pneumothorax

22
Sulit Bernafas Merupakan Tanda Pneumothorax Junaedi 102013463 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510, Tlp : 5666952 [email protected] Abstrak Sistem respirasi pada manusia memiliki struktur dan mekanisme kerja yang saling menunjang. Struktu pernafasan tersebut terdiri dari jalan nafas yang dimulai dari hidung (kavum nasal), faring, laring, trakea, bronkus, masuk ke paru, bronkiolus dan udara tersebut bertukar pada membran alveous. Struktur tersebut terbagi menjadi saluran yang hanya menyalurkan udara dan saluran yang permukaannya berfungsi sebagai pertukaran O2 dab CO2. Mekanismenya sendiri berupa pengaturan pernapasan yang mengatur kerja otot pernapasan dan respon terhadap perubahan tekanan PO2 atau PCO2 dan keasaman tubuh dan pertukaran O2 dan CO2 dalam alveolus. Kata kunci: respirasi, struktur anatomi pernafasan, mekanisme pernafasan. Abstract

description

uuu

Transcript of pneumothorax

Sulit Bernafas Merupakan Tanda PneumothoraxJunaedi102013463Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510, Tlp : [email protected] respirasi pada manusia memiliki struktur dan mekanisme kerja yang saling menunjang. Struktu pernafasan tersebut terdiri dari jalan nafas yang dimulai dari hidung (kavum nasal), faring, laring, trakea, bronkus, masuk ke paru, bronkiolus dan udara tersebut bertukar pada membran alveous. Struktur tersebut terbagi menjadi saluran yang hanya menyalurkan udara dan saluran yang permukaannya berfungsi sebagai pertukaran O2 dab CO2. Mekanismenya sendiri berupa pengaturan pernapasan yang mengatur kerja otot pernapasan dan respon terhadap perubahan tekanan PO2 atau PCO2 dan keasaman tubuh dan pertukaran O2 dan CO2 dalam alveolus.Kata kunci: respirasi, struktur anatomi pernafasan, mekanisme pernafasan.Abstract Respiratory system in humans has the structure and mechanism of action are mutually supportive. Struktu respiratory airway consists of starting from the nose (nasal cavity), pharynx, larynx, trachea, bronchi, into the lungs, bronchioles and the air exchange membranes alveous. The structure is divided into channels that only air channel and surface channel serves as a dab of CO2 O2 exchange. The mechanism itself in the form of regulation governing the work of breathing and respiratory muscle response to pressure changes in PO2 or PCO2 and body acidity and exchange of O2 and CO2 in the alveoli. Keywords: respiration, respiratory anatomical structure, mechanism of breathing

PendahuluanFungsi Utama respirasi adalah memperoleh O2 untuk digunakan oleh tubuh dan mengelarkan CO2 yang merupakan sisa metabolisme dari tubuh. Secara umum respirasi diartikan sebagai proses menghirup dan menghembuskan udara. Namun mekanisme dari respirasi tersebut memiliki arti yang luas. Dua hal yang dapat dikaitkan dengan respirasi adalah respirasi internal yang menunjukan pada metabolisme sel dan respirasi eksternal yang merupakan rangkaian kejadian dan pertukaran O2 dan CO2 dalam tubuh. Dalam menjalankan rangkaian fungsi tersebut respirasi sebagai proses pertukaran gas tersebut memiliki struktur makro dan mikro dalam sebagai alat kerja. Skenario 3Seorang laki-laki, usia 20 tahun tengah menonton televisi ketika tiba tiba merasa nyeri pada bahu, sulit bernafas, dan lemas. Ayahnya segera membawa putranya ke UGD. Pemeriksaan radiologi toraks memperlihatkan tanda pneumothorax.Rumusan MasalahSeorang laki laki tiba tiba merasakan nyeri, sesak nafas, dan lemas ketika menonton televisi.HipotesisRasa nyeri, sesak nafas, dan lemas merupakan tanda peumothorax.IsiStruktur Anatomi dan Histologi Saluran Pernapasan

