungan

yang telah diberikan dari berbagai pihak. Terutama kedua

orangtua penulis Bapak Tarmizi dan Ibu Cicih Sulaesih yang

tiada hentinya memberikan do’a, dukungan, kasih sayang,

pengorbanan dan ketulusan kepada penulis. Serta adikku

Fithriyyah yang selalu memberikan semangat disetiap harinya.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan karunia dan keberkahan

kepada kalian semua. Aamiin Allahumma Aamiin.

Skripsi ini merupakan suatu karya ilmiah yang penulis

selesaikan guna memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Page 7: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

ii

Jakarta. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya terutama kepada:

1. Suparto, M. Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, BSW, MSW

selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabuddin

Noor, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi

Umum, serta Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Wakil

Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama.

2. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku Ketua dan Artiarini

Puspita Arwan, M.Psi selaku Sekretaris program studi

Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Dosen Pembimbing Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si yang

senantiasa membimbing, mengarahkan dan memotivasi

penulis dalam penyusunan skripsi.

4. Dra. Musfirah Nurlaily, M.A selaku Dosen Penasehat

Akademik, program studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

(BPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. M. Taufik Hidayatulloh, M.Si selaku dosen penguji I dan

Muchtar Mochamad Solihin, M.Si selaku dosen penguji II

pada sidang munaqasyah.

6. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama dan

Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Page 8: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

iii

serta seluruh civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. H. Asmat, S.Ag selaku Kepala Kantor Urusan Agama

Kecamatan Parung Bogor Jawa Barat beserta seluruh pegawai

KUA yang telah menerima penulis dengan terbuka dan

memberikan informasi serta data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini.

8. Pradita, M Ali Nurdin (Bang Ali), Hoirunnisa (Ka Ocin),

Annisa Eka Mardiyah, Mutiara Juliantini (Muje) dan M. Syur

Ronally yang senantiasa memotivasi penulis dalam menyusun

skripsi.

9. Teman-teman seperjuangan program studi Bimbingan dan

Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan

2014.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun

karya ilmiah ini.

Akhir kata penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, maka penulis mengharapkan kritik serta saran yang

dapat membangun. Besar harapan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya dan khususnya

bagi segenap keluarga besar program studi Bimbingan dan

Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 20 Januari 2020

Khomsiatul Inayah

Page 9: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR......................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................ iv

DAFTAR TABEL................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR........................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................

B. Identifikasi Masalah..................................................

C. Batasan Masalah........................................................

D. Rumusan Masalah.....................................................

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.................................

F. Tinjauan Kajian Terdahulu........................................

G. Metode Penelitian......................................................

H. Sistematika Penulisan................................................

1

11

11

12

12

13

19

29

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Peran Penyuluh Agama

1. Pengertian Peran..................................................

2. Macam-macam Peran..........................................

3. Pengertian Penyuluh Agama................................

4. Peran Penyuluh Agama........................................

32

33

36

38

Page 10: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

v

5. Pengertian Penyuluhan Agama............................

6. Metode Penyuluhan Agama.................................

7. Materi Penyuluhan Agama...................................

8. Sasaran Penyuluhan.............................................

9. Media Penyuluhan...............................................

41

44

47

51

51

B. Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)

1. Pengertian Kekerasan..........................................

2. Pengertian Kekerasan Dalam Rumah Tangga......

3. Bentuk-Bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga

(KDRT)...................................................

4. Pencegahan Tindak KDRT..................................

C. Kerangka Berfikir......................................................

53

57

60

62

66

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR URUSAN

AGAMA (KUA) PARUNG

A. Profil Kantor Urusan Agama (KUA) Parung

1. Sejarah KUA Parung............................................

2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi.............................

3. Visi dan Misi KUA Parung..................................

4. Ragam Pelayanan KUA Parung...........................

5. Kegiatan Kemitraan KUA Parung.......................

6. Letak Geografis...................................................

7. Agama..................................................................

8. Sarana dan Prasarana KUA Parung......................

9. Struktur Organisasi KUA Parung.........................

69

70

71

72

73

73

74

75

76

B. Profil Penyuluh Agama Islam KUA Parung

1. Penyuluh Agama Islam KUA Parung...................

77

Page 11: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

vi

2. Hubungan Penyuluh Agama Islam dengan BP4...

3. Program Penyuluh Agama Islam KUA Parung....

80

81

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Informan

1. Penyuluh Agama Islam KUA Parung...................

2. Mediator BP4 KUA Parung.................................

3. Masyarakat Kecamatan Parung............................

B. Temuan penelitian

1. Peran Penyuluh Agama Islam KUA Parung.........

83

85

86

88

BAB V PEMBAHASAN

A. Peran penyuluh agama Islam dalam menjalankan

fungsi informatif dan edukatif, konsultatif serta

fungsi advokatif untuk kasus kekerasan dalam rumah

tangga di Parung Bogor...................................

B. Faktor pendukung dan faktor penghambat penyuluh

agama Islam dalam mencegah kekerasan dalam

rumah tangga di Parung Bogor...................................

C. Analisis SWOT..........................................................

102

114

122

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan....................................................................

B. Implikasi....................................................................

C. Saran..........................................................................

128

129

130

DAFTAR PUSTAKA........................................................... 133

LAMPIRAN......................................................................... 140

Page 12: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Laporan kasus kekerasan terhadap perempuan

2016-2018.............................................................

4

Tabel 3.1 Jumlah pemeluk agama masyarakat Kecamatan

Parung...................................................................

75

Tabel 3.2 Penyuluh agama Islam KUA Kecamatan

Parung...................................................................

79

Tabel 4.1 Tujuan peran penyuluh agama dalam

menjalankan fungsi profesi untuk kasus

kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) Parung

Bogor.....................................................................

100

Tabel 5.1 Analisis SWOT..................................................... 122

Tabel 5.2 Analisis strategi

SWOT.........................................

123

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur organisasi KUA

Parung...........................

76

Page 13: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ketimpangan relasi dan peran gender antara laki-laki dan

perempuan terjadi karena adanya aturan, tradisi dan hubungan

timbal balik yang menentukan batas feminitas dan maskulinitas.

Semua ini mengakibatkan adanya pembagian kekuasaan antara

perempuan dan laki-laki, yang selanjutnya berimbas dalam

kehidupan sosial.1

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat

perceraian yang cukup tinggi. Hal itu terbukti menurut Badan

Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung tahun 2016. Tiga

besar provinsi dengan angka perceraian tinggi adalah Jawa Timur,

Jawa Barat dan Jawa Tengah. Klasifikasi tingkat perceraian yang

terjadi didominasi oleh cerai gugat (perceraian yang diajukan oleh

pihak istri) daripada cerai thalak.2 Besarnya jumlah perempuan

yang mengajukan perceraian melahirkan tanda tanya terkait posisi

dan kondisi perempuan dalam perkawinan. Ditenggarai masih

adanya budaya patriarki menyebabkan adanya subordinasi

perempuan dalam perkawinan yang berkontribusi terhadap

tingginya perempuan yang mengajukan gugat cerai.

1 Pusat Studi Wanita UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pengantar Kajian

Gender, (Jakarta: Pusat Studi Wanita UIN Syarif Hidayatullah, 2003), h. vii. 2 Hamdani Wahyu Sururie, Darurat Perceraian Dalam Keluarga Muslim

Indonesia, (Bandung: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

(LP2M) UIN Sunan Gunung Djati), h. 93.

Page 14: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

2

Sepanjang tahun 2016, faktor penyebab terjadinya perceraian

keluarga di Indonesia didominasi oleh tiga faktor yaitu,

ketidakharmonisan atau perselisihan dan pertengkaran,

permasalahan ekonomi dan tidak adanya tanggungjawab.

Kategori “tidak ada keharmonisan” bermakna luas, banyak hal

yang tercakup didalamnya. Terminologi yang digunakan dalam

kategorisasi penyebab perceraian menunjukan sebuah fenomena

penghalusan peristilahan yang berdampak mengaburkan

penyebab sesungguhnya perceraian.3

Dalam kehidupan sosial, berkembang mitos bahwa laki-laki

lebih tinggi kedudukannya daripada perempuan karena laki-laki

dipandang lebih cerdas, kuat dan tidak emosional. Mitos tersebut

mempengaruhi perilaku orangtua dalam mendidik anak. Selain itu

penafsiran ayat-ayat Agama yang menafsirkan perempuan secara

tradisional dan subjektif, serta budaya patriarki yang memandang

kekuasaan berada di tangan laki-laki juga menyebabkan kerugian

terhadap perempuan.4 Dominasi laki-laki dalam berbagai aspek

kehidupan menyebabkan perempuan mengalami beragam

diskriminasi. Salah satu bentuk diskiriminasi yang terjadi ialah

adanya nilai-nilai pembagian kerja yang menekankan bahwa

dunia rumah tangga sepenuhnya milik perempuan, menyebabkan

tugas-tugas perempuan hanya terfokus pada sumur, dapur dan

kasur.

3 Lembar Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan Tahun 2016.

Kekerasan Terhadap Perempuan Meluas: Negara Urgen Hadir Hentikan

Kekerasan Terhadap Perempuan di Ranah Domestik, Komunitas dan Negara.

h. 17. Dalam https://www.komnasperempuan.go.id/, Diakses pada 9 Agustus

2018. 4 Ibid, h. vii.

Page 15: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

3

Salah satu bentuk dari ketidakadilan gender adalah tindak

kekerasan terhadap perempuan baik yang berbentuk fisik atau

psikis termasuk anggapan bahwa laki-laki pemegang supermasi

dan dominasi terhadap berbagai sektor kehidupan.5 Kekerasan

sarat dengan makna derita, baik ditelaah dari perspektif psikologi

maupun hukum didalamnya yang terkandung perilaku manusia

baik individu maupun kelompok yang menyebabkan timbulnya

penderitaan bagi orang lain.6 Kekerasan mencerminkan

pengejawantahan perilaku agresif terpendam dari manusia

terutama dari pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah.7

Catatan Tahunan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap

Perempuan menunjukkan bahwa kasus kekerasan terhadap

perempuan yang dilaporkan dan ditangani oleh Pengadilan

Agama serta lembaga mitra pengada layanan yang tersebar di 34

provinsi, menunjukan adanya peningkatan laporan kasus

kekerasan terhadap perempuan selama periode tahun 2016-2018.

Berikut merupakan tabel jumlah laporan kasus kekerasan

terhadap perempuan yang sudah penulis sajikan ke dalam bentuk

tabel.

5 Fadillah Suralaga, dkk, Pengantar Kajian Gender, (Jakarta: Pusat Studi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003), h. 76. 6 Elli Nur Hayati, Panduan Untuk Pendamping Korban Kekerasan:

Konseling Berwawasan Gender, cet. Ke-2 (Yogyakarta: Rifka Annisa kerja

sama dengan Pustaka Pelajar, 2002), h.25. 7 Wahyu Rahardjo, Penganiayaan Emosional Dan Kekerasan Dalam

Rumah Tangga: Sebuah Potret Buram Kehidupan Berkeluarga, (Jurnal

Penelitian Psikologi: Universitas Gunadarma, 2007),. Vol. 12. No. 1, h.1.

Page 16: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

4

Tabel 1.1 Laporan kasus kekerasan terhadap perempuan

2016-2018.8

No. Tahun Jumlah

1. 2016 259.150

2. 2017 348.446

3. 2018 406.178

Berdasarkan Catatan Tahunan Komisi Nasional Anti

Kekerasan Terhadap Perempuan diatas, pola kasus kekerasan

terhadap perempuan terbagi menjadi tiga bagian yaitu kasus di

ranah rumah tangga dan atau relasi personal, ranah komunitas dan

ranah negara. Sepanjang tahun 2016-2018 juga diketahui bahwa

laporan kekerasan yang dialami perempuan paling banyak adalah

pada ranah rumah tangga dengan persentase terbesar ialah kasus

kekerasan terhadap istri (KTI).9 Sejatinya, kekerasan bisa terjadi

dimana saja dan dalam konteks apa saja, termasuk dalam ranah

keluarga atau yang dikenal dengan sebutan kekerasan dalam

rumah tangga (KDRT). Adapun bentuk-bentuk laporan kekerasan

yang dialami perempuan dalam rumah tanggga ialah kekerasan

fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual dan kekerasan

ekonomi.10

8 Komnas Perempuan, Dalam https://www.komnasperempuan.go.id,

Diakses pada 30 November 2019. 9 Lembar Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan Tahun 2016.

Kekerasan Terhadap Perempuan Meluas: Negara Urgen Hadir Hentikan

Kekerasan Terhadap Perempuan di Ranah Domestik, Komunitas dan Negara.

h. 17. Dalam https://www.komnasperempuan.go.id/, Diakses pada 9 Agustus

2018. 10

Lembar Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan Tahun

2018. Tergerusnya Ruang Aman Perempuan dalam Pusaran Politik

Page 17: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

5

Meningkatnya angka pengaduan langsung ke Komnas

Perempuan juga menunjukan bahwa kesadaran perempuan korban

atau masyarakat yang membutuhkan perlindungan di luar sistem

yang tersedia dalam struktur negara dan kondisi penanganan

kekerasan terhadap perempuan masih belum membaik atau masih

mengalami stagnasi penegakan hukum dan penanganannya.11

Peningkatan laporan kasus kekerasan terhadap perempuan dalam

rumah tangga yang cukup signifikan juga menunjukkan bahwa

pelaku kekerasan adalah orang-orang yang dipercaya, dihormati

dan dicintai, serta terjadi di wilayah yang seharusnya menjamin

keamanan setiap penghuninya, yaitu keluarga.12

Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat

yang berperan dan berpengaruh sangat besar terhadap

perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian setiap

anggota keluarga.13

Poin penting dalam keluarga adalah

perwujudan relasi yang ideal antara suami dan istri yaitu interaksi

positif antara keduanya. Melalui pernikahan, suami istri

diharapkan secara bersama-sama dapat mewujudkan rumah

tangga sebagai tempat berlindung, menikmati naungan kasih

Populisme. h.1. Dalam https://www.komnasperempuan.go.id/. Diakses pada 10

Agustus 2018. 11

Lembar Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan Tahun

2018. Tergerusnya Ruang Aman Perempuan dalam Pusaran Politik

Populisme. h.18, Dalam https://www.komnasperempuan.go.id/. Diakses pada

10 Agustus 2018. 12

Kristyanti, J.R, Memahami Dinamika Kekerasan Pada Perempuan

Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Jurnal Psikologi, 2004, Vol. 13 No.

1. h. 98. 13

Umi Muzayanah, Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dan Peran

Lembaga Agama Di Banyumas Jawa Tengah, Peneliti Litbang Agama

Semarang, 2016, Vol. 2. No. 2. h. 1. Diakses pada 11 Agustus 2018.

Page 18: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

6

sayang dan dapat memelihara anak-anaknya hidup dalam

pertumbuhan yang baik.14

Sebagaimana yang tercantum dalam

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Bab 1 Pasal 1:

“Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria

dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.15

Permasalahan yang terjadi di dalam rumah tangga memang

sangatlah beragam. Keutuhan dan kerukunan rumah tangga dapat

terganggu jika kualitas pengendalian diri tidak dapat dikontrol,

terlebih pada permasalahan yang dapat menimbulkan terjadinya

kekerasan.16

Hal tersebut tentunya sudah terlepas dari tujuan

diadakannya perkawinan guna membentuk keluarga yang

harmonis sesuai dengan tuntunan ajaran Agama Islam yaitu

sakinah, ma waddah, wa rahmah.

Perwujudan dalam penghapusan kekerasan dalam rumah

tangga tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia

(UU RI) Nomor 23 Tahun 2004. Pada pasal 4 ditegaskan bahwa

penghapusan kekerasan dalam rumah tangga bertujuan:

1. Mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga

14

Mayyadah Na‟im, Peran Mediasi Dalam Upaya Mempertahankan

Perkawinan Pada Badan Penasihatan Pembinaan Dan Pelestarian

Perkawinan (BP4) Jakarta Selatan, (Skripsi: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019), h. 1. 15

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, 2017), Bab

1 Pasal 1, h. 1. 16

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, Tentang Perkawinan dan

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Visimedia, 2007), Cet Ke-1, h. 68-69.

Page 19: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

7

2. Melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga

3. Menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga dan

4. Memelihara keutuhan rumah tangga harmonis dan

sejahtera.17

Keterangan diatas menunjukkan bahwa diperlukan adanya

upaya dalam meminimalisir angka kekerasan dalam rumah

tangga. Pembekalan dan pemahaman kepada masyarakat

diharapkan dapat mengurangi angka kekerasan dalam rumah

tangga melalui kegiatan yang dapat mewujudkan masyarakat

Indonesia menuju kualitas hidup yang lebih baik. Hal itu

dilakukan mengingat bahwa kekerasan dalam rumah tangga

berdampak negatif secara fisik, emosional, dan psikologis

terhadap orang yang menjadi sasarannya (korban kekerasan).18

Pada hakikatnya, dalam Agama Islam manusia dipandang

pada derajat yang sama tanpa membedakan laki-laki dan

perempuan. Perbedaan yang ada hanya ditentukan pada kualitas

ketakwaannya saja. Batas-batas sosial seperti suku, bahasa, laki-

laki atau perempuan tidak bisa dijadikan ukuran untuk

menentukan seseorang menjadi lebih baik dari orang lain. Hal ini

didasari bahwa Agama apapun tidak pernah menyetujui dan

menerima berbagai bentuk tindak kekerasan.19

Agama dalam

17

ST. Rahmatiah, Dakwah, Trafficking dan KDRT, (UIN Alaudin

Makassar: Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, 2013), h. 50. 18

Ibid, h. 50. 19

Fatma Amilia, Pergeseran Nilai dan Peran Lembaga Keagamaan

dalam Penanggulangan KDRT (Studi Lembaga Kegamaan di Yogyakarta),

Jurnal Syariah dan Hukum, Vol. 5, No. 1, 2016, h. 23.

Page 20: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

8

kehidupan manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar.20

Agama memberikan patokan dan tuntunan berupa perintah dan

larangan kepada manusia dalam aktualisasi kehidupan. Suatu hal

yang berhubungan dengan Agama menjadi penting, karena ajaran

Agama berperan dalam pembentukkan tingkah laku dan

pengarahan penggunaan akal untuk perbaikan hidup manusia.21

Realitanya jalan yang ditunjukan ajaran Agama tidak seluruhnya

diikuti oleh manusia, hal itu menyebabkan tindak kekerasan

dalam rumah tangga masih terjadi sampai saat ini.

Sejalan dengan hal tersebut, berbagai upaya dilakukan untuk

menekan angka kasus kekerasan dalam rumah tangga oleh

lembaga pemerintah maupun non-pemerintah agar kekerasan

dalam rumah tangga tidak mudah terjadi dikalangan masyarakat.

Kementrian Agama sebagai instansi yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan dibidang Agama mempunyai Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 1946 tentang pencatatan nikah, talak

dan rujuk. Pelayanan pencatatan perkawinan bagi umat Islam

yaitu di Kantor Urusan Agama (KUA) yang merupakan unit

pelaksanaan teknis dibawah Kementrian Agama dan

bertanggungjawab kepada Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam dan secara operasioanal dibina oleh Kepala

Kantor Kementrian Agama Kabupaten/Kota sesuai dengan PMA

Nomor 34 Tahun 2016 tentang organisasi dan tata kerja KUA

Kecamatan. Dalam melaksanakan tugasnya, KUA Kecamatan

20

Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental,

(Jakarta: Bulan Bintang. 1982), h. 56. 21

Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental,

(Jakarta: Bulan Bintang. 1982), h. 57.

Page 21: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

9

menyelenggarakan fungsinya yaitu pelaksanaan, pelayanan,

pengawasan, pencatatan dan pelaporan nikah/rujuk, pelayanan

bimbingan keluarga sakinah, dan pelayanan bimbingan dan

penerangan Agama Islam. Dalam susunan organisasi KUA

Kecamatan, terdapat kelompok jabatan fungsional tertentu yaitu

penyuluh Agama Islam.22

Keberadaan profesi penyuluh Agama memiliki fungsi

strategis dalam pembangunan bangsa. Fungsi tersebut meliputi

fungsi informatif dan edukatif, fungsi konsultatif, serta fungsi

advokatif.23

Penguatan dan pelestarian nilai-nilai perkawinan

yang sesuai dengan ajaran Agama termasuk upaya pencegahan

tindak kekerasan dalam rumah tangga perlu mendapat perhatian

yang lebih besar dari semua pihak baik masyarakat maupun

pemerintah.

Penyuluh Agama adalah pembimbing umat beragama dalam

rangka pembinaan mental, moral dan ketaqwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa.24

Penyuluh Agama yang dimaksud disini adalah

penyuluh Agama Islam yang memberikan pengertian dan

penjabaran tentang segala aspek pembangunan melalui bahasa

22

Trisnayati, Strategi Komunikasi Penyuluh Agama Islam Fungsional

Dalam Upaya Pencegahan Perceraian Di Kabupaten Tangerang, (Tesis,

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Jakarta, 2018), h. 5-6. 23

Muhammad Umar Fauzi, Strategi Penyuluh Agama Islam Dalam

Menangkal Faham Radikalisme di Kabupaten Nganjuk, Jurnal Studi Islam dan

Muamalah. Vol. 6 No. 1. Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul „Ula, h. 3.

Diakses pada 15 Agustus 2018. 24

Departemen Agama RI, Panduan Tugas Penyuluh Agama, (Jakarta:

Departemen Agama RI, 2007), h. 8-9.

Page 22: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

10

Agama.25

Penyuluh Agama memiliki potensi untuk didudukan

sebagai figur atau tokoh yang dianggap memiliki banyak

pengetahuan keagamaan. Perannya sangat strategis dalam rangka

membangun mental, moral dan nilai ketakwaan umat serta

mendorong peningkatan kualitas kehidupan umat dalam berbagai

bidang baik dibidang keagamaan maupun pembangunan.26

Penelitian ini menarik untuk diteliti guna mengetahui

bagaimana peran penyuluh Agama Islam dalam menjalankan

fungsi profesinya untuk kasus kekerasan dalam rumah tangga

melalui kegiatan di majelis ta‟lim, kegiatan bimbingan

perkawinan kepada pasangan calon pengantin maupun kegiatan

konsultasi. Penyuluh Agama Islam yang terintegrasi dalam

keanggotaan Kantor Urusan Agama (KUA) memegang peran

dalam menjalani program tersebut kepada masyarakat. Sehingga

masyarakat dapat memahami dan menerapkan segala aspek yang

ditujukan oleh pemerintah melalui bekal-bekal yang diterangkan

oleh penyuluh Agama Islam dalam kegiatan tersebut.

Pada pelaksanaannya, penyuluh Agama Islam sebagai ujung

tombak dari Kementrian Agama yang diharapkan mampu untuk

menjalankan perannya di tengah-tengah masyarakat dengan

menjalankan fungsinya di bidang kegiatan secara bersama-sama

dan berkesinambungan seperti melakukan bimbingan dan

25

Amirulloh, Analisis Pengembangan Kompetensi Penyuluh Agama

Pada Ditjen Bimas Islam Kementrian Agama Republik Indonesia Dalam

Memelihara Kerukunan Umat Beragama, (Tangerang Selatan: YPM, 2016), h.

18. 26

Thalib Manhia, Tugas Pokok Dan Fungsi Penyuluh Agama Islam

Fungsional, (Kementrian Agama RI, Kantor Wilayah Provinsi Gorontalo),

dalam https://gorontalo2.kemenag.go.id/, Diakses pada 15 Oktober 2018.

Page 23: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

11

penyuluhan, konsultasi Agama dan pembangunan melalui bahasa

agama khususnya dalam mewujudkan keluarga sakinah,

mawaddah, wa rohmah sesuai dengan fungsi-fungsi yang melekat

pada tugas penyuluh Agama.27

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menulis

sebuah karya ilmiah dan menuangkannya ke dalam sebuah skripsi

berjudul “Peran Penyuluh Agama dalam Menjalankan Fungsi

Profesi untuk Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga

(KDRT) di Parung Bogor”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis

mengidentifikasi masalah yakni kekerasan dalam rumah tangga

merupakan salah satu masalah yang muncul di tengah-tengah

masyarakat. Kekerasan dalam rumah tangga perlu ditangani agar

tidak semakin meresahkan dengan cara pencegahan, pembinaan

maupun penanganan dari berbagai pihak yang berwenang.

C. Batasan Masalah

1. Batasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan untuk mencegah

pembahasan masalah yang melebar dan tidak terfokus. Maka

berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis berusaha

memfokuskan dan mempertegas ruang lingkup pembahasan

pada peran penyuluh agama Islam dalam menjalankan fungsi

27

Trisnayati, Strategi Komunikasi Penyuluh Agama Islam Fungsional

Dalam Upaya Pencegahan Perceraian Di Kabupaten Tangerang, (Tesis,

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Jakarta, 2018), h. 7.

Page 24: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

12

profesi meliputi fungsi informatif dan edukatif, fungsi

konsultatif serta fungsi advokatif. Sedangkan batasan pada

kekerasan dalam rumah tangga dilihat dari aspek kekerasan

verbal dan kekerasan non verbal yang dialami masyarakat

Kecamatan Parung Bogor.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai

berikut:

a. Bagaimana peran penyuluh agama Islam dalam

menjalankan fungsi informatif dan edukatif, konsultatif

serta advokatif untuk kasus kekerasan dalam rumah

tangga di Parung Bogor?

b. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat penyuluh

agama Islam dalam mencegah kekerasan dalam rumah

tangga di Parung Bogor?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui peran penyuluh agama Islam dalam

menjalankan fungsi informatif dan edukatif,

konsultatif serta advokatif untuk kasus kekerasan

dalam rumah tangga di Parung Bogor.

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat

penyuluh agama Islam dalam mencegah kekerasan

dalam rumah tangga di Parung Bogor.

2. Manfaat Penelitian

Page 25: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

13

a. Memberikan kontribusi positif bagi pengembangan

ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan mata kuliah

Dasar-Dasar Penyuluhan, Gender dan Pembangunan,

Bimbingan Spiritual dan Administrasi Penyuluhan.

b. Sebagai bahan masukan dalam menyusun program

praktikum dan pengembangan kurikulum Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan

bagi Penyuluh Agama Islam dibawah Direktorat

Bimas Islam untuk penyusunan program kerja.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam menyusun penelitian ini, penulis telah melakukan studi

pustaka antara lain:

1. Skripsi karya Rezky Aztuti Arhal, dengan judul penelitian

Metode Konseling Islam dalam Mengatasi Kekerasan

Terhadap Perempuan Dalam Rumah Tangga Di

Kelurahan Dannuang Kecamatan Ujungloe Kabupaten

Bulukumba. Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

(BPI), (Makassar: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Alauddin Makassar, 2017). Penelitian ini berisi tentang teknik

pelaksanaan konseling Islam mengatasi kekerasan perempuan

dalam rumah tangga yang dilakukan oleh penyuluh Agama

Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik konseling

Islam dalam mengatasi kekerasan terhadap perempuan dalam

rumah tangga di Kelurahan Dannuang Kecamatan Ujungloe

Page 26: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

14

Kabupaten Bulukumba adalah dengan memberikan latihan

spiritual, melakukan pendekatan komunikasi, memberikan

bimbingan keagamaan, dan kejujuran dalam keluarga yang

bertujuan untuk memberikan ketenangan tersendiri bagi para

korban kekerasan dalam rumah tangga. Kelebihan dalam

penelitian ini adalah penulis membahas mengenai faktor-faktor

yang menjadi penghambat dalam mengatasi kekerasan dalam

rumah tangga dengan jelas, penulis juga memberikan

intervensi berupa saran terhadap metode teknik konseling agar

penyuluh agama mampu memberikan bimbingan penyuluhan

sesuai dengan kebutuhan keluarga yang sedang mengalami

permasalahan. Kekurangan penelitian ini adalah dalam aspek

analisis temuan yang kurang tajam, belum dijelaskan secara

komprehensif kajian penelitiannya. Jenis penelitian ini adalah

penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian yang

digunakan adalah pendekatan bimbingan dan psikologi.28

2. Umi Muzayanah dalam jurnal Kekerasan Dalam Rumah

Tangga dan Peran Lembaga Agama di Banyumas Jawa

Tengah, tahun 2016. Penelitian ini berisi tentang faktor-faktor

yang menjadi penyebab KDRT terhadap perempuan, serta

untuk mengetahui sejauh mana peran lembaga Agama dalam

menanggulangi kasus KDRT di Kabupaten Banyumas.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualiatatif deskripstif.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kondisi ekonomi

28

Rezky Artuti Arhal, Metode Konseling Islam dalam Mengatasi

Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Rumah Tangga Di Kelurahan

Dannuang Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba. (Skripsi S1 Fakultas

Dakwah da Komunikasi UIN Alauddin Makassar, 2017), h. 40-42.

