POLA DASAR MENEJEMEN BANK SYARIAH.pdf

5

Transcript of POLA DASAR MENEJEMEN BANK SYARIAH.pdf

Page 1: POLA DASAR MENEJEMEN BANK SYARIAH.pdf
Page 2: POLA DASAR MENEJEMEN BANK SYARIAH.pdf

POLA DASAR MENEJEMEN BANK SYARIAH1

Bank syariah adalah lembaga bank yang dikelola dengan dasar-dasar syariah dengan kata lain,

pengelolaan bank syariah harus didasarkan pada nilai, prinsip, dan konsep syariah. Sehubungan

dengan hal tersebut, maka dalam artikel ini ditulis untuk memberikan gambaran mengenai aspek-

aspek penting dalam manajemen bank syariah, yang meliputi: pengertian manajemen dalam Islam,

dasar-dasar manajemen syariah, prinsip manajemen dalam syariah Islam, tujuan manajemen

syariah, implikasi pengelolaan bank syariah, perumusan kebijkaan, perencanaan dan pengembangan

organisasi, sistem manajemen bank syariah dan sound of syariah banking business.

Pengertian Manajemen Syariah

Secara istilah, sebagian pengamat mengartikan bahwa manajemen sebagai alat untuk

merealisasikan tujuan umum. Oleh karena itu mereka mengatakan bahwa manajemen itu adalah

suatu aktifitas khusus menyangkut kepemimpinan, pengarahah, pengembangan, personal,

perencanaan dan pengawasan terhadap pekerja-pekerja yang berkenaan dengan unsur pokok dalam

suatu proyek. Tujuannya adalah agar hasil-hasil yang ditargetkan dapat dicapai dengan cara yang

efektif dan efisian.

Berangkat dari uraian di atas, secara implisit dapat diketahui, bahwa hakikat manajemen yang

terkandung dalam Al-Quran adalah merenungkan atau memandang ke depan suatu urusan

(persoalan), agar persoalan itu terpuji dan baik akibatnya. Untuk menuju hakekat tersebut,

diperlukan adanya pengaturan dengan cara yang bijaksana.

Hakekat menejemen yang terkandung dalan Al-Quran ini, dengan demikian erat kaitannya

dengan pencapaian tujuan, pengambilan keputsan dan pelaksanaan manajerial itu sendiri. Karena

pada dasarnaya terbangunnya konsep manajemen disandarkan pada ketiga dasar pemikiran tersebut

(pencapaian tujuan, pengambilan keputusan dan pelaksanaan manajemen).

Dasar-Dasar Manajemen Syariah

Dari hakikat manajemen yang terkandung dalan Al-Quran di atas, maka hal ini,

menderivasikan adanya prinsip-prinsip manajemen yang meliputi:

1. Keadilan

Meski benar bahwa keadilan dan ketidakadilan telah terlihat jelas semenjak manusia eksis di

muka bumi, manusia masih kabur dalam menggambarkan tapal batasnya. Artinya keadilah

tidak pernah dipahami secara lengkap. Keadilan merupakan satu prinsip fundamental dalam

idiologi Islam. Pengelolaan keadilan seharusnya tidak sepotong-potong, tanpa mengacu pada

status social, asset financial, kelas dan keyakinan religius seseorang. Al-Quran

memerintahkan pengenutnya untuk mengembil keputusan dengan berpegang pada kesamaan

Page 3: POLA DASAR MENEJEMEN BANK SYARIAH.pdf

derajat, keutuhan dan keterbukaan. Maka, keadilan adalah ideal untuk diterapkan dalam

hubungan dengan sesama manusia.