Gambar 1. Struktur Saluran Pernafasan

HidungHidung memiliki fungsi sebagai saluran udara, saringan udara dari partikel debu kasar maupun halus, menghangatkan udara pernapasan, melembabkan udara pernapasan, dan sebagai alat pembau. Hidung bagian luar berbentuk pyramid disertai dengan suatu akar dan dasar. Bagian ini tersusun dari kerangka kerja tulang, tulang rawan hialin, otot bercorak, dan jaringan ikat.3 Kulit luar hidung merupakan epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Terdapat rambut sangat halus dengan kelenjar sebasea besar-besar. FaringFaring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan usofagus dan ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang hidung (naso-farinx), di belakang mulut (oro-farinx) dan di belakang larinx (faring-laringeal). Nares posterior adalah muara rongga-rongga hidung ke naso-farinx.1 Faring adalah tabung muskular berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai esofagus. Faring terbagi menjadi naofaring, orofaring, dan laringofaring.2

NasofaringNasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka ke arah rongga nasal melalui dua naris internal (koana). Dua tuba eustachius menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara pada kedua sisi gedang telinga. Amadel (adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang terletak di dekat naris internal. Pembesaran adenoid dapat menghambat aliran udara.2

Naosfaring terdiri dari epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. Dibawah membrana basalis, pada lamina propia terdapat kelenjar campur. Pada bagian posterior terdapat jaringan limfoid yang membentuk tonsila faringea. Terdapat muara dari saluran yang menghubungkan rongga hidung dan telinga tengah disebut osteum faringeum tuba auditiva. Disekelilingnya banyak kelompok jaringan limfoid disebut tonsila tuba faringea.

OrofaringOrofaring dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muskular, suatu perpanjangan paatum keras tulang. Uvula adalah prossesus kerucut kecil yang menjulur ke bawah dari bagian tengah tepi bawah palatum lunak. Amandel palatinum terletak pada kedua sisi orofaring posterior.2Epitel penyusun orofaring adalah epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Osofaring terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah. Orofaring akan dilanjutkan ke bagian atas menjadi epitel mulut dan ke bawah ke epitel oesophagus. Disini terdapat tonsila palatina yang sering meradang disebut tonsilitis.

LaringofaringLaringofaring mengelilingi mulut esofagus dan laring, yang merupakan gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya.2 Epitel pada laringofaring bervariasi, sebagain besar epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Laringofaring terletak di belakang larings.

LaringLaring (kotak suara) menghubungkan faring dengan trakea. Laring tersusun atas epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet kecuali ujung plika vokalis berlapis gepeng. Fungsi dari laring adalah untuk membentuk suara (fonasi) dan mencegah benda asing memasuki jalan nafas dengan adanya refleks batuk. Laring adalah tabung pendek berbentuk seperti kotak triangular dan ditopang oleh sembilan katilago (tiga berpasangan dan tiga tidak berpasangan).

TrakeaTrakea adalah tuba dengan panjang 10-12cm dan diameter 2,5cm serta terletak di atas pemukaan anterior esophagus. Tuba ini merentang dari laring pada area vertebra serviks keenam sampai area vertebra toraks kelima tempatnya membelah menjadi dua bronkus utama. Trachea dapat tetap terbuka karena adanya 16-20 cincin kartilago berbentuk C. Ujung posterior mulut cincin diubungkan oleh jaringan ikat dan otot sehingga memungkinkan ekspansi esophagus. Trakea juga dilapisi oleh epithelium repiratorik yang mengandug banyak sel goblet.3

BronkusBronkus kanan dan kiri berjalan ke bawah dan ke luar dari bifurkasio trakea ke hilus maisng-masing paru.5 Bronkus utama kanan lebih pendek, lebih lebar, dan lebih vintrikal letaknya daripada yang kiri. Oleh karena itu benda asing yang terhirup lebih cenderung masuk ke bronki kanan dan terus ke lobus kanan tengah dan lobus bawah bronki. Bronkus uatama kiri memasuki hilus dan terbagi menjadi brokus lobus superior dan inferior. Bronkus utama kanan bercabang menjadi bronkus ke lobus atas seelum memasuki hilus dan bergitu masuk hilus terbagi menjadi bronki lobus medial dan inferior.6