Page 27: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

15

keluarga yang lemah menjadi penyebab terbesar KDRT

terjadi. Peran lembaga Agama dalam mencegah atau

mengatasi KDRT masih sebatas pada taraf usaha preventif

yang dilakukan melalui pembinaan rohani dan kegiatan dialog

keagamaan. Kelebihan penelitian ini yaitu meneliti fenomena

KDRT di Banyumas dengan mengumpulkan data primer dari

tokoh Agama, aktivis lembaga Agama dan di dukung data

sekunder yaitu dokumen terkait dengan kajian lembaga Agama

Kabupaten Banyumas, dimana Kabupaten Banyumas termasuk

ke dalam 10 besar kasus KDRT terbesar di Jawa Tengah.

Kekurangan dalam penelitian ini adalah belum tergambar

jelas keterangan pada subjek penelitiannya sehingga tidak

diketahui langsung siapa tokoh Agama dan Aktivis lembaga

Agama yang dimaksud dalam penelitian ini.

3. Skripsi karya Helpin, dengan judul penelitian Peran

Penyuluh Agama Islam Dalam Menanggulangi Kekerasan

Dalam Rumah Tangga di Desa Motaha Kecamatan Angata

Kabupaten Konawe Selatan. Program Studi Bimbingan Dan

Penyuluhan Islam (BPI), (Sulawesi Tenggara: Fakultas

Dakwah, IAIN Kendari 2014). Penelitian ini berisi tentang

peran penyuluh Agama dalam menggulangi kekerasan dalam

rumah tangga. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di Desa Motaha

adalah kekerasan dalam bentuk pisik dan psikis yang

disebabkan oleh faktor ekonomi, orang ketiga dan minuman

keras. Peran penyuluh Agama dalam penanggulangan

kejahatan kekerasan dalam rumah tangga adalah dengan cara

Page 28: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

16

melakukan upaya perdamaian serta upaya yang terencana

seperti melakukan upaya Pre-emtif, Preventif, dan Represif.

Kelebihan dalam penelitian ini ialah pembahasannya yang

menarik, terfokus pada kegiatan penyuluhan Agama yang

dilakukan oleh penyuluh Agama Islam dalam mewujudkan

keutuhan dan kerukunan rumah tangga guna terciptanya

kualitas perilaku dan kemampuan pengendalian diri yang baik

pada masyarakat. Kekurangan penelitian ini pada aspek

konten isi yang masih umum dilihat dalam pembahasan teori

maupun temuan analisisnya sehingga belum mengkerucut

dalam pembahasan yang paling urgent. Penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.29

4. Skripsi karya Uminidiatul Hasanah, dengan judul penelitian

Efektivitas Bimbingan Konseling Islam di BP-4 dalam

Mengatasi Masalah Pada Korban Kekerasan Dalam

Rumah Tangga (Studi Pada Kantor Kementrian Agama

Pekanbaru). Program studi Bimbingan Konseling Islam,

(Pekanbaru: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sultan

Syarif Kasim Riau, 2014). Penelitian ini berisi tentang

efektivitas bimbingan konseling Islam di BP-4 dalam

mengatasi masalah pada korban kekerasan dalam rumah

tangga. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Badan

Penasehat Pelestarian Perkawinan (BP-4) dalam mengatasi

masalah kekerasan dalam rumah tangga efektif dilakukan, hal

29

Helpin, Metode Konseling Islam dalam Mengatasi Kekerasan

Terhadap Perempuan Dalam Rumah Tangga Di Kelurahan Dannuang

Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah

IAIN Kendari), h. 17.

Page 29: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

17

ini dapat dilihat dari berbagai upaya yang telah dilakukan BP-

4 dalam memberikan materi konseling dan dari semua kasus

yang masuk ke BP-4 sebagian besar dapat didamaikan

kembali. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif

deskriptif. Kelebihan dalam penelitian ini yaitu pemberian

alat bantu (media) berupa video film tentang kekerasan dalam

rumah tangga yang digunakan dalam mengatasi KDRT oleh

BP-4 Kota Pekanbaru yang bertujuan agar pasangan suami

istri dapat berfikir lebih jernih lagi dan mengetahui ruginya

jika kekerasan terjadi dalam rumah tangga. Kekurangan

penelitian yang dilakukan oleh Uminidiatul Hasanah belum

menjelaskan secara detail bentuk upaya BP-4 Kota Pekanbaru

dalam memberikan pelayanan pada pasangan suami istri yang

sedang bermasalah.

5. Rina Antasari dan Nilawati dalam Jurnal Kekerasan Dalam

Rumah Tangga Dalam Kacamata Peran BP4, tahun 2014.

Penelitian ini berisi tentang peran BP4 dalam menghadapi

permasalahan KDRT. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa

BP4 sangat membantu dalam persoalan keluarga, khususnya

persoalan yang berkaitan dengan KDRT. Bantuan yang

diberikan oleh BP4 di antaranya adalah membantu

memecahkan masalah keluarga, mendamaikan suami istri yan

sedang berselisih paham dan keinginan untuk becerai serta

memberikan wawasan untuk membina rumah tangga.

Kelebihan dalam penelitian ini adalah penulis menjelaskan

dengan jelas kinerja BP4 yang berada di Kota Palembang

dalam melaksanakan fungsi dan perannya terhadap

Page 30: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

18

permasalahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dengan metode diskripsi analisis.30

Penulis juga menunjukan temuan data dilapangan dengan baik.

Dalam penelitian ini, BP4 hanya menangani kasus jika klien

datang dan melapor. Kekurangan dalam penelitian ini adalah

penelitian tidak membahas mengenai kinerja BP4 untuk

bekerjasama dengan instasi pemerintah lain (Desa) sehingga

gerak aktif BP4 dalam pelayanan masyarakat untuk mencegah

KDRT dirasa belum optimal.

6. Skripsi karya Siti Yaumah, dengan judul penelitian Upaya

Penanganan Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Di Pesantren Untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN)

Amal Hayati Aqidah Usymuni Sumenep Madura. Program

Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah,

2009). Penelitian ini berisi upaya penanganan masalah KDRT

secara preventif dan kuratif, proses pelayanan masalah KDRT

meliputi pelayanan fisik/medis, psikososial, spiritual dan

hukum. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif. Kelebihan dalam penelitian ini adalah penelitian

ini menjelaskan tahapan demi tahapan bentuk-bentuk upaya

penanganan masalah KDRT yang dialami masyarakt.

Kekurangan dalam penelitian ini adalah tidak menjelaskan

30

Rina Antasari dan Nilawati, Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dalam

Kacamata Peran BP4, (Fakultas Syariah IAIN Raden Fatah Palembang: Jurnal

Multikultural & Multireligius Vol. 13 No. 1, 2014), h. 126-127.

Page 31: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

19

secara jelas dampak atau manfaat yang diterima dari

masyarakat yang mengalami KDRT terhadap upaya

penanganan yang dilakukan PUAN Amal Hayati.

Dari semua tinjauan kajian terdahulu diatas, penelitian yang

dilakukan penulis memiliki perbedaan sebagai berikut:

a. Lokasi penelitian skripsi ini yaitu di KUA Kecamatan

Parung Bogor. Hal tersebut tentu berbeda dengan tinjauan

kajian terdahulu diatas.

b. Masalah dalam penulisan skripsi ini membahas mengenai

peran penyuluh Agama Islam dalam menjalankan fungsi

profesinya untuk kasus KDRT serta faktor pendukung dan

faktor penghambat penyuluh Agama Islam dalam

mencegah tindak KDRT di Parung Bogor. Hal ini tentu

berbeda dengan penelitian diatas.

c. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah

kualitatif deskriptif dan teknik analisis data penelitian ini

menggunakan model Miles dan Huberman. Pada

penelitian ini penulis juga menggunakan teknik analisis

SWOT (Swot Analysis) yang digunakan hanya untuk

menjawab rumusan masalah pada poin kedua. Hal

tersebut berbeda dengan tinjauan kajian terdahulu diatas.

G. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif. Pendekatan kualitatif mencoba menerjemahkan

pandangan-pandangan dasar interpretatif dan fenomenologis yang

meliputi:

Page 32: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

20

a. Realitas sosial adalah sesuatu subjektif dan

diinterpretasikan, bukan sesuatu yang lepas di luar

individu-individu

b. Manusia tidak secara sederhana disimpulkan

mengikuti hukum-hukum alam di luar diri, melainkan

menciptakan rangkaian makna menjalani hidupnya

c. Ilmu didasarkan pada pengetahuan sehari-hari, bersifat

induktif, idiografis dan tidak bebas nilai serta

d. Penelitian bertujuan untuk memahami kehidupan

sosial.31

Penulis memilih metode kualitatif untuk menganalisis realitas

sosial secara mendalam. Metode ini dipilih karena penulis ingin

menjelaskan penelitian secara mendalam mengenai peran

penyuluh Agama Islam dalam menjalankan fungsi informatif dan

edukatif, konsultatif dan fungsi advokatif untuk kasus kekerasan

dalam rumah tangga di Parung Bogor. Melalui metode kualitatif,

penulis memiliki keluwesan dalam menyusun, menganalisis hasil

temuan dilapangan dan memungkinkan penulis menggunakan

kedekatan emosional dengan subjek penelitian sehingga dapat

mempermudah penulis memperoleh informasi dan mempelajari

setiap fenomena yang terjadi.

31

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian

Perilaku Manusia, Cet. ke- 6 (Depok: LPSP3, 2017), h. 31.

Page 33: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

21

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah jenis deskriptif. Jenis deksriptif kualitatif bertujuan

untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi,

berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang

ada dimasyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya

menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter,

sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi

ataupun fenomena tertentu.32

Jenis penelitian deskriptif dalam penelitian ini dipilih

untuk menggambarkan dan mengungkapkan fakta dan

fenomena yang terjadi di lapangan. Pendeskripsian yang

penulis lakukan berdasarkan pada data-data atau informasi

yang didapatkan dilapangan melalui observasi, wawancara

dan dokumentasi.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di KUA Kecamatan Parung

Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih

penulis berdasarkan beberapa alasan, diantaranya:

1) Lokasi penelitian dapat dijangkau dan data mudah

diakses oleh penulis sehingga dapat dilaksanakan

penelitian.

2) Penulis belum pernah menemukan karya ilmiah

berupa skripsi yang meneliti tentang Peran

32

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 68.

Page 34: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

22

Penyuluh Agama Dalam Menjalankan Fungsi

Profesi Untuk Kasus Kekerasan dalam Rumah

Tangga di lokasi penelitian.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian lapangan dimulai sejak 12 Juli 2018

sampai 1 November 2019.

3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Bila penelitian kuantitatif diarahkan pada generalisasi

(jumlah) tentang pengambilan sampel secara acak dan

terstratifikasi, penelitian kualitatif umumnya

menggunakan pendekatan purposif. Sampel tidak diambil

secara acak tetapi justru dipilih mengikuti kriteria tertentu.

Pilihan prosedur yang ada memberikan pilihan-pilihan

pada peneliti untuk mengambil prosedur yang dianggap

paling sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.33

Pendekatan purposif merupakan teknik yang

berdasarkan kepada ciri-ciri yang dimiliki subjek yang

dipilih karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan penelitian

yang akan dilakukan.34

Berkaitan dengan pendekatan

purposif dalam menentukan subyek penelitian, penulis

juga menggunakan metode non-probability sampling.

Non-Probability Sampling. Metode Non-Probability

33

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian

Perilaku Manusia, Cet. ke- 6 (Depok: LPSP3, 2017), h. 118-119. 34

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu

Sosial, Cet. Ke-3 (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h. 106.

Page 35: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

23

Sampling merupakan metode memilih sampel dari

populasi dengan tidak memberikan peluang yang sama

kepada anggota populasi.35

Pada penelitian kualitatif, sebelum studi dimulai

peneliti sudah harus memiliki bayangan mengenai isu-isu

yang akan dilibatkan dalam topik, orang-orang yang akan

di wawancara seperti narasumber yakni orang yang

dianggap penting memiliki pengetahuan khusus atau dapat

memberikan informasi mengenai topik yang diteliti,

karakteristik yang diisyaratkan dari narasumber dan lain

sebagainya. Pemilihan orang yang tepat sebagai

narasumber sebagai argumentasi konseptualnya menjadi

faktor penting.36

Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang penyuluh

Agama Islam fungsional (PAIF), satu orang penyuluh

Agama Islam honorer (PAH), satu orang mediator BP4.

Keempat subyek tersebut merupakan orang yang

berkedudukan pada KUA Parung. Selain empat orang

yang menjadi subyek penelitian diatas, penulis juga

mewawancarai tiga orang masyarakat penerima manfaat

dari kegiatan yang dilakukan penyuluh Agama dan BP4

untuk dijadikan sebagai informan penelitian.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana

peran penyuluh Agama Islam dalam menjalankan fungsi

35

Mahi M. Hikmat, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu

Komunikasi dan Sastra, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 62. 36

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian

Perilaku Manusia, Cet. ke- 6 (Depok: LPSP3, 2017), h. 109-110.

Page 36: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

24

informatif dan edukatif, fungsi konsultatif serta fungsi

advokatif untuk kasus kekerasan dalam rumah tangga

serta untuk melihat faktor pendukung dan faktor

penghambat penyuluh Agama Islam dalam mencegah

kekerasan dalam rumah tangga di Parung Bogor.

b. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah peran penyuluh

agama dalam menjalankan fungsi profesi untuk kasus

kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Parung Bogor.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Istilah observasi diturunkan dari bahasa latin yang

berarti “melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi

diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,

mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan

hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.37

Penulis melakukan observasi atau pengamatan

langsung untuk mencari informasi dan mengumpulkan

data yang dibutuhkan dengan cara mengamati langsung

dan meninjau segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh

penyuluh Agama Islam yang bekerjasama dengan BP4

KUA Parung. Penulis mengamati setiap kegiatan yang

37

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian

Perilaku Manusia, Cet. ke- 6 (Depok: LPSP3, 2017), h. 134.

Page 37: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

25

dilakukan mulai dari kegiatan di majelis ta‟lim dan

kegiatan bimbingan perkawinan.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang

diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara

kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk

memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif

yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang

diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu

tersebut.38

Pada penelitian ini, teknik wawancara dilakukan

kepada subyek penelitian untuk memperoleh data yang

diperlukan dan akan digunakan penulis sebagai sumber

data utama. Adapun teknik wawancara yang digunakan

adalah wawancara terstruktur, dimana penulis sudah

membuat daftar pertanyaan berupa pedoman wawancara

terlebih dahulu.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah salah satu teknik

pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau

menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek

sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.39

38

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian

Perilaku Manusia, Cet. ke- 6 (Depok: LPSP3, 2017), h. 144.h. 146. 39

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu

Sosial, Cet. ke-3 (Jakaarta: Salemba Humanika, 2012), h. 143.

Page 38: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

26

Penulis menggunakan teknik dokumentasi dalam

penelitian ini untuk memperoleh data yang telah di

dokumentasikan oleh KUA Parung dengan mengkaji

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian. Pada teknik dokumentasi ini, penulis

menggunakan seperangkat alat untuk menyimpan dan

merekam hasil wawancara maupun hasil observasi seperti

kamera, recorder, buku catatan, pena dan alat pendukung

lainnya.

5. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Data Primer

Sumber data primer adalah jenis data yang diperoleh

langsung dari objek penelitian sebagai bahan informasi

yang dicari. Data primer juga berarti data yang langsung

diperoleh dari dari sumber data pertama di lokasi

penelitian atau objek penelitian.40

Pada penelitian ini,

sumber data primer merupakan hasil pengumpulan data

melalui proses wawancara langsung dan proses

pengamatan langsung atau observasi yang dilakukan

penulis.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari

sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang

40

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana,

2010), h. 122.

Page 39: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

27

dibutuhkan.41

Pada penelitian ini, sumber data sekunder

yang digunakan penulis bersumber dari buku-buku,

internet, jurnal, artikel serta data-data yang dimiliki

lembaga/tempat dilangsungkannya penelitian ini yang

penulis lakukan melalui teknik dokumentasi.

6. Teknik Analisis Data

Analisis terhadap data pengamatan sangat dipengaruhi oleh

kejelasan mengenai apa yang ingin diungkap peneliti melalui

pengamatan yang dilakukan.42

Strategi analisis kualitatif,

umumnya tidak digunakan sebagai alat mencari data dalam

arti frekuensi akan tetapi digunakan untuk menganalisis

proses sosial yang berlangsung dan makna dari fakta-fakta

yang tampak dipermukaan itu. Dengan demikian, maka

analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah proses

dan fakta bukan sekadar untuk menjelaskan fakta tersebut.43

Pada penelitian ini, teknik analisis data dalam penelitian

ini menggunakan model Miles dan Huberman. Adapun teknik

analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari

tema dan polanya. Maka data yang telah direduksi akan

41

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana,

2010), h. 123. 42

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian

Perilaku Manusia, Cet. ke- 6 (Depok: LPSP3, 2017), h. 187. 43

M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 144.

Page 40: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

28

memberikan gambaran yang lebih jelas dan

mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Secara

teknis, pada kegiatan reduksi data yang telah dilakukan

dalam penelitian ini meliputi perekaman hasil wawancara

kemudian pengamatan hasil pengumpulan dokumen yang

berhubungan dengan fokus penelitian.

b. Penyajian Data

Menyajikan data yaitu penyusunan sekumpulan

informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan penarikan tindakan. Pada penelitian

kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori atau

sejenisnya. Pada penelitian ini, secara teknis data-data

disajikan dalam bentuk teks naratif, tabel, foto-foto dan

bagan.

c. Penarikan Kesimpulan

Data yang diperoleh penulis melalui hasil wawancara

dideskriptifkan secara menyeluruh. Data wawancara

dalam penelitian ini adalah sumber data utama yang

menjadi bahan analisis data untuk menjawab masalah

penelitian.

Pada penelitian ini juga, penulis menggunakan analisis

SWOT untuk menjawab rumusan masalah pada poin

kedua. SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan),

Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan

Page 41: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

29

Threats (ancaman).44

Menurut Freddy Rangkuti, matriks

SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan

kelemahan sumber daya yang dimiliki perusahaan dan

kesempatan-kesempatan eksternal dari tantangan yang

dihadapi. Analisis SWOT yang digunakan penulis pada

penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah

penelitian pada poin kedua.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan ini, penulis menggunakan

Pedoman Karya Ilmiah Skripsi yang diterbitkan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pedoman penulisan

skripsi. Berdasarkan buku pedoman penulisan skripsi tahun 2017,

skripsi dengan jenis penelitian kualitatif dibagi ke dalam VI

Bab.45

Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab I memuat tentang latar belakang

masalah, identifikasi masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, tinjauan kajian

terdahulu, metode penelitian dan

sistematika penulisan.

44

Arif, Yusuf Hamali, Pemahaman Strategi Bisnis dan Kewirausahaan,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), h. 107. 45

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi), Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah, 2017, h. 19.

Page 42: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

30

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teori tentang peran

penyuluh agama, kekerasan dalam rumah

tangga (KDRT) dan kerangka berfikir.

BAB III : GAMBARAN UMUM

Isi dari Bab III memuat tentang profil

Kantor Urusan Agama (KUA) Parung

meliputi sejarah, kedudukan tugas dan

fungsi, visi dan misi, ragam pelayanan,

kegiatan kemitraan, letak geografis,

agama, sarana dan prasarana dan struktur

organisasi KUA Parung. Bab ini juga

memuat tentang profil penyuluh Agama

Islam KUA Parung, hubungan penyuluh

Agama Islam dengan BP4 dan program

penyuluh agama Islam KUA Parung.

BAB IV : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini memuat data dan hasil temuan di

lapangan meliputi deskripsi informan dan

peran penyuluh Agama Islam KUA

Parung.

BAB V : PEMBAHASAN

Bab ini memuat tentang peran penyuluh

agama Islam dalam menjalankan fungsi

profesi untuk kasus kekerasan dalam

rumah tangga di Parung Bogor, faktor

Page 43: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

31

pendukung dan faktor penghambat

penyuluh agama Islam dalam mencegah

kekerasan dalam rumah tangga di Parung

Bogor dan analisis SWOT.

BAB VI : SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Bab ini berisi tentang simpulan, implikasi

dan saran.

Page 44: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

32

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peran Penyuluh Agama

1. Pengertian Peran

Kata peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti

perangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang

berkedudukan dalam masyarakat.1 Sedangkan kata peran

dalam Kamus Ilmiah Populer karangan Poerwadarminta

mempunyai arti orang yang dianggap sangat berpengaruh

dalam kelompok masyarakat dan menyumbangkan pemikiran

maupun tenaga demi satu tujuan.2

Peran (role) merupakan aspek dinamis kedudukan

(status). Jika sesorang melaksanakan hak dan kewajibannya

sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan peranan.

Perbedaan peranan dan kedudukan adalah untuk kepentingan

ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Karena

tidak ada kedudukan tanpa peran dan peran tanpa kedudukan,

keduanya saling bergantung satu sama lain.3 Menurut Sarlito

Wirawan Sarwono, peran adalah harapan-harapan lain pada

umumnya tentang perilaku-perilaku yang pantas dan

1 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2002), Cet. Ke-2, h. 854. 2 WJS Poerwadarminta, Kamus Ilmiah Modern (Jakarta: Jembatan,

1976), Cet. Ke-2, h. 473. 3 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2012), h. 210.

Page 45: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

33

semestinya dilakukan oleh orang yang memiliki peran

tertentu.4

Dalam teori Biddle & Thomas dikutip dari buku Sarlito

Wirawan Sarwono, membagi peristilahan dalam teori peran

empat golongan, yaitu istilah-istilah yang menyangkut:5

a. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi

sosial.

b. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut.

c. Kedudukan orang-orang dalam perilaku.

d. Kaitan antara orang dengan perilaku.

2. Macam-macam Peran

Sutarmadi dan Al-Tirmidzi membagi jenis-jenis peran ke

dalam empat bagian, yaitu:6

a. Role Position adalah kedudukan sosial yang sekaligus

menjadikan status sosial atau kedudukan dan

berhubungan dengan tinggi rendahnya posisi orang

tersebut dalam struktur sosial tertentu.

b. Role Behaviour adalah cara seseorang memainkan

perannya apabila orang tersebut melakukan dengan

baik perannya maka ia akan diterima baik dikeluarga,

masyarakat dan lain-lain. Sebaliknya apabila orang

tersebut tidak melakukan perannya dengan baik,

4 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1995), h. 99-100. 5 Ibid, h. 233-234.

6 A. Sutarmadi dan Al Tirmidzi, Peranan Dalam Pengembangan Hadist

dan Fiqih, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1998), h. 27.

Page 46: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

34

orang tersebut tidak akan diterima dikeluarga maupun

masyarakat.

c. Role Perceptiont adalah bagaiamana seseorang

memandang peranan sosialnya serta bagaimana ia

harus bertindak atas dasar pandangan orang tersebut.

d. Role Expectation adalah peranan seseorang terhadap

peranan yang dimainkannya bagi sebagian besar

masyarakat.

Peran dapat diklasifikasikan menurut bermacam cara

sesuai dengan banyaknya sudut pandang. Berbagai peran

dapat disebutkan sebagai berikut:7

a. Berdasarkan pelaksanaannya peran dapat dibedakan

menjadi dua bagian:

1) Peran yang diharapkan (Exected Roles), yaitu

cara ideal dalam pelaksanaan peran menurut

penilaian masyarakat. Masyarakat menghendaki

peran yang diharapkan secermat-cermatnya dan

peran ini tidak dapat ditawar dan harus

dilaksanakan seperti yang ditentukan. Peran jenis

ini antara lain adalah peran hakim, peran

protokoler diplomatik, dan sebaginya.

2) Peran yang disesuaikan (Actual Roles), yaitu cara

bagaimana sebenarnya peran itu dijalankan.

Peran ini pelaksanaannya lebih luwes, dapat

7 Zulkarnain Fadli, Peran Penyuluh Agama Dalam Membina Akhlak

Jamaah Islamic Cultural Center (ICC) Pejaten Barat Jakarta Selatan, (Skripsi

Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h. 12-13.

Page 47: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

35

disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu.

Peran yang disesuaikan mungkin tidak cocok

dengan situasi setempat, tetapi kekurangan yang

muncul dapat dianggap wajar oleh masyarakat.

b. Berdasarkan cara memperolehnya peran dapat

dibedakan menjadi:

1) Peran bawaan (Ascribed Roles), yaitu peran

yang diperoleh secara otomatis bukan karena

usaha, misalnya peran sebagai nenek, anak,

bupati dan sebagainya.

2) Peran pilihan (Achives Roles), yaitu peran yang

diperoleh atas dasar keputusan sendiri, misalnya

seseorang yang memutuskan untuk memilih

kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Airlangga dan menjadi mahasiswa

program sosiologi.

Jika dilihat dari beberapa teori peran diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa peran berhubungan dengan status,

kedudukan dan fungsi yang ada di masyarakat. Peran yang

dimaksud dalam pengertian ini adalah tingkah laku seseorang

yang diharapkan dalam interaksi sosial, atau seseorang yang

menjadi panutan dalam ucapan maupun tindakannya di

lingkungan masyarakat. Pada penelitian ini juga, peran yang

dimaksud penulis adalah peran Penyuluh Agama dalam

menjalankan fungsi profesinya di masyarakat.

Page 48: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

36

3. Pengertian Penyuluh Agama

Secara bahasa kata penyuluh berasal dari kata “suluh”

yang berarti barang yang dipakai untuk menerangi (biasa

dibuat dari daun kelapa yang kering atau damar) “obor”.8 Bisa

disimpulkan bahwa penyuluh adalah seseorang yang memberi

penerangan dan petunjuk kepada jalan yang benar.9

Sedangkan menurut Zakiah Darajat, Agama adalah

kebutuhan jiwa atau psikis manusia yang akan mengatur dan

mengendalikan sikap, pandangan hidup, kelakuan dan cara

menghadapi tiap-tiap masalah.10

Agama juga dapat berfungsi

sebagai etos pembangunan maksudnya bahwa Agama

menjadi panutan seseorang atau masyarakat jika diyakini dan

dihayati secara mendalam mampu memberikan suatu tatanan

nilai moral dan sikap, selanjutnya nilai moral tersebut akan

memberikan garis-garis pedoman tingkah laku seseorang

dalam bertindak sesuai dengan ajaran Agamanya.11

Istilah penyuluh Agama mulai disosialisasikan sejak tahun

1985 yaitu dengan adanya Keputusan Menteri Agama nomor

791 Tahun 1985 tentang honorarium bagi penyuluh Agama.

Istilah penyuluh Agama dipergunakan untuk mengganti

istilah Guru Agama Honorer (GAH) yang dipakai sebelumnya

8 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama), h. 719. 9 Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 1386. 10

Zakiah Darajat, Pendidikan Agama Dan Pengembangan Mental,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1982), cet. Ke-3, h. 52. 11

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Agama (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2005), h. 264.

Page 49: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

37

di lingkungan kedinasan Departemen Agama.12

Sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan

Fungsional Pegawai Negeri Sipil antara lain dinyatakan

bahwa untuk meningkatkan mutu profesionalisme dan

pembinaan karir pegawai negeri sipil perlu ditetapkan jabatan

fungsional.13

Sebagai pelaksanaan dari ketentuan tersebut,

dikeluarkan keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999

tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil

(PNS) yang antara lain menetapkan bahwa penyuluh Agama

adalah jabatan fungsional pegawai negeri yang termasuk

dalam rumpun jabatan keagamaan.

Mengacu pada peraturan diatas, keberadaan penyuluh

Agama ditengah-tengah masyarakat ini sangat signifikan dan

diperlukan. Mereka menjadi inspirator, motivatir, stabilitator

dan dinamisator pembangunan di tengah-tengah masyarakat

dengan bahasa Agama. Karena pembangunan nasional bangsa

Indonesia bukan hanya dimensi fisik-material, tetapi harus

diimbangi juga dengan pembangunan mental-spiritual.

Disinilah peran dan fungsi penyuluh Agama untuk

membangun mental dan spiritual masyarakat Indonesia yang

Agamis. Sehingga Agama bukan sebatas formalitas dan

identitas saja, tetapi harus menjadi sumber inspirasi, motivasi

12

Departemen Agama RI, Panduan Penyuluh Agama, (Jakarta: Dirjen

Bimas Islam dan Urusan Haji, 1987), h. 8. 13

Kementrian Agama RI. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan

Fungsional Penyuluh Agama, Kementrian Agama RI: Direktorat Jenderal

Bimas Islam, 2012, h. 1-2.

