makalah menejemen keuaangan

download makalah menejemen keuaangan

of 23

description

ok

Transcript of makalah menejemen keuaangan

A. Pengertian Menejemen PembiayaanManajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian.Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan dan pertanggungjawaban.Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu:1.Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya, yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan;2.Orang tua atau peserta didik;3.Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.Berkaitan dengan peneriman keuangan dari orang tua dan masyarakat ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional1989 bahwa karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan, tanggung jawab atas pemenuhan dana pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah,masyarakat dan orang tua. Adapun dimensi pengeluaran meliputin biaya rutin dan biaya pembangunan.Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti gaji pegawai (guru dan non guru), serta biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas dan alat-alat pengajaran (barang-barang habis pakai). Sementara biaya pembangunan, misalnya, biaya pembelian atau pengembangan tanah, pembangunan gedung, perbaikan atau rehab gedung, penambahan furnitur, serta biaya atau pengeluaran lain unutk barang-barang yang tidak habis pakai. Dalam implementasi MBS, manajemen komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai dari tahap penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan dan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efektif, efisien, tidak ada kebocoran-kebocoran, serta bebas dari penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme.Komponen utama manajemen keuangan meliputi:1.Prosedur anggaran;2.Prosedur akuntansi keuangan;3.Pembelajaran, pergudangan dan prosedur pendistribusian;4.Prosedur investasi;5.Prosedur pemeriksaan.Dalam pelaksanaannya manajemen keuangan ini menagnut azas pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator dan bendaharawan.Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran.Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan.Adapun bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.Kepala sekolah dalam hal ini, sebagai manajer, berfungsi sebagai otorisator, dan dilimpahi fungsi ordonator untuk memerintahkan pembayaran.Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan kedalam.Bendaharawan, disamping mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.B.

B. Azas-Azas Dalam AnggaranBerikut in adalah Azas-Azas Dalam Anggaran dalam biaya pendidikan:1. Azas Plafond ; anggaran belanja tidak boleh melebihi jumlah tertinggi dari standar yang telah ditentukan.2. Azas pengeluaran berdasarkan mata anggaran ; pengeluaran pembelanjaan harus didasrkan pada anggaran yang telah ditetapkan.3. Azas tidak langsung ; adalah ketentuan bahwa setiap penerimaan uang tidak boleh digunakan secara langsung untuk keperluan pengeluaran

C. Prinsip-Prinsip Manajemen KeuanganManajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan.Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.1. TransparansiTransparan berarti adanya keterbukaan.Transparan di bidang manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan.Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah.Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah (Manullang, M..Dasar-dasar Manajemen. (Jakarta: Ghalia Indonesia1990).

2. AkuntabilitasAkuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab.Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1) adanyatransparansipara penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah , (2) adanyastandar kinerjadi setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3) adanyapartisipasiuntuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan pelayanan yang cepat)3. EfektivitasEfektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.Garner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga. Effectiveness characterized by qualitative outcomes. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatifoutcomes.Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatifoutcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.4. EfisiensiEfisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan.Efficiencycharacterized by quantitative outputs(Garner,2004). Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil.Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:a. Dilihat Dari Segi Penggunaan Waktu, Tenaga Dan Biayab. Dilihat Dari Segi Hasil