Kata kunci yang digunakan Al-Quran yang dijadikan dalam menjalankan konsep keadilan

adalah 'adl dan qist. Adalah mengandung pengertian sawiyyat, dan juga mengandung makna

pemerataan dan kesamaan. Pemerataan dan kesamaan ini berlawanan dengan kata Zulm dan

Jaur (kejahatan dan penindasan). Qist mengandung makna distridusi, angsuran, jarak yang

merata. Taqassata salah satu dari derivasinya juga bermakna distribusi yang merata bagi

masyarakat, dan qistas, kata turunan lainnya, berarti keseimbangan berat. Sehingga kedua kata

di dalam Al-quran yang digunakan menyatakan keadilan yakni 'adl dan Qist mengandung

makna distribusi yang merata. Keadilan yang terkandung dalam Al-Quran, juga bermakna

menempatkan sesuatu pada propersinya.

2. Amanah dan Bertanggung Jawab

Dalam hal amanah dan pertanggung jawaban, Islam menggariskan dalam firmannya, yang

artinya:" Dan sesunggunhnya kamu akan ditanya tentang apa yang kamu kerjakan".

Amanah yang menjadi bahasan dalam klausa ini merupakan berntuk masdar, secara laksikal

bermakna segala yang diperintahkan Allah SWT kepada hambanya.

Ibn Katsir mengemukakan bahwa ayat ini menyatakan sifat-sifat utusan Tuhan, yaitu:

menyampaikan seruhan Tuhan, memberi nasehat dan kepercayaan. Al_Marughi

mengklasifikasikan amanah terbagi atas: a) Tanggung jawab manusia kepada sesamanya b)

Tanggung jawab manusia terhadap Tuhan c) Tanggung jawab manusia terhadap dirinya

sendiri.

Prinsip tersebut bermakna bahwa setiap bribadi yang mempunyai kedudukan fungsional

dalam interaksi antar manusia dituntut agar melaksanakan kewajibannya dengan sebaik-

baiknya apabila ada kelalaian terhadap kewajiban tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi

dirinya sendiri. Persoalan lebih lanjut berkenaan dengan kewajiban-kewajiban yang menjadi

tanggung jawab dan sumber tanggung jawab tersebut. Persoalan ini terkait dengan amanah

yang telah dikemukakan yaitu amanah dari Tuhan yang berupa kewajiban yang dibebankan

oleh agama, dan amanah dari sesama manusia, baik amanah yang berifat individual maupun

organisasional, amanah-amanah yang dibebankan tersebut, akan diminta pertanggung

jawabanuya.

3. Komunikatif

Sesungguhnnya dalam setiap gerak manusia tidak dapat menghindari untuk berkomunakasi.

Ketika pejabat mengatakan "No Comment" misalnya, sebelumnya ia telah menyampaikan

komentar. Dalam manajemen, komunikasi menjadi factor penting dalam melakukan

Page 4: POLA DASAR MENEJEMEN BANK SYARIAH.pdf

transformasi kebijakan atau keputusan dalam rangka pelaksanaan manajerial itu sendiri

menuju kehidupan yang diharapkan.

Uraian-uraian yang telah dijelaskan di atas, menunjukkan bahwa kodrat manusia sebagai makhluk

yang tergantung dan mahluk utama yang memiliki kebebasan dalam menentukan jalan hidupnya

serta eksistensinya sebagai hamba Allah SWT dan Kholifah yang membawa misi kemakmur bumi

dan Amar ma'ruf nahi munar, erat kaitannya dengan pencapaian hakekat manajemen yang

terkandung dalam Al-Quran yakni memandang atau merenungkan suatu usaha (persoalan) agar

persoalan terebut terpuji dan baik akibatnya.

Prinsip Menajemen Syariah

Perubahan manusia menurut pendekatan syariah dapat berbentuk perbuatan ibadah dan dapat

berbentuk perbuatan muamalah. Suatu perbuatan ibadah pada asalnya tidak boleh dilakukan kecuali

ada dalil atau ketentuan yang terdapat dalam Al-Quran dan Al-hadits, yang menyatakan bahwa

perbuatan itu boleh dilakukan. Sedang dalam muamalah pada asalnya perbuatan itu boleh dilakukan

kecuali ada ketentuan dalam Al-Quran dan Al-Haits yang melarangnya.