Page 50: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

38

dan landasan etika sosial dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.14

Jika dilihat dari pengertian penyuluh Agama diatas,

penyuluh Agama diartikan sebagai agen perubahan di

masyarakat yang selalu membimbing, mengayomi dan

menggerakan masyarakat untuk berbuat baik dan menjauhi

perbuatan yang di larang dalam Agama. Pada penelitian ini,

penyuluh Agama yang dimaksud penulis adalah penyuluh

Agama Islam. Penyuluh Agama Islam berperan sebagai juru

dakwah atau mubaligh yang mengemban tugas dalam

menyampaikan pesan-pesan ajaran Islam ke tengah-tengah

kehidupan umat manusia, baik dalam bentuk individu maupun

kelompok agar diyakini dan diamalkan dalam kehidupan

sehari-hari.15

4. Peran Penyuluh Agama

Berdasarkan regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah,

bahwa Penyuluh Agama adalah pegawai di jajaran

Kementrian Agama RI yang diberi tugas, tanggung jawab,

wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang

berwenang untuk melakukan bimbingan keagamaan dan

pembangunan melalui bahasa Agama. Sedangkan bidang

14

Dudung Abdul Rohaman dan Firman Nugraha, Menjadi Penyuluh

Agama Profesional (Analisis Teoritis dan Praktis), (Bandung: LEKKAS,

2017), h. 1-2. 15

Hilyati Fijriyah, Hubungan Antara Penyuluhan Agama Dengan

Motivasi Kerja Karyawan Di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar

Samudera (KBS) Cigading, (Skripsi: Program Studi Bimbingan Penyuluhan

Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2017), h. 57.

Page 51: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

39

pekerjaannya adalah penyuluhan Agama, yaitu suatu kegiatan

bimbingan atau penerangan Agama dan pembangunan dengan

bahasa Agama untuk meningkatkan peranserta masyarakat

dalam pembangunan nasional.16

Berdasarkan definisi tersebut, sekurangnya ada empat

macam tugas yang mesti dilakukan oleh Penyuluh Agama,

yaitu (1) memberikan bimbingan agama; (2) memberikan

penyuluhan agama; (3) berpartisipasi dalam pembangunan

dengan bahasa agama dan (4) memberikan konsultasi atau

arahan keagamaan. Semua ini dilakukan demi meningkatkan

keimanan, ketakwaan dan kerukunan umat beragama serta

keikutsertaan dalam keberhasilan pembangunan nasional.17

Jika dilihat dari penjelasan diatas, peran tidak pernah

terlepas dari fungsi yang ada didalamnya. Mengenai kata

peran dan fungsi, baik hubungan dan perbedaan di dalamnya,

dijelaskan bahwa peran memiliki arti sebagai status atau

kedudukan seseorang di masyarakat. Peran ini lebih diartikan

sebagai status seseorang yang mengemban tugas (kewajiban)

yang harus dilakukan oleh seseorang tersebut di masyarakat.18

16

Dudung Abdul Rohaman dan Firman Nugraha, Menjadi Penyuluh

Agama Profesional (Analisis Teoritis dan Praktis), (Bandung: LEKKAS,

2017), h. 8-9. 17

Ibid, h. 9. 18

Qois Dzulfaqor, Peran Penyuluh Agama Islam Dalam Mewujudkan

Keluarga Sakinah Di Kecamatan Cakung Jakarta Timur, (Skripsi: Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), h. 38.

Page 52: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

40

Sedangkan fungsi dalam hal ini diartikan sebagai jabatan

(pekerjaan) yang dilakukan.19

Fungsi ini sebagai pelaksanaan

atau realisasi daripada kewajiban-kewajiban jabatan

(pekerjaan) atau status (kedudukan) seseorang di masyarakat.

Dari kedua kata tersebut dapat dilihat perbedaan antara

satu dengan yang lainnya. Dimana peran adalah sebuah

kewajiban (tugas) yang harus dilakukan seseorang dalam

kedudukannya di masyarakat, sedangkan fungsi sebagai

realisasi daripada kewajiban yang diemban oleh seseorang

sesuai dengan kedudukannya di masyarakat.20

Fungsi dari Penyuluh Agama, sebagaimana yang

diugkapkan Kustini (2014), bahwa setidaknya ada 3 fungsi

yang harus diperankan oleh mereka dalam melaksanakan

tugasnya, yaitu:21

a. Fungsi Informatif dan edukatif; yakni sebagai juru

dakwah yang berkewajiban mendakwahkan ajaran

agamanya, menyampaikan penerangan agama dan

mendidik masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai

dengan ajaran agamanya.

b. Fungsi konsultatif; yaitu ikut aktif dan berpartisipatif

memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi

19

Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 420. 20

Qois Dzulfaqor, Peran Penyuluh Agama Islam Dalam Mewujudkan

Keluarga Sakinah Di Kecamatan Cakung Jakarta Timur, (Skripsi: Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), h. 38. 21

Dudung Abdul Rohaman dan Firman Nugraha, Menjadi Penyuluh

Agama Profesional (Analisis Teoritis dan Praktis), (Bandung: LEKKAS,

2017), h. 9.

Page 53: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

41

masyarakat, baik persoalan pribadi, keluarga,

lingkungan dan masyarakat umum dengan bimbingan

dan solusi ajaran agama.

c. Fungsi Advokatif; yakni memiliki tanggungjawab

moral dan sosial untuk melakukan kegiatan pembelaan

terhadap umat binaan atas berbagai ancaman,

gangguan, hambatan dan tantangan yang merugikan

akidah, ibadah dan akhlak masyarakat.

5. Pengertian Penyuluhan Agama

Dalam pengertian umum, penyuluhan adalah salah satu

bagian dari ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses

perubahan individu serta masyarakat agar dapat terwujud

perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.22

Istilah penyuluhan dalam bahasa sehari-hari sering digunakan

untuk menyebut pada kegiatan pemberian penerangan kepada

masyarakat baik lembaga pemerintah maupun non-pemerintah

seperti penyuluhan pertanian, yaitu pemberian penerangan

kepada para petani tentang cara-cara bertani yang baik dan

benar serta penyuluhan narkoba, yaitu pemberian penerangan

kepada masyarakat tentang bahaya narkoba serta cara

menanggulanginya.23

22

Amirulloh, Analisis Pengembangan Kompetensi Penyuluh Agama

Pada Ditjen Bimas Islam Kementrian Agama Republik Indonesia Dalam

Memelihara Kerukunan Umat Beragama, (Tangerang Selatan: YPM, 2016), h.

17. 23

Isep Zainal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam, (Pengembangan

Dakwah Melalui Psikoterapi Islam), (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 49.

Page 54: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

42

M. Arifin memaparkan bahwa istilah penyuluhan

mengandung arti menerangi, manasehati atau memberi

kejelasan kepada orang lain agar memahami atau mengerti

tentang hal yang dialaminya.24

Penyuluhan juga bisa

berfungsi sebagai berikut:

a. Penyuluhan sebagai proses perubahan sosial

Penyuluhan tidak sekedar merupakan proses perubahan

perilaku pada diri seseorang, tetapi merupakan proses

perubahan sosial yang mencakup banyak aspek, termasuk

politik dan ekonomi yang dalam jangka panjang secara

bertahap mampu diandalkan menciptakan pilihan-pilihan baru

untuk memperbaiki kehidupan masyarakatnya.25

b. Penyuluhan sebagai proses pemberdayaan masyarakat

Inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk

memberdayakan masyarakat. Memberdayakan berarti

memberi daya kepada yang tidak berdaya dan atau

mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu

yang lebih bermanfaat bagi masyarakat yang bersangkutan.

Konsep pemberdayaan tersebut, terkandung pemahaman

bahwa pemberdayaan tersebut diarahkan terwujudnya

masyarakat madani (yang beradab) dan mandiri dalam

pengertian dapat mengambil keputusan (yang terbaik) bagi

kesejahteraannya sendiri.

24

Lailatussa‟diah, dkk. Metode dan Teknik Penyuluhan, Jurusan

Bimbingan Penyuluhan Islam 6 Tahun 2013, (Ciputat: Mega Mall Ciputat,

2016), h. 2. 25

Cess Leeuwis, Komunikasi Untuk Inovasi Pedesaan Berfikir Kembali

Tentang Penyuluhan Pertanian, (Yogyakarta: Kanisius, 2009), h. 40.

Page 55: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

43

c. Penyuluhan sebagai penguatan kapasitas

Penguatan kapasitas di sini adalah penguatan kemampuan

yang dimiliki oleh setiap individu (dalam masyarakat),

kelembagaan maupun hubungan atau jejaring antar individu,

kelompok organisasi, kelompok organisasi sosial, serta pihak

lain diluar sistem masyarakatnya sampai di arah global.

Kemampuan atau kapasitas masyarakat diartikan sebagai daya

atau kekuatan yang dimilki oleh setiap individu dan

masyarakatnya untuk memobilisasi dan memanfaatkan

sumber daya yang dimiliki secara lebih berhasil guna (efektif)

dan berdaya guna (efisien) secara berkelanjutan. Dalam

hubungan ini, kekuatan atau daya yang dimiliki setiap

individu dan masyarakat bukan dalam arti pasif tetapi bersifat

aktif yaitu terus menerus dikembangkan atau dikuatkan untuk

memproduksi atau menghasilkan sesuatu yang lebih

bermanfaat.26

Kelsey dan Herane mengemukakan bahwa falsafah

penyuluhan adalah bekerja bersama masyarakat untuk

membantunya agar mereka dapat meningkatkan harkatnya

sebagai manusia. Dari pendapat tersebut terkandung

pengertian bahwa:

1) Penyuluh harus bekerjasama dengan masyarakat, dan

bukannya bekerja untuk masyarakat. Kehadiran penyuluh

bukan sebagai penentu atau pemaksa, tetapi ia harus

mampu menciptakan suasana dialogis dengan masyarakat

26

Cess Leeuwis, Komunikasi Untuk Inovasi Pedesaan Berfikir Kembali

Tentang Penyuluhan Pertanian, (Yogyakarta: Kanisius, 2009), h. 52.

Page 56: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

44

dan mampu menumbuhkan, menggerakkan, serta

memelihara partisipasi masyarakat.

2) Penyuluhan tidak menciptakan ketergantungan, tetapi

harus mampu mendorong semakin terciptanya kreativitas

dan kemandirian masyarakat agar semakin memiliki

kemampuan untuk berswakarsa swadaya, swadana, dan

swakelola bagi terselenggaranya kegiatan-kegiatan guna

tercapainya tujuan, harapan, dan keinginan-keinginan

masyarakat sasarannya.

3) Penyuluhan yang dilaksanakan harus selalu mengacu

kepada terwujudnya kesejahteraan ekonomi masyarakat

dan peningkatan harkatnya sebagai manusia.27

6. Metode Penyuluhan Agama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah

cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki.28

Sedangkan

menurut M. Arifin, secara harfiah metode adalah segala

sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.29

Adapun metode yang sering digunakan dalam

melakukan penyuluhan Agama adalah sebagai berikut:

27

Sahrul Iman, Peran Penyuluh Agama Dalam Meningkatkan Prososial

Masyarakat Organik (Masyarakat Perkotaan) Di Kebayoran Lama Jakarta

Selatan, (Skripsi:Jurusan BPI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), h. 41-

42. 28

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2002), Cet. Ke-2, h. 740. 29

H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama, (Jakarta: PT. Golden Terayon, 1998), h. Cet Ke-6, h. 43.

Page 57: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

45

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang dilakukan

dengan maksud menyampaikan keterangan, petunjuk,

pengertian dan penjelasan tentang sesuatu kepada

pendengar dengan menggunakan lisan.30

Metode ceramah

yang dimaksud adalah suatu cara menyampaikan bahan

secara lisan oleh tenaga penyuluh. Sedangkan peran

audien sebagai penerima pesan, mendengar,

memperhatikan, dan mencatat informasi yang

disampaikan penyuluh bila diperlukan.31

Metode ini

efektif untuk jumlah sasaran dengan jumlah relatif banyak

dan tidak memerlukan umpan balik dari peserta

penyuluhan secara langsung atau interaktif.32

b. Wisata Religi

Metode ini biasa dikenal dengan wisata ziarah, yaitu

dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah dari masa

lalu. Hal yang dapat dipetik ialah meningkatnya wawasan

sasaran bina mengenai keragaman budaya dalam

keberagaman.33

30

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amza, 2009), h. 102. 31

Departemen Agama RI, Pedoman Penyuluhan Wakaf Bagi Penyuluh

Agama, (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Kementrian Agama RI, 2010), h. 108. 32

Dudung Abdul Rohaman dan Firman Nugraha, Menjadi Penyuluh

Agama Profesional (Analisis Teoritis dan Praktis), (Bandung: LEKKAS,

2017), h. 69. 33

Ibid, h. 70.

Page 58: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

46

c. Metode Tanya Jawab

Metode ini sesungguhnya dapat digunakan bersamaan

dengan metode ceramah. Ciri khas dari metode ini ialah

keterlibatan aktif sasaran bina untuk mengungkapkan hal-

hal yang masih belum dipahami olehnya atau menjadi

persoalan bersama.

d. Halaqoh Diskusi

Metode ini mirip dengan tanya jawab pada aspek

keterlibatan sasaran bina. Yang membedakannya, metode

ini efektif bagi sasaran bina yang berpotensi pengetahuan

memadai.

e. Demonstrasi

Metode ini efektif untuk menyampaikan hal-hal yang

sifatnya praktis dan memerlukan penjelasan secara

demonstratif misalnya praktif wudhu, sholat atau manasik

haji.

f. Konseling

Metode ini dilakukan sasaran bina selaku individu

yang memerlukan penjelasan-penjelasan mengenai hal-hal

yang mungkin menjadi permasalahan baginya. Jika pada

metode-metode sebelumnya (ceramah, diskusi, wisata

religi dan demontratif) penyuluh memerankan fungsi

edukatif, maka pada metode ini penyuluh memerankan

fungsi konsultatif.34

34

Dudung Abdul Rohaman dan Firman Nugraha, Menjadi Penyuluh

Agama Profesional (Analisis Teoritis dan Praktis), (Bandung: LEKKAS,

2017), h. 70.

Page 59: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

47

7. Materi Penyuluhan Agama

Materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang

disampaikan dalam kegiatan penyuluhan, baik yang

menyangkut ilmu atau teknologi. Materi yang baik dalam

penyuluhan adalah yang sesuai dengan kebutuhan sasaran,

menarik karena dapat diperbaiki, dapat meningkatkan

pendapatan dan dapat memecahkan masalah yang sedang di

hadapi oleh sasaran penyuluhan.

Menurut Mardikanto, materi pada dasarnya dibedakan ke

dalam (a) materi pokok, yaitu materi yang benar-benar

dibutuhkan dan harus diketahui sasaran; (b) materi yang

penting, yaitu materi berisi dasar pemahaman tentang sesuatu

yang berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan sasaran; (c)

materi penunjang, yaitu materi yang masih berkaitan dengan

kebutuhan sasaran, namun hanya untuk memperluas

cakrawala pengetahuan atau pemahaman tentang kebutuhan

yang dirasakan sasaran; (d) materi mubazir, yaitu materi yang

sebenarnya tidak ada kaitannya dengan kebutuhan sasaran

tetapi kadang dibahas.35

Materi-materi yang disampaikan oleh Penyuluh Agama

Islam pada dasarnya bersumber pada Al-Qur‟an dan Hadist

sebagai sumber utama meliputi aqidah, syariah dan akhlak.

35

Sahrul Iman, Peran Penyuluh Agama Dalam Meningkatkan Prososial

Masyarakat Organik (Masyarakat Perkotaan) Di Kebayoran Lama Jakarta

Selatan, (Skripsi:Jurusan BPI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), h. 61.

Page 60: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

48

a. Akidah

Akidah (keimanan) adalah sebagai sistem kepercayaan

yang berpokok pangkal atas kepercayaan dan keyakinan

yang sungguh-sungguh akan ke-Esaan Allah SWT.

Akidah merupakan ajaran pokok Islam yang terkait

dengan keyakinan/keimanan ini terangkum dalam rukun

iman yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat,

iman kepada kitab suci, iman kepada rassul, iman kepada

hari akhir dan iman kepada qadha dan qadhar.

Akidah ini merupakan ruh bagi setiap orang. Dengan

berpegang teguh padanya, maka manusia akan hidup

dalam keadaan yang baik dan menggembirakan, tetapi

bila manusia meninggalkan akan matilah semangat

kerohaniannya. Akidah adalah sumber dari rasa kasih

sayang yang terpuji, akidah merupakan tempat

tertanamnya perasaan-perasaan yang indah dan luhur.

Oleh karena itu, akidah bagi kehidupan manusia menjadi

sumber kehidupan jiwa dan pendidikan kemanusiaan yang

tinggi. Akidah akan mendidik manusia untuk

mengikhlaskan seluruh kehidupannya pada Allah semata.

Dengan demikian, terbentuknya karakter yang agung

menjadi manusia yang suci, jujur dan teguh memegang

amanah, maka akidah merupakan kekuatan yang besar,

yang mampu mengatur secara tertib kehidupan manusia.

b. Syariah

Syariah berarti tatanan, perundang-undangan atau

hukum yaitu tata aturan yang mengatur pola hubungan

Page 61: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

49

manusia dengan Allah secara vertikal dan hubungan

manusia dengan sesamanya secara horizontal. Kaidah

syariah yang secara khusus mengatur pola hubungan

horizontal dengan sesamanya disebut mua‟malah. Dengan

demikian syari‟ah meliputi ibadah dan mu‟amalah.

Ibadah dalam arti umum (ibadah „am-mah) ialah tiap

amal perbuatan yang disukai dan diridhai Allah SWT

yang dilakukan oleh seorang muslim dengan niat karena

Allah semata.36

Dalam hal ibadah mencangkup segala

amal perbuatan yang mendekatkan hamba kepada

Tuhannya untuk meningkatkan ke araj kesempurnaan

menurut tuntutan Allah SWT. Ibadah ini menjaga

keseimbangan naluri antara kebutuhan jasmani dan rohani

manusia. Ibadah ini meliputi rukun Islam yaitu syahadat,

sholat, puasa, zakat dan haji. Sedangkan masalah

mu‟amalah yaitu mengatur pola hubungan horizontal

dengan sesamanya seperti masalah waris, pernikahan,

perdagangan dan sebagainya.

c. Akhlakul Karimah

Akhlak adalah sistem yang tertanam dalam jiwa

daripadanya timbul perbuatan yang mudah tanpa

memerlukan pertimbangan pikiran. Akhlak dalam Islam

adalah sesuatu sikap mental dan tingkah laku perbuatan

36

Hilyati Fijriyah, Hubungan Antara Penyuluhan Agama Dengan

Motivasi Kerja Karyawan Di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar

Samudera (KBS) Cigading, (Skripsi: Program Studi Bimbingan Penyuluhan

Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2017), h. 28.

Page 62: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

50

yang luhur, mempunyai hubungan dengan zat yang Maha

Kuasa. Akhlak Islam adalah produk dari keyakinan atas

ke-Esaan Tuhan.

Menurut ajaran Islam, bimbingan akhlakul karimah

adalah faktor penting dalam membina suatu umat dan

membangun suatu bangsa. Oleh karena itu, bimbingan

akhlak harus ditanamkan sejak dini. Bimbingan akhlak ini

sangat penting karena menyangkut sikap dan perilaku dan

seyogyanya disampaikan oleh seorang muslim dalam

hidupnya sehari-hari secara personal (pribadi) maupun

sosial.

Dalam hal ini yang termasuk akhlak disini ialah

seperti berbuat baikpada orangtua, saling hormat-

menghormati, tolong menolong, bersilaturrahim, nasehat

menasehati dan sebagainya. Ketiga macam materi tersebut

tidak dapat dipisahkan, sebab satu dengan yang lainnya

saling berkaitan meskipun dapat dibeda-bedakan. Jika

diberi perumpamaan, ajaran-ajaran Islam bagaikan pohon

yang amat rindang yang terdiri dari akar yang

mencengkram erat di dalam perut bumi yang berupa

akidah, sedangkan batang pohonnya adalah syariah dan

buahnya merupakan akhlakul karimah.37

37

Hilyati Fijriyah, Hubungan Antara Penyuluhan Agama Dengan

Motivasi Kerja Karyawan Di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar

Samudera (KBS) Cigading, (Skripsi: Program Studi Bimbingan Penyuluhan

Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2017), h. 55.

Page 63: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

51

Dengan demikian, materi penyuluhan menjadi poin

penting dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Hal tersebut

dikarenakan satu sama lain saling berkaitan untuk

memberikan manfaat yang besar guna menunjang kehidupan

masyarakat.

8. Sasaran Penyuluhan

Dalam konteks kegiatan bimbingan dan penyuluhan

Agama dikenal istilah kelompok sasaran dan kelompok

binaan. Kelompok sasaran adalah kelompok atau anggota

masyarakat yang berada dalam suatu wilayah kerja seorang

Penyuluh Agama. Apabila wilayah kerjanya tingkat

Kecamatan, maka kelompok sasarannya adalah kelompok

masyarakat yang di Kecamatan tersebut. Begitu pula jika

wilayah kerjanya tingkat desa/kelurahan, maka kelompok

sasarannya mencakup kelompok masyarakat yang berada di

wilayah desa/kelurahan tersebut.38

9. Media Penyuluhan

Menurut Mardikanto, media adalah alat atau benda yang

dapat diamati, didengar, diraba atau dirasakan oleh indra

manusia yang berfungsi untuk memperagakan atau

menjelaskan uraian yang disampaikan penyuluh guna

membantu proses belajar sasaran agar materi penyuluhan

38

Dudung Abdul Rohaman dan Firman Nugraha, Menjadi Penyuluh

Agama Profesional (Analisis Teoritis dan Praktis), (Bandung: LEKKAS,

2017), h. 51.

Page 64: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

52

mudah diterima dan dipahami.39

Adapun media yang

digunakan dalam penyuluhan adalah sebagai berikut:40

a. Media Cetak

Media ini mengutamakan pesan-pesan visual,

biasanya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau

foto dalam tata warna. Yang termasuk dalam media ini

adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar

balik), rubric atau tulisan pada surat kabar atau majalah,

poster, foto yang menginformasikan kesehatan.

b. Media Elektronik

Media ini merupakan media yang bergerak dan

dinamis, dapat dilihat dan didengar penyampaiannya

melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk dalam

media ini adalah televisi, radio, video film¸ CD, VCD.

c. Media Luar Ruang

Media ini merupak media yang penyampaiannya

diluar ruang, bisa melalui media cetak maupun elektronik

misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner dan

televisi layar lebar.

Secara sederhana media penyuluhan adalah alat

berkomunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan (messages)

penyuluhan dengan model-model yang sesuai dengan materi

39

Sahrul Iman, Peran Penyuluh Agama Dalam Meningkatkan Prososial

Masyarakat Organik (Masyarakat Perkotaan) Di Kebayoran Lama Jakarta

Selatan, (Skripsi:Jurusan BPI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), h. 60. 40

Hilyati Fijriyah, Hubungan Antara Penyuluhan Agama Dengan

Motivasi Kerja Karyawan Di Perseroan Terbatas (PT) Krakatau Bandar

Samudera (KBS) Cigading, (Skripsi: Program Studi Bimbingan Penyuluhan

Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2017), h. 41-42

Page 65: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

53

penyuluhan. Adapun media penyuluhan yang penulis maksud

dalam penelitian ini adalah media cetak dan media luar ruang.

B. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

1. Pengertian Kekerasan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kekerasan

diartikan sebagai perbuatan seseorang yang menyebabkan

cidera atau matinya orang lain. Dengan demikian, kekerasan

merupakan wujud perbuatan yang lebih bersifat fisik yang

mengakibatkan luka, cacat, sakit, serta unsur yang perlu

diperhatikan adalah berupa paksaan.41

Adapun pengertian

kekerasan menurut para ahli adalah sebagai berikut:

a. Menurut Omas Ihromi, kekerasan merupakan suatu

tindakan atau sikap yang dilakukan dengan tujuan

tertentu sehingga dapat merugikan orang lain baik

dalam bentuk fisik maupun psikis.42

b. Menurut Soekanto, kekerasan adalah perbuatan yang

dapat menimbulkan luka fisik, pingsan maupun

kematian yang terdiri dari lima faktor yaitu:43

1) Kekerasan tanpa menggunakan alat atau tangan

kosong.

2) Kekerasan menggunakan alat.

41

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Edisi Ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2007). 42

Tapi Omas Irhomi, Sulistyowati Irianto dan Achie Sudiarto Luhulimal,

Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita, (Bandung: Alumni, 2000), h.

267. 43

Soekanto, Jurnal Psikologi UI, (Jakarta: UI Press, 1980), h. 5.

Page 66: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

54

3) Kekerasan mengkombinasikan alat dengan

tangan kosong.

4) Kekerasan individu.

5) Kekerasan kelompok.

c. Jane Robert Chapman pendiri Centere For Woman

Policy berpendapat, bahwa tindak kekerasan terhadap

perempuan dan anak-anak terjadi secara universal di

semua negara. Dari 90 negara yang diteliti selalu di

temukan kekerasan dalam keluarga dan dalam

perilaku tersebut yang paling sering terjadi adalah

tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak-

anak.44

d. Menurut Ruby Hardiati Johny, kekerasan merupakan

sebuah terminologi yang sarat dengan arti dan makna

“derita”, baik dikaji dari perspektif psikologi maupun

hukum, bahwa di dalamnya terkandung perilaku

manusia (seseorang/sekelompok orang) yang dapat

menimbulkan penderitaan bagi orang lain

(pribadi/kelompok).45

44

Achie Sudiarti Luhulima, Pemahaman Bentuk-Bentuk Tindak

Kekerasan Terhadap Perempuan dan Alternatif Pemecahannya, (Jakarta:

Pusat Kajian Wanita dan Gender UI, 2009), h. 78. 45

Saeno Fitrianingsih, Faktor-Faktor Penyebab Tindakan Kekerasan

Terhadap Perempuan Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus Kota Bandar

Lampung), (Skripsi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik:

Universitas Lampung, 2016), h. 11.

Page 67: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

55

Pada umumnya, tindak kekerasan dan penggunanya

dikaitkan dengan tindakan bermotivasi individual, walau

banyak tindak kekerasan dilakukan individu atas nama orang

lain. Dengan demikian suatu tindakan baru dapat

dikategorikan sebagai kekerasan jika tindakan itu

menyebabkan, membahayakan keselamatan orang lain.46

Perilaku tersebut di anggap sebagai perbuatan yang

menyimpang, karena melanggar hukum juga nilai dan norma

yang terdapat dalam masyarakat seperti norma Agama,

kesusilaan dan kesopanan.

Peran gender (role gender) yang tidak seimbang

menyebabkan ketimpangan sosial atau ketidakadilan gender

yang bersumber dari perbedaan peran gender antara laki-laki

dan perempuan, hal ini sangat merugikan posisi perempuan

dalam berbagai komunitas sosial. Adanya ketidakadilan

gender menurut Mansour Faqih disebabkan oleh perilaku dan

perlakuan sosial, yaitu:47

a. Subordinasi

Pada dasarnya adalah keyakinan dianggap lebih

penting dan lebih utama dibanding jenis kelamin lainnya.

Pandangan yang menempatkan kedudukan dan peran

perempuan lebih rendah dari pada laki-laki. Sebuah

pandangan yang tidak adil terhadap perempuan dan dasar

46

Hadijah dan La Janna, Hukum Islam & Undang-Undang Anti

Kekerasan dalam Rumah Tangga, (Ambon: Cipta Karya Mandiri, 2007), h. 8. 47

Fadillah Suralaga, dkk, Pengantar Kajian Gender, (Jakarta: Pusat Studi

Wanita UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003), h. 58.

Page 68: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

56

anggapan bahwa perempuan ittu irasional, emosional dan

lemah, menyebabkan penempatan perempuan dalam

peran-peran yang dianggap kurang penting atau

subordinat.48

b. Stereotipe perempuan

Stereotipe adalah pelabelan terhadap kelompok, suku,

bangsa tertentu yang selalu berkonotasi negatif, sehingga

sering merugikan dan menimbulkan ketidakadilan.

Misalnya label perempuan sebagai ibu rumah tangga

(domestik) dan laki-laki sebagai pencari nafkah (publik),

perempuan lemah, laki-laki kuat dan lain-lain.49

c. Kekerasan/Violence

Salah satu bentuk ketidakadilan gender adalah tindak

kekerasan terhadap perempuan, baik yang berbentuk

kekerasan pisik maupun psikis, termasuk anggapan bahwa

laki-laki pemegang supermasi dan dominasi terhadap

berbagai sektor kehidupan.50

Perilaku kekerasan terhadap

perempuan dan anak-anak tidak sesuai dengan martabat

kemanusiaan maupun hak-hak korban yang melekat sejak

lahir. Isu kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak

hanya merupakan masalah global melainkan terkait

dengan isu global Hak Asasi Manusia (HAM).51

48

Fadillah Suralaga, dkk, Pengantar Kajian Gender, (Jakarta: Pusat

Studi Wanita UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003), h. 74. 49

Ibid, h. 76-78. 50

Ibid, h. 78. 51

Muladi, Demokratisasi Hak Asasi Manusia dan Reformasi Hukum di

Indonesia, (Jakarta: The Habibie Center, 2002), h. 60.