D. Tahap-Tahap Manajemen Keuangan1. Perencanaan/ Penganggaran Keuangan (Budgeting)Menurut Nanang Fattah (2000:47), penganggaran merupakan kegiatan atau proses penyusunan anggaran (budget). Sementara itu anggaran atau budget adalah merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yng digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu. Sementara itu menurut Djamaluddin (1977:11), anggaran adalah sejenis rencana yang menggambarkan rangkaian tindakan atau kegiatan dalam bentuk angka-angka dari segi uang untuk suatu jangka tertentu.Dari pengertian di atas, tampak bahwa penganggaran dan anggarn tidak semata-mata berkaitan dengan uang, namun juga memberi gambaran tentang program kegiatan yang akan dilaksanakan disertai dengan besaran dana/biaya yang dialokasikannya, sehingga terdapat dua hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu besaran dana untuk membiayai kegiatan serta kegiatannya sendiri.Dalam setiap anggaran tergambar dua sisi penting yaitu sisi penerimaan dan atau rencana penerimaan dan sisi pengeluaran. Sisi penerimaan menunjukkan sumber-sumber dari mana dana itu diperoleh apakah dari pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dari orang tua, dari masyarakat, atau dari sumber lain yang dibenarkan, sedangkan sisi pengeluaran menggambarkan alokasi besarnya biaya pendidikan untuk setiap komponen yang harus dibiayai (Fattah, 2000:48). Dengan demikian, anggaran suatu lembaga dapat menggambarkan kegiatan/program yang akan atau sudah dilaksanakan serta besaran biaya yang dikeluarkan sehingga dapat diketahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan program yang tecantum dalam anggaran.Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam menyusun rencana keuangan sekolah sebagai berikut.1) Perencanaan harus realistisPerencanaan harus mampu menilai bahwa alternatif yang dipilih sesuai dengan kemampuan sarana/fasilitas, daya/ tenaga, dana, maupu waktu.2) Perlunya koordinasi dalam perencanaanPerencanaan harus mampu memperhatikan cakupan dan sarana/ volume kegiatan sekolah yang kompleks.3) Perencanaan harus berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan intuisi.Pengalaman, pengetahuan, dan intuisi, mampu menganalisa berbagai kemungkinan yang terbaik dalam menyususn perencanaan.4) Perencanaan harus fleksible (luwes).Perencanaan mampu menyesuaikan dengan segala kemungkinan yang tidak diperhatikan sebelumnya tanpa harus membuat revisi.5) Perencanaan yang didasrkan penelitianPerencanaan yang berkualitas perlu didukung suatu data yang lengkap dan akurat melalui suatu penelitian.1.Fungsi AnggaranAnggaran disampin sebagai alat untuk perencanaan dan pengendalian manajemen, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam mengarahkan suatu organisasi dalam posisi yang kuat atau lemah (Nanang Fattah,2000:49). Sementara beberapa fungsi anggaran dalam manajemen organisasi sektor publik menurut Dedy Noriawan adalah sebagai berikut:[a.Anggaran sebagai alat perencanaanDengan fungsi ini organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan kearah mana kebijakan dibuat.b.Anggaran sebagai alat pengendalianDengan adanya anggaran organisasi sektor publik dapat menghindari adanya pengeluaran yang terlalu besar (overpending) atau adanya penggunaan dana yang tidak semestinya (misspending).c.Anggaran sebagai alat kebijakanDengan adanya anggaran organisasi sektor publik dapat menentukan arah atas kebikan tertentu.d.Anggaran sebagai alat politikDengan adanya anggaran dapat dilihat komitmen pengelola dalam melaksanakan proram-program yang telah dijanjikan.e.Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasiDengan dokumen-dokumen anggaran yang bersifat komprehesif sebuah bagian atau unit kerja atau depertemen dapat mengetahui apa yang akan dilakukan oleh masing-masing bagian atu unit kerja lainnya.f.Anggaran sebagai alat penilaian kinerjaAnggaran adalah suatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakah suatu bagian/unit kerja telah memenuhi target baik berupa terlaksananya aktivitas maupun terpenuhinya efesiensi biaya.g.Anggaran sebagai alat motivasiAnggaran dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan menjadikan nilai-nilai nominal yang tercantum sebagai target pencapaian. Dengan catatan anggran akan menjadi alat motivasi yang baik jika memenuhi sifat menantang tetapi masih mungkin dicapai. Maksudnya adalah suatu anggaran itu hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah dicapai.2.Prinsip-prinsip dan Prosedur AnggaranPrinsip-prinsip penyusunan anggaran bila dikaitkan dengan anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian menurut Nanang Fattah adalah sebagai berikut:[9]a.Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam sistem manajemen organisasi.b.Adanya sistem akuntansi yang memadai dalam melaksanakan anggarannya.c.Adanya penelitian dan analisis untuk menilai organisasid.Adanya dukungan dari pelaksanaan dari tingkat atas hingga yang paling bawah.Sedangkan prosedur penyusunan anggaran adalah sebagai berikut:a.Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran.b.Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa dan barang.c.Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada dasarnya merupakan pernyataan finansial.d.Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu.e.Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dan pihak-pihak yang berwenang.f.Melakukan revisi usulan anggaran.g.Persetujuan revisi usulan anggaran.h.Pengesahan anggaransumber : http://mooza-alkaz.blogspot.com/2013/01/makalah-manajemen-keuangan-pendidikan.html

2. Tahap Pelaksanaan (Akunting)Arens dan Loebbecke menjelaskan bahwa akuntansi merupakan proses pencatatan, pengelompokkan dan pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam bentukyang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informsi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Agar penyajian informasi tepat, maka seorang akuntan harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai prinsip-prinsip dan aturan-aturan dalam penyusunan informasi akntansi. Disamping itu, seorang akuntan harus mengembangkan sistem yang dapat menjamin bahwa semua peristiwa ekonomi yang terjadi dalam organisasi dapat tercatat dengan mencukupi pada saat yang tepat dengn biaya yang pantas.Tujuan dari sistem akuntansi ini adalah untuk memastikan bahwa data keuangan dan transaksi ekonomi diinputkan secara tepat kedalam catatan akuntansi , serta laporan-laporan yang perlu disajikan secara akurat dan tepat waktu.Komponen-komponen sistem akuntansi, secara tradisional sistem akuntansi terdiri dari komponen-komponen berikut:1.Bagan Perkiraan/akunBagan perkiraan adalah daftar masing-msing item, di mana pencatatannya dibagi dalam lima katagori.a.Aktivab.Utangc.Aktiva bersihd.Pendapatane.BelanjaMasing-masing pencatatan ditetukan dengan mengidentifikasikan angka yang diinput ke sistem akuntansi.2.Buku BesarBuku besar mengklasifikasikan informasi pencatatan, dimana bagan perkiraan atau akun bertindak sebagai daftar isi buku besar. Dalam sistem manual, ringkasan total dari seluruh jurnal dimasukkan ke dalam buku besar setiap bulannya dimana hal inilikakukan selama satu tahun dan dilaporkan pada tanggal neraca. Dalam sistem komputerisasi, data secara khusus dimasukkan ke sistem sekali saja. Saat entri data telah disetujui oleh pemakai, perangkat lunak memasukkan informasi itu ke seluruh laporan, dimana angka yang dicatat akan muncul.3.JurnalJurnal digunakan untuk mencatat semua transaksi akuntansi sebelum diklasifikasikan ke buku besar. Jurnal mengatur informasi secara kronologis dan sesuai dengan jenis transakasi. Contoh:a.Jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas adalah pencatatan secara kronologis atas cek yang ditulis, yang dikategorikan menurut bagan perkiraan/akun.b.Jurnal untuk mencatat transakasi penerimaan kas adalah pencatatan secara kronologis atas seluruh setoran yang dibuat, yang dikatagorikan menurut bagan perkiraan/akun.c.Jurnal untuk mencatat transaksi gaji, yaitu jurnal yang mencatat seluruh transakasi yang berkaitan dengan penggajian.d.Jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas dan piutang merupakan bagian akun pertambahan biaya dan pendapatan. Juranal ini bermanfaat untuk mengelompokkan transaksi pertambahan biaya dan/atau pendapatan yang terlalu banyak melalui jurnal.4.Buku CekBuku cek menyajikan kombinasi jurnal dan buku besar. Sebagian besar transaksi keuangan akn dicatat melalui buku cek, dimana tanda penerimaan yang disetor ke dan dari saldo pembayaran akan buat sumber:Tim Dosen ADM Pendidikan Universitas Pendidikn Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung:Alfabeta,2013),