Bronkus primer atau ekstrapulmonal bercabang dan menghasilkan sederetan bronki intrapulmonal yang lebih kecil. Bronki ini dilapisi oleh epitel bertingkat semu silindris bersilia, lamina propia tipis jaringan ikat halus dengan banyak serat elastin dan sedikit limfosit. Duktus dari kelenjar bronchial submukosa melalui lamina propria untuk bermuara ke dalam lumen bronkus. Di antara lempeng tulang rawan, jaringan ikat submukosa menyatu dengan adventisia yang tebal. Pembuluh bronchial yang tampak pada jaringan ikat bronkus mencakup sebuah arteriol, sebuh venul, dan kapiler.7

BronkiolusIni adalah segmen intraloburalis dengan garis tengah 1 mm atau kuarang. Bronkiolus tidak mempunyai rawan atau kelenjar pada mukosanya dan hanya menunjukkan sel-sel goblet yang tersebar dalam epitel segmen permulaan. Pada bronkiolusyang lebih besar , epitelnya bertingkat toraks tinggi bersilia dan kekomplekkannya berkurang dan menjadi epitel kubis bersilia pada bronkiolus terminalis.selain sel-sel barsilia , bronkus terminalis juga mempunyai sel-sel cl;ara yang permukaan apikalnya berbentuk kubah yang menonjol ke dalam lumen. Pemeriksaan pada sel-sel Clara manusia berkesimpulan bahwa meraka adalah sel-sel sekretoris akan tetapi hingga sekarang fungsinya tidak diketahui.

Sebagian besar lamina propia adalah oto polos dan serabut-serabut elastin. Otot bronkus dan bronkiolus dibawah pengawasan nervus vagus dan sistem simpatis. Perangsangan nervus vagus mengurangi garis tengah susunan tersebut, sedangkan perangsangan simpatis menimbulkan efek yang berlawanan.

Bronkiolus TerminalisBronkiolus terminalis memiliki diameter kecil. Terdapat banyak lipatan mukosa yang menyolok dan epitelnya bertingkat semua silindris rendah bersilia dan sedikit sel goblet. Pada bronkiolus terminal, epitelnya silindris bersilia tanpa sel goblet. Lapisan otot polos yang berkembang baik mengelilingi lamina propia tipis, yang pada gilirannya dikelilingi ole adventisia. Di dekat bronkiolus terdapat sebuah cabang kecil yaitu arteri pulmonaris. Bronkiolus ini dikelilingi ole alveoli paru.8

Bronkiolus RespiratoriusTiap-tiap bronkiolus terminalis bercabang menjadi 2 bronkiolus atau lebih yang berperanan sebagai daerah peralihan antara bagian konduksi dan respirasi sistem respirasi. Mukosa bronkiolus respiratorius terminalis kecuali bahwa dindingnya diselilingi oleh banyak sakus alveolaris. Bagian-bagian bronkiolus respiratorius dibatasi oleh epitel kubis bersilia, tetapi pada pinggir lubang-lubang alveolaris, epitel bronkiolus dilanjutkan dengan epitel pembatas alveolus, selapis gepeng. Makin ke distal bronkiolus , jumlah alveoli bertambah dgn nyata, dan jarak antara alveoli jelas makin dekat. Antara alveoli, epitel bronkiolus terdiri atas epitel kubis bersilia: akan tetapi, pada bagian yg lebih distal, silia mungkin tdk ada. Sepanjang dinding yg sangat banyak mengandung alveoli, sifat bronkiolus hanya trdpt antara alveoli dan terdiri atas sekelompok kubis-kubis yg terletak siatas pita otot poloss dan jaringan penyambung elastin. Karna alveoli merupakan tempat pertukaran gas digunakan utk menggambarkan fungsi ganda segmen jalan pernapasan ini.