Page 69: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

57

2. Pengertian Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Kekerasan dalam rumah tangga merupakan suatu tindakan

atas seseorang terhadap pasangannya berupa serangan dan

ancaman, baik penyiksaan secara pisik, psikologis dan

berujung sampai kematian. Pada hakikatnya kekerasan yang

terjadi dalam lingkup rumah tangga bisa terjadi dan menimpa

siapa saja di dalamnya, tidak terkecuali kekerasan dalam

rumah tangga yang menimpa kaum perempuan atau istri.

Kekerasan terhadap kaum wanita mempunyai dua bentuk

yaitu:

a. Kekerasan di rumah biasanya terjadi dalam bentuk

kekerasan fisik oleh suami terhadap istrinya.

b. Kekerasan di lingkungan sosial yang terjadi dalam

bentuk perlakuan diskriminatif terhadap kaum wanita

yang menjalankan fungsi-fungsi sosialnya.52

Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah

Tangga (UU PKDRT) Nomor 23 Tahun 2004 menyebutkan

bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan

terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat

timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,

psikologis, dan atau penelantaran rumah tangga, termasuk

ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau

perampasan kemerdekaan

secara melawan hukum dalam

52

Sunarto, Televisi, Kekerasan & Perempuan, (Jakarta: PT Kompas

Media Nusantara, 2009), h. 5-6.

Page 70: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

58

lingkup rumah tangga.53

Lingkup rumah tangga dalam

undang-undang ini adalah:

a. Suami, istri, anak.

b. Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga

dengan orang sebagaimana dimaksud pada huruf (a)

karena hubungan darah, perkawinan, persusuan,

pengasuhan dan perwalian yang menetap dalam rumah

tangga.

c. Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan

menetap dalam rumah tangga tersebut.54

UU PKDRT Pasal 3 menyebutkan penghapusan kekerasan

dalam rumah tangga dilaksanakan berdasarkan:

a. Penghormatan hak asasi manusia.

b. Keadilan dan kesetaraan gender.

c. Nondiskriminasi.

d. Perlindungan korban.

UU PKDRT Pasal 4 menyebutkan penghapusan kekerasan

dalam rumah tangga bertujuan :

a. Mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah

tangga.

b. Melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga.

c. Menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga.

53

Moerti Hadiati Soeroso, Buku Undang-Undang Penghapusan

Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU RI No. 23 Tahun 2004), (Jakarta: Sinar

Grafika, 1992), h. 21. 54

Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2004

Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Rineke

Cipta, 2004), h. 7.

Page 71: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

59

d. Memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis

dan sejahtera.55

Kekerasan dalam rumah tangga terjadi karena masih

adanya pemahaman yang keliru mengenai bias gender dimana

seorang perempuan harus tunduk kepada laki-laki, hal itu

mengakibatkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.

Bias gender juga menekan kaum perempuan untuk menjadi

submisif dan menerima semua bentuk perilaku tidak adil yang

mengedepankan hak sosial atau orang lain daripada hak

pribadi. Pada umumnya bias gender juga menempatkan

perempuan pada posisi lemah, sehingga membuat laki-laki

lebih dominan dalam sistem keluarga dan masyarakat. Hal

tersebut sangat merugikan perempuan sehingga perempuan

lebih sering mengalami kekerasan.56

Faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan terhadap

perempuan yaitu:

1) Budaya Patriarki yang mendudukkan laki-laki sebagai

makhluk superior dan perempuan sebagai makhluk

inferior.

2) Pemahaman yang keliru terhadap ajaran Agama

sehingga menganggap laki-laki boleh menguasai

perempuan.

55

Fiely Karisma Putri, dkk. Kekerasan Dalam Rumah Tangga, (Skripsi

Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran: Universitas Dipenogoro,

2010), h. 18. 56

Anugriaty Indah Asmarany, Bias Gender Sebagai Prediktor Kekerasan

Dalam Rumah Tangga, Dalam Jurnal Psikologi: Fakultas Psikologi

Universitas Gadjah Mada, Vol. 3. No. 1-20, h.5.

Page 72: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

60

3) Peniruan anak laki-laki yang hidup bersama ayah yang

suka memukul, biasanya akan meniru perilaku

ayahnya.57

3. Bentuk-bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 bentuk-bentuk

tindak kekerasan terhadap istri dalam rumah tangga yaitu

sebagai berikut:58

a. Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan

rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat. Perilaku kekerasan

yang termasuk dalam golongan ini antara lain adalah

menampar, memukul, meludahi, menarik rambut,

(menjambak), menendang, menyulut dengan rokok,

menyetrika, memukul/melukai dengan senjata dan

sebagainya. Biasanya perlakuan ini akan tampat seperti

babak belur, muka lebam, gigi patah atau bekas luka

lainnya. KDRT jenis ini biasanya terjadi dikarenakan

pelaku tidak bisa menahan emosi pada saat terjadi

perselisihan.

b. Kekerasan Psikologi

Kekerasan psikologis atau kekerasan emosional adalah

perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa

57

Hasyim Hasanah, Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Dalam

Rumah Tangga Perspektif Pemberitaan Media, Vol. 9, No. 1, 2013, IAIN

Walisongo, h. 167. 58

Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2004

Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Rineke

Cipta, 2004), h. 7.

Page 73: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

61

percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa

tidak berdaya dan atau penderitaan psikis berat pada

seseorang. Perilaku kekerasan yang termasuk

penganiayaan secara emosional adalah penghinaan,

komentar-komentar yang menyakitkan atau merendahkan

harga diri, mengisolir istri dari dunia luar, mengancam

atau, menakut-nakuti sebagai sarana memaksakan

kehendak. Kekerasan jenis ini terkadang belum disadari

bahwa hal ini adalah termasuk KDRT. KDRT jenis ini

juga berdampak negatif terhadap perkembangan bayi,

apabila si korban sedang mengandung karena tekanan-

tekanan yang dideritanya.

c. Kekerasan Seksual

Kekerasan jenis ini meliputi pengisolasian

(menjauhkan) istri dari kebutuhan batinnya, memaksa

melakukan hubungan seksual, memaksa selera seksual

sendiri, tidak memperhatikan kepuasan pihak istri.

d. Kekerasan Ekonomi

Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam

lingkup rumah tangganya, akan tetapi menurut hukum

yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau

perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan

atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Contoh dari

kekerasan jenis ini adalah tidak memberi nafkah istri,

bahkan menghabiskan uang istri. Nafkah merupakan suatu

kewajiban suami terhadap istri, sedangkan seorang istri

yang bekerja sifatnya hanya membantu. Seorang suami

Page 74: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

62

yang tidak menafkahi keluarganya biasanya karena suami

suka bermain judi, selingkuh, sehingga lupa akan

tanggung jawabnya. Kondisi demikian yang berlangsung

secara terus-menerus biasanya menjadi alasan bagi istri

untuk mengajukan perceraian.

e. Penelantaran Rumah Tangga

Penelantaran rumah tangga adalah seseorang yang

menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya,

padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena

persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan

kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang

tersebut. Selain itu, penelantaran juga berlaku bagi setiap

orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi

dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk bekerja

yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban

berada di bawah kendali orang tersebut (Pasal 9).59

4. Pencegahan Tindak KDRT

Pada hakikatnya, terdapat dua pendekatan yang dapat

dilakukan untuk menangani permasalahan KDRT yaitu

dengan pendekatan preventif dan kuratif. Upaya pencegahan

KDRT telah banyak dilakukan oleh berbagai lembaga baik

instansi pemerintah, lembaga Agama maupun swadaya

masyarakat dengan pendekatan hukum dan kampanye

59

Siti Rabiatul Ayidah S, Pencegahan KDRT Dalam Perspektif Islam,

Dalam Jurnal Psiklogi Islam Untuk Penguatan Keluarga, Menuju Bangsa Yang

Tangguh dan Berkarakter, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya:

Universitas Islam Indonesia, 2016, h. 260.

Page 75: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

63

kesetaraan gender serta penguatan dan pemberdayaan

perempuan.

Adapun upaya yang dilakukan lembaga pemerintah

maupun swadaya masyarakat sebagai bentuk preventif dan

kuratif KDRT adalah sebagai berikut:

a. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan

Anak (P2TP2A)

Tujuan dibentuknya P2TP2A adalah membangun gerakan

bersama untuk menghapus kekerasan dan traficking terhadap

perempuan dan anak dengan memberikan pelayanan yang

meliputi pendampingan psikologis, advokasi serta informasi

terhadap perempuan dan anak yang mengalami tindak

kekerasan secara preventif, kuratif dan rehabilitatif.60

Bentuk

upaya pencegahan yang dilakukan oleh P2TP2A adalah

sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat yang bertujuan

meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai KDRT dan

pencegahannya. Sosialisasi dan penyuluhan dilakukan di

berbagai instansi, kelompok PKK maupun kelompok

organisasi perempuan. Sedangkan upaya penanganan tindak

KDRT yang dilakukan oleh P2TP2A adalah dengan

memberikan bantuan konseling yang bekerja sama dengan

60

Emy Rosnawati, Peran Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan

Perempuan dan Anak (P2TP2A) Dalam Mengatasi Kekerasan Dalam Rumah

Tangga, (Jurnal Kosmik Hukum: Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Sidoarjo, 2018), Vol. 18, No. 1. Diakses pada 6 Mei 2019, h.

92-93.

Page 76: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

64

psikolog, pendampingan dan bantuan hukum serta rumah

aman yang bentuknya kemitraan.61

b. Badan Penasehat, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan

(BP4)

BP4 sebagai lembaga profesi dan mitra Kementrian

Agama yang bertugas membantu meningkatkan mutu

perkawinan dengan mengembangkan gerakan keluarga

sakinah. BP4 berada dalam struktur Kementrian Agama,

khususnya dibawah Direktorat Urusan Agama dan Pembinaan

Syariah. BP4 tidak hanya menangani pasangan suami istri

yang berkonflik tetapi turut memberikan pendidikan dan

menatar guna menghindari dan mengurangi konflik yang

terjadi pada pasangan suami istri.62

Salah satu bentuk upaya

yang dilakukan BP4 sebagai bentuk pencegahan KDRT

adalah penataran calon pengantin. Melalui penataran calon

pengantin, calon pasangan suami istri diberikan bekal

pengetahuan mengenai hak dan kewajibannya dalam sebuah

rumah tangga. Sedangkan bentuk penanggulangan terhadap

kasus KDRT adalah dengan melakukan mediasi. Mediasi

dilakukan dengan memanggil pihak terlapor untuk dimintai

penjelasan, kemudian pihak yang berselisih diberikan nasihat

61

Misriyani Hartati, Studi Tentang Upaya Penanganan Tindak

Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak (Studi Kasus Pada Pusat

Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2TP2A)) Provinsi

Kalimantan Timur, (Jurnal FISIP Universitas Mulawarman: Program 62

Rina Antasari dan Nilawati, Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dalam

Kacamata Peran BP4, (Fakultas Syariah IAIN Raden Fatah Palembang: Jurnal

Multikultural & Multireligius Vol. 13 No. 1, 2014), h. 127-128.

Page 77: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

65

dan pendampingan dan jika tidak ada lagi kecocokan antara

kedua belah pihak yang berkonflik maka BP4 akan

menyerahkan kasus KDRT ke jalur hukum.

c. Rifka Annisa Women‟s Crisis Center (WCC)

Rifka Annisa Women‟s Crisis Center (WCC) adalah

organisasi non pemerintah yang berkomitmen pada

penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Upaya preventif

yang dilakukan Rifka Annisa Women‟s Crisis Center (WCC)

adalah dengan mengadakan penelitian dan pelatihan tentang

isu kekerasan berbasis gender dan mengadakan diskusi rutin

setiap setahun sekali dengan aparat penegak hokum. Upaya

penanganan yang dilakukan Rifka Annisa Women‟s Crisis

Center adalah dengan melakukan pendampingan litigasi dan

non litigasi. Pendampingan litigasi adalah pendampingan bagi

korban yang menjalani proses pendampingan hokum.

Sedangkan pendampingan non litigasi yaitu layanan mediasi

yang diberikan kepada kedua belah pihak.63

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan KDRT

membutuhkan peran serta berbagai pihak seperti peran

pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, tokoh masyarakat

yang diharapkan dengan adanya kerjasama dari berbagai

pihak, sosialisasi UU PKDRT dapat berjalan dengan baik.

63

Fifi Andriyani, Kontribusi Rifka Annisa Women‟s Crisis Center

Yogyakarta Dalam Penanganan Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah

Tangga (KDRT), (Skripsi Jurusan Ilmu Hukum: UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2013), h. 93-94.

Page 78: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

66

C. Kerangka Berfikir

Perwujudan dalam penghapusan kekerasan dalam rumah

tangga tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia

(UU RI) Nomor 23 Tahun 2004. Pada pasal 4 ditegaskan bahwa

penghapusan kekerasan dalam rumah tangga bertujuan untuk

mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga,

melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga, menindak

pelaku kekerasan dalam rumah tangga dan memelihara keutuhan

rumah tangga yang harmonis dan sejahtera.64

Undang-undang

tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga ini menjadi

dasar untuk melakukan upaya dalam meminimalisir angka

kekerasan dalam rumah tangga.

Berbagai upaya dilakukan oleh lembaga pemerintah maupun

non pemerintah agar kekerasan dalam rumah tangga tidak mudah

terjadi di masyarakat, mengingat jumlah laporan KDRT yang

dialami perempuan menurut Komnas Perempuan di Indonesia

mengalami peningkatan dalam periode tahun 2016-2018.

Berdasarkan observasi di lapangan penulis mendapati terkait

masih banyaknya pengaduan masyarakat kepada KUA dan BP4

mengenai masalah-masalah rumah tangga yang dialami

masyarakat Kecamatan Parung.

Dalam proses membangun keluarga yang sakinah mawaddah

warahmah pasangan suami istri pastilah memiliki problematika

dalam perjalanan mengarungi bahtera rumah tangga. Keutuhan

dan kerukunan rumah tangga dapat terganggu jika kualitas

64

ST. Rahmatiah, Dakwah, Trafficking dan KDRT, (UIN Alaudin

Makassar: Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, 2013), h. 50.

Page 79: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

67

pengendalian diri tidak dapat dikontrol, terlebih pada

permasalahan yang dapat menimbulkan terjadinya kekerasan.65

Hal itu tentunya sudah terlepas dari tujuan diadakannya

perkawinan guna membentuk keluarga yang harmonis sesuai

dengan tuntunan ajaran Agama Islam yaitu sakinah, ma waddah,

wa rahmah.

Pada konteks ini, keberadaan profesi penyuluh Agama

memiliki fungsi strategis dalam pembangunan bangsa. Fungsi

tersebut meliputi fungsi informatif dan edukatif, fungsi

konsultatif serta fungsi advokatif.66

Perannya sangat strategis

dalam rangka membangun mental, moral dan nilai ketakwaan

umat serta mendorong peningkatan kualitas kehidupan umat

dalam berbagai bidang baik dibidang keagamaan maupun

pembangunan.

Peran penyuluh menjadi penting sebab penyuluh memiliki

kedekatan baik secara personal maupun emosional kepada

masyarakat mengingat dalam kesehariannya penyuluh agama

berperan aktif dalam melakukan komunikasi dengan masyarakat

melalui berbagai kegiatan yang menjadi wilayah binaannya.

Penulis berasumsi bahwa dengan adanya peran penyuluh

agama dalam menjalankan fungsi profesinya dapat menekan atau

mengurangi jumlah laporan masyarakat yang mengalami

kekerasan dalam rumah tangga di Parung Bogor. Penelitian ini

65

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, Tentang Perkawinan dan

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Visimedia, 2007), Cet. 1, h. 68-69. 66

Muhammad Umar Fauzi, Strategi Penyuluh Agama Islam Dalam

Menangkal Faham Radikalisme di Kabupaten Nganjuk, Sekolah Tinggi

Agama Islam Miftahul „Ula, h. 3. Diakses pada 15 Agustus 2018.

Page 80: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

68

akan berfokus pada sejauh mana peran penyuluh agama Islam

menjalankan fungsi profesinya.

Page 81: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

69

BAB III

GAMBARAN UMUM

KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) PARUNG

A. Profil Kantor Urusan Agama (KUA) Parung

1. Sejarah KUA Parung

Kantor Urusan Agama yang selanjutnya disingkat dengan

KUA Kecamatan adalah unit pelaksana teknis pada

Kementrian Agama yang berada dalam naungan Direktur

Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan secara operasional

dibina oleh kepala Kantor Kementrian Agama

Kabupaten/Kota. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Parung merupakan institusi pemerintah di bawah Kementrian

Agama Kabupaten Bogor yang mempunyai tugas dan fungsi

pemerintah di bidang pembangunan Agama di Kecamatan,

khususnya di bidang urusan Agama Islam. Dalam

melaksanakan tugas tersebut, maka KUA Kecamatan Parung

merencanakan berbagai program kegiatan yang dituangkan

dalam program strategis. Hal itu dimaksudkan agar tugas dan

fungsi yang diembannya dapat mencapai hasil yang baik.1

Kantor Urusan Agama Kecamatan Parung merupakan

salah satu dari 40 KUA Kecamatan yang ada di lingkungan

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor. KUA

Kecamatan Parung mulai berdiri pada tahun 1950-an. KUA

Parung terletak di Jalan Masjid No. 33 Kecamatan Parung,

1 Dikutip dari Profil Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Parung Bogor Periode 2018-2019, h. 1. Pada 19 Maret 2019.

Page 82: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

70

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Gedung KUA parung

dibangun diatas tanah milik pemerintah Desa dengan status

Hak Guna Pakai (HGP) dan dibiayai pembangunannya oleh

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada

tahun 2009 dengan luas bangunan 100 m2.2 Kantor Urusan

Agama merupakan bagian dari unsur pelaksana sebagian

tugas pokok kementerian Agama yang berhubungan langsung

dengan masyarakat di Kabupaten dan Kota di bidang urusan

Agama Islam dalam wilayah Kecamatan.

2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi KUA Parung

Kantor Urusan Agama Kecamatan yang selanjutnya

disingkat dengan KUA Kecamatan adalah unit pelaksanaan

teknis pada Kementerian Agama yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam dan secara operasional dibina oleh Kepala

Kementerian Agama Kabupaten/Kota. KUA Kecamatan

berkedudukan di Kecamatan dan dipimpin oleh kepala KUA

yang mempunyai tugas melaksanakan layanan dan bimbingan

masyarakat islam di wilayah kerjanya.3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. KUA

Kecamatan menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pencatatan, dan

pelaporan nikah dan rujuk;

2 Dikutip dari Profil Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Parung Bogor Periode 2018-2019, h. 2. Pada 19 Maret 2019. 3 Ibid, h. 3. Pada 19 Maret 2019.

Page 83: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

71

b. Penyusunan statistik layanan dan bimbingan masyarakat

islam;

c. Pengelolaan dokumentasi dan sistem informasi

manajemen KUA Kecamatan;

d. Pelayanan bimbingan keluarga sakinah;

e. Pelayanan bimbingan kemasjidan;

f. Pelayanan bimbingan hisab rukyat dan pembinaan

syariah;

g. Pelayanan bimbingan dan penerangan agama islam;

h. Pelayanan bimbingan zakat dan wakaf dan

i. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KUA

Kecamatan.

Selain melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud, KUA

Kecamatan dapat melaksanakan fungsi layanan bimbingan

manasik haji bagi jemaah haji reguler.

3. Visi dan Misi KUA Parung

a. Visi

Terwujudya pelayanan masyarakat yang berkualitas dan

partisipatif di bidang urusan Agama Islam di wilayah

Kecamatan Parung Bogor Jawa Barat.

b. Misi

1) Meningkatkan kualitas pelayanan nikah dan rujuk.

2) Meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan dan

pembinaan keluarga sakinah.

3) Meningkatkan kualitas pelayanan dan pembinaan

perwakafan.

Page 84: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

72

4) Meningkatkan kualitas pelayanan dan pembinaan

sarana ibadah sosial.

5) Meningkatkan kualitas pelayanan dan pembinaan

kemitraan umat Islam.

6) Meningkatkan kualitas pelayanan dan pembinaan

produk halal.

7) Meningkatkan kualitas pelayanan dan pembinaan

dan bimbingan haji.

4. Ragam Pelayanan KUA Parung

Adapun ragam pelayanan yang ada di KUA Kecamatan

Parung sebagai berikut:4

a. Tertib administrasi pencatatan nikah dan rujuk.

b. Mengusahakan pencatatan nikah dan rujuk tepat dan

cepat.

c. Memberikan pengetahuan dasar pernikahan melalui

suscatin.

d. Pembinaan keluarga (BP4).

e. Pendataan Zis.

f. Pelayanan Wakaf.

g. Pelayanan Haji.

h. Pembinaan Produk Halal.

i. Pembinaan umat melalui penyuluhan Majlis Ta‟lim,

Masjid, Musholla dll.

4 Dikutip dari Profil Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Parung Bogor periode 2018-2019, h. 5. Pada 19 Maret 2019.

Page 85: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

73

5. Kegiatan Kemitraan KUA Parung

a. Sosialisasi pengembangan kemitraan umat Islam

dilingkungan pemerintah dan masyarakat.

b. Memberikan penjelasan tentang pentingnya

pengembangan kemitraan di kalangan umat Islam

melalui ceramah-ceramah di Majlis Ta‟lim.

c. Mengikuti orientasi hisab rukyat yang diselenggarakan

oleh Badan Hisab Rukyat Tingkat Provinsi.

d. Mengikuti Rukyatul Hilal penentuan awal Ramadhan,

Syawal dan Dzulhijjah.

e. Mengikuti simulasi Rukyatul Hilal awal bulan Hijriyah

yang diselenggarakan Badan Hisab Rukyat.

f. Melayani pengukuran arah kiblat Masjid, Mushalla

serta menerbitkan sertifikat arah kiblat.

6. Letak Geografis

KUA Kecamatan Parung berlokasi di Jalan Masjid No. 33

Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.

KUA Kecamatan Parung terletak di wilayah barat Kantor

Pemerintah Daerah dan ± 20 Km dari Kantor Kementerian

Agama Kabupaten Bogor. Adapun posisi KUA Kecamatan

Parung diapit oleh Polsek Kecamatan Parung dan SDN 03-04

Parung. Sedangkan KUA Kecamatan Parung berhadapan

dengan Masjid Jami‟ Roudhotush Shalihin yang berada tepat

di seberang jalan dari KUA Kecamatan Parung. Wilayah kerja

KUA Kecamatan Parung meliputi 9 Desa dengan jumlah 53

Page 86: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

74

RW dan 231 RT. Adapun batas wilayah KUA Parung

berbatasan dengan:5

a. Sebelah Timur : Kecamatan Tajurhalang

b. Sebelah Barat : Kecamatan Ciseeng

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Kemang

d. Sebelah Utara : Kecamatan Sawangan

Kecamatan Parung termasuk ke dalam wilayah

administrasi Kabupaten Bogor yang terdiri dari sembilan

kelurahan:6

a. Kelurahan Parung

b. Kelurahan Pemagarsari

c. Kelurahan Waru

d. Kelurahan Warujaya

e. Kelurahan Bojong Indah

f. Kelurahan Bojong Sempu

g. Kelurahan Cogreg

h. Kelurahan Jabon Mekar

i. Kelurahan Iwul

7. Agama

Masyarakat Kecamatan Parung merupakan masyarakat

yang menganut Agama yang beragam berdasarkan

kepercayaan yang dianut masing-masing individu. Berikut

adalah persentasi jumlah pemeluk Agama masyarakat

Kecamatan Parung:

5 Dikutip dari Profil Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Parung Bogor periode 2018-2019, h. 5. Pada 19 Maret 2019. 6 Ibid, h. 5. Pada 19 Maret 2019.

Page 87: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

75

Tabel 3.1 Jumlah pemeluk agama masyarakat Kecamatan

Parung:7

Agama Jumlah Jiwa

Pemeluk Agama Islam 105.286 Jiwa

Pemeluk Agama Kristen 763 Jiwa

Pemeluk Agama Katholik 706 Jiwa

Pemeluk Agama Budha 1.060 Jiwa

Pemeluk Agama Hindu 285 Jiwa

Jumlah 108.100 Jiwa

8. Sarana dan Prasarana KUA Parung

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Parung Bogor

memiliki sarana dan prasarana dalam melaksanakan tugas-

tugas baik tugas perkantoran maupun tugas pelayanan dan

pembinaan kepada masyarakat. Adapun sarana dan prasarana

yang ada di KUA Parung adalah sebagai berikut:8

1. Ruang tamu

2. Ruang staff dan penghulu

3. Ruang arsip atau administrasi

4. Ruang nikah

5. Ruang BP4

6. Kursi

7. Meja

8. Komputer

9. Mesin ketik

10. Printer dan lain sebagainya.

7 Dikutip dari Profil Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Parung Bogor periode 2018-2019, h. 5. Pada 19 Maret 2019. 8 Observasi langsung di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Parung, pada 15 Maret 2019.

Page 88: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

76

9. Struktur Organisasi

Gambar 3.2 Struktur Organisasi (KUA) Parung.9

9 Dikutip dari Profil Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Parung Bogor periode 2018-2019, h. 6. Pada 19 Maret 2019.

KEPALA KUA

H. Asmat, S. Ag

BENDAHARA

Miharsih

SEKSI HUMAS

Tarman, S.H.I

Moh. Yamin

SEKSI PEMBINAAN KELUARGA

SAKINAH

Eka Rosdiana S SEKSI

DOKUMENTASI

Taufiq Qurrahman

SEKSI TATA USAHA

Rumiyati

SEKSI KONSULTASI

Abdul Mu'iz, M.A.

Dra. Hj. Khaindharoh

SEKERTARIS

Md. Agung Julianto

Page 89: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

77

B. Profil Penyuluh Agama Islam Kantor Urusan Agama

(KUA) Parung

1. Penyuluh Agama Islam KUA Parung

Penyuluh Agama Islam adalah sebuah jabatan di

Kementrian Agama yang termasuk ke dalam kelompok

jabatan fungsional yang terintegrasi dalam ruang lingkup

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. penetapan ini

merujuk pada Pasal 11 ayat 1 PMA Nomor 34 Tahun 2016

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Urusan Agama

(KUA) Kecamatan bahwa:

“Kelompok jabatan fungsional terdiri dari kelompok

jabatan fungsional tertentu yaitu Penghulu dan Penyuluh

Agama Islam, dan kelompok jabatan fungsional umum

yang masing-masing terbagi dalam beberapa kelompok

sesuai dengan bidang keahliannya berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan.”10

PMA Nomor 34 Tahun 2016 tersebut juga memberi

putusan bahwa Penyuluh Agama Islam yang sebelumnya

tidak termasuk dalam struktur Kantor Urusan Agama (KUA)

kemudian masuk pada struktur Kantor Urusan Agama (KUA)

karena termasuk dalam jabatan fungsional yang telah

dijelaskan diatas, dan sebagaimana yang dipaparkan pada

pasal 5 PMA Nomor 34 Tahun 2016 bahwa:

10

PMA Nomor 34 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Urusan Agama (KUA), dalam

https://bimasislam.kemenag.go.id/files/PMA-34-update.pdf, Diakses pada 2

Desember 2019.

Page 90: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

78

“Susunan organisasi KUA Kecamatan terdiri atas: Kepala

KUA, Petugas Tata Usaha dan kelompok Jabatan

Fungsional.”

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Penyuluh

Agama Islam terdiri dari Penyuluh Agama Islam fungsional

dan Penyuluh Agama Islam honorer yang sama-sama

mengemban tugas sesuai perundangan-undangan yang

berlaku. Penyuluh Agama Islam KUA Parung berjumlah 10

orang diantaranya 2 orang penyuluh Agama Islam fungsional

dan 8 orang penyuluh Agama Islam honorer. Adapun daftar

nama bagian penyuluh Agama Kantor Urusan Agama (KUA)

Kecamatan Parung adalah sebagai berikut:11

11

Dikutip dari Profil Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Parung Bogor Periode 2018-2019, h. 8. Pada 19 Maret 2019.

Page 91: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

79

Tabel 3.2 Penyuluh agama Islam KUA Kecamatan Parung.12

12

Dikutip dari Profil Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Parung Bogor Periode 2018-2019, h. 10. Pada 19 Maret 2019.