3. Tahap Penilaian (Auditing)Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevalusian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai entinitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independen untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.Untuk melaksanakan audit diperlukan informasi yang dapat diverifikasi dan sejumlah standar atau kriteria yang dapat digunkana sebagai pegangan pengevalusian informasi tersebut. Agar dapat diverifikasi, informasi harus dapat diukur.Dalam auditing data akuntansiyang menjadi pokok adalah menentukan apakah informasi yang tercatat telah tercermin dengan benar kejadian ekonomi pada periode akuntansi. Oleh karena itu kriterianya adala aturan-aturan akuntansi, maka seorang auditor harus memahami aturan-aturan dikasud dengan baiak. Dalam asudit laporan keuangan, aturan-aturan dimaksud adalahprinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam sistem akkuntansi Indonesia, maka standara akauntansi keuangan ditetapkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia).

E. Hal-Hal Yang Berpengaruh Dalam Pembiayaan PendidikanFaktor-faktor yang mempengaruhi biaya dan pembiayaan pendidikan sekolahLembaga pendidikan sebagai produsen jasa pendidikan, seperti halnya pada bidang usaha lainnya menghadapi masalah yang sama, yaitu biaya produksi, tetapi ada beberapa kesulitan khusus mengenai penerapan perhitungan biaya produksi.Produksi pendidikan diartikan sebagai unit pelayanan khusus (units of specific services). Unit output harus meliputi dimensi waktu, seperti tahun belajar atau jam belajar agar biaya-biaya dalam mempersiapkan output dibandingkan input. Input meliputi barang-barang yang dibeli dan orang-orang yang disewakan untuk menyediakan jasa itu. Diantara masukan (input) yang penting dalam sistem bidang pendidikan ruang, peralatan, buku, material, dan waktu para guru dan karyawan lain. Output menjadi hasil tambahan yang diakibatkan oleh suatu kenaikan biaya pendidikan yang diterima disekolah, selagi masukan (input) menjadi bagian biaya kenaikan itu. Suatu unsur biaya tambahan, yang tidak hadir di fungsi produksi yang terdahulu, menjadi biaya kesempatan dari siswa (Anwar, 1991).Analisis mengenai biaya produksi pendidikan pada dasarnya menggunakan model teori input-proses-output dimana sekolah dipandang sebagai suatu sistem industri jasa. Prof Mark Blaug (2004).Hal-hal yang mempengaruhi biaya dan pembiayaan pendidikan sekolah dipengaruhi oleh:1. Kenaikan harga (rising prices)2. Perubahan relatif dalam gaji guru (teachers sallaries)3. Perubahann dalam populasi dan kenaikannya prosentasi anak disekolah negeri4. Meningkatnya standard pendidikan (educational standards)5. Meningkatnya usia anak yang meninggalkan sekolah6. Meningkatnya tuntutan terhadap pendidikan lebih tinggi (higher education) (Fattah, 2000).

Fattah, N. 2000. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Remaja Rosdakarya: Bandung.Anwar, M.I. 1991. Biaya Pendidikan dan Metode Penetapan Biaya Pendidikan. Mimbar Pendidikan, No.1 Tahun x, 1991: 28-33.