Dinding bronkiolus respiratorius dilapisi oleh epitel selapis kuboid. Pada bagian proksimalnya terdapat silia, namun hulang di bagian disatal bronkiolus respiratorius. Sebuah duktus alveolaris muncul dari bronkiolus respiratorius dan banyak alveoli bermuara ke dalam duktus alveolaris. Pada setiap pintu masuk ke alveolus terdapat epitel selapi gepeng.8

Duktus AlveolarisDuktus alveolaris dan alveoli dibatasi oleh sel-sel epitel selapis gepeng yg sangat tipis. Dalam lamina propria sekitar pinggir alveoli merupakan suatu jala-jala sel-sel otot polos yg saling menjalin. Berkas-berkas halus yg menyerupai sinkter ini tampak sebagai tombol-tombol antara alveoli yg berdekatan. Hanya matriks yg kaya akan serabut elastin dan kolagen yg menyokong duktus dan alveolinya.Duktus alveolaris bermuara ke dalam atria, ruang yg menghubungkan sakus multilokularis alveoli, dua sakus alvelolaris atau lbh terbentyuk dari tia-tiap atrium. Serabut elastin dan kolagen yg banyak sekali trdpt membentuk jaringan kompleks yg melingkari lubang2 atria, sakus alveolaris, dan alveoli. Serabut2 elastin memungkinkan alveoli mengembang wkt inspirasi dan secara pasif berkontraksi waktu ekspirasi. Kolagen berperanan sbg penyokong yg mencegah peregangan berlebihan dan kerusakan kapiler2 halus dan septa alveoli yg tipis.

Dari ujung duktus alveolaris terbuka pintu lebar menuju beberapa sakus alveolaris. Saluran ini terdiri atas beberapa alveolus yang bermuara bersama membentuk ruangan serupa rotunda yang disebut atrium. Alveolus paru merupakan kantong yang dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang sangat tipis, yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawaon.9

AlveoliSecara struktural, alveoli menyerupai kantong kecil yg terbuka pd salah satu sisinya, mirip sarang tawon. Dalam struktur yg menyerupai mangkok ini, oksigen CO2 mengadakan pertukaran antara udara dan darah.

Paru ParuPleura Viseralis erat melapisi paru paru, masuk ke dalam fissura, dan dengan demikian memisahkan lobus satu dan yang lainnya. Membran ini kemudian dilipat kembali di sebelah tampak paru paru dan membentuk pleura parietalis dan melapisi bagian dalam dinding dada. Pleura yang melapisi iga iga ialah pleura kostalis, bagian yang menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika, dan bagian yang terletak di leher ialah pleura servikalis.Mekanisme PernapasanPernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara ototnatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otononi. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas, maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.10

EskpirasiJaringan paru menempati bagian terbesar rongga dada. Paru paru dan dinding dada adalah struktur elastik. Pada keadaan normal, hanya ditemukan selapis tipis cairan diantara paru paru dan dinding dada. Paru paru dengan mudah dapat bergeser sepanjang dinding dada. Pada saat kelahiran jaringan paru dikembangkan sehingga teregang, dan pada akhir ekspirasi tenang, kecenderungan data recoil jaringan paru untuk menjauhi dinding dada di imbangi oleh daya recoil dinding dada kearah yang berlewanan. apabila dinding dada dibuka, paru paru akan kolaps dan apabila paru paru kehilangan elastisitasnya, dada akan mengembang menyerupai bentuk gentong. Proses ekspirasi tenang merupakan proses pasif yang akan menyertai diafragma menjadi relaks dan mengembang, volume paru mengecil, beda tekanan negatif dan udara keluar. 15

Inspirasi Inspirasi merupakan proses aktif. kontraksi oto otot inspirasi akan meningkatkan volume intrakolateral. Tekanan intrapleura di bagian basis paru akan turun dari nilai normal sekitar -2,5 mmHg pada awal inspirasi menjadi -6 mmHg. Pada akhir inspirasi, daya recoil paru mulai menarik dinding dada kembali ke kedudukan ekspirasi, sampai tercapai keseimbangan kembali antara daya recoil jaringan paru dan dinding dada. tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit lebih positif dan udara mengalir meninggalkan paru paru.