No. Nama NIP/No. Reg Keterangan

1. Dra. Hj. Khaindharoh 196607072006042004 Penyuluh Agama

Islam Fungsional

2. Eva Dianawati M. Ag 19750071120072029 Penyuluh Agama

Islam Fungsional

3. Mustafid 32.01.19881005.0280 Penyuluh Agama

Islam Honorer

4. Nurfajri 32.01.19910517.0281 Penyuluh Agama

Islam Honorer

5. Eka Rosdiana

Saputra

32.01.19891030.0276 Penyuluh Agama

Islam Honorer

6. Ma‟lah 32.01.19750730.0275 Penyuluh Agama

Islam Honorer

7. Linah 32.01.19730512.0278 Penyuluh Agama

Islam Honorer

8. Idah Faridah 32.01.19780808.0279 Penyuluh Agama

Islam Honorer

9. Fuzi Damayanti 32.01.19830319.0282 Penyuluh Agama

Islam Honorer

10. Eva Solikhati 32.01.19890105.0277 Penyuluh Agama

Islam Honorer

Page 92: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

80

2. Hubungan Penyuluh Agama Islam dengan BP4

Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan

(BP4) adalah organisasi profesional yang bersifat sosial

keagamaan sebagai mitra kerja Kementrian Agama dan

institusi terkait baik pemerintahan maupun non pemerintah

dalam mewujudkan keluarga sakinah ma waddah wa

rohmah.13

BP4 berdiri secara resmi pada 3 Januari 1960 di

Jakarta dan disahkan berdasarkan SK Menteri Agama RI No.

85 tahun 1961. BP4 berdiri bertujuan untuk mempertinggi

mutu perkawinan guna mewujudkan keluarga sakinah

menurut ajaran Islam untuk mencapai masyarakat dan bangsa

Indonesia yang maju, mandiri, bahagia, sejahtera, materil dan

spritual.14

Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu program

yang dilaksanakan BP4 adalah bimbingan Pra-nikah di KUA

bagi calon pengantin.15

Pada kegiatan bimbingan Pra-nikah atau bimbingan

perkawinan, penyuluh agama Islam dilibatkan dalam mengisi

kegiatan tersebut, seperti memberikan materi-materi yang

berkaitan dengan rumah tangga sesuai dengan ajaran Islam.

Maka hubungan BP4 dan penyuluh Agama Islam KUA

Kecamatan Parung ini terlihat dalam kegiatan bimbingan

perkawinan (Bimwin). Tetapi untuk kegiatan lain seperti

13

Qois Dzulfaqqor, Peran Penyuluh Agama Islam Dalam

Mewujudkan Keluarga Sakinah Di Kecamatan Cakung Jakarta Timur,

(Skripsi: Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta, 2018), h. 101. 14

Tulus, dkk. Buku Panduan Konseling Untuk Konselor BP4

Perspektif Kesetaraan, (Jakarta, Rahima, 2012), h. 11-12. 15

Ibid, h. 19.

Page 93: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

81

penyuluhan perkawinan di majelis ta‟lim yang merupakan

binaan daripada penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan

Parung, BP4 tidak ikut serta dalam membantu proses

penyuluhan tersebut.

Menurut data yang penulis peroleh dari pihak BP4 dan

Penyuluh Agama KUA Kecamatan parung, permasalahan-

permasalahan rumah tangga yang paling banyak ditemukan

dan di konsultasikan oleh masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Minimnya komunikasi antar pasangan

b. Ekonomi

c. Poligami

d. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

3. Program Penyuluh Agama Islam KUA Parung

Penyuluh Agama Islam KUA Parung berjumlah 10 orang

yang bertugas di 9 Kelurahan di wilayah Kecamatan Parung.

Dalam hubungannya dengan penelitian yang dilakukan

penulis, maka yang menjadi dasar pembahasan ini yaitu peran

penyuluh Agama Islam pada pelaksanaan bimbingan dan

penyuluhan melalui tatap muka kepada kelompok masyarakat

yang menjadi kelompok sasaran/binaan dan dalam

melaksanakan konsultasi secara perorangan.

Penyuluh Agama Islam yang bekerjasama dengan BP4

KUA Kecamatan Parung dalam upaya mencegah dan

menangani kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di

masyarakat melakukan kegiatan diantaranya sebagai berikut:16

16

Observasi langsung di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Parung, pada 15 Maret 2019.

Page 94: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

82

a. Melakukan kegiatan bimbingan penyuluhan tatap

muka terhadap kelompok binaan tentang materi

perkawinan, dengan menanamkan, mengamalkan dan

menghayati nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan

akhlak mulia dalam kehidupan keluarga,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

b. Memberikan bimbingan perkawinan bagi pasangan

calon pengantin agar memiliki pengetahuan dan

kesiapan secara fisik dan mental dalam memasuki

jenjang perkawinan, sehingga dapat membangun

keluarga sakinah.

c. Melaksanakan konsultasi masalah perkawinan

terutama mengenai konflik rumah tangga.

Menurunkan angka perselisihan perkawinan dan

perceraian sehingga mengurangi jumlah keluarga

bermasalah yang menjadi sumber kerawanan sosial.

d. Memberikan penyuluhan kepada usia pra-nikah.

Membina remaja usia nikah agar tidak terjerumus

kepada pergaulan bebas.

Page 95: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

83

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Informan

Pada penelitian ini penulis melakukan wawancara dan

observasi langsung terhadap kegiatan yang dilakukan penyuluh

Agama Islam yang bekerjasama dengan BP4 KUA Parung. Pada

penelitian ini penulis mewawancarai dua orang penyuluh Agama

Islam fungsional (PAIF), satu orang penyuluh Agama Islam

honorer (PAH) bidang penyuluhan keluarga sakinah, satu orang

Mediator BP4 dan tiga orang masyarakat penerima manfaat yang

penulis jadikan sebagai informan luar. Informan luar yang penulis

wawancarai meliputi satu orang jama‟ah majelis ta‟lim binaan

penyuluh, satu orang masyarakat yang pernah mengikuti kegiatan

bimbingan perkawinan dan satu orang masyarakat yang pernah

berkonsultasi di KUA Kecamatan Parung. Adapun penjelasan

data mengenai informan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Penyuluh Agama Islam

a. Dra. Hj. Khaindharoh

Ibu Dra. Hj. Khaindharoh adalah seorang penyuluh

Agama Islam fungsional di KUA Kecamatan Parung

golongan III C, beliau di kenal dengan sapaan bunda Iin.

Bunda Iin lahir di Jepara, 7 Juli 1966. Beliau tinggal di

Perumahan Gria Jakarta, Jl. Sawo I Blok C2/No. 26

Pamulang Barat, Kota Tangerang Selatan. Bunda Iin

termasuk salah satu penyuluh Agama Islam yang paling

Page 96: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

84

lama bertugas di KUA Kecamatan Parung, yaitu sejak

tahun 2006. Pada tahun 2017 beliau sempat ditugaskan

menjadi penyuluh Agama Islam fungsional di KUA

Kecamatan Ciseeng, namun setelah hampir satu tahun

beliau kembali ditugaskan di KUA Kecamatan Parung

hingga saat ini. Beliau juga pernah menempuh pendidikan

S1 di IAIN Walisongo Semarang Jurusan Ushuluddin.

b. Eva Dianawati M. Ag

Ibu Eva Dianawati M. Ag adalah seorang penyuluh

Agama Islam fungsional di KUA Kecamatan Parung sejak

tahun 2017. Beliau lahir di Bogor, 11 Juli 1975. Beliau

tinggal di Jl. Darussalam Rt 02/Rw 02 Kp. Pondok

Kelurahan Curug Kecamatan Bojongsari Kota Depok.

Sebelum ditugaskan di KUA Kecamatan Parung beliau

pernah bertugas di KUA Kecamatan Ciseeng. Saat ini

beliau termasuk ke dalam penyuluh Agama Islam

fungsional golongan III D. Beliau pernah menempuh

pendidikan S1 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Jinayah Siyasah dan

menempuh pendidikan S2 di Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)

Jurusan Syariah.

c. Eka Rosdiana Saputra

Bapak Eka Rosdiana Saputra adalah seorang penyuluh

Agama Islam honorer di KUA Kecamatan Parung sejak

tahun 2017. Beliau lahir di Majalengka, 30 Oktober 1989.

Beliau tinggal di Jl. H. Mawi Gg. SMUN Rt 04/Rw 04

Page 97: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

85

Desa Warujaya Kecamatan Parung Bogor. Sebelum

bertugas di KUA Parung, beliau berprofesi sebagai

relawan di Lembaga Zakat. Beliau pernah menempuh

pendidikan di LIPIA selama 4 tahun dan pernah

menempuh pendidikan di Institut Agama Islam Modern

Syahid jurusan Pendidikan Agama Islam. Selain

berprofesi sebagai penyuluh Agama Islam di KUA

Parung, beliau juga berprofesi sebagai guru di Madrasah

Diniyah dan Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) yang

berada di Kecamatan Parung.

2. Mediator BP4

a. Abdul Mu‟iz, M.A.

Bapak Abdul Mu‟iz adalah salah seorang Mediator

Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan

(BP4) di KUA Kecamatan Parung. Beliau lahir di Jakarta,

19 April 1974. Beliau tinggal di Jl. Tanah Ara II Rt

004/Rw 012 Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta

Selatan. Beliau telah bertugas di KUA Kecamatan Parung

sejak tahun 2007. Sebelum bertugas di KUA Kecamatan

Parung, beliau pernah menekuni profesi sebagai tenaga

pengajar di SDIT Fajar hidayah di Kota Wisata Cileungsi

pada tahun 2004. Beliau juga pernah menempuh

pendidikan S1 jurusan Tafsir Hadist dan menempuh

pendidikan S2 di Jurusan Konsentrasi Hadist Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 98: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

86

3. Masyarakat Parung

a. Hj. Iyay Sumiati

Ibu Iyay adalah seorang jama‟ah di Majelis Ta‟lim As-

Salafiah Al-Mansuriah yang dibina oleh Ibu Dra. Hj.

Khaindharoh (penyuluh Agama Islam Fungsional KUA

Kecamatan Parung Bogor). Beliau lahir di Sukabumi, 8

Desember 1967. Ibu Iyay berprofesi sebagai ibu rumah

tangga dan memiliki dua orang anak. Beliau tinggal di

Kp. Jati Rt 04/Rw 04 Desa Parung Kecamatan Parung

Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Pemilihan Ibu Iyay sebagai informan luar dikarenakan

beliau adalah jama‟ah aktif di majelis ta‟lim binaan

penyuluh Agama Islam KUA Parung, Selain itu, Ibu Iyay

pernah mengalami permasalahan dalam rumah tangganya

sebelum aktif mengikuti kegiatan di majelis ta‟lim.

Sehingga penulis merasa cukup untuk mengetahui

bagaimana peran penyuluh Agama Islam KUA Parung.

b. Riska Oktaviani

Ibu Riska adalah masyarakat Parung yang pernah

mengikuti kegiatan bimbingan perkawinan saat penulis

melakukan penelitian di KUA Parung bersama dengan

pasangannya Bapak Nur Achmadi. Mereka saling kenal

selama kurang lebih empat bulan sebelum akhirnya

memutuskan untuk menikah. Setelah menikah, Ibu Riska

akhirnya mengikuti jejak suami dan saat ini mereka

tinggal di Jl. H. Saenan Rt 03/Rw 09 No. 65. Ibu Riska

Page 99: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

87

pernah menempuh pendidikan jurusan Kebidanan di

Akademi Kebidanan Bogor Husada sedangkan Bapak

Achmadi pernah menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi MBI jurusan Manajeman.

c. Apriyani

Ibu Apriyani adalah masyarakat Parung yang pernah

datang ke KUA Kecamatan Parung untuk berkonsultasi

dengan Bapak Abdul Mu‟is terkait permasalahan rumah

tangganya. Beliau lahir di Jakarta, 4 Agustus 1987. Beliau

memiliki dua orang anak. Beliau pernah menempuh

pendidikan terakhir S1 jurusan sistem informasi di Bina

Sarana Informatika. Beliau tinggal di Kp. Sawah Rt

02/Rw 03 No. 14 C Desa Pemagarsari Kecamatan Parung

Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Ibu Apri pernah mengalami KDRT yang dilakukan

oleh suaminya saat mereka tinggal Kota Magelang tahun

2017. Bentuk kekerasan yang dialami Ibu Apri adalah

pemukulan pada bagian kepala hingga memar. Namun

permasalahan terkait pemukulan tersebut bisa

terselesaikan hingga Ibu Apri dan suaminya bisa rujuk

kembali. Saat kembali ke Parung pada awal tahun 2019,

Ibu Apri mengalami permasalahan kembali dengan sang

suami. Kali ini Ibu Apri memutuskan untuk datang ke

KUA dan mengkonsultasikan permasalahan rumah

tangganya. Hal tersebut ia lakukan untuk mencegah

terjadinya kekerasan seperti semula dan meminta

Page 100: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

88

bimbingan untuk bisa mengambil keputusan yang bijak

terkait permasalahan dalam rumah tangganya.

B. Temuan Penelitian

1. Peran Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Parung

Tugas pokok penyuluh Agama sesuai dengan kententuan

Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan

Negara Nomor 54/KEP/MK.WASPAN/9/1999 adalah

melakukan dan mengembangkan kegiatan bimbingan atau

penyuluhan Agama dan pembangunan melalui bahasa

Agama.1 Penyuluh Agama sebagai pemimpin masyarakat

bertindak sebagai imam dalam masalah Agama dan masalah

kemasyarakatan begitu pula dalam masalah kenegaraan

dengan mensukseskan program pemerintah.2 Selain

melaksanakan tugas, penyuluh Agama Islam juga wajib

melaksanakan fungsinya dimasyarakat sehingga dapat

dikatakan memiliki peran di masyarakat.

Berdasarkan hasil temuan di lapangan, penulis

menemukan peran Penyuluh Agama Islam dalam

menjalankan fungsi profesi untuk kasus kekerasan dalam

rumah tangga di Parung Bogor antara lain sebagai berikut:

1 Kemenag RI, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh

Agama, (Jakarta: Kemenag RI, 2012), h. 12. 2 Trisnayati, Strategi Komunikasi Penyuluh Agama Islam Fungsional

Dalam Upaya Pencegahan Perceraian Di Kabupaten Tangerang, (Tesis:

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Jakarta, 2018), h. 71.

Page 101: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

89

a. Fungsi Informatif dan Edukatif

Penyuluh Agama Islam KUA Parung melakukan kegiatan

pembinaan dan bimbingan kepada jama‟ah di majelis ta‟lim

serta membantu tugas KUA dalam menyampaikan informasi

tentang pentingnya mengikuti kegiatan bimbingan pra-nikah

yang menjadi program KUA Parung. Adapun uraian

penjelasan yang penulis temukan di lapangan adalah sebagai

berikut:

1) Kegiatan di Majelis Ta‟lim

Berdasarkan hasil observasi, penulis menemukan bahwa

penyuluh Agama Islam KUA Parung menyampaikan materi-

materi yang berhubungan dengan upaya peningkatan kualitas

hidup berumah tangga di majelis ta‟lim yang berada di

wilayah Kecamatan Parung. Meskipun penulis tidak

menemukan adanya kegiatan pembinaan keluarga sakinah

maupun pemilihan keluarga sakinah teladan, namun materi

yang berkaitan tentang keluarga sakinah disampaikan

penyuluh dengan menyisipkan materi tersebut pada setiap

pertemuan di majelis ta‟lim.

Kegiatan ini rutin dilakukan lima hari dalam seminggu

yaitu pada hari senin-kamis, dengan jadwal waktu yang

bervariasi seperti pukul 07.30-10.00 WIB, 09.00-11.00 WIB

dan 13.00-15.00 WIB oleh penyuluh Agama Islam fungsional

maupun penyuluh Agama Islam honorer. Adapun penyuluh

Agama Islam yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Bunda

Iin, Ibu Eva dan Bapak Eka.

Page 102: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

90

Sasaran dalam kegiatan ini rata-rata adalah kaum ibu. Hal

ini didasari bahwa waktu pelaksanaan kegiatan adalah di pagi

dan siang hari. Sedangkan waktu kegiatan dengan sasaran

remaja masjid dan kaum bapak adalah di malam hari dan

lebih banyak di akhir pekan yang dilakukan oleh penyuluh

Agama Islam laki-laki. Maka penulis menyimpulkan bahwa

kegiatan di majelis ta‟lim lebih banyak diterima oleh kaum

ibu. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Eva:

Saya membina ibu-ibu majelis ta‟lim. Kalau bapak-bapak

dan remaja masjid itu sama penyuluh Agama honorer laki-

laki karena biasanya dilakukan di malam hari setiap akhir

pekan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis

lakukan dengan penyuluh Agama Islam fungsional diatas,

penulis juga mendapatkan informasi bahwa dari sepuluh

penyuluh Agama KUA Parung hanya tiga orang yang berjenis

kelamin laki-laki. Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan

oleh penyuluh Agama Islam KUA Parung hampir sama

seperti kegiatan penyuluh di majelis ta‟lim pada umumnya

yaitu diawali dengan pembacaan surah al-fatihah, dilanjut

dengan pembacaan ayat suci Al-Qur‟an, pembacaan tahlil dan

tahmid, kemudian diisi dengan penyampaian materi oleh

penyuluh Agama dan ditutup dengan do‟a.

Terkait dalam menjalankan fungsi informatif dan edukatif

untuk kasus kekerasan dalam rumah tangga, penyuluh Agama

Islam KUA Parung memberikan informasi dan pengajaran

kepada sasaran penyuluhan dengan pedoman materi yang

bersumber dari program pembinaan gerakan keluarga sakinah

Page 103: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

91

yang dirancang oleh Kementrian Agama. Materi khusus

tentang keluarga sakinah ini biasanya berupa materi fikih

munakahat, namun karena penyuluh Agama Islam tidak

dikhususkan menyampaikan materi tentang keluarga sakinah

saja, melainkan menyampaikan materi penyuluhan dari segala

aspek keagamaan.

Adapun materi yang biasa disisipkan berupa materi akhlak

dan membina kehidupan berumah tangga. Seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Eva:

Materi yang biasa disisipkan seperti materi berakhlak yang

baik sama pasangan, misalnya bersikap lemah lembut dan

tidak berkata kasar sama pasangan misalnya, seorang istri

harus mematuhi perintah suami dengan catatan kepada

hal-hal yang dibenarkan sama Agama dan bukan mengikuti

perintah yang dilarang Allah Swt. Selain itu juga materi

tentang bagaimana memanage rumah tangga mulai dari

pola asuh anak. Karna membangun keluarga sakinah

bukan hanya hubungan antara suami dan istri saja tetapi

seluruh yang berada dalam keluarga, baik anak, orangtua,

bahkan dilingkungan masyarakat.3

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis

lakukan, diketahui bahwa materi yang disampaikan penyuluh

Agama Islam kepada remaja masjid berbeda dengan materi

yang diterima oleh jama‟ah ibu-ibu atau bapak-bapak di

majelis ta‟lim. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Eka:

Tentu berbeda materi untuk ibu-ibu sama remaja masjid.

Materi untuk remaja biasanya yang disampaikan itu

seputar bahaya pergaulan bebas.

3 Wawancara pribadi dengan Ibu Eva Dianawati selaku Penyuluh Agama

Islam Fungsional KUA Kecamatan Parung Bogor, Bogor 28 Juni 2019.

Page 104: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

92

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan

dengan penyuluh Agama Islam diatas, diketahui bahwa materi

yang disampaikan penyuluh kepada remaja adalah materi

seputar pergaulan bebas. Hal tersebut bertujuan agar remaja

tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang dapat

merugikan dirinya sendiri.

Berdasarkan observasi di lapangan, penulis juga

menemukan bahwa metode yang digunakan oleh penyuluh

Agama Islam di majelis ta‟lim hampir sama dengan metode

penyuluhan pada umumnya. Setidaknya penulis menemukan

tiga metode yang digunakan penyuluh Agama Islam dalam

melakukan penyuluhan yaitu metode ceramah, metode tanya-

jawab dan metode diskusi. Seperti yang diungkapkan oleh

Bunda Iin:

Biasanya metodenya dengan ceramah, dilanjutkan tanya

jawab kak.4

Metodenya biasanya itu dengan ceramah dan lanjut

dialog.5

Dalam uraian metode yang dilakukan penyuluh Agama

Islam KUA Parung diatas, penulis menyimpulkan bahwa dari

sekian banyak metode penyuluhan yang ada, penyuluh

Agama Islam memilih menyampaikan materi dengan metode

ceramah. Pemilihan metode ceramah ini bukan tidak

beralasan, jumlah jama‟ah atau sasaran penyuluhan yang

4 Wawancara pribadi dengan Bunda Iin selaku penyuluh Agama Islam

fungsional KUA Kecamatan Parung Bogor, 14 Mei 2019. 5 Wawancara pribadi dengan Bapak Eka Rosdiana Saputra selaku

penyuluh Agama Islam honorer KUA Kecamatan Parung Bogor, 2 Juli 2019.

Page 105: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

93

cukup banyak dan waktu yang terbatas membuat metode

ceramah adalah metode pilihan pertama yang dilakukan

penyuluh Agama Islam KUA Parung dalam melakukan

penyuluhan di majelis ta‟lim.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, penulis juga

menemukan bahwa media yang digunakan penyuluh Agama

Islam KUA Parung dalam menyampaikan materi berupa

media cetak seperti flyer (selebaran) dan media luar ruang

seperti infocus. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Eka:

Meskipun tidak sering tapi saya juga pernah memberikan

materi lewat selebaran seputar pernikahan secara umum.

Waktu itu saya kopikan dan saya bagikan sama jama‟ah.

Selain itu biasanya, juga pakai infocus. Kalau pakai

infocus memang gak sering, karna infocus yang kita punya

hanya satu.6

2) Bimbingan Perkawinan Pra-Nikah

Bimbingan perkawinan pra nikah bagi pasangan calon

pengantin merupakan bentuk kegiatan yang bertujuan untuk

mengedukasi calon pasangan pengantin sebelum menjalani

proses kehidupan berumah tangga. Kegiatan bimbingan

perkawinan ini dilaksanakan satu kali dalam seminggu yaitu

pada hari kamis pukul 10.00-13.00 WIB yang bertempat di

ruang balai nikah KUA Parung. Untuk mengetahui lebih jelas

mengenai tahapan awal kegiatan bimbingan perkawinan bagi

pasangan calon pengantin, berikut ungkapan Bapak Mu‟is:

Jadi kalau pasangan pengantin mendaftarkan diri

kemudian pihak KUA melihat kelengkapan persyaratan

6 Wawancara pribadi dengan Bapak Eka Rosdiana Saputra selaku

penyuluh Agama Islam honorer KUA Kecamatan Parung Bogor, 2 Juli 2019.

Page 106: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

94

yang mereka serahkan. Ketika telah terpenuhi

persyaratannya, kemudian oleh kita itu di Billing atau di

daftarkan ke pusat. Nah, baru oleh kita diberikan surat

panggilan untuk mengikuti BIMWIN itu. Biasanya bisa

seminggu atau dua minggu sebelum mereka

melangsungkan pernikahan. Kita kondisional, dan ada

waktu-waktu tertentu yang memang diarahkan oleh Kantor

Kementrian Agama Kabupaten itu untuk dilaksanakan

secara serentak atau massal. Nah diluar itu, ketika

misalnya tidak secara definitif ditentukan oleh Kementrian

Agama Kabupaten Bogor, setiap orang yang daftar untuk

pernikahan kita tetap melayani kegiatan BIMWIN itu

meskipun hanya satu atau dua pasang.7

Berdasarkan pemaparan Bapak Abdul Mu‟is diatas,

penulis mendapatkan informasi bahwa kegiatan tersebut

dilakukan setelah calon pasangan pengantin yang mendaftar

telah memenuhi segala persyaratan administrasi di KUA.

Setelah semua persyaratan terpenuhi, satu hingga dua minggu

sebelum kegiatan dilaksanakan, pihak KUA akan memberikan

surat panggilan kepada pasangan calon pengantin yang berisi

jadwal waktu pelaksanan kegiatan berlangsung. Selain itu,

terdapat waktu-waktu tertentu dalam kegiatan Bimbingan

perkawinan yang diadakan serentak, tetapi diluar dari waktu-

waktu tersebut pihak KUA akan tetap melangsungkan

kegiatan BIMWIN meskipun hanya satu atau dua pasang

calon pengantin yang mendaftar.

Berdasarkan observasi penulis di lapangan, penulis

mengamati bahwa materi yang disampaikan dalam kegiatan

BIMWIN berupa dasar-dasar ajaran Agama Islam, Undang-

7 Wawancara pribadi dengan Bapak Abdul Mu‟is, Mediator BP4

KUA Kecamatan Parung Bogor, Bogor 14 Mei 2019.

Page 107: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

95

undang perkawinan, Undang-undang KDRT, Keluarga

Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi. Selain itu dalam

kegiatan bimbingan perkawinan pra-nikah yang diadakan

serentak, peserta yang mengikuti kegiatan tersebut

mendapatkan sertifikat dan cenderamata berupa buku pondasi

keluarga sakinah, note dan pulpen.

Kegiatan bimbingan perkawinan pra-nikah merupakan

upaya preventif yang dilakukan guna pasangan calon

pengantin dapat memiliki bekal pengetahuan tentang

perkawinan. Meskipun kegiatan ini bermanfaat, namun masih

banyak masyarakat Parung yang tidak hadir untuk mengikuti

kegiatan ini, hal itu disebabkan karena peserta tidak

mendapatkan ijin dari perusahaan tempatnya bekerja. Seperti

yang diungkapkan oleh Bapak Mu‟is:

Peserta tidak hadir untuk ikut bimwin itu karna sulit

dapat ijin dari tempatnya bekerja seperti pabrik-pabrik.

Tapi pada saat akad pernikahan, sebisa mungkin kita

menyampaikan pesan singkat tentang kehidupan rumah

tangga dengan harapan paling tidak bisa menjadi

motivasi stimulus mereka dalam bekal setelah mereka

menikah.8

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis diatas

mengenai fungsi informatif dan edukatif penyuluh Agama

Islam KUA Parung untuk kasus kekerasan dalam rumah

tangga, penulis menyimpulkan bahwa penyuluh Agama Islam

KUA Parung sudah terlaksana dengan cukup baik.

8 Wawancara pribadi dengan Bapak Abdul Mu‟is, Mediator BP4

KUA Kecamatan Parung Bogor, Bogor 14 Mei 2019.

Page 108: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

96

b. Fungsi Konsultatif

Dalam menjalankan fungsi konsultatif, penyuluh Agama

Islam KUA Parung menyediakan dirinya untuk turut

memikirkan dan memecahkan persoalan-persoalan yang

dihadapi masyarakat, baik secara pribadi, keluarga maupun

sebagai anggota masyarakat umum dengan bimbingan dan

solusi ajaran Agama terutama mengenai permasalahan rumah

tangga yang dialami masyarakat Kecamatan Parung. adapun

laporan bentuk permasalahan rumah tangga yang dialami

masyarakat seperti perselingkuhan, suami tidak memberikan

nafkah, perbedaan pendapat, KDRT, maupun poligami.

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Eka:

Saya sering terima curhatan dari jama‟ah tentang

masalah rumah tangganya. Tapi ada juga masyarakat

yang mau konsultasi dan datang langsung ke KUA.

Biasanya masalah yang dialami mereka itu macam-

macam seperti masalah perselingkuhan, istri mengeluh

suami tidak memberikan nafkah, masalah perbedaan

pendapat, KDRT, poligami.9

Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat dikatakan

bahwa penyuluh Agama Islam menjadi tempat bertanya dan

tempat mengadu bagi masyarakat untuk turut membantu

memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. Kegiatan

konsultasi tidak terjadwal seperti kegiatan di majelis ta‟lim.

Untuk itu, penyuluh harus siap sedia melayani masyarakat

yang ingin berkonsultasi kepadanya. Hal tersebut dikarenakan

tidak semua jama‟ah majelis ta‟lim berani menyampaikan

9 Wawancara pribadi dengan Bapak Eka Rosdiana Saputra selaku

penyuluh Agama Islam honorer KUA Kecamatan Parung Bogor, 2 Juli 2019.

Page 109: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

97

pertanyaan yang berkaitan dengan masalah pribadinya

dihadapan umum. Maka biasanya masyarakat yang ingin

berkonsultasi, meminta waktu penyuluh selepas kegiatan di

majelis ta‟lim maupun datang langsung ke KUA. Dalam

konsultasi, penyuluh Agama Islam KUA Parung melakukan

kerjasama dengan BP4 dalam membantu menangani

permasalahan rumah tangga yang dialami seorang klien,

dimana BP4 adalah organisasi profesional yang bersifat sosial

keagamaan sebagai mitra kerja Kementrian Agama dan

institusi terkait baik pemerintahan maupun non pemerintah

dalam mewujudkan keluarga sakinah ma waddah wa

rohmah.10

Penulis juga berkesempatan untuk mewawancarai salah

seorang masyarakat Kecamatan Parung yang memiliki

permasalahan rumah tangga dan melakukan konsultasi di

KUA Kecamatan Parung pada tahun 2019. Ibu Apri pernah

menjadi korban KDRT yang dilakukan oleh suaminya di

tahun 2017. Ibu apri mengalami memar di kepala, namun

permasalahan tersebut dapat terselesaikan sehingga Ibu Apri

dan suami bisa kembali rujuk. Permasalahan rumah tangga

Ibu Apri kembali mencuat saat Ibu Apri memutuskan untuk

kembali tinggal di tempat asalnya yaitu di Kecamatan Parung

saat hamil anak kedua. Suami Ibu Apri kembali menunjukan

10

Qois Dzulfaqqor, Peran Penyuluh Agama Islam Dalam

Mewujudkan Keluarga Sakinah Di Kecamatan Cakung Jakarta Timur,

(Skripsi: Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta, 2018), h. 101.