F. Karakteristik Pembiayaan PendidikanKarakteristik pembiayaan pendidikan Beberapa hal yang merupakan karakteristik atau ciri-ciri pembiayaan pendidikan adalah :1. Biaya pendidikan selalu naik. Perhitungan pembiayaan dinyatakan dalam satuan unit COST (Unit Satuan Terkecil)Tinjauan unit COST bisa bermacam macam menurut luasnya factor yang diperhitungkan.Unit cost lengkap, yaitu perhitungan unit cost berdasarkan fasilitas yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan seperti gedung, halaman sekolah, lapangan, gaji guru, gaji personil, pembiayaan bahan dan alat (teori, praktek, laboratorium ) dihitung keseluruhan program baik yang tergolong dalam kurikulum maupun yang ekstrakurikuler2. Unit cost setengah lengkap yaitu hanya memperhitungkan biaya kebutuhan bahan dan alat yang berangsur habis walaupun jangka waktunya berbeda. Kapur tulis misalnya tidak seimbang jangka waktu habisnya jika dibandingkan dengan meja kursi yang dipakai siswa. Dalam perhitungan unit cost setengah lengkap inimasih dipersoalkan kedudukan baya personil dan barang barang yang secara tidak langsung berhubungan dengan siswa. Pertanyaan yang timbul adalaha. Apa saja yang dapat dikatagorikan sebagai personil dan barang barang yang tidak langsung itu ( Pustakawan, pegawai tata usaha, pesuruh atau penjaga malam).b. Seandainya dibedakan antara personil dan barang barang langsung dan tidak langsung, bagaimana perbandingan peranannya.c. Apakah sudah ada perhitungan secara tepat mengenai daya tahan barang barang yang dibuat dengan kualitas yang tidak seragam ditinjau dari toko pembuatnya.d. Sehubungan dengan pertanyaan nomor 3, Bagaiman menyusun harga sewa si pemakai 3. Unit cost sempit yaitu unit cost yang diperoleh hanya dengan memperhitungkan biaya yang langsung berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar menyangkut buku, alat pelajaran dan alat peraga. Dengan memperhitungkan unit cost ini maka diketahui manakah diantara bidang-bidang pelajaran yang diberikan disuatu sekolah yang peling mahal unit costnya, atau berapa perbandingan unit cost antara pelajaran ipa disekolah dasar dengan ipa di sekolah menengah atas .a. Biaya paling besar adalah biaya pegawai b. Biaya terbesar dalam pelaksanaan pendidikan adalah biaya factor manusia. Suatu penelitian yang dilakukan di Asia Tenggara yang hasilnya digunakan untuk melakukan uji coba sistem penyampaian di proyek PAMONG SOLO adalah perhitungan biaya guru, yaitu 70% dari seluruh biaya pendidikan (dihitung mulai dari pendidikan, gaji dan pensiun). Oleh karena itu maka proses pendidikan dapat disebut dengan Human investment yang artinya biaya terbesar disedot oleh tenaga manusia c. Unit Cost pendidikan akan naik sepadan dengan perbandingan tingkat sekolah. Misalnya biaya SD lebih rendah dari biaya SMP.d. Besarnya unit cost dipengaruhi oleh jenis lembaga pendidikan, biaya untuk sekolah kejuruan lebih besar dari pada biaya untuk sekolah umum. e. Komponen yang dibiayai dari system pendidikan hampir sama dari tahun ke tahun. Komponen tersebut adalah guru, saran dan sebagainya yang dihitung dengan satuan yang hampir sama yaitu satuan siswa, kelas yang terdiri dari 40-50 orang siswa, lamanya belajar antara 0-50 menit dan sebagainya.

G. Anggaran Rutin Dan Anggaran PembangunanAnggaran yang berasal dari pemerintah dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:1. Anggaran rutinAnggaran rutin adalah anggaran yang selalu dibutuhkan tiap bulan tanpa henti dan selalu ada sepanjang tahun. Pengertian atau penjelasan tentang istilah yang digunakan dalam penyusunan rencana dan program rutin:a. Kantor: tempat kerja dalam suatu badan organisasi, tempat dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis administratif. Misalnya: kantor departemen pendidikan dan kebudayaan kabupaten.b. Satuan kerja: suatu nit kerja yang satuannya bukan kantor, misalnya sekolah, museum, dan perpustakaan.c. Sektor: suatu gabungan dari sub sektor yang programnya secara bersamaan mengarah pada tujuan khas dan memberikan jasa tertentu yang konkrit kepada masyarakat. Misalnya: sektor pendidikan kebudayaan nasional dan pembinaan generasi muda (nomer kode 09).d. Sub sektor: suatu bagian dari sektor, misalnya subsektor pendidikan umum dan pembinaan generasi muda (nomer kode 09.1).e. Program: suatu kegiatan dari sub sektor, misalnya program pembinaan pendidikan lanjutan umum (nomer kode 09.1.2) dalam hal ini kita bedakan antara 2 pengertian program yaitu, program sebagai suatu bagian dari sub sektor dan program yang artinya rencana.f. Kegiatan: suatu bagian dari program dan merupakan suatu kumpulan pekerjaan yang bersifat terus menerus dalam rangka/usaha mencapai, tujuan. Kita kenal ada kegiatan proyek dan kegiatan rutin.g. Jenis pengeluaran: sekelompok mata anggaran yang mendukung atau menunjang suatu kegiatan.Dalam kegiatan rutin ada 5 jenis pengeluaran, yaitu:1) Belanja pegawai2) Belanja barang3) Belanja pemeliharaan4) Belanja perjalanan5) Subsidi/bantuanh. Mata anggaran: suatu perincian dari suatu jenis pengeluaran belanja pegawai misalnya diperinci menjadi:- Mata anggaran gaji (m.a.110)- Mata anggaran gaji tunjangan beras (m.a.120)i. Daftar usulan kegiatan (DUK): berisi usulan kegiatan, biaya dan sasaran yang akan dicapai setiap kantor dan satuan kerja, yang dikelompokkan berdasarkan unit utama dan wilayahnya.j. Daftar isian kegiatan (DIK): berisi satu kegiatan dalam satu propinsi atau satu Ditjen untuk pelaksanaan anggaran belanja rutin.k. Satuan 2A, 2B, 2C dan Nomer Penjelasan: daftar uraian menjadi plafond anggaran dari setiap kantor/satuan kerja per program, per kegiatan menurut jenis pengeluaran yang diputuskan oleh Menteri Keuangan.l. Uraian Kegiatan Operasional Rutin (UKOR)UKOR ini terdiri atas UKOR INDUK dan UKOR TERURAI.2. Anggaran pembangunanAnggaran pembangunan adalah tidak terus menerus setiap tahun. Anggaran pembangunan digunakan untuk penambahan lokal, pembelian alat-alat, pembelian kendaraan dinas yang dinyatakan dalam bentuk proses. Program pembangunan di Indonesia disusun berdasarkan jangka lima tahunan sebagaimana tercantum di dalam Garis-garis Besar Halauan Negara (GBHN) yang ditetapkan oleh MPR. Untuk mencapai tujuan, melalui program rutin dan program pembangunan. Program pembangunan dijabarkan ke dalam rentan pembangunan 5 tahun (REPELITA) yang merupakan penunjang program rutin untuk menyelesaikan masalah yang sifatnya mendesak dan temporer yang belum terjangkau oleh anggaran rutin.Menurut jangka waktunya, perencanaan dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu:a. Perencanaan jangka panjang (lebih dari 10 tahun)b. Perencanaan jangka sedang (5- 10 tahun)c. Perencanaan jangka pendek (kurang dari 5 tahun)Berdasarkan kategori tersebut maka perencanaan tahunan termasuk perencanaan jangka pendek, yang merupakan realisasi tahap-tahap dari REPELITA. Perencanaan tahunan adalah suatu proses penyusunan kegiatan tahunan dalam program pembangunan dan rutin. Yang dilakukan dalam perencanaan tahunan merupakan sub sistem dari REPELITA, yang berkaitan erat dengan kegiatan tahun lalu serta kegiatan tahun berikutnya. Ketentuan mengenai perencanaan tahunan adalah:a. Perencanaan tahunan bersifat memperbaiki perencanaan yang lalub. Sifatnya tidak boleh kaku, tetapi harus fleksibel. Artinya dapat disesuaikan dengan kebijaksanaan yang baru, baik dari departemen pendidikan dan kebudayaan, departemen keuangan maupun BAPENAS, khususnya dalam hal penyediaan dana.c. Sebenarnya, perencanaan tahunan didasarkan pada output. Tetapi, erat hubungannya dengan kebijaksanaan pemerintah (pusat maupun daerah) tentang program-program kegiatan.d. Perencanaan tahunan merupakan mekanisme penyusunan sasaran kegiatan suatu program atas dasar hasil yang dicapai.e. Perencanaan tahunan merupakan kegiatan berulang setiap tahun.