Perbuatan ibadah adalah yang dinyataan oleh Al-Quran dan Al-hadits tentang cara-cara

beribadah sepertri sholat, puasa ibadah, haji, dan lain-lain. Baik tata caranya, waktunya, dan

tempatnya dengan tegas dan jelas telah ditetapkan dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Tidak boleh

ditambah, dikurangi atau diubah.

Sedang perbuatan muamalah adalah semua perbuatan yang bersifat duniawi yang asanya

adalah mubah, yaitu boleh dan dapat dilakukan dengan bebas, sepanjang tidak ada larangan dalam

Al-Quran dan Al-hadits, dan tidak bertentangan dengan aturan-aturan akhlak.

Menurut kaidah Usul Fiqh, suatu perbuatan yang mubah bisa menjadi perbuatan yang wajib

jika tanpa perbuatan itu perbuatan wajib menjadi terlarang. Dengan kata lain, jika suatu perbuatan

itu wajib menjai tidak sempurna tanpa adanya perbuatan lain, maka perbuatan itu menjadi wajib.

Islam mewajibkan para penguasa dan para pengusaha untuk berbuat jujur, adil dan amanah

demi terciptanya kebahagiaan manusia dan kehidupan yang baik yang sangat menekankan aspek

persaudaraan, keadilan sosioekonomi, dan pemenuhan kebutuhan spiritual umet manusia. Umat

manusia yang memiliki kedudukan yang sama disisi Allah SWT sebagai Kholifah dan sekaligus

sebagai hamba-Nya tidak akan merasakan kebahagian dan ketenangan batin kecuali jika

kebutuhan-kebutuhan material dan spiritual telah terpenuhi. Tujuan utama syariah adalah

memelihara kesejahteraan manusia yang mencakup perlindungan keimanan, kehidupan, akal,

keturun dan harta benda mereka. Apa saja yang menjamin terlindungnya lima perkara itu adalah

maslahat bagi manusia dan dikehendaki.

Page 5: POLA DASAR MENEJEMEN BANK SYARIAH.pdf

Beberapa prinsip atau kaisdah dan teknik manajemen yang ada relevansinya dengan Al-Quran

atau Al-Hadits antara lain sebagai berikut:

a. Prinsip Amal Ma'rif Nahi Munkar

Setiap muslim harus melakukan pekerjaan yang ma'ruf yaitu perbuatan yang baik dan terpuji.

Sedangkan perbuatan munkar (keji) harus dijauhi bahkan harus diberantas.

b. Kewajiban Menegakkan Kebenaran

Ajaran Islam adalah metode Ilahi untuk menegakkan kebenaran dan menghabus kebatilan, dan

untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera serta diridloi Tuhan. Manajemen sebagai

suatu metode pengelolaan yang baik dan benar. Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan

dan menegakkan kebenaran.

c. Kewajiban Menegakkan Keadilah

Hukum syariat mewajiban kita untuk adil, kapan dan dimanapun, baik diwaktu senang atau

diwaktu susah.

d. Kewajiban Menyampaikan Amanah

Seorang manajer perusahaan adalah pemegang amanah dari pemegang sahamnya. Yang wajib

mengelola perusahaan dengan baik. Sehingga menguntungan pemegang saham dan

memuaskan konsumennya. Dengan demikian jelaslah bahwa hak dan kewajiban seseorang

dalam manajemen secara jelal diatur dalam hukum syariah.

Tujuan Manajeman Syariah

Semua organisasi, baik yang berbentuk badan usaha swasta, badan Yang bersifat publik atau

lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan tentu mempuntai suatu tujuan sendiri-sendiri yang

merupakan motifasi dari pendiriannya. manajemen didalam suatu badan usaha, didorong motifsi

untuk mendapat keuntungan (profit). untuk mendapat keuntungan yang besar, manajemen haruslah

diselenggarakan dengan efisien. sikap ini harus dimliki oleh setiap pengusaha dimanapun mereka

berada, baik dalam organisasi bisnis, pelayanan pablik, maupun organisasi sosial kemasyarakatan.