Page 110: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

98

sikap yang keras seperti selalu marah pada hal-hal yang

dianggap spele. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Apri:

Aku bermasalah sama suami sudah dua kali. Yang

pertama waktu aku tinggal di Magelang, suamiku nuduh

aku ngambil uang, aku kan gaterima. Sebelumnya

memang ada cekcok juga, terus suami aku pukul aku

deket kepala sampe aku memar. Aku bilang sama bapaku

lewat telepon, dan bapaku nyaranin untuk visum dan

lapor ke polsek supaya ada efek jera buat suamiku. Kalau

dulu aku ga cabut berkas, suamiku bisa dipenjara. Tapi

alhamdulillah masalah yang itu sudah selesai. Nah yang

kedua, waktu aku hamil anak kedua ini, kebetulan aku

sesar. Aku minta biaya untuk sesar, dia malah

ngomongnya dengan kata menyakitkan “jangan-jangan

itu bukan anakku” malah ngomong begitu. Suamiku itu

wataknya keras banget mba, masalah yang spele-spele

aja dia suka banting-banting barang, kalau marah suka

gajelas. Aku juga udah bingung dan coba datang ke KUA

untuk curhat, terus aku konsultasi sama pak Mu‟is

tentang masalah rumah tanggaku.11

Selanjutnya berdasarkan hasil observasi dan wawancara

yang penulis lakukan, diketahui bahwa penyuluh Agama

Islam dan BP4 KUA Parung sangat terbuka kepada

masyarakat yang melakukan konsultasi terkait permasalahan

rumah tangga yang dialaminya. Seperti yang diungkapkan

oleh Bunda Iin:

Secara nurani, penyuluh kan juga manusia. Kalau

diperlakukan seperti itu, kita mengumpamakan diri

sendiri, ga tegalah. Jika hal tersebut terjadi pada diri kita

kaya apa, artinya seorang penyuluh wajib membela,

menolong. Karna kita sebagai penyuluh Agama juga kan

11

Wawancara pribadi dengan Ibu Apri selaku masyarakat Kecamatan

Parung Bogor, 31 Juli 2019.

Page 111: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

99

bisa menyelamatkan masyarakat yang memang butuh

bantuan sebagai bentuk amal ma‟ruf nahi mungkar.12

Berdasarkan hasil wawancara dan temuan penulis di

lapangan, penulis menyimpulkan bahwa penyuluh Agama

Islam yang bekerjasama dengan BP4 KUA parung sangat

terbuka dan sangat membantu kepada masyarakat yang

hendak melakukan konsultasi mengenai permasalahan rumah

tangga yang sedang dialaminya.

c. Fungsi Advokatif

Pada fungsi advokatif, penyuluh Agama Islam KUA

Parung memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk

melakukan kegiatan pembelaan terhadap umat/masyarakat

dari berbagai ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan

yang merugikan aqidah, mengganggu ibadah, dan merusak

akhlak.

Cara penyuluh Agama Islam KUA Parung untuk

memaksimalkan perannya dalam menjalankan fungsi

advokatif adalah dengan memberikan advokasi berupa

pendampingan. Berdasarkan observasi penulis di lapangan,

permasalahan yang dialami masyarakat sudah berada pada

tingkatan yang kritis dan kurangnya usaha kedua belah pihak

untuk kembali rujuk. Untuk itu, pendampingan diberikan

dengan teknik dan strategi yang dapat menenangkan dan

memberi solusi kepada pasangan yang berkonflik. Selain itu,

12

Wawancara pribadi dengan Bunda Iin selaku penyuluh Agama

Islam fungsional KUA Kecamatan Parung Bogor, 14 Mei 2019.

Page 112: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

100

upaya membangun komunikasi dengan lembaga terkait juga

dilakukan.

Selanjutnya, peran penyuluh Agama KUA Parung dalam

menjalankan fungsinya di masyarakat yang penulis

deskripsikan diatas memiliki tujuan sesuai dengan fungsinya.

Adapun tujuan dari peran penyuluh Agama KUA Parung

berdasarkan fungsinya telah penulis sajikan ke dalam tabel

seperti di bawah ini:

Tabel 4.1

Tujuan Peran Penyuluh Agama Dalam Menjalankan Fungsi

Profesi Untuk Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga

(KDRT) Di Parung Bogor.

No. Peran Tujuan

1. Fungsi Informatif

dan edukatif

Memberikan informasi kepada

masyarakat tentang keluarga yang

sakinah, pemberitahuan kegiatan

bimbingan pra-nikah (BIMWIN) bagi

calon pengantin dan pesan-pesan lain

yang diberikan oleh Kementrian Agama

RI. Pada fungsi ini juga penyuluh

memberikan pengajaran kepada

masyarakat mengenai panduan dalam

menempuh kehidupan berumah tangga

sesuai dengan syariat Islam. Seperti

memenuhi hak dan kewajiban bersama,

berakhlak yang baik dalam berumah

tangga. Hal tersebut guna meminimalisir

maupun menekan angka kekerasan dalam

rumah tangga (KDRT) maupun angka

Page 113: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

101

perceraian di Indonesia.

2. Fungsi Konsultatif Memberikan bimbingan kepada

masyarakat yang membutuhkan bantuan

terkait permasalahan rumah tangga yang

sedang dihadapi melalui konsultasi,

sehingga masyarakat bisa menghadapi dan

menyikapi permasalahannya dengan cara

yang bijak, sesuai dengan ketentuan

hukum syariat Islam. Konsultasi juga

sebagai upaya agar permasalahan rumah

tangga yang terjadi tidak semakin melebar

dan mengarah kepada adanya tindak

Kekerasan Dalam Rumah Tangga

(KDRT) yang dapat merugikan kedua

belah pihak.

3. Fungsi Advokatif Menjadi penengah (mediator) ketika ada

masyarakat yang memiliki permasalahan

rumah tangga dengan mencari tahu akar

permasalahan dan memberikan solusi

terbaik. Hal ini bertujuan agar terciptanya

lingkungan yang kondusif maupun

ketentraman dalam berumah tangga.

Page 114: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

102

BAB V

PEMBAHASAN

A. Peran Penyuluh Agama Dalam Menjalankan Fungsi

Profesi Untuk Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga

(KDRT) Di Parung Bogor.

Peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peran.1 Selain

melaksanakan tugas, penyuluh Agama Islam juga wajib

melaksanakan fungsinya sehingga dapat dikatakan memiliki peran

di masyarakat. Fungsi tersebut meliputi fungsi informatif dan

edukatif, fungsi konsultatif serta fungsi advokatif. Meningkatnya

angka kasus kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi, juga

menjadi tantangan tersendiri bagi penyuluh Agama Islam untuk

dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara maksimal. Berikut

adalah uraian mengenai peran penyuluh Agama Islam dalam

menjalankan fungsi profesi untuk kasus kekerasan dalam rumah

tangga di Parung Bogor:

1. Penyuluh Agama Islam menyampaikan informasi apabila ada

masyarakat yang memiliki permasalahan rumah tangga,

maka penyuluh memberikan arahan kepada pasangan yang

berkonflik untuk dapat melewati prosesnya sesuai dengan

aturan dan prosedur yang telah ditetapkan. Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Eka:

1 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1990), h. 269.

Page 115: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

103

Disini kami lebih mengarahkan prosedurnya jika pada

akhirnya ada pasangan yang memutuskan untuk bercerai

atau berakhir di Pengadilan Agama. Kami mengarahkan

apakah lewat Lembaga Bantuan Hukum Kabupaten Bogor

atau lewat PosBaKum yaitu Pos Bantuan Hukum.2

Selain itu dalam memenuhi fungsi informatif penyuluh juga

melakukan penyuluhan tentang keluarga sakinah di majelis

ta‟lim. Seperti yang diungkapkan oleh Bunda Iin:

Sebagai salah satu upaya mencegah kasus kekerasan

dalam rumah tangga, penyuluh Agama Islam disini

melaksanakan penyuluhan tentang keluarga sakinah di

majelis-majelis ta‟lim yang ada di Kecamatan Parung.

Tujuannya adalah agar jama‟ah tahu arti penting dari

hidup berkeluarga dan berusaha untuk membangun

keluarga yang sakinah, sehingga dengan informasi yang

disampaikan dalam penyuluhan, suami dan istri bisa terus

saling mengingatkan dalam kebaikan.3

Pendapat dari penyuluh Agama Islam diatas dapat dikaitkan

dengan teori penyuluhan yang dikemukakan oleh M. Arifin.

Dalam teori penyuluhan dikatakan bahwa penyuluhan

mengandung arti menerangi, manasehati atau memberi

kejelasan kepada orang lain agar memahami atau mengerti

tentang hal yang dialaminya.4

Selanjutnya, penulis juga berkesempatan untuk melakukan

observasi dan wawancara kepada salah seorang jama‟ah majelis

2 Wawancara pribadi dengan Bapak Eka Rosdiana Saputra selaku

penyuluh Agama Islam honorer KUA Kecamatan Parung Bogor, 2 Juli 2019. 3 Wawancara pribadi dengan Bunda Iin selaku penyuluh Agama Islam

fungsional KUA Kecamatan Parung Bogor, 14 Mei 2019. 4 Lailatussa‟diah, dkk. Metode dan Teknik Penyuluhan, Jurusan

Bimbingan Penyuluhan Islam 6 Tahun 2013, (Ciputat: Mega Mall Ciputat,

2016), h. 2.

Page 116: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

104

ta‟lim binaan penyuluh di Kecamatan Parung. Hasil observasi

dan wawancara menunjukan bahwa pemberian materi

penyuluhan tentang keluarga sakinah yang dilakukan oleh

penyuluh Agama Islam KUA Parung turut diaplikasikan dalam

kehidupannya sehari-hari. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu

Iyay:

Banyak materi bermanfaat yang saya terima dan saya

praktekin di rumah juga, kaya bagaimana si akhlak kita

sebagai istri kepada suami. Misalnya dari hal yang kecil

kaya kita mau ngaji atau pergi ngaji kita ijin dulu sama

suami, kalau dulu saya terkesan cuek dan kalau mau

pergi ya pergi aja makanya kadang suka ribut sama

suami. Perjalanan hidup rumah tangga kan banyak lika-

likunya ya, jadi setelah tau oh ternyata begini seharusnya

adab kita yang baik sama suami. Jadi yang tadinya saya

gatau kan saya akhirnya jadi tau dan saya mencoba untuk

merubah pemikiran diri saya yang salah dulu.5

Berdasarkan observasi dan wawancara diatas, diketahui

bahwa memang benar penyuluhan dapat meningkatkan

pengetahuan masyarakat. Hal ini sesuai dengan asal kata

penyuluh yaitu suluh atau obor yang berarti pemberi terang

dimana penyuluh memberikan informasi-informasi yang belum

diketahui masyarakat agar masyarakat mengetahuinya. Maka

penulis menyimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan merupakan

bentuk komunikasi yang dilakukan oleh seseorang untuk

memberikan informasi, penerangan, perubahan perilaku dalam

mencapai kehidupan lebih baik.

5 Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Iyay Sumiati. Jama‟ah Majelis

Ta‟lim As-Salafiah Al-Mansuriah, Bogor 24 Juli 2019.

Page 117: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

105

Dalam hal ini penyuluh dan jama‟ah yang menerima manfaat

dari pelaksanaan kegiatan di majelis ta‟lim tentu berharap agar

kehidupan rumah tangganya dapat menjadi keluarga yang

sakinah mawaddah wa rahmah. Seperti yang diungkapkan oleh

Bunda Iin:

Saya berharap sebagai seorang penyuluh, jama‟ah dapat

membangun keluarga yang sakinah mawaddah,

warohmah. Keluarga yang harmonis tidak saling egois,

artinya tetap tenang meskipun menghadapi banyak

rintangan dan ujian kehidupan.

Selain itu, penyuluh Agama Islam KUA Parung memberikan

edukasi kepada masyarakat mengenai perkawinan, yaitu melalui

kegiatan bimbingan perkawinan pra-nikah sebagai bekal untuk

pasangan calon pengantin sebelum memasuki kehidupan

berumah tangga. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Mu‟is:

Saya melihat kendala besar dalam kasus-kasus rumah

tangga adalah minimnya bekal individu itu sendiri,

contohnya kasus kekerasan dalam rumah tangga.

Menurut saya kekerasan yang terjadi itu berawal dari

ketidakpahaman mereka dalam menjalani proses hidup

berumah tangga. Maka dalam bimbingan perkawinan ini

ada upaya membangun energi positif dan memberikan

pendidikan kepada pasangan calon pengantin tentang

tugas dan kewajiban suami dan istri.6

Selain itu, pada kegiatan bimbingan perkawinan pra-nikah

terdapat materi-materi tentang hak dan kewajiban suami dan

istri yang disampaikan kepada calon pasangan pengantin serta

penjelasan mengenai kekerasan dan upaya mencegah adanya

6 Wawancara pribadi dengan Bapak Abdul Mu‟is M.A. Mediator BP4

KUA Kecamatan Parung Bogor, Bogor 14 Mei 2019.

Page 118: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

106

kekerasan dalam rumah tangga. Seperti yang diungkapkan oleh

Bunda Iin:

Menurut Bunda kebanyakan orang mungkin taunya

kekerasan itu yang sifatnya fisik seperti memukul dan

menampar, tapi menghina dengan kata-kata yang kasar

juga termasuk kekerasan secara non fisik. Dan itu semua

seharusnya tidak terjadi pada kehidupan seseorang dalam

rumah tangga. Maka adanya pelaksanan Bimwin ini

sebetulnya sangat berguna bagi mereka yang akan

menjalani kehidupan berumah tangga.7

Pendapat Mediator BP4 yang diperkuat dari pendapat

penyuluh Agama Islam fungsional diatas dapat dikaitkan

dengan teori Kekerasan yang dikemukakan oleh Omas Ihromi.

Kekerasan merupakan suatu tindakan atau sikap yang dilakukan

dengan tujuan tertentu sehingga dapat merugikan orang lain

baik dalam bentuk fisik maupun psikis.8

Pelaksanaan kegiatan bimbingan perkawinan pra-nikah

kegiatan biasanya dilaksanakan di ruang balai nikah maupun di

ruang SDN 03 Parung. Adapun waktu pelaksanaan kegiatan

bimwin dilakukan pukul 10.00 wib sampai dengan pukul 13.00

wib. Pelaksanaan kegiatan bimwin pada umumnya dilakukan

dua kali dalam seminggu yakni pada hari selasa dan kamis,

namun untuk pelaksanaan serentak bimwin dilaksanakan dua

hingga tiga kali dalam setahu sesuai dengan program

7 Wawancara pribadi dengan Bunda Iin selaku penyuluh Agama Islam

fungsional KUA Kecamatan Parung Bogor, 14 Mei 2019. 8 Omas Irhomi, Sulistyowati Irianto dan Achie Sudiarto Luhulimal,

Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita, (Bandung: Alumni, 2000), h.

267.

Page 119: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

107

Kementrian Agama Kabupaten Bogor. Seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Eva:

Untuk pelaksaan bimwin tempatnya disini di ruang balai

nikah KUA. Jika tidak mencukupi kita mencarikan tempat

yang lebih mencukupi biasanya disebelah Kantor kami,

diruang SDN 03 Parung. Untuk pelaksanaan bimwin itu dua

hari dalam seminggu yaitu hari selasa dan kamis. Selain itu

ada juga waktu tertentu untuk pelaksanaan bimwin serentak

dan biasanya dua sampai tiga kali dalam setahun.9

Selanjutnya, penulis juga berkesempatan untuk melakukan

observasi dan wawancara kepada salah seorang peserta Bimwin

pra-nikah di KUA Parung. Hasil observasi dilapangan, penulis

mengamati bahwa peserta mendapatkan materi-materi seputar

hak dan kewajiban suami istri, KDRT, keluarga berencana

(KB), kesehatan reproduksi. Hal tersebut diungkapkan oleh Ibu

Riska:

Waktu saya ikut Bimwin yang disampaikan sama pemateri

itu tentang makna dari sakinah, mawaddah, warohmah,

ilmu Agama tentang pernikahan juga pokoknya banyak,

tentang kesehatan reproduksi dari pihak Puskesmas

seperti tentang HIV Aids, suntik TT Catin, terus tentang

KB, jumlah anak, jarak persalinan, jarak kehamilan,

pokoknya banyak deh tentang kesehatan reproduksi.

Terus materinya ada tugas dan tanggung jawab suami

istri, hak suami dan istri, lalu ada kasus permasalahan

rumah tangga yang banyak terjadi seperti KDRT, UU

KDRT, terus wejangan-wejangan deh tentang berumah

tangga. Kalau masalah kaya gini, disikapinya seperti apa,

kayak gitu. Terus ada hukum pernikahan dalam undang-

undang, perencanaan masa depan, terus ada juga tuh

9 Wawancara pribadi dengan Ibu Eva Dianawati selaku Penyuluh Agama

Islam Fungsional KUA Kecamatan Parung Bogor, Bogor 28 Juni 2019.

Page 120: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

108

materi yang ngajarin cara ijab qobul. Pokoknya teks-teks

ijab qobul juga disampaikan sama narasumber.10

Berdasarkan observasi dan wawancara yang penulis

lakukan, diketahui bahwa memang benar pelaksanaan kegiatan

bimbingan perkawinan ditujukan untuk mengedukasi pasangan

calon pengantin dan sebagai salah satu upaya dalam

meminimalisir kasus kekerasan yang memungkinkan terjadi

dalam rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga memang

sudah sepatutnya tidak terjadi karna kekerasan merupakan suatu

tindakan atau sikap yang dapat merugikan orang lain baik dalam

bentuk fisik maupun psikis. Maka dari hasil observasi dan

wawancara yang penulis lakukan dengan informan diatas,

penulis menyimpulkan bahwa peran penyuluh Agama Islam

yang bekerjasama dengan BP4, pihak Puskesmas dan Polsek

sudah terlaksana dengan cukup baik.

2. Penyuluh Agama Islam KUA Parung menyediakan dirinya

untuk turut memikirkan dan memecahkan persoalan yang

dihadapi masyarakat, baik persoalan pribadi, keluarga

maupun persoalan masyarakat secara umum. Dalam

menjalankan peran konsultasi, penyuluh Agama Islam

melakukannya melalui kegiatan bimbingan dan penyuluhan

di majelis ta‟lim maupun melaksanakan konsultasi di KUA.

Seperti yang diungkapkan oleh Bunda Iin:

Ada dari beberapa jama‟ah yang ingin konsultasi tetapi

tidak ingin di majelis ta‟lim. Makanya saya biasanya

melakukan konsultasi juga setelah kegiatan di majelis

10

Wawancara pribadi dengan Ibu Riska, Peserta Kegiatan Bimbingan

Perkawinan KUA Kecamatan Parung Bogor, Bogor 7 Juli 2019.

Page 121: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

109

ta‟lim, ya terkadang masih dimajelis juga sih di

depannya, biasanya diteras depan. Intinya si supaya dia

tidak merasa risih dan lebih leluasa menceritakan

permasalahan yang dia lagi hadapi.11

Selain itu, pernyataan yang diungkapkan Bunda Iin diperkuat

dengan yang diungkapkan oleh Bapak Mu‟is:

Kami juga menerima masyarakat atau warga, suami atau

istri bahkan pihak keluarga dari suami atau istri yang

datang ke KUA untuk konsultasi terkait persoalan rumah

tangganya.12

Pada layanan konsultasi di KUA, penyuluh Agama Islam

bekerjasama dengan BP4 KUA Parung dalam membantu

menangani permasalahan rumah tangga yang dialami

masyarakat Parung melalui bimbingan. Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Abdul Mu‟is:

Konsultasi disini kita memberikan bimbingan atau

nasehat dengan problem solving kepada pasangan yang

memiliki permasalahan dalam kehidupan rumah tangga.

Sehingga dengan adanya layanan bimbingan konsultasi

ini, yang bersangkutan dapat mengatasinya secara

bijaksana dan memperbaiki diri guna tercapainya

keluarga yang sakinah.13

Pendapat dari Bapak Mu‟is diatas dapat dikaitkan dengan

teori bimbingan yang dikemukakan oleh Samsul Munir bahwa

bimbingan merupakan pemberian bantuan kepada orang lain

dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam

11

Wawancara pribadi dengan Bunda Iin selaku penyuluh Agama Islam

fungsional KUA Kecamatan Parung Bogor, 14 Mei 2019. 12

Wawancara pribadi dengan Bapak Abdul Mu‟is M.A. Mediator BP4

KUA Kecamatan Parung Bogor, Bogor 14 Mei 2019. 13

Ibid, Bogor 14 Mei 2019.

Page 122: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

110

mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan

hidup.14

Timbulnya permasalahan dalam rumah tangga dipicu dari

beberapa faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal.

Permasalahan dalam rumah tangga yang dipicu faktor internal

meliputi ketidakharmonisan dan ketidakmampuan masing-

masing pasangan sehingga menimbulkan pertikaian diantara

suami istri. Sedangkan permasalahan yang dipicu faktor

eksternal bisa disebabkan adanya pihak ketiga yang dapat

mengganggu hubungan pasangan suami istri. Pada penelitian ini

terdapat permasalahan rumah tangga yang menjadi prioritas

utama penulis yaitu kekerasan dalam rumah tangga. Penyuluh

Agama Islam bekerjasama dengan BP4 Parung sebagai salah

satu lembaga yang menangani mediasi, mengupayakan

pencegahan perceraian. Dalam tahap ini, pasangan suami istri

berharap mediator dapat mempemudah penyelasaian

permasalahan rumah tangga mereka.

Dari hasil observasi dan wawancara, penulis menemukan

bahwa materi yang diterima oleh pasangan suami istri yang

sedang berselisih disesuaikan dengan kebutuhan dan

permasalahan yang sedang dihadapi. Hal ini dilakukan agar

masing-masing pasangan dapat memahami terlebih dahulu

permasalahan yang mereka sedang hadapi dan pemahaman

tentang hak dan kewajiban masing-masing pasangan suami istri.

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Abdul Mu‟is:

14

Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:

AMZAH, 2010), h. 3

Page 123: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

111

BP4 tugasnya adalah mendamaikan pasangan yang

sedang bertikai, saat mereka sedang bertikai disini BP4

berusaha untuk membantu mereka demi tercapainya

kedamaian diantara kedua belah pihak, kami berupaya

membuat masing-masing dari pasangan dapat mengerti

hak dan kewajiban yang harus dijalaninya.

Adapun metode yang digunakan dalam upaya mendamaikan

pasangan suami istri yang sedang berselisish tidak jauh berbeda

dengan metode penyuluhan pada umumnya yakni metode

pembinaan dengan cara melakukan pertemuan terpisah (caucus-

caucus) dengan teknik penyampaian penasihatan dan tanya-

jawab. Hal ini sesuai dengan teori Gery Goodpaster yang

dikutip oleh D.Y Witanto terkait peran penting seorang

mediator yakni; menyusun agenda mediasi, mengidentifikasi

masalah serta kepentingan-kepentingan krisis, penyelesaian

masalah untuk menciptakan pilihan-pilihan dan diagnosis

sengketa memudahkan penyelesaian modern.15

Penulis menemukan bahwa BP4 bekerjasama dengan

penyuluh Agama Islam dalam upaya mempertahankan

pernikahan. Secara teknis penyuluh Agama yang melakukan

penyuluhan ke masyarakat sering menerima laporan

permasalahan rumah tangga dan masyarakat juga kurang

mengetahui keberadaan maupun fungsi dari BP4 itu sendiri.

Maka dari itu, penyuluh Agama Islam berupaya untuk

membantu masyarakat yang sedang bertikai dengan

15

D.Y. Witanto, Hukum Acara Mediasi: Dalam Perkara Perdata Di

Lingkungan Peradilan Umum Dan Peradilan Agama Menurut PERMA No. 1

Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan. (Bandung: Alfabeta,

2010), H. 102.

Page 124: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

112

mengarahkan masyarakat untuk bisa datang ke KUA dan

menemui BP4. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Eka:

Sebenarnya disini kalau ada yang mau konsul tentang

perceraian biasanya dibantu sama pak Tarman, untuk

konsultasi masalah rumah tangga bisa ke pak Abdul

Mu‟is. Karena memang gak sembarang orang bisa

menangani hal tersebut, jadi biar lebih optimal

penanganannya.16

Selanjutnya, penulis juga berkesempatan melakukan

observasi dan wawancara kepada salah seorang masyarakat

Kecamatan Parung penerima manfaat dari bimbingan konsultasi

yang pernah diterima. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Apri:

Setelah konsultasi saya merasa lebih plong. Jadi lebih

bijak untuk ambil keputusan karna kita kan konsultasi

sama orang yang lebih paham ya. Waktu itu saya maunya

cerai saja karna sudah tak dinafkahi tiga bulan dan terus-

terusan ribut sama suami. Saat konsul dikasih saran

untuk tidak gegabah ambil keputusan, disarankan untuk

salat istikhoroh dulu, ditenangin dan diingetin untuk

melihat masa depan anak. Konsultasinya juga ga selalu

dalam ruangan gitu, terkadang pun saya masih suka

nanya-nanya lewat wa sama beliau. Dan alhamdulillah

aku merasa sangat terbantu.17

Berdasarkan observasi dan wawancara yang penulis

lakukan, diketahui bahwa memang benar bimbingan yang

dilakukan merupakan suatu usaha untuk membantu seseorang

dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dalam

penyesuaian diri terhadap tuntutan hidup sehingga mampu

16

Wawancara pribadi dengan Bapak Eka Rosdiana Saputra selaku

penyuluh Agama Islam honorer KUA Kecamatan Parung Bogor, 2 Juli 2019. 17

Wawancara pribadi dengan Ibu Apri selaku masyarakat Kecamatan

Parung Bogor, 31 Juli 2019.

Page 125: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

113

mengatasi hambatan guna merencanakan masa depan yang lebih

baik.

3. Penyuluh Agama Islam KUA Parung memiliki tanggung

jawab moral dan sosial untuk melakukan kegiatan

pembelaan terhadap masyarakat binaannya dari berbagai

ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang

merugikan ibadah dan merusak akhlak. Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Mu‟is:

Jadi penyuluh Agama memiliki tanggung jawab

melakukan kegiatan pembelaan atau perlindungan

kepada masyarakat dari masalah-masalah yang ada salah

satunya kasus KDRT.18

Dalam hal ini, terdapat upaya advokasi berupa

pendampingan bagi masyarakat yang memiliki permasalahan

rumah tangga. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Eka:

Jadi penyuluh Agama membantu masyarakat yang datang

ke KUA untuk turut membantu menyelesaikan konflik

rumah tangganya. Misalnya kami menerima laporan

adanya KDRT maka kami akan mencoba menghadirkan

pihak laki-laki maupun dari pihak perempuan untuk

mediasi.19

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, penulis

menyimpulkan bahwa peran penyuluh Agama KUA Parung

dalam menjalankan fungsi advokatif untuk kasus KDRT adalah

sebagai mediator sosial masyarakat, dimana penyuluh memiliki

kesempatan untuk mendamaikan atau merujukkan pasangan

18

Wawancara pribadi dengan Bapak Abdul Mu‟is M.A. Mediator

BP4 KUA Kecamatan Parung Bogor, Bogor 14 Mei 2019. 19

Wawancara pribadi dengan Bapak Eka Rosdiana Saputra selaku

penyuluh Agama Islam honorer KUA Kecamatan Parung Bogor, 2 Juli 2019.

Page 126: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

114

yang berkonflik dengan cara mempertemukan kedua belah

pihak dan secara persuasif mengarahkan pasangan yang

berkonflik untuk menempuh jalan damai. Dalam proses ini juga,

penyuluh dituntut untuk bersikap netral sehingga memunculkan

kesadaran bagi pasangan yang berkonflik untuk rujuk dan

damai.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Penyuluh Agama

Islam Dalam Mencegah Kekerasan Dalam Rumah Tangga

(KDRT) Di Parung Bogor.

Untuk melihat faktor pendukung dan penghambat dalam

penelitian ini, penulis menggunakan analisis SWOT (Strengths,

Weakness, Opportunities, Threats) untuk mengetahui kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman penyuluh Agama Islam dalam

mencegah tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di

Parung Bogor.