H. Sumbangan Penggunaan PendidikanSumbangan merupakantanggung jawab bersama antara keluarga , masyarakat, dan pemerintah. Dana pendidikan yang berasal dari orang tua dapat berupa uang yang dibayarkan secara rutin maupun insidental. Yang dibayarkan secara rutin dab diatur dengan suatu peraturan yang berupa SPP, sedangkan yang lain biasanya berupa sumbangan BP3 dan lain-lain diatur tersendiri oleh pihak keluarga dan orang tua.SPP adalah sumbangan yang dikenakan kepada wajib bayar untuk digunakan bagi keperluan penyelenggaraan dan pembinaan pendidikan. Wajib bayar adalah orang tua kandung, orang tua tiri atau angkat atau wali siswa yang mengikuti pendidikan pada sekolah menengah, dibayar secara bulanan selama 12 bulan dalam satu tahun ajaran. Besarnya uang SPP tidak didasarkan atas kemampuan wajib bayar secara perseorangan tetapi kemampuan rata-rata wajib bayar tersebut dan dinyatakan kedalam kategori pungutan. Untuk semua siswa dalam satu sekolah berlaku satu kategori dari daftar kategori . penetapan serta perubahan dari satu katagori kekategori lain ditetapkan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan dan menteri keuangan atsa unsur kepala Kanwil yang bersangkutan setelah mendengar pendapat gubenur atau kepala daerah tingkat satu. Banyaknya kategori serta besarnya pungutan SPP tidak selamanya tetap. Menurut keputusan bersama meteri pendidikan dan kebudayaan dan meteri keuangan R.I. No 0328/k/1976 Kep. No. 1704/MK/IV/12/1976 terdapat 10 kategori pungutan untuk SMTP dan SMTA sebagai berikut:Kategori PungutanIIIIIIIVVVIVIIVIIIIXX

SMTP15001000700450250200175150125100

SMTA300020001400900500400350300250200

Menurut keputusan bersama menteri pendidikan dan kebudayaan dengan meteri keuangan No. 0330/k/1983 dan No 527/KMK.011/1983 tanggal 6 Agustus 1983. Kategori pungutan tersebut disederhanakan hanya 5 kategori yaitu 1- 5. Kategori 6-10 barang kali terlalu kecil jumlahnya dibandingkan kebutuhan biaya pendidikan secara keseluruhan.Kelancaraan penerimaan SPP, mentri pendidikan dan kebudayaan mengangkat bendahara penerima spp di sekolah, sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Bendaharawan penerima SPP ini mempunyai kewajiban sebagai berikut:1. Menerima pembayaran spp dari wajib bayar 2. Mengadakan pembukuan sesuai perundang-undangan yang berlaku.3. Menyetorkan penerimaan uang spp kepada cabang bri yang terdekat dalam propinsi yang berangkutan untuk rekening mentri pendidikan dan kebudayan cq. Rekening penampungan penerimaan spp pada BRI. Apabila jarak antara sekolah dan cabang BRI cukup jauh, penyetoran dapat dilakukan melalui post wesel. Penyetoran spp dilakukan oleh bendaharawan penerima spp paling lambat pada tanggal 15 pada bulan yang bersangkutan. Sedang spp yang sudah di terima sesudah tanggal tersebut disetorkan selambat-lambatnya tanggal 28. 4. Mengirim tindasan bukti setoran spp atau salinan resi post weswl kepada kepala kanwil, satu hari setelah tanggal penyetoran penerimaan spp ke BRI atau kantor pos5. Membantu kepala sekolah yang mempunyai kewajiban menyampaikan laporan triwulan sebelumnya pada setiap ahir bulan pertama dan satu triwulan mengenai data fisik penerimaan dan penyetoran spp kepada kepala kanwil, dengan tembusan kepada kantor wilayah direktorat jendral anggaran yang bersangkutan.