Transpor OksigenSistem pengangkut O2 di tubuh terdiri atas paru dan sistem kardiovaskular. Pengangkutan O2 menuju jaringan tertentu bergantung pada jumlah O2 yang masuk ke dalam paru, adanya pertukaran gas di paru yang adekuat, aliran darah yang menuju jaringan, dan kapasitas darah untuk mengangkut O2. Aliran darah bergantung pada derajat konstriktusijalinan vaskular di jaringan serta curah jantung. Jumlah O2 di dalam darah ditentukan oleh jumlah O2 yang larut, jumlah hemoglobin dalam darah, dan afinitas hemoglobin terhadap O2. 10

Terdapat tiga keadaan penting yang mempengaruhi kurva disosiasi hemoglobin-oksigen yaitu pH suhu dan kadar 2,3 BPG. Peningkatan suhu atau penurunan pH mengakibatkan PO2 yang lebih tinggi diperlukan agar hemoglobin dapat mengikat sejumlah O2. Sebaliknya, penurunan suhu atau peningkatan pH dibutuhkan PO2 yang lebih rendah untuk mengikat sejumlah O2. Suatu penurunan pH akan menurunkan afinitas emoglobin terhadap O2, yang merupakan suatu pengaruh yang disebut pergeseran Bohr. Karena CO2 berekasi dengan air untuk membentuk asam karbonat, maka jaringan aktif akan menurunkan pH di sekelilingnya dan menginduksi hemoglobin supaya melepaskan lebih banyak oksigennya, sehingga dapat digunakan untuk respirasi selular.

Transpor Karbon DioksidaSelain perannya dalam transpor oksigen, hemoglobin juga membantu darah untuk mengangku karbon dioksida dan membantu dalam penyanggan pH darah yaitu, mencegah perubahan pH yang membahayakan. Sekitar 7% dari karbon dioksida yang dibebeaskan oleh sel-sel yang berespirasi diangkut sebagai CO2 yang terlarut dalam pllasma darah. Sebanyak 23% karbon dioksida terikat dengan banyak gugus amino hemoglobin.

Sebagain besar karbon dioksida, sekitar 70%, diangkut dalam darah dalam bentuk ion bikaronat. Karbon dioksida yang dilepaskan oleh sel-sel yang berespirasi berdifusi masuk ke dalam plasma darah dan kemudian masuk ke dalam sel darah merah, dimana CO2 tersebut diubah menjadi bikarbonat.

Karbon dioksida pertama bereaksi dengan air untuk membentuk asam karbonat, yang kemudian berdisosiasi menjadi ion hydrogen dan ion bikarbonat. Sebagian besar ion hydrogen berikatan di berbagai tempat pada hemoglobin dan protein lain sehingga tidak mengubah pH darah. Ion bikarbonat lalu berdifusi ke dalam plasma. Ketika darah mengalir melalui paru-paru, proses tersebut dibalik. Difusi O2 keluar dari darah akan menggeser kesetibangan kimiawi di dalam sel darah merah kearah perubahan bikarbonat menjadi CO2. 10Pergerakan udara dalam proses pernapasanUrutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung > faring > trakea > bronkus > paru-paru (bronkiolus dan alveolus).Proses pernapasan pada manusia dimulai dari hidung. Udara yang diisap pada waktu menarik nafas (inspirasi) biasanya masuk melalui lubang hidung (nares) kiri dan kanan selain melalui mulut. Pada saat masuk, udara disaring oleh bulu hidung yang terdapat di bagian dalam lubang hidung.Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi. Semula kedudukan diafragma melengkung keatas sekarang menjadi lurus sehingga rongga dada menjadi mengembang. Hal ini disebut pernapasan perut. Bersamaan dengan kontraksi otot diafragma, otot-otot tulang rusuk juga berkontraksi sehingga rongga dada mengembang. Hal ini disebut pernapasan dada.Akibat mengembangnya rongga dada, maka tekanan dalam rongga dada menjadi berkurang, sehingga udara dari luar masuk melalui hidung selanjutnya melalui saluran pernapasan akhirnya udara masuk ke dalam paru-paru, sehingga paru-paru mengembang.Setelah melewati rongga hidung, udara masuk ke kerongkongan bagian atas (naro-pharinx) lalu kebawah untuk selanjutnya masuk tenggorokan (larynx).Setelah melalui tenggorokan, udara masuk ke batang tenggorok atau trachea, dari sana diteruskan ke saluran yang bernama bronchus atau bronkus. Saluran bronkus ini terdiri dari beberapa tingkat percabangan dan akhirnya berhubungan di alveolus di paru-paru.Udara yang diserap melalui alveoli akan masuk ke dalam kapiler yang selanjutnya dialirkan ke vena pulmonalis atau pembuluh balik paru-paru. Gas oksigen diambil oleh darah. Dari sana darah akan dialirkan ke serambi kiri jantung dan seterusnya.Selanjutnya udara yang mengandung gas karbon dioksida akan dikeluarkan melalui hidung kembali. Pengeluaran napas disebabkan karena melemasnya otot diafragma dan otot-otot rusuk dan juga dibantu dengan berkontraksinya otot perut. Diafragma menjadi melengkung ke atas, tulang-tulang rusuk turun ke bawah dan bergerak ke arah dalam, akibatnya rongga dada mengecil sehingga tekanan dalam rongga dada naik. Dengan naiknya tekanan dalam rongga dada, maka udara dari dalam paru-paru keluar melewati saluran pernapasan.Proses terjadinya aliran udaraTekanan udara dalam system tertutup berbanding terbalik dengan volume, sehingga semakin besar volume semakin kecil tekanan udaranya dan sebaliknya. Pada proses inspirasi dan ekspirasi terdapat perbedaan udara di dalam paru dan atmosfer sehingga terjadi aliran udara. Aliran udara ini dari tekanan udara yang tiggi ke tekanan udara yang rendah. Karena tekanan udara dan volume atmosfer tetap maka aliran udara dapat terjadi karena perubahan volume dan tekanan udara dalam paru.11