SWOT adalah singkatan dari Strenghts (kekuatan),

Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats

(ancaman).20

Menurut Freddy Rangkuti, matriks SWOT

digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan dari

sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-

kesempatan eksternal dari tantangan yang dihadapi.21

Adapun

analisis SWOT yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

20

Arif, Yusuf Hamali, Pemahaman Strategi Bisnis dan Kewirausahaan,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), h. 107. 21

Qibti Aliyah, Pola Pembinaan Agama Dalam Meningkatkan

Pengetahuan Agama Anak Jalanan Di Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi

Pasar Minggu Jakarta Selatan, (Skripsi:Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), h. 79-80.

Page 127: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

115

1. Analisis Lingkungan Internal

Berdasarkan hasil identifikasi faktor SWOT, kekuatan

(Strenghts) dan kelemahan (Weaknesses) peran penyuluh agama

Islam dalam mencegah kekerasan dalam rumah tangga di

Parung Bogor adalah sebagai berikut:

a. Faktor Kekuatan (Strenghts)

1) Penyuluh Agama Islam KUA Parung memiliki

kemampuan melaksanakan metode penyuluhan melalui

ceramah, diskusi dan konseling.

Keberadaan Penyuluh Agama Islam KUA Parung yang

memiliki kemampuan melaksanakan metode tepat akan

mendukung pencapaian tujuan penyuluhan secara lebih

optimal. Hal ini membuat penyampaian materi dikemas

dan disampaikan oleh penyuluh dengan bahasa yang

mudah dipahami oleh masyarakat Parung. Seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Iyay:

Menurut saya, metode ceramah yang biasa dilakukan

sama penyuluh itu penyampaiannya lugas dan bisa

dimengerti jama‟ah. Soalnya diluar sana dalam

ceramah terkadang masih ada orang yang

menyampaikannya tidak melihat situasi dan kondisi,

misalnya menggunakan bahasa yang susah dimengerti 22

Menurut kaka, narasumber yang menyampaikan materi

cukup bagus, berkompeten, bisa dimengerti oleh semua

peserta. Menarik juga, soalnya ada salah satu pemberi

22

Wawancara Pribadi dengan Ibu Hj. Iyay Sumiati selaku jama‟ah

Majelis Ta‟lim As-Salafiah Al-Mansuriah, Bogor 24 Juli 2019.

Page 128: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

116

materi yang lucu gitu, yang ada komedi-komedinya gitu.

Bikin gak jenuh, pesertanya excited pokoknya mah.23

2) Penyuluh Agama Islam KUA Parung melakukan

kerjasama dengan BP4 KUA Parung.

Adanya kerjasama tersebut dapat mensukseskan dan

mengoptimalkan tujuan yaitu mencegah kekerasan dalam

rumah tangga di Parung Bogor. Seperti yang diungkapkan

Ibu Eva:

Alhamdulillah menurut saya selama ini kerjasama

antara penyuluh dan BP4 untuk mencegah KDRT

disini berjalan lancar.24

Pernyataan yang diungkapkan Ibu Eva diperkuat

dengan yang diungkapkan Bapak Eka:

Penyuluh dan BP4 memang sudah punya tugasnya

masing-masing, kalau dijalankan dengan

bertanggung jawab dan saling koordinasi maka

semuanya berjalan dengan baik. Maka disini itu kita

bekerjasama dengan saling bantu dan koordinasi.25

3) Penyuluh Agama Islam KUA Parung memiliki

keterampilan dalam melakukan pendampingan kepada

masyarakat yang memiliki permasalahan dalam rumah

tangga.

Keberadaan penyuluh Agama Islam KUA Parung yang

bertanggungjawab secara profesional dan responsif untuk

23

Wawancara Pribadi dengan Ibu Riska selaku peserta Bimwin KUA

Kecamatan Parung Bogor, 10 Agustus 2019. 24

Wawancara pribadi dengan Ibu Eva Dianawati selaku Penyuluh

Agama Islam Fungsional KUA Kecamatan Parung Bogor, Bogor 28 Juni 2019. 25

Wawancara pribadi dengan Bapak Eka Rosdiana Saputra selaku

penyuluh Agama Islam honorer KUA Kecamatan Parung Bogor, 2 Juli 2019.

Page 129: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

117

membimbing dan mengarahkan masyarakat, membuat

masyarakat merasa sangat terbantu. Seperti yang diungkapkan

oleh Ibu Apri:

Selama aku konsultasi tentang masalah rumah

tanggaku, aku merasa pelayanannya itu baik, mereka

merespon cepet, aku juga merasa bener-bener

dibantu. Aku juga merasa jadi anak disana,

silaturahim kita juga masih terus sampe sekarang.26

b. Faktor Kelemahan (Weaknesses)

1) Keterbatasan fasilitas dalam melaksanakan kegiatan

menjadi kelemahan penyuluh dalam mengoptimalkan

program.

Fasilitas yang kurang memadai seperti terbatasnya

ruang untuk melaksanakan kegiatan bimbingan

perkawinan pra-nikah, ruang konsultasi dan terbatasnya

jumlah media penyuluhan. Seperti yang diungkapkan oleh

Bapak Mu‟is:

Ruang balai nikah disini jadi ruangan paling besar

yang ada di KUA. Biasanya digunakan untuk

konsultasi, kegiatan Bimwin bahkan untuk rapat-

rapat yang diadakan antara pihak KUA dengan para

amil. 27

Menurut saya, pelaksanaan kegiatan Bimwin

pesertanya jangan terlalu banyak soalnya

ruangannya sempit, meskipun memang ruangan ini

26

Wawancara pribadi dengan Ibu Apri selaku masyarakat Kecamatan

Parung Bogor, 31 Juli 2019. 27

Wawancara pribadi dengan Bapak Abdul Mu‟is M.A. Mediator BP4

KUA Kecamatan Parung Bogor, Bogor 14 Mei 2019.

Page 130: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

118

paling besar tapi kalau bisa sih ruangannya lebih

diluaskan lagi.28

Waktu awal saya konsultasi, saya merasa ga privasi

sama sekali. Soalnya meja kerja pak Mu‟is kan ada di

dalem dan sampingnya kan ada tiga meja kerja yang

lain. Jadi kurang fokus. Tapi saya juga pernah konsul

diruang balai nikah kebetulan waktu itu lagi gaada

kegiatan, disitu si lebih kondusif.29

2) Kurangnya jumlah tenaga Penyuluh Agama Islam KUA

Parung.

Penyuluh Agama Islam KUA Parung teridiri dari dua

orang penyuluh Agama Islam fungsional (PAIF) dan

delapan penyuluh Agama Islam honorer (PAH). Jumlah

tersebut memang tidak sebanding dengan banyaknya

jumlah masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan

Parung, seperti yang diungkapkan oleh Ibu Eva:

Pegawai pemerintah KUA disini itu kan jumlahnya

terbatas, jadi sinergitas dengan masyarakat juga

sangat dibutuhkan. Menurut saya masyarakat juga

seharusnya lebih respon terhadap kasus KDRT yang

ada disekitar, karna semuanya punya kewajiban

untuk mencegah dan menolong jika terjadinya

KDRT.30

3) Rendahnya kemampuan Penyuluh Agama Islam KUA

Parung dalam memanfaatkan media penyuluhan menjadi

kelemahan dalam proses penyuluhan Agama.

28

Wawancara Pribadi dengan Ibu Riska selaku peserta Bimwin KUA

Kecamatan Parung Bogor, 10 Agustus 2019. 29

Wawancara pribadi dengan Ibu Apri selaku masyarakat Kecamatan

Parung Bogor, 31 Juli 2019. 30

Wawancara pribadi dengan Ibu Eva Dianawati, M. Ag. Penyuluh

Agama Islam Fungsional KUA Kecamatan Parung Bogor, Bogor 28 Juni 2019.

Page 131: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

119

Salah satu penggunaan media yang dapat berdampak

lebih luas bagi penyuluhan adalah media massa. Akan

tetapi Penyuluh Agama Islam KUA Parung hanya

menggunakan media cetak seperti flyer (selebaran) dan

memanfaatkan penggunaan alat InFocus saat

menyampaikan materi.

2. Analisis Lingkungan Eksternal

Berdasarkan hasil identifikasi faktor SWOT peluang

(Opportunities) dan ancaman (Threats) peran penyuluh Agama

dalam mencegah kekerasan dalam rumah tangga di Parung

Bogor adalah sebagai berikut:

a. Faktor Peluang (Opportunities)

1) Penyuluh Agama Islam KUA Parung pernah melakukan

kerjasama dengan lembaga pendidikan. Saat itu kegiatan

yang dilakukan adalah penyuluhan tentang bahaya narkoba

dan pergaulan bebas. Seperti yang diungkapkan oleh Bunda

Iin:

Setahun yang lalu Bunda sama bu Eva pernah kasih

penyuluhan ke SMUN 1 Parung. Waktu itu kita kasih

penyuluhan tentang bahaya narkoba dan pergaulan

bebas bagi remaja untuk lomba sekolah sehat.31

Meskipun kegiatan tersebut dilakukan hanya pada event

tertentu tetapi dengan adanya kerjasama tersebut dapat

membuka peluang untuk mengembangkan program khusus yang

lancar dan efektif mengenai pencegahan kekerasan dalam rumah

tangga maupun upaya yang harus dilakukan apabila seseorang

31

Wawancara pribadi dengan Bunda Iin selaku penyuluh Agama

Islam fungsional KUA Kecamatan Parung Bogor, 14 Mei 2019.

Page 132: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

120

mengalami maupun melihat tanda-tanda adanya unsur

kekerasan.

2) Masyarakat di Kecamatan Parung mengetahui bahwa

kegiatan yang dilaksanakan oleh KUA Parung merupakan

kegiatan yang positif dan bermanfaat. Kepercayaan tersebut

menjadi peluang bagi penyuluh Agama Islam KUA Parung

untuk mendapat dukungan dari masyarakat sekitar sehingga

dapat terus menjalankan kegiatan yang positif bagi

masyarakat di wilayah Kecamatan Parung. Seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Riska:

Menurut kaka sebagai peserta Bimwin, kegiatan

Bimwin sangat positif, materi yang disampaikan

bagus, bermanfaat dan bisa dipahami. Harapan kaka

si semoga kegiatan ini terus berjalan dengan

lancar.32

Selama aku konsultasi tentang masalah rumah

tanggaku, aku merasa pelayanannya itu baik, mereka

merespon cepet, aku juga merasa bener-bener

dibantu. Aku juga merasa jadi anak disana,

silaturahim kita juga masih terus sampe sekarang.33

b. Faktor Ancaman (Threats)

1) Kurangnya sinergitas antara Instansi Pemerintah terkait

dalam mencegah kekerasan dalam rumah tangga menjadi

ancaman bagi penyuluh dalam memaksimalkan peran dan

fungsinya dimasyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu

Eva:

32

Wawancara Pribadi dengan Ibu Riska selaku peserta Bimwin KUA

Kecamatan Parung Bogor, 10 Agustus 2019. 33

Wawancara pribadi dengan Ibu Apri selaku masyarakat Kecamatan

Parung Bogor, 31 Juli 2019.

Page 133: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

121

Untuk memaksimalkan program, sebenarnya

dibutuhkan sinergitas antara satu instansi dengan

instansi lain. Misal, untuk membuat program khusus

penyuluhan pencegahan KDRT itu harusnya ada

sinergitas yang lebih juga dari Polsek.34

Kurangnya dukungan Instansi Pemerintah setempat dalam

mencegah KDRT membuat tidak adanya gagasan maupun

inovasi terbaru untuk mencegah kekerasan dalam rumah tangga.

2) Program kegiatan yang dilakukan sebagai upaya mencegah

kekerasan dalam rumah tangga tidak sampai pada

pembentukan calon keluarga sakinah teladan sesuai kriteria

yang telah ditentukan oleh Kementrian Agama RI untuk

diseleksi dan dipilih mewakili Kecamatan sampai ditingkat

selanjutnya. Seperti yang diungkapkan oleh Bunda Iin:

Dulu, saya lupa tepatnya tahun berapa itu kita

pernah mengirimkan satu pasang perwakilan

masyarakat Kecamatan Parung untuk mengikuti

kegiatan keluarga sakinah teladan tingkat Kabupaten

Bogor karna memang diwajibkan setiap Kecamatan

mengirimkan pasangan keluarga sakinah teladan.

Itupun hanya sekali dan sampai saat ini masih

belum.35

Hasil wawancara diatas menunjukan bahwa pelaksanaan

program kegiatan hanya sebatas pada kegiatan di majelis ta‟lim

dan kegiatan di KUA. Hal ini juga menandakan bahwa upaya

mencegah KDRT menjadi tidak optimal. Hal tersebut

memungkinkan KDRT masih akan dialami maupun terjadi

34

Wawancara pribadi dengan Ibu Eva Dianawati selaku Penyuluh

Agama Islam Fungsional KUA Kecamatan Parung Bogor, Bogor 28 Juni 2019. 35

Wawancara pribadi dengan Bunda Iin selaku penyuluh Agama Islam

fungsional KUA Kecamatan Parung Bogor, 14 Mei 2019.

Page 134: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

122

peningkatan laporan dari masyarakat. Sejatinya, dengan

diadakannya program pemilihan keluarga sakinah teladan

sebenarnya adalah untuk memotivasi masyarakat untuk saling

berlomba-lomba dalam kebaikan dengan memperbaiki diri dan

hubungannya dengan keluarga sehingga menciptakan keluarga

yang tentram sesuai ajaran Agama Islam.

C. Analisis SWOT

1. Analisis SWOT

Berdasarkan analisis SWOT maka dapat diformulasikan

strategi yang dapat dilaksanakan. Analisis SWOT mengacu

pada informasi yang didapat oleh penulis ketika melakukan

wawancara dan pengamatan kepada pihak yang terlibat.

Penulis menyajikan data tersebut ke dalam bentuk tabel.

Page 135: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan
Page 136: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

122

Tabel 5.1

Analisis SWOT

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

1. Penyuluh Agama Islam KUA Parung memiliki kemampuan

melaksanakan metode penyuluhan melalui ceramah,

tanya jawab dan konseling kepada jama’ah di majelis

ta’lim maupun masyarakat Parung yang memiliki

permasalahan rumah tangga.

2. Penyuluh Agama Islam KUA Parung melakukan kerjasama

dengan BP4 dalam mencegah dan menangani kasus

kekerasan dalam rumah tangga di Parung Bogor.

3. Penyuluh Agama Islam KUA Parung memiliki

keterampilan dalam melakukan pendampingan kepada

masyarakat yang memiliki permasalahan dalam rumah

1. Keterbatasan fasilitas dalam melaksanakan kegiatan

menjadi kelemahan Penyuluh Agama Islam KUA

Parung mencegah kekerasan dalam rumah tangga.

2. Terbatasnya SDM Penyuluh Agama Islam KUA Parung

tidak sebanding dengan banyaknya jumlah

masyarakat di Kecamatan Parung.

3. Rendahnya kemampuan Penyuluh Agama Islam KUA

Parung dalam memanfaatkan media penyuluhan

seperti media massa menjadi kelemahan penyuluh

dalam melakukan penyuluhan di masyarakat.

Page 137: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

123

tangga.

Peluang (Opportunities) Ancaman (Threaths)

1. Penyuluh Agama Islam KUA Parung pernah melakukan

kerjasama dengan lembaga lain. Adanya kerjasama

tersebut dapat membuka peluang untuk

mengembangkan program pencegahan KDRT maupun

upaya yang harus dilakukan apabila seseorang

mengalami maupun melihat tanda-tanda adanya unsur

kekerasan.

2. Masyarakat di Kecamatan Parung mengetahui bahwa

kegiatan yang dilaksanakan kegiatan yang positif dan

bermanfaat. Adanya kepercayaan tersebut membuka

peluang bagi penyuluh mendapatkan dukungan dari

masyarakat.

1. Kurangnya dukungan Instansi Pemerintah setempat

menyebabkan tidak adanya gagasan maupun inovasi

terbaru Penyuluh Agama Islam KUA Parung dalam

mencegah KDRT.

2. Penanganan pencegahan KDRT yang tidak optimal,

memungkinkan KDRT masih akan dialami masyarakat

Parung.

Page 138: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

124

Tabel 5.2

Analisis Strategi SWOT

ANALISIS STRATEGI

Strengt-Opportunity Weakness-Opportunitty

1. Adanya kerjasama antara Penyuluh Agama Islam

KUA Parung dengan BP4 dalam mencegah

KDRT dapat memperkuat jejaring penyuluh

untuk bisa menambah kerjasama pada lembaga

lain.

2. Keterampilan penyuluh dalam melakukan

pendampingan pada masyarakat yang memiliki

permasalahan rumah tangga menjadi modal utama

bagi penyuluh mendapatkan kepercayaan dari

masyarakat.

1. Terbatasnya SDM Penyuluh Agama Islam KUA

Parung dapat diatasi dengan membangun kerjasama

maupun memperkuat jejaring pada lembaga lain,

sehingga pencegahan KDRT menjadi lebih

optimal.

2. Adanya dukungan atau kepercayaan masyarakat

terhadap profesi penyuluh agama dapat

mengoptimalisasi peran penyuluh dalam

melakukan penyuluhan yang lebih luas.

Page 139: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

125

ANALISIS STRATEGI

Strengt-Threat Weakness-Threat

1. Kemampuan Penyuluh Agama Islam KUA dalam

melaksanakan metode penyuluhan yang tepat saat

menyampaikan materi dapat menurunkan laporan

masyarakat yang mengalami KDRT.

1. Memanfaatkan penggunaan media penyuluhan

sehingga mendapat Penyuluh Agama Islam KUA

Parung mendapat dukungan dari Instansi

Pemerintah setempat dan membuat inovasi terbaru

dalam upaya mencegah KDRT.

Page 140: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

126

Adapun penjelasan dari hasil SWOT diatas, maka alternatif

yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Strategi S.O

Terciptanya kerjasama antara Penyuluh Agama Islam

KUA Parung dengan BP4 dalam mencegah kekerasan dalam

rumah tangga (KDRT) dapat memperkuat jejaring penyuluh

untuk bisa menambah kerjasama pada lembaga lain. Dengan

adanya kerjasama dapat memperkuat peran penyuluh dalam

mencegah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Parung

Bogor.

2. Strategi W.O

Adanya dukungan atau kepercayaan masyarakat terhadap

profesi penyuluh agama dapat mengoptimalisasi peran

penyuluh dalam melakukan penyuluhan yang lebih luas.

Kemampuan persuasif penyuluh dalam melakukan

penyuluhan.

3. Strategi S.T

Kemampuan Penyuluh Agama Islam KUA dalam

melaksanakan metode penyuluhan yang tepat saat

menyampaikan materi dapat menurunkan laporan

masyarakat yang mengalami KDRT. Metode penyuluhan

seperti ceramah dengan penggunaan bahasa yang mudah

dipahami oleh sasaran penyuluhan akan lebih efektif

diterima.

Page 141: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

127

4. Strategi W.T

Memanfaatkan penggunaan media penyuluhan sehingga

Penyuluh Agama Islam KUA Parung mendapat dukungan

dari Instansi Pemerintah setempat maupun dalam membuat

inovasi terbaru dalam upaya mencegah KDRT.

Pemanfaatan penggunaan media massa menjadi alternatif

penyuluh dalam melakukan penyuluhan seperti membuat

karya tulis ilmiah maupun tulisan-tulisan yang

dipublikasikan dalam laman online.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis faktor

pendukung dan faktor penghambat penyuluh agama Islam dalam

mencegah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Parung

Bogor, penulis menyimpulkan bahwa peran penyuluh agama

Islam KUA Parung dalam mencegah KDRT mengalami

perubahan namun tidak signifikan. Adapun pemilihan strategi

bertujuan untuk menemukan strategi yang dapat dilakukan dan

menentukan strategi mana yang menjadi prioritas untuk

dilaksanakan dengan tujuan mencegah tindak kekerasan dalam

rumah tangga (KDRT) di Parung Bogor. Strategi yang bisa

dilakukan sebagai berikut:

1. Menambah kerjasama dengan lembaga lain

2. Meningkatkan peran masyarakat dalam mencegah KDRT

3. Kualitas metode penyuluhan

4. Memanfaatkan penggunaan media massa

Page 142: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

128

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di Kantor Urusan Agama (KUA)

Kecamatan Parung Bogor tentang peran penyuluh Agama dalam

menjalankan fungsi profesi untuk kasus kekerasan dalam rumah

tangga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Peran penyuluh Agama Islam KUA Parung dalam

menjalankan fungsi informatif dan edukatif dengan

menyampaikan informasi apabila ada masyarakat yang

memiliki permasalahan rumah tangga maka penyuluh

memberikan arahan kepada pasangan yang berkonflik

untuk dapat melewati prosesnya sesuai dengan aturan dan

prosedur yang telah ditetapkan, penyuluh juga

memberikan ilmu tentang keluarga sakinah seperti

berakhlak yang baik dengan pasangan, tata cara berumah

tangga dan menjadi pemateri dalam kegiatan bimbingan

perkawinan pra-nikah bagi pasangan calon pengantin.

Dalam menjalankan fungsi konsultatif, penyuluh

menyediakan layanan konsultasi terkait permasalahan-

permasalahan bagi pasangan yang berkonflik. Sedangkan

dalam menjalankan fungsi advokatif, penyuluh bertindak

sebagai pendamping dan menjadi mediator terkait

permasalahan rumah tangga yang dihadapi masyarakat.

Page 143: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

129

2. Faktor pendukung penyuluh Agama Islam dalam

mencegah kekerasan dalam rumah tangga adalah adanya

kerjasama yang dilakukan antara Penyuluh dan BP4

KUA Parung, kualitas metode penyuluhan Agama dan

Profesionalisme penyuluh dalam membimbing. Adapun

faktor penghambat penyuluh Agama Islam dalam

mencegah kekerasan dalam rumah tangga adalah

keterbatasan fasilitas, kurangnya dukungan Instansi

Pemerintah setempat dan Jumlah penyuluh Agama yang

belum mencukupi.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran penyuluh agama

dalam menjalankan fungsi profesi untuk kasus kekerasan dalam

rumah tangga di Parung Bogor maka implikasi pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Adanya peran penyuluh dalam menjalankan fungsi

informatif dan edukatif menunjukan bahwa penyuluh

semakin terasah dalam memberikan informasi,

memperoleh data, melakukan penyuluhan seperti

menyampaikan materi.

2. Adanya peran penyuluh dalam menjalankan fungsi

konsultatif menunjukan bahwa penyuluh memiliki metode

dalam melakukan strategi yang dapat menenangkan bagi

masyarakat yang berkonsultasi terkait permasalahan

rumah tangga.

3. Adanya peran penyuluh dalam menjalankan fungsi

advokatif menunjukan bahwa penyuluh menjadi mediator

Page 144: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

130

dan melatih keterampilan penyuluh dalam melakukan

pendampingan.

4. Adanya hasil penelitian ini memungkinkan terjadinya

pembinaan kepada Penyuluh Agama Islam baik PAIF

maupun PAH oleh Direktorat Bimas Islam.

C. Saran

Hasil penelitian penulis mengenai peran penyuluh Agama

dalam menjalankan fungsi profesi untuk kasus kekerasan dalam

rumah tangga di Parung Bogor, penulis memberikan saran

sebagai berikut:

1. Kementrian Agama

a. Membuat kebijakan yang lebih dalam melakukan

perekrutan Penyuluh Agama Islam dengan

mempertimbangkan latar belakang pendidikan

penyuluh dan kemampuan teknis penyuluh Agama

Islam dalam melakukan pendekatan kepada

masyarakat maupun dalam melaksanakan tugasnya.

b. Membuat kebijakan dan alokasi anggaran tentang

kewajiban mengikuti bimbingan perkawinan bagi

pasangan yang akan menikah.

c. Bekerjasama dengan Kementrian Ketenagakerjaan

untuk membuat kebijakan kewajiban mengikuti

kegiatan bimbingan perkawinan bagi calon pengantin

yang bekerja pada perusahaan sehingga mudah untuk

mengikuti kegiatan tersebut.

2. Penyuluh Agama Islam

Page 145: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

131

a. Mampu meningkatkan kinerja untuk selalu

menjunjung profesionalisme dan tanggungjawab

kepada masyarakat dengan melakukan adopsi, difusi

dan inovasi dalam melakukan bimbingan dan

penyuluhan kepada masyarakat sehingga dapat

mengikuti perkembangan zaman. Hal tersebut bisa

diperoleh misalnya dari keaktifan penyuluh mengikuti

kegiatan diskusi maupun seminar-seminar yang

diadakan oleh Kementrian Agama.

b. Memanfaatkan penggunaan media massa yang dapat

berdampak lebih luas bagi penyuluhannya. Seperti

membuat karya tulis ilmiah atau

menterjemahkan/menyadur buku dan bahan-bahan

lain di bidang Agama dan pembangunan.

c. Mampu melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan

pihak-pihak terkait secara berkesinambungan untuk

dapat meningkatkan perannya di masyarakat.

3. Lembaga KUA

a. Memantau secara berkesinambungan kegiatan yang

dilakukan Penyuluh Agama Islam maupun BP4 dalam

melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada

masyarakat untuk selanjutnya mengevaluasi dan

meningkatkan bimbingan dan penyuluhan tersebut.

b. Melakukan kerjasama dan sosialisasi kepada Tokoh

masyarakat, Tokoh Adat maupun Tokoh Agama

mengenai Peran Penyuluh Agama Islam, Peran BP4

dan Peran Lembaga KUA sehingga masyarakat dapat

Page 146: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

132

mengetahui siapa dan dimana tempat yang dapat

mereka temui untuk membantu menyelesaikan

permasalahan mereka.

c. Melakukan kerjasama dengan lembaga khusus seperti

P2TP2A maupun lembaga bantuan hukum lainnya

jika terdapat laporan mengenai kasus kekerasan dalam

rumah tangga sehingga penanganan kasus tersebut

dapat berjalan optimal.

4. Masyarakat

a. Masyarakat yang hendak melakukan pernikahan

sebaiknya mengikuti kegiatan bimbingan perkawinan

sebagai bekal dalam menjalani proses kehidupan

berumah tangga.

b. Masyarakat yang memiliki permasalahan dalam

rumah tangga sebaiknya bertanya kepada Penyuluh

Agama Islam perihal permasalahan yang dialami. Jika

permasalahan tersebut dirasa sangat rahasia,

masyarakat hendaknya datang langsung ke Kantor

Urusan Agama (KUA) untuk mengkonsultasikan

permasalahannya kepada BP4.

c. Untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah

tangga, hendaknya masing-masing pihak dalam

lingkup keluarga selalu menjalin kerjasama yang baik

dalam membina hubungan agar tidak terjadi

kesalahpahaman antara satu dengan yang lainnya,

terlebih pada hal-hal yang menimbulkan adanya

tindak kekerasan.

Page 147: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

133

DAFTAR PUSTAKA

Aliyah, Qibti. 2018. Pola Pembinaan Agama Dalam

Meningkatkan Pengetahuan Agama Anak Jalanan Di

Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi Pasar Minggu Jakarta

Selatan. Skripsi, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Amilia, Fatma. 2016. Jurnal Syariah dan Hukum. Vol. 5 No. 1, h.

23.

Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.

2010. Bimbingan dan Konseling Islam.

Jakarta: AMZAH.

Amirulloh. 2016. Analisis Pengembangan Kompetensi Penyuluh

Agama Pada Ditjen Bimas Islam Kementrian Agama

Republik Indonesia Dalam Memelihara Kerukunan Umat

Beragama. Tangerang Selatan: YPM.

Andriyani, Fifi. 2013. Kontribusi Rifka Annisa Women‟s Crisis

Center Yogyakarta Dalam Penanganan Tindak Pidana

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Skripsi, Jurusan

Ilmu Hukum, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Antasari, Rina dan Nilawati. 2014. Jurnal Multikultural &

Multireligius. Vol. 13 No. 1, 126-128.

Arhal, Rezky Artuti. 2017. Metode Konseling Islam dalam

Mengatasi Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Rumah

Tangga Di Kelurahan Dannuang Kecamatan Ujungloe

Kabupaten Bulukumba. Skripsi, Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN

Alauddin Makassar.

Arifin, Isep Zainal. 2009. Bimbingan Penyuluhan Islam,

(Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi Islam).

Jakarta: Rajawali Pers.

Page 148: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

134

Arifin, M. 1998. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan

Penyuluhan Agama. Jakarta: PT. Golden Terayon.

Asmarany, Anugriaty Indah. Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi

Universitas Gadjah Mada. Vol. 3 No. 1, 5.

Bungin, M. Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif, Komunikasi,

Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya.

Jakarta: Kencana.

Bungin, M. Burhan. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif.

Jakarta: Kencana.

Darajat, Zakiah. 1982. Pendidikan Agama Dan Pengembangan

Mental. Jakarta: Bulan Bintang.