I. Dana Penunjang PendidikanSebenarnya, uang SPP yang disetorkan dikembalikan lagi ke sekolah dalam wujud DPP. Untuk menyelenggarakan pengurusan DPP, mentri pendidikan dan kebudayaan mengangkat bendaharawan pada sekolah. Adapun tugas bendaharawan serta langkah realisasi DPP adalah sebagai berikut:1. Bendaharawan DPP mengajukan surat permintaan pembayaran menurut permintaan yang ditentukan kepada KPN2. KPN membayar pada kantor bank pusat, selanjutnya bank menyalurkan ke sekolah menengah, Kandep, Kanwil dan Kantor Pusat melalui cabang BRI setempat, sesuai dengan penyediaan dana yang diminta.3. Cabang BRI menyampaikan salinan bukti penyaluran jumlah uang kepada Sekjen Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Ketua Tim Pengelola SPP dan DPP pusat4. Bendaharawan DPP Sekolah Menengah, Kandep dan Kanwil mengajukan permintaan biaya kepada cabang BRI setempat yang diunakan sesuai kebutuhanApabila ada perubahan rencana penggunaan DPP yang telah diajukan, maka:1. Kepala Sekolah atau Kepala Kandep mengajukan Pengusulan Perubahan untuk mendapatkan penilaian dan keputusan2. Kepala Kanwil menolak atau menyetujui dengan memperhatikan jumlah siswa, kelas guru tetap, dan guru tidak tetap dan temusan penolakan atau persetujuannya.Ketentuan pertanggung jawaban DPP, sebagai berikut:1. Selambat-lambatnya tanggal 10 tiap bulan, Kepala Sekolah dan Kepala Kandep mengirimkan surat pertanggungjawaban (SPJ) tentang penggunaa DPP bulan yang lalu kepada Kanwil2. Selambat-lambatnya tanggal 10 tiap bulan berikutnya, kepala Biro Keuangan menyampaikan SPJ yang telah diteliti kepada Biro Keuangan Depdikbud3. Pada tiap akhir Triwulan Kepala Kanwil menyampaikan kepada Kepala Biro Keuangan Depdikbud dengan tembusan kepada Dirjen Dikdasmen.4. Sebulan terakhir setelah akhir setiap Triwulan Kepala Biro Keuangan Depdikbud menyampaikan Laporan Realisasi Penggunaan DPP mengenai Triwulan sebelumnya berdasarkan SPJ yang telah ditentukanAlokasi DPP untuk masing-masing sekolah tergantung pada tingkat besar kecilnya sekolah. Disamping itu besarnya DPP tidaklah sama untuk setiap propinsi.J.

K. Rencana Anggaran Pendapatan Dan Biaya Sekolah (RAPBS)Perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekola atau disingkat RAPBS adalah rencana biaya dan pendanaan rinci untuk tahun pertama rencana pendapatan sekolah. RAPBS merupakan dokumen anggaran sekolah resmi yang harus ditandatangani oleh Komite Sekolah dan Kepala Sekolah serta penanggungjawab perumusan RAPBS, untuk menjadi anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah.RAPBS dibuat hanya untuk satu tahun anggran pelajaran mendatang, dan terdiri dari 2 bagian: Pendapatan dan Pengeluaran. RAPBS mencakup semua biaya dan pendapatan yang ada pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Tahunan, khususnya untuk tahun anggaran mendatang Pendapatan yang dicantumkan di RAPBS hanya mencakup (Baihaqi, 2012)dana dalam bentuk uang, baik yang akan diterima dan dikelola langsung oleh sekolah. Untuk berjalanya aktifitas kegiatan belajar mengajar dengan baik maka diperlukan sebuah anggaran yang dapat menunjang semua kegiatan itu supaya anggaran dana dapat tersusun dan terbagi secara menyeluruh kesegala bidang maka perlu dibuatlah RAPBS (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah). Penyusunan anggaran merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan setelah menyusun program kerja sekolah. Penyusunan APBS dapat dilakukan dalam waktu yang singkat sepanjang didukung oleh data yang memadai. Dalam menyusun APBS perlu melibatkan masyarakat atau orang tua, karena sumber pendidikan berasal dari pemerintah, masyarakat, dan orang tua siswa. Dalam MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggung jawabkan pengelolaan dan secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah (Baihaqi, 2012)

Peraturan pemerintah tentang RAPBSPelaksanaan kegiatan pembelanjaan keuangan mengacu kepada perencanaan yang telah ditetapkan. Mekanisme yang ditempuh di dalam pelaksanaan kegiatan harus benar, efektif dan efisien. Pembukuan uang yang masuk dan keluar dilakukan secara cermat dan transparan. Untuk itu tenaga yang melakukan pembukuan dipersyaratkan menguasai teknis pembukuan yang benar sehingga hasilnya bisa tepat dan akurat.1. Di dalam BAB IX pasal 62 Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan standar pembiayaan meliputi antara lain :Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.2. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. 3. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. 4. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gajib. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan c. biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.5. Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP.

