Pneumonia aspirasi.pptx
-
Upload
heka-putri-jayanti -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of Pneumonia aspirasi.pptx
PneumoniaAspirasi
Heka Putri Jayanti
1310211052
KLASIFIKASI PNEUMONIA
BERDASARKAN KLINIS DAN
EPIDEMIOLOGIS
BERDASARKAN PENYEBABNYA
PNEUMONIA KOMUNITI
PNEUMONIA NOSOKOMIAL
PNEUMONIA ASPIRASI
PNEUMONIA PADA PENDERITA
IMMUNOCOMPROMISED
PNEUMONIA TIPIKAL
PNEUMONIA ATIPIKAL
PNEUMONIA VIRUS
PNEUMONIA JAMUR
Definisi
• Pneumonia adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasite). Tidak termasuk pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
• Pneumonitis, merupakan peradangan paru yang disebabkan oleh bahan nonmikroorganisme seperti bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan, dll)
Pneumonia Aspirasi
• Merupakan pneumonia yang diakibatkan aspirasi flora orofaring dan cairan lambung. Pneumonia aspirasi biasa didapat pada pasien dengan status mental yang buruk atau depresi, maupun pasien dengan gangguan refleks menelan.
• Mengarah kepada konsekuensi patologis akibat secret orofaringeal, nanah atau isi lambung yang masuk ke saluran nafas bagian bawah.
Flora Normal
• Mulut Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, Staphylococcus yang bersifat anaerob, Streptococcus viridans, Bacteroides, Fusobacterium, Vibrio sputorum dan beberapa Spirochaeta.
• Faring Streptokokus nonhemolitik dan alfahemolitik dan Neisseria. Juga terdapat Staphylococcus epidermidis, Diphteroid, Haemophilus, Pneumococcus, Mycoplasma dan Bacteroides.
Terdapat 3 cara aspirasi yang dibedakan karena perbedaan bahan yang diaspirasi :
1.Disebabkan oleh aspirasi secret orofaringeal yang terdiri dari mikroorganisme anaerob yang merupakan species yang sering ditemukan pada pasien dengan kebersihan gigi yang buruk.
2.Berkaitan dengan regurgitasi dan aspirasi isi asam lambung, yang memiliki 3 bentuk tersering : (1) kesembuhannya cepat, tergantung dari jumlah & pH cairan yang teraspirasi (2) berkembang cepat menjadi distress pernafasan akut (3) superinfeksi oleh bakteri
3.Berkaitan dengan bahan yang diaspirasi (biasanya makanan) atau cairan bukan asam (misalnya karena hampir tenggelam) yang menyebabkan obstruksi mekanik.
Manifestasi Klinis
• Demam
• Nafas cuping hidung
• Batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah, pada neonates bisa tanpa batuk
• Sesak napas sampai nyeri dada.
• Dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas,
• Frekuensi nafas lebih cepat dari normal
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan bakteriologik sputum
• Foto thoraks
• Pemeriksaan lab
• Penilaian derajat keparahan (Kriteria PORT)
• Anamnesis
Menanyakan tentang gambaran klinis dan faktor resiko
• Pemeriksaan Fisik
• Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas,
• Pada palpasi fremitus dapat mengeras,
• Pada perkusi redup,
• Pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki
• Pemeriksaan bakteriologik sputum
Cara pengambilan bahan untuk pemeriksaan bakteriologik dapat secara noninvasif yaitu dibatukkan (dahak), atau dengan cara invasif yaitu aspirasi transtorakal, aspirasi transtrakeal, bilasan / sikatan bronkus. Diagnosis pasti bila dilakukan dengan cara yang steril, bahan didapatkan dari darah, cairan pleura, aspirasi transtrakeal atau aspirasi transtorakal.
Untuk penderita rawat inap dianjurkan pemeriksaan rutin kultur dahak pada kasus berat, sebaiknya dilakukan sebelum pemberian antibiotik. Pemeriksaan Gram harus dilakukan sebelum pemeriksaan kultur.
• Foto ToraksFoto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan " air broncogram”. Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologic.
Misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus.
Pemeriksaan lab
• Peningkatan jumlah leukosit
• Peningkatan LED
• Kultur darah dapat positif pada 20-25% penderita yang tidak diobati.
• Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hipokarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.
Kriteria PORT
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif.
• Paling sering terjadi selama dianastesi atau setelah dianastesi, pada bayi, dan beberapa pasien dgn depresi reflex muntah dan batuk. Pasien-pasien ini harus ditempatkan pada posisi yang tepat agar secret orofaring dapat keluar dari mulut.
• Pada pasien yang tersedak, Manuver Heimlich mungkin dikenal sebagai teknik terbaik untuk melegakan saluran pernapasan yang tersumbat. Indikasi dari orang yang tersedak adalah korban tidak mampu berbicara, jatuh pingsan, atau mengeluarkan suara-suara aneh dengan usaha keras.
Penderita rawat jalan
a) Pengobatan suportif / simptomatik
1) Istirahat di tempat tidur
2) Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
3) Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
4) Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
b) Pemberian antiblotik harus diberikan kurang dari 8 jam
Penderita rawat inap
a) Pengobatan suportif / simptomatik
1) Pemberian terapi oksigen
2) Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
3) Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik
b) Pengobatan antibiotik harus diberikan kurang dari 8 jam
Antibiotik
• Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
Golongan Penisilin, Makrolid
• Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan), Sefotaksim, Seftriakson dosis tinggi, Marolid baru dosis tinggi, Fluorokuinolon respirasi
• Mycoplasma pneumoniae
Doksisiklin, Makrolid, Fluorokuinolon
• Chlamydia pneumoniae
Doksisikin, Makrolid, Fluorokuinolon
• Pseudomonas aeruginosa
Aminoglikosid, Seftazidim, Sefoperason, Sefepim, Tikarsilin, Piperasilin, Karbapenem : Meropenem, Imipenem, Siprofloksasin, Levofloksasin
• Legionella
Makrolid, Fluorokuinolon, Rifampisin
• Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
Vankomisin, Teikoplanin, Linezolid
• Hemophilus influenzae
Azitromisin, Sefalosporin gen. 2 atau 3, Fluorokuinolon respirasi