Departemen Agama RI. 1987. Panduan Penyuluh Agama.

Jakarta: Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji.

2007. Panduan Tugas Penyuluh

Agama. Jakarta: Departemen Agama RI.

2010. Pedoman Penyuluhan Wakaf

Bagi Penyuluh Agama. Jakarta: Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama RI.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dzulfaqor, Qois. 2018. Peran Penyuluh Agama Islam Dalam

Mewujudkan Keluarga Sakinah Di Kecamatan Cakung

Jakarta Timur. Skripsi, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Fadli, Zulkarnain. 2013. Peran Penyuluh Agama Dalam

Membina Akhlak Jamaah Islamic Cultural Center (ICC)

Pejaten Barat Jakarta Selatan. Skripsi, Jurusan Bimbingan

dan Penyuluhan Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 149: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

135

Fauzi, Muhammad Umar. 2018. Jurnal Studi Islam dan

Muamalah. Vol. 6 No. 1, 3.

Fijriyah, Hilyati. 2017. Hubungan Antara Penyuluhan Agama

Dengan Motivasi Kerja Karyawan Di Perseroan Terbatas

(PT) Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cigading. Skripsi,

Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Fitrianingsih, Saeno. 2016. Faktor-Faktor Penyebab Tindakan

Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Rumah Tangga

(Studi Kasus Kota Bandar Lampung). Skripsi, Jurusan

Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Lampung.

Hadijah dan La Janna. 2007. Hukum Islam & Undang-Undang

Anti Kekerasan dalam Rumah Tangga. Ambon: Cipta

Karya Mandiri.

Hamali, Arif Yusuf. 2016. Pemahaman Strategi Bisnis dan

Kewirausahaan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Hartati, Misriyani. 2013. Jurnal FISIP Universitas Mulawarman.

Vol. 1 No. 3, 13.

Hasanah, Hasyim. 2013. Jurnal IAIN Walisongo. Vol. 9 No. 1,

167.

Hayati, Elli Nur. 2002. Panduan Untuk Pendamping Korban

Kekerasan: Konseling Berwawasan Gender. Yogyakarta:

Rifka Annisa kerja sama dengan Pustaka Pelajar.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif

Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Hikmat, Mahi M. 2011. Metode Penelitian Dalam Perspektif

Ilmu Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 150: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

136

Iman, Sahrul. 2018. Peran Penyuluh Agama Dalam

Meningkatkan Prososial Masyarakat Organik (Masyarakat

Perkotaan) Di Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Skripsi,

Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Irhomi, Tapi Omas, Sulistyowati Irianto dan Achie Sudiarto

Luhulimal. 2000. Penghapusan Diskriminasi Terhadap

Wanita. Bandung: Alumni.

Kemenag RI. 2012. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan

Fungsional Penyuluh Agama. Jakarta: Kemenag RI.

Lailatussa‟diah, dkk. 2016. Metode dan Teknik Penyuluhan.

Ciputat: Mega Mall.

Leeuwis, Cess. 2009. Komunikasi Untuk Inovasi Pedesaan

Berfikir Kembali Tentang Penyuluhan Pertanian.

Yogyakarta: Kanisius.

Lembar Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan Tahun

2016. Kekerasan Terhadap Perempuan Meluas: Negara

Urgen Hadir Hentikan Kekerasan Terhadap Perempuan di

Ranah Domestik, Komunitas dan Negara. Juga dapat

diunduh pada https://www.komnasperempuan.go.id/

Lembar Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan Tahun

2017. Labirin Kekerasan Terhadap Perempuan: Dari Gang

Rape Hingga Femicide, Alarm Bagi Negara Untuk

Bertindak Tepat. Juga dapat diunduh pada

https://www.komnasperempuan.go.id/

Lembar Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan Tahun

2018. Tergerusnya Ruang Aman Perempuan dalam

Pusaran Politik Populisme. Juga dapat diunduh pada

https://www.komnasperempuan.go.id/

Luhulima, Achie Sudiarti. 2009. Pemahaman Bentuk-Bentuk

Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Alternatif

Page 151: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

137

Pemecahannya. Jakarta: Pusat Kajian Wanita dan Gender

UI.

Manhia, Thalib Tugas Pokok Dan Fungsi Penyuluh Agama Islam

Fungsional. Kementrian Agama RI, Kantor Wilayah

Provinsi Gorontalo. Juga dapat diunduh pada

https://gorontalo2.kemenag.go.id/.

Muladi. 2002. Demokratisasi Hak Asasi Manusia dan Reformasi

Hukum di Indonesia, Jakarta: The Habibie Center.

Muzayanah, Umi. 2016. Jurnal Litbang Agama. Vol. 2 No. 2, 1.

Na‟im, Mayyadah. 2019. Peran Mediasi Dalam Upaya

Mempertahankan Perkawinan Pada Badan Penasihatan

Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Jakarta

Selatan. Skripsi, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi).

2017. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

PMA Nomor 34 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Urusan Agama (KUA), Juga dapat diunduh pada

https://bimasislam.kemenag.go.id/files/PMA-34-update.pdf

Poerwadarminta, WJS. 1976. Kamus Ilmiah Modern. Jakarta:

Jembatan.

Poerwandari, E. Kristi. 2017. Pendekatan Kualitatif Untuk

Penelitian Perilaku Manusia. Depok: LPSP3.

Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Pusat Studi Wanita UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengantar

Kajian Gender. 2003. Jakarta: Pusat Studi Wanita UIN

Syarif Hidayatullah.

Page 152: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

138

Putri, Fiely Karisma dkk. 2010. Kekerasan Dalam Rumah

Tangga. Skripsi, Jurusan Ilmu Kedokteran Forensik

Fakultas Kedokteran, Universitas Dipenogoro.

R, Kristyanti J. 2004. Jurnal Psikologi, Vol. 13 No. 1, 98.

Rahardjo, Wahyu. 2007. Jurnal Penelitian Psikologi Universitas

Gunadarma, Vol. 12 No. 1, 1.

Rahmatiah, ST. 2013. Dakwah, Trafficking dan KDRT. UIN

Alaudin Makassar: Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam.

Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Agama. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun

2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah

Tangga. Jakarta: Rineke Cipta.

Rohaman, Dudung Abdul dan Firman Nugraha. 2017. Menjadi

Penyuluh Agama Profesional (Analisis Teoritis dan

Praktis). Bandung: LEKKAS.

Rosnawati, Emy. 2018. Jurnal Kosmik Hukum: Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Vol. 18 No. 1, 92-93.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 1995. Teori-Teori Psikologi Sosial.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar,. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

1980. Jurnal Psikologi UI. Jakarta: UI Press.

Soeroso, Moerti Hadiati. 1992. Buku Undang-Undang

Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU RI No.

23 Tahun 2004). Jakarta: Sinar Grafika.

Page 153: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

139

Sunarto. 2009. Televisi, Kekerasan & Perempuan. Jakarta: PT

Kompas Media Nusantara.

Suralaga, Fadillah dkk. 2003. Pengantar Kajian Gender. Jakarta:

Pusat Studi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sururie, Hamdani Wahyu. Darurat Perceraian Dalam Keluarga

Muslim Indonesia, Bandung: Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Sunan Gunung Djati.

Sutarmadi. A dan Al Tirmidzi. 1998. Peranan Dalam

Pengembangan Hadist dan Fiqih. Ciputat: Logos Wacana

Ilmu.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia. 2008. Kamus Bahasa

Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Trisnayati. 2018. Strategi Komunikasi Penyuluh Agama Islam

Fungsional Dalam Upaya Pencegahan Perceraian Di

Kabupaten Tangerang. Tesis, Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tulus, dkk. 2012. Buku Panduan Konseling Untuk Konselor BP4

Perspektif Kesetaraan. Jakarta: Rahima.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974. 2007.

Tentang Perkawinan dan Undang-undang Nomor 23 Tahun

2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah

Tangga. Jakarta: Visimedia.

2017.

Tentang Perkawinan Bab 1 Pasal 1. Jakarta: Bhuana Ilmu

Populer Kelompok Gramedia.

Witanto, D.Y. 2010. Hukum Acara Mediasi: Dalam Perkara

Perdata Di Lingkungan Peradilan Umum Dan Peradilan

Agama Menurut PERMA No. 1 Tahun 2008 Tentang

Prosedur Mediasi Di Pengadilan. Bandung: Alfabeta.

Page 154: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

140

LAMPIRAN

Page 155: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

Catatan Lapangan

Tanggal : 22 Juli 2018

Waktu : 13.15-14.00 wib

Tempat : KUA Kecamatan Parung

Penulis melakukan observasi di Kantor Urusan Agama (KUA)

Kecamatan Parung Kabupaten Bogor. Penulis bertemu dengan kepala

KUA yaitu bapak H. Asmat, S.Ag. Saat bertemu dengan bapak

Asmat, penulis memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan

tujuan penulis melakukan penelitian di KUA Parung. Saat itu penulis

juga membawa surat ijin penelitian, kemudian penulis serahkan

kepada Bapak Asmat. Kemudian Bapak Asmat mempersilahkan

penulis untuk masuk dan berbincang-bincang di ruang kerja beliau.

Bapak Asmat saat itu menyampaikan bahwa kondisi fisiknya

sedang tidak sehat sehingga dalam wawancara seputar kegiatan yang

ada di KUA, tak jarang beliau terbatuk saat menjawab pertanyaan

penulis. Meskipun demikian, bapak Asmat tetap memberikan jawaban

dari beberapa pertanyaan yang diajukan penulis. Saat itu penulis

menanyakan seputar jumlah penyuluh Agama Islam dan kegiatan apa

saja yang biasa dilakukan. Bapak Asmat juga memberitahu kepada

penulis bahwa beliau baru saja menjabat di KUA Parung sejak Januari

2019. Oleh karena itu, bapak Asmat memberikan nomer kontak hand

phone penyuluh Agama Islam fungsional yang bernama Bunda Iin

kepada penulis agar penulis mendapatkan informasi yang mendalam

untuk penelitian.

Page 156: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

Catatan Lapangan

Tanggal : 20 Januari 2019

Waktu : 10.00-11.50 wib

Tempat : KUA Kecamatan Parung

Penulis menemui penyuluh Agama Islam Fungsional KUA Parung

yang bernama bunda Iin. Sebelumnya penulis terlebih dahulu

membuat janji dengan beliau melalui nomer hand phone yang sudah

penulis dapatkan dari bapak Asmat selaku Kepala KUA Parung.

Penulis menyampaikan maksud dan tujuan untuk meminta ijin

melakukan penelitian beberapa hari kedepan dan penulis juga

bertanya seputar kegiatan penyuluh Agama Islam KUA Parung.

Selain itu, penulis juga meminta ijin untuk dapat memawawancarai

masyarakat di Kecamatan Parung. Masyarakat tersebut akan penulis

jadikan sebagai informan luar, yaitu sebagai penerima manfaat dari

kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh Agama. Maka dalam

observasi ini, penulis mendapatkan informasi bahwa kegiatan

penyuluh yaitu di majelis ta’lim, kegiatan bimbingan perkawinan pra-

nikah yang merupakan program KUA, dan kegiatan konsultasi.

Catatan Lapangan

Tanggal : 14 April 2019

Waktu : 09.00-11.20 wib

Tempat : Majelis Ta’lim As-Salafiah Al-Mansuriah Parung

Penulis melakukan observasi dengan mengikuti kegiatan penyuluh

di Majelis Ta’lim secara langsung. Saat itu penulis mengunjungi

majelis ta’lim As-Salafiah Al-Mansuriah yang berada sekitar 300

meter dari Kantor KUA Parung. Seusai kegiatan, penulis

Page 157: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

diperkenankan untuk memperkenalkan diri sebagai jama’ah baru,

penulis pun juga berkenalan dengan beberapa jamaah yang duduk

disekitar penulis. Pada observasi pertama ini, penulis melihat antusias

masyarakat yang hadir di majelis ta’lim cukup tinggi. Hal tersebut

penulis lihat dengan jumlah jamaah yang datang mencapai 50 orang.

Pada observasi pertama di majelis ta’lim ini, penulis melihat

bahwa kegiatan dimajelis diawali dengan pembacaan surat al-fatihah,

dilanjutkan pembacaan surah yasin, tahlil dan tahmid. Setelah itu

penyampaian materi oleh Bunda Iin. Saat itu bunda Iin

menyampaikan materi seputar pentingnya menjaga hubungan baik

dalam keluarga, tetangga maupun dengan para kerabat, sehingga hal

tersebut dapat membuat rumah tangga menjadi tentram karena saling

menjaga dan saling mengisi satu sama lain.

Saat itu bunda Iin menyampaikan materi dengan metode ceramah

melalui mikrofon. Penyampaian materi juga disampaikan dengan

bahasa yang mudah dimengerti, mengingat usia jamaah yang hadir

pada saat itu berusia antara 40 sampai 60 tahun. Selanjutnya kegiatan

ditutup dengan pembacaan do’a.

Catatan Lapangan

Tanggal : 23 April 2019

Waktu : 13.15-14.15 wib

Tempat : KUA Kecamatan Parung

Penulis datang ke KUA Parung untuk mengetahui lebih lengkap

mengenai struktur organisasi, sejarah maupun profil dari Kantor

Urusan Agama (KUA) Parung. Saat itu penulis bertemu dengan bapak

Abdul Mu’is selaku mediator BP4 KUA Parung. Bapak Abdul Mu’is

Page 158: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

memberikan data dan informasi yang diminta oleh penulis diruang

kerjanya yang tepat berada disamping ruangan kantor Kepala KUA

Parung. Selain itu, penulis juga bertemu dengan bapak Agung selaku

sekertaris KUA Parung. Penulis juga meminta ijin untuk dapat

mengambil gambar maupun mendokumentasikan baik dari bangunan,

maupun ruang kerja KUA Parung guna kelengkapan dalam penelitian

penulis. Saat itu KUA cukup ramai dipenuhi oleh beberapa

masyarakat yang akan mendaftarkan diri untuk menikah.

Catatan Lapangan

Tanggal : 28 Juni 2019

Waktu : 10.00-11.00 wib

Tempat : KUA Kecamatan Parung

Penulis menemui penyuluh Agama Islam fungsional yang

bernama ibu Eva Dianawati di ruang balai nikah KUA Parung. Dua

hari sebelumnya, penulis terlebih dahulu menghubungi ibu Eva

melalui nomor WhatsApp yang penulis dapatkan dari Bunda Iin.

Penulis datang terlebih dahulu sekitar 15 menit sebelum ibu Eva

datang ke KUA Parung. Suasana di KUA Parung saat itu cukup ramai

oleh masyarakat yang sedang mendaftarkan dirinya untuk menikah

maupun mengurus persuratan lain.

Penulis juga meminta ijin untuk dapat melihat secara langsung

kegiatan bimbingan perkawinan pra-nikah yang diadakan KUA

Parung. Kemudian Ibu Eva memberikan jadwal waktu pelaksanaan

kegiatan bimbingan perkawinan yang diadakan serentak oleh KUA

Parung yaitu pada 8 Agustus 2019.

Page 159: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

Catatan Lapangan

Tanggal : 24 Juli 2019

Waktu : 13.00-14.15 wib

Tempat : Rumah Ibu Hj. Iyay

Penulis berkesempatan mengunjungi kediaman Ibu Iyay. Ibu Iyay

adalah jama’ah majelis ta’lim binaan penyuluh yait As-Salafiah Al-

Mansuriah. Kediama ibu Iyay hanya sekitar 400 meter dari KUA

Parung. Sebelumnya penulis pernah bertemu dan berkenalan dengan

Ibu Iyay saat penulis hadir mengikuti kegiatan di majelis ta’lim As-

Salafiah Al-Mansuriah. Akhirnya penulis berbincang-bincang

mengenai pandangan Ibu Iyay terhadap kegiatan yang dilakukan di

majelis ta’lim maupun motivasi ibu Iyay mengikuti dan menjadi

jamaah di majelis ta’lim As-Salafiah Al-Mansuriah.

Catatan Lapangan

Tanggal : 31 Juli 2019

Waktu : 09.00-13.00 wib

Tempat : Rumah Ibu Apriyani

Penulis mengunjungi rumah Ibu Apriyani. Ibu Apriyani adalah

masyarakat yang tinggal di Kecamatan Parung dan pernah melakukan

konsultasi terkait permasalahan rumah tangganya di KUA Parung

dengan Bapak Abdul Mu’is pada 20 februari 2019. Karena pada saat

itu, Ibu Apri merasa bingung dan ingin mengakhiri kehidupan rumah

tangganya dengan bercerai. Dua hari sebelumnya, penulis mencoba

menghubungi Ibu Apri melalui nomer WhatsApp yang telah penulis

dapatkan dari bapak Mu’is. Maka pada 31 Juli 2019, penulis bisa

mengunjungi kediaman Ibu Apri yang berlokasi di Kp. Sawah Rt

2/Rw 3 Desa Pemagarsari Kecamatan Parung Bogor.

Page 160: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

Saat itu penulis bertanya seputar konflik apa yang sebenarnya

terjadi dalam rumah tangga Ibu Apri. Kemudian Ibu Apri

menceritakan konflik rumah tangganya mulai dari awal pertama

akhirnya memutuskan menikah hingga keputusan atau niat beliau

untuk bercerai. Saat itu suami ibu Apri berada di Arab. Maka saat

penulis datang, hanya ada orangtua Ibu Apri dan anak perempuannya

yang berusia dua tahun bernama Imut. Penulis juga menanyakan

bagaimana perasaan ibu Apri setelah berkonsultasi dan apakah setelah

berkonsultasi keputusan Ibu Apri untuk bercerai sudah dipikirkan

secara masak. Saat itu penulis mengambil kesimpulan berdasarkan

yang disampaikan ibu Apri bahwa setelah berkonsultasi dirinya

merasa lega dan merasa terbantu dalam menyikapi permasalahan

rumah tangga yang sedang dihadapinya.

Catatan Lapangan

Tanggal : 8 Agustus 2019

Waktu : 10.20-13.15 wib

Tempat : SDN 03 Parung

Pada observasi ini penulis mengikuti kegiatan bimbingan

perkawinan pra-nikah yang diadakan KUA Parung secara langsung.

Saat itu kegiatan dilaksanakan di ruang SDN 03 Parung, yang

letaknya tepat disamping KUA Parung. Peserta ditempatkan diruang

SDN Parung 03, hal tersebut dikarenakan jumlah peserta yang hadir

mencapai lima pasang calon pengantin. Maka tidak memungkinkan

untuk bisa melaksanakan kegiatan diruang balai nikah KUA karena

ruang balai nikah hanya dapat menampung 3 pasang calon pengantin

dan dirasa tidak kondusif mengingat banyak masyarakat yang datang

ke KUA untuk mengurus keperluannya. Saat itu kegiatan dimulai

Page 161: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

sedikit lebih lambat dari jadwalnya yaitu pada pukul 10.20 wib

sampai dengan 13.15 wib.

Kegiatan pertama diawali dengan sambutan dari Bapak Asmat

selaku Kepala KUA Parung, dilanjutkan dengan penyampaian materi

oleh narasumber yaitu Ibu Eva Dianawati. Saat itu Ibu Eva

menyampaikan materi seputar bagaimana membangun keluarga yang

sakinah materi tersebut meliputi hak dan kewajiban suami istri,

generasi yang berkualitas seperti bagaimana pola asuh orangtua

terhadap anak. Selain itu narasumber kedua pada kegiatan bimbingan

tersebut adalah bapak Joko yangmana beliau perwakilan dari pihak

kepolisian. Beliau menyampaikan mengenai ketahanan keluarga

dalam menghadapi tantangan kekinian seperti perkawinan yang

beresiko, ancaman kekerasan dalam rumah tangga hingga

menyampaikan lembaga-lembaga pemberi layanan keluarga seperti

BP4 hingga P2TP2A. Pada kesempatan yang sama, setelah ishoma

narasumber ketiga yang menyamapaikan materi adalah bapak Eka

Rusdiana, beliau menyampaikan mengenai bagaimana cara mengelola

konflik yang ada dalam keluarga. Pada kegiatan bimbingan

perkawinan pra-nikah ini, peserta mendapatkan sertifkat dan

cenderamata berupa buku yang berjudul “fondasi keluarga sakinah”,

pulpen, dan satu buah tote bag.

Catatan Lapangan

Tanggal : 10 Agustus 2019

Waktu : 09.30-11.00 wib

Tempat : Rumah Ibu Riska

Penulis berkesempatan untuk bisa datang ke rumah Ibu Riska

Oktaviani. Sebelumnya penulis meminta biodata dari Bapak Agung

Page 162: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

berkenaan dengan alamat kediaman Ibu Riska sehingga penulis dapat

mewanwancarai Ibu Riska dan bertanya seputar pengalamannya

mengikuti bimbingan perkwinan pra-nikah dan harapannya ke depan

terhadap program kegiatan tersebut.

Page 163: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

PEDOMAN WAWANCARA PENYULUH AGAMA ISLAM

A. Fungsi Informatif dan Edukatif

1. Bisakan anda menceritakan, apa yang dimaksud dengan fungsi

informatif dan edukatif Penyuluh Agama?

2. Mengapa Penyuluh Agama perlu menjalankan fungsi informatif

dan edukatif?

3. Bagaimana alur pelaksanaan dari program kegiatan Penyuluh

Agama dalam menjalankan fungsi informatif dan edukatif?

4. Kapan waktu program kegiatan Penyuluh Agama menjalankan

fungsi informatif dan edukatif dilakukan?

5. Siapa yang menjalankan fungsi informatif dan edukatif serta siapa

yang menjadi sasaran Penyuluh Agama?

6. Berapa jumlah sasaran Penyuluh Agama dalam menjalankan

fungsi informatif dan edukatif?

7. Dimana tempat Penyuluh Agama dalam menjalankan fungsi

informatif dan edukatif?

8. Apakah ada kendala dalam menjalankan fungsi informatif dan

edukatif?

B. Fungsi Konsultatif

1. Bisakan anda menceritakan, apa yang dimaksud dengan fungsi

konsultatif Penyuluh Agama?

2. Seperti apa bentuk kegiatan yang anda lakukan dalam

menjalankan fungsi konsultatif?

3. Mengapa Penyuluh Agama perlu menjalankan fungsi konsultatif?

Page 164: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

4. Dimana tempat Penyuluh Agama dalam menjalankan fungsi

konsultatif?

5. Seperti apa bentuk permasalahan yang anda terima dari

masyarakat?

6. Siapa saja yang membantu anda dalam menjalankan fungsi

konsultatif?

7. Apakah ada kendala dalam menjalankan fungsi konsultatif?

C. Fungsi Advokatif

1. Bisakan anda menceritakan, apa yang dimaksud dengan fungsi

advokatif Penyuluh Agama?

2. Kapan fungsi advokatif dilakukan?

3. Seperti apa bentuk advokasi yang dilakukan?

4. Apakah ada kendala dalam menjalankan fungsi advokatif?

5. Solusi apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut?

D. Kekerasan Dalam Rumah Tangga

1. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan KDRT?

2. Menurut anda, seperti apa bentuk-bentuk KDRT?

3. Menurut anda, faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya

KDRT?

4. Berapa banyak jumlah laporan KDRT yang diterima dan

ditangani?

5. Bagaimana upaya yang telah dilakukan untuk mencegah kasus

KDRT?

6. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat

dalam mencegah KDRT?

Page 165: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

PEDOMAN WAWANCARA MEDIATOR BP4

1. Bisakah anda menceritakan, seperti apa fungsi informatif dan

edukatif, konsultatif serta advokatif penyuluh agama?

2. Siapa saja pihak BP4 yang biasanya terlibat untuk menangani

masyarakat yang memiliki permasalahan rumah tangga?

3. Kapan kerjasama antara pihak BP4 dan penyuluh agama

dilakukan?

4. Mengapa kerjasama antara pihak BP4 dan penyuluh agama

penting dilakukan?

5. Bagaimana bentuk kerjasama yang dilakukan antara BP4 dan

penyuluh agama dalam menangani kasus kekerasan dalam rumah

tangga?

6. Dimana tempat biasanya penyuluh agama dan BP4 bekerjasama

dengan penyuluh agama untuk mencegah maupun menangani

masyarakat yang memiliki permasalahan rumah tangga?

Page 166: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

PEDOMAN WAWANCARA JAMA’AH MAJELIS TA’LIM

1. Sudah berapa lama anda mengikuti kegiatan di majelis ta’lim?

2. Apa alasan anda mengikuti kegiatan di majelis ta’lim?

3. Materi apa saja yang biasa anda terima dari penyuluh agama Islam

KUA Parung?

4. Metode apa yang digunakan penyuluh dalam menyampaikan

materi?

5. Menurut anda, seperti apa keluarga yang sakinah?

6. Apakah selama anda menertima materi oleh penyuluh di majelis

ta’lim, anda mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari?

7. Menurut anda, seberapa penting penyuluh menyampaikan materi

seputar keluarga sakinah?

8. Apakah anda sudah merasa cukup dari penyampaian materi dari

penyuluh agama?

9. Apa harapan anda ke depan untuk kegiatan penyuluh di majelis

ta’lim?

Page 167: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

PEDOMAN WAWANCARA PESERTA BIMWIN

1. Berapa lama jangka waktu perkenalan anda dengan pasangan

sampai akhirnya memutuskan untuk menikah?

2. Apa alasan anda mengikuti kegiatan BIMWIN?

3. Materi apa saja yang anda dapat dari kegiatan BIMWIN?

4. Metode apa yang digunakan penyuluh saat kegiatan BIMWIN?

5. Menurut anda, bagaimana kemampuan narasumber dalam

menyampaikan materi?

6. Apa harapan anda terhadap program BIMWIN yang dilaksanakan

oleh pihak KUA?

Page 168: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

PEDOMAN WAWANCARA MASYARAKAT PARUNG

1. Sudah berapa lama anda memiliki konflik dengan pasangan?

2. Apa yang anda rasakan ketika memiliki konflik dengan pasangan?

3. Apa yang anda lakukan untuk bisa mengatasi konflik tersebut?

4. Siapa yang anda hubungi dan percaya untuk bisa membantu

menangani permasalahan rumah tangga?

5. Mengapa anda merasa perlu bantuan orang lain dalam menangani

permasalahan rumah tangga?

6. Menurut anda selama melakukan konsultasi, saran atau nasihat

apa yang anda terima?

7. Apakah anda merasa terbantu dengan saran atau nasihat yang

diberikan?

8. Berapa lama waktu anda berkonsultasi?

9. Apakah selama anda berkonsultasi, pasangan anda turut hadir atau

dipanggil untuk mediasi?

10. Menurut anda, kendala apa yang dialami saat berkonsultasi?

11. Menurut anda, bagaimana solusi yang harus dilakukan dalam

mengatasi kendala tersebut?

Page 169: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan
Page 170: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan
Page 171: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan
Page 172: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan
Page 173: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan
Page 174: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan
Page 175: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan
Page 176: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan
Page 177: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan
Page 178: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan
Page 179: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan
Page 180: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

Dokumentasi

Foto Sarana dan Prasarana Kantor Urusan Agama (KUA)

Kecamatan Parung

Gedung KUA Kecamatan Parung

(Tampak Depan)

Plang KUA Kecamatan Parung

Ruang depan KUA Kecamatan Parung

Ruang Kerja 1 KUA Kecamatan Parung

Ruang Nikah KUA Kecamatan

Parung

Ruang Kerja 2 KUA Kecamatan

Parung

Page 181: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

Foto Kegiatan Bimbingan Perkawinan

Ruang Kerja 2 KUA Kecamatan

Parung

Sambutan Kepala KUA Kecamatan

Parung (Bapak H. Asmat)

Pemberian Materi oleh Ibu Eva

Dianawati, M.Ag (PAIF)

Pemberian Materi oleh Bapak Eka

Rosdiana Saputra (PAH)

Pemberian Materi Oleh Bapak Joko

(Kapolsek Kecamatan Parung)

Penyerahan Sertifikat Kepada Peserta

Bimbingan Perkawinan

Sesi Foto Bersama Pihak KUA &

Peserta BIMWIN

Page 182: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

Foto Kegiatan Penyuluh Agama Islam di Majelis Ta’lim

Page 183: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

Bapak Abdul Mu’is, M.A selaku

Mediator BP4 KUA Parung.

Bapak Md. Agung Julianto

selaku Sekertaris KUA

Parung.

Ibu selaku Rumiyati selaku Tata

Usaha KUA Parung.

Ibu Dra. Hj Khaindharoh selaku

PAIF bersama jama’ah Majelis

Ta’lim

Wawancara dengan Ibu Apriyani

selaku masyarakat Kecamatan

Parung.

Bapak Eka Rosdiana selaku PAH

bersama PAIF dan staf tata usaha

KUA Parung.

Page 184: PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENJALANKAN FUNGSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50155/1/KHOMS… · data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan

FOTO SIDANG MUNAQASYAH

FOTO SETELAH SIDANG MUNAQASYAH