Menurut Brimson (1999) Secara rinci langkah penyusunan RAPBS, yaitu:1. Inventarisasi kegiatan untuk tahun yang akan datang, baik kegiatan rutin maupun kegiatan pembangunan/ pengembangan berdasarkan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun sebelumnya, analisis kebutuhan tahun berikutnya, dan masukan dari seluruh warga sekolah maupun Komite sekolah.2. Inventarisasi sumber pembiayaan baik dari rutin maupun pengembangan.3. Penyusunan Rencana Kegiatan sekolah (RKS) yang lengkap berdasarkan Langkah poin (1) dan (2). Kepala sekolah membuat tabel RKS yang terdiri dari kolom-kolom nomor urut, uraian kegiatan, sasaran, kolom-kolom perincian dana dari berbagai sumber, dan kolom jumlah. Tabel tersebut diisi sesuai kolom yang ada. 4. Penyusunan RAPBS, Kepala sekolah membuat tabel RAPBS yang terdiri dari kolom-kolom, yaitu kolom rencana penerimaan dan jumlahnya, kolom rencana pengeluaran dan jumlahnya. Tabel tersebut diisi kemudian ditandatangani oleh Kepala sekolah dan Ketua komite sekolah dan diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan setempat.

Proses Penyusunan RAPBS1. Untuk menyusun RAPBS ini, maka perlu dikoordinasikan dengan beberapa pihak sehingga tidak terjadi kesalahpahaman. Seperti kita ketahui,RAPBS merupakan acuan kegiatan, sehingga perlu kejelasan pada setiap aspek yang akan ditangani dalam kegiatan sekolah.2. Proses penyusunan RAPBS dilakukan setelah kita mendapatkan berbagai masukan dari civitas sekolah dan stakeholder pendidikan yang kita rangkum di sekolah. Setiap unsur dari stakeholder diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penentuan kegiatan yang akan dilakukan sekolah. Masukan ini disertai dengan perhitungan dana yang dibutuhkan. Dengan demikian, maka ada informasi kebutuhan dana.3. Informasi kebutuhan dana inilah yang sebenarnya kita butuhkan dari proses koordinasi personal terkait dengan kegiatan sekolah. Selanjutnya, informasi kebutuhan dana ini dimasukkan ke dalam rencana anggaran pendapatan belanja sekolah.4. Stakeholder yang kita koordinasikan adalah meliputi Kepala Sekolah, Komite sekolah dan Guru. ketiga komponen inilah yang sebenarnya pelaksana proses pendidikan. Dengan koordinasi yang baik, maka berbagai kegiatan sekolah dapat diback up alokasi dana secara tepat. Dan, selanjutnya setiap personal dapat mengetahui kondisi keuangan, kebutuhan dan kondisi yang harus disediakan.5. Keterlibatan komite sekolah dalam proses penyusunan RAPBS ini tidak lain sebagai perwakilan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat mengetahui secara jelas pendanaan yang ada di sekolah dan tingkat kebutuhan untuk proses pendidikan dan pembelajaran. Diharapkan, setelah mengetahui kondisi keuangan sekolah, masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengembangan sekolah khususnya dalam hal dana (Brimson, 1999).

Daftar PustakaBrimson. 1999. Penyusunan Anggaran Sekolah. Terjemahan oleh Mulyadi. 2001. Jakarta: GrasindoBaihaqi, Nasir Usman, Cut Zahri. 2012. Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pada SMK Negeri di Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Administrasi Pendidikan Vol 1. Aceh: Universitas Syiah Kuala

L. Bantuan Oprasional SekolahBOS (Bantuan Operasional Sekolah) adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS.

Apa Tujuan Bantuan Operasional Sekolah?Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu.

Secara khusus program BOS bertujuan untuk:1. Membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD/SDLB negeri dan SMP/SMPLB/SMPT (Terbuka) negeri terhadap biaya operasi sekolah, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI). Sumbangan/pungutan bagi sekolah RSBI dan SBI harus tetap mempertimbangkan fungsi pendidikan sebagai kegiatan nirlaba, sehingga sumbangan/pungutan tidak boleh berlebih;2. Membebaskan pungutan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta;3. Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa di sekolah swasta.

Berapa Besarnya Dana BOS tahun 2013? SD/SDLB : Rp 580.000,-/siswa/tahun SMP/SMPLB/SMPT: Rp 710.000,-/siswa/tahunJumlah ini menurut saya sangat besar untuk ukuran sebuah sekolah di desa ( terutama di Jawa Timur). Bayangkan saja sebuah sekolah SD yang mempunyai siswa 1 kelas = 30 siswa, maka dari kelas 1 sampai kelas 6 jumlahnya = 180 siswa. Kalau tiap siswa mendapat bantuan BOS sebesar Rp. 518.000 berarti tiap tahun sekolah tersebut mendapat bantuan sebesar 180 x 518.000 = Rp. 93.240.000,- (sembilan puluh tiga juta dua ratus empat puluh ribu rupiah). Jumlah yang sangat besar mengingat semua guru-guru sudah digaji oleh negara.

Nah sobat blogger, karena dana BOS itu nilainya cukup besar maka pelaksanaannya perlu diawasi dan kita sebagai warga negara yang baik harus ikut mengawal agar supaya dana yang dikucurkan oleh pemerintah itu benar-benar tepat sasaran dan bisa meringankan beban masyarakat dalam menyekolahkan putra-putrinya. Jangan sampai dana yang dikucurkan hanya menjadi bancaan para penyelenggaranya. Kenapa demikian? Karena saat ini di Indonesia banyak sekali maling-maling yang berseragam yang bernama koruptor. Lihat saja berita di televisi, bagaimana parahnya korupsi di negeri ini.

Siapa yang berhak menerima Dana BOS?Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD dan SMP, termasuk SMP (SMPT) dan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia. Program Kejar Paket A dan Paket B tidak termasuk sasaran dari program BOS ini.

Untuk Apa Dana BOS digunakan?

1. Pembelian/penggandaan buku teks pelajaran, yaitu untuk mengganti yang rusak atau untuk memenuhi kekurangan.2. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru, yaitu biaya pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran ulang, pembuatan spanduk sekolah bebas pungutan, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut (misalnya untuk fotocopy, konsumsi panitia, dan uang lembur dalam rangka penerimaan siswa baru, dan lainnya yang relevan);3. Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial, PAKEM, pembelajaran kontekstual, pembelajaran pengayaan, pemantapan persiapan ujian, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan sejenisnya (misalnya untuk honor jam mengajar tambahan di luar jam pelajaran, biaya transportasi dan akomodasi siswa/guru dalam rangka mengikuti lomba, fotocopy, membeli alat olah raga, alat kesenian dan biaya pendaftaran mengikuti lomba);4. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa (misalnya untuk fotocopi/ penggandaan soal, honor koreksi ujian dan honor guru dalam rangka penyusunan rapor siswa);5. Pembelian bahan-bahan habis pakai seperti buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran/majalah pendidikan, minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah, serta pengadaan suku cadang alat kantor;6. Pembiayaan langganan daya dan jasa, yaitu listrik, air, telepon, internet, modem, termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar sekolah. Khusus di sekolah yang tidak ada jaringan listrik, dan jika sekolah tersebut memerlukan listrik untuk proses belajar mengajar di sekolah, maka diperkenankan untuk membeli genset;7. Pembiayaan perawatan sekolah, yaitu pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan sanitasi/WC siswa, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler, perbaikan sanitasi sekolah, perbaikan lantai ubin/keramik dan perawatan fasilitas sekolah lainnya;8. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer. Untuk sekolah SD diperbolehkan untuk membayar honor tenaga yang membantu administrasi BOS;9. Pengembangan profesi guru seperti pelatihan, KKG/MGMP dan KKKS/MKKS. Khusus untuk sekolah yang memperoleh hibah/block grant pengembangan KKG/MGMP atau sejenisnya pada tahun anggaran yang sama tidak diperkenankan menggunakan dana BOS untuk peruntukan yang sama;10. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah, seragam, sepatu/alat tulis sekolah bagi siswa miskin yang menerima Bantuan Siswa Miskin . Jika dinilai lebih ekonomis, dapat juga untuk membeli alat transportasi sederhana yang akan menjadi barang inventaris sekolah (misalnya sepeda, perahu penyeberangan, dll);11. Pembiayaan pengelolaan BOS seperti alat tulis kantor (ATK termasuk tinta printer, CD dan flash disk), penggandaan, surat-menyurat, insentif bagi bendahara dalam rangka penyusunan laporan BOS dan biaya transportasi dalam rangka mengambil dana BOS di Bank/PT Pos;12. Pembelian komputer (desktop/work station) dan printer untuk kegiatan belajar siswa, masing-masing maksimum 1 unit dalam satu tahun anggaran;13. Bila seluruh komponen 1 s.d 12 di atas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, mesin ketik, peralatan UKS dan mebeler sekolah.Larangan Penggunaan Dana BOS1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan.2. Dipinjamkan kepada pihak lain.3. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, studi tour (karya wisata) dan sejenisnya.4. Membiayai kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD Kecamatan/ Kabupaten/kota/Provinsi/Pusat, atau pihak lainnya, walaupun pihak sekolah tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut. Sekolah hanya diperbolehkan menanggung biaya untuk siswa/guru yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.5. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru.6. Membeli pakaian/seragam bagi guru/siswa untuk kepentingan pribadi (bukan inventaris sekolah).7. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat.8. Membangun gedung/ruangan baru.9. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran.10. Menanamkan saham.11. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara penuh/wajar, misalnya guru kontrak/guru bantu.12. Kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya dengan operasi sekolah, misalnya iuran dalam rangka perayaan hari besar nasional dan upacara keagamaan/acara keagamaan.13. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/sosialisasi/ pendampingan terkait program BOS/perpajakan program BOS yang diselenggarakan lembaga di luar Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Kementerian Pendidikan Nasional.Sumber : http://bos.kemdikbud.go.id/ - See more at: http://kartonmedia.blogspot.com/2013/03/apakah-dana-bos-itu.html#sthash.Sh0tQvTa.dpuf