Tekanan IntrapulmonalTekanan Intrapulmonal adalah tekanan dalam paru-paru, yang berfluktuasi bawah dan di atas tekanan atmosfir. Sebagai tekanan intrapulmonic menyesuaikan karena kontraksi dan relaksasi otot-otot pernapasan, yang menghasilkan perluasan dan relaksasi rongga dada, udara mengalir masuk dan keluar dari sistem pernapasan. Tekanan Intrapulmonic juga merupakan penentu kapasitas paru-paru, jumlah udara yang bisa dibawa ke paru-paru.

Tekanan IntrapleuralTekanan Intrapleural adalah tekanan dalam ruang pleura yang potensial dan selalu sedikit di bawah tekanan atmosfir (tekanan negatif). Ruang pleura sebenarnya tidak spasi, itu adalah penghalang antara selaput paru-paru (pleura parietal dan viseral) dan hanya berisi udara ketika terjadi masalah, seperti cedera traumatik atau perdarahan. Jika meningkatkan tekanan intrapleural, itu kompres paru-paru, membatasi bernapas, dan mungkin dapat menyebabkan sesak napas (disebut sebagai paru-paru runtuh).

Volume ParuPada bagian kiri gambar dituliskan empat volme paru. Bila semuanya dijumlahkan sama dengan volume maksimal paru yang mengembang. Penjelasan dari masing masing volume ini ada sebagai berikut.1. Volume tidal (VT) adalah volume udara yang diinspirasi atau di ekspirasi setiap kali bernapas normal, besarnya kira kira 500mL.2. Volume cadangan inspirasi (IRV) adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas volume tidal normal bila dilakukan inspirasi kuat dengan kontraksi maksimal dari diafragma, m. Intercostalis externi, dan otot inspirasi aksesori, biasanya mencapat 3000mL.3. Volume cadangan ekspirasi (ERV) adalah volume udara ekstra maksimal yang dapat diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidak normal, jumlah normalnya adalah sekitar 1100mL.4. Volume Residu (RV) yaitu volume udara yang masih tetap berada di par setelah ekspirasi paling kuat, volume ini besarnya kira kira 1200mL. Volume residu tidak dapat diukur dengan spirometer karena volume udaranya tidak masuk maupun keluar dari paru. 11,12

Gambar 2. Volume Paru

Kapasitas Paru 1. Kapasitas inspirasi (IC) sama dengan volume tidal ditambah volume cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kira-kira) 3500mL yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum.2. Kapasitas residu fungsional (FRC) sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal.3. Kapasitas vital (VC) sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah udara maksimum yang dapat dikeluarka seorang dari paru setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak banyaknya. Nilai ini memberikan informasi yang berguna mengenai kekuatan otot otot pernapasan dan aspek fungsi paru lainnya.4. Kapasitas paru total (TLC) adalah volume maksimum yang dapat mengembangakan paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin; jumlah ini sama dengan kapasitas vital di tambah volme residu.11-13

Keseimbangan Asam BasaBufferBuffer terdapat pada semua cairan tubuh dan bekerja dengan segera setelah terjadi pH abnormal. Buffer ini berikatan dengan kelebihan asam atau asa untuk membentuk substansi yang tidak mempengaruhi pH.14 Bikarbonat adalah buffer yang paling penting dan terdapat dalam jumlah yang paling besar dalam cairan tubuh yang dihasilkan oleh ginjal dan membantu dalam mengekskresi H+. Fosfat dapat membantu dalam ekskresi H+ dalam tubulus ginjal. Amonium, setelah kelebihan asam, NH3 dihasilkan oleh sel tubulus ginjal. Protein terdapat dalam sel sel, darah, dan plasma. Hemoglobin adalah buffer protein yang paling penting.Penyebab gangguan keseimbangan asam basaPada asidosis respiratorik CO2 content meningkat dan urin asam. Asidosis respiratorik dapat terjadi pada setiap gangguan fungsi paru (pneumonia, bronkitis, emfisema, edema paru, asa ) dan depresi pusat pernafasan ( keracunan morfin ). Pada asidosi metabolik CO2 content menurun dan urin asam. Asidosis metabolik dapat terjadi pada diabetes melitus tidak terkontrol, ketoasidosis, gagal ginjal dan diare berat. Pada alkalosis respiratorik CO2 content menurun dan urin alkalis. Alkalosis respiratorik dapat terjadi pada histeris, stimulus pusat pernafasan dan pendaki gunung. Pada alkalosis metabolik CO2 content meningkat urin alkalis kecuali pada hipokalemia. Alkalosis metabolik dapat terjadi pada stenosis pilorus / obstruksi bagian atas yang dapat mengakibatkan muntah berat, hiperemesis gravidarum, konsumsi antasida berlebihan dan sindrom cushing.Kesimpulan

Pneumotorak adalah adanya udara pada cavum pleura. Adanya udara pada cavum pleura menyebabkan tekanan negatif pada intrapleura tidak terbentuk. Sehingga akan mengganggu pada proses respirasi. Rasa nyeri, sesak nafas, dan lemas, merupakan tanda pneumothoraks. Pneumotoraks ini diduga disebabkan oleh pecahnya kantung kecil berisi udara di dalam paru-paru yang disebut bleb atau bulla. Penyakit ini paling sering menyerang pria berpostur tinggi-kurus, usia 20-40 tahun. Sehingga hipotesis yang dikatakan dapat dikatakan tepat.

Daftar Pustaka1. Pearce EC. Anatomi & fisiologi u.ps. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005.2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.3. Santoso G. Anatomi sistem pernapasan. Edisi I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007.4. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Edisi 12. Jakarta: Penerbit Buku Kedoktreran EGC; 2002.5. Gibson J. Fisiologi & anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit Buku Keodkteran EGC; 2003.6. Moffat D, Faiz O. At glance anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008.7. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005.8. Arifin GF. Kumpulan foto mikroskopik histologi. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti; 2007.9. Cameron Jr. Grant RM, Skonfronick JG. Fisika tubuh manusia. Edisi 2. Jakarta: CV. Sagung Seto; 2006.10. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2008.11. Sherwood L. Human physiology: from cells to systems.6th ed. Jakarta: EGC; 2007.p. 537-47.12. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2008 .h. 499-502.13. Ganong WF. Review of medical physioplogy. San Fransico: McGraw-Hill; 200514. Horne, Mima M. Keseimbangan Cairan Elektrolit & Asam Basa.Edisi 2. Jakarta : EGC ; 200115. Woodson G.E. Upper airway anatomy and function. Philadelphia : Lippincot Williams & Wilkins